You are on page 1of 9

PEMBUATAN MINUMAN PROBIOTIK BERBASIS KULIT NANAS (Ananas

comosus (L.) Merr.) MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68 YANG
DIISOLASI DARI DADIH

PRODUCTION OF PROBIOTIC BEVERAGES FROM PINEAPPLE SKIN (Ananas


comosus (L.) Merr.) USING Lactobacillus casei subsp. casei R-68
ISOLATED FROM DADIH

Elsaputra1, Usman Pato2 and Rahmayuni2


Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru
Jl. Bina Widya No.30 Km 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru (28293)
Telp. (0761) 63270, Fax. (0761) 63271
Email: elsaputra92@yahoo.com

ABSTRACT

Probiotic drink is a beverage produced from the lactic acid fermentation by lactic acid
bacteria. Probiotic drink can be made from the extract of pineapple skin, hereinafter referred
to as probiotic drinks pineapple skin juice. The purpose of this study was to obtain the
optimal addition of sucrose (S) in the manufacture of probiotic drink pineapple skin juice (K)
that meet quality standards and preferred by consumers. This study was conducted
experimentally using Completely Randomized Design (CRD) with four treatments (S 1K1 =
without sucrose, S2K2 = 5% sucrose, S3K3 = 8.5% sucrose and S4K4 = 12% sucrose). Each
treatment was repeated four times to obtain 16 units of trial. Data were analyzed statistically
using Analysis of VDULDQFH $129$ LI ) FRXQW • ) WDEOH WKHQ FRQWLQXHG ZLWK WHVW RI
Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) at 5%. The results show that the variation of
sucrose added significantly affected the total lactic acid bacteria, total solids, taste and overall
acceptance test, but did not influence the pH value, colour and aroma of fermented drink. The
best treatment was obtained on the addition of sucrose 12% with a lactic acid bacteria total of
7.08 cfu/ml, a solid total of 12.67% with a pH value of 3.94 as well as preferred by the
panelists (consumers).

Keywords: Probiotic, pineapple skin juice, Lactobacillus casei subsp. casei R-68 and dadih.

PENDAHULUAN efek kesehatan yang positif bagi orang


Buah nanas merupakan salah satu yang mengkonsumsinya, karena minuman
buah yang memiliki angka produksi yang probiotik mengandung mikroorganisme
cukup tinggi di negeri ini. Buah nanas hidup seperti bakteri asam laktat (BAL)
apabila dikonsumsi ataupun diolah dalam yang dapat mencapai saluran pencernaan
bentuk segar akan menghasilkan limbah dalam kondisi aktif.
padat yang cukup banyak. Selama ini Sumber BAL yang digunakan dalam
limbah dari pengolahan buah nanas yang penelitian ini berasal dari dadih (susu
berupa kulit nanas hanya dibuang begitu fermentasi) yaitu Lactobacillus casei
saja. Padahal dari kulit nanas dapat dibuat subsp. casei R-68. Hasil penelitian Hosono
produk olahan yang bernilai ekonomis. dkk., (1989) dalam Surono dan Nurani
Salah satu produk yang dapat dibuat dari (2001) diperoleh empat genus BAL yang
kulit nanas adalah minuman probiotik. dapat digunakan sebagai probiotik yaitu
Minuman probiotik dapat diartikan Lactobacillus sp, Streptococcus sp,
sebagai minuman yang dapat memberikan Leuconostoc sp, dan Lactococcus sp.

