You are on page 1of 16

SOAL UTS

PENGUKURAN PSIKOLOGI
Semester Genap Tahun ajaran 2023/2024

Nama :Evan Bastian


NIM :202310440211004
Kelas : B (Pasca)
Sifat : Take Home
Tentang : Reliabilitas

1. Mahasiswa diminta mereview 5 artikel se tema ( PENGUKURAN PSIKOLOGI)


( ex: tentang Validitas )
Review: isi tentang artikel, kelebihan, kekurangan, analisis menurut anda
Ketentuan Penyusunan review .
a) Jurnal internasional 5 tahun terakhir
b) Min 10 halaman (isi)
c) Dikumpulkan soft copy tanggal 12 November 2023 ( gdrive)
d) Menyertakan Uji plagiasi max 10 %

Selamat Mengerjakan
Jurnal: Internasional Jurnal of bipolar disorders

Volume: Volume 8 Nomor 28

Tahun Terbit: 2020

Judul Jurnal:

Reliability and validity of the functioning assessment short test for older adults with bipolar
disorder (FAST-O)

Nama Peneliti:

Melis Orhan, Nicole Korten, Ralph Kupka, Patricia van Oppen, Max Stek, Eduard Vieta, Sigfried
Schouws, Wouter van Ballegooijen dan Annemiek Dols

Abstrak:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memvalidasi versi adaptasi untuk Orang Dewasa Lebih
Tua (FAST-O) pada kelompok orang dewasa lanjut usia dengan gangguan bipolar (OABD).

Metode penelitiannya menggunakan pengukuran yang dilakukan untuk menganalisis kualitas


psikometri FAST-O (analisis faktor konfirmatori untuk struktur internal, alpha Cronbach untuk
konsistensi internal, rho Spearman untuk validitas bersamaan, uji Mann-Whitney U untuk validitas
diskriminan). Penelitian ini dilakukan kepada 88 pasien berusia 50 tahun ke atas yang didiagnosis
dengan gangguan bipolar dilibatkan.

Hasil penelitian ini menyatakan usia rata-rata dalam sampel penelitian adalah 65,3 (SD=7,5) dan
57,3% adalah perempuan. Struktur internalnya paling mirip dengan struktur internal FAST asli.
Konsistensi internal sangat baik (Cronbach’s alpha=0,93). Validitas serentak ketika dikorelasikan
dengan Skala Penilaian Fungsi Sosial dan Pekerjaan rendah, namun signifikan. FAST-O juga
mampu membedakan antara pasien OABD eutimik dan pasien OABD bergejala.

Pendahuluan/Latar Belakang Masalah:

Gangguan bipolar (BD) adalah gangguan suasana hati yang parah, episodik, dan berlangsung
seumur hidup yang ditandai dengan episode mania atau hipomania yang bergantian atau terjadi
bersamaan dengan episode depresi, dan fase eutimik (Fagiolini dkk. 2013).

Meskipun prevalensi BD tampaknya menurun seiring bertambahnya usia, masih 8-10% pasien
rawat inap psikiatri berusia di atas 55-60 tahun didiagnosis menderita BD (Depp dan Jeste 2004).

Banyak pasien dengan BD dalam remisi klinis mengalami gejala sisa mood, disfungsi sosial,
gangguan kognitif dan stigma (Samalin et al. 2016).

Sampel/Subjek Penelitian:

Sampel penelitian ini yaitu 88 pasien berusia 50 tahun ke atas yang didiagnosis dengan
gangguan bipolar.
Desain Penelitian/Rancangan Eksperimen:

Functioning Assessment Short Test (FAST) terdiri dari 24 item yang dibagi menjadi enam aspek
fungsi sehari-hari: otonomi, fungsi pekerjaan, fungsi kognitif, masalah keuangan, hubungan
interpersonal, dan waktu senggang. FAST adalah instrumen yang digunakan oleh pewawancara,
dan dirancang untuk dilakukan oleh dokter terlatih. Kerangka waktu yang dipelajari mengacu
pada 15 hari terakhir sebelum penilaian. Agar instrumen ini lebih dapat diterapkan pada populasi
usia lanjut, kami telah mengganti domain fungsi pekerjaan dengan domain fungsi masyarakat
dan oleh karena itu mengubah beberapa item.

Metode Analisis Data:

Data dianalisis menggunakan Paket Statistik Ilmu Sosial (versi 24.0, SPSS Inc., Chicago, IL,
USA) dan R (versi 3.5.3).

