You are on page 1of 7

Definisi Sewa Guna Usaha (Leasing) menurut SKB Menkeu,

Menperindag Nomor 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/1974 dan Nomor


30/Kpb/I/1974, adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan,
untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala
disertai dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu
sewa guna berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Adapun
pihak-pihak yang terlibat dalam sewa guna usaha ini adalah Lessor (pemilik
barang yang bersangkutan), Lessee (yang memanfaatkan sewa guna usaha
yang bersangkutan) dan Leveransir (yang menyediakan barang yang
bersangkutan).

Sementara dalam prakteknya sewa guna usaha terbagi atas dua bentuk sewa
guna, yakni :

Operational Leasing. Dalam perjanjian operational leasing ini, pihak lessee


menyewa suatu jenis peralatan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh
manfaat atas barang tersebut dalam jangka waktu tertentu dan tidak ada
keinginan atau kemungkinan untuk memiliki barang tersebut. Di sini lessor
hanya mengenakan biaya sewa yang jumlahnya relatif tidak terlalu besar jika
dibandingkan dengan harga barang yang disewa tersebut. Lessor biasanya
melakukan perawatan serta penyediaan suku cadang bilamana
diperlukan. Perjanjian dalam bentuk ini biasanya baru memperoleh
keuntungan setelah peralatannya disewa beberapa kali oleh beberapa lessee.

Jika diimplementasikan ke dalam sistem kredit kendaraan, operating


lease berarti nasabah menyewa kendaraan dari perusahaan pembiayaan.
Lama waktu sewa ini bergantung pada perjanjian awal antara nasabah dan
perusahaan pembiayaan. Seperti yang telah disebutkan di atas, kendaraan ini
tidak masuk ke dalam neraca keuangan penyewa kendaraan. Walhasil,
penyewa tidak perlu membayar pajak atas kendaraan tersebut selama
kendaraan ini digunakan selama masa sewa.

Keuntungan lain bagi nasabah ialah tidak perlu membayar penuh harga asset

Contoh : perusahaan rental mobil

Financial Leasing. Lain pula dengan financial leasing, dimana seseorang atau
sebuah perusahaan yang ingin memperoleh suatu jenis barang modal akan
mendatangi perusahaan sewa guna usaha. Apabila antara lessor dan lessee
terdapat kesepakatan maka terbentuklah suatu perjanjian financial lease,
dimana dengan membayar sejumlah cicilan tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu maka lessee dapat memanfaatkan barang yang disewanya untuk
kepentingan usaha. Dalam hal ini besarnya cicilan dihitung berdasarkan
besarnya pokok pinjaman, jangka waktu penyewaan, besarnya nilai sisa serta
tingkat bunga yang telah disetujui bersam

Lessee memiliki hak opsi, yaitu suatu hak untuk menentukan apakah akan
membeli barang tersebut atau mengembalikannya kepada lessor. Financial
leasing ini disebut juga direct finance lease karena lessor melakukan
pembiayaan secara langsung untuk membeli barang tertentu yang
kemungkinan dipergunakan oleh lessee. Manfaat dari direct finance lease ini
adalah bahwa lessee tanpa harus memiliki sejumlah uang seharga barangnya
maka lessee telah bisa menggunakan barang tersebut untuk keperluan
produksinya. Dengan hasil dari produk, lessee dapat membayar cicilan sewa
guna perbulannya.
Financial lease dalam kredit kendaraan

Sementara itu, financial lease berarti nasabah membeli kendaraan dari


sebuah dealer dan mendapat pendanaan dari perusahaan pembiayaan.
Nasabah kemudian membayar kendaraan tersebut dengan skema angsuran
kepada perusahaan pembiayaan. Lama waktu angsuran (tenor) ini bergantung
pada perjanjian di awal antara nasabah dan perusahaan pembiayaan. Nah,
dalam skema financial lease, pajak kendaraan akan dikenakan pada nasabah,
namun hanya setelah nasabah melunasi dan memindahkan kepemilikan
kendaraan tersebut.

Financial lease sama seperti mencicil. Artinya, nasabah harus membayar penuh
harga kendaraan. Walau demikian, ketika biaya angsuran telah lunas,
kendaraan akan menjadi milik nasabah..contoh FIF

Harga mobil yang dirasa cukup tinggi oleh sebagian masyarakat Indonesia
membuat cara membeli mobil secara kredit makin sering digunakan.

Biasanya, orang yang memilih prosedur pembayaran mobil secara kredit sudah
memiliki rencana keuangan jangka panjang.

Rumus menghitung biaya kredit mobil baru dengan metode konvensional

Secara umum, cara menghitung biaya kredit mobil baru ditentukan lewat uang
muka atau down payment (DP).