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


Pembuatan minuman probiotik dari stirrer, camera digital dan perlengkapan
sari kulit nanas perlu penambahan alat tulis lainnya.
karbohidrat berupa sukrosa. Selain sebagai Penelitian dilakukan menggunakan
sumber karbon dan energi bagi BAL, Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
tujuan penambahan sukrosa tersebut perlakuan S1K1 = tanpa penambahan
adalah untuk memberikan citarasa manis, sukrosa, S2K2 = penambahan sukrosa 5%,
meningkatkan mutu dan menunjang nilai S3K3 = penambahan sukrosa 8,5% dan
jualnya di masyarakat. Pemilihan sukrosa S4K4 = penambahan sukrosa 12%. Masing-
sebagai pemberi citarasa manis masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali
dikarenakan sukrosa memiliki tingkat sehingga diperoleh 16 satuan percobaan.
kemanisan yang cukup tinggi dan mudah Metode persiapan sari kulit nanas
didapat. adalah dengan cara kulit nanas dicuci
Kurniawati (2009) telah bersih kemudian ditimbang sebanyak
menghasilkan minuman probiotik dari sari 150g, lalu dimasukkan ke dalam alat
kulit nanas menggunakan Enterococcus sp. penghancur dan ditambahkan air 450 ml
UP 11 yang diisolasi dari tempoyak (perbandingan kulit nanas dan air
dengan perlakuan variasi konsentrasi susu sebanyak 1:3). Setelah itu dihancurkan
skim dan sukrosa. Perlakuan terbaik menggunakan blender lalu disaring.
penelitian tersebut yaitu penambahan susu Sari kulit nanas yang telah
skim 10% dan sukrosa 12%. Selain itu, disaring, dimasukkan ke dalam 4
hasil penelitian Siadari (2007) menyatakan erlenmeyer masing-masing sebanyak 100
bahwa penambahan sukrosa 5% dan susu ml untuk setiap 1 perlakuan dan 1 ulangan,
skim 15% memberikan karakteristik yang kemudian ditambahkan sukrosa sesuai
baik dan jumlah BAL yang masih cukup perlakuan (0%; 5%; 8,5%; dan 12% dari
tinggi terhadap minuman probiotik ubi volume medium) dan diaduk hingga
jalar. merata seluruhnya, lalu disterilkan pada
Penelitian ini bertujuan untuk suhu 110°C selama 10 menit.
mendapatkan jumlah penambahan sukrosa Sari kulit nanas yang sudah
yang optimal dalam pembuatan minuman disterilkan kemudian didinginkan hingga
probiotik sari kulit nanas yang memenuhi mencapai suhu 43-45°C dan ditambahkan
standar mutu dan disukai konsumen. starter Lactobacillus casei subsp. casei R-
68 sebanyak 5% dari volume sari kulit
BAHAN DAN METODE nanas yang digunakan, lalu difermentasi
Bahan yang digunakan dalam selama 24 jam pada suhu 37°C.
penelitian ini adalah isolat bakteri asam Penentuan derajat keasaman (pH)
laktat yang diisolasi dari dadih yaitu mengacu pada Muchtadi dkk. (2010). pH
Lactobacillus casei subsp. casei R-68 minuman probiotik sari kulit nanas diukur
(koleksi pribadi Prof. Usman Pato, Faperta
dengan menggunakan pH meter.
UR), kulit buah nanas, sukrosa, MRS
Broth, MRS Agar, NaCl, alkohol, spiritus Pengukuran pH dilakukan pada sari kulit
dan akuades. Alat yang digunakan adalah nanas yang digunakan sebagai media dan
pisau, timbangan analitik, tabung reaksi, minuman probiotik sari kulit nanas yang
pipet tetes, autoklaf, inkubator, dihasilkan. Minuman probiotik yang telah
erlenmeyer, cawan porselin, gelas ukur, jadi diaduk/dikocok secara merata,
gelas piala, pH meter, oven alat, laminar kemudian diukur pH nya dengan
air flow, lemari es, spatula, lampu bunsen,
menggunakan pH meter. Penentuan jumlah
tabung sentrifuse, kertas saring, desikator,
blender, cawan petri, pipet ukur, pipet total bakteri asam laktat (BAL) mengacu
pump, pipet mikro, jarum ose, hockey pada Fardiaz (1992). Uji mikrobiologis
stick, sprayer, colony counter, magnetic menggunakan metode sebar (spread