Hasil Penelitian:

Peserta memiliki usia rata-rata 65,3 (SD=7,5), 57,3% adalah perempuan dan 42,7% adalah laki-
laki. Dari seluruh peserta, 76% berkewarganegaraan Belanda. Jenjang pendidikan dibagi menjadi
tiga tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi. Sebanyak 49,4% diantaranya mempunyai tingkat
pendidikan tinggi. Dari seluruh peserta, 30,5% masih memiliki pekerjaan aktif yang dibayar.
69,5% yang tidak memiliki pekerjaan aktif yang dibayar dibagi menjadi 32,9% yang sudah pensiun
dan 36,6% yang menganggur pada saat pengujian. Sebanyak 69,5% yang tidak memiliki
pekerjaan aktif berbayar pada saat pengujian, dibagi menjadi 32,9% yang sudah pensiun dan
36,6% yang menganggur pada saat pengujian. Peserta memiliki rata-rata 14,8 (SD=42,6) episode
manik yang dilaporkan sendiri dan 19,9 episode depresi (SD=39,7). Nilai rata-rata SOFAS adalah
64,3 (SD=14,8), menunjukkan bahwa kelompok kami mengalami gangguan ringan dalam fungsi
sosial. Rata-rata skor YMRS adalah 3,1 (SD=3,8) dan rata-rata skor CES-D adalah 13,4
(SD=11,8), menunjukkan bahwa rata-rata, tidak ada gejala suasana hati yang signifikan yang
muncul pada saat penyelidikan. 36,1 persen dari seluruh peserta memiliki skor 16 atau lebih tinggi
pada CES-D, yang menunjukkan depresi yang relevan secara klinis. 4,5 persen dari seluruh
peserta memiliki skor 12 atau lebih tinggi pada YMRS, yang menunjukkan mania (hipo) yang
signifikan secara klinis. Peserta memiliki skor rata-rata 15,9 (SD=13,8) pada FAST-O, dengan
skor berkisar antara 0 hingga 68.

Kesimpulan:

Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kualitas psikometri FAST-O pada
populasi OABD. Ditenemukan bahwa FAST-O terbukti menjadi ukuran yang andal dan valid,
ketika mengadaptasi item tersebut ke sampel pasien OABD. Instrumen ini menunjukkan
konsistensi internal yang sangat baik dan berhasil membedakan antara pasien yang bergejala
dan pasien yang eutimik. Validitas bersamaan adalah signifikan. Struktur internal FAST-O
menunjukkan kaki yang memuaskan jika dibandingkan dengan FAST asli. Hasil kami
menunjukkan bahwa FAST-O dapat digunakan sebagai cara cepat dan mudah untuk menilai
fungsi sehari-hari pada pasien OABD.
Kelebihan

Hingga saat ini belum ada instrumen singkat lain yang dikembangkan untuk penilaian fungsi
sehari-hari pada populasi pasien yang lebih tua.

Kekurangan

Tidak memperhitungkan kelompok usia dan etnis yang berbeda serta respon dari waktu ke waktu
untuk menarik kesimpulan. Tidak memperhitungkan reliabilitas tes. Menggunakan sampel yang
relatif kecil dengan gejala ringan hingga sedang.

Analisis menurut saya

FAST-O memiliki kualitas psikometrik yang baik dan oleh karena itu menunjukan validitas dan
reabilitas yang baik. FAST telah dipelajari secara ekstensif pada populasi orang dewasa dengan
hasil yang baik dalam beberapa bahasa. Diadaptasi sebagai FAST-O, alat ini dapat digunakan
pada populasi pasien yang lebih tua untuk menilai fungsi sehari-hari dengan cara praktis dan
efisien.
Jurnal: Sports Medicine - Open

Volume: Volume 7 Nomor 5

Tahun Terbit: 2021

Judul Jurnal:

Test Re-test Reliability of Single and Multijoint Strength Properties in Female Australian
Footballers

Nama Peneliti:

Daniel Kadlec, Matthew J. Jordan, Leanne Snyder, Jacqueline Alderson dan Sophia Nimphius.

Abstrak:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji reliabilitas tes ulang kontraksi sukarela maksimal
isometrik (MVC) dari adduksi pinggul (ADDISO), abduksi pinggul (ABDISO), dan ekstensi kaki
multi-sendi (SQUATISO) pada pemain sepak bola wanita sub-elit Australia.

Metode penelitiannya ialah data dikumpulkan dari klub yang sama dalam dua hari yang tidak
berurutan. Para peserta melakukan tiga MVC isometrik yaitu ADDISO, ABDISO, dan SQUATISO.
SQUATISO dilakukan pada fleksi lutut 140° dengan posisi batang tubuh vertikal dan pengukuran
ADDISO dan ABDISO dilakukan pada posisi terlentang pada fleksi lutut 60° dan fleksi pinggul
60°. Reliabilitas dinilai dengan menggunakan uji t berpasangan dan koefisien korelasi intrakelas
(ICC) dengan interval kepercayaan 95% (CI), kesalahan tipikal (TE), dan koefisien variasi (CV%)
dengan 95% CI.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Kekuatan puncak SQUAT-ISO (ICC .95; CV% 4.1), ABD-
ISO untuk kiri, kanan, dan jumlah (ICC .90-.92; CV% 5.0 - 5.7), dan ADDISO untuk kiri, kanan,
dan jumlah (ICC .86-.91; CV% 6.2 - 6.9) dianggap cukup dapat diandalkan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya (ICC ≥ .8 dan CV% ≤ 10).

