Professional Documents
Culture Documents
Admin,+1 +adi
Admin,+1 +adi
Vol 2 No 1 pp 1-9
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu fermentasi
limbah buah nanas dengan menggunakan Aspergillus niger 2% terhadap kualitas fisik dan
kandungan nutrien. Materi dalam penelitian ini adalah limbah buah nanas kering berupa
bagian mahkota, kulit nanas, mata nanas, hati nanas, dan Aspergillus niger. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan penelitian ini yaitu,
P0 = limbah buah nanas kering tanpa fermentasi, P1= limbah buah nanas kering + Aspergillus
niger 2% difermentasi selama 4 hari, P2 = limbah buah nanas kering + Aspergillus niger 2%
difermentasi selama 6 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik fisik campuran
limbah buah nanas dengan Aspergillus niger menghasilkan warna hijau kecokelatan sampai
hijau kekuningan, memiliki aroma segar dan asam, tekstur tidak terlalu keras, dan ada
tidaknya keberadaan jamur. Hasil analisis proksimat kandungan nutrien fermentasi limbah
buah nanas menggunakan Aspergillus niger dengan lama waktu yang berbeda memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap perubahan kandungan nutrien BK,
BO, dan PK, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap SK. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah fermentasi limbah buah nanas dengan lama waktu fermentasi 4 hari dengan
menggunakan Aspergillus niger 2% dapat mengubah kualitas fisik dan meningkatkan
kandungan nutrien.
Kusuma, A. P., Chuzaemi, S., & Mashudi. (2019). Adi Prasetya Kusuma
Pengaruh Lama Waktu Fermentasi Limbah Buah Email : adiprasetyakusuma17@gmail.com
Nanas (Ananas comosus L. Merr) Terhadap Kualitas Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan
Fisik dan Kandungan Nutrien Menggunakan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota
Aspergillus niger. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis 2 (1) Malang, Jawa Timur 65145
1-9
1
Adi Prasetya Kusuma, Dkk. 2019
ABSTARCT
The purpose of this research was to know how long the fermentation of waste pineapple
fruit with Aspergillus niger 2% on the physical quality and nutrient contents. The material in
this research was the dried pineapple fruit waste in the crown section, the pineapple peels,
pineapple eyes, axis, and Aspergillus niger. The method used in this study was an experiment
with Completely Randomized Design. The experiment with 3 treatments and 4 replications. The
3 treatments were P0 (pineapple waste without fermentation), P 1 (pineapple waste +
Aspergillus niger 2% during four days), P 2 (pineapple waste + Aspergillus niger 2% during
six days). The result showed the pyhsical characteristics of mixed waste pineapple fruit with
Aspergillus niger produces the color of green tanned until yellowish green, having the fresh
smells and acid, the texture wasn’t hard and not malleable, and almost no fungi in all
treatments or the existence of fungi only slightly. The proximate analysis showed that waste
fermentation lenght of pineapple fruit waste using Aspergillus niger 2% gave highly significant
(P<0.01) to changes in the nutrients DM, OM, CP, and did not gave significantly different
(P>0.05) on CF. It could be concluded that fermentation of waste pineapple fruit for 4 days
and using Aspergillus niger 2% increased physical quality and nutrient contents value.
2
Adi Prasetya Kusuma, Dkk. 2019
(Nurhayati, 2013). Limbah nanas yang Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4
belum banyak dimanfaatkan dan hanya kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah
dibuang sehingga akan menimbulkan sebagai berikut:
masalah lingkungan atau pencemaraan P0 = Limbah nanas kering tanpa perlakuan.
lingkungan maka pemanfaatan limbah buah P1 = Limbah nanas kering + Aspergillus
nanas perlu diperhatikan untuk mengatasi niger 2% difermentasi selama 4 hari.
hal tersebut. Salah satu alternatif P2 = Limbah nanas kering + Aspergillus
pemanfaatan dari limbah buah nanas yaitu niger 2% difermentasi selama 6 hari.
dapat dilakukan dengan fermentasi.