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


surface plate) dan penentuan total padatan rendah yang dimiliki sari kulit nanas. Nilai
mengacu pada Sudarmadji dkk. (1997). pH awal sebesar 4,74 termasuk pH yang
Penilaian sensori mengacu pada cukup rendah dalam pembuatan minuman
probiotik sebelum difermentasi, sehingga
Setyaningsih dkk. (2010). Penilaian
variasi penambahan sukrosa tidak mampu
sensori (warna, aroma, rasa, dan penilaian lagi menurunkan nilai pH minuman
keseluruhan) dari minuman probiotik sari probiotik secara signifikan untuk setiap
kulit nanas dilakukan oleh 30 orang perlakuannya. Oleh sebab itu, dengan
panelis semi terlatih. Sampel diletakkan penambahan sukrosa, nilai pH untuk setiap
dalam wadah bersih dan diberi kode angka perlakuan berbeda tidak nyata. Walaupun
acak yang telah ditentukan sesuai dengan berbeda tidak nyata, nilai pH minuman
probiotik sari kulit nanas cenderung
banyaknya perlakuan. Panelis diminta
mengalami penurunan seiring dengan
untuk menilai masing-masing sampel pada konsentrasi sukrosa yang semakin
lembaran kuesioner yang telah disajikan. meningkat. Hal ini disebabkan karena
Data yang diperoleh dianalisis secara semakin tingginya konsentrasi sukrosa
statistik dengan menggunakan Anova dan yang ditambahkan pada sari kulit nanas
dilanjutkan dengan uji lanjut DNMRT yang dapat dimanfaatkan oleh BAL dalam
untuk melihat perbedaan antar perlakuan. pertumbuhannya, sehingga semakin
banyak nutrisi yang tersedia maka BAL
yang tumbuh juga semakin banyak, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN juga akan menghasilkan asam laktat yang
pH minuman probiotik sari kulit lebih banyak pula. Ketika proses
nanas. Selama proses fermentasi sari kulit fermentasi BAL terjadi, BAL akan
nanas menjadi minuman probiotik sari menghasilkan asam laktat sehingga
kulit nanas terjadi perubahan pH. Sari kulit semakin banyak asam laktat yang
dihasilkan maka pH cenderung semakin
nanas yang awalnya mempunyai pH 4,74
turun walaupun tidak nyata.
setelah difermentasi selama 24 jam dengan Menurut Winarno dan Fernandes
menggunakan bakteri Lactobacillus casei (2007), BAL pada umumnya
subsp. casei R-68 mengalami penurunan menghasilkan sejumlah besar asam laktat
pH yakni berkisar antara 3,94-4,16 seperti dari fermentasi substrat energi karbohidrat.
terlihat pada Tabel 1. Akan tetapi, Asam laktat yang dihasilkan dari
penurunan tersebut berbeda tidak nyata metabolisme karbohidrat akan dapat
menurunkan nilai pH lingkungan
(P>0,05).
pertumbuhannya dan menimbulkan rasa
asam. Total asam laktat berhubungan
Tabel 1. Rata-rata nilai pH dengan nilai pH. Semakin tinggi nilai asam
Perlakuan Nilai pH laktat yang dihasilkan, maka pH semakin
S1K1 (Tanpa sukrosa) 4,16 rendah nilainya.
S2K2 (Sukrosa 5%) 4,09
Total bakteri asam laktat
S3K3 (Sukrosa 8,5%) 3,99 minuman probiotik sari kulit nanas.
S4K4 (Sukrosa 12%) 3,94 Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
diketahui bahwa penambahan sukrosa
Data Tabel 1 menunjukkan bahwa berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total
nilai pH minuman probiotik sari kulit BAL minuman probiotik sari kulit nanas
nanas yang dihasilkan berbeda tidak nyata yang dihasilkan. Rata-rata total BAL
(P>0,05) untuk semua perlakuan. Hal ini minuman probiotik sari kulit nanas dapat
mungkin disebabkan oleh pH awal yang dilihat pada Tabel 2.