Pendahuluan/Latar Belakang Masalah:

Kekuatan otot maksimal tungkai bawah penting untuk performa atletik dan pencegahan cedera
dan sering dinilai dan dipantau dalam populasi atletik. Pengujian kekuatan isometrik multisendi
seperti tarikan paha tengah isometrik atau jongkok isometrik (SQUAT-ISO) menunjukkan
keandalan pengujian ulang yang baik dan mungkin melibatkan risiko cedera yang lebih rendah
dibandingkan dengan pengujian kekuatan pengulangan maksimum (RM) yang menggunakan
beban bebas. Keandalan pengujian kekuatan isometrik multisendi telah diteliti pada atlet wanita
elit yang berpengalaman dengan latihan kekuatan. Namun, penelitian yang menyelidiki
keandalan SQUAT-ISO pada atlet wanita sub-elite dengan pengalaman latihan resistensi
terstruktur yang terbatas masih kurang. Lebih lanjut, meskipun pengujian multijoint telah terbukti
dapat diandalkan, ada kemungkinan bahwa strategi motorik kasar yang digunakan selama
pengujian multijoint mungkin kurang sensitif dalam mengidentifikasi kelelahan yang terisolasi dan
oleh karena itu mungkin berguna untuk mengevaluasi lebih lanjut keandalan penilaian multijoint
dan single-joint dalam kelompok yang sama.

Sampel/Subjek Penelitian:

Sampel penelitian ini yaitu 24 pesepakbola wanita sub-elite Australia (usia 22,6 ± 4,5 tahun; tinggi
169,4 ± 5,5 cm; berat badan 66,6 ± 8,0 kg; 4,5 ± 4,4 tahun latihan khusus olahraga; 2,5 ± 2,0
tahun latihan resistensi tak terstruktur).

Desain Penelitian/Rancangan Eksperimen:

Para peserta mengindikasikan bahwa mereka tidak memiliki riwayat sebelumnya terlibat dalam
program latihan ketahanan terstruktur yang diawasi meskipun mereka melaporkan pernah
melakukan latihan ketahanan yang bebas/tidak terstruktur. MVC isometrik diperoleh dari dua sesi
pengujian yang tidak berurutan yang dipisahkan oleh 48 jam. Peserta melakukan pemanasan
standar sebelum MVC isometrik yang terdiri dari lima jongkok dengan berat badan, lima lunge ke
belakang per sisi, dan lima lompatan gerakan balasan submaksimal. Sesi pengujian diawasi oleh
praktisi pengujian olahraga berkualifikasi yang sama yang menginstruksikan para peserta untuk
mendorong secepat dan sekeras mungkin dan memberikan dorongan verbal yang kuat selama
pengujian.

Metode Analisis Data:

Rata-rata, standar deviasi (SD), dan interval kepercayaan 95% [CI] dihitung untuk setiap variabel.
Uji t sampel berpasangan dengan signifikansi yang ditetapkan pada p <.05 dan koefisien korelasi
intrakelas 3,1 (ICC) dihitung dalam R (Tim Inti R 2018). Selain itu, kesalahan umum (TE) dan
koefisien variasi (CV) dari data yang ditransformasi log dengan 95% CI dihitung dengan rumus
yang telah dipublikasikan. Keandalan yang dapat diterima ditetapkan dengan kriteria yang telah
ditentukan yaitu ICC ≥ 0,8 dan CV ≤ 10% berdasarkan interpretasi rekomendasi sebelumnya.

Hasil Penelitian:

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara sesi pengujian satu dan sesi pengujian dua yang
diamati untuk SQUAT-ISO atau ADD-ISO dan ABD-ISO untuk kiri, kanan, atau jumlah yang
mendukung keandalan absolut. Semua tes isometrik yang dinilai menunjukkan reliabilitas relatif
yang dapat diterima seperti yang dirinci dalam Tabel dengan kisaran ICC 0,86-,95 dan CV% 4,1-
6,9. Data tampak terdistribusi secara normal dan mengikuti pola linier yang mendukung penilaian
reliabilitas relatif dan absolut yang dilaporkan dalam Tabel.

Kesimpulan:

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tes SQUAT-ISO, ABD-ISO, dan ADD-ISO menunjukkan
keandalan yang dapat diterima untuk penilaian kekuatan puncak pada pemain sepak bola wanita
sub-elitis Australia, yang menunjukkan bahwa tes-tes ini sesuai untuk pengujian kekuatan otot
dan memantau adaptasi terhadap latihan.
Kelebihan

Temuan ini relevan dengan ilmu olahraga, kedokteran olahraga, dan praktisi performa olahraga
karena kekuatan otot maksimal tubuh bagian bawah termasuk kekuatan abduksi dan adduksi
pinggul penting untuk performa dan identifikasi risiko cedera pada atlet wanita.

Kekurangan

Konsisten dengan penelitian sebelumnya dan dengan hipotesis penelitian, tes ADD-ISO, ABD-
ISO, dan SQUAT-ISO menunjukkan reliabilitas tes-retes yang tinggi pada populasi atlet wanita
sub-elite. Reliabilitas tes-retest dari tes SQUAT-ISO yang digunakan dalam penelitian ini, serupa
dengan yang dilaporkan pada atlet elit pria dan wanita, yang membuktikan kegunaan tes SQUAT-
ISO untuk memantau kekuatan otot maksimal tungkai bawah pada atlet wanita sub-elit. Kekuatan
absolut SQUAT-ISO dalam penelitian saat ini serupa dengan kekuatan atlet wanita yang
dilaporkan sebelumnya dengan setidaknya 6 bulan pengalaman latihan ketahanan. Yang berarti
tidak ada temuan baru atau pembaruan dalam penelitian ini.