Leasing menetapkan batas bawah DP biasanya20- 30% dari harga mobil


tersebut. cara menghitung biaya kredit mobil baru rumusnya berikut ini.

• Pokok Kredit/Plafon pinjaman = Harga mobil – Uang Muka/DP

• Jumlah bunga yang harus dibayar = Suku bunga X Pokok Kredit


• Angsuran pokok per bulan = Pokok kredit + jumlah bunga yang harus
dibayar

Jangka waktu (dalam bulan)

• Total Pembayaran pertama = Uang muka + Angsuran pertama + biaya


Asuransi+ biaya Administrasi

Bila diaplikasikan dengan harga maka akan menjadi seperti ini contoh dibawah

Tuan Amin membeli mobil baru dengan harga Rp 400.000.000,- dengan cara
kredit selama 3 tahun melalui salah satu leasing. Suku bunga pada waktu itu 8
% selama 3 tahun dan biaya asuransi 9,5% dari harga mobil dengan biaya
administrasi Rp 550.000 selama 3 tahun sedangkan uang muka yang harus
dibayar minimal 20% dari harga mobil
Coba anda hitung:
a. Jumlah minimal uang muka (DP) yang harus disiapkan
b. Jumlah angsuran setiap bulan yang harus dibayar
c. Berapa total dana yang harus anda siapkan untuk pembayaran pertama
Jawab;
a. Jumlah minimal uang muka (DP) yang harus disiapkan
Uang muka = 20% x harga mobil
= 20% x Rp 400.000.000,-
= Rp 80.000.000,-
b. Jumlah angsuran setiap bulan yang harus dibayar
Untuk menghitung pokok kredit(PK) = harga mobil – DP
= Rp 400.000.000,- - Rp 80.000.000,-
= Rp 320.000.000,-
Jumlah bunga yang harus dibayar = Suku bunga X Pokok Kredit
= 8% X 3 tahun X Rp 320.000.000,-
= Rp 76.800.000,-
• Angsuran pokok per bulan = Pokok kredit +jumlah bunga yang harus dibayar

Jangka waktu (dalam bulan)

= Rp 320.000.000 + Rp 76.800.000,-
36 bulan
= Rp 11.022.222,-

c. Total dana yang harus anda siapkan untuk pembayaran pertama


Biaya asuransi = 9,5% X Rp 400.000.000 = Rp 38.000.000,-
Total dana pertama = Uang muka + Angsuran pertama + biaya Asuransi+
biaya.Administrasi
= Rp 80.000.000,- + Rp 11.022.222- + Rp 38.000.000 + Rp 550.000,-
= Rp 129.572.222,-
Latihan soal :
Klasifikasikan hal berikut mana yang termasuk operating lease dan finance
lease
1. kegiatan sewa guna usaha di mana lessee pada akhir kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati atau memperpanjang
jangka waktu perjanjian sewa guna usaha
2. Penyewaan pada sebuah alat dalam waktu tertentu untuk mendapatkan
manfaat dan tidak memiliki sebuah keinginan dalam memiliki benda
tersebut dalam waktu tertentu. Contoh sewa mesin kantor
3. Lessee di sini juga perlu melakukan pembayaran biaya secara berkala,
hanya saja jumlah dari biaya yang perlu dibayarkan pada lessor tidak
mencakup biaya lainnya atau keseluruhan . Hal dikarenakan ada
sebagian biaya yang hanya ditanggung pihak lessor saja sebagai pemilik
objek sewa
4. Kepemilikan barang tetap ada pada lessor.
5. Nasabah/Lesse harus membayar penuh barang modal (full pay Out)
6. Kontrak dari leasing ini disebut rental agreement atau kontrak sewa
7. Contoh Kredit kendaraan bermotor
8. Di dalam perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi lessee.
9. Lebih cocok digunakan oleh individu yang ingin membeli suatu barang
atau objek pada akhir masa peminjamannya.
10.Masa sewa relatif singkat
soal
Angela membeli Toyota Avanza Rp 225.000.000,- dengan cara kredit selama 2
tahun melalui leasing dengan bunga yang dikenakan 7% (selama 2 tahun),
biaya asuransi 9% dari harga mobil dan biaya administrasi Rp 450.000,-.Biaya
pengesahan materai Rp 6000,-. Ketentuan jumlah uang muka (DP) yang harus
dibayar 25% dari harga mobil!
Coba anda hitung:
a. Jumlah minimal uang muka (DP) yang harus disiapkan
b. Jumlah angsuran setiap bulan yang harus dibayar
c. Berapa total dana yang harus anda siapkan untuk pembayaran pertama

You might also like