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


Tabel 2. Rata-rata total BAL Peningkatan total BAL ini dapat
Perlakuan Total BAL juga dibuktikan dengan peningkatan total
S1K1 (Tanpa sukrosa) 5,49a padatan (Tabel 3). Menurut Helferich and
Westhoff (1980) dalam Chairunnisa
S2K2 (Sukrosa 5%) 6,51b (2009) menyatakan bahwa apabila total
S3K3 (Sukrosa 8,5%) 6,63b BAL pada minuman fermentasi meningkat
S4K4 (Sukrosa 12%) 7,08c maka total padatan juga akan semakin
Ket: Angka-angka yang diikuti dengan superskrip meningkat. Hal ini terbukti pada saat
huruf kecil yang berbeda pada kolom yang analisis total padatan yang juga semakin
sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) meningkat seiring dengan meningkatnya
total BAL. Peningkatan total BAL
Data Tabel 2 menunjukkan bahwa disebabkan oleh peningkatan konsentrasi
semakin tinggi konsentrasi sukrosa yang sukrosa yang diberikan. Jika nitrisi dari
ditambahkan ke dalam sari kulit nanas BAL terpenuhi, maka akan membantu
sebelum difermentasi, maka total BAL pertumbuhan dan perkembangan BAL.
semakin meningkat. Peningkatan total Sukrosa yang ditambahkan dalam
BAL ini terjadi karena sukrosa merupakan penelitian ini yang mampu memenuhi
salah satu jenis gula yang dapat nutrisi dari BAL sehingga total BAL yang
dimetabolisme oleh BAL menjadi asam dihasilkan memenuhi standar SNI 10-
laktat selama proses fermentasi 2981-2009 (minimal 107 sel/ml) pada
berlangsung. Perlakuan S1K1 merupakan perlakuan S4K4 yaitu 1,2 x 107 sel/ml.
perlakuan tanpa penambahan sukrosa,
akan tetapi BAL masih dapat tumbuh. Hal Total padatan minuman probiotik
ini disebabkan karena sari kulit nanas sari kulit nanas. Total padatan
mengandung karbohidrat yang bisa menggambarkan jumlah padatan yang
dimanfaatkan oleh BAL sehingga tanpa terdapat pada minuman probiotik sari kulit
penambahan sukrosa BAL masih dapat nanas. Berdasarkan hasil sidik ragam
tumbuh dan menghasilkan asam. diketahui bahwa variasi penambahan
Kandungan karbohidrat di dalam kulit sukrosa memberikan pengaruh nyata
nanas sebesar 6,14 g (Anonim, 2005) (P<0,05) terhadap nilai total padatan
Semakin banyak sukrosa yang minuman probiotik sari kulit nanas yang
tersedia maka semakin banyak pula dihasilkan. Hasil pengamatan total padatan
substrat yang dapat dirombak oleh BAL minuman probiotik sari kulit nanas setelah
menjadi asam piruvat yang selanjutnya dianalisis secara statistik dapat dilihat pada
dapat diubah menjadi asam-asam organik Tabel 3.
lain, misalnya asam laktat (Yunus dan
Zubaidah, 2015). Oleh sebab itu, semakin Tabel 3. Rata-rata total padatan
banyak substrat yang tersedia maka BAL
yang tumbuh juga semakin meningkat. Perlakuan Total padatan
Akan tetapi, hanya ada satu perlakuan S1K1 (Tanpa sukrosa) 2,71a
yang memenuhi SNI 10-2981-2009 yaitu S2K2 (Sukrosa 5%) 6,78b
perlakuan S4K4 dengan jumlah BAL 1,2 x S3K3 (Sukrosa 8,5%) 9,93c
107 sel/ml, karena berdasarkan SNI 10-
2981-2009, jumlah BAL yang dihasilkan S4K4 (Sukrosa 12%) 12,67d
Ket: Angka-angka yang diikuti dengan superskrip
dalam minuman fermentasi adalah huruf kecil yang berbeda pada kolom yang
minimal 1,0 x 107 sel/ml. Hal ini sesuai sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)
dengan pendapat Winarno dan Fernandez
(2007) yang menyatakan bahwa produk Data Tabel 3 menunjukkan bahwa
akhir fermentasi biasanya berisi 1,0 x 10 7 meningkatnya penambahan konsentrasi
sel/ml. sukrosa, maka total padatan juga akan