Analisis menurut saya

Konsisten dengan hipotesis, penelitian ini menunjukkan keandalan yang tinggi untuk pengujian
ABD-ISO, ADD-ISO, dan SQUAT-ISO pada pemain sepak bola wanita Australia yang terlatih
secara sub-elite dengan pengalaman latihan resistensi yang terbatas. Hasil dari penelitian ini
dapat berkontribusi pada pengembangan data normatif untuk kekuatan isometrik ADD-ISO, ABD-
ISO, dan SQUAT-ISO pada atlet wanita sub-elite. Oleh karena itu, penilaian yang diperiksa dalam
penelitian ini dapat menjadi komponen yang berharga dalam pemantauan kesiapan dan
kelelahan atlet dan sebagai komponen dari baterai tes yang komprehensif untuk menilai risiko
cedera.
Jurnal: Journal of Patient-Reported Outcomes

Volume: Volume 6 Nomor 99

Tahun Terbit: 2022

Judul Jurnal:

Test–retest reliability and measurement error of the WHO-5 Well-being Index and the Problem
Areas in Diabetes questionnaire (PAID) used in telehealth among patients with type 1 diabetes.

Nama Peneliti:

Liv Marit Valen Schougaard, Tinne Laurberg, Kirsten Lomborg, Troels Krarup Hansen, Niels
Henrik Hjollund dan Annesofe Lunde Jensen.

Abstrak:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi reliabilitas tes-retest dan kesalahan
pengukuran dari versi Denmark dari WHO-Five Well-being Index (WHO-5) dan kuesioner
Problem Areas in Diabetes (PAID) yang digunakan dalam intervensi telehealth berbasis PRO di
antara pasien diabetes tipe 1. Tujuan lebih lanjut adalah untuk mengevaluasi keandalan tes-retest
dari item tunggal mengenai beban gejala pasien dan status kesehatan umum.

Hasil penelitian ini menyatakan sebanyak 146/255 (57%) pasien mengisi kuesioner web
sebanyak dua kali. Waktu respon rata-rata antara kedua titik waktu tersebut adalah lima hari. ICC
dari skala WHO-5 adalah 0,87 (95% CI 0,82-0,90), dan MDC adalah 18,56 poin (95% CI 16,65-
20,99). ICC dari skala PAID adalah 0.89 (95% CI 0.84-0.92), dan MDC adalah 11.86 poin (95%
CI 10.46-13.70). Secara keseluruhan, reliabilitas tes-retest dari gejala tunggal dan item status
kesehatan umum adalah substansial.

Pendahuluan/Latar Belakang Masalah:

Pemantauan jarak jauh menggunakan pengukuran hasil yang dilaporkan pasien (PRO) menjadi
lebih nyaman dan berguna seiring dengan perkembangan teknologi telehealth, sehingga
memungkinkan peluang baru, seperti pemantauan gejala secara real-time dan penjadwalan janji
temu yang fleksibel pada pasien diabetes, konsultasi tatap muka secara tradisional digunakan
dalam perawatan klinis; akan tetapi, prakarsa telehealth yang menyediakan layanan yang lebih
fleksibel dan nyaman semakin banyak diadopsi. Pemilihan tindakan PRO merupakan inti dari
solusi telehealth berbasis PRO, seperti DiabetesFlex, dan kuesioner khusus penyakit telah
dikembangkan melalui kerja sama yang erat dengan pasien dan pakar klinis untuk memastikan
validitas konten dan wajah. Pengukuran PRO harus digunakan sesuai dengan tujuannya, sifat
pengukuran seperti validitas dan reliabilitas harus dipertimbangkan, dan pengguna harus
mengetahui cara menginterpretasikan hasil pengukuran PRO. Di antara aspek-aspek penting
dalam perawatan diabetes adalah penilaian kesehatan mental dan tekanan diabetes; oleh karena
itu, kuesioner WHO Five Wellbeing Index (WHO-5) dan Problems Areas in Diabetes (PAID) dipilih
dalam solusi telehealth berbasis PRO, DiabetesFlex.
Sampel/Subjek Penelitian:

Sampel penelitian ini yaitu 255 pasien rawat jalan berusia≥18 tahun yang menderita diabetes tipe
1 selama>1 tahun, memiliki akses internet, dan memiliki kemampuan memahami, membaca, dan
menulis dalam bahasa Denmark.

