You are on page 1of 3

Nama : Felisitas Stella Nathania Christiani

NIM : 21040120130075
Kelas :A
Mata Kuliah : Sumber Daya Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl.GE, M.T.

Preservasi, Konservasi dan Keanekaragaman Hayati

Preservasi
Preservasi adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu preservation yang berarti
pemeliharaan atau pengawetan. Arti lain arti preservasi menurut The American Institute for
Conservation of Historic and Artistic Works (AIC) 2014, preservasi adalah suatu upaya perlindungan
benda-benda budaya yang memiliki nilai sejarah melalui tindakan maupun kegiatan untuk mengurangi
kerusakan fisik dan kimia dengan tujuan untuk menghindari kehilangan informasi penting yang
terdapat di dalamnya.
Kegiatan preservasi mencakup beberapa hal antara lain kegiatan untuk memperbaiki, mencegah
serta memperlambat kerusakan. Arti kata preservasi dapat lebih luas dari kata konservasi karena
konservasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan, sedangkan preservasi adalah
kegiatan untuk mempertahankan kondisi suatu objek agar tidak rusak dan terjaga kelestariannya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya pasal 11 dan 12. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya, dilaksanakan melalui kegiatan:
a. pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
b. pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.
Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dilaksanakan dengan
menjaga keutuhan kawasan suaka alam agar tetap dalam keadaan asli.
1. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilaksanakan di dalam dan di luar kawasan suaka
alam.
2. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di dalam kawasan suaka alam dilakukan dengan
membiarkan agar populasi semua jenis tumbuhan dan satwa tetap seimbang menurut proses
alami di habitatnya.
3. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di luar kawasan suaka alam dilakukan dengan menjaga
dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa untuk menghindari bahaya kepunahan.
Konservasi
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa
Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pada Pasal 1 angka 2,
pengertian konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan
Nama : Felisitas Stella Nathania Christiani
NIM : 21040120130075
Kelas :A
Mata Kuliah : Sumber Daya Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl.GE, M.T.

tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan:
a. perlindungan sistem penyangga kehidupan;
b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Mencegah kepunahan adalah tujuan utama dari konservasi keanekaragaman hayati. Walaupun
pencegahan kepunahan bertumpu pada konservasi di tingkat spesies, konservasi keanekaragaman
hayati harus dilaksanakan di tiga tingkat keanekaragamannya, yaitu ekosistem, spesies dan genetik.

Keanekaragaman Hayati
Variabilitas diantara berbagai organisme hidup, yang berasal dan hidup di daratan, lautan,
ekosistem perairan, dan komplek-komplek ekologis Convention on Biological Diversity (CBD), 1992.
Didalamnya menyangkut keragaman:
− Internal Spesies (Genetic Diversity)
− Antar Spesies (Species Diversity) – Harimau Sumatra Vs. Harimau Bengali
− Antar Ecosystem (Ecological Diversity) – Ecosystem pesisir, hutan tropis, gurun, padang
rumput, pegunungan berbatu, dataran tinggi, lembah sungai, ecosystem alpines.
Kanekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Mochamad Indrawan dkk (2007)
adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme termasuk yang mereka miliki serta ekosistem
rumit yang mereka bentuk menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati dapat digolongkan
menjadi tiga tingkat yaitu :
1. Keanekaragaman spesies, hal ini mencakup semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan
protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan yang bersel
banyak atau multiseluler)
2. Keanekaragaman genetik. Variasi genetik dalam satu spesies baik diantara populasi –populasi
yang terpisah secara geografis,maupun diantara individuindividu dalam satu populasi
3. Keanekaragaman komunitas. Komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan
lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati itu diperlukan untuk kelanjutan kelangsunga makhluk
hidup di bumi dan penting bagi manusia. Keanekaragaman spesies menggambarkan seluruh cakupan
adaptasi ekologi, serta menggambarkan evolusi spesies terhadap lingkungan tertentu.
Keanekaragaman hayati merupakan sumberdaya hayati dan sumberdaya alternative bagi manusia
Nama : Felisitas Stella Nathania Christiani
NIM : 21040120130075
Kelas :A
Mata Kuliah : Sumber Daya Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl.GE, M.T.

Keanekaragaman hayati dapat dipandang sebagai fondasi ketahanan kesehatan dan pangan
manusia karena mendukung berfungsinya ekosistem di mana manusia bergantung untuk mendapatkan
sumber pangan, air bersih, mengatur iklim, banjir dan mengendalikan penyakit (Samedi, 2015).
Keanekaragaman hayati yang ada di alam telah terancam punah oleh berbagai cara. Suhartini
(2009) dalam (Triyono, 2013). menyatakan ancaman terhadap keanekaragaman hayati dapat terjadi
melalui barbagai cara berikut :
1. Perluasan areal pertanian dengan membuka hutan atau eksploitasi hutannya sendiri akan
mengancam kelestarian varietas liar/lokal yang hidup di hutan (seperti telah diketahui bahwa
varietas padi liar/lokal banyak dijumpai di hutan belukar, hutan jati dan hutan jenis lain). Oleh
karena itu sebelum pembukaan hutan perlu dilakukan ekspedisi untuk pengumpulan data
tentang varietas liar/lokal.
2. Rusaknya habitat varietas liar disebabkan oleh terjadinya perubahan lingkungan akibat
perubahan penggunaan lahan.
3. Alih fungsi lahan pertanian untuk penggunaan di luar sektor pertanian menyebabkan flora
yang hidup di sana termasuk varietas padi lokal maupun liar, kehilangan tempat tumbuh.
4. Pencemaran lingkungan karena penggunaan herbisida dapat mematikan gulma serta varietas
tanaman budidaya termasuk padi.
5. Semakin meluasnya tanaman varietas unggul yang lebih disukai petani dan masyarakat
konsumen, akan mendesak/tidak dibudidayakannya varietas lokal.
6. Perkembangan biotipe hama dan penyakit baru yang virulen akan mengancam kehidupan
varietas lokal yang tidak mempunyai ketahanan.

Referensi:
Samedi, S. (2015). Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia: Rekomendasi Perbaikan
Undang-Undang Konservasi. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 2(2), 1–28.
Triyono, K. (2013). Keanekaragaman hayati dalam menunjang ketahanan pangan. Jurnal Inovasi
Pertanian, 11(1), 12–22.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/ada-apa-dengan-konservasi-preservasi-dan-
restorasi-seri-konservasi-bagian-1/

You might also like