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


semakin meningkat. Hal ini disebabkan sensori terhadap warna disajikan pada
karena sukrosa merupakan salah satu Tabel 4.
padatan terlarut yang dapat meningkatkan
nilai total padatan. Sudarmadji dkk. (1997) Tabel 4. Rata-rata penilaian sensori warna
menyatakan bahwa padatan terlarut yaitu Penilaian sensori
semua padatan yang terlarut dalam suatu Perlakuan
Hedonik Deskriptif
bahan pangan termasuk karbohidrat.
Sukrosa merupakan senyawa karbohidrat S1K1 3,50 3,33
yang berasal dari golongan disakarida, S2K2 3,37 3,27
sehingga penambahan sukrosa akan S3K3 3,43 3,27
mempengaruhi total padatan yang S4K4 3,47 3,20
dihasilkan. Penambahan sukrosa Ket: Skor hedonik 5: sangat suka; 4: suka; 3: agak
menyebabkan bakteri asam laktat yang suka; 2: tidak suka; 1: sangat tidak suka dan
dimasukkan ke dalam sari kulit nanas skor deskriptif 5: sangat kuning; 4: kuning; 3:
banyak tumbuh sehingga banyak sel agak kuning; 2: tidak kuning; 1: sangat tidak
kuning.
mikroorganisme yang terbentuk. Oleh
sebab itu, total padatan pada setiap
perlakuan yang dibuat mengalami Data Tabel 4 menunjukkan bahwa
peningkatan seiring dengan meningkatnya warna minuman probiotik berbeda tidak
konsentrasi sukrosa yang diberikan. nyata untuk semua perlakuan baik secara
Total padatan juga memiliki hedonik maupun secara deskriptif. Hasil
hubungan yang sejalan dengan total BAL. uji hedonik yang dilakukan panelis
Sukrosa yang ditambahkan pada minuman memberikan penilaian 3,37-3,47 (agak
probiotik sari kulit nanas akan suka hingga suka) terhadap atribut warna
dimanfaatkan oleh BAL sebagai sumber minuman probiotik dengan deskripsi
karbon dan energi dalam pertumbuhannya warna agak kuning (3,20-3,33). Hal ini
sehingga semakin banyak jumlah koloni disebabkan karena sukrosa yang
BAL maka akan berpengaruh terhadap digunakan berwarna putih bening yang
total padatan, dimana total padatan akan apabila dilarutkan dalam air yang jernih
meningkat. Menurut Sumarsih (2003), maka air tersebut tetap jernih, artinya
bakteri tersusun atas dinding sel sukrosa tidak dapat berfungsi sebagai
(polisakarida) dan membran sel (protein peubah warna suatu media atau bahan
dan lemak) sehingga semakin banyak yang wujudnya cair. Begitu juga apabila
jumlah koloni BAL dalam media sukrosa dilarutkan dalam sari kulit nanas
fermentasi maka total padatan yang yang berwarna kuning, maka sari kulit
diperoleh akan semakin tinggi. Rata-rata nanas akan tetap berwarna kuning karena
total padatan yang dihsilkan pada sukrosa tidak dapat merubah warna suatu
penelitian ini berkisar antara 2,71-12,67%. media yang sifatnya cair.
Selain itu, hal tersebut juga
Penilaian sensori terhadap warna disebabkan karena sukrosa yang
minuman probiotik. Warna merupakan ditambahkan hanya akan dimanfaatkan
karakteristik utama dari sebuah bahan oleh mikroba sebagai sumber energi dan
makanan dan minuman karena warna sebagian akan digunakan untuk
menjadi kesan pertama yang diterima menghasilkan asam-asam organik
konsumen terhadap suatu produk. sehingga selama fermentasi tidak terjadi
Penambahan sukrosa dalam pembuatan perubahan warna (Yusmarini dan Efendi,
minuman probiotik sari kulit nanas 2004). Oleh sebab itu, semua perlakuan
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap dinilai berbeda tidak nyata oleh para
atribut warna, baik secara hedonik maupun panelis walaupun telah ditambahkan
secara deskriptif. Rata-rata hasil penilaian