Desain Penelitian/Rancangan Eksperimen:

Kami melakukan studi reliabilitas tes-retes di antara pasien rawat jalan. Pasien yang
diikutsertakan terdaftar dalam intervensi telehealth berbasis PRO, DiabetesFlex. Para pasien
mengisi kuesioner pada dua titik waktu. Pertama, mereka mengisi kuesioner DiabetesFlex
tahunan sebelum janji temu yang dijadwalkan di departemen (Tes 1). Dua pengingat dikirimkan
kepada mereka yang tidak menjawab. Kedua, pasien mengisi kuesioner yang sama sekitar 5 hari
kemudian (Tes 2). Tidak ada pengingat yang dikirimkan kepada non-responden pada Tes 2. Pada
kedua titik waktu tersebut, kuesioner dan informasi studi dikirimkan kepada pasien secara
elektronik melalui "e box", yaitu kotak surat elektronik yang aman yang tersedia untuk semua
warga negara Denmark. Selain itu, para pasien mengisi kuesioner secara elektronik pada kedua
titik waktu.

Metode Analisis Data:

Data dianalisis dengan jumlah sampel minimal 50 peserta dianggap cukup sesuai dengan daftar
periksa Standar Berbasis Konsensus untuk Pemilihan Instrumen Pengukuran Kesehatan
(COSMIN) untuk penelitian yang menilai validitas dan reliabilitas. Interval antara Tes 1 dan Tes 2
diperkirakan dengan menghitung hari antara dua tanggal titik waktu respon. Data deskriptif
disajikan untuk karakteristik pasien dan untuk setiap item dalam kuesioner WHO-5 dan PAID
untuk menentukan sejauh mana efek floor dan ceiling. Konsistensi internal skala WHO-5 dan
PAID dievaluasi dengan memperkirakan nilai alpha Cronbach dengan interval kepercayaan 95%
(CI) yang sesuai menggunakan metode bootstrap (100 replikasi). Skala WHO-5 dan PAID tidak
dihitung jika hanya satu item yang memiliki nilai yang hilang. Perbedaan antara responden dan
non-responden dari tes ulang kuesioner (Uji 2) dievaluasi dengan uji X2 atau uji Kruskal-Wallies
setelah variabel kategorikal atau kontinu pada data yang tersedia dari respon kuesioner pertama
(Uji 1)..

Hasil Penelitian:

Selama periode perekrutan, 255 pasien menerima kuesioner tahunan DiabetesFlex. Kuesioner
diisi oleh 231 (91%) pasien (Tes 1), dan 146 (57%) pasien menyelesaikan tes ulang (Tes 2).
Waktu respons rata-rata antara dua titik waktu adalah lima hari, dan rentang interkuartil (IQR)
adalah 5 hingga 7 hari. Usia rata-rata adalah 52,8 SD (13,5) tahun; 47% adalah perempuan, dan
48% melaporkan kesehatan umum yang sangat baik/sangat baik. Non-penjawab kuesioner
kedua lebih muda daripada responden, tetapi tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam hal
jenis kelamin, kesehatan umum, kesejahteraan, atau tekanan diabetes. Sebanyak 145 pasien
menyelesaikan skala WHO-5 pada kedua titik waktu, dan 108 pasien menyelesaikan skala PAID
dua kali. Ada kecenderungan efek batas atas pada semua item dalam kuesioner WHO-5 dan
PAID, tetapi tidak ada nilai yang hilang di antara pasien yang mengisi. Cronbach's alpha untuk
WHO-5 adalah 0.89 (95% CI 0.86-0.93) pada Tes 1 dan 0.90 (95% CI 0.86 0.93) pada Tes 2.
Pada PAID, Cronbach's alpha adalah 0.93 (95% CI 0.92-0.95) pada Tes 1 dan 0.94 (95% CI 0.92-
0.96) pada Tes 2.

Kesimpulan:

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kuesioner WHO-5 dan PAID, serta gejala tunggal dan item
status kesehatan umum menunjukkan reliabilitas tes-retes yang substansial di antara pasien
diabetes tipe 1. Kesalahan pengukuran kuesioner PAID dianggap dapat diterima; namun,
kesalahan pengukuran yang lebih besar dari kuesioner WHO-5 diamati. Penelitian lebih lanjut
direkomendasikan untuk mengeksplorasi temuan ini.

Kelebihan

Karena menggunakan web kuesioner, maka sangat mempermudah peneliti dalam


mengumpulkan data, dimana dalam pengerjaan penelitian waktunya lebih flexibel.

Kekurangan

Beberapa kekuatan dan keterbatasan dari penelitian ini perlu diuraikan lebih lanjut. Pendaftaran
pasien dalam penelitian ini dianggap memadai, tetapi tingkat respons pada titik waktu pengukuran
kedua hanya 57%. Bias seleksi potensial ada, tetapi seperti yang ditunjukkan jurnal, responden
tidak berbeda dalam hal kesehatan umum dan kesejahteraan mental dibandingkan dengan yang
tidak merespons, yang mendukung populasi penelitian yang heterogen. Namun, peneliti tidak
dapat mengesampingkan perbedaan antara responden dan non-responden dalam aspek terkait
penyakit yang tidak terukur, seperti komplikasi jangka panjang.

