You are on page 1of 6

Asam mefenamat

obat untuk meredakan nyeri akibat nyeri haid, cedera, sakit gigi, sakit kepala, atau radang
sendi. Asam mefenamat tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan cairan suspensi.

Asam mefenamat (mefenamic acid) bekerja dengan menghambat enzim yang berperan dalam
pembentukan prostaglandin. Prostaglandin akan memicu munculnya gejala dan tanda radang
saat tubuh mengalami cedera atau luka. Jika produksi prostaglandin dihambat, gejala radang,
seperti nyeri, kemerahan, bengkak dapat mereda.

Dosis obat ini pada orang dewasa dan anak usia di atas 14 tahun adalah 500 mg, 3 kali sehari.
Untuk lansia, dosis yang diberikan bisa lebih rendah dan durasi pengobatan pun lebih singkat,
untuk menurunkan risiko terjadinya efek samping.

Efek Samping dan Bahaya Asam Mefenamat


Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi asam mefenamat adalah:

 Perut kembung
 Mual dan muntah
 Diare atau malah sembelit
 Sakit maag
 Pusing

Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau justru
memburuk. Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih
serius, seperti:

 Muntah darah atau BAB berdarah


 Telinga berdenging atau tinnitus
 Jarang buang air kecil atau urine yang keluar sangat sedikit
 Urine berwarna keruh
 Gangguan penglihatan
 Kulit dan mata berwarna kekuningan (penyakit kuning)
 Kulit pucat, tubuh terasa sangat lelah, tangan dan kaki terasa dingin
 Bengkak di tungkai dan kaki
Amoxillin

salah satu merek obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Jenis infeksi yang bisa
diobati dengan obat ini antara lain infeksi saluran kemih atau infeksi saluran pernapasan.

Amoxillin merupakan antibiotik dalam bentuk kapsul, dengan kandungan 500 mg amoxicillin
dalam tiap kapsulnya. Obat ini tidak digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
virus, seperti batuk pilek biasa atau flu.

Dosis Amoxillin
Dosis amoxillin berbeda-beda pada tiap pasien. Berikut dosis amoxillin berdasarkan kondisi
yang dialami dan usia pasien:

Kondisi: infeksi telinga, hidung dan tenggorokan

Anak usia <3 bulan: ≤30 mg/kgBB, dibagi menjadi 2 kali sehari.
Anak usia >3 bulan dengan BB <40 kg: 20-45 mg/kgBB, dibagi menjadi 2-3 kali sehari.
Anak usia >3 bulan dengan BB >40 kg: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.
Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.
Kondisi: infeksi paru-paru

Anak usia <3 bulan: ≤30 mg/kgBB, dibagi menjadi 2 kali sehari.
Anak usia >3 bulan dengan BB <40 kg: 40-45 mg/kgBB, dibagi menjadi 2-3 kali sehari.
Anak usia >3 bulan dengan BB >40 kg: 500-875 mg, 2-3 kali sehari.
Dewasa: 500-875 mg, 2-3 kali sehari.
Kondisi: infeksi kulit

Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.


Kondisi: infeksi saluran kemih

Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.


Kondisi: infeksi bakteri H. pylori

Dewasa: 1 gram, 2 kali sehari, dikombinasikan dengan obat lain.

Efek Samping Amoxillin


Sejumlah efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan amoxillin adalah:

 Diare
 Sakit perut
 Mual dan muntah
 Linglung
 Pusing
 Sensasi terbakar di dada
 Insomnia
 Kulit mudah memar

1. Antibiotik empiris : antibiotik yang di terapkan berdasarkan pengalaman obat yg sudah


digunakan
2. Antibiotik definitif : antibiotik yang di kultur untuk sensitifitas/sesuai dengan jenis infeksi
bakteri nya
3. Antibiotik profilaksis : antibiotik yang digunakan untuk pencegahan. Pada saat sebelum,
selama, dan sesudah perawatan

Riwayat Penyakit
- hipertensi : Dibawah 140/90 pasien hipertensi boleh dilakukan pencabutan
- Jantung : resiko infeksi utamanya jika pasien menggunakan claps jantung buatan, obat
pengencer darah jika di konsumsi darah akan susah beku
- DM : akan memperlambat penyembuhan pasca ekstraksi, karena fungsi leukosit menurun (jika
ada px DM tanyakan apakah ada obat rutin yang di konsumsi, dan tanya gulanya berapa? Atau
cek gula darah sewaktu). Gula darah sewaktu >180 ga boleh dilakukan cabut gigi harus <200

