You are on page 1of 150

PRAKTIK BAIK

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
KEPALA SEKOLAH

Oleh 13 Jurnalis Nasional

Mengulas pengalaman setahun kepala sekolah


dan madrasah dalam memimpin perubahan
pembelajaran, budaya baca, dan manajemen sekolah
Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Penulis:
13 Jurnalis Nasional

Editor:
Prof. Dr. Muchlas Samani
Zita Meirina

ISBN:
978-602-17302-6-3

Diterbitkan oleh:

Jl. M.H. Thamrin No. 31


Jakarta 10230
Tel: +62 21 392 3189
Fax: +62 21 392 3324
email: pintar_jkt@tanotofoundation.org

Cetakan pertama, Januari 2020

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Buku ini dapat difotokopi atau diperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
untuk kepentingan penyebaran praktik-praktik baik pendidikan yang bersifat
nonkomersial.
Wilayah Kerja
Wilayah
Mitra Kerja
Program Mitra
PINTAR Program
Tahun 2018 PINTAR

"“ Pendidikan
Terus
mempercepat
berkualitas
belajar, bekerja
kesetaraan
pantang menyerah
keras,
peluang
"“
Sukanto Tanoto
Pendiri Tanoto Foundation
Sukanto Tanoto
Pendiri Tanoto Foundation
KATA PENGANTAR
Kepala sekolah, selain juga guru, menjadi kunci penting dalam
memajukan sekolah. Pengalaman para kepala sekolah yang ditulis oleh
para Jurnalis Nasional ini memperlihatkan pentingnya kepemimpinan
kepala sekolah dalam mewujudnyatakan perubahan pembelajaran di
sekolah.
Beberapa contoh termuat dalam buku ini seperti guru-guru menerapkan
pembelajaran aktif dan mendorong budaya baca siswa. Siswa difasilitasi
untuk lebih banyak melakukan kegiatan percobaan, memecahkan
masalah, mempresentasikan hasil kerja, dan melakukan refleksi untuk
perbaikan belajar selanjutnya. Dukungan dari masyarakat terhadap
sekolah tampak nyata baik dalam perbaikan sarana prasarana maupun
pembelajaran. Pengelolaan sekolah yang transparan dan akuntabel
berhasil meyakinkan masyarakat untuk ikut membantu menyukseskan
program sekolah.
Saya mengapresiasi dukungan Tanoto Foundation, yang melalui
Program PINTAR, telah melatih dan mendampingi para kepala sekolah,
guru, dan komite sekolah untuk bersinergi meningkatkan kualitas
lingkungan belajar. Dukungan ini sangat membantu pemerintah dalam
mempercepat peningkatan kualitas pendidikan di tanah air.
Saya merekomendasikan buku Praktik Baik Kepemimpinan
Pembelajaran Kepala Sekolah ini menjadi referensi bagi para kepala
sekolah dalam mendorong terciptanya lebih banyak guru-guru
penggerak, lebih besarnya partisipasi masyarakat dan akhirnya lebih
memampukan sekolah untuk siswa belajar lebih baik.

Dr. Supriano, M.Ed


Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
SEKAPUR SIRIH
Tanoto Foundation adalah yayasan filantropi yang didirikan oleh Sukanto
Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto yang percaya bahwa pendidikan
berkualitas mempercepat kesetaraan peluang. Beroperasi sejak 1981,
Tanoto Foundation berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar dan kualitas pemimpin
masa depan Indonesia.
Pada 2018, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama mengembang-
kan Program PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas
Pembelajaran. Melalui program ini, Tanoto Foundation mendukung
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar di SD dan
MI serta SMP dan MTs dalam hal pembelajaran, manajemen sekolah,
budaya baca, dan kepemimpinan kepala sekolah. Sampai dengan 30
November 2019, Tanoto Foundation telah mendukung pelatihan dan
pendampingan kepada lebih dari 6500 para kepala sekolah, guru,
komite sekolah, dan pengawas sekolah di 14 kabupaten di Provinsi Riau,
Jambi, Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.
Pelatihan tersebut memfasilitasi para pemangku kepentingan sekolah
untuk lebih banyak berpraktik dalam (1) menerapkan pembelajaran
aktif dengan unsur MIKiR atau mengalami, interaksi, komunikasi,
dan refleksi; (2) menerapkan manajemen sekolah yang berfokus
pada pelibatan peran serta masyarakat, transparan, dan akuntabel,
serta (3) mengembangkan program budaya baca. Buku “Praktik
Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah” ini berupaya
memberikan gambaran dampak yang terjadi di sekolah setelah para
kepala sekolah, guru, dan komite sekolah menerapkan hasil pelatihan
dan pendampingan Program PINTAR Tanoto Foundation.
Terima kasih kepada para jurnalis yang telah meliput dan menulis
praktik-praktik baik pengalaman kepala sekolah dalam melakukan
perubahan di sekolah. Semoga melalui buku ini, semakin banyak pihak
yang terinspirasi dan terlibat dalam mengembangkan praktik-praktik
baik di sekolah untuk mutu pendidikan di Indonesia yang lebih baik.

Dr. J. Satrijo Tanudjojo


CEO Global Tanoto Foundation
DAFTAR ISI
1-61
Kepemimpinan Pembelajaran
Kepala Sekolah dan Madrasah

Kepala SDN 2 Kalilumpang, Kendal,


Jawa Tengah, membuat program
pendampingan siswa belajar
membaca buku bacaan.
Pendampingan ini membuat
siswa lebih termotivasi belajar
membaca. Kepemimpinan kepala
sekolah sangat menentukan
perubahan pembelajaran yang terjadi
di kelas.

1 Sang Lentera Literasi dari 43 Komunikasi Apik, Madrasah Ciamik


Pelosok Perkebunan Karet MIN 1 Pekanbaru, Riau
SDN 2 Kalilumpang, Kendal, Jurnalis Harian Waspada
Jawa Tengah - Jurnalis Koran Sindo
53 Kreativitas dan Kolaborasi untuk
13 Menakhodai Sekolah Desa Majukan Sekolah
Menjadi Unggulan SDN 003 Tenggarong Seberang,
SDN 01 Benteng Hulu, Siak, Riau Kutai Kartanegara, Kalimantan
Jurnalis Harian Kompas Timur - Jurnalis Harian Media
Indonesia
23 Pernah Ditolak Jadi Kepala
Sekolah, Buktikan dengan Prestasi 61 Fokus pada Perubahan
Gemilang Pembelajaran dan Budaya Baca
SMPN 3 Batang Hari, Jambi SMPN 3 Pekanbaru, Riau
Jurnalis JPNN Jurnalis Suara Karya
33 Memecah Kesenjangan Pendidikan
dengan Inovasi Berkelanjutan
SMPN 1 Sei Suka, Batu Bara,
Sumatera Utara - Jurnalis Harian
Republika
69-121
Kepemimpinan Pembelajaran
Kepala Sekolah dan Madrasah

Kepala SMPN 1 Sei Suka, Batu Bara,


Sumatera Utara, mendukung penuh
kebutuhan pembelajaran aktif di
kelas. Dukungan tersebut membuat
para guru menjadi lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran aktif.

69 Sempat Ragu, Kini Buat 97 Berbekal MIKiR Siswa SMPN I


Pembelajaran Lebih Maju Brangsong jadi Pintar
SMPN 4 Tenggarong, Kutai SMPN 1 Brangsong, Kendal, Jawa
Kartanegara, Kalimantan Timur, Tengah - Jurnalis Medcom.id
Jurnalis Tribunnews
109 Membentuk dan Memimpin "Super
77 Membangun Sekolah Bersama Team"
SDN 20/1 Jembatan Mas, Batang SDN 122375 Pematang Siantar,
Hari, Jambi - Jurnalis KBRN Sumatera Utara - Jurnalis Pikiran
ANTARA Rakyat

87 Ubah Sistem Pembelajaran 121 Buat Madrasah Swasta Jadi Favorit


Rutinitas Jadi Menyenangkan di Kota
SDN 2 Patukangan, Kendal, MI Nahdatul Ulama Balikpapan,
Jawa Tengah - Jurnalis Suara Kalimantan Timur - Jurnalis
Pembaruan Kompas.com
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Setelah membaca buku bacaan. siswa menuliskan resume buku yang dibaca dengan kata-katanya
sendiri pada Jurnal Membaca Buku.
SDN 2 Kalilumpang

SANG LENTERA
LITERASI DARI PELOSOK
PERKEBUNAN KARET
Oleh Neneng Zubaidah, Jurnalis Koran Sindo

Dalam buku Leadership Wisdom, Robin Sharma menunjukkan


8 tahap kepemimpinan yang bijak. Dimulai dari link paycheck
to purpose sampai dengan yang ke-8 link leadership to legacy.
Kepemimpinan Robingah, cocok sebagai contoh. Bagaimana Kepala
SDN 2 Kalilumpang itu mencanangkan target sekolahnya menjadi
penggerak literasi di perkampungan di tengah kebun karet. Robingah
ingin siswanya punya kebiasaan membaca, walaupun tidak punya
perpustakaan. Robingah ingin karya siswanya dibaca orang banyak,
walaupun berupa tulisan pendek. Itu semua akan menjadi legacy bagi
siapa yang mau belajar.

Kendal, Jawa Tengah - Ilmu itu Diperlukan waktu kurang lebih satu
ibarat cahaya yang menerangi jam dari pusat kota Kendal untuk
seseorang meraih cita-citanya dan mencapai sekolah tersebut. Sekolah
literasi adalah salah satu gerakan ini berada di perbukitan maka
memperluas terang cahaya bagi tidak heran pemandangan yang
anak-anak. Maka dari itu sudah disuguhkan sangat indah namun juga
seharusnya kemampuan literasi mendebarkan hati sebab jalan untuk
diajarkan kepada setiap anak. mobil hanya mampu dilalui oleh satu
kendaraan saja, sementara satu sisi
bersebelahan dengan jurang.
Dalam hal ini SDN 2 Kalilumpang
patut menjadi contoh bagaimana
kemampuan literasi anak ditingkatkan Perjalanan pun semakin jauh ke dalam
melalui cara yang unik dan menarik. menuju perkebunan karet. Jalan

1
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Kepala SDN 2 Kalilumpang, Robingah (tengah) ikut mendampingi siswa membaca di gazebo
sekolah yang berada di bawah pohon mangga.

semakin berbatu-batu dan pohon Kepala Sekolah SDN 2 Kalilumpang,


karet pun semakin rimbun. Mata Ibu Robingah, S.Pd yang memimpin
pencaharian warga adalah penyadap perubahan dan penggerak literasi di
getah karet. Perkampungan warga sekolah. Wanita tangguh berjilbab
dan sekolah berada di tengah ini mengaku baru menjabat sebagai
perkebunan karet. kepala sekolah selama satu setengah
tahun. Dia tidak ingin masa transisi
jabatan dari guru ke kepala sekolah
Bangunan sekolahnya nampak
digunakan dengan tidak berbuat
sangat bersahaja; sekolah satu lantai
apa-apa. Malah dia ingin siswa dan
yang disapu warna merah putih.
sekolahnya cepat menjadi penggerak
Sekolahnya rindang karena berdiri
literasi di pedalaman perkebunan
tegak di antara dua pohon, masing-
karet tersebut.
masing asam jawa dan mangga
yang terlihat gagah perkasa. Tidak
terlihat adanya sampah plastik Robingah mengaku, apa yang telah
ataupun dedaunan yang jatuh dari dilakukan di sekolah merupakan
pohon. Bahkan sepanjang mata implementasi pelatihan Manajemen
memandang, tampak pot-pot berisi Berbasis Sekolah (MBS) yang
tanaman yang diletakan di depan diberikan Tanoto Foundation.
kelas. Menyejukkan. Pelatihan MBS itu diberikan

2
SDN 2 Kalilumpang

kepada para kepala sekolah untuk digalakkan di semua kelas. Dia


mengembangkan pengetahuan melibatkan paguyuban kelas untuk
manajemen dalam mendukung membuat pojok baca. Bahannya
pembelajaran aktif, peningkatan diambil dari meja, kursi, lemari bekas
partisipasi masyarakat, dan yang sudah rusak, dibentuk kembali
pengembangan budaya baca. dan dicat dengan warna yang
menarik perhatian.

SDN 2 Kalilumpang merupakan


mitra yang sudah bekerja sama Setiap kelas memiliki pojok baca yang
sejak September 2018 lalu. Robingah berbeda-beda sesuai kreasi para wali
menjelaskan, informasi kemitraan murid dan guru kelas. Di halaman
dengan organisasi filantropi yang sekolah juga disediakan kotak mini
didirikan oleh Sukanto Tanoto dan yang disebut perpustakaan mini.
Tinah Bingei Tanoto ini berdasarkan Isinya berupa koleksi buku-buku
informasi dari pengawas sekolah. bacaan yang bisa diakses oleh
siapapun yang berada di sekolah.

‘’Kemudian kami bersama kepala


sekolah dalam satu gugus Di awal semester, kepala sekolah juga
dikumpulkan untuk berkomitmen melakukan pendekatan kepada wali
bermitra dengan Tanoto Foundation. murid agar para siswa bisa membawa
Setelah itu baru saya mendapat buku, setidaknya satu siswa satu
pelatihan dan pendampingan untuk buku cerita. Permintaan ini terpaksa
meningkatkan kualitas manajemen dilakukan karena sekolah belum
dan pembelajaran di sekolah,’’ memiliki koleksi buku yang cukup.
katanya di ruang kerjanya yang Meskipun tidak ada perpustakaan
sederhana. namun dengan buku-buku bacaan
yang dibawa para siswa setiap awal
semester, kebutuhan buku bacaan
Tidak Memiliki Perpustakaan
pun bisa terpenuhi. Siswa juga bisa
saling bertukar koleksi buku bacaan
Setelah mendapatkan pelatihan, dengan teman-temannya.
Robingah pun bergerak cepat
menciptakan inovasi mendorong
Selain itu Robingah juga membentuk
sekolahnya semakin maju. Ia
tim gerakan literasi sekolah (GLS).
mengatakan walaupun sekolahnya
Tim ini dibuat dengan struktur
tidak memiliki perpustakaan namun
organisasi terdiri dari ketua,
pengembangan budaya baca tetap

3
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Buku pentigraf yang ditulis siswa dengan kata-katanya sendiri, isinya menceritakan sekolah mereka.

sekretaris, dan bendahara agar bisa Menerbitkan Buku Pentigraf Siswa


mengoordinasi kegiatan literasi.
Sekolah yang berdiri di kecamatan
Para siswa sejak umur belia diasah
Patean ini tidak ingin anak didiknya
untuk menulis. Mereka tidak dibebani
hanya bisa membaca melainkan
menulis karangan panjang namun
paham apa yang dibacanya.
hanya cerita pendek tiga paragraf
(pentigraf) tentang apa saja yang
Karena itu, setelah siswa membaca mereka sukai. Misalnya apa makanan
15 menit sebelum kegiatan belajar kesukaan mereka, olahraga favorit,
dimulai maka anak-anak dibiasakan hingga mengapa mereka senang
untuk mengisi buku jurnal, berisi bersekolah. Hasilnya sangat menarik.
tentang buku yang telah baca, Meski hanya tiga paragraf namun jika
siapa pengarangnya, isi cerita, dan dibaca terdapat kejujuran seorang
perasaan mereka setelah membaca bocah mengenai perasaannya yang
buku tersebut. terdalam.

‘’Mereka bisa menulis tokoh yang Misalnya saja apa yang ditulis oleh
dia suka atau bagaimana kesannya. siswa kelas V Aqila Elsa Salsabila
Saya mulai mengajak anak untuk tentang bagaimana dia sangat
membiasakan menulis sederhana isi bergairah sekali untuk berangkat ke
buku yang mereka baca,’’ jelasnya. sekolah. Di saat anak-anak seusianya

4
SDN 2 Kalilumpang

(kiri) Para siswa menunjukkan buku-buku yang mereka ambil di perpustakaan mini sekolah.
Walaupun tidak memiliki perpustakaan program, budaya baca di sekolah ini dapat berjalan baik.
(Kanan) Para siswa Kelas V menunjukkan buku pentigraf hasil karya mereka.

mungkin sangat sulit dibangunkan adalah ayam yang digeprek. Ayam


tidur untuk mandi pagi, dia malah geprek adalah ayam yang digoreng.
bersemangat sekali ke sekolah Menggigit kulitnya terasa renyah.
karena di sekolah banyak hiasan pot Ketika dikasih sambel ayamnya
bunga yang ditata berderet atau lebih enak. Ayam geprek selalu aku
digantung. Ia juga senang bertemu makan ketika berbuka puasa kalau
dengan teman-teman karena bisa aku sedang puasa. Kalau tidak ayam
belajar bersama, bermain hingga geprek aku selalu menangis kalau
siang menjelang bel pulang. Ini mau berbuka. Ketika ibu memasak
menunjukkan bahwa momok sekolah ayam geprek aku makan terus dan
yang menakutkan terhapuskan. enggan berhenti.”

Atau bagaimana Rahayuningsih Dari tulisan-tulisan kreatif anak


sangat menyukai ayam geprek. didiknya itulah tercetus ide dari sang
Saking sukanya dia selalu merengek kepala sekolah untuk menerbitkan.
ke bundanya agar disajikan ayam Robingah tidak ingin hasil kreativitas
geprek untuk berbuka puasa. Begini anak didiknya terbuang begitu
tulisannya; “Aku suka ayam geprek. saja namun menjadi satu jilid buku
Ayam geprek adalah makanan yang yang bisa dijual ke masyarakat.
lezat sekali. Ayam geprek termasuk Robingah pun mendatangi penerbit
makanan popular. Ayam geprek di Semarang untuk menawarkan

5
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

hasil karya siswa-siswinya itu. Sint di pasaran. Baginya, yang dilakukan


Publishing menerima tawaran untuk oleh para siswanya harus sudah
menerbitkan cerpen tiga paragraf itu dilakukan dulu oleh dirinya sehingga
menjadi sebuah buku dengan judul dia pun bisa menjadi teladan. ‘’Jadi
berjudul “Antologi Pentigraf: Aku prinsip saya itu pertama memberi
dan Sekolahku Dalam Narasi.” contoh, kemudian sosialisasi lalu
melaksanakan agar program itu
terlaksana dengan tertata. Bukan
Buku itu adalah kumpulan seleksi
asal-asalan. Prinsip kami bekerja
cerpen dari para siswa kelas IV, V,
sederhana tapi nyata,’’ ungkapnya.
dan VI. Ketika ada pameran praktik
baik Tanoto Foundation di pendopo
Kabupaten Kendal, buku yang ditulis Membuat Hari Literasi
anak-anak itu pun diborong oleh
Bupati Kendal, dr. Mirna Annisa.
Kepala sekolah ini nampaknya
tidak pernah kehabisan ide untuk
Robingah menuturkan, buku yang menyalakan literasi dari rimbunnya
sudah diterbitkan oleh anak didiknya pohon karet itu. Dia mewajibkan
itu akan terus ia promosikan ke setiap hari Selasa sebagai hari literasi.
pihak lain. Ingin sekolahnya terkenal Khusus satu hari itu, selama satu jam
bukanlah alasan utama, namun digunakan untuk kegiatan membaca
ia menginginkan agar orang lain bersama di halaman sekolah.
tahu bahwa anak mesti dibangun Seru sekali melihat bocah-bocah
kemampuan menulisnya melalui berseragam merah putih itu dengan
imajinasi-imajinasi yang sederhana gaya bebasnya membaca ‘’jendela
namun efek pada pembentukan dunia’’ itu. Meski mereka tenggelam
generasi emas Indonesia akan luar di perkebunan karet namun
biasa, itu yang utama. ‘ imajinasinya melanglang buana
melalui buku yang dipegangnya.