Analisis menurut saya

Kuesioner WHO-Five Well Being Index (WHO-5) versi Denmark dan kuesioner Problem Areas in
Diabetes (PAID) yang digunakan untuk mengidentifikasi status kesehatan mental dan gangguan
diabetes di antara populasi pasien rawat jalan diabetes tipe 1 menunjukkan keandalan tes-retes
yang substansial. Kesalahan pengukuran kuesioner PAID dianggap dapat diterima; namun,
kesalahan pengukuran yang lebih besar dari kuesioner WHO-5 diamati. Penelitian lebih lanjut
yang menilai keandalan dan kesalahan pengukuran dari kedua instrumen pada pasien diabetes
dan kondisi kronis lainnya dianggap penting. Selain itu, reliabilitas test-retest yang substansial
ditemukan pada item tunggal yang mengukur gejala yang relevan secara klinis dan kesehatan
umum; namun, item gejala perlu divalidasi lebih lanjut.
Jurnal: Bulletin of Faculty of Physical Therapy

Volume: Volume 27 Nomor 46

Tahun Terbit: 2022

Judul Jurnal:

Reliability of the TUDS test for children with cerebral palsy

Nama Peneliti:

Amr E. Ayed, Silvia Hanna dan Faten H. Abdelazeim.

Abstrak:

Tujuan dari penelitian cross-sectional ini adalah untuk menguji reliabilitas tes-retest, intra-rater,
dan inter-rater dari tes TUDS pada anak-anak dengan cerebral palsy (CP).

Metode penelitiannya menggunakan Tes TUDS yang dilakukan pada dua sesi pengujian di hari
yang sama untuk menentukan reliabilitas tes-retes; peneliti utama menilai semua anak secara
real time dengan menggunakan stopwatch dan kemudian menilai ulang dari rekaman video untuk
menentukan reliabilitas intra-rater. Anggota tim peneliti lain menilai semua anak dari rekaman
video untuk menentukan reliabilitas antar-penilai. Penilaian dilakukan secara real time dan dari
rekaman video uji coba. Reliabilitas diestimasi dengan menggunakan koefisien korelasi intra-
kelas (ICC).

Hasil penelitian ini menyatakan Tes TUDS menunjukkan reliabilitas yang sangat baik untuk
semua jenis reliabilitas yang diukur. Nilai ICC untuk reliabilitas tes-retes adalah 0,978, nilai ICC
untuk reliabilitas intra-rater adalah 0,999, sedangkan nilai ICC untuk reliabilitas antar-rater adalah
0,998 dan 0,999.

Pendahuluan/Latar Belakang Masalah:

Cerebral palsy (CP) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian masalah
mobilitas dan postur tubuh permanen yang mengakibatkan keterbatasan dalam aktivitas dan
partisipasi; hal ini disebabkan oleh gangguan nonprogresif pada janin yang sedang berkembang
atau otak bayi. Penyebab paling umum dari gangguan fungsional pada anak-anak adalah CP.
Pada anak-anak usia sekolah, ini menyumbang 60% dari gangguan motorik yang parah. Selama
masa bayi atau tahun-tahun prasekolah, tanda dan gejala CP muncul. Refleks yang berlebihan,
floppiness atau kelenturan pada tungkai dan batang tubuh, postur tubuh yang aneh, gerakan
yang tidak disengaja, berjalan yang tidak stabil, atau beberapa kombinasi dari ini semua adalah
tanda-tanda CP.

Sampel/Subjek Penelitian:

40 anak (22 anak laki-laki dan 18 anak perempuan) dengan CP spastik unilateral dan bilateral
dipilih dari Rumah Sakit Universitas Kairo untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Kisaran
usianya adalah 3-9 tahun.
Desain Penelitian/Rancangan Eksperimen:

Sebelum memulai prosedur pengujian, orang tua dari semua partisipan diwawancarai dan
memberikan persetujuan tertulis untuk menyetujui keikutsertaan anak-anak mereka dalam
penelitian ini. Kriteria eksklusi yang mungkin ada diperiksa. Data demografi seperti usia dan jenis
kelamin didokumentasikan untuk semua anak sebelum memulai prosedur evaluasi. Selain itu,
data antropometri seperti tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh (IMT) juga diukur
sebelum memulai prosedur evaluasi. Peneliti memastikan bahwa anak-anak tidak lelah atau lapar
selama pengujian untuk menjaga kewaspadaan dan konsentrasi.

Peneliti kemudian mulai mengilustrasikan dan mendemonstrasikan prosedur tes TUDS sebelum
uji coba dilakukan. Peserta disarankan untuk menghadap ke depan saat menaiki dan menuruni
tangga. Anak tidak diharuskan untuk kembali ke titik awal. Pegangan tangan hanya tersedia di
satu sisi. Para peserta diperbolehkan memakai sepatu, tetapi tidak diperbolehkan memakai
orthotic. Demonstrasi dan uji coba dalam jumlah terbatas diizinkan untuk semua peserta.

Metode Analisis Data:

Data dianalisis menggunakan Paket Statistik untuk Studi Sosial (SPSS) versi 25

untuk windows (IBM SPSS, Chicago, IL, USA).

