Professional Documents
Culture Documents
Bahan Makalah Antiinflamasi
Bahan Makalah Antiinflamasi
Radang atau inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan yang mencakup
luka-luka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen-antibodi
Perbedaan pada tujuan digunakannya. Pada jenis steroid cenderung lebih dini untuk
mencegah respon nyeri pada tubuh sehingga cocok untuk jenis trauma atau kerusakan
lebih berat. Pada jenis non steroid sifatnya lebih dangkal dan cocok untuk jenis luka
dan trauma yang lebih ringan
Obat-obat antiinflamasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah non steroid
anti inflammatory drug’s (NSAID). Obat-obat golongan NSAID biasanya
menyebabkan efek samping berupa iritasi lambung
A. KORTIKOSTEROID
Kortikosteroid adalah kelompok obat yang mengandung hormon steroid sintesis.
Obat ini dapat menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam
tubuh, serta bisa bekerja sebagai imunosupresan dalam menurunkan aktivits
dan kerja sistem imun.
1. Betamethasone
Dosis :
Kondisi: Alergi, kondisi peradangan, atau penyakit autoimun, seperti lupus,
sarkoidosis, atau kolitis ulseratif
2–3 mg per hari selama beberapa hari pertama. Selanjutnya, dosis dapat
dikurangi sebanyak 0,25 mg atau 0,5 mg, tiap 2–5 hari, berdasarkan kondisi
dan respons pasien terhadap pengobatan.
Kondisi: Rheumatoid arthritis
0,5–2 mg per hari. Dosis bisa dikurangi secara bertahap berdasarkan kondisi
dan respons pasien terhadap pengobatan.
Sakit kepala
Lelah atau lemas
Sulit tidur
Sakit perut, mual, atau gangguan pencernaan
Kenaikan berat badan
2. Methylprednisolone
Dosis :
Dewasa: Dosis 4–48 mg per hari. Pada kondisi parah yang akut, dapat
diberikan dosis yang lebih tinggi hingga 100 mg per hari.
Anak-anak: 0,5–1,7 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2 kali jadwal
konsumsi.
3. Dexamethasone
Dosis :
Dewasa: Dosis awal 0,5–9 mg per hari yang dibagi dalam 2–4 kali konsumsi.
Dosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan respons pasien
terhadap pengobatan.
Anak-anak: Dosis awal 0,02–0,3 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3–4
konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan
respons pasien terhadap pengobatan.
Dewasa: 40 mg, dikonsumsi setiap 7 hari pada hari ke-1, 8, 15, dan 22
pengobatan. Selanjutnya, obat dikonsumsi setiap 4 minggu.
Berikut adalah beberapa interaksi antarobat yang dapat terjadi bila dexamethasone
digunakan bersamaan dengan obat lain:
Sakit perut
Rasa panas di dada (heartburn)
Sakit kepala
Gangguan tidur, seperti insomnia
Nafsu makan meningkat
4. Prednisolone
Bentuk: Tablet, krim, salep, tetes mata, tetes telinga, salep mata, dan supositoria
Dosis :
Kondisi: Alergi dan peradangan akibat gangguan sistem imun, seperti rheumatoid
arthritis, penyakit asam urat, kolitis ulseratif, atau dermatitis seboroik
Dewasa: 5–60 mg per hari. Obat dapat diberikan sebagai dosis tunggal atau
dibagi menjadi beberapa dosis. Dosis obat akan ditentukan lebih lanjut oleh
dokter berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.
Anak-anak: 0,14–2 mg/kgBB per hari. Obat dapat diberikan sebagai dosis
tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis. Dosis obat akan ditentukan lebih
lanjut oleh dokter berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap
pengobatan.
Interaksi yang dapat terjadi bila prednisolone digunakan bersama obat-obatan tertentu
adalah:
Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan obat yang
mengandung estrogen, seperti pil KB, dan obat penghambat CYP3A, seperti
erythromycin, ketoconazole, clarithromycin, atau verapamil
Penurunan efektivitas prednisolone jika digunakan dengan phenobarbital,
rifampicin, atau primidone
Penurunan efektivitas obat antidiabetes, antihipertensi, atau diuretik
Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan prednisolone antara lain:
5. Triamcinolone
Triamcinolone memiliki fungsi utama untuk meredakan peradangan dan gejala
alergi.