“Jadi meski mereka sekolah di tengah


perkebunan pohon karet tetapi Robingah membuat aturan siapapun
nama mereka sudah tercantum di yang hadir di lingkungan sekolah
satu buku. Ini sungguh luar biasa,’’ pada hari itu terkena kewajiban
katanya. membaca. ‘’Sekalipun itu yang
datang tamu, wali murid atau pejabat
pun begitu ada kegiatan hari literasi
Robingah sendiri telah menelurkan
saya kenai kewajiban pokoknya baca
beberapa buku yang sudah terjual

6
SDN 2 Kalilumpang

Pada hari literasi sekolah, semua membaca di halaman sekolah. Perwakilan kelas secara bergantian
menceritakan isi buku yang dibacanya.

buku bersama,’’ ujarnya. Bagi tamu beragam varian rasa es. Anak-anak
yang tidak membawa bukupun, mengambil buku sesuai seleranya
tetap bisa membaca. Sebab ada satu dan langsung menikmatinya di
kotak kayu di halaman berisi buku gazebo yang dibangun di bawah
yang dinamakan perpustakaan mini gagahnya pohon asam jawa.
yang bisa dipinjam bukunya oleh
para tamu tersebut.
Gazebo ini dibangun secara swadaya
oleh para wali murid dan guru.
Sekolah juga bekerja sama dengan Mereka membangun atap dengan
perpustakaan daerah untuk genteng berkelir hijau mengelilingi
mendapatkan kunjungan rutin mobil dahan pohon. Ada bangku yang
perpustakaan keliling. Begitu mobil dibuat melingkari. Genteng
itu parkir dan membuka jendela para yang tidak terpakai disusun pula
siswa langsung menyerbu mobil mengelilingi tanah di bawah pohon.
tersebut seakan itu adalah mobil Melihat bocah-bocah berseragam
tukang es krim yang menawarkan merah putih membaca buku di

7
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

bawah pohon sengon itu sungguh mendampingi adik kelas yang kurang
meneduhkan mata. lancar membaca tersebut. Agar siswa
senang belajar membaca, kegiatan
di Klinik Baca ini tidak hanya belajar
Rindangnya pohon tidak hanya
membaca melalui buku. Sekolah
berfungsi sebagai pembersih udara,
juga menyediakan beragam media
mengendalikan suhu atau menjaga
pembelajaran seperti kartu huruf,
kelembaban udara namun juga
kartu bergambar, media pijak kata,
tempat mereka membuka jendela
dan pijak angka.
ilmu pengetahuan, tempat mereka
berfantasi dan melanglang buana
dari tulisan yang dibacanya. Mereka Media pijak kata dan pijak angka
menundukkan kepala bukan karena dibuat dengan mengecat aspal
bermain gawai namun membaca halaman sekolah dengan abjad-
buku-buku yang mereka pilih sendiri. abjad. Ini persis seperti permainan
tradisional engklek, yakni ketika guru
menyebut kalimat atau meminta
Robingah menuturkan, tujuan
mereka menyebutkan namanya
satu hari literasi itu karena dia
mereka bisa menginjak huruf atau
ingin menumbuhkembangkan
angka yang diukir indah di halaman
kebiasaan membaca pada anak
sekolah sebagai ganti pelafalan
didiknya. Robingah pun ingin agar
tugas yang dimaksud lewat mulut.
anak-anaknya tidak hanya bisa
membaca namun juga memahami
yang dibaca. Setelah sesi membaca, Adanya Klinik Baca ini, menurut
perwakilan siswa ada yang maju Dennisa Ragar Denia, guru
untuk mempresentasikan yang telah kelas II, siswa yang masih belum
dibacanya kepada teman-temannya. lancar membaca menjadi lebih
cepat meningkat kemampuan
membacanya. Siswa juga
Menyediakan Klinik Baca
merasa lebih nyaman mendapat
pendampingan membaca. Setelah
Sekolah juga membuka Klinik Baca siswa lancar membaca, mereka
yang digunakan untuk melayani difasilitasi untuk membaca buku-
anak-anak yang masih lambat buku bacaan.
membaca. Mentor pada kegiatan
itu tidak hanya guru atau kepala
Untuk memudahkan siswa
sekolah namun juga ada kakak
mendapatkan buku-buku bacaan
kelas yang sudah lancar membaca

8
SDN 2 Kalilumpang

terbaru, sekolah setiap awal semester Ketua Paguyuban Kelas 1 SDN


juga mengundang penjual buku 2 Kalilumpang, Kitri Sulastri
bacaan untuk menggelar bazaar di menuturkan, dia senang dengan
sekolah. Buku-buku bacaan yang adanya program parenting literasi
dijual, harganya relatif terjangkau, untuk orangtua. Dia menjelaskan,
mulai Rp5.000 hingga Rp15.000. parenting literasi adalah program
dari sekolah untuk orangtua dan
wali murid agar mendampingi
Saat pertama kali digelar bazaar,
anak-anaknya membaca. Kenapa
menurut Robingah semua buku habis
ini penting, wanita berjilbab ini
terjual. Bahkan ada orangtua yang
menjelaskan, karena orangtua bisa
tidak kebagian buku. Para orangtua
mendampingi anaknya membuat
senang ada bazaar buku di sekolah.
jurnal membaca di rumah. Jurnal
Selain harganya lebih murah, mereka
ini pula yang menjadi kelanjutan
bisa membeli buku tanpa harus ke
program satu anak satu buku.
toko buku yang jaraknya cukup jauh.
Paling dekat harus ditempuh dalam
waktu satu setengah jam dengan Kitri menuturkan, orangtua bisa
kendaraan bermotor. Itupun harus sangat aktif mendampingi anak untuk
melewati hutan, jalan berjurang, dan menulis dan membaca. Dia menilai,
akses jalan yang belum beraspal. ternyata dengan program-program
literasi yang digagas kepala sekolah,
anak-anak malah bersemangat
Mengadakan Parenting Literasi
membaca dan menulis. Hal ini terjadi
karena literasi dikenalkan ke anak
Untuk membuat kegiatan literasi tanpa ada paksaan.
yang dilaksanakan di sekolah
berkelanjutan dengan kegiatan siswa
Lebih menariknya, kata Kitri, saat ini
di rumah, tim GLS membuat program
semua wali murid, guru kelas, dan
Parenting Literasi. Program ini dibuat
kepala sekolah terhubung setiap hari
untuk melatih para orangtua dan
melalui WhatsApp group paguyuban
wali murid mendampingi anak-
kelas. Orangtua bisa memantau
anaknya membaca di rumah. Untuk
proses pembelajaran di kelas dari
memastikan kegiatan pendampingan
foto atau informasi yang dikirimkan
membaca ini berjalan, orangtua
guru kelas. Sedangkan guru kelas
juga diminta mendampingi anaknya
juga bisa mendapatkan laporan dari
menulis jurnal membaca buku yang
para orangtua kegiatan membaca
dibacanya di rumah.
anaknya di rumah.

9
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

“Kami setiap hari bisa berkoordinasi sampai evaluasinya.


dengan guru kelas maupun kepala
sekolah, membahas program
Robingah mengaku, pelatihan
peningkatan kualitas pembelajaran
MBS yang diperolehnya dari
untuk anak. Padahal dulu pertemuan
Tanoto Foundation, membuat
orangtua biasanya hanya setahun
dirinya semakin transparan
sekali saat pengambilan rapor.
dalam menggunakan anggaran di
Sekarang setiap saat bisa kami
sekolahnya. Salah satunya dengan
lakukan,” tukas Kitri.
memasang papan informasi
penggunaan anggaran sekolah
Dua tahun sebelumnya di sekolah ini sehingga wali murid bisa memantau.
dan di desa sekitar tempat tinggal
anak tidak ada jaringan internet.
Dia juga menata lingkungan sekolah
Robingah berinisiatif mengajak para
menjadi semakin tertata rapi, bersih,
wali murid membahas penyediaan
dan ramah lingkungan. “Untuk
internet di sekolah. Gayung
penataan lingkungan kelas, saya
bersambut, semua setuju. Mereka
memberikan kebebasan pada wali
bersepakat menjual beberapa pohon
murid untuk untuk bisa berkreasi dan
sengon besar yang ada di belakang
bisa bersama-sama menciptakan
halaman sekolah. Sisa biayanya
kelas yang lebih menyenangkan bagi
ditanggung bersama sekolah
anak-anak,’’ katanya.
dan wali murid. Kini mereka bisa
menikmati jaringan internet.
Robingah sendiri menjadi komandan
dalam penataan lingkungan
Menerapkan Manajemen yang
sekolahnya. Misalnya saja untuk pot-
Terbuka dan Akuntabel
pot bunga yang menjadi hiasan di
depan kelas. Dia memberi contoh
Keberhasilan Robingah membuat dulu dengan membawa tanaman
program literasi, termasuk dukungan sendiri ke sekolah sebagai upaya
dari para orangtua, tidak lepas dari membujuk orangtua agar mau juga
penerapan manajemen sekolah menyumbang pot bunga ke sekolah.
yang terbuka dan akuntabel. Dia Ternyata, orangtua menanggapi
mendorong dan memfasilitasi dengan baik. Mereka menyambut
partisipasi masyarakat untuk terlibat program itu dengan membawa
aktif mulai dari kegiatan perencanaan satu pot bunga untuk satu wali
program sekolah, pelaksanaan, murid. ‘’Kemudian dengan kegiatan

10
SDN 2 Kalilumpang

Orangtua siswa ikut mendampingi anaknya


membaca di rumah. Kegiatan pendampingan
membaca tersebut dibagikan para orangtua
melalui WA paguyuban kelas.

seperti itu mereka nampak seperti yang membantu pagi, siang, bahkan
berlomba-lomba tanpa terencana. ada dari malam sampai pagi ketika
Saya tidak menentukan besaran biaya libur semester,’’ ungkapnya.
dan jenis tenaga. Saya memberikan
kebebasan. Yang penting saya punya
Ia menyatakan, partisipasi yang
program, kita tata kelas menjadi
diwujudkan dalam kerja paguyuban
kelas yang bagus, menyenangkan,
kelas membuat sarana prasarana;
dan menarik,’’ katanya.
seperti meja, bangku ataupun papan
tulis diperbaiki secara swadaya.
Saat ini, semua ruang-ruang kelas Para bapak ada yang bertugas
telah berubah. Anak-anak menjadi menggergaji, memaku, dan para ibu
betah belajar di kelas karena bertugas mengecat.
tembok-temboknya dilukis dengan
bermacam-macam tema. Ada tema
Robingah sebagai kepala sekolah
hijaunya hutan, kebun binatang,
pun ikut memantau, bahkan sampai
kehidupan dunia laut, dan keindahan
malam hari tetap terjaga, meski jarak
lingkungan lainnya.
sekolah dan rumahnya terbilang
cukup jauh. “Sinergi antara orangtua,
Robingah menuturkan, lukisan dan wali murid, guru, dan kepala sekolah
hiasan ataupun penataan lingkungan ini mesti dilakukan,” katanya. Dia
di sekolahnya tidak terlepas dari hasil tidak ingin hanya menjadi pemimpin
kerja keras paguyuban kelas. ‘’Setiap yang hanya bisa memerintah saja
kelas ditata dengan kreasi masing- melainkan bisa mengedepankan
masing dengan gotong royong, ikhlas contoh baik untuk mewujudkan
memberikan tenaga, dan waktu. Ada sekolah yang maju.

11
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Dalam setiap pembelajaran, siswa SDN 01 Benteng Hulu dilatih mempresentasikan hasil karyanya.

12
SDN 01 Benteng Hulu

MENAKHODAI SEKOLAH DESA


MENJADI UNGGULAN
Oleh Nikolaus Harbowo, Jurnalis Harian Kompas

Dalam artikel berjudul The Shanghai Secret yang dimuat di New


York Times 22 Oktober 2013, Thomas Friedman menyebutkan salah
satu faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Shanghai melejit
adalah pelibatan orangtua dalam aktivitas pendidikan di sekolah.
Sinergi sekolah dan orangtua siswa ternyata menimbulkan resultan
yang sangat kuat untuk melejitkan mutu pendidikan. Sinergi itu, akan
mendorong guru untuk berinovasi untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di kelasnya. Cara serupa itu pula yang dilakukan oleh Sri
Safni, Kepala SDN 01 Benteng Hulu untuk meningkatkan mutu sekolah
yang dipimpinnya.

Siak, Riau - “Beberapa bulan yang lalu Filqis Az-Zahra. Di saat kegiatan
hingga sekarang, musim di daerah sekolah ditiadakan karena kabut
kita adalah musim kemarau. Maka asap yang semakin pekat, Filqis
terjadilah kebakaran di permukiman meluangkan waktu di rumah untuk
masyarakat dan di hutan. Kebakaran menciptakan karya tulisan singkat
juga disebabkan oleh kegiatan berjudul “Bencana Alam”.
manusia yang tidak bertanggung
jawab. Karena kebakaran yang “Saat itu sekolah libur beberapa hari
sangat dahsyat, terjadilah bencana karena kabut asap sampai masuk
alam, yaitu kabut asap.” kawasan sekolah. Siswa-siswi kelas VI
diminta membuat prakarya apapun
Sepenggal paragraf itu muncul dari terkait kabut asap,” ujar Kepala SDN
buah pemikiran siswi kelas VI SDN 01 01 Benteng Hulu, Sri Safni, sambil
Benteng Hulu, Kabupaten Siak, Riau, menunjukkan hasil karya siswa-

13
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Sri Safni, Kepala SDN 01 Benteng Hulu, Siak, membuat sekolahnya di pedesaan menjadi sekolah
yang pembelajarannya berkualitas.

siswinya, pada pertengahan Oktober Merangsang Kreativitas


2019 lalu. Karya yang dihasilkan pun
beragam sesuai kemampuan siswa, Konsep ‘MIKIR’ efektif sejatinya
seperti gambar hutan yang terbakar, bertujuan merangsang kreativitas
karya tulis singkat, prosa, dan puisi. siswa. Lebih dari itu, mereka semakin
berani mengungkapkan setiap
Kreativitas Filqis dan teman- gagasan dan ide di depan kelas.
temannya itu tentu tidak muncul
begitu saja. Mereka terbiasa dengan Itu terjadi ketika Harian Kompas
pendekatan pembelajaran aktif yang mengikuti kegiatan belajar-
telah diterapkan di sekolah, hampir mengajar di kelas III SDN 01
setahun belakangan ini. Pendekatan Benteng Hulu. Dalam mata pelajaran
pembelajaran aktif yang dimaksud bahasa Indonesia, misalnya, guru
adalah ‘MIKiR’ atau ‘Mengalami, menceritakan sebuah kisah tentang
Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi’. persahabatan antara keledai dan
Pendekatan ini identik dengan kuda, tanpa ada penyebutan latar
pendekatan saintifik yang digunakan tempat. Persahabatan kedua
dalam Kurikulum 2013. binatang itu mulai renggang ketika

14
SDN 01 Benteng Hulu

Pembelajaran aktif di kelas dapat berjalan efektif karena dukungan dari kepala sekolah dalam
menyediakan alat dan bahan kebutuhan pembelajaran. Tampak siswa Kelas IV sedang melakukan
percobaan menemukan kandungan listrik pada buah-buahan.

keledai enggan membantu beban dan ada pula yang menggambar


yang dibawa kuda. Hingga akhirnya, dengan latar hutan. Bahkan,
di tengah perjalanan, kuda tersebut mayoritas siswa berinisiatif untuk
mati karena kelelahan. mewarnai gambarnya.

Dari cerita itu, siswa diminta “Cara belajar seperti ini merangsang
memvisualisasikannya dalam bentuk kreativitas anak sesuai imajinasi
gambar di selembar kertas HVS mereka sendiri. Tak berhenti pada
dan menceritakan hasil karyanya di proses menggambar dan storytelling,
depan kelas. Kreativitas mereka pun saya juga selalu meminta mereka
diuji. untuk menyimpulkan sendiri, pesan
moral apa yang didapat dari cerita
Setelah lewat hampir 20 menit, itu,” tutur Haswinda, Wali Kelas III.
sejumlah siswa terlihat telah
menyelesaikan karyanya. Hasilnya Yunita, Wali Kelas VI, pun sependapat
ternyata sangat menarik, di antaranya dengan cara itu. Menurut dia,
ada siswa yang menggambar keledai penerapan ‘MIKIR’ telah mengubah
dan kuda dengan latar persawahan pola pembelajaran yang selama ini

15
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

masih terkesan satu arah sehingga “Saya lebih suka praktik. Jadi, lebih
menutup ruang kreativitas siswa. memahami pelajarannya daripada
hanya sekadar mendengarkan atau
“Selama ini, kami menjelaskan menulis yang diajarkan ibu bapak
(materi) saja, banyak ngomong guru,” kata Salsabila.
di depan (kelas), anak-anak
mendengarkan. Tak jarang para Jembatan Ilmu
siswa memandang ke depan,
mereka melamun atau tidur. Dengan Upaya memacu kreativitas siswa
pendekatan ‘MIKIR’, mereka lebih SDN 01 Benteng Hulu ternyata tak
paham dan lebih ceria,” ucap Yunita, berhenti di jam mata pelajaran,
yang menjadi guru sejak tahun 1989. tetapi juga di luar jam itu. Pihak
sekolah menyediakan rak buku di
Tak hanya diakui oleh guru; Salsabila, setiap sudut kelas agar menggugah
siswa kelas III, juga mengaku minat baca anak.
lebih menyukai diajarkan dengan
pendekatan ‘MIKIR’ karena ikut aktif Hasilnya, saat waktu istirahat, siswa-
dalam proses pembelajaran. Dengan siswa selalu mengerubungi sudut
begitu, kegiatan belajar-mengajar kelas, yang terdapat rak buku lengkap
tidak membosankan. dengan berbagai buku pengetahuan
bak perpustakaan kecil. Mereka

Para siswa tampak menikmati membaca buku bacaan di sudut baca kelas.

16
SDN 01 Benteng Hulu

Kegiatan pameran buku yang bekerja sama dengan perpustakaan daerah membuat siswa memiliki
banyak pilihan bahan bacaan.

bisa menghabiskan waktu istirahat Menjadi Kaya Karena Bersinergi


selama 15 menit di ‘Sudut Baca’ itu.
Kehadiran ‘Sudut Baca’ semakin Konsep penataan ruang kelas dengan
membuka kesempatan siswa untuk segala isinya, baik buku, maupun
menggali ilmunya secara mandiri sarana-prasarana kelas, akan sulit
lewat buku-buku di sana, yang terjadi jika tidak ada sinergi antara
mungkin tak diajarkan oleh guru pihak sekolah dan orangtua siswa
mereka. “Membaca adalah jembatan melalui komite sekolah.
ilmu,” demikian yang tertulis di salah
satu rak buku kelas. Orangtua siswa dan alumni ternyata
juga dilibatkan dalam proses itu.
Selain ada ‘Sudut Baca’, di setiap Yang terpenting adalah semua
kelas juga terdapat majalah dinding kembali kepada siswa dan demi
(mading). Di sana terpampang peningkatan mutu pendidikan.
seluruh hasil karya siswa. Cara-cara
ini diyakini mampu menumbuhkan Misalnya saja, di saat setiap siswa
budaya literasi anak. “Jadi betah di diminta untuk mengumpulkan satu
kelas,” ujar salah seorang siswa. buku untuk ‘Sudut Baca’, mayoritas
orangtua malah memberikan lebih

17
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Kegiatan kelompok kerja guru (KKG) sekolah yang rutin dilakukan di sekolah, membuat guru bisa
saling belajar dan mendukung dalam menerapkan pembelajaran aktif di kelas.

dari satu buku. Bahkan, alumni pun “Sekolah ini menjadi kaya karena
ikut menyumbang buku. sinergisitas antara pihak sekolah
dan orangtua. Kalau tujuannya baik,
Hal lain adalah pemenuhan kebutuhan orangtua pasti sangat mendukung,
sarana-prasarana kelas. Setiap bulan, apalagi menyangkut peningkatan
orangtua siswa berkumpul untuk mutu belajar anak,” ucap Ketua
membicarakan kebutuhan tersebut. Komite SDN 01 Benteng Hulu,
Secara sukarela, mereka dilibatkan Mahyudi Al Rasyidi.
dalam penataan lingkungan kelas.
Dari situ, muncullah beragam ide Menariknya, di setiap tahun,
unik, seperti penyediaan dispenser, SDN 01 Benteng Hulu mulai rutin
pemasangan gorden, hingga menyelenggarakan lomba menghias
pengecatan ruang kelas agar terlihat kelas. Namun, siapa sangka, alih-
lebih indah. alih lomba ditujukan kepada siswa,
justru para wali murid yang sibuk
Tak hanya di lingkup ruang kelas, berembuk agar kelas anaknya tidak
orangtua siswa juga memikirkan kalah dengan kelas lain.
penataan lingkungan sekolah, seperti
pembangunan gazebo di lapangan “Jadi, yang tak mau kalah itu
sekolah untuk ruang baca anak, serta sebenarnya orangtuanya. Tetapi,
penyediaan pot-pot bunga yang itulah yang membuat kami semangat
menjadi hiasan di depan kelas. memberikan yang terbaik untuk
sekolah juga,” kelakar Mahyudi.