Hasil Penelitian:

Empat puluh anak dengan cerebral palsy berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini
menunjukkan karakteristik subjek dari kelompok studi. Ditemukan bahwa pengukuran uji TUDS
pada kelompok penelitian ini memperoleh nilai rata-rata ± SD tes TUDS kelompok penelitian pada
T1 adalah 41,50 ± 45,51 detik dengan nilai maksimum 219,90 detik dan nilai minimum 12,77
detik. Nilai rata-rata ± SD tes TUDS kelompok penelitian pada T2 adalah 37,95 ± 43 detik dengan
nilai maksimum 221,33 detik dan nilai minimum 12,33 detik. Serta uji TUDS menunjukkan
keandalan yang sangat baik untuk semua jenis keandalan yang diukur. ICC untuk reliabilitas tes-
retes (T1 waktu nyata - T2 waktu nyata) adalah 0,978, dengan 95% CI 0,954 - 0,989. ICC untuk
reliabilitas intra-rater (T1 real time - rekaman video T1) adalah 0,999, dengan 95% CI 0,998-
0,999, sedangkan (T2 real time - rekaman video T2) adalah 0,999, dengan 95% CI 0,9995-1. ICC
untuk reliabilitas antar-penilai (T1 perekaman video penilai pertama - perekaman video penilai
kedua) adalah 0.998, dengan 95% CI 0.997-0.999, sedangkan (T2 perekaman video penilai
pertama - perekaman video penilai kedua) adalah 0.999, dengan 95% CI 0.984-1.

Kesimpulan:

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tes TUDS yang mana merupakan suatu ukuran hasil yang
dapat diandalkan untuk anak usia 3-9 tahun dengan CP spastik. Tes ini dapat diukur secara real
time atau nanti dari rekaman video uji coba kinerja. Tes TUDS adalah alat penilaian yang berguna
secara klinis, aman, murah, dan mudah dilakukan. Alat ini dapat digunakan untuk
mendokumentasikan peningkatan kemampuan fungsional yang lebih tinggi seperti menaiki
tangga, berbalik, dan menuruni tangga. Performa pada tes TUDS berkaitan erat dengan
komponen dan prasyarat berjalan seperti kecepatan berjalan, stabilitas tungkai tunggal,
mekanisme dorong, dan jarak bebas tungkai. Tes ini dapat menjadi ukuran fungsional utama
dalam proses evaluasi ulang anak-anak dengan CP yang memiliki fungsi tinggi pada level 1 dan
2 dari GMFCS-E&R..

Kelebihan

Penelitian ini menunjukan realiability yang sangat baik terhadap anak usia 3 sampai 9 tahun
dengan CP. Studi tes TUDS ini juga menjadi studi pertama yang diterapkan pada anak-anak
mesir.

Kekurangan

Penelitian ini hanya menyertakan pasien dengan CP tipe spastik saja, sehingga diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk pasien dengan tipe CP lainnya seperti diskinetik, ataksia dan
hipotonik.

Analisis menurut saya

Tes TUDS adalah ukuran hasil yang dapat diandalkan untuk anak-anak dengan CP kejang. Tes
ini dapat diukur secara real time atau nanti dari rekaman video uji coba kinerja. Tes TUDS adalah
alat yang penting dalam proses evaluasi ulang anak-anak dengan CP.
Jurnal: The Egyptian Journal of Otolaryngology

Volume: Volume 37 Nomor 26

Tahun Terbit: 2021

Judul Jurnal:

Validity and reliability of the revised Arabic language test for 2–4-year-old children: cross-sectional
study

Nama Peneliti:

Nahla Rifaie, Tarek Mohamed Abdel Wahab Hamza dan Yomna Hassan Elfiky

Abstrak:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merevisi dan membuktikan validitas dan reliabilitas tes
bahasa Arab (ALT) untuk rentang usia 2 hingga 4 tahun.

Metode penelitiannya menggunakan desain baru dari format tes dan gambar tes dilakukan dan
diuji pada studi percontohan terhadap 30 anak normal tanpa masalah bahasa, 15 anak di setiap
kelompok usia 1 tahun, dalam rentang usia yang sama dengan sampel standardisasi. Sampel
standarisasi yang kemudian digunakan untuk pengujian adalah 400 anak Mesir normal dengan
rentang usia 2 sampai 4 tahun, 200 anak berusia 2-3 tahun dan 200 anak berusia 3-4 tahun. Tes
ulang dilakukan pada 30 anak (15 anak pada setiap kelompok) untuk membuktikan reliabilitas tes
ulang, dengan selang waktu 2 minggu. Validitas tes dilakukan dengan menggunakan validitas
konsistensi internal, validitas kelompok yang dikontraskan, validitas faktorial, validitas muka, dan
validitas penilaian. Pada validitas kelompok kontras, sampel yang digunakan sebanyak 40 anak
dengan keterlambatan bahasa..

Hasil penelitian ini menyatakan semua tes validitas yang digunakan memberikan nilai yang
signifikan yang membuktikan validitas tinggi dari tes yang baru saja direvisi. Juga uji reliabilitas
juga sangat signifikan.