Triamcinolone termasuk dalam kelompok obat kortikosteroid. Triamcinolone bekerja
dengan cara meredakan peradangan dan respons imun yang berlebihan.
Dosis :
Dewasa: 4–48 mg per hari, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Dosis
dapat disesuaikan kembali berdasarkan kondisi pasien.
Anak-anak: Dosis disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan
respons
6. Hydrocortisone
Dosis :
Bentuk: Tablet
Dewasa: Dosis awal 20–240 mg per hari. Dosis dapat disesuaikan sesuai
tingkat keparahan kondisi dan respons pasien.
Efek samping yang dapat muncul setelah menggunakan hydrocortisone tablet dan
suntik adalah:
7. Cortisone
Cortisone termasuk dalam obat golongan kortikosteroid yang bekerja dengan cara
mencegah tubuh melepaskan zat yang menyebabkan peradangan
Dosis :
Dewasa: Dosis umum 25–300 mg per hari. Dosis dapat diturunkan secara
bertahap setelah kondisi pasien membaik.
Penggunaan cortisone bersamaan dengan obat lain bisa menyebabkan beberapa efek
interaksi, antara lain:
Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifus dan vaksin BCG
Penurunan efektivitas cortisone jika digunakan dengan barbiturat, phenytoin,
rifampicin, atau ephedrine
Pengurangan efektivitas obat antihipertensi atau antidiabetes
Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan thiazide,
furosemide, carbenoxolone, atau amphotericin B
Peningkatan atau pengurangan efektivitas obat antikoagulan
Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan cortisone dalam
jangka panjang, yaitu:
Insomnia
Nafsu makan yang meningkat
Pertumbuhan rambut yang berlebihan
Nyeri sendi
Perubahan suasana hati
Jerawat, kulit kering, atau penipisan kulit
8. Budesonide
Budesonide inhaler dan cairan nebulizer bekerja dengan cara meredakan peradangan
pada saluran pernapasan, sehingga sering digunakan pada asma dan croup
Dosis :
Kondisi: Asma
Bentuk: Inhaler
Dewasa: 0,2–0,8 mg per hari, yang dibagi ke dalam 1–2 jadwal penggunaan.
Dosis maksimal 0,8 mg per hari.
Ada beberapa efek interaksi antarobat yang mungkin terjadi jika budesonide
digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan budesonide kapsul
adalah:
Pusing
Sakit kepala
Merasa lelah
Kulit menipis dan mudah memar
Sakit perut, mual, muntah, kembung, atau konstipasi
9. Prednisone
Prednison merupakan obat golongan kortikosteroid. Obat ini bekerja dengan cara
menekan reaksi sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mengurangi peradangan.
Prednison untuk ibu Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
hamil dan menyusui diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Dosis :
Tujuan: Alergi, kondisi peradangan atau penyakit autoimun tertentu
Dewasa dan anak-anak: 5–60 mg per hari. Dosis pemeliharaan dan durasi
pengobatan akan disesuaikan dengan respons terapi dan kondisi pasien.
Berikut ini adalah beberapa interaksi yang bisa terjadi jika menggunakan prednison
bersamaan dengan obat-obatan tertentu:
Mual
Muntah
Diare
Konstipasi
Keringat berlebih
Selain itu, obat NSAID juga digunakan sebagai obat antipiretik atau penurun panas.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat peningkatan konsentrasi prostaglandin di
sistem saraf pusat yang menyebabkan terjadinya demam.
Berdasarkan cara kerjanya, NSAID dibagi lagi menjadi dua golongan, yaitu non-
selective COX inhibitor dan COX-2 inhibitor
OBAT :
1. Ibuprofen
Merek dagang: Arbupon, Bodrex Extra, Bodrexin IBP, Ibuprofen, Intrafen, Neo
Rheumacyl, Novaxifen, Oskadon SP, Paramex Nyeri Otot, Procold Obat Sakit
Kepala, Proris.
Ibuprofen adalah obat untuk untuk meredakan nyeri dan menurunkan deman.
Obat ini juga memiliki efek antiradang.
Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin, yaitu zat
kimia yang memicu timbulnya tanda dan gejala radang, termasuk nyeri, bengkak, atau
demam, saat tubuh mengalami luka.
Dosis :
Dewasa dan anak-anak usia >12 tahun: 200–400 mg, tiap 4–6 jam, sekali
sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 1.200 mg per hari.
Anak-anak ≥6 bulan sampai ≥12 tahun: 4–10 mg/kgBB per hari, tiap 6–8 jam
sekali. Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB per hari.
Untuk meredakan nyeri ringan pada radang sendi, dosisnya adalah 200–400
mg, tiap 4–6 jam, sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 1.200 mg per hari.
Tiap obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk ibuprofen. Beberapa efek
samping yang dapat terjadi setalah menggunakan obat ini adalah:
Perut kembung
Mual dan muntah
Diare atau malah sembelit
Sakit maag
2. Aspirin
Aspirin adalah obat untuk meredakan nyeri, demam, dan peradangan. Obat
yang juga dikenal dengan nama asam asetisalisilat ini juga digunakan untuk
mencegah terbentuknya gumpalan darah sehingga menurunkan risiko
terjadinya serangan jantung atau stroke pada penderita penyakit
kardiovaskular.
Dosis :
Berikut ini adalah dosis aspirin untuk orang dewasa berdasarkan tujuan pengobatan:
Ada efek interaksi yang bisa terjadi jika aspirin digunakan bersama obat lain, di
antaranya:
Berikut adalah beberapa efek samping yang bisa muncul setelah mengonsumsi
aspirin:
3. Naproxen
Naproxen bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat alami
yang dikeluarkan saat tubuh mengalami luka atau cedera.
Dosis :
Dewasa: 550–100 mg per hari, yang bisa dibagi dalam 1 atau 2 jadwal
konsumsi.
Dewasa: Dosis awal 825 mg, lalu dilanjutkan dengan 275 mg tiap 8 jam
Kantuk
Pusing
Mual dan muntah
Sakit kepala
4. Diclofenac
Dosis :
Dewasa: Dosis awal 50 mg pada serangan pertama. Bila migrain masih terasa
setelah 2 jam, konsumsi lagi sebanyak 50 mg. Selama gejala masih ada,
konsumsi obat 50 mg tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 200 mg per hari.
Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan diclofenac, di
antaranya:
5. Indomethacin
Dosis :
Dewasa: 25 mg, 2–3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 150–200
mg per hari
Dewasa: 100 mg, 1 kali sehari, dimasukkan ke dalam anus pada malam hari.
Jika diperlukan, dosis dapat diulang kembali pada pagi hari
Indomethacin dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan oleh obat-obatan lain,
di antaranya:
Ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi atau
menggunakan indometacin. Efek samping yang dapat terjadi, antara lain:
Sakit perut
Mual dan muntah
Diare
Penyakit asam lambung
Dispepsia
6. Asam mefenamat
Asam mefenamat adalah obat untuk meredakan nyeri akibat nyeri haid, cedera,
sakit gigi, sakit kepala, atau radang sendi.
Dosis :
Dosis obat ini pada orang dewasa dan anak usia di atas 14 tahun adalah 500 mg, 3 kali
sehari.
Interaksi yang bisa terjadi jika asam mefenamat digunakan bersama obat-obatan
tertentu antara lain:
Perut kembung
Mual dan muntah
Diare atau malah sembelit
Sakit maag
Pusing
COX-2 inhibitor
Obat ini meredakan nyeri dengan cara menghambat produksi prostaglandin oleh
enzim COX-2. Prostaglandin adalah zat alami dalam tubuh yang terlibat dalam proses
timbulnya bengkak dan nyeri ketika tubuh mengalami peradangan atau cedera.
COX-2 inhibitor memiliki efek samping yang lebih ringan pada lambung
Sakit maag
Perut kembung
Diare atau sebaliknya sembelit
Mual atau muntah
Sakit kepala atau pusing
Kelelahan
Obat :
1. Celecoxib
2. Etoricoxib
3. Parecoxib
Daftar pustaka
https://www.alodokter.com/kortikosteroid
https://www.alodokter.com/obat-antiinflamasi-nonsteroid