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda- disebabkan karena bahan baku (kulit
beda. nanas) memiliki aroma khas yang sangat
Warna kuning pada minuman kuat. Yani (2009) menyatakan aroma khas
probiotik sari kulit nanas disebabkan pada minuman probiotik sari kulit nanas
karena adanya kandungan karotenoid yang disebabkan oleh adanya proses fermentasi
terdapat pada buah dan kulit nanas. yang menghasilkan asam-asam organik.
Karotenoid merupakan pigmen alami dan Selain itu, kulit nanas yang digunakan
dikenal secara luas dari warnanya terutama berasal dari buah nanas yang telah matang.
warna kuning, orange dan merah (Rusli, Buah nanas yang telah matang memiliki
2012). aroma khas yang lebih kuat jika
dibandingkan dengan buah nanas yang
Penilaian sensori terhadap aroma masih muda atau mentah. Aroma khas
minuman probiotik. Aroma yang yang kuat dari kulit nanas tersebut akan
dikeluarkan setiap makanan dan minuman mengalahkan aroma sukrosa karena aroma
berbeda-beda. Penilaian aroma penting sukrosa tidak dapat menutupi aroma khas
dilakukan untuk mengetahui apakah yang dimiliki sari kulit nanas sehingga
terdapat pengaruh penambahan sukrosa aroma nanas tetap dapat dirasakan baunya
terhadap aroma minuman probiotik sari oleh panelis walaupun telah ditambahkan
kulit nanas yang dihasilkan. Hasil sukrosa yang jumlahnya bervariasi.
penilaian sensori terhadap aroma minuman Aroma minuman probiotik sari kulit
probiotik sari kulit nanas setelah dianalisis nanas yang dihasilkan masih dapat
secara statistik menunjukkan bahwa dikatakan normal karena masih beraroma
penambahan sukrosa berpengaruh tidak nanas sesuai dengan bahan baku yang
nyata (P>0,05) terhadap atribut aroma, digunakan yaitu kulit nanas. Winarno
baik secara hedonik maupun secara (2004) menyatakan bahwa diterima atau
deskriptif. Rata-rata hasil penilaian sensori tidaknya makanan dan minuman
terhadap aroma disajika pada Tabel 5. ditentukan oleh aromanya. Aroma dapat
sebagai penentu terjadinya kerusakan pada
Tabel 5. Rata-rata penilaian sensori aroma produk yang dihasilkan. Komponen-
Penilaian sensori komponen penyusun aroma mudah
Perlakuan menguap atau mudah rusak pada proses
Hedonik Deskriptif
pengolahan (Suharyono, 2006 dalam
S1K1 3,53 3,77 Fitriani dan Sribudiani, 2009).
S2K2 3,53 3,60
S3K3 3,47 3,70 Penilaian sensori terhadap rasa
S4K4 3,67 3,53 minuman probiotik. Rasa merupakan
Ket: Skor hedonik 5: sangat suka; 4: suka; 3: agak sensasi yang terbentuk dari hasil
suka; 2: tidak suka; 1: sangat tidak suka dan perpaduan bahan penyusun dan komposisi
skor deskriptif 5: sangat beraroma nanas; 4: suatu produk makanan dan minuman yang
beraroma nanas; 3: agak beraroma nanas; 2: ditangkap oleh indra pengecap. Oleh sebab
tidak beraroma nanas; 1: sangat tidak
itu, rasa suatu produk makanan dan
beraroma nanas.
minuman sangat dipengaruhi oleh
Hasil uji hedonik pada Tabel 5 komposisi bahan penyusun formulanya.
menunjukkan bahwa panelis menyukai Suatu produk dapat diterima oleh
aroma minuman probiotik sari kulit nanas konsumen apabila memiliki rasa yang
yang dihasilkan dan didukung dengan data sesuai dengan yang diinginkan. Rasa
penilaian secara deskriptif yang merupakan atribut sensori yang sangat
menunjukkan bahwa minuman probiotik menentukan penerimaan panelis atau
yang dihasilkan beraroma nanas (3,53- konsumen.
3,77). Munculnya aroma tersebut