18
SDN 01 Benteng Hulu

Komitmen Kepala Sekolah “Tanoto Foundation memperhatikan


pentingnya Rencana Tindak
Perubahan di SDN 01 Benteng Hulu Lanjut (RTL) setelah pelatihan.
terjadi ketika sekolah itu menjadi Kami juga didampingi untuk
mitra lembaga filantropi, Tanoto mengimplementasikan hasil
Foundation yang telah berlangsung pelatihan di sekolah, sejauh mana
selama setahun belakangan ini. perkembangan-perkembangan yang
terjadi. Kami pun termotivasi dan
Melalui Program ‘PINTAR’ atau ingin menjadi lebih baik,” ujar Sri,
‘Pengembangan Inovasi untuk yang sudah hampir 10 tahun menjadi
Kualitas Pembelajaran’, Tanoto kepala sekolah di beberapa sekolah.
Foundation terus menggaungkan
pentingnya penerapan Manajemen Sri menjelaskan, dalam
Berbasis Sekolah (MBS) dalam upaya pemberdayaan masyarakat,
peningkatan mutu pembelajaran. misalnya, pihak sekolah dan
Seluruh komponen sekolah harus orangtua siswa telah berkomitmen
terlibat di sana, mulai dari kepala untuk melakukan apapun demi
sekolah, para guru, siswa, hingga menunjang pendidikan anak. Dengan
komite sekolah. begitu, setiap pihak tidak akan
merasa sendirian untuk memberikan
Namun demikian, semua tentu tetap sesuatu yang terbaik untuk anak.
tergantung pada sang pemimpin, Yang terpenting adalah transparansi
kepala sekolah. Kepala sekolah dan akuntabilitas anggaran. Sri pun
menjadi ujung tombak dalam setiap selalu mengedepankan keterbukaan
perubahan (yang ada) di sekolah setiap penggunaan dana Bantuan
bahkan sampai hal terkecil sekalipun. Operasional Sekolah (BOS).

Sebagai Kepala SDN 01 Benteng Dalam peningkatan mutu


Hulu sejak April 2017, Sri Safni pembelajaran, Sri bersama para
mengaku, perubahan pesat terjadi guru sepakat untuk menerapkan
di sekolah yang dipimpinnya metode pembelajaran aktif dengan
setelah dia menerapkan program pendekatan ‘MIKIR’ di setiap kegiatan
MBS. Ada tiga hal yang dilakukan, belajar-mengajar. Dampaknya pun
yakni memberdayakan peran serta sudah terasa. Anak-anak menjadi
masyarakat, meningkatkan mutu lebih berani mengeluarkan ide, lebih
pembelajaran, dan meningkatkan aktif, dan mampu berinteraksi di
budaya baca. kelas.

19
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Sementara itu, untuk meningkatkan sejumlah prestasi gemilang, salah


budaya baca, Sri telah menginisiasi satunya Juara 1 Lomba Olimpiade
pembuatan ‘Sudut Baca’ di setiap Sains di tingkat Kecamatan Mempura
kelas. Bahkan, dia berencana untuk dan 10 besar di tingkat kabupaten.
mengadakan lomba rutin setiap Kabar membanggakan lain adalah
tahun yang mampu mengasah SDN 01 Benteng Hulu meraih
literasi anak, seperti storytelling dan peringkat pertama kategori nilai
pembaca buku terbanyak. “Kami ujian nasional terbaik di tingkat
akan beri reward (penghargaan) Kecamatan Mempura. Sementara itu,
sehingga merangsang motivasi anak di tingkat Kabupaten Siak, SDN 01
agar gemar membaca,” tuturnya. Benteng Hulu meraih peringkat ke-4
dari 214 sekolah.“Sebelumnya, SD
Dalam perjalanan, Sri tak memungkiri kami urutan 20-an lebih,” ungkap Sri.
akan ada beragam tantangan di saat
memimpin para guru dan tenaga Sri menilai, keberhasilan ini
kependidikan yang berjumlah merupakan buah dari perubahan
29 orang di sekolahnya. Dia pun pola pikir seluruh komponen sekolah.
membentuk Kelompok Kerja Guru Dia tidak bisa bergerak sendiri tanpa
(KKG) mini sebagai wadah evaluasi, kerja sama seluruh pihak, terutama
yang dilaksanakan setelah jam para guru dan orangtua siswa.
pulang sekolah.
“Di abad teknologi ini, semua pihak
Di KKG mini tersebut, para guru harus mengubah pola pikir. Kalau
berkumpul menurut kelompoknya mindset enggak berubah, ya akan
masing-masing dan saling bertukar begitu-begitu saja terus. Sekolah
pikiran atas proses pembelajaran kami akan dianggap terbelakang,
yang terjadi di kelas. “Hasilnya apalagi (sekolah kami) ada di
dianalisis, lalu dipikirkan bersama tengah pemukiman penduduk desa.
apa tindaklanjutnya. Jika kami Padahal bukan begitu. Anak-anak
mengalami kesulitan, kami baru kami berhak mendapatkan yang
konsultasikan dengan fasilitator lebih sesuai dengan tuntutan zaman
daerah atau pengawas,” ucap Sri. sekarang,” tegas Sri.

Prestasi Melejit Sejak dari dalam diri pun, Sri selalu


berambisi untuk bisa membawa
Proses memang tak pernah perubahan bagi sekolah yang dia
mengkhianati hasil. Di tahun ini, nakhodai. Dia tak pernah malu
SDN 01 Benteng Hulu telah meraih belajar dan mengevaluasi diri demi

20
SDN 01 Benteng Hulu

mendapatkan hasil yang optimal. Tak menjadi hal krusial dalam setiap
heran, dia selalu memikirkan hal kecil, perubahan di sekolah. “Orangtua
mulai dari pintu gerbang sekolah membawa anak mengikuti.”
hingga sudut kelas. Lebih dari itu, Sri Demikian makna sebuah peribahasa.
tak melupakan peningkatan kualitas Nilai hidup ini mengajarkan bahwa
guru. Sebab, itu semua berujung orangtua -dalam hal ini kepala
pada kualitas sekolah. sekolah- harus menjadi penuntun
bagi anak-anaknya (guru-guru),
“Menjadi kepala sekolah itu bukan maupun masyarakatnya. Baik
sekadar melaksanakan tugas, dapat atau buruk sekolah itu tergantung
gaji. Enggak. Ini lebih semacam dari bagaimana pemimpinnya.
hati. Jadi, laksanakan sepenuh hati
karena apa yang saya lakukan akan Peribahasa lainnya, “Saling
dipertanggungjawabkan. Prinsip menasihati satu sama lain dalam
saya, sebagai kepala sekolah, saya menuju kebaikan.” Pesan terakhir
harus memajukan sekolah. Kalau ini tak kalah penting bahwa lagi-
saya kurang, ya saya harus belajar,” lagi, semua akan menjadi percuma
tutur Sri. jika tidak dibarengi dengan
komitmen yang kuat juga dari para
Dari perjalanan praktik baik SDN 01 guru dan masyarakat untuk saling
Benteng Hulu ini, dapat disimpulkan mengevaluasi diri dan mengisi demi
bahwa komitmen kepala sekolah peningkatan mutu pendidikan anak.

Di saat senggang atau istirahat, siswa memanfaatkan teras baca yang dibuat oleh komite sekolah.

21
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Pembelajaran di SMPN 3 Batang Hari, siswa sudah dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil untuk
mendorong siswa lebih banyak berdiskusi dan bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran.

22
SMPN 3 Batang Hari

PERNAH DITOLAK JADI


KEPALA SEKOLAH, BUKTIKAN
DENGAN PRESTASI GEMILANG
Oleh Maria F. Natalia - Jurnalis JPNN.com
(Jaringan Pemberitaan Nusantara Negeriku)

Orang yang hanya mengeluh karena mendapat hambatan, disebut


hindsight dan tidak akan pernah maju. Orang yang menganalisis
mengapa hambatan itu terjadi, disebut insight, dengan demikian
orang itu akan mengetahui masalah sebenarnya yang dihadapi. Orang
yang memikirkan bagaimana hambatan itu dapat diubah menjadi
peluang, disebut foresight dan mereka inilah yang akan maju dalam
pekerjaannya. Prinsip foresight inilah yang diterapkan oleh Rahmini,
kepala SMPN 3 Batang Hari. Penolakan terhadap dirinya ketika
diangkat menjadi kepala sekolah, justru diubahnya menjadi peluang
untuk membuktikan dia mampu menjadi nahkoda sekolah yang hebat.

Batang Hari, Jambi - Keberhasilan Diakui Rahmini, saat pengangkatan


sebuah sekolah dalam mendidik dan ada sedikit gejolak yang terjadi
memajukan para siswa dan siswinya di internal sekolah; padahal
adalah bukti kepemimpinan seorang pengangkatan dirinya dilakukan
kepala sekolah yang cemerlang. berdasarkan penunjukan Dinas
Itulah yang ditunjukan Rahmini, Pendidikan. “Ini murni betul-betul
Kepala Sekolah SMPN 3 Batang Hari. desakan dari pemerintah, mungkin
dari formasi yang dicari, saya
Sebelumnya tak terbayangkan oleh ditunjuk. Dengan kemelut yang
Rahmini bahwa dia akan terpilih ada di sekolah, mereka akhirnya
menjadi kepala sekolah di SMPN 3 memilih saya meski ada penolakan-
Batang Hari; setelah belasan tahun penolakan,” tuturnya.
menjadi guru matematika, dia
mendadak dipilih sebagai kepala Rahmini tidak patah arang
sekolah. menghadapi sejumlah suara-suara

23
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

penolakan atas penunjukannya Rahmini pun mulai mencoba


sebagai kepala sekolah. Dia mengikuti pelatihan bersama
justru merasa tertantang untuk sejumlah guru sekolah lain di Tanoto
membuktikan kemampuannya Foundation. Dia termasuk yang dipilih
memimpin SMPN 3 Batang Hari. ikut pelatihan menjadi fasilitator
daerah di Tanoto Foundation.
“Waktu itu saya hanya pikir, benarlah
sudah. Ketika kita sudah ada di Perbedaan besar dirasakannya saat
lapis paling bawah, tidak ada jalan mengikuti pelatihan itu dibanding
lagi untuk turun. Maka kita harus saat pelatihan lain yang diikutinya.
berusaha untuk naik terus,” katanya. Dia merasakan perbedaan karena
tidak lagi dijejali dengan tumpukan
Manfaatkan Kemitraan dengan teori tentang pembelajaran.
Tanoto Foundation
“Di Tanoto Foundation, para guru
Gayung bersambut. Ketika Rahmini yang terpilih diajarkan untuk
memiliki mimpi besar untuk mengajak anak langsung melakukan
memajukan sekolahnya, dia bertemu praktik di kelas,” tegasnya
dengan perwakilan dari Tanoto
Foundation yang menawarkan Sebanyak 80 persen anak harus
kemitraan dalam pelaksanaan berpraktik dan aktif dibanding guru.
Program PINTAR. Rahmini merasa Tak ada lagi anak yang sibuk dengan
mendapat energi baru ketika itu. teori tapi minim praktik. Guru
diminta terus melakukan praktik-
Betapa tidak, dia sangat ingin praktik selama pelatihan agar nanti
mengubah kualitas pendidikan di bisa diaplikasikan saat mengajar di
sekolah dan di saat itu pula ada Tanoto sekolah.
Foundation yang menyodorkan
sejumlah solusi. Rahmini ingin “Satu lagi yang saya dapat dari
mengubah gaya pembelajaran di Tanoto Foundation ini, yaitu soal
sekolahnya yang konvensional; guru ketepatan waktu. Selalu on time.
lebih banyak bicara dan siswa yang Semua jadwal tepat waktu, tidak
terlalu sibuk mencatat. kurang tidak lebih,” ungkapnya.

“Tuhan membuka jalan saya dengan Tanoto Foundation mengajarkan


bertemu Tanoto Foundation. Tuhan pada para guru dalam pelatihan
membantu saya di awal menjadi agar berinteraksi dan berkomunikasi
kepala sekolah,” kata dia. dengan siswa. Antarsiswa juga harus

24
SMPN 3 Batang Hari

(Kiri) Siswa kelas VIII bekerja sama di kelompok membuat pertanyaan teka-teki silang dalam
pembelajaran IPS. (Kanan) Siswa Kelas IX mempresentasikan laporan hasil percobaan membuktikan
penerapan Hukum Newton 1 dalam kehidupan.

berinteraksi dalam praktik di kelas. agar anak lebih aktif.

Setelah mengikuti pelatihan di Rahmini juga tak hanya asal


Tanoto Foundation ini, Rahmini mengarahkan para guru di sekolah.
langsung menerapkannya di SMPN Sebagai seorang guru matematika,
3 Batang Hari. Diakuinya, tak mudah dia juga menerapkan praktik itu saat
mengubah kebiasaan para guru mengajar para siswa. Contohnya
yang sudah terbiasa mengajar pola saat dia mengajar tentang statistik
konvensional menjadi cara belajar kepada para siswa, untuk mencari
siswa aktif. mean, median, dan modus.

Di awal penerapan hasil dari Tanoto “Kalau guru kreatif, seharusnya bisa
Foundation itu masih ada guru yang mengajar siswa untuk berpraktik,”
sulit untuk mengubah kebiasaan katanya.
mengajar. Namun, dia tak patah
semangat dan terus mendorong Guru mengambil potongan 11 karton
para guru berusaha memberikan data, isi angka terserah kita. Guru
cara yang tepat dalam mengajar. kemudian panggil anak-anak maju
Akhirnya, perlahan tapi pasti, hampir ke depan kelas. Setiap anak diminta
semua guru mata pelajaran di SMPN memegang satu kertas data karton.
3 Batang Hari mulai meninggalkan Anak diminta berbaris mengurutkan
kebiasaan lama. Mencoba cara baru angka dari paling kecil hingga ke

25
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

paling besar. Mengurutkan data. untuk berbagi informasi,” kata Amir


Kemudian dari situ akan dicari Hamzah salah satu wali murid yang
median atau nilai tengah. menjadi Ketua Paguyuban kelas
VIII/3 di SMPN 3 Batang Hari.
“Cukup kita meminta anak yang
paling tengah untuk maju. Kan ada Amir yang juga alumnus sekolah itu
11 orang, anak yang tengah disuruh mengatakan, orangtua berdiskusi
maju. Itulah yang menunjukkan dalam forum paguyuban untuk
angka median. Jadi teman-temannya membahas semua perkembangan
yang lain jadi tahu, oh yang paling anak bersama pihak sekolah.
tengah itu berarti nilai median. Sebagian orangtua juga ikut diberi
Begitu praktiknya lebih gampang pelatihan lewat Program PINTAR
membuat anak memahami materi Tanoto Foundation, agar aktif
pembelajaran,” sambungnya. mendukung sistem pembelajaran
di sekolah. Tak jarang wali siswa
Bentuk Paguyuban Kelas dan 24 mengumpulkan dana untuk
Group WhatsApp Kelas memperbaiki fasilitas kelas anaknya.

Membangun komunikasi dengan “Kalau ada kursi meja rusak kami


orangtua siswa, merupakan cara jitu perbaiki. Bagi orangtua siswa
Rahmini untuk meningkatkan peran yang kurang mampu, mereka
serta masyarakat dalam mendukung menyumbangkan tenaga, dengan
program sekolah. Dia mendorong membuat kursi atau meja, yang lain
setiap kelas membentuk paguyuban yang membeli bahan-bahannya.
kelas dan memanfaatkan aplikasi Pokoknya kami kerja sama demi
WhatsApp untuk berkomunikasi anak-anak kami,” sambungnya.
secara intensif dengan orangtua
siswa. Lebih menarik lagi, sejak kelas
VII sampai kelas IX, siswa tidak
Rahmini turut tergabung di 24 grup berpindah ruang kelas sehingga
WhatsApp setiap kelas bersama wali investasi paguyuban kelas dalam
kelas dan orangtua siswa. Rahmini meningkatkan fasilitasi pembelajaran
juga bersedia mendengarkan semua di kelas bisa terus dimanfaatkan
keluh kesah para wali dan orangtua sampai anaknya lulus. Hal itu juga
siswa melalui grup di aplikasi diakui Masturah, wali murid yang
WhatsApp. Setiap orangtua wajib sudah dua kali menjadi bendahara
mengikuti grup Whatsapp sesuai paguyuban untuk kelas VIII/2. “Kami
kelas anaknya. “Forum grup itu semua mengumpulkan dana untuk

26
SMPN 3 Batang Hari

Siswa memanfaatkan saung literasi sekolah yang rimbun dengan pepohonan untuk menjadi tempat
membaca buku.

memperbaiki fasilitas dalam kelas cara agar anak-anak nyaman dan


anak. Bagi orangtua yang tidak senang membaca di tempat tersebut.
mampu mereka akan sumbang
tenaga,” kata Masturah. Para siswa yang menghias dan
membentuk sendiri pojok literasi
Sementara itu, Laila Muntaz, Ketua sesuai keinginan mereka, sedangkan
Paguyuban kelas VII/8 mengatakan guru hanya mengarahkan. Yang
lewat keaktifan orangtua di forum terpenting, pojok literasi itu bisa
itu, bisa memantau perkembangan terus menarik minat para siswa
anak-anak mereka. “Apabila ada untuk melahap habis semua isi buku
masalah kami bisa langsung bertanya yang dipajang. Sejumlah pojok baca
pada wali kelas maupun wakil kepala benar-benar membuat decak kagum.
sekolah,” kata Laila. Mulai di halaman sekolah, sudah
tersedia Saung Literasi Mutiara. Di
15 Menit Berharga di Pojok Baca sebuah lorong kecil yang ditumbuhi
tanaman merambat, ada tempat
Demi meningkatkan minat baca dan duduk dari tembok yang sengaja
kemampuan literasi siswanya, para dibuat di lorong itu. Tentunya khusus
guru bersama paguyuban kelas, dan untuk para siswa duduk santai sambil
siswa membuat pojok baca atau membaca buku.
pojok literasi di setiap sudut kelas.
Pojok baca dihias dengan berbagai Di semua kelas banyak pojok literasi

27
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Rahmini, Kepala SMPN 3 Batang Hari, sempat ditolak sebagian warga sekolah saat awal menjabat
kepala sekolah. Seiring waktu dengan prestasi yang diraih sekolah karena kepemimpinan inovatifnya,
semua warga kini mendukung penuh dan bekerja sama dalam meningkatkan kualitas sekolah.

