You are on page 1of 17

BAB VI

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI PENANGAN


DAMPAK

1.1. Manajemen dan Rekayasa Lalu – lintas pada Ruas Jalan

Jl. Kawi, Simpang 4 Jl. Ijen - Jl. Kawi dan Simpang 3 APILL Jl.Bromo- Jl. Kawi
merupakan Jalan akses menuju Mall Olmpic Garden, volume kendaraan dan arus lalu lintas
yang padat pada Jl. Kawi – Jl. Bromo,. Hal tersebut dikarenakan pergerakan tarikan Pada
Mall Olympic Garden daerah sekitarnya yang sangat besar sehingga Ruas Jalan Kawi dan
sekitar pintu masuk dan keluar Mall Olympic Garden ini merupakan salah satu titik
kemacetan di Kota Malang. Berdasarkan PERMENHUB Nomor 96 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas, bahwa perekayasaan
meliputi pengadaan, pemasangan, perbaikan dan pemeliharaan perlengkapan jalan yang
berkaitan langsung dengan pengguna jalan.

Analisis yang digunakan adalah analisis kinerja jalan dan persimpangan serta analisis do
nothing – do something yaitu dengan melakukan skenario – skenario dengan dilakukan
alternatif - alternatif pemecahan masalah. Dari analisis do nothing - do something ini akan
ditemukan suatu kondisi yang paling baik dan kondisi paling buruk yang dapat terlihat
dengan adanya perubahan tingkat pelayanan. Dengan adanya perlakuan pada skenario ini,
maka output yang akan dihasilkan berupa alternatif-alternatif arahan manajemen lalu lintas
dengan masing-masing kekurangan dan kelebihan. Adapun teknik manajemen lalu lintas
yang digunakan adalah manajemen kapasitas berupa kontrol “on street parking”, pelebaran
geometrik, optimalisasi lampu lalu lintas dan jalan satu arah.

1.1. Penyediaan Angkutan Umum Fasilitas


Penyediaan angkutan umum dan fasilitasnya adalah aspek krusial dalam perencanaan
perkotaan modern yang berfokus pada mobilitas, keberlanjutan, dan aksesibilitas. Mall
Olympic Garden di Kota Malang, penyediaan angkutan umum yang efisien tidak hanya
memfasilitasi akses ke fasilitas perbelanjaan tetapi juga berkontribusi pada pengurangan
kemacetan dan dampak lingkungan, Berikut beberapa penambahan fasilitas Angkutan umum
pada Mall Olympic Garden.
 Penambahan fasilitas berupa Halte dirancang dapat menampung penumpang angkutan
umum 20 orang per halte pada kondisi biasa (penumpang dapat menunggu dengan
nyaman)
Gambar 6.1 Perencanaan

Sumber : Gambar Perencanaan

Keterangan gambar:
 Ruang gerak per penumpang di tempat henti 90 cm x 60 cm.
 Jarak bebas antara penumpang dalam kota 30 cm dan antar kota 60 cm.
 Ukuran tempat henti per kendaraan, panjang 12 m dan lebar 2,5 m.
 Ukuran lindungan minimum 4 m x 2 m.
Catatan:
 Bahan bangunan disesuaikan dengan kondisi setempat.
 Ukuran minimum dengan luas efektif halte adalah panjang = ≥ 4 m dan lebar
≥ 2 m.
Gambar 6.2 Jenis Halte
Sumber : Hasil Perencanaan

Setelah beroperasinya Mall Olympic Garden maka Beberapa perencanaan fasilitas


penyediaan angkutan umum perlu diadakan agar pergerakan di sekitar Mall Olympic
Garden dapat berjalan dengan baik dan tidak mengakibatkan kemacetan.
1.2. Kondisi Akses Masuk dan Akses Keluar Kawasan Mall Olympic Garden
Banyak pusat perbelanjaan di Kota Malang yang menjadi ajang rekreasi, belanja,
ataupun sekedar jalan-jalan ataupun cuci mata dari kalangan anak muda sampai kalangan
orang tua. Salah satu pusat perbelanjaan yang ada di
kota Malang yaitu Mall Olympic Garden atau biasa
kita sebut MOG. Mall Olympic Garden (atau disingkat
MOG) awalnya didirikan pada tahun 2007 oleh salah
satu perusahaan yakni PT. Mustika Taman Olympic di
atas lahan ruang terbuka hijau kawasan Stadion
Gajayana seluas 8,408 hektar. Pembangunan meliputi fasilitas olah raga lainnya seperti
kolam renang, lapangan tenis indoor dan outdoor, lapangan sepak bola luar, mal, hotel
bintang empat dan taman. Mall Olympic Garden MOG merupakan mal termuda di Kota
Malang yang bersebelahan dengan Stadion Gajayana. Mall Olympic Garden (MOG)
merupakan salah satu pusat perbelanjaan, fashion, tempat hiburan, sekaligus terkenal sebagai
salah stau mall terbesar yang berlokasi di kawasan Kota Malang tepatnya di Jalan Kawi
No.24, Malang.
Gambar 6.3 layout akses masuk dan keluar Kawasan MOG (eksisting)