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


Hasil penilaian sensori terhadap rasa sukrosa merupakan gula yang mempunyai
minuman probiotik sari kulit nanas setelah tingkat kemanisan yang cukup tinggi
dianalisis secara statistik menunjukkan setelah fruktosa. Meyer (1978) dalam
bahwa penambahan sukrosa berpengaruh Yusmarini dan Efendi (2004) menyatakan
nyata (P<0,05) terhadap atribut rasa secara bahwa tingkat kemanisan gula yang
hedonik, namun secara deskriptif tertinggi berturut-turut adalah fruktosa,
berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Rata- sukrosa, glukosa, galaktosa dan laktosa.
rata hasil penilaian sensori terhadap rasa Oleh sebab itu, dengan tingkat kemanisan
minuman probiotik sari kulit nanas yang cukup tinggi yang dimiliki oleh
disajika pada Tabel 6. sukrosa dapat mengurangi rasa asam pada
minuman probiotik sari sari kulit nanas
Tabel 6. Rata-rata penilaian sensori rasa. sehingga panelis memberikan penilaian
Penilaian sensori yang hampir sama pada semua perlakuan.
Perlakuan Selain itu, range 3,5% sulit dibedakan oleh
Hedonik Deskriptif
a panelis sehingga rasa minuman probiotik
S1K1 2,83 3,40 sari kulit nanas berbeda tidak nyata.
b
S2K2 3,33 3,03
b Penilaian keseluruan minuman
S3K3 3,67 2,97
S4K4 3,63 b
2,90 probiotik sari kulit nanas. Penilaian
Ket: Angka-angka yang diikuti dengan superskrip keseluruhan merupakan penilaian terakhir
huruf kecil yang berbeda pada kolom yang yang diamati oleh panelis. Triyono (2010)
sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). menyatakan penilaian keseluruhan
Skor hedonik 5: sangat suka; 4: suka; 3: agak merupakan gabungan dari warna, aroma,
suka; 2: tidak suka; 1: sangat tidak suka dan
tekstur, dan rasa. Hasil penilaian sensori
skor deskriptif 5: sangat berasa asam; 4:
berasa asam; 3: agak berasa asam; 2: tidak minuman probiotik sari kulit nanas setelah
berasa asam; 1: sangat tidak berasa asam. dianalisis secara statistik menunjukkan
bahwa penambahan sukrosa berpengaruh
Data hasil uji hedonik pada Tabel 6 nyata (P<0,05) terhadap penilaian
menunjukkan bahwa panelis memberikan keseluruhan minuman probiotik sari kulit
penilaian 2,83-3,67 (agak suka hingga nanas secara hedonik. Rata-rata hasil
suka) terhadap atribut rasa minuman penilaian organoleptik tercantum pada
probiotik sari kulit nanas. Berdasarkan Tabel 7.
data Tabel 12 tersebut panelis menyukai
minuman probiotik dengan penambahan Tabel 7. Rata-rata penilaian keseluruhan
sukrosa (perlakuan S2K2, S3K3 dan S4K4). Perlakuan Penilaian keseluruhan
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 yang
S1K1 3,03a
menunjukkan bahwa perlakuan S1K1
(sukrosa 0%) berbeda nyata (P<0,05) S2K2 3,53b
dengan perlakuan S2K2, S3K3 dan S4K4 S3K3 3,63b
(sukrosa 5%, 8,5% dan 12%). S4K4 3,67b
Berbeda dengan hasil uji hedonik, Ket: Angka-angka yang diikuti dengan superskrip
hasil uji deskriptif untuk atribut rasa huruf kecil yang berbeda pada kolom
menunjukkan berbeda tidak nyata menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Skor
(P>0,05). Semua perlakuan dinilai hampir 5: sangat suka; 4: suka; 3: agak suka; 2: tidak
suka; 1: sangat tidak suka
sama oleh setiap panelis, yaitu 2,90-3,40
(agak berasa asam). Akan tetapi, rasa asam
Data Tabel 7 menunjukkan bahwa
yang dirasakan oleh panelis semakin
perlakuan dengan penambahan sukrosa
berkurang seiring dengan semakin
lebih disukai panelis dibandingkan tanpa
banyaknya konsentrasi sukrosa yang
penambahan sukrosa. Secara keseluruhan
diberikan. Hal ini disebabkan karena
minuman probiotik sari kulit nanas yang

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


dihasilkan agak disukai hingga disukai sukrosa. Minuman probiotik sari kulit
oleh panelis dengan skor (3,03-3,67) nanas terbaik diperoleh pada perlakuan
dimana, minuman probiotik yang agak S4K4 (sukrosa 12%) karena memiliki total
disukai oleh panelis adalah minuman bakteri asam laktat yang masih memenuhi
probiotik tanpa penambahan sukrosa syarat SNI 10-2981-2009 serta penilaian
(perlakuan S1K1). Sedangkan minuman sensori yang disukai oleh panelis.
probiotik dengan penambahan sukrosa
disukai oleh panelis (perlakuan S2K2, S3K3 Saran
dan S4K4). Hal ini diduga karena rasanya Peneliti selanjutnya disarankan
yang lebih manis. untuk meningkatkan atau menambah lama
Fungsi penambahan sukrosa pada waktu fermentasi sehingga total bakteri
pembuatan minuman probiotik sari kulit asam laktat yang dihasilkan semakin
nanas selain untuk meningkatkan sumber meningkat. Selain itu, perlu dilakukan
energi bagi mikroba adalah untuk pengamatan tambahan seperti total asam
memberikan citarasa manis. Semakin laktat dan total padatan bukan lemak
tinggi konsentrasi sukrosa yang diberikan sesuai dengan SNI 10-2981-2009 (SNI
maka panelis cenderung semakin suka yogurt) yang menjadi acuan pada
walaupun secara statistik menunjukkan penelitian ini.
variasi penambahan sukrosa tersebut
berbeda tidak nyata. Berdasarkan penilaian DAFTAR PUSTAKA
sensori secara hedonik, panelis menyukai
rasa minuman probiotik yang dihasilkan. Anonim. 2005. Pedoman Integrasi
Akan tetapi, tidak sama halnya dengan Ternak Tanaman Holtikultura.
warna dan aroma minuman probiotik yang Direktorat Jendral Pengembangan
dihasilkan. Panelis kurang menyukai (agak Peternakan.
suka) minuman probiotik sari kulit nanas www.bangnak.ditjenak.go.id.
yang dihasilkan. Penilaian secara Diakses pada tanggal 26 Februari
deskriptif menunjukkan bahwa minuman 2014.
probiotik sari kulit nanas memiliki warna Chairunnisa, H. 2009. Penambahan susu
agak kuning, beraroma nanas dan agak bubuk full cream pada pembuatan
berasa asam. produk minuman fermentasi dari
bahan baku ekstrak jagung manis.
Universitas Padjajaran. Jatinangor.
KESIMPULAN Jurnal Teknologi dan Industri
Dari hasil penelitian dapat Pangan, Vol. XX No. 2 Th. 2009.
disimpulkan bahwa variasi penambahan
sukrosa dalam pembuatan minuman Fardiaz, S. 1992. Analisa Mikrobiologi
probiotik sari kulit nanas memberikan Pangan. PT. Raja Grafindo Persada,
pengaruh nyata terhadap total bakteri asam Kerjasama dengan PAU antar
laktat, total padatan, penilaian sensori Universitas Pangan dan Gizi. Institut
terhadap atribut rasa secara hedonik dan Pertanian Bogor. Bogor.
penilaian keseluruhan, namun memberikan Fitriani, S dan E. Sribudiani. 2009.
pengaruh tidak nyata terhadap nilai pH, Pengembangan formulasi sirup
penilaian sensori terhadap atribut warna berbahan baku kulit dan buah
dan aroma baik secara hedonik maupun nanas (Ananas comosus L. Merr).
deskriptif serta atribut rasa secara Jurnal Sagu, volume 8 (1): 34-39.
deskriptif. Panelis lebih menyukai
Kurniawati, R. 2009. Variasi konsentrasi
minuman probiotik sari kulit nanas dengan
susu skim dan sukrosa terhadap
penambahan sukrosa dibandingkan dengan
kualitas minuman probiotik dari
minuman probiotik tanpa penambahan
sari kulit nanas (Ananas comosus

