You are on page 1of 5

Nama :

Nim :
Kelas :

Pengertian : Terdapat 7 level kelompok metastase menurut Memorial


Kanker nasofaring adalah kanker yang berasal Sloan Kettering Cancer Center, yaitu (Hendrik dan
dari sel epitel nasofaring di rongga belakang Prabowo, 2017) :
hidung dan belakang langit-langit rongga mulut.
Kanker ini merupakan tumor ganas daerah kepala  Level I, mencakup daerah segitiga bagian dasar mulut
dan leher yang terbanyak di temukan di Indonesia. (submental) dan sub mandibula.
Hampir 60% tumor ganas dan leher merupakan  Level II, mencakup daerah-daerah jugularis superior
kanker nasofaring, kemudian diikuti tumor ganas
yang meluas dari basis cranii hingga os. Hyoid.
hidung dan sinus paranasal (18%), laring (16%),
dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring  Level III, mencakup daerah jugularis medialis dengan
dalam prosentase rendah. batas atasnya adalah tepi bawah os. Hyoid hingga os.
Cricoid.
 Level IV, mencakup daerah jugularis inferior dengan
Etiologi :
batas bawah adalah os. Cricoid sampai 2 cm di atas
 Infeksi virus Epstein-Barr sterno-clavicula joint.
 Ikan asin dan nitrosamine  Level V, dengan batas atas adalah tepi atas os. Hyoid,
 Sosial ekonomi, lingkungan, dan bagian bawahnya adalah cervicales transversus, bagian
kebiasaan hidup. depan adalah bagian tepi belakang.
 Sering kontak dengan bahan  Level VI, mencakup daerah tempat kelompok
karsinogen kompartemen anterior dari os. Hyoid sampai supra
 Ras dan keturunan
 Radang kronis di nasofaring

Manifestasi klinis :
1. Gejala dini/gejala setempat, adalah gejala-gejala yang dapat timbul di waktu tumor masih tumbuh dalam batas-
batas nasofaring, dapat berupa:
 Gejala hidung: pilek lama yang tidak kunjung sembuh; epistaksis berulang, jumlahnya sedikit dan seringkali
bercampur dengan lendir hidung sehinga berwarna merah jambu; lendir hidung seperti nanah, encer/kental,
berbau.
 Gejala telinga: tinnitus (penekanan muara tuba eustachii oleh tumor, sehingga terjadi tuba oklusi,
menyebabkan penurunan tekanan dalam kavum timpani), penurunan pendengaran (tuli), rasa tidak nyaman di
telinga sampai otalgia.
2. Gejala lanjut/gejala pertumbuhan atau penyebaran tumor, dapat berupa:
 Gejala mata: diplopia (penglihatan ganda) akibat perkembangan tumor melalui foramen laseratum dan
menimbulkan gangguan N.IV (N. Trochlearis) dan N. VI (N. Abducens).
 Gejala tumor: pembesaran kelenjar limfe pada leher, merupakan tanda penyebaran atau metastase dekat secara
limfogen dari karsinoma nasofaring.

Penatalaksanaan :
Pemeriksaan penunjang :
 Sinar Radiasi (radioterapi)
 Pemeriksaan Serologi
 Kemoterapi
 Pemeriksaan histopatologi (biopsi)
 Penatalaksanaan Nutrisi dan
 Pemeriksaan Radiologi
Rehabilitasi Medik
Konsumsi ikan asin meningkat Riwayat keluarga

Kerusakan DNA pada sel


Mengaktifkan EBV
dimana pola kromosomnya
abnormal
Menstimulasi sel abnormal
yang tidak terkontrol
Terbentuknya sel-sel
muatan

Diferensiasi dan polferasi


protein laten (EBNA-1) Pola kromosom abnormal

Pertumbuhan sel kanker pada Kromosom ekstra terlalu


nasofaring (utama pada fossa sedikit translokasi
rossamuller) kromosom

Metastase sel-sel kanker ke


kelenjar getah bening melalui Penekanan pada tuba
Sifat kanker diturunkan
aliran limfe eustachius
pada anak

Pertumbuhan dan Penyumbatan muara tuba


perkembangan sel-sel kanker
di kelenjar getah bening
Eritrosit,
Gangguan persepsi sensori leukosit,
Imunosupressi
(Pendengaran) trombosit
Benjolan massa pada leher
meningkat
bagian samping
Resti infeksi