Table 6.1 kondisi akses masuk dan keluar Kawasan MOG (eksisting)
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa selain di Jalan Kawi,pintu masuk
kawasan MOG terdapat pula di Jalan Tenes. Untuk pintu keluar lebihbanyak alternatif, yaitu
terdapat di Jalan Tenes dan Jalan Tangkuban Perahu. UntukGerbang E, berdasarkan survei
yang telah dilakukan ada beberapa sepeda motor yang bisa masuk tanpa ditarik karcis. Dalam
hal ini mungkin sepeda motor tersebutmerupakan kendaraan internal pegawai MOG.
Sedangkan Gerbang F merupakan pintumasuk dan keluar bagi kendaraan internal mall untuk
melakukan loading barang.

1.3. Analisis Kebutuhan Parkir


1.1.1. Perhitungan Kebutuhan Ruang Parkir

Kondisi parkir Mall Olympic Garden saat ini mampu menampung 1058.8 SRP kendaraan
roda empat (mobil) dan 414.85 SRP kendaraan roda dua (sepeda motor) yang terbagi dalam
dua tempat parkir yaitu melalui pintu utama Jalan Kawi dan Jalan Tenes. Analisis kebutuhan
parkir diperlukan sebagai dasar perencanaan lahan parkir yang harus ada dalam setiap
Pembangunan sebuah pusat kegiatan. Kebutuhan parkir dihitung berdasarakan dari
banyaknya kendaraan yang keluar-masuk dan parkir di Mall Olympic Garden pada saat ini
dengan luas lahan yang tersedia pada area lokasi Pembangunan Mall Olympic Garden.
1. Volume Kendaraan dan Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir yaitu jumlah kendaraan yang diparkir pada waktu tertentu. Rumus dari
akumulasi parkir adalah :
Akumulasi = kendaraan tinggal + kendaraan masuk – kendaraan keluar Akumulasi dan
volume kendaraan di Mall Olympic Garden Kota Malang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6.2 Volume dan Akumulasi Pakir MOG

2. Durasi Rata – rata Pakir


Durasi parkir diperoleh dengan cara mengurangkan jam keluar kendaraan dari
lokasi parkir dengan jam masuk kendaraan ke lokasi parkir.
Tabel 6.3 Durasi Rata – rata Parkiran MOG

3. Tingkat Pergantian Parkir


Angka pergantian parkir yaitu tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh
dengan membagi volume parkir dengan luas parkir untuk periode tertentu

Tabel 6.4 Tingkat Pergantian Parkiran MOG


4. Indeks Parkir
Indeks parkir adalah akumulasi jumlah kendaraan pada waktu tertentu di bagi
jumlah ruang parkir yang tersedia

Gambar 6.4 Grafik Indeks Parkir pada Parkir MOG


5. Kebutuhan Satuan Ruang Parkir
Tabel 6.5 Kebutuhan Satuan Ruang Parkir MOG

Berdasarkan data tersebut diatas pihak yang berwenang dalam masa Pembangunan
berkewajiban menyediakan ruang parkir mobil dan sepeda motor minimal sejumlah
kebutuhan diatas. Hal ini sebagai langkah untuk mencegah adanya parkir ditepi jalan yang
dapat mengganggu kelancaran lalu lintas.

1.1.1. Analisis Ketersediaan Ruang Parkir


Analisis kebutuhan ruang parkir ini adalah analisis ketersediaan ruang parkir dengan
membandingkan jumlah kebutuhan ruang parkir maksimum dengan jumlah rencana
penyediaan ruang parkir diarea Mall Olympic Garden. Pada Perencanaan Pembangunan
ruang parkir yang disediakan sebanyak 414.85 SRP untuk mobil dan 1058.8 SRP untuk
sepeda motor, dari hasil survei dan hasil analisis data bahwa kendaraan parkir motor tidak
mencukupi. Sehingga Penyediaan Ruang Parkir di Mall Olympic Garden bisa dilakukan
dengan Pembangunan parkir bertingkat untuk sepeda motor.
Tabel 6.6 Ketersediaan Ruang Parkir Eksisting
Gambar 6.5 Area Perencanaan Gedung Parkir

Gambar 6.6 Rencana Pakir MOG basement


Berdasarkan Gambar 6.5 dan Gambar 6.6 terlihat area rencana Pembangunan Gedung
dan lahan parkir yang dimana ketersediaan ruang parkir akan bertambah sehingga SRP yang
ada mencukupi. Sehingga Gedung parkir yang dibangun bisa terpenuhi dan tidak akan ada
lagi kendaraan parkir ditepi jalan.