Fermentasi merupakan suatu proses Variabel Penelitian
terjadinya perubahan kimia pada suatu a) Penentuan kualitas fisik berupa warna,
substrat organik melalui aktivitas enzim aroma, tekstur, dan keberadaan jamur
yang dihasilkan oleh mikroorganisme. dilakukan secara organoleptik
Nutrien yang paling dibutuhkan oleh menggunakan 20 panelis semi terlatih.
mikroba baik untuk tumbuh maupun untuk b) Penentuan kandungan nutrien berupa
menghasilkan produk fermentasi adalah BK, BO, PK, dan SK dilakukan
karbohidrat. Karbohidrat merupakan menggunakan analisis proksimat.
sumber karbon yang berfungsi sebagai
penghasil energi bagi mikroba, sedangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
nutrien lain seperti protein dibutuhkan
dalam jumlah lebih sedikit daripada Warna
karbohidrat (Azizah, dkk. 2012). Tujuan Pengujian kualitas fisik warna
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dilakukan dengan pengamatan sampel
lama waktu fermentasi limbah buah nanas dengan menggunakan penglihatan panelis.
menggunakan Aspergillus niger terhadap Umumnya warna fermentasi yang baik
kualitas fisik dan kandungan nutrien. adalah hijau atau kecokelatan. Data pada
Tabel 1 menunjukkan bahwa lama waktu
MATERI DAN METODE fermentasi limbah buah nanas yang berbeda
menggunakan Aspergillus niger
Lokasi dan Waktu Penelitian menghasilkan warna hijau kecokelatan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal sampai hijau kekuningan.
24 September-30 Oktober 2017 di Perubahan warna terjadi disebabkan
Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak oleh peningkatan suhu fermentasi anaerob
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. berlangsung, perubahan warna yang terjadi
pada tanaman yang mengalami proses
Materi Penelitian fermentasi terjadi karena proses respirasi
Bahan pembuatan fermentasi limbah buah aerobik yang berlangsung selama
nanas: persediaan oksigen masih ada hingga
1. Limbah buah nanas (mahkota, daging, persediaan gula tanaman habis. Gula akan
mata, dan kulit). teroksidasi menjadi CO2 dan air sehingga
2. Aspergillus niger (kepadatan ± 3×107 terjadi panas yang mengakibatkan
yang didapat dari Pusat Studi Pangan dan temperatur naik.
Gizi Universitas Gadjah Mada Apabila temperatur tidak terkendali
Yogyakarta). maka pakan fermentasi akan berwarna
cokelat tua hingga hitam. Hal ini
Metode Penelitian menyebabkan turunnya nilai nutrien pada
Metode yang digunakan dalam pakan. Abelhadi, Santini, and Galgiostro
penelitian ini adalah percobaan dengan (2005) menyatakan bahwa fermentasi yang
menganalisis kualitas fisik dan kandungan baik memiliki warna yang tidak jauh
nutrien menggunakan Rancangan Acak berbeda dengan warna bahan bakunya.
3
Adi Prasetya Kusuma, Dkk. 2019
4
Adi Prasetya Kusuma, Dkk. 2019
sumber energi akibat terjadi penguraian oleh BK tertinggi terdapat pada perlakuan P0
aktivitas mikroba yang menghasilkan enzim dengan BK 40,15%, kemudian diikuti
sehingga dapat mendegradasi BO dan dengan P1 32,77% dan P2 31,73%.
kandungan abu menjadi naik. Perlakuan terbaik pada P1 dan P2
Lama waktu inkubasi yang berbeda karena memiliki kandungan BK yang paling
mempengaruhi kandungan bahan kering. ideal dibandingkan perlakuan lainnya yaitu
Persentase kandungan bahan kering pakan BK 32,77% dan 31,73%. Hal ini sesuai
disajikan pada Tabel 2 hasil analisis dengan pendapat Kaiser, et al. (2004)
proksimat kandungan nutrien limbah buah menyatakan bahwa kandungan BK yang
nanas dengan lama waktu fermentasi yang mengindikasikan fermentasi berkualitas
berbeda menggunakan Aspergillus niger baik adalah yang memiliki kandungan BK
memberikan pengaruh yang berbeda sangat antara 30-40%. Pakan fermentasi yang
nyata (P<0,01) terhadap perubahan kandungan bahan kering terlalu tinggi
kandungan nutrisi bahan kering. Penurunan beresiko terbakar dan yang memiliki kadar
kandungan bahan kering seiring dengan bahan kering terlalu rendah beresiko
semakin lama waktu inkubasi pada ditumbuhi jamur.
fermentasi limbah buah nanas. Kandungan
5
Adi Prasetya Kusuma, Dkk. 2019
6
Adi Prasetya Kusuma, Dkk. 2019
7
Adi Prasetya Kusuma, Dkk. 2019
Badan Pusat Statistik. (2016). Produksi Krisnan, R. (2005). The effect of application
Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan di of tea waste (Camellia sinensis)
Indonesia. Jakarta: Badan Pusat fermented with Aspergillus niger on
Statistik. broiler. Jurnal Ilmu Ternak Dan
Veteriner, 10(1), 1–5.
