Puisi Naratif

You might also like

You are on page 1of 5

Jenis Puisi

Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan, puisi dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yakni naratif, lirik, dan deskripsi.
1. Puisi Naratif
Puisi naratif yang disusun oleh penyair mengandung suatu cerita. Terdapat unsur-unsur, seperti
pelaku, perwatakan, setting, atau rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Puisi jenis
ini terbagi ke dalam dua macam, yaitu balada dan romansa.
a. Balada
Balada adalah puisi yang menggambarkan perilaku seseorang secara objektif, baik lewat
dialog maupun monolog. Puisi ini mengandung suatu gambaran kisah tertentu. Contoh balada
adalah ”Balada Orang-Orang Tercinta” dan ”Blues untuk Bonnie” karya W.S. Rendra.
Balada Orang-Orang Tercinta
Karya: W.S. Rendra

Kita bergantian menghirup asam


Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan

Kita berjalan terseok-seok


Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain

Kadang kita merasa beruntung


Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?

Kita meleleh dan tergerus


Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan

Mengapa kita saling menyembunyikan


Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta
Sumber: W.S. Rendra, ”Balada Orang-Orang Tercinta” dalam Balada Orang-Orang Tercinta, Jakarta, Pustaka Jaya, 1994
b. Romansa
Jenis puisi romansa berupa puisi yang mengandung cerita romantik. Puisi ini yang berisi kisah
percintaan yang diselingi perkelahian dan petualangan. Bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi ini berupa bahasa romantik. Contoh puisi romansa yaitu ”Priangan Si Jelita” karya Ramadhan
K.H., ”Taman” karya Chairil Anwar, dan ”Surat Cinta” karya W.S. Rendra.
Taman
Karya: Chairil Anwar

Taman punya kita


berdua tak lebar luas,
kecil saja
satu tak kehilangan lain
dalamnya. Bagi kau dan aku
cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding
permadani halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua Sumber: ”5 Peaceful Phuket Parks” https://www.propertyinphuket.com/5-
peaceful-phuket-parks/, diunduh 8 Februari 2021
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
Sumber: Pamusuk Eneste (Ed), ”Taman” dalam Aku Ini Binatang Jalang, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2017

2. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam
endapan pengalaman, sikap, dan suasana batin yang melingkupinya. Puisi lirik terbagi atas beberapa
macam, misalnya elegi, serenada, dan ode.
a. Elegi
Elegi adalah puisi ratapan yang mengungkapkan perasaan duka atau sedih. Contoh elegi yaitu
”Elegi Jakarta” karya Asrul Sani dan ”Elegi buat Zizi” karya Toto Sudarto Bachtiar.
Elegi buat Zizi
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Karena kematian yang masih hidup


Aku rimba kelam kabut dan lapar
Arak musim hujan iba memutus waktu
Zizi! Nanti tiba waktu untuk tak lagi bicara

Bila malam masih suara santun, masih saja aku cinta


Masih saja kugaris lambang-lambang kecil pada kaca
Yang hilang bila aku pulang
Dan malang makin tahu arti malang

Kini aku hanya menunggu setiap akhir minggu


Hari-hari warisan tinggal suara muram membius
Hari-hari musim depan tetap mengandung rahasia
Yang hidup, hingga tiba ketetapan waktu
Sumber: Toto Sudarto Bachtiar, ”Elergi buat Zizi” dalam Suara, Etsa, Desah: Kumpulan Sajak Toto Sudarto Bachtiar, Jakarta, Grasindo, 2001
b. Serenada
Serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Contoh serenada yaitu ”Serenada
Biru”, ”Serenada Jambu”, ”Serenada Ungu”, dan ”Serenada Kelabu” karya W.S. Rendra.
Serenada Biru
Karya: W.S. Rendra
1)
3)
Alang-alang dan rumputan
Ketika hujan datang
bulan mabuk di atasnya.
malamnya sudah tua:
Alang-alang dan rumputan
angin sangat garang
angin membawa bau
dinginnya tak terkira.
rambutnya.
Aku bangkit dari tidurku
dan menatap langit kelabu.
2)
Wahai, janganlah angin itu
Mega putih
menyingkap selimut kekasihku
selalu berubah rupa. Sumber: https://web.archive.org/web/20201213214340/
Membayangkan rupa https://kisahbro.com/puisi-serenada-biru-karya-w-
yang datang derita. s-rendra/, diakses 22 Januari 2021

c. Ode
Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan. Contoh
ode yaitu ”Teratai” karya Sanusi Pane dan ”Diponegoro” karya Chairil Anwar.
Diponegoro
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini


Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti


Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu


Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti
Sudah itu mati

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api

Punah di atas menghamba


Binasa di atas ditinda Sumber: ”Antara Mooi Indie, Perjuangan Kebangsaan, dan Diponegoro”,
https://web.archive.org/web/20200804053358/https://indonesia.
Sungguhpun dalam ajal baru go.id/ragam/seni/seni/antara-mooi-indie-perjuangan-kebangsaan-
tercapai Jika hidup harus merasai dan-diponegoro, diunduh 8 Februari 2021

Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
Sumber: Pamusuk Eneste (Ed), ”Diponegoro” dalam Aku Ini Binatang Jalang, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2017
4. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif menggambarkan penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan,
peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk ke dalam
jenis puisi deskriptif, yaitu satire, puisi kritik sosial, dan puisi impresionistik.
a. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan
dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. Contoh puisi satire adalah
”Negeriku” karya Gus Mus dan ”Pencopet Metropolitan” karya Malik Abdul.

Negeriku
Karya: K.H. A. Mustofa Bisri

mana ada negeri sesubur negeriku?


sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya di dunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
mana ada negeri sekaya
negeriku? majikan-majikan
bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia
mana ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi
Sumber: http://gusmus.net/puisi/negeriku, diakses 22 Januari 2021

b. Puisi kritik sosial adalah puisi yang menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau
diri seseorang dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang
tersebut. Contoh puisi kritik sosial adalah ”Suara dari Rumah-Rumah Miring” dan ”Peringatan”
karya Wiji Thukul.
Peringatan
Karya: Wiji Thukul

Jika rakyat pergi


Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi


Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh


Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang


Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
Sumber: Wiji Thukul, ”Peringatan” dalam Aku Ingin Jadi Peluru, Magelang, Indonesia Tera, 2004

c. Puisi impresionistik adalah puisi yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu
topik. Melalui puisi ini, penyair menyampaikan kesan terhadap suatu keadaan yang sebenarnya.
Contoh puisi impresionistik adalah ”Aku” karya Chairil Anwar.
Aku
Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku


‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan

itu Aku ini binatang

jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari

Hingga hilang pedih peri


Sumber: “Chairil Anwar dan Jakarta” https://
sejarahjakarta.com/2019/04/26/chairil-
Dan aku akan lebih tidak perduli anwar-dan-jakarta/, diunduh 8 Februari
2021, Pengolah gambar: Zain M.
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Sumber: Pamusuk Eneste (Ed), ”Aku” dalam Aku Ini Binatang Jalang, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2017

You might also like