Pendahuluan/Latar Belakang Masalah:

Komunikasi bahasa dan bicara sangat penting untuk perkembangan mental dan pembelajaran
akademik. Asesmen bahasa meliputi skrining awal, diagnosis gangguan, keputusan untuk
intervensi, pengukuran hasil, dan tujuan epidemiologi. Di bidang bahasa Arab, tes bahasa Arab
adalah tes pertama dan perintis yang dikembangkan untuk evaluasi bahasa anak-anak
berbahasa Arab. Pada tahun 2009, Aboras dkk. menyelidiki tes bahasa untuk anak-anak berusia
3-6 tahun. Pada tahun 2011, Abu Haseeba memodifikasi dan membakukan Preschool Language
Scale 4 (PLS4) pada anak-anak berbahasa Arab di Mesir. Meskipun tes tersebut memiliki sifat
psikometrik yang cukup baik, namun tes tersebut bukanlah tes yang komprehensif karena kurang
mengukur beberapa domain bahasa. Selain itu, gambar-gambar yang digunakan dalam tes
tersebut tidak begitu jelas bagi anak. Item-itemnya tidak disusun dari yang lebih mudah ke yang
lebih sulit, dan hal ini mempengaruhi pencapaian batas atas dan menghasilkan usia bahasa yang
salah. Selain itu, kekhususan mengukur target tertentu dalam butir-butir soal terkadang tidak
akurat.

Sampel/Subjek Penelitian:

Sampel penelitian ini yaitu 30 anak tanpa masalah bahasa (pilot sample), 400 anak secara acak
(standarisasi sampel), 30 anak secara acak (retest reliability) dan 40 anak yang menderita
keterlambatan bahasa (validitas kelompok kontras).

Desain Penelitian/Rancangan Eksperimen:

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan Deklarasi Helsinki tentang Penelitian Biomedis yang
Melibatkan Subjek Manusia. Persetujuan tertulis telah diperoleh dari orang tua dari semua anak
yang termasuk dalam penelitian ini. Privasi dan kerahasiaan pasien dilindungi. Praktik-praktik
yang menipu telah dihindari selama merancang penelitian. Para peserta memiliki hak untuk
mengundurkan diri dari penelitian ini kapan pun mereka mau.Lalu peserta diberikan test material,
studi percontohan, aplikasi pengujian, prosedur pengujian, tes validitas dan tes realiabilitas.

Metode Analisis Data:

Data dianalisis menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 20.

Hasil Penelitian:

Statistik deskriptif dari hasil tes bahasa Arab dari dua kelompok usia, 2-3 tahun dan 3-4 tahun.
Uji validitas diukur dengan metode berikut: Validitas penilaian, Validitas muka dan Konsistensi
internal, Validitas kelompok yang dikontraskan, Validitas faktorial. Dengan menggunakan korelasi
Pearson, seperti yang ditunjukkan pada tabel-tabel berikut ini, koefisien korelasi untuk konsistensi
internal sangat signifikan secara statistik, dan hal ini membuktikan konsistensi internal yang kuat
dari tes tersebut. Konsistensi internal membuktikan bahwa semua item tes valid. Uji reliabilitas
Koefisien reliabilitas adalah ekspresi kuantitatif dari keandalan atau konsistensi internal dalam
pengukuran skor tes. Hal ini diukur dengan cara sebagai berikut: Metode tes-retes Korelasi
Pearson digunakan untuk menguji analisis reliabilitas tes-retes kelompok tes bahasa Arab I-A dan
I-B. Dari tabel di atas, korelasi antara seluruh skor tes untuk administrasi pertama dan kedua
secara statistik sangat signifikan, yang menunjukkan bahwa tes tersebut sangat realiable.

Kesimpulan:

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tampak jelas bahwa Tes Bahasa Arab (ALT) yang direvisi
saat ini telah menunjukkan data yang sangat signifikan dalam mengukur reliabilitas dan
validitasnya yang membuat tes ini memenuhi syarat untuk digunakan sebagai dasar untuk
mengevaluasi bahasa anak-anak penutur bahasa Arab dan juga untuk mendeteksi cacat yang
tidak kentara pada salah satu domain bahasa untuk membantu membangun program terapi bagi
mereka yang mengalami perkembangan bahasa yang tertunda..
Kelebihan

Keandalan tes dibuktikan dengan semua pengukuran dan semuanya menunjukkan tes yang
sangat andal. Validitas dibuktikan dengan lima metode: validitas muka, validitas konsistensi
internal, validitas penilaian, validitas faktorial, dan validitas kelompok yang dikontraskan. Semua
metode membuktikan validitas yang tinggi dari tes yang diteliti..

Kekurangan

Membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan sample atau partisipan, sehingga
penelitian memiliki masa teliti yang cukup lama. Adapun sample atau partisipan yang digunakan
adalah anak-anak yang mana sulit untuk diatur atau diberikan arahan.

Analisis menurut saya

Tes bahasa Arab yang baru direvisi untuk usia 2-4 tahun adalah tes yang dapat diandalkan dan
valid untuk digunakan dalam mengevaluasi perkembangan bahasa dan untuk mendeteksi defisit
bahasa di antara anak-anak Mesir dalam rentang usia yang sama.

You might also like