Christi, Febrianto, R., Rochana, A., & https://doi.org/10.14334/JITV.V10I1.470
Hernaman, I. (2016). Pengaruh
Konsentrat Terfermentast erhadap Kurnianingtyas, I., Pandasari, P. R., Astuti,
Kandungan Energi Bruto, Serat Kasar, I., Widyawat, S. D., & Suprayogi, W.
dan Protein Kasar. Sumedang: P. S. (2012). Pengaruh macam
Prosiding Seminar Nasional akselerator terhadap kualitas fisik,
Peternakan Berkelanjutan. kimiawi, dan biologi silase rumput
kolonjono. Tropical Animal Husbandy, 1(1), 7–14.
Fransistika, R., Idiawati, N., & Dest, L.
(2013). Pengaruh waktu fermentasi Kurniawan, H. (2016). Kualitas nutrisi
campuran trichoderma reesei dan ampas kelapa (cocos nuficena)
aspergillus niger terhadap kandungan fermentasi menggunakan aspergillus
protein dan serat kasar ampas sagu. niger. Buletin Peternakan, 40(1), 26–33.
https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v40i1.9822
Jurnal Kimia Khatulistiwa, 1(1), 35–39.
Ginting, S. P., Krisnan, R., & Simanihuruk, Lamid, M., Ismudiono, Koestono, S.,
K. (2005). Substitusi Hijauan Dengan Chusniati, & Vina. (2012).
Limbah Nanas Dalam Pakan Komplit Karakteristik silase pucuk tebu
Pada Kambing. Seminar Nasional (saccharum officinarum, linn) dengan
Teknologi Peternakan dan Veteriner. penambahan lactobacillus plantarum.
Jurnal Agroveteriner, 1(1), 1–10.
Heinritz, S. N., Martens, S. D., Avila, P., &
Hoedtke, S. (2012). The effect of McDonald, I. (1981). A revised model for
inoculant and sucrose addition on the the estimation of protein degradability
silage quality of tropical forage in the rumen. The Journal of
legumes with varying ensilability. Animal Agricultural Science, 96(1), 251–252.
Feed Science and Technology, 174(3–4), 201–210. https://doi.org/10.1017/S0021859600032081
https://doi.org/10.1016/j.anifeedsci.2012.03.017
Mirwandhono, E., Situmorang, D., &
Idiawati, N., Harfinda, E. M., & Arianie, L. Bachari, I. (2006). Uji nilai nutrisi kulit
(2014). Produksi enzim selulase oleh ubi kayu yang difermentasi dengan
aspergillus niger pada ampas sagu. aspergillus niger. Jurnal Agribisnis
Jurnal Natur Indonesia, 16(1), 1–9. Peternakan, 2(3), 91–95.
Kaiser, A. G., Piltz, J., Burns, H. M., & Moran, J. (2005). Tropical Dairy Farming:
Griffiths, N. W. (2004). Successful Feeding Management for Small Holder
Silage. Dairy Australia and New South Dairy Farmers in the Humid Tropics.
Wales Department of Primary Collingwood. Australia: Landlinks
Industries. Press.
Kojo, R. M., Rustandi, Y. R. L., Tulung, & Nurhayati. (2013). Penampilan ayam
Malalantang, S. S. (2015). Pengaruh pedaging yang mengkonsumsi pakan
penambahan dedak padi dan tepung mengandung kulit nanas
jagung terhadap kualitas fisik silase disuplementasi dengan yoghurt.
rumput gajah (pennisetum purpureum Agripet, 13(2), 15–20.
cv. hawaii). Jurnal Zootek, 35(1), 21–29.
8
Adi Prasetya Kusuma, Dkk. 2019
Nurhayati, N., & Berliana. (2014). Samadi, Wajizah, S., & Sabda. (2015).
Perubahan kandungan protein dan serat Peningkatan kualitas ampas tebu
kasar kulit nanas yang difermentasi sebagai pakan ternak melalui
dengan plain yoghurt. Jurnal Ilmiah fermentasi dengan penambahan level
Ilmu-Ilmu Peternakan, 15(1). tepung sagu yang berbeda. Agripet,
15(2), 104–111.
Riswandi. (2014). Kualitas silase eceng
gondok (eichhornia crassipes) dengan Wina, E. (2005). Teknologi pemanfaatan
penambahan dedak halus dan ubi kayu. mikroorganisme dalam pakan untuk
Jurnal Peternakan Sriwijaya, 3(1), 1–6. meningkatkan produktivitas ternak
ruminansia di indonesia. Wartazoa,
15(4), 173–186.