unik yang dibuat agar menarik minat Sekolah ini menerapkan program
baca siswa. Mulai dengan desain membaca buku selama 15 menit di
mirip taman bunga, kota dengan pagi hari mengawali kegiatan belajar
gedung tinggi, dinding polkadot mengajar. Para siswa boleh membaca
dengan motif berbentuk bulat atau buku yang diambil dari pojok baca.
lingkaran dengan berbagai warna Buku apa saja yang disukai yang
dan ukuran, dan masih banyak lagi. penting bukan buku mata pelajaran.
Melainkan buku menarik baik fiksi
Hampir semua pojok literasi dihiasi maupun nonfiksi.
dengan tempelan kalimat-kalimat
bijak yang memotivasi para siswa Guru bahasa Indonesia, Sri Wahyuni
untuk mengejar cita-citanya. mengatakan sejak bermitra dengan
Tanoto Foundation, berbagai
Selain pojok literasi dalam kelas, langkah untuk kegiatan literasi terus
sekolah ini pun menyediakan dilakukan sekolahnya. Dulu, kata
berbagai sudut di halaman maupun dia, kegiatan literasi terbilang masih
bangunannya sebagai tempat jalan di tempat saat diaplikasikan ke
untuk para siswa membaca. Lorong sekolah tersebut. Sekarang program
kelas dan halaman tengah sekolah literasi dan pelajaran bahasa
disiapkan tempat duduk maupun Indonesia makin berwarna.
pondok literasi agar anak-anak bisa
bersantai sambil membaca buku “Anak akan membaca buku yang dia
ketika jam istirahat. suka. Tapi kami kontrol terus. Ada tiga

28
SMPN 3 Batang Hari

kunci yang selalu saya sampaikan Inilah yang menyalakan semangat


pada anak. Ada tiga buku yang para guru untuk mendorong minat
tidak boleh kamu baca. ‘Pertama baca dan kemampuan literasi para
buku yang melampaui usiamu, siswa.
yang mengandung pornografi, dan
mengajarkan kesyirikan.’ Tiga itu Pada Juli 2019, salah satu siswa
tidak boleh dibaca. Lain dari itu yang berhasil meraih juara 1 di
silakan. Bacalah yang jauh ke depan,” tingkat provinsi, terpilih mengikuti
tegas Sri yang juga wakil kepala Festival Literasi Nasional (FLS) yang
sekolah bidang kesiswaan tersebut. diselenggarakan Kemendikbud.
Nafisa Hairani Ariepa ikut dalam
Setelah membaca buku selama 15 lomba story telling berbahasa Inggris
menit, anak diminta menuliskannya mewakili Provinsi Jambi. Meski
dalam sebuah jurnal. Masing- Nafisa belum berhasil meraih juara,
masing anak mendapatkan sebuah rasa bangga itu tetap besar karena
jurnal setiap semester, yang dibuat berhasil sampai ke tingkat nasional.
menggunakan dana BOS untuk
mengisi hasil membaca buku. Dalam Sekolah ini pada tahun 2018/2019
satu semester, ditargetkan setiap juga berhasil meraih juara 1 lomba
anak bisa membaca tujuh buku. perpustakaan terbaik se-kabupaten
Sri Wahyuni sangat bersyukur jika Batang Hari. Perpustakaan sekolah ini
ternyata ada anak yang membaca dinilai berhasil membuat terobosan
jumlah buku lebih dari tujuh. dalam memberikan pelayanan dan
kenyamanan membaca pada warga
Meningkatnya minat siswa membaca sekolah.
buku berdampak pada prestasi yang
mereka raih. Beberapa penghargaan Ajak Siswa Ke Toko Buku
berhasil diraih siswa, di antaranya
juara festival dan lomba seni siswa Berbagai cara juga dilakukan sekolah
tingkat kabupaten dan provinsi, ini agar anak-anak tidak lepas dari
juara 1 lomba menulis cerpen tingkat buku dan literasi. Sri Wahyuni,
kabupaten, juara 1 menulis sinopsis, mengaku sering mengajak anak
juara 2 sayembara cerpen di Kantor didiknya untuk mengunjungi bazar
Bahasa Jambi, juara 1 debat di yang digelar toko buku ternama.
kabupaten, juara 1 pidato tentang
antinarkoba di kejaksaan, juara 2
Bazar buku murah paling disukai
pidato hari anak, dan masih banyak
para siswanya. Bermodal uang
lagi prestasi di tahun 2019.

29
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Rp10 ribu hingga Rp20 ribu, mereka dan cerpen. Hasil karya para siswa itu
bisa mendapatkan buku-buku dicetak dan dijilid manual oleh pihak
yang menarik. Selain itu, setiap sekolah berbentuk buku sebagai rasa
semester para orangtua siswa juga bangga atas keberhasilan program
berpartisipasi melakukan infaq buku literasi itu. Dia sempat menunjukkan
alias menyumbang buku bacaan. beberapa buku yang sudah dijilid,
Tak tentu jumlahnya. Terserah dari hasil karya literasi para siswa.
masing-masing orangtua yang ingin
menyumbang. “Insya Allah saya bersama Komunitas
Pijar, salah satu LSM di Jambi akan
Kemudian anak juga diajarkan untuk menerbitkan buku-buku dan karya
rajin berkunjung ke perpustakaan tulis anak yang sudah saya bina.
sekolah dan membaca buku. Apalagi, Kami akan terbitkan dalam semester
di perpustakaan sekolah selalu ini. Sudah bekerja sama dengan Pijar
disediakan buku-buku baru yang yang mau mendanai,” kata guru asal
sedang best seller di pasaran. Baik Palembang itu tersenyum bangga.
fiksi maupun nonfiksi.
Disukai Siswa
“Nanti akan dilihat dari catatan
perpustakaan dan jurnal, siapa Rasa cinta terhadap buku dan
anak yang paling banyak membaca program literasi ini juga diakui
buku. Nanti yang baca buku paling sejumlah siswa di SMPN 3 Batang
banyak dapat reward dari kepala Hari. Salah satunya Jihan Nurhaliza.
perpustakaan, walaupun dalam Dia mengaku menyukai Saung Literasi
bentuk makanan ringan saja,” Mutiara yang dibuat sekolahnya.
sambung Sri Wahyuni. Sedangkan Di saung itu Jihan bisa berinteraksi
siswa yang tidak mengembalikan dengan teman-temannya sambil
buku perpustakaan akan membaca buku, bertukar pendapat
mendapatkan sanksi denda. Hasil dan belajar bersama. Saung itu juga
dari denda itu akan dikumpulkan menjadi tempatnya mencari suasana
perpustakaan untuk membeli buku baru jika bosan membaca di dalam
baru. kelas.

Perempuan yang sudah 23 tahun “Mendapat banyak hal positif saat


menjadi guru itu mengaku sangat berkumpul bersama teman-teman
bahagia karena siswanya yang rajin di saung ini. Menarik dan tidak
membaca juga mulai menghasilkan monoton karena tidak harus berada
karya-karya tulis seperti puisi, esai di kelas terus,” kata Jihan.

30
SMPN 3 Batang Hari

Sedangkan Galih Wicaksana, siswa mengakui kepemimpinan Rahmini


SMPN 3 Batang Hari lainnya juga membawa perubahan besar.
mengaku sangat senang dengan
pojok literasi di kelasnya XI-2. Dia Rahmini disebut sebagai seorang
merasakan banyak manfaat karena pemimpin yang mengutamakan
bisa mengisi waktu luang untuk prioritas kemajuan sekolah. Meski
membaca. begitu, Rahmini tidak memaksakan
kehendaknya terhadap para
“Di pojok literasi ini juga ada guru dalam menjalankan tugas
program menyumbang buku. Bukan dan kewajiban mengajar. Dia
hanya siswa tapi orangtua juga mendengarkan setiap masukan
menyumbang buku. Selain itu juga dan saran yang baik untuk
bertukar buku dengan kelas lain. pengembangan sekolah.
Minimal bertukar 10 buku, kami bisa
saling bertukar informasi. Pojok “Ketika beliau memerintahkan atau
literasi ini banyak manfaat. Kami bisa menugaskan sesuatu. Kami lakukan,
mendapat informasi baru di luar buku tapi jika ada kendala kami laporkan.
pelajaran,” kata Galih bersemangat. Dia memahami. Jadi kepala sekolah
kami ini sangat demokratis, tidak
Kepemimpinan yang Membawa otoriter. Dengan begitu, kami
Perubahan mengerjakan tugas kami juga rasa
tidak ada beban yang mengganjal
Kepemimpinan Rahmini dalam karena ini kan kami kerjakan untuk
menjalankan praktik baik juga kemajuan sekolah ini,” kata Ermawati
dirasakan para guru SMPN 3 yang juga wakil kepala sekolah.
Batang Hari. Guru agama, Ermawati bidang kurikulum tersebut.

Penataan dan perbaikan sarana kelas juga dibantu oleh paguyuban kelas. Investasi tersebut akan
dinikmati oleh anak-anaknya selama tiga tahun belajar karena siswa tidak berpindah kelas.

31
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Siswa SMPN 1 Sei Suka menunjukkan buku diary (catatan harian) yang ditulisnya dalam bahasa
Inggris untuk berpraktik membuat kalimat simple past dalam bahasa Inggris.

32
SMPN 1 Sei Suka

MEMECAH KESENJANGAN
PENDIDIKAN DENGAN
INOVASI BERKELANJUTAN
Oleh Gumanti Awaliyah, Jurnalis Republika

Studi Abu Duhuo menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa itu


merupakan hasil dari inovasi yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Sementara itu, guru akan melakukan inovasi
jika: (1) memiliki kompetensi yang cukup, (2) manajemen sekolah
memberikan ruang gerak yang cukup terhadap guru, (3) terjadi
kesepakatan antara warga sekolah, termasuk orangtua murid akan
pentingnya mutu pendidikan. Prinsip ini yang tampak diterapkan
oleh Sugito, Kepala SMPN 1 Sei Suka. Melalui pola itu, sekolah yang
berlokasi di kampung mampu melejitkan prestasi siswanya.

Sei Suka, Sumatera Utara – Semua Kepala sekolah yang menjalankan


anak Indonesia memiliki kesempatan perannya secara optimal, niscaya
mengenyam pendidikan dengan bisa mengangkat mutu pendidikan di
standard mutu yang sama. Namun sekolah menjadi lebih baik sehingga
kesenjangan kualitas pendidikan di kesenjangan kualitas pendidikan
daerah dengan di kota masih terjadi. bisa dikurangi. Dalam hal ini kita
Masalah akses dan pemerataan bisa berkaca pada kepemimpinan
pendidikan yang bermutu Kepala Sekolah SMPN 1 Sei Suka,
nampaknya masih menjadi salah Kabupaten Batu Bara, Provinsi
satu pekerjaan rumah pendidikan di Sumatera Utara, Sugito. Walaupun
Indonesia. sekolahnya terletak di kampung,
namun Sugito tetap memberikan
Sebagai pemimpin di sekolah, kualitas pendidikan terbaik untuk
kepala sekolah tentu berperan para siswanya.
strategis dalam meningkatkan
mutu pendidikan di sekolahnya. “Sekolah kami ada di kampung,

33
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

meskipun begitu saya ingin pola pikir interaksi, komunikasi, dan refleksi)
siswa-siswa tidak kampungan. Kami serta meningkatkan kemampuan
berusaha memajukan pendidikan, literasi siswa yang difasilitasi oleh
karena kami juga memiliki tanggung Program PINTAR Tanoto Foundation.
jawab yang sama dengan sekolah Orangtua siswa juga dilibatkan dalam
di kota yaitu untuk mencerdaskan perencanaan, pelaksanaan, dan
anak bangsa ini,” kata Sugito saat evaluasi program sekolah dengan
diwawancarai beberapa waktu lalu. dibentuknya paguyuban kelas.

Sugito yang telah menjadi kepala Ubah Kelas menjadi “Istana”


sekolah di SMPN 1 Sei Suka selama
7 tahun itu menerapkan beberapa Setelah bermitra dengan Tanoto
kebijakan yang inovatif. Perubahan Foundation, langkah Sugito untuk
utama yang dilakukannya adalah mengubah SMPN 1 Sei Suka menjadi
membuat kelas sebagai istana sekolah yang bermutu kian terbuka
pembelajaran, kelas sebagai pusat lebar. Dibentuknya paguyuban kelas,
pembelajaran didesain sedemikian terbukti mampu memuluskan cita-
rupa agar siswa dan guru nyaman cita Sugito untuk mengubah kelas
belajar, dan mengembangkan menjadi istana bagi siswa dan guru.
kreativitas. Setiap kelas memiliki paguyuban dan
kepengurusannya masing-masing.
Selain itu semua guru juga Paguyuban kelas bersama wali
difasilitasi untuk mendapatkan kelas bekerja sama untuk membuat
pelatihan pembelajaran aktif dengan kelas menjadi istana yang nyaman
pendekatan MIKiR (mengalami, digunakan untuk belajar.

Sugito, Kepala SMPN 1 Sei


Suka, Batu Bara, berhasil
membuat para guru konsisten
menerapkan pembelajaran
aktif dan program budaya
baca. Orangtua siswa juga
dilibatkan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi
program-program sekolah.

34
SMPN 1 Sei Suka

Pojok baca tersedia di semua kelas yang dibangun oleh paguyuban kelas bersama guru dan siswa.

Untuk mengubah kelas bak kemampuan mereka, sekarang ada


istana, fasilitas-fasilitas penunjang kelasnya yang masih biasa, ada yang
pembelajaran seperti mengubah sudah pakai kipas, pakai AC, seperti
warna cat dinding kelas, menyediakan itulah memang. Dan itu tidak kita
pojok baca, pendingin ruangan, dan (pihak sekolah) campuri, mereka
kebutuhan lain perlahan dipenuhi. (paguyuban) yang mengumpulkan
Sumber dananya berasal dari iuran dana, mereka yang mengelola dan
anggota paguyuban setiap kelas. seterusnya. Jadi tidak atas nama
Kepala sekolah membebaskan setiap sekolah, tapi atas nama paguyuban,”
paguyuban untuk bermusyawarah ungkap Sugito.
dan bermufakat dalam menenetukan
kebutuhan kelas. Membentuk paguyuban kelas, diakui
Sugito, bukanlah hal yang mudah.
“Alhamdulillah meski paguyuban Tantangan yang paling berat yang
baru dibentuk setahun, partisipasi harus ia hadapi, yaitu mengubah
dari paguyuban sudah cukup baik, mindset orangtua. Selama ini,
kira-kira 40 sampai 50 persen orangtua merasa pendidikan di
sudah berpartisipasi mewujudkan sekolah adalah tanggung jawab pihak
kelas yang nyaman bagi anak- sekolah karena pendidikan sudah
anak. Mereka memfasilitasi sesuai gratis dan tidak ada ketertarikan

35
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

orangtua untuk berkontribusi dalam Komunikasi ini tentu menjadi awal


proses pendidikan di sekolah. yang baik untuk menciptakan
pendidikan yang bermutu.
“Padahal kan kita semua tahu bahwa
apa-apa yang gratis itu ya hasilnya Ketua Paguyuban Kelas VII-7
juga seadanya. Mengubah mindset SMPN 1 Sei Suka, Parin Pandjaitan
orangtua itulah tantangan berat mengapresiasi dibentuknya
yang harus kita hadapi. Tapi melalui paguyuban kelas. Ide pembentukan
rapat dan komunikasi yang baik, paguyuban kelas dinilai menjadi
akhirnya perlahan-lahan mindset terobosan baru bagi keberlangsungan
orangtua berubah dan kini mereka proses belajar. Ia memahami bahwa
mau berkontribusi untuk anaknya. pendidikan merupakan investasi
Malah jadi semangat,” ungkapnya. masa depan dan jangka panjang,
karenanya Parin ingin memastikan
Sugito menilai, kontribusi orangtua anaknya mendapat pendidikan yang
untuk membantu mempercantik berkualitas.
kelas, sebanding dengan hasil yang
akan didapat oleh siswa. Terlebih “Sebagai orangtua tentu ingin
memang, sejak tahun 2012 Sugito memastikan pendidikan yang
memberlakukan aturan bahwa terbaik untuk anak. Makanya
selama tiga tahun proses ajar tidak saat ide paguyuban disampaikan
ada pergantian wali kelas, begitupun kepada orangtua siswa, saya sangat
dengan posisi kelas. Artinya, selama menyambutnya dengan positif,” kata
tiga tahun siswa belajar, siswa akan Parin.
menempati kelas yang sama dengan
wali kelas yang sama. Untuk menentukan kebutuhan
kelas, paguyuban kelas VII-7
Selain kontribusi tersebut, menggelar musyawarah internal.
paguyuban kelas juga berfungsi Semua orangtua siswa berkumpul
untuk menjembatani komunikasi untuk menyepakati fasilitas apa
antara guru dan orangtua siswa. saja yang bisa mendukung proses
Melalui WhatsApp Group (WAG) belajar mengajar di kelas. Setelah
paguyuban, semua orangtua musyawarah digelar, akhirnya forum
siswa dan wali kelas bisa saling menyepakati untuk menyediakan
bertukar informasi baik tentang dua unit AC, infocus, gorden, taplak
perkembangan maupun kendala- meja, dan kebutuhan lainnya dengan
kendala yang dialami siswa selama perkiraan belanja mencapai Rp 20
proses belajar mengajar. juta.

36
SMPN 1 Sei Suka

Siswa menunjukkan hasil kerja mereka dalam pembelajaran bahasa Indonesia membuat laporan
pengamatan teks eksplanasi.

Selain menyepakati kebutuhan Menerapkan Pembelajaran Aktif


proses ajar, semua anggota
paguyuban VII-7 juga menyepakati Awalnya para guru di SMPN 1 Sei
aturan dan teknis pembayaran dari Suka masih terbiasa mengajar
setiap orangtua. Hasilnya disepakati, secara konvensional, seperti banyak
setiap orangtua menyumbang berceramah, menulis di papan tulis,
minimal Rp 500 ribu, itupun bisa atau banyak melakukan latihan soal.
dicicil selama enam bulan. Namun setelah para guru mendapat
pelatihan pembelajaran aktif dengan
“Jadi sebenarnya ringan, karena pendekatan MIKIR dari Tanoto
dengan menyumbang minimal Rp500 Foundation, proses belajar mengajar
ribu, orangtua bisa mendukung berubah total dari pembelajaran
fasilitas yang memadai. Anak jadi konvensional menjadi lebih aktif.
nyaman belajar, tidak kepanasan, Saat ini, posisi meja dan kursi juga
ada infocus juga dan semua fasilitas diatur sedemikian rupa. Terkadang
itu untuk pembelajaran anak selama diatur menjadi berkelompok, kadang
3 tahun. Jadi sangat tidak rugi,” kata dibentuk letter U, dan posisi lainnya.
Parin.