Supresi sumsum Gangguan


Menembus kelenjar &
tulang pembuluh sel
mengenai otak dibawahnya Konstipasi
darah merah

Kelenjar melekat pada otot


Indikasi kemoterapi Rangsangan
dan sulit di gerakkan
Diare

Perangsangan elektrik zona


Nyeri Merusak sel sel epitel
pencetus kemoresptor
kulit
diventrikel IV otak
Iritasi
traktusKeGr1usakan integritas
Gangguan
kulit integritas
Iritasi Mual, kulit
mukosa muntah
Resti perubahan mulut Kerusakan pada
membrane kulit kepala
mukosa oral Perubahan
Stomatitis nutrisi dari
kebutuhan Alopesia
Gangguan
Anoreksia harga diri
rendah
SDKI : Konstipasi (D.0049)
SDKI : Diare (D.0020)
Kategori : Fisiologis
SDKI : Defisit nutrisi (D.0019) Kategori : Fisiologis
Subkategori : Eliminasi
Kategori : Fisiologi Subkategori : Nutrisi dan cairan
SLKI : Setelah dilakukan
Subkategori : Nutrisi dan cairan SLKI : Setelah dilakukan intervensi
intervensi keperawatan selama
keperawatan selama 1 x 4 jam maka
SLKI : Setelah dilakukan intervensi 1 x 4 jam maka eliminasi fekal
eliminasi fekal membaik dengan
keperawatan selama 1 x 4 jam maka status membaik dengan kriteria
kriteria hasil :
nutrisi membaik dengan kriteria hasil : hasil :
 Control pengeluaran feses
 Berat badan  Control pengeluaran feses
meingkat
 Indeks massa tubuh (IMT) meningkat
 Frekuensi defakasi
 Kekuatan otot mengunyah meningkat  Keluhan defekasi lama dan
 Peristaltic usus sulit menurun
 Kekuatan otot menelan meningkat
 Konsistensi feses  Mengejan saat defekasi
 Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan
nutrisi SIKI : Manajemen Diare (1.03101) menurun
 Peristaltic usus
SIKI : Manajemen nutrisi (1.03119) Observasi :  Konsistensi feses
Observasi :  Identifikasi penyebab diare SIKI : Manajemen konstipasi
 Monitor warna, volume, frekuensi (1.04155)
 Identifikasi status nutrisi
dan konsistensi tinja
 Identifikasi alergi dan intoteransi makanan Observasi :
 Monitor jumlah pengeluaran diare
 Identifikasi makanan disukai
 Monitor asupan makanan Terapeutik :  Periksa tanda dan gejala
 Monitor berat badan konstipasi
 Berikan asupan cairan oral  Periksa pergerakan usus,
Terapeutik :  Berikan cairan intravena karakteristik feses
 Ambil sempel darah untuk
 Fasilitasi menentukan pedoman diet Terapeutik :
pemeriksaan darah lengkap dan
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu
elektrolit  Anjurkan diet tinggi serat
yang sesuai
 Ambil sempel feses untuk kultur,
Edukasi : jika perlu Edukasi :

