You are on page 1of 1

Assalamualaikum, warahmatullahi wabarakatuh.

Dewan Juri yang saya hormati,


Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan YME, yang telah memberikan kita rahmat untuk bisa
berkumpul dalam kesempatan kali ini.
Senang bisa berada di tengah saudara sekalian untuk dapat menyampaikan pidato saya tentang lingkungan.

Hadirin yang saya banggakan,


Pemanasan global, dan pengaruhnya terhadap iklim, adalah salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi dunia
saat ini, khususunya Indonesia. Perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam periode waktu yang sangat lama,
merupakan sebuah dampak nyata terjadinya pemanasan global. Dalam satu abad terakhir, suhu permukaan global telah
meningkat antara 0,74-0.18 derajat Celsius. Di Indonesia sendiri, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), suhu rata-rata udara di permukaan tanah di Indonesia, mengalami peningkatan sebesar 0,5 0C.
Itu artinya BUMI SEMAKIN PANAS!

Hadirin sekalian,
Adanya aktivitas pembakaran hutan, asap kendaraan , pembakaran sampah berlebihan, dan lain-lain berkontribusi
besar dalam menyumbang gas rumah kaca yang mengakibatkan tertahannya panas matahari di dalam bumi. Lalu
bagaimana dampaknya? Ketidakstabilan iklim, meningkatnya permukaan air laut, gangguan ekologis, rusaknya
infrastruktur, dan lain-lain adalah beberapa dampak yang akan dirasakan oleh manusia dan lingkungan hidup. Belum
lagi masing-masing dampak tersebut akan mendatangkan berbagai dampak susulan lainnya bagi ekonomi, ekologis,
kesehatan, hingga sosial politik.

Hadirin sekalian,
Selama manusia masih tinggal di bumi maka tanggung jawabnya tetaplah sama, menjaga bumi agar tetap l estari.
Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menegaskan
bahwa kondisi alam dipengaruhi bukan hanya oleh alam itu sendiri, tetapi dipengaruhi juga oleh tingkah laku manusia.
Sangat jelas bahwa kita manusia berperan penting dalam menentukan ke arah mana kondisi alam akan kita bawa.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kondisi lingkungan yang berkelanjutan, salah satunya dengan
menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan.

Hadirin sekalian,
Demi mewujudkan Indonesia yang lestari, penting adanya kesadaran dari diri setiap manusia. Segala polemik yang
saat ini sangat mengkhawatirkan kondisi lingkungan di negeri ini, justru timbul karena kurangnya kesadaran bahwa
setiap manusia bertanggung jawab terhadap lingkungan. Semua program besar yang digaung-gaugkan: Sekolah
Adiwiyata, Go Green School, Indonesia Hijau, dan banyak program lainnya hanya akan menjadi istilah yang tiada
makna jika kita tidak sadar tugas dan tanggung jawab kita kepada bumi yang kita jadikan rumah. Ini bukan hanya
sekedar pernyataan yang fiktif belaka. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan total luas hutan di Indonesia sebanyak 128 juta ha. Itupun masih
belum mampu memperbaiki kualitas udara di Indonesia. Berdasarkan laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2021 pada
Maret 2022, Indonesia mendapatkan peringkat pertama di Asia Tenggara sebagai negara yang berpolusi udara. Ini
bukti nyata bahwa manusia masih belum sadar tugas dan tanggung jawabnya.

Lalu apa yang dapat kita lakukan sahabat-sahabat? Mari kita mulai dari hal-hal kecil, yang nantinya menjadi sebuah
evolusi besar untuk menyelamatkan lingkungan. Mengurangi kemasan sekali pakai, menggunakan air secukupnya,
memilah dan mendaur ulang sampah, pemanfaatan transportasi publik, terlebih memperbanyak tanaman pohon di
sekitar rumah.

Hadirin sekalian, maka dari itu, mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk cinta terhadap lingkungan. Pelihara
lingkungan, maka lingkungan akan memelihara kita. Demikian yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas segala
perhatian sahabat-sahabat.

Assalamualaikum wr. wb.

You might also like