1.2. Penataan Sirkulasi Lalu – lintas di dalam Kawasan

Pengembangan Pembangunan Mall Olympic Garden perlu dilakukan untuk menjaga


kondisi arus lalu lintas tetap normal. Penanganan pengembangan pembangunan yang perlu
dilakukan adalah:

1. Membuat akses keluar masuk yang memadai, dimana akses masuk dan keluar untuk
roda 4 dan Roda 2
Tabel 6.7 Cara Penanganan Geometrik Jalan

Gambar 6.7 Penyediaan akses keluar masuk jalan utama MOG


Gambar 6.8 Penyediaan akses keluar masuk MOG

2. Melengkapi marka jalan dan fasilitas perlengkapan jalan


3. Menempatkan petugas untuk membantu kelancaran keluar masuk kendaraan
terutama pada saat jam sibuk seperti diutarakan pada point 1.
4. Penyediaan Akses Pejalan Kaki menggunakan marka dengan lebar 1 meter
5. Menyediakan areal parkir minimal sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
dalam hasil analisis yaitu sebanyak 765 SRP roda dua 1100 SRP roda empat.
1.1. Penyediaan Fasilitas Pejalanan Kaki dan Penyebrangan

Penyediaan fasilitas pejalan kaki dan penyebrangan di sekitar Mall Olympic Garden
memiliki peran krusial dalam meningkatkan keselamatan dan kenyamanan para pejalan kaki.
Melalui pendekatan yang berfokus pada kebutuhan pengguna jalan kaki, perencanaan
perkotaan dapat menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung mobilitas di sekitar
fasilitas Kesehatan.

Fasilitas pejalan kaki dan penyebrangan pada kawasan sekitar Mall Olympic Garden
Kota Malang perlu ditambahi beberapa fasilitas dan rambu-rambu pengingat seperti:

 Lebar dan alinyemen jalur pejalan kaki harus leluasa, minimal dua orang pejalan
kaki berpapasan, salah satu diantaranya tidak harus turun ke jalur lalu lintas
kendaraan.
 Lebar minimum jalur pejalan kaki adalah 1,50 meter.
 Maksimum arus pejalan kaki adalah 50 pejalan kaki/menit
 Lebar lajur pejalan kaki harus ditambah, bila patok rambu lalu lintas, kotak
surat, pohon peneduh, atau fasilitas umum lainnya ditempatkan pada jalur
tersebut.

Tabel 6.8 Penambahan Lebar Jalur Pejalanan Kaki


Trotoar dapat direncanakan pada ruas jalan yang terdapat volume pejalan kaki lebih
dari 300 orang per 12 jam (jam 6.00 – jam 18.00) dan volume lalu lintas lebih dari 1.000
kendaraan per 12 jam (jam 6.00 – jam 18.00). Ruang bebas trotoar tidak kurang dari 2,5
meter dan kedalaman bebas tidak kurang dari satu meter dari permukaan trotoar. Kebebasan
samping tidak kurang dari 0,3 metrer. Perencanaan pemasangan utilitas selain harus
memenuhi ruang bebas trotoar juga harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam buku
petunjuk pelaksanaan pemasangan utilitas. Lebar trotoar harus dapat melayani volume
pejalan kaki yang ada. Lebar minimum trotoar sebaiknya seperti yang tercantum dalam tabel
sesuai dengan klasifikasi jalan.

Tabel 6.9 Lebar Trotoar Minimum

Gambar 6.9 Ruang Bebas Trotoar


Fasilitas penyeberangan pejalan kaki ada kaitannya dengan trotoar, maka fasilitas
penyeberangan pejalan kaki dapat berupa perpanjangan dan trotoar. Untuk penyeberangan
dengan Zebra cross dan Pelikan cross sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan
persimpangan. Lokasi penyeberangan harus terlihat jelas oleh pengendara dan ditempatkan
tegak lurus sumbu jalan.

Gambar 6.10 Zebra Cross dipersimpangan


Memasang fasilitas perlengkapan jalan seperti rambu dan marka disekitar kawasan.
Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.7234/AJ.401/DRJD/2013
Tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan. Maka pemasangan rambu harus mengikuti
standar yang ada seperti diperlihatkan pada di bawah :

Gambar 6.11 Standar Pemasangan Rambu

Untuk jenis rambu-rambu lalu lintas yang akan dipasang dapat mengacu pada Lampiran
Keputusan Menteri Perhubungan No. 13 tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan.
Standar pemasangan marka jalan dapat mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No.
67 Tahun 2018.
Gambar 6.12 Standar Pemasangan Marka

1.2. Penyediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan di dalam Kawasan


Penyediaan fasilitas perlengkapan jalan di dalam kawasan, terutama di sekitar Mall Olympic
Garden di Kota Malang, Fasilitas ini tidak hanya memastikan keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan, tetapi juga mendukung fungsi kawasan tersebut sebagai pusat pembelanjaan
Berikut Penyediaan fasilitas yang harus ada di Mall Olympic Garden yaitu :

You might also like