37
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Pembelajaran aktif mampu dan kemandirian anak saat dewasa.


merangsang anak untuk berinteraksi, Sugito berharap, kelak semua anak
berani mengeluarkan pendapat, didiknya bisa berkembang menjadi
berani bertanya, dan berdiskusi. pelaku wirausaha yang kreatif dan
Dengan begitu diharapkan anak inovatif yang mampu menjawab
tumbuh menjadi pribadi yang kritis tantangan zaman.
sehingga tidak mudah termakan
berita bohong atau hoaks. “Semoga mereka bisa terjun di
dunia industri kreatif. Kalau anak-
“Kalau sekarang kan orang itu ada anak jadi pengusaha tidak akan
berita sedikit saja, disebarkan eh ada pengangguran di Indonesia,
taunya hoaks. Nah dengan dilatih setidak-tidaknya mereka mampu
sejak dini, anak itu bisa memfilter menciptakan lapangan kerja untuk
informasi. Karena seiring dengan dirinya sendiri,” katanya.
kemajuan teknologi informasi, segala
apa yang masuk tidak bisa kita telan Selain showcase, di dalam kelas
bulat-bulat,” kata Sugito. juga terdapat karya-karya siswa
dan portofolio anak yang dipajang
Siswa juga semakin memperlihatkan di dinding kelas. Hal itu terkesan
kemampuan kreativitas sebagai sesuatu yang kecil, namun
dan kepercayaan diri dalam dengan memajangkan karya, siswa
mengomunikasikan hasil karya dari akan terasa dihargai dan diapresiasi.
proses pembelajarannya. Karena Memberi apresiasi terhadap karya
itu, sebagai bentuk apresiasi, pihak anak didik merupakan hal krusial bagi
sekolah menggelar showcase atau seorang guru, karena dengan begitu
pameran hasil karya siswa dengan murid dapat lebih terpacu untuk
mengundang orangtua. Melihat mengeluarkan potensi terbaiknya.
perubahan yang terjadi pada anak-
anaknya, membuat kepercayaan Guru IPS SMPN 1 Sei Suka, Masliana
orangtua pada sekolah semakin Sinaga mengaku sangat terbantu
meningkat. pelatihan dari Tanoto Foundation.
Pelatihan guru melalui pendekatan
Kreativitas lahir bukan semata- MIKIR juga dinilai berbeda dari
semata karena faktor keturunan, pelatihan guru lainnya. Melalui
tetapi lebih karena adanya faktor pendekatan MIKIR, guru tidak hanya
stimulus dari sekolah dan orangtua. diberikan materi-materi semata
Kreativitas yang terlatih sejak dini, tetapi sekaligus mempraktikkannya
menjadi modal utama produktivitas secara langsung.

38
SMPN 1 Sei Suka

“Jadi kalau biasanya pelatihan itu Keempat menjadwalkan kunjungan


hanya sekadar mendengarkan materi, setiap kelas ke perpustakaan sekolah.
mengerjakan lembar kerja, model Menurut Sugito, penjadwalan
perlatihan di sini tidak begitu. Kami kunjungan ke perpustakaan ini
para guru mempraktikkan secara sekaligus memberikan pengalaman
langsung bagaimana agar siswa bisa baru karena belajar tidak melulu
mengalami, interaksi, komunikasi, dilakukan di kelas. SMPN 1 Sei Suka
dan refleksi,” kata Marliana. terdiri dari 24 kelas, artinya setiap
bulan setidaknya setiap kelas dapat
Penguatan Literasi kunjungan satu kali ke perpustakaan.

Budaya literasi di Indonesia dinilai Kelima membuat lomba-lomba


masih minim. Studi Most Literred literasi antar siswa. Perlombaan
Nation in the World 2016 mengungkap ini diselenggarakan sebagai upaya
bahwa minat baca di Indonesia untuk memacu minat baca sekaligus
menduduki peringkat 60 dari 61 mengapresiasi. Biasanya, pihak
negara. Minat baca bangsa masih sekolah akan memberikan hadiah
sangat mengkhawatirkan, padahal kepada murid yang dinilai rajin
dengan membaca, kemampuan membaca. Dan terakhir, sekolah
berbahasa seperti menulis dan membuat program satu kelas satu
berbicara akan meningkat. buku. Menurut Sugito, program
ini masih dalam proses namun
Bermitra dengan Tanoto Foundation, saat ini setidaknya ada dua orang
Sugito mengembangkan program murid yang sudah menyelesaikan
budaya baca sebagai upaya dan menerbitkan buku novel dan
menumbuhkan budaya literasi kumpulan puisi.
di SMPN 1 Sei Suka. Program itu
kemudian direalisasikan ke dalam “Alhamdulillah dari program literasi
enam hal. Pertama, membuat yang baru setahun ini anak didik kami
pojok baca di setiap kelas dengan sudah ada yang bisa menyelesaikan
diperkaya buku-buku bacaan yang buku. Ke depan sudah kami
menarik baik itu non-fiksi maupun programkan satu kelas satu buku.
fiksi. Kedua, menerapkan membaca Bagi saya yang penting guru dan
senyap setiap hari selama 15 menit murid mau berbuat dulu, masalah
sebelum istirahat. Ketiga, setiap kualitas nanti mengikuti seiring
selasa ada hari literasi yang difasilitasi proses mereka akan bisa menilai
oleh Pokja Literasi. kekurangan dari karya bukunya,”
kata Sugito.

39
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Dwi Lestari Parode dan Uly Angel Konsistensinya dalam menulis dan
Mariachi Simanulang adalah dua membaca tak luput dari dukungan
siswa yang telah menulis dan maksimal dalam pengembangan
menerbitkan karyanya. Selain karena literasi anak di sekolah.
kecerdasannya, keberhasilan Uly
dan Dwi dalam menerbitkan buku Sementara Uly menulis antologi puisi
menjadi bukti bahwa program berjudul About Life. Terdiri dari 60
pengembangan literasi yang digagas puisi yang terinspirasi dari kehidupan
Sugito berhasil untuk merangsang di sekelilingnya; tentang proses
bakat murid. belajar di sekolah, persahabatan
juga kerinduannya terhadap kedua
Dwi yang kini duduk di kelas VIII orangtuanya. Uly yang juga tengah
ini, menulis novel dengan judul duduk di kelas VIII mengaku sangat
Berakhir di Januari. Judul unik bahagia bisa memiliki karya. Adanya
yang terinspirasi dari judul lagu pojok baca, membaca senyap,
Glen Fredly ini bercerita tentang dan kegiatan literasi lainnya diakui
perjalanan seorang gadis remaja Uly sangat membantu mengasah
yang baru mengenal cinta dan kasih sensitivitas dan kemampuannya
sayang kepada lawan jenis. Meski dalam menulis puisi.
bertemakan percintaan remaja,
namun di novel pertamanya ini Dwi “Menulis puisi ini cara aku
juga bercerita tentang persahabatan menuangkan semua perasaan saya.
dan kisah-kisah menggemaskan Bahagia, sedih semua dituangkan
yang terjadi di sekolah. dalam puisi, dan aku sangat senang
karya-karyaku dibukukan, aku harap
“Karena memang inspirasi aku dalam bisa menginspirasi anak-anak yang
menulis buku itu ya pengalaman lain,” harap Uly.
dan dari situasi sekeliling aku, baik
di sekolah, di rumah juga. Aku juga Teamwork
suka membaca karya Boy Chandra,
jadi terinspirasi juga dari dia,” kata Untuk meningkatkan mutu sekolah,
Dwi. tidak cukup hanya mengintervensi
kelas dan guru saja. Semua warga
Dwi yang sudah gemar menulis sejak sekolah, mulai dari tukang kebun,
duduk di sekolah dasar ini mengaku petugas kebersihan, hingga guru
senang karena akhirnya di SMPN 1 harus juga memiliki visi dan misi
Sei Suka hobinya dalam menulis bisa yang sejalan dengan sekolah. Karena
terasah dan tersalurkan dengan baik. itu, Sugito melakukan pendekatan

40
SMPN 1 Sei Suka

Paguyuban kelas bekerja sama memperbaiki kelas dan halaman kelas untuk membuat anak-
anaknya lebih nyaman belajar.

berbeda kepada semua warga Karena tidak selamanya juga saya


sekolah. Ia menjadikan warga ada di sini, bisa jadi kehendak Allah
sekolah sebagai mitra, sahabat atau pimpinan, karena saya cuma
bahkan keluarga, bukan bawahan. amanah saja. Di samping itu saya
juga ingatkan bahwa bekerja itu
Dalam menjalin sinergitas bersama jangan hanya karena akan mendapat
para mitranya di sekolah, hampir finansial, tapi juga ada nilai ibadah.
setiap pekan Sugito menggelar Itu nilai yang saya tanamkan terus
pertemuan rutin dengan semua menerus,” ungkap Sugito.
elemen sekolah. Pertemuan itu
tidak bersifat formal, melainkan diisi Pendekatan itu nyatanya berhasil
dengan saling berbagi semangat membuat semua warga sekolah
ataupun keluh, ngobrol santai dan terlibat dalam mewujudkan visi
saling mendukung satu sama lain. dan misi sekolah. Hingga akhirnya
terciptalah teamwork yang kuat
“Saya ajak mereka, mari bapak-ibu untuk mewujudkan pendidikan yang
kita bekerja itu bukan karena saya, bermutu di SMPN 1 Sei Suka.
mari kita bekerja secara profesional.

41
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Belajar di luar kelas menjadi bagian rutin yang dilakukan para guru MIN 1 Pekanbaru untuk
memberikan pengalaman bermakna pada siswa.

42
MIN 1 Pekanbaru

KOMUNIKASI APIK,
MADRASAH CIAMIK
Oleh Dian Warastuti, Jurnalis Harian Waspada

Beras putih ketika digiling, bukan karena gesekan dengan mesin


giling, melainkan gesekan antar butir beras. Fungsi mesin giling adalah
membuat butiran beras saling bergesek. Semakin sering bergesekan
akan semakin putih berasnya. Prinsip itu yang diterapkan oleh Fitrisma
Rais, kepala MIN 1 Kota Pekanbaru, dengan mengaktifkan KKG mini di
madrasahnya. KKG di level kecamatan biasanya hanya sebulan sekali
dan itupun tidak semua guru bisa ikut. Di kelompok kerja guru (KKG)
mini setiap minggu guru di MIN 1 Pekanbaru dapat saling belajar,
berbagi pengalaman, bertukar pikiran. Ibarat beras, mereka akan
semakin putih karena interaksi dengan teman.

Pekanbaru, Riau - Ketika bersekolah mengulang celoteh kedua buah


menjadi begitu menyenangkan bagi hatinya.
anak-anak, tentu perasaan orangtua
menjadi sangat tenang. Anak-anak “Sekarang mereka belajar lebih
yang mereka ‘titipkan’ kepada bapak seperti kerja tim, kerja kelompok.
dan ibu guru di sekolah, menceritakan Suasana belajar di kelas juga beda.
setiap kebaikan yang ada di sekolah Sekarang meja-meja disusun per
dengan penuh semangat. kelompok. Banyak sekali kegiatan
praktik-praktik pelajaran di kelas
Dara Fitria, ibu dari anak Bimandanu yang dikerjakan kelompok. Kami
Raditya Novendra (kelas IV) dan dapat informasi pihak madrasah, hal
Dwitama (kelas II) di Madrasah Ini terjadi sejak Program PINTAR dari
Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Tanoto Foundation dipraktikkan di
Pekanbaru, penuh semangat masing-masing kelas. Kami senang

43
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Fitrisma Rais (kiri), Kepala MIN 1 Pekanbaru menciptakan kebersamaan antara guru, kepala
madrasah, dan orangtua siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasahnya.

mendengar anak-anak bercerita Via bersama Dara didampingi ketua


kalau kini mereka lebih senang komite madrasah, Faisal dan kepala
belajar ketimbang sebelumnya,” kata MIN, Fitrisma Rais pekan pertama
Dara. Oktober 2019.

Begitu juga Tavivia, ibu dari anak Faisal mengatakan bahwa kemajuan
Latifa dan Luthfia. Ia mengaku yang diraih MIN 1 Pekanbaru
bangga bercampur haru dengan sangat berarti. “Saya mengamati
upaya perubahan yang dijalani madrasah ini terus meningkat
pihak madrasah untuk mengubah metode pembelajarannya. Sudah
suasana belajar yang lebih baik. sangat banyak praktik baik yang
Anak-anak jadi lebih berani bertanya, dilakukan, khususnya sejak satu
mengemukakan pendapatnya, dan tahun belakangan ini. Sejak Program
punya keinginan bekerja sama PINTAR hadir di sekolah ini,” kata
dengan kawan-kawannya. Faisal, bersemangat.

“Saya pikir ini yang penting bagi Fitrisma Rais mengakui kehadiran
madrasah. Bukan sekadar tempat Program PINTAR di madrasah yang
menimba ilmu, tapi juga tempat yang dipimpinnya memberinya banyak
aman bagi anak-anak kami untuk kebaikan. “Pelatihan bagi guru-
membangun karakter terpuji,” kata guru madrasah itu sangat terbatas.

44
MIN 1 Pekanbaru

Setahun mungkin hanya ada kuota komunikasi dan refleksi, yang


lima guru se Provinsi Riau. Itupun disingkat MIKiR. “Dan kami semua
jauh, di Balai Diklat yang berada di mendapat pendampingan yang
Kota Padang. Alhamdulillah, sejak terus menerus untuk menjalankan
jadi madrasah mitra pada Oktober pendekatan itu dalam pembelajaran,”
2018 lalu, sudah ada 12 guru sekolah kata Fitrisma.
kami yang ikut pelatihan. Ini luar
biasa menurut saya,” kata Fitrisma. Tidak hanya menyentuh para guru.
Kepala madrasah dan komite
Fitri mengaku terkesan dengan madrasah juga menjadi sasaran
modul pembelajaran yang dimiliki pelatihan. Kepala madrasah
Tanoto Foundation. Semuanya mendapat kesempatan mendapatkan
tidak rumit dipelajari. Mudah dan informasi tentang solusi apa yang
simpel. Dengan itu, guru jadi mudah terbaik bagi kendala yang muncul
memahami bahasa-bahasa baku di saat mengelola sekolahnya. “Kami
kurikulum yang digunakan madrasah. sebagai kepala madrasah diberikan
pendampingan untuk memahami
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah apa kendala dalam menerapkan
sama dengan kurikulum Sekolah Kurtilas. Kalau bertemu masalah,
Dasar (SD), hanya saja pada kami berbagi dengan tim dari Tanoto.
MI terdapat porsi lebih banyak Solusi pun kita diskusikan bersama.
mengenai pendidikan agama Islam. Jadi mengalir saja,” jelas Fitrisma.
Selain mengajarkan mata pelajaran
sebagaimana di SD, juga pelajaran- Bersama Mewujudkan Sekolah
pelajaran keagamaan seperti Alquran Kreatif dan Penuh Inspirasi
dan Hadits, Aqidah dan Akhlaq, Fiqih,
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan Konsep yang tak kalah penting
Bahasa Arab. dalam pengelolaan madrasah adalah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Kurikulum Tahun 2013 (Kurtilas) Bagaimana proses pembelajaran
yang selama ini dijalankan madrasah di madrasah yang dikelola para
menjadi lebih mudah dipahami guru dan kepala madrasah, mampu
setelah mendapat bimbingan melibatkan juga peran serta aktif
Program PINTAR Tanoto Foundation. orangtua dan masyarakat sekitar.

Tanoto memperkenalkan empat Fitrisma menyebut ada satu


pendekatan dalam pembelajaran, modul MBS yang diberikan Tanoto
yaitu mengalami, interaksi, Foundation. Secara umum modul

45
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

tersebut memberi gambaran konsep Tanoto Foundation telah memberi


budaya baca dan pembelajaran sinyal pentingnya satu hal dalam
aktif yang berbasis madrasah dan MBS: Komunikasi. Seringkali antara
masyarakat. Dalam hal ini, peran orangtua dan guru, orangtua dan
serta komite madrasah menjadi kepala madrasah, bahkan antara
sangat penting. guru dan kepala madrasah, terjadi
misunderstanding. Sumbatan
“Intinya orangtua dan guru itu saling komunikasi terjadi lantaran semua
komunikasi, apa saja yang dapat pihak menahan diri dan kadang takut
dilakukan bersama-sama untuk untuk menyatakan kebenaran.
kemajuan pendidikan anak-anak kita.
Apakah itu keinginan untuk menata “Tanoto memberi keyakinan kepada
ruang kelas, menata perpustakaan, madrasah untuk tidak usah ragu
pengadaan aula kelas, pojok baca dalam upaya menggerakkan peran
di kelas dan banyak lagi,” imbuh serta masyarakat. Tidak perlu takut
Fitrisma. diprotes orangtua terkait kebutuhan
proses belajar. Sampaikan saja.

Siswa di kelompok kecil sedang praktik pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang
bermanfaat.

46
MIN 1 Pekanbaru

Lempar persoalannya supaya jelas. membutuhkan sarana, sementara


Kalau masuk akal dan memang ada keuangan madrasah tidak dapat
realisasinya, Insya Allah orangtua memenuhi semuanya.
memaklumi. Dan itu benar adanya,”
ujar Fitrisma. Komunikasi yang apik juga terjadi
tatkala madrasah mau menentukan
Komite MIN 1 sangat kooperatif. apakah jadi sekolah full day atau
Semua anggota memberikan tidak. Segala persoalan dibalik
kebebasan kepada madrasah untuk keinginan itu dapat ditangani dengan
berkreasi, sesuai kebutuhan. Komite baik lewat komunikasi. “Sekarang
bahkan membantu madrasah madrasah sudah full day dengan
melibatkan seluruh wali murid untuk lima hari belajar dalam seminggu.
aktif dalam proses pembelajaran. Tak Orangtua lega karena anak-anak
ada ceritanya siswa madrasah atau lebih banyak waktu belajar di
sekolah hanya semata tanggung madrasah, guru pun senang karena
jawab madrasah. Orangtua juga orangtua menghargai upaya
harus dilibatkan. bersama ini. Jadilah madrasah kami
sekarang ciamik,” kata Faisal.
“Komite madrasah kan isinya
orangtua murid juga. Semacam Faisal mengatakan Tanoto telah
perwakilan seluruh orangtua murid. membuka mata semua pihak di
Kami menjadi mediator penting madrasah, baik itu kepala madrasah,
yang menjembatani peran guru dan guru dan wali murid, bahwa MBS itu
wali murid dalam pembelajaran. sesungguhnya tidak sulit-sulit amat.
Jadi memang sudah seharusnya Kuncinya adalah komunikasi dan rasa
terbangun hubungan harmonis. saling percaya.
Bagaimana caranya? Ya, komunikasi!”
cetus Faisal. Praktik Baik Mendidik Karakter

Seringkali komite menjembatani Nur Alina, guru Bahasa Indonesia


musyawarah antara orangtua dan meminta setiap siswa menuliskan
madrasah untuk membicarakan kembali bacaannya dalam bentuk
pengadaan sarana penunjang belajar. kesimpulan sederhana. Terkadang,
Contohnya infrastruktur lapangan dalam bentuk puisi.
dan mushala. Semuanya akhirnya
terwujud berkat komunikasi yang “Lain waktu kami belajar lewat
tidak putus. Orangtua mendapatkan permainan. Siswa menjawab
pejelasan dari madrasah tentang

47
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Pada kegiatan KKG mini MIN 1 Pekanbaru, para guru tampak melakukan kunjung karya belajar dari
hasil diskusi antar kelompok guru. Melalui KKG mini manfaat Program PINTAR dapat tersebar ke
semua guru.

pertanyaan yang dibuat temannya kecintaan siswa pada lingkungan.


yang lain, demikian sebaliknya,” kata “Di sini anak-anak juga belajar
Nur Alina. tentang keanekaragaman tumbuhan.
Mulai dari jenis tulang, jenis akar
Hal yang mirip-mirip, dilakukan tumbuhan, proses fotosintesis dan
Partiningsih, guru budaya banyak lainnya. Di sini kami juga
Melayu Raya. Membaca lantas membuat pupuk kompos dan proses
menyimpulkan, menjadi salah satu daur ulang,” kata Eva Diana.
praktik baik literasi yang dilakukan
sejak setahun belakangan. Setiap hari juga ada kegiatan rutin
membaca yang dilakukan sebelum
Dasmarni, guru IPS di kelas IVD masuk kelas. Waktunya bervariasi
mengombinasikan pelajaran dengan antara 15 sampai 30 menit.
permainan. Berbekal lembar kerja,
siswa diajak bekerja sama membuat Setiap Senin, ada upacara bendera.
peta. Selasa, senam pagi. Rabu, sarapan
pagi bersama dengan bekal dari
Dalam bidang lingkungan, Eva Diana, rumah. Siswa belajar makan dengan
mengajak para siswa membuat satu doa-doa yang baik, tidak makan
proyek luar biasa, Green House. sambil bicara atau berdiri. Kamis,
Green house adalah lambang siswa belajar keagamaan dengan