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


(L.) Merr.). Skripsi. Program Studi Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan Dan
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Pertanian Universitas Riau. Jakarta.
Pekanbaru. (Tidak dipublikasikan)
Winarno, F. G. dan Fernandez. 2007. Susu
Muchtadi, T. R., Sugino, dan F. dan Produk Fermentasinya. M-
Ayustaningwarno. 2010. Ilmu Brio Press. Bogor.
Pengetahuan Bahan Pangan. Yani, F. 2009. Penerimaan panelis
Alfabeta. Bandung.
terhadap minuman probiotik dari
Rusli, A. 2012. Karotenoid Sebagai sari kulit nanas dengan variasi
Antioksidan. penambahan susu skim dan
www.pabriksawit.com. Diakses pada sukrosa. Skripsi. Program Studi
tanggal 11 Oktober 2015. Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Riau.
Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M.
Pekanbaru. (Tidak dipublikasikan).
P. Sari. 2010. Analisis Sensori
untuk Industri Pangan dan Agro. Yunus, Y dan E. Zubaidah. 2015.
IPB Press. Bogor. Pengaruh konsentrasi sukrosa dan
Siadari J.R.V. 2007. Optimalisasi lama fermentasi terhadap
viabilitas L. casei selama
penambahan susu skim terhadap
penyimpanan beku velva pisang
karakteristik minuman probiotik
ambon. Jurnal Pangan dan
ubi jalar. Skripsi. Program Studi
Agroindustri, volume 3 (2): 303-312.
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Riau. Yusmarini dan R. Efendi. 2004. Evaluasi
Pekanbaru. (Tidak dipublikasikan). mutu soyghurt yang dibuat dengan
Sudarmadji. S., B. Haryono dan Suhardi. penambahan beberapa jenis gula.
Jurnal Natur Indonesia, volume 6
1997. Prosedur Analisa untuk
(2): 104-110.
Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty. Yogyakarta.
Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar.
Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasioanal.
Yogyakarta.
Surono, I S. and D. Nurani. 2001.
Exploration of indigenous dadih
lactic bacteria of probiotic and
starter cultures. Domestic Research
Collaboration Grant-URGE-IBRD
Work Bank Project 2000-2001.
Research Report. January 2001.
Triyono, A. 2010. Mempelajari
pengaruh maltodekstrin dan susu
skim terhadap karakteristik
yoghurt kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.). Seminar rekayasa kimia
dan Proses 4-5 Agustus 2010. Balai
Besar Pengembangan Teknologi
Tepat Guna, Subang.

Jom Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016

You might also like