Nervus :

1. Nervus alveolar superior posterior (ASP)


2. Nervus alveolar superior media (ASM)
3. Nervus alveolar superior anterior (ASA)
4. Nervus alveolar superior media anterior
(ASMA)
5. Nervus alveolar superior anterior pendekatan palatal
(ASA-P)
6. Nervus maksila

Teknik Intraalveolar (Closed Technique):

Teknik intraalveolar atau dikenal juga dengan closed atau routine technique dilakukan
pada ekstraksi gigi yang erupsi sempurna dan gigi yang intak dengan struktur mahkota
gigi yang adekuat untuk dipegang oleh forsep. Namun, bila operator menilai bahwa
ekstraksi gigi memerlukan kekuatan yang lebih atau struktur mahkota yang hilang
banyak atau tertutup oleh jaringan, maka open technique menjadi opsi perawatan.
Tahapan ekstraksi gigi dengan teknik intraalveolar antara lain:
1. Retraksi gingival: Perlekatan jaringan lunak pada bagian servikal gigi dilepas
dengan probe, ekskavator, elevator periosteal, atau pisau bedah
2. Luksasi gigi dengan menggunakan elevator: Elevator straight dimasukkan tegak lurus
ke dalam ruang interdental, lalu diputar perlahan dan diberi tekanan. Gerakan luksasi
bertujuan untuk membuka soket alveolar dan merobek ligamen periodontal agar gigi
goyang
3. Luksasi gigi menggunakan forsep: Gigi dipegang dengan forsep seapikal mungkin dari
garis servikal, gerakan forsep ke arah bukal-lingual gigi. Hal ini dilakukan agar dilasi
dan ekspansi tulang alveolar terjadi. Gaya yang diaplikasi pada arah bukal dan lingual
dilakukan secara perlahan-lahan dan jangan terburu-buru agar tulangnya mengembang
terlebih dahulu

4. Ekstraksi gigi dari soket: Ketika gigi berhasil dikeluarkan dari soket, periksa soket untuk
identifikasi apakah ada sisa akar gigi dan tepi tulang yang tajam

5. Irigasi soket dengan salin: Hilangkan jaringan granulasi pada soket dengan kuret,
haluskan tulang yang tajam dengan bone file. Cek kembali soket sudah bersih
6. Lakukan penjahitan jika diperlukan

Teknik Transalveolar atau Open Technique:

Teknik transalveolar atau open technique meliputi pengambilan tulang alveolar untuk
mendapatkan akses dan visualisasi gigi yang akan dicabut. Indikasi ekstraksi dengan
teknik transalveolar antara lain gigi dengan derajat kerusakan mahkota yang berat, gigi
fraktur, gigi yang pernah dirawat terapi endodontik, gigi dengan anatomi akar
yang unfavourable, gigi ankilosis, gigi impaksi, gigi malposisi, hipersementosis, adanya
tulang yang padat, serta gigi yang dekat dengan struktur vital.
Tahapan ekstraksi gigi dengan teknik transalveolar antara lain:

1. Insisi dan refleksi flap: Insisi dengan menggunakan pisau No.15 untuk
membuat flapmukoperiosteal. Beberapa jenis pilihan flap antara lain envelope flap,
triangular flap, dan trapezoidal flap. Refleksi flap untuk mendapatkan pemaparan tulang
kortikal bukal yang baik
2. Pengambilan tulang: Pengambilan tulang dilakukan menggunakan bor. Bor tulang pada
bagian servikal sambil diirigasi hingga akar atau bifurkasinya terlihat
3. Odontektomi: Jika gigi memerlukan separasi, maka lakukan separasi akar gigi dengan
bor tulang pada bagian bifurkasi untuk memisahkan akar mesial dan distal dengan
bagian oklusal untuk akar bukal dan palatal atau lingual.

4. Ekstraksi gigi dari soket: Luksasi gigi yang sudah diseparasi dengan menggunakan
elevator, lalu gigi diambil menggunakan forsep. Namun, jika sisa gigi berukuran kecil,
maka dapat diambil dengan file endodontik atau needle holder
5. Penutupan soket: Setelah gigi berhasil dikeluarkan, lakukan debridement luka, kuretase
jaringan granulasi, haluskan tepi tulang yang tajam, irigasi soket dengan cairan salin.
Lakukan penjahitan luka[4,6]

You might also like