48
MIN 1 Pekanbaru

membaca asmaul husna. Jumat belajar, serta mengembangkan


adalah saatnya membaca surat Yasin pertanyaan/tugas dan lembar kerja.
atau belajar pidato (muhadhoroh). Sesi ini difasilitasi oleh Fitrisma, Nora
Gusti, dan Desmarni.
MIN 1 menjadi satu dari mitra Program
PINTAR Tanoto Foundation sejak satu Sesi pembelajaran aktif bertujuan
tahun lalu. Tujuan strategisnya adalah mengenalkan unsur-unsur dalam
peningkatan mutu pendidikan dasar. pembelajaran aktif dengan
Yang utama adalah mengembangkan mengidentifikasi kegiatan yang
praktik-praktik baik dalam mencerminkan kegiatan Mengalami,
pembelajaran, manajemen sekolah, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi
dan kepemimpinan di sekolah dan (MIKiR). Begitu juga dengan budaya
madrasah mitra. baca, guru-guru mengidentifikasi
pentingnya kegiatan membaca,
Kembangkan KKG Mini praktik membaca, dan
mengidentifikasi metode praktis
Salah satu yang membuat penularan dalam mengembangkan budaya
praktik baik pembelajaran aktif di baca di madrasah.
MIN 1 Pekanbaru berjalan cepat
adalah adanya kelompok kerja guru Pada sesi pengelolaan lingkungan
madrasah atau KKG Mini. “Kami belajar, guru harus mampu
memanfaatkan Kelompok Kerja memaksimalkan lingkungan kelas
Guru (KKG) mini untuk membuat dan madrasah sebagai sumber
diseminasi pelatihan Program PINTAR belajar. Mulai dari pengaturan
untuk semua guru MIN 1 Pekanbaru. tempat duduk, mengatur komposisi
Di madrasah kami totalnya ada 45 siswa dalam kelompok, dan menata
guru. Mereka mengajar untuk 29 pajangan kelas.
rombongan belajar. Beruntung,
saya dan dua guru berkesempatan Sampai sesi terakhir, mengembang-
menjadi fasilitator daerah Program kan pertanyaan dan lembar kerja
PINTAR Tanoto Foundation sehingga siswa tidak tampak wajah bosan
ilmu yang kami peroleh digunakan dari para guru. Sesi-sesi dibawakan
untuk melatih para guru lainnya,” dengan metode yang menarik, ada
kata Fitrisma. diskusi, curah pendapat, presentasi
hasil diskusi, dan yang paling seru
Materi yang menjadi fokus dalam KKG ketika unjuk karya antar kelompok.
ini adalah pembelajaran aktif, budaya
baca, pengelolaan lingkungan Sungguh menyenangkan melihat

49
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

para guru aktif dalam mengikuti PINTAR kepada semua guru. Dua kali
diseminasi pelatihan. Maklum pertemuan dilakukan untuk fasilitasi
saja, guru-guru di madrasah materi-materi pelatihan dan satu kali
jarang mendapatkan pelatihan pertemuan untuk praktik mengajar.
yang menggunakan metode yang Praktik mengajar ini dilakukan
menyenangkan dan interaktif seperti dengan team teaching agar para
pelatihan Tanoto Foundation. guru bisa bekerja sama menyiapkan
dan memfasilitasi pembelajaran aktif.
Pembagian kelompok berdasarkan Mereka juga bisa saling belajar dari
kelas, diskusi yang produktif satu sama lainnya.
serta presentasi hasil diskusi
merupakan kegiatan-kegiatan yang Pasca melaksanakan praktik
mendominasi pada kegiatan KKG ini. mengajar, semua peserta melakukan
Hal ini dilakukan untuk membiasakan refleksi pembelajaran. Dari refleksi
para guru untuk menerapkan ini bisa diketahui hal-hal yang sudah
kegiatan ini di kelas bersama siswa. berhasil dan yang perlu diperbaiki
untuk pembelajaran berikutnya.
Pertemuan KKG mini ini rutin
dilaksanakan seminggu sekali setiap Beberapa catatan menarik dari
Sabtu. Pertemuan rutin tersebut diseminasi pelatihan ini dan
dimanfaatkan untuk kegiatan perubahan yang terjadi diantaranya,
pelatihan diseminasi Program 1) guru merasakan perbedaan

Pojok baca yang nyaman membuat anak betah berlama-lama membaca koleksi
buku-buku bacaan di kelas.

50
MIN 1 Pekanbaru

mengajar setelah menerapkan MIKiR. yang menerapkan Kurtilas,” kata


Siswa menjadi lebih aktif dan berani Koordinator Program PINTAR Tanoto
mempresentasikan hasil karyanya; Foundation untuk Kota Pekanbaru,
2) lembar kerja yang dibuat guru Indra Setiawan.
mendorong siswa menghasilkan
karya kreatif 3) penataan lingkungan Karena niat baik itu, Tanoto
kelas menjadi lebih menarik, siswa Foundation mendapat dukungan
duduk dalam kelompok kecil, dan besar dari pemerintah daerah
hasil karya siswa dipajang 4) para setempat. Apalagi ada tujuan lain
guru juga membuat sudut baca di yaitu mendiseminasikan praktik yang
semua kelas yang diisi dengan buku- sudah dikembangkan ke seluruh
buku bacaan. sekolah dan madrasah nonmitra.
“Jadi makin banyak sekolah dan
“Praktik baik ini sebenarnya sudah madrasah yang memahami praktik
ada dalam Kurtilas yang saat ini baik pembelajaran, MBS, budaya
sudah banyak dijalankan sekolah dan baca, dan partisipasi masyarakat
madrasah di Indonesia. Hanya saja meskipun mereka tidak memiliki
penjabaran dan penguatannya masih kemitraan langsung dengan Tanoto
perlu bantuan untuk penerapannya. Foundation. Ini fungsinya diseminasi.
Program PINTAR hadir dalam Dan itu sudah kami jalankan,” kata
posisi mendampingi atau asistensi Indra.
bagi sekolah dan madrasah

Expo Madrasah dan


Market Day MIN 1
Pekanbaru. Kegiatan
ini untuk melatih
jiwa kewirausahaan
siswa sejak dini,
unjuk karya praktik
pembelajaran, serta
menjalin silaturahmi
antara guru, siswa,
dan orangtua.

51
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Guru SDN 003 Tenggarong Seberang memanfaatkan pohon rindang di halaman sekolah untuk
kegiatan pembelajaran.

52
SDN 003 Tenggarong Seberang

KREATIVITAS DAN
KOLABORASI UNTUK
MAJUKAN SEKOLAH
Oleh Syarif Oebaidillah, Jurnalis Media Indonesia

Kreativitas yang didukung dengan kemampuan komunikasi yang


bagus serta manajemen yang transparan menjadi modal penting
menggaet partisipasi masyarakat guna mengembangkan sekolah.
Itulah yang dibuktikan oleh Nordiana dalam mengembangkan
SDN 003 Tenggarong Seberang.

Kutai Kartanegara, Kalimantan Masyarakat (PSM) yang digelar


Timur - Kemajuan era revolusi Tanoto Foundation melalui Program
industri 4.0 harus diantisipasi Pengembangan Inovasi untuk
dengan sejumlah keterampilan para Kualitas Pembelajaran (PINTAR).
guru juga kepala sekolah dalam
mengembangkan dan memajukan Nordiana yang menempuh kuliah
kepemimpinan sekolah. Diantaranya Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
yang dikenal dengan keterampilan Dasar (PGSD) di Universitas Terbuka
abad 21 yang mencakup (UT) ini berinisiatif dan secara kreatif
kemampuan keterampilan 4C yakni, menggelar pertemuan dengan
berpikir kritis (critical thinking), Komite Sekolah guna membahas
kreativitas (creativity), kerja sama lebih lanjut rencana pengembangan
(collaboration) dan komunikasi sekolah yang dipimpinnya itu.
(communication). Pertemuan dilakukan untuk
membicarakan SDN 003 Tenggarong
Keterampilan 4C ini dimiliki Nordiana, yang dianggap dalam kondisi kurang
sosok Kepala SDN 003, Tenggarong layak; bangunan tidak memadai,
Seberang, Kutai Kertanegara, menempati bangunan sekolah di
Kalimantan Timur. Terutama setelah atas rawa dengan fasilitas sarana
ia mengikuti pelatihan Manajemen prasarana seadanya.
Berbasis Sekolah dan Peran Serta

53
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Gandeng Masyarakat, Kepala Desa, kawasan itu terdapat sejumlah


dan Perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan dan batu bara
Didampingi Ketua Komite Sekolah yang mempunyai kepedulian pada
SDN 003 Tenggarong Seberang, lingkungan masyarakat sekitarnya
Aspian, dan anggota komite sekolah, melalui kegiatan Corporate Social
Imrah, Nordiana memaparkan Responsibility (CSR). Kebiasaan
memaparkan program kepada yang berlaku di lingkungan setempat
anggota komite dan orangtua siswa bentuk pengajuan CSR kepada
mulai kelas I hingga kelas VI secara perusahaan terkait mesti melalui
bertahap. Hasilnya, menyepakati aparat pemerintah desa. Perusahaan
pengajuan proposal yang itu ,antara lain PT Arka, PT Kitadin,
disampaikan kepada kepala desa PT Riung, PT La Tahzan, PT SNS dan
untuk dilanjutkan ke perusahaan- lain lain.
perusahaan setempat di kawasan
desa. Kepala Desa mengundang Nordiana
yang didampingi komite sekolah
SDN 003 Tenggarong berada di untuk melakukan presentasi di
perdesaan yang cukup jauh dari pertemuan desa yang dihadiri
ibu kota Kutai Kertanegara, di kalangan perusahaan terkait, Badan

Setelah adanya keterbukaan dari sekolah, komite sekolah menjembatani kerja sama sekolah dengan
CSR perusahaan untuk mendukung pembangunan dan pengembangan sekolah.

54
SDN 003 Tenggarong Seberang

Kepala SDN 003 Tenggarong Seberang,


Nordiana (kanan) bersama salah satu orangtua
siswa yang memberi bantuan buku-buku
bacaan untuk sekolah.

Perwakilan Desa (BPD), koperasi “Pemerintahan desa merupakan


desa, majelis taklim, dan lain-lain. faktor penting dalam membangkitkan
Kepala sekolah menjelaskan tentang peran masyarakat untuk sekolah. Ia
keperluan pembangunan SD yang bisa memfasilitasi pertemuan dengan
dipimpinnya. Dari sejumlah poin semua pihak yang potensial untuk
penting pembangunan yang paling menyumbang ke sekolah. Namun
dibutuhkan sekolah adalah antara kita juga harus terbuka menunjukkan
lain pagar sekolah dan tempat parkir. anggaran yang dimiliki sekolah,” ujar
Nordiana.
Presentasi Nordiana berhasil
mengundang kepedulian semua Dengan dana tersebut, sekolah
pihak karena banyak memperlihatkan menggunakannya untuk membiayai
foto-foto keadaan sekolah. Sepeda tukang, membeli alat, dan bahan
yang berhamburan tidak punya untuk membuat parkiran, pagar
tempat parkir, taman yang rusak sekolah, dan taman sekolah. Namun
karena sekolah tidak memiliki pagar, tidak semua dikerjakan oleh tukang,
fasilitas pembelajaran, dan lain-lain. orangtua siswa di hari libur juga
Nordiana juga terbuka mengungkap diajak bekerja bakti ikut bersama-
pendapatan dan belanja selama ini. sama membangun sekolah.

55
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Berkat Transparansi, Komite diketahui komite sekolah, guru,


Sekolah Mau Jadi Mediator siswa, orangtua murid juga kalangan
publik atau masyarakat.
Mendukung kemajuan sekolah,
Aspian selaku Ketua Komite Sekolah “Kita harus transparan dalam
yang juga tokoh masyarakat di pemanfaatan dan penggunaan
desanya bersikap proaktif membantu uang sekolah yang digunakan untuk
sekolah dan desa. Ia berkeliling mewujudkan Standar Nasional
ke sejumlah perusahaan dan para Pendidikan (SNP),” cetusnya
donatur yang mau berkontribusi
dalam pembangunan sekolah. Nordiana yang mengaku telah
Berkat kolaborasi tersebut berhasil mengajar selama 21 tahun dan
dikumpulkan bantuan mencapai baru menjadi kepala sekolah pada
sekitar Rp48 juta. tahun 2011 ini mengutarakan
pengalamannya dengan pelatihan
Pada saat pemaparan, Nordiana yang ia dapatkan dari Tanoto
menjelaskan bahwa sekolah telah Foundation berupa materi program
mendapat perhatian dari pemerintah, praktik baik Manajemen Berbasis
yaitu bantuan pada 2017 senilai Rp Sekolah (MBS).
1,1 miliar yang diperuntukan untuk
pembangunan tujuh Ruang Kelas Ia mengaku beruntung dengan
Baru (RKB), ruang perpustakaan, materi tersebut yang sifatnya tidak
dan satu unit Usaha Kesehatan menggurui tetapi saling berbagi
Sekolah (UKS). pengetetahun dan pengalaman.
Ia merangkum dan membuat
Kemudian pihaknya juga mendapat kesimpulan bahwa peran masyarakat
bantuan di tahun 2019 senilai Rp1,1 mesti dilakukan secara kreatif dan
miliar. Ia mengaku pemaparan komunikatif.
program secara transparan harus
dilakukan di era keterbukaan dewasa “Sebagai kepala sekolah, selama
ini sehingga kepercayaan masyarakat ini ada belenggu bagi saya untuk
pada sekolah dapat tetap terjaga. berkreativitas dalam memimpin
sekolah, sampai adanya pelatihan
Begitupun dalam penggunaan Program PINTAR. Ini sangat berarti
dana Bantuan Operasional Sekolah sekali,” tandasnya.
(BOS) pihaknya transparan
dengan memasang pengumuman
penggunaan dana BOS agar

56
SDN 003 Tenggarong Seberang

Siswa sedang mempresentasikan hasil karyanya. Setelah para guru menerapkan MIKiR, siswa
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

Penyegaran pendekatan mengalami, interaksi,


komunikasi, dan refleksi atau MIKiR.
Guna merefresh atau menyegarkan
kembali pelatihan yang telah Melalui penerapan MIKiR guru
diperoleh dari tim Tanoto Foundation, memfasilitasi para siswa berkegiatan
Nordiana mengaku bersama jajaran dengan kelompok kecil melakukan
guru yang telah dilatih meminta percobaan, pengamatan dan
fasilitator daerah untuk berkunjung pemecahan masalah mereka
ke sekolahnya serta mendiskusikan saling berinteraksi satu sama lain
praktik-praktik baik yang telah berkolaborasi menyelesaikan tugas
dilatih. secara bersama sama. Pada akhir
pembelajaran para guru mengajak
Para guru juga antusias menerapkan siswa untuk refleksi melihat
pembelajaran aktif yang menerapkan kembali pengalaman belajar siswa

57
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

dan mengambil pelajaran (lesson “Kuncinya adalah keterbukaan.


learned) hal-hal yang sudah berhasil Saya membuka keuangan sekolah
maupun yang perlu diperbaiki untuk kepada semua orangtua, guru,
pembelajaran berikutnya. dan masyarakat. Saya juga print
laporan keuangan sekolah dan bisa
Nordiana mencermati para guru dilihat oleh siapa saja,” ujarnya.
yang sebelumnya mengajar dengan Berkat kaleng koin itu, kelas tidak
metode ceramah, sekarang berubah. kekurangan bahan ATK. Guru dan
Dengan pelatihan oleh fasilitator siswa dapat memanfaatkannya
daerah Program PINTAR Tanoto dalam pembelajaran di kelas.
Foundation yang mendampingi guru
maka pembelajaran aktif menjadi ciri Buku untuk Budaya Baca
khas pembelajaran di sekolahnya
yang dipimpinnya. Peran orangtua yang turut
berkontribusi memajukan sekolah
Sediakan ATK untuk Pembelajaran juga diperlihatkan dengan
Aktif menyumbangkan buku-buku
secara sukarela. Nordiana kembali
Guna memenuhi kebutuhan Alat berinisiatif dan berkolaborasi
Tulis Kantor (ATK) sekolah yang bersama komite sekolah dan
meningkat karena pembelajaran orangtua siswa mengetuk hati
aktif yang juga meningkat, ia pun kerelaan berbagi buku.
berinisiatif membuat kaleng koin di
tiap kelas. Para siswa secara sukarela Ia meminta dukungan orangtua
dapat menyumbangkan uang ke siswa ikut membelikan buku-buku
kaleng tersebut. Hasilnya digunakan bacaan yang disukai anak-anaknya.
untuk membeli ATK pembelajaran Setiap orangtua siswa diharapkan
aktif di kelas. bisa membelikan satu buku bacaan.
Setelah buku tersebut dibaca oleh
Sebelumnya, ia melakukan sosialisasi anaknya, siswa bisa membawa buku
kepada para orangtua siswa yang ke sekolah untuk menjadi koleksi
sepakat dengan inisiatif ini. Dia sudut baca di kelas.
pun transparan, pemanfaatannya
dilaporkan secara terbuka. Dengan Ternyata banyak orangtua siswa
langkah ini peruntukan dana BOS menyumbang sehingga koleksi
tidak terganggu dengan adanya buku per kelas bertambah banyak.
kaleng koin. Setiap buku yang didapat diletakkan
di pojok baca. Kelas-kelas juga

58
SDN 003 Tenggarong Seberang

Sudut baca dan pajangan hasil karya siswa menghiasi setiap sudut kelas SDN 003 Tenggarong
Seberang.

berusaha melakukan tukar menukar sebelum pelajaran dimulai ini sangat


buku di pojok baca tersebut, bermanfaat dalam menumbuhkan
sehingga semua buku bisa dinikmati minat membaca para siswa.
oleh semua siswa.
Nordiana berhasil membangun
Hal ini bermanfaat dalam pengayaan sinergi kepala sekolah, guru,
siswa dengan bacaan buku yang pemerintahan desa, dan semua
beraneka ragam yang menumbuhkan unsur masyarakat. Sekolah di
minat dan budaya baca siswa di perdesaan yang terpencil ini
kelas. Buku-buku dikoleksi di pojok semakin berkembang pesat. Terbukti
kelas manakala setiap pagi sebelum dengan banyaknya bantuan dana
jam belajar dimulai, siswa bebas dari pemerintah, perusahaan, dan
memilih membaca buku yang masyarakat yang mengalir masuk
tersedia. Program membaca 15 menit untuk pembangunan sekolah.

59
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Pada setiap Kamis SMPN 3 Pekanbaru menggelar pentas kreasi literasi. Setelah siswa membaca
bersama buku bacaan, perwakilan kelas menampilkan kreativitas mereka dari hasil kegiatan
membaca.

60
SMPN 3 Pekanbaru

FOKUS PADA PERUBAHAN


PEMBELAJARAN DAN
BUDAYA BACA
Oleh Tri Wahyuni, Jurnalis Suara Karya

Ownership merupakan salah satu penopang motivasi kerja


dalam suatu teamwork. Anggota tim akan berkerja maksimal
karena merasa program yang sedang dikerjakan adalah miliknya.
Menggunakan prinsip itu Asbullah, Kepala SMPN 3 Pekanbaru dalam
mengembangkan sekolahnya. Walaupun ia sudah tahu apa yang harus
dilakukan, tetapi ia mengajak semua guru melakukan analisis SWOT
terhadap sekolahnya. Dengan begitu, semua guru merasa “mengubah
pembelajaran menjadi aktif” adalah miliknya. Ujungnya, semua guru
akan melaksanakan program tersebut dengan sepenuh hati.