 Anjurkan posisi duduk, jika mampu Edukasi :  Jelaskan etiologi masalah


 Ajarkan diet yang diprogramkan dan alas an tindakan
 Anjurkan makanan porsi kecil dan  Anjurkan peningkatan
Kolaborasi : sering secara bertahap asupan cairan, jika tidak
 Anjurkan menghindari makanan ada kontraindikasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum pembentuk gas, pedas dan  Latih buang air besar
makan mengandung laktosa secara teratur
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis Kolaborasi :  Ajarkan cara mengatasi
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu konstipasi
 Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses Kolaborasi :
SDKI : Nyeri akut (D.0077)
Kategori : Psikologis
SDKI : Gangguan persepsi
SDKI : Nausea (D.0076) Subkategori : Nyeri dan kenyamanan sensori (D.0085)
Kategori : Psikologis SLKI : Setelah dilakukan intervensi Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan keperawatan selama 1 x 4 jam maka
Subkategori : Integritas ego
tingkat nyeri menuun dengan kriteria
SLKI : Setelah dilakukan intervensi hasil : SLKI : Setelah dilakukan
keperawatan selama 1 x 4 jam maka tingkat intervensi keperawatan
nausea menurun dengan kriteria hasil :  Keluhan nyeri
selama 1 x 4 jam maka
 Meringis persepsi sensori membaik
 Keluhan mual  Gelisah dengan kriteria hasil :
 Perasaan ingin muntah  Perasaan takut mengalami cedera
berulang  Distorsi sensori
SIKI : Manajemen mual (1.03117)
 Menarik diri meningkat
Observasi :
SIKI : Manajemen nyeri (1.08238) SIKI : Minimalisasi
 Identifikasi pengalaman mual rangsangan (1.08241)
Observasi :
 Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
Observasi :
hidup  Identifikasi lokasi, karakteristik,
 Identifikasi faktor penyebab mual durasi, frekuensi, intensitas nyeri  Periksa status mental,
 Monitor mual  Identifikasi skala nyeri status sensori dan tingkat
kenyamanan
Terapeutik : Terapeutik :
Terapeutik :
 Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab  Control lingkungan yang
mual memperberat rasa nyeri  Diskusikan tingkat
 Berikan makanan dalam jumlah kecil dan  Fasilitasi istirahat dan tidur toleransi terhadap beban
menarik sensori
Edukasi :  Batasi stimulus
Edukasi : lingkungan
 Jelaskan penyebab, periode dan
 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup pemicu nyeri Edukasi :
 Ajarkan penggunaan teknik  Jelaskan strategi meredakan nyeri
nonfarmakologi untuk mengatasi mual  Ajarkan teknik nonfarmakologis  Ajarkan cara
untuk mengurangi rasa nyeri meminimalisasi stimulus

Kolaborasi :
SDKI : Harga diri rendah situasional SDKI :Gangguan integritas SDKI : Resiko infeksi (D.0142)
(D.0087) kulit/jaringan
Kategori : Lingkungan
Kategori : Psikologis Kategori : Lingkungan
Subkategori : keamanan dan proteksi
Subkategori : Integritas ego Subkategori : Keamanan dan proteksi
SLKI : Setelah dilakukan intervensi
SLKI : Setelah dilakukan intervensi SLKI : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 4 jam maka
keperawatan selama 1 x 4 jam maka keperawatan selama 1 x 4 jam maka tingkat infeksi menurun dengan
harga diri meningkat dengan kriteria integritas kulit dan jaringan meningkat kriteria hasil :
hasil : dengan kriteria hasil :
 Nyeri
 Penilaian diri positif  Kerusakan jaringan menurun  Kadar sel darah putih membaik
 Penerimaan penilaian positif  Kerusakan lapisan kulit menurun  Kebersihan tangan meningkat
terhadap diri sendiri
SIKI : Perawatan integritas kulit SIKI : Pencegahan infeksi (1.14539)
SIKI : Manajemen perilaku (1.12463) (1.11343)
Observasi :
Observasi : Observasi :
 Monitor tanda dan gejala infeksi
 Identifikasi harapan untuk  Identifikasi penyebab gangguan local dan sistemik
mengendalikan perilaku integritas kulit
Terapeutik :
Terapeutik : Terapeutik :
 Batasi jumlah pengunjung
 Tingkatkan aktivitas fisik sesuai  Lakukan pemijatan pada area  Cuci tangan sebelum dan sesudah
kemampuan penonjolan tulang, jika perlu kontak dengan pasien dan
 Batasi jumlah pengunjung  Gunakan produk berbahan lingkungan pasien
 Bicara dengan nada rendah dan petroleum atau minyak pada kulit
Edukasi :
tenang kering
 Lakukan kegiatan pengalihan  Hindari produk berbahan dasar  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
terhadap sumber agitasi alcohol pada kulit kering  Ajarkan cara mecuci
 Berikan penguatan positif terhadap tangandengan benar
Edukasi :
keberhasilan mengendalikan  Ajarkan cara memeriksa kondisi
perilaku  Anjurkan minum air yang cukup luka atau luka operasi
 Hindari bersikap menyudutkan dan  Anjurkan meningkatkan asupan 

Sumber :
Hendrik., Prabowo, I., 2017. Kanker(carcinoma) Nasofaring.
Surakarta: UNS Press
KEMENKES-RI. Panduan Penatalaksanaan Kanker Nasofaring.
Jakarta

You might also like