Pekanbaru, Riau - Kepala SMP Negeri perubahan pembelajaran di sekolah,


3 Pekanbaru, Asbullah mengaku sebagaimana ditawarkan Tanoto
senang sekolahnya bisa masuk Foundation melalui Program PINTAR.
dalam program kemitraan dengan Tidak semua guru suka perubahan.
Tanoto Foundation. Meski kemitraan “Terutama beberapa guru yang
itu baru terbangun dalam satu tahun kurang terbuka. Jumlahnya memang
terakhir, namun hasilnya nyata. tak banyak tetapi mereka juga
Pembelajaran aktif yang diterapkan harus didekati untuk bersama-sama
para guru dapat meningkatkan melakukan perubahan,” tuturnya.
nilai ujian nasional (UN) 2019. Jika
sebelumnya SMPN 3 berada di Upaya pertama yang dilakukan
peringkat 18, sekarang posisinya naik Asbullah adalah mengundang para
jadi peringkat 6 di Kota Pekanbaru. guru untuk melakukan pelatihan
dengan metode SWOT (strengths,
Asbullah mengakui bukan weaknesses, opportunities, dan
hal mudah dalam melakukan threats). Sekolah membuat

61
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

perencanaan strategis untuk secara berkelanjutan. Membeli buku


mengevaluasi kekuatan, kelemahan, bacaan dengan menggunakan 5-7
peluang, dan ancaman dalam persen dana BOS, juga menggalang
penerapan Program PINTAR. penyediaan buku bacaan dari
orangtua secara berkala setiap
Dari hasil SWOT tersebut, Asbullah semester. Sekolah juga bekerja sama
dan para guru bersepakat prioritas dengan Dinas Arsip Perpustakaan
utama yang perlu dilakukan Kota Pekanbaru untuk peminjaman
adalah mengubah model buku-buku bacaan.
pembelajaran dari pasif, guru
menerangkan murid mendengarkan, “Berkat usaha gotong royong
menjadi pembelajaran aktif dan berbasis keikhlasan ini, perpustakaan
mengembangkan budaya baca. kami mendapat akreditasi dari
Perpustakaan Nasional serta meraih
Menata Perpustakaan yang Nyaman penghargaan sebagai perpustakaan
untuk Membaca terbaik di Pekanbaru untuk tahun
2019,” ucapnya.
Asbullah mengatakan untuk
mendukung program budaya baca, ia Guna mendorong budaya literasi
menata ulang perpustakaan sekolah. tumbuh di sekolah, setiap hari
Penataannya tidak bersifat masif, siswa diwajibkan membaca buku
membongkar atau membangun bacaan selama 15 menit sebelum
sesuatu yang baru. Perpustakaan pembelajaran. “Setiap kelas juga
sekolah hanya ditata ulang untuk dibuat pojok baca yang diperkaya
menjadi tempat yang menyenangkan dengan buku-buku bacaan yang
dan nyaman untuk siswa membaca. menarik minat membaca siswa,”
tuturnya.
Penataan buku juga diperbarui agar
menarik minat siswa membaca. Di halaman depan sekolah pun
Tempat duduk dibuat menjadi disediakan selasar baca yang bisa
lesehan dengan karpet agar siswa dimanfaatkan siswa untuk membaca
nyaman dalam membaca. Ruangan buku bacaan.
pun diberi pendingin agar siswa
betah di perpustakaan. Pendampingan Menjadi Kunci

Buku bacaan di perpustakaan Wakil Kepala Sekolah Bidang


dan pojok baca kelas diperbarui Kurikulum, Elita Yubari menuturkan

62
SMPN 3 Pekanbaru

Asbullah, Kepala SMPN 3


Pekanbaru berhasil membawa
perpustakaan sekolahnya
menjadi juara satu. Para guru
juga konsisten menerapkan
pembelajaran aktif.

bahwa Program PINTAR dapat berlangsung usai pelatihan hingga


dilaksanakan di sekolah dengan satu tahun ke depan,” lanjutnya.
baik karena adanya kegiatan
pendampingan. Setelah pelatihan, “Setiap ada masalah di kelas,
guru tidak “dilepaskan” begitu saya bisa kontak pendamping di
saja, namun mereka mendapatkan Pekanbaru untuk dicarikan jalan
pendampingan dari para fasilitator keluarnya. Perbaikan terus kita
daerah. Pendampingan diperlukan, lakukan. Hal itu yang membuat para
agar materi dan praktik selama guru semangat dan berkomitmen
pelatihan bisa diimplementasikan dalam menerapkan hasil pelatihan,”
secara benar. katanya.

“Saya sudah sering ikut pelatihan guru Untuk memastikan guru berkomitmen
yang digelar pemerintah, tetapi tidak dalam pembelajaran aktif di kelas,
ada model pendampingan seperti kepala sekolah juga rajin melakukan
yang dilakukan Tanoto Foundation. supervisi. “Saya ikut mendampingi
Saat pelatihan kami langsung praktik, guru dalam menyiapkan perangkat
tak sekadar mendengar ceramah dari dan media pembelajaran. Setelah
narasumber,” katanya. kegiatan supervisi, saya ajak teman
guru berdiskusi hasil pembelajaran,
Dengan adanya pendampingan apa yang sudah berhasil dan apa
para guru peserta pelatihan tidak saja yang perlu diperbaiki ke depan.
kehilangan arah dan bisa berjalan Dampaknya, para guru selalu
sesuai jalurnya. “Pendampingan berusaha meningkatkan kualitas
yang dilakukan Tanoto Foundation pembelajaran,” katanya.

63
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Setelah perubahan terjadi di semua berupa cerpen dan puisi juga banyak
kelas, kepala sekolah mengundang di pajang di majalah dinding kelas.
orangtua siswa untuk melihat
pembelajaran di kelas. Hasil karya Disinggung soal biaya dalam
siswa dipajang di dinding kelas. menyediakan Alat Tulis Kantor
“Ternyata banyak orangtua yang (ATK), media pembelajaran, serta
terkesan atas hasil belajar anak- alat dan bahan untuk praktik, Elita
anaknya,” Katanya. “Jadi, bukan mengatakan hal itu tergantung
hanya angka-angka dalam rapor saja kebutuhan. Umumnya siswa
yang dilaporkan, tetapi juga hasil membawa sendiri bahan yang
riil pembelajaran di kelas juga bisa digunakan dalam pembelajaran.
diketahui orangtua,” lanjutnya. “Sebenarnya media pembelajaran
yang dipakai tak mahal, seperti
Dalam pembelajaran aktif, kertas manila besar, spidol atau tali
siswa difasilitasi belajar dengan rafia. Karena hasilnya nyata, anak
kemampuan berpikir tingkat tinggi maupun orangtua tak keberatan
(HOTS atau Higher Order Thinking mengeluarkan biaya tambahan anak-
Skill). Kemampuan itu penting untuk anaknya untuk membeli kebutuhan
siswa agar bisa bersaing di era digital pembelajaran untuk praktik,”
saat ini. ucapnya.

Hasil pembelajaran HOTS bisa dilihat Jika sekolah membuat sendiri


dari pajangan hasil karya siswa di media pembelajaran, maka sekolah
semua kelas. Seperti laporan siswa boleh menganggarkan kebutuhan
kelas IX yang membuat VCO (virgin pembelajaran aktif dari dana BOS
coconut oil) atau minyak kelapa yang dan memajang laporan penggunaan
mengandung bakteri baik. Pada keuangan sekolah secara transparan.
laporan tersebut siswa memaparkan
langkah-langkah pembuatan VCO “Dalam konteks ini peran penting
dari buah kelapa tua yang masih komite sekolah dan orangtua
segar, menunjukkan manfaat VCO, dilibatkan dalam perencanaan,
dan menarik kesimpulan dari pelaksanaan dan evaluasi program
kegiatan yang mereka lakukan. sekolah. Peningkatan mutu
pendidikan tidak bisa jalan sendirian.
Ada juga laporan hasil pemecahan Butuh dukungan bersama,” katanya.
masalah matematika tentang belajar
koordinat kartesius yang mempelajari Hal senada dikemukakan Ketua
transformasi. Tulisan kreatif siswa Paguyuban Kelas, Sofyandi. Ia

64
SMPN 3 Pekanbaru

mengaku senang melihat perubahan dianggap sebagai kepanjangan


yang terjadi di sekolah anaknya. Anak tangan kepala sekolah. Ini hanya
pergi ke sekolah dengan senang, persoalan komunikasi saja. Jika
karena merasa yang diajarkan hasilnya nyata, orangtua juga tidak
sekolah menyenangkan. “Terus keberatan menyumbang,” katanya.
terang saja, anak saya sejak masuk
sekolah ini tidak pernah mengeluh. Belajar Aktif Lebih Seru
Berangkat sekolah selalu gembira,”
kata Sofyandi yang membuka usaha Salah satu ciri dari pembelajaran aktif
warungan itu tersenyum lebar. adalah penempatan kursi dan meja
dalam bentuk kelompok. Artinya,
Menurut dia, kolaborasi yang kuat kursi tidak lagi disusun menghadap
antara orangtua siswa dengan ke papan tulis. Kelas dibagi dalam
sekolah, membuat masyarakat kelompok-kelompok kecil yang
merasa memiliki, sementara terdiri dari 4-6 siswa.
lingkungan merasa diperhatikan.
Itu terlihat dari kesediaan orangtua Meja disusun membentuk kelompok
siswa yang berprofesi sebagai pelatih dan menempatkan siswa sebagai
karate dalam kegiatan ekstrakurikuler subyek belajar. Mereka mengamati
di sekolah tanpa dipungut bayaran. sesuatu, mengelompokkan,
“Sebelumnya orangtua siswa “alergi” mendiskusikan, lalu melaporkan
terhadap komite sekolah, karena hasil pengamatan tersebut. Dengan

Siswa Kelas VIII SMPN 3 Pekanbaru, Riau sedang praktik translasi (pergeseran) dalam matematika.
Mereka langsung mempraktikkannya di dalam dan halaman kelas.

65
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

demikian, sekolah benar-benar “Anak kami ajak untuk membuat


fungsional dan efektif memberi gambar cerita untuk memudahkan
pengalaman belajar kepada siswa menuangkan idenya,” kata Arlini.
dalam waktu belajar yang sangat
terbatas. Anak-anak terlihat asyik
menggambar kebakaran hutan
Seperti dikemukakan Arlini, guru dengan gayanya masing-masing.
bahasa Indonesia yang sedang Tak ada pembatasan, yang penting
mengajar di kelas IX-2. Guru setiap gambar memiliki ceritanya
membuat Lembar Kerja (LK) yang masing-masing. Siswa tidak perlu
berisi penugasan atau pertanyaan menyontek temannya, karena semua
produktif, terbuka, dan imajinatif. tergantung imajinasi dari masing-
Melalui LK, siswa didorong untuk masing siswa.
membangun gagasannya sendiri,
berpikir kreatif dan alternatif untuk Salah satu siswa, Zahwa Indria
memecahkan masalah pembelajaran. mengaku senang dengan model
pembelajaran MIKiR. Karena ia bisa
LK diterapkan dalam pembelajaran berkreasi atas apa yang ditugaskan
aktif dengan unsur MIKiR. Melalui guru, sehingga proses pembelajaran
MIKiR, siswa difasilitasi untuk jadi lebih menyenangkan. “Memang
mengalami seperti melakukan kadang sulit menuangkan pikiran ke
kegiatan pengamatan, memecahkan dalam gambar atau tulisan. Tetapi
masalah, berwawancara, atau jika kita rajin berlatih, lama kelamaan
melakukan percobaan saat jadi lebih mudah. Malah, semua
pembelajaran berlangsung. materi pembelajaran lebih nempel di
kepala, dibanding hanya mendengar
Siswa dikumpulkan dalam kelompok omongan guru di kelas,” tutur Zahwa.
kecil agar lebih mudah ber-interaksi,
berdiskusi atau bekerja sama. Hasil Termasuk mata pelajaran
karya, gagasan atau pikiran siswa matematika, yang dulu dirasakan
nantinya akan dipresentasikan atau Zahwa agak sulit. Berkat MIKiR
di-komunikasi-kan. Saat itu, topik ia jadi suka matematika, karena
pembelajaran soal kebakaran hutan mengerjakan soal dengan LK
di Riau pada pertengahan tahun tak sekadar mengerjakan soal
ini. Siswa diminta menuangkan dengan menghapal rumus-rumus.
gagasannya dalam bentuk gambar Begitupun dengan mata pelajaran
dan cerita dalam 8 delapan kolom, IPA yang langsung lebih banyak
lalu dipresentasikan di depan kelas. praktik melakukan percobaan atau

66
SMPN 3 Pekanbaru

pengamatan langsung. “Belajar dilakukan oleh siswa. Para siswa


sekarang jadi lebih seru. Karena unjuk kebolehan lewat kegiatan baca
banyak hal baru yang kami pelajari puisi, menceritakan kembali isi buku
di kelas. Bisa diskusi dengan teman yang sudah dibaca, atau pertunjukan
saat mengerjakan tugas,” katanya. kreativitas lainnya seperti menari
dan menyanyi.
Proses belajar mengajar di sekolah
ini aktif sejak pukul 7 pagi. Siswa Belajar dari kepemimpinan kepala
memulai pagi dengan kegiatan SMPN 3 Pekanbaru, terbukti
mengaji dan kultum. Bagi siswa kepala sekolah memainkan peran
nonmuslim, bisa membaca Alkitab penting dalam meningkatkan
masing-masing. Kegiatan ini sekitar mutu pembelajaran. Untuk itu,
30 menit setiap Selasa hingga pemilihan kepala sekolah harus
Jumat. Lalu siswa membaca buku mempertimbangkan unsur
bacaan tidak disuarakan. Kondisi kepemimpinan yang dapat membawa
berlangsung senyap. sekolahnya menjadi lebih baik lagi.
Maju atau tidaknya manajemen
Setiap Kamis, sekolah akan sekolah sangat bergantung pada
menggelar pentas kreasi literasi yang kepala sekolah!

(Kiri) Di semua kelas tersedia sudut baca yang diperkaya dengan koleksi buku-buku bacaan yang
disukai siswa. Hasil karya pembelajaran siswa juga dipajang di kelas untuk menjadi sumber belajar
bagi siswa. (Kanan) Suasana perpustakaan sekolah yang membuat siswa nyaman membaca.

67
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Siswa kelas IX SMPN 4 Tenggarong sedang membuat alat peraga sistem reproduksi manusia untuk
mereka presentasikan pada teman-teman sekelasnya.

68
SMPN 4 Tenggarong

SEMPAT RAGU, KINI BUAT


PEMBELAJARAN LEBIH MAJU
Oleh Malvyandie, Jurnalis Tribunnews.com

Sebagai kepala sekolah, Agus Suparmanto telah menerapkan konsep


MBS dengan baik. Mengubah pola “perintah” menjadi layanan. Tugas
kepala sekolah adalah membantu memfasilitasi guru agar dapat
bekerja dengan baik. Selanjutnya tugas guru adalah membimbing
dan memfasilitasi siswa akan dapat belajar dengan baik, menerapkan
konsep MIKiR dengan tepat.

Kutai Kartanegara, Kalimantan praktik seperti ini memudahkan


Timur - “Cara pembelajaran seperti kami dalam memahami pelajaran.
ini menyenangkan. Kami tidak Daripada yang seperti guru
sekadar mendengarkan penjelasan menjelaskan saja.”
guru. Kami juga dilatih presentasi,
menyampaikan hasil kerja kelompok Apa yang disampaikan Gilang dan
di depan kelas. Kegiatan praktikum Alia tersebut itu tentu tidak muncul
yang dilakukan juga membuat saya begitu saja. Mereka kini terbiasa
mudah memahami pelajaran.” dengan pendekatan pembelajaran
aktif yang telah diterapkan di
Itulah pernyataan Gilang, siswa sekolah selama 1,5 tahun belakangan
kelas IX SMPN 4 Tenggarong, Kutai ini. Pendekatan pembelajaran aktif
Kartanegara, saat saya berbincang yang dimaksud adalah ‘MIKiR’ atau
dan mengikuti kegiatan belajar akronim dari ‘Mengalami, Interaksi,
mengajar di kelas tersebut. Komunikasi, dan Refleksi’.

Pernyataan serupa juga disampaikan Konsep MIKIR merupakan unsur dari


Alia, siswa kelas IX. “Menurut saya pembelajaran aktif yang dikenalkan
cara belajar aktif, sering diskusi dan oleh Tanoto Foundation kepada

69
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

berbagai sekolah mitra Tanoto PINTAR adalah “ajian serat jiwa”


Foundation. Pendekatan berusaha bagi sekolahnya. Ia mengungkapkan
menjawab tantangan abad 21 dan setidaknya ada beberapa gerakan
mempraktiskan unsur 5M yang ada yang ia implementasikan.
dalam Kurikulum 2013.
“Misalnya manajemen sekolah
Tantangan Bagi Kepala Sekolah yang terbuka. Manajemen yang
terbuka merupakan langkah awal
Perubahan cara pembelajaran yang harus dilakukan sekolah
di SMPN 4 Tenggarong tidak bila ingin melibatkan masyarakat
bisa dilepaskan dari peran Agus dalam mengembangkan sekolah.
Suparmanto, sang kepala sekolah. Bagaimana caranya? Ya dengan
Ia telah melakukan banyak gerakan melakukan pendekatan dengan
perubahan di sekolahnya. Pria ini komite dan orangtua siswa,” katanya.
juga pernah menjadi kepala sekolah
di beberapa sekolah. Ia mencontohkan ketika menyusun
program sekolah, dia melibatkan
Agus menyinggung soal pelatihan komite sekolah dan orangtua.
Program PINTAR Tanoto Foundation Selama rapat, mereka bersama-sama
yang diikutinya. Menurutnya Program menyusun program dan perkiraan

Kepala SMPN 4 Tenggaong, Agus Suparmanto berhasil meyakinkan orangtua siswa untuk ikut
terlibat dalam program peningkatan mutu sekolah.

70
SMPN 4 Tenggarong

dana-dana yang dibutuhkan dan sederhana. Contohnya Membaca


sumber dananya. Senyap dan Pojok Baca.

Semua dilakukan secara terbuka. “Saya sempat bertanya-tanya,


Setelah perencanaan program jadi, apa pentingnya pojok baca. Toh
komite dan orangtua siswa diundang di sekolah ada perpustakaan.
kembali untuk melakukan review. Namun setelah berjalan, saya baru
Jadi sebagai kepala sekolah, Agus menyadari bahwa posisi buku yang
Suparmanto telah menerapkan dekat dengan tempat duduk siswa
prinsip manajemen berbasis sekolah bisa mempengaruhinya untuk
(MBS) dengan tepat. membaca. Dibanding jika para siswa
harus berjalan dulu ke perpustakaan
Terobosan Sang Kepala Sekolah untuk sekadar membaca,” katanya.

Agus mengungkapkan, selama ini Inovasi lain yang dilakukan Agus


guru-guru di sekolah telah banyak untuk merangsang minat baca siswa
mengikuti program pelatihan atau adalah program yang disebut dengan
workshop. Hanya saja pelatihan itu Jumpa Kopi. Program ini adalah
tidak berdampak signifikan. “Karena strategi untuk membuat koleksi buku
semacam teori saja, tanpa ada tindak di pojok baca ruang kelas SMPN 4
lanjut. Jadi ujung-ujungnya kembali Tenggarong terasa selalu baru.
lagi ke pola konvensional,” katanya.
Jumpa Kopi sendiri merupakan
Agus menuturkan, banyaknya akronim dari Jumat Pagi Koleksi
pelatihan yang “terbuang sia-sia” Pindah. Program ini dilaksanakan
membuatnya sempat ragu ketika setiap Jumat pagi selepas para siswa
hendak bergabung dengan program melakukan senam pagi. Dikoordinir
Tanoto Foundation. “Apa sih Tanoto oleh masing-masing pengurus kelas,
Foundation ini? Saya jujur saja ragu. para siswa setiap kelas menukarkan
Sebab selama ini sudah banyak koleksi buku bacaan di pojok-pojok
program, pelatihan tapi yang ada baca kelas dengan kelas lainnya.
justru tidak efektif. Tidak berjalan. Misalnya, kelas VIIA bertukar
koleksi buku dengan kelas VIIB, VIIC
Namun setelah berjalan, Agus bertukar dengan VIIIA, IXA dengan
mengaku tertarik dengan program IXB dan seterusnya.
yang diberikan Tanoto. Sebab,
katanya, program-programnya lebih Melalui Jumpa Kopi semangat
membaca siswa meningkat. Mereka

71
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

setiap saat bertemu dan disuguhi apa? Jurnal ini berperan sebagai
buku-buku yang belum pernah monitoring sekolah dan orangtua
dibaca. Agus mengakui, koleksi buku siswa terhadap kegiatan membaca
di sekolah memang cepat habis siswa. Jika aktivitas membaca
terbaca. Terutama sejak SMPN 4 dilakukan di sekolah, jurnal akan
Tenggarong mengadakan program ditandatangani guru. Sebaliknya jika
membaca 15 menit setiap pagi dilakukan di rumah, orangtua yang
sebelum pembelajaran. akan menandatangani,” kata Agus.

Jurnal Membaca Menyatukan Visi Pembelajaran

Guna mendukung kegiatan Satu hal lain yang menjadi


membaca para siswa, pihak sekolah tantangan menerapkan konsep
juga membuat jurnal membaca. Tanoto, menurut Agus, adalah soal
Jurnal tersebut berisi kolom supervisi pembelajaran di kelas. Ia
tanggal, halaman buku yang dibaca, merasa kegiatan supervisi harus
rangkuman, dan tanda tangan wali lebih humanis. “Biasanya kan guru
kelas atau orangtua siswa. dipanggil, kemudian kepala sekolah
menilai apa saja yang telah dilakukan
“Ini merupakan bagian dari kontrol sang guru. Itu justru membuat
terhadap minat membaca siswa adanya jarak antara kepala sekolah
tumbuh secara baik. Di jurnal dan guru. Saya ingin ada kesetaraan
membaca, siswa akan menuliskan antara guru dan kepala sekolah.
buku apa yang mereka baca. Sebab tujuan supervisi adalah
Judulnya apa, pengarangnya siapa? pembinaan,” katanya.
Kesan mereka terhadap bacaan itu

Koleksi buku bacaan


di pojok baca
kelas diperbarui
seminggu sekali
melalui program
Jumpa Kopi yang
dilaksanakan setiap
hari Jumat.

72
SMPN 4 Tenggarong

Bagaimana caranya? Menurut Agus bermakna untuk anak,” katanya.


hal tersebut bisa dilakukan dengan Pokoknya pendekatan saintifik
pola mengajar bersama. Metode ini diterapkan di sekolah saya tersebut.
diakuinya lebih menyita waktu dan
tenaga ketimbang cara konvensional. Peran Aktif Orangtua
“Karena kami, kepala sekolah dan
guru, harus duduk bersama lihat Agus menyadari sehebat apapun
dulu perencanaan mengajarnya, kita yang dilakukan kepala sekolah dan
lakukan simulasi bersama, kemudian guru untuk mendidik siswa tak akan
kita lakukan mengajar bersama di sukses tanpa peran dari orangtua.
kelas,” ujarnya. Untuk itulah, dalam menjalankan
Program PINTAR, dirinya juga
Sebelum hal itu dilakukan, Agus melibatkan peran setiap orangtua
mengaku sering menemukan peserta didik di sekolah tersebut.
ketidakcocokan antara
rencana pembelajaran dengan “Dahulu, jika anak-anak diminta
pelaksanaannya di kelas. Pun kadang gurunya membawa daun, misalnya,
tidak terkoneksi dengan unsur untuk praktik pelajaran IPA, pasti
MIKIR. “Misalnya saja saat mengajar tidak dilaksanakan. Bukan cuma satu
tentang jenis-jenis tumbuhan dan atau dua orang, tapi hampir semua
kategorisasinya. Guru tidak langsung melakukan hal tersebut,” katanya.
menghubungkan dengan konteks
kehidupan siswa. Gurunya hanya
Ia pun berinisiatif untuk mengundang
menerangkan di kelas,” katanya.
orangtua dalam pertemuan yang
dinamakan Paguyuban Kelas.
“Jadi waktu pembelajaran IPA tentang Paguyuban ini dibagi berdasarkan
tumbuhan itu, saya minta guru untuk masing-masing kelas. “Pembentukan
langsung mengkoneksikan dengan paguyuban ini juga sangat efektif
kehidupan nyata. RPP yang dibuat mendorong keterlibatan orangtua
guru kami ubah bersama-sama, siswa. Paguyuban ini dibagi
dan pada waktu praktik, anak-anak berdasarkan masing-masing kelas.
pergi ke kebun sekolah, langsung Sehingga orangtua jadi merasa lebih
mengidentifikasi tumbuhan, ‘dekat’ karena mereka merasa itu
mengelompokkan berbagai macam adalah kelas anak-anaknya sendiri.”
tumbuhan, misalnya berdasarkan
daunnya yang menyirip, sejajar,
Paguyuban kelas ternyata
melengkung dan sebagainya.
berdampak positif terhadap kegiatan
Pembelajaran menjadi lebih

73
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

pembelajaran. Agus mencontohkan anak ke sekolah. Seakan, apa pun


peran aktif dari orangtua siswa, yang terjadi, sekolah yang bertugas
misalnya dalam program Pojok Baca. mendidik dan mengawasi anak.
“Ada yang menyumbang kipas angin,
jam dinding, dan jujur saja ini tidak “Jadi bukan soal dana. Program
pernah terbayangkan sebelumnya.” Budaya Baca Senyap, misalnya,
perlu biaya apa? Pojok baca? Itu bisa
Menurut Agus, bukan hanya dari partisipasi siswa dan orangtua.
guru dan siswa yang merasakan Mereka bisa berkreasi. Tak perlu
adanya perubahan setelah sekolah dana. Kalaupun toh ada, ya tidak
menerapkan Program PINTAR. banyak. Justru keterlibatan semua
Namun juga orangtua. Mereka pihak yang menjadi kunci. Orangtua
merasa kondisi saat ini lebih baik terlibat, sekolah terawat.”
daripada sebelumnya. Orangtua
bisa ikut mengontrol apa saja yang Ia mengakui awalnya sulit juga
dilakukan anaknya di sekolah. untuk bisa melibatkan guru, dalam
program ini, terutama mereka yang
Bukan Masalah Uang usianya menjelang pensiun. “Namun
setelah diberi pemahaman, mereka
Sederhana tapi berat. Itulah yang justru bersemangat dan terlibat aktif
dikatakan Agus tentang berbagai dalam setiap pembelajaran. Ternyata
program Tanoto Foundation kepada kesamaan visi sangat penting untuk
sekolah-sekolah mitra mereka. membangun kerja-sama di sekolah.
Menurut dia, program dari Tanoto
Foundation tersebut sederhana Anak Tak Berani Membolos
karena tidak membutuhkan banyak
anggaran, tapi di sisi lain menjadi Ketua Paguyuban VIIC Nilam Atmasari
berat karena perlu melibatkan Maulida sangat mengapresiasi
banyak pihak. program-program Tanoto yang
diterapkan sekolah. Mulai dari
“Ini yang jadi tantangan. Tidak pojok baca hingga pembentukan
mudah. Untuk bisa menggerakkan paguyuban kelas. “Termasuk adanya
orang tidak mudah. Kita harus jurnal membaca. Lewat jurnal ini,
bisa melibatkan guru, orangtua, orangtua bisa mendampingi anaknya
hingga tokoh masyarakat. Itu semua membuat jurnal membaca di rumah.
bukan persoalan mudah.” Apalagi, Jurnal ini juga membuat orangtua
sambungnya, selama ini sebagian bisa sangat aktif mendampingi anak
orangtua terkesan “melepaskan” untuk menulis dan membaca.”

74
SMPN 4 Tenggarong

Dia menilai, ternyata dengan anak kini tak berani lagi membolos
program-program literasi yang karena kami dengan mudah bisa tahu
digagas kepala sekolah, siswa jika mereka tak datang ke sekolah,”
semakin menyukai kegiatan tutupnya.
membaca. “Karena merasa tidak ada
paksaan.” Inisiatif yang dilakukan kepala
sekolah kini sudah bisa dilihat
Menyinggung soal paguyuban kelas, hasilnya. Para guru semakin
Nilam mengakui hal itu membuatnya termotivasi menerapkan
lebih mudah mengontrol sang pembelajaran aktif. Pajangan hasil
anak, terutama apa saja yang telah karya siswa yang memperlihatkan
dilakukannya di sekolah. Apalagi kemampuan berpikir tingkat tinggi
semua orangtua siswa, guru kelas, sudah bertebaran di semua kelas.
dan kepala sekolah terhubung setiap
hari melalui WA group paguyuban Orangtua siswa yang bergabung
kelas. dalam paguyuban kelas bersemangat
membantu sekolah. Mereka yang
“Sekarang orangtua siswa bisa sebelumnya tidak pernah terlibat
berkoordinasi dengan guru kelas dalam program sekolah, kini terlibat
maupun kepala sekolah, membahas aktif mulai dari pembuatan pojok
program peningkatan kualitas baca kelas, taman membaca,
pembelajaran untuk anak. Dulu hal sampai menanam pohon untuk
itu hanya bisa kami lakukan setahun menata keasrian sekolah. Termasuk
sekali. Ketika pengambilan rapor. membantu menyediakan kebutuhan
Dan, yang tak kalah menarik, anak- pembelajaran aktif untuk anaknya.

Guru tampak sedang mendampingi siswa belajar di kelompok kecil. Di setiap kelas juga tersedia
pojok baca untuk memudahkan siswa mengakses buku-buku bacaan.

75
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Orangtua siswa kelas 1 pada awal masuk sekolah dilibatkan sekitar dua minggu untuk mendampingi
anaknya belajar di kelas.

76
SDN 20/1 Jembatan Mas

MEMBANGUN SEKOLAH
BERSAMA
Oleh Indriani, Jurnalis Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA

Rasa aman dan nyaman merupakan prasyarat anak bisa belajar dengan
baik. Apalagi bagi anak kelas satu yang menganggap sekolah adalah
tempat baru dan terasa asing. Sekolah dengan didampingi orangtua
di awal-awal kelas harus dapat membuat anak beradaptasi dengan
lingkungan sekolah secara alami. Pendampingan orangtua kepada siswa
kelas satu akan membuat masa transisi dapat berjalan mulus. Itulah
yang diterapkan di SDN 20/1 Jembatas Mas Kabupaten Batang Hari.
Sebuah terobosan pedagogik yang sesuai dengan kondisi anak-anak.

Batang Hari, Jambi - Matahari masih Dari kejauhan terlihat satu per satu
malu-malu menampakkan dirinya, para wali murid masuk ke dalam
saat para wali murid memarkirkan ruangan kelas satu, ada yang berjalan
kendaraan roda dua persis di depan di belakang anaknya, ada juga yang
halaman SDN 20/1 Jembatan Mas membimbing tangan anaknya. Wajah
Kabupaten Batang Hari, Jambi. mereka tampak bersemangat. Pada
Sekolah ini terletak 40 kilometer hari itu, para wali murid menemani
atau sekitar satu jam perjalanan dari anaknya belajar. Tak hanya para ibu
pusat kota Jambi. yang menemani, para bapak pun
turut menemani anak-anak mereka
Sekolah itu tepat berada di samping di sekolah.
jalan lintas yang menghubungkan
Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Seorang wali murid Widyawati
Pagi itu kendaraan yang melintas (35) mengatakan sejak awal
masih lengang. masuk sekolah, para wali murid itu
menemani anak-anaknya di dalam

77
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Keterlibatan orangtua siswa kelas 1 mendampingi anaknya belajar di kelas, dapat membantu anak
beradaptasi dengan suasana baru di sekolah.

kelas. Tidak pada setiap pelajaran, Sejauh ini, ia mengaku ada banyak
hanya pada pelajaran tertentu saja. kemajuan yang dialami anaknya,
Terutama pada pelajaran membaca. Rasyid. Anak bungsu dari dua
bersaudara itu belum bisa membaca
“Kami memang diminta guru untuk saat masuk SD. Namun baru dua
membantu anak beradaptasi di minggu di kelas satu, anaknya sudah
lingkungan baru. Salah satunya bisa membaca meski belum terlalu
dengan ikut serta mendampingi lancar.
anak di kelas,” kata Widyawati.
Ia menceritakan kemajuan Rasyid
Saat ditemui, Widyawati sedang dalam membaca sangat dipengaruhi
menemani anaknya, Rasyid Hartono dengan buku bacaan yang ada
(7) di kelas. Saat itu, sedang di sudut baca. Buku bacaan yang
menemani anaknya membaca buku disediakan didominasi buku cerita
dongeng tentang kancil. Dengan anak-anak. Hal itu pula yang
tekun, ia menyimak bacaan Rasyid. memotivasi Rasyid untuk semangat
Pada pelajaran itu, anak-anak bebas belajar, karena Rasyid penasaran
membaca buku yang disediakan di dengan buku bacaan yang ada di
sudut baca, yang terletak di sudut sekolah barunya itu.
depan kelas.

78
SDN 20/1 Jembatan Mas

Arlely, Kepala SDN Jembatan Mas (kiri) menerima sumbangan buku bacaan dari orangtua murid
saat hari pertama masuk sekolah. Para orangtua dilibatkan untuk membawa buku bacaan yang
disukai anaknya untuk diletakan di pojok baca kelas.

Kondisi itu berbeda ketika Rasyid Tidak hanya belajar, Widyawati


duduk di bangku Taman Kanak- juga bercerita bahwa wali murid
kanak (TK), kala itu ia lebih banyak dilibatkan dalam banyak hal dalam
bermain dengan gawai. Namun pembangunan sekolah.
sejak belajar membaca, anaknya
lebih tertarik bermain dengan Guru kelas satu SDN 20/1 Jembatan
buku dibandingkan gawai. Ia pun Mas, Senjawati, mengatakan
menyediakan berbagai buku bacaan keterlibatan orangtua dan
di rumahnya.“Alhamdulillah, sudah keberadaan sudut baca yang ada
jarang main hp (ponsel), Rasyid lebih di ruang kelas terbukti berhasil
senang megang buku sekarang,” meningkatkan minat baca
ucap Widyawati riang. siswa.”Sebelum mulai belajar, anak-
anak mengambil buku dan kemudian
Widyawati mengaku senang para membaca di sudut baca. Lama-lama
wali murid diajak untuk menemani minat mereka dalam membaca
anak-anak untuk belajar di kelas. semakin meningkat,” ujar Senjawati.
Dengan begitu, ia bisa memantau
perkembangan anak dan tahu apa Bahkan siswa kelas satu, kata
yang harus dilakukan oleh orangtua Senjawati, meski belum fasih
untuk membantu anak belajar. membaca semangat melihat-lihat

79
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

buku-buku yang ada di sudut baca untuk menemani anaknya di kelas


tersebut. Khusus kelas satu, para sejak dua tahun terakhir. Wali murid
orangtua terlibat membacakan buku itu menemani anak-anaknya di
pada anaknya di kelas. sekolah hingga mereka mandiri.

“Pada anak kelas satu, memang “Setiap hari sampai mereka bisa
dibutuhkan pendampingan mandiri. Biasanya hanya sekitar
orangtua hingga mandiri. Kami tidak dua minggu saja, begitu anak bisa
mensyaratkan bisa membaca untuk beradaptasi, orangtuanya biasanya
masuk SD, karena sebaiknya anak hanya antar jemput saja,” jelas
baru belajar membaca, menulis, dan Yulisman.
berhitung pada kelas satu,” terang
Senjawati. Siswa kelas satu, kata Yulisman,
masih asing berada di sekolah yang
Untuk buku-buku yang ada di baru. Apalagi dari TK ke SD, anak
sudut baca pun juga melibatkan tidak hanya mendapatkan lingkungan
para orangtua. Koleksi buku baru saja tetapi juga guru, dan teman
berasal dari sumbangan orangtua yang berbeda pula.
murid. Setiap murid diwajibkan
menyumbang setidaknya satu buku Yulisman kemudian berusaha
cerita. Senjawati berharap ke depan meyakinkan para wali murid baru di
semakin banyak koleksi buku cerita di sekolah itu agar anak tidak perlu lagi
sekolahnya, sehingga bisa membuat didampingi. Ide tersebut disambut
siswa semakin mencintai buku. baik wali murid.

Sudut baca terdapat di setiap kelas, Sebelumnya, Yulisman juga mengajak


dan setiap siswa diwajibkan untuk wali murid untuk peduli dengan
membaca 15 menit sebelum pelajaran kondisi sekolah. Beberapa waktu lalu,
dimulai. Namun untuk pelajaran para wali murid bergotong royong
tertentu seperti membaca, para menyumbangkan dana dan tenaga
murid bisa menggunakan waktunya untuk pembangunan toilet di sekolah
dengan membaca di sudut baca itu. itu. Pasalnya toilet yang ada kala itu,
tidak memadai dan banyak siswa
Keterlibatan Orangtua yang enggan buang air kecil di situ.
Setelah dibangun, para siswa tidak
Ketua Komite SDN 20/1 Jembatan lagi menahan hajatnya untuk buang
Mas, Yulisman mengatakan pihaknya air kecil di sekolah.
melibatkan para orangtua murid

80
SDN 20/1 Jembatan Mas

“Anak-anak juga menabung dari sisa Dukungan ATK Pembelajaran


uang jajannya. Ada yang Rp500,
Rp200 setiap harinya menyumbang Kepala SDN 20/1 Jembatan Mas
untuk pembangunan toilet.” Kabupaten Batang Hari, Jambi,
Arlely SPd, mengatakan untuk
Yulisman juga mengajak para wali mendukung kegiatan pembelajaran
murid untuk membangun pos aktif di kelas dengan membelikan
satpam di sekolah dan menggaji Alat Tulis Kantor (ATK) seperti kertas
petugas keamanan. Sekolah itu plano, kertas HVS, kertas berwarna,
terletak persis di depan jalan lintas spidol, lem, dan kertas post it.
provinsi, banyak kendaraan melaju Para guru sangat terbantu dengan
kencang. dukungan pembelian kebutuhan ATK
pembelajaran di kelas.
Khawatir dengan siswanya,
Yulisman mengajak para wali murid Guru SDN 20/I Jembatan Mas, Hedly
membangun pos satpam dengan Nasril SPd (33) mengatakan kebijakan
harapan ada satpam yang menjaga kepala sekolah yang membelanjakan
siswa agar tidak keluar dari pintu anggaran untuk membeli ATK sangat
pagar sebelum dijemput. melegakan semua guru. Dukungan
ATK sekolah dapat membantu guru

Siswa melakukan kegiatan pengamatan sebagai bagian dari kegiatan mengalami dalam penerapan
pendekatan belajar aktif dengan unsur MIKiR.

81
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

melaksanakan pembelajaran aktif di Guru Berkembang Melalui KKG


kelas, terutama untuk memfasilitasi
siswa menghasilkan karya dalam Di sekolah itu juga memiliki Kelompok
pembelajaran. ”Sebenarnya tidak Kerja Guru (KKG), baik KKG di
masalah, kami mencari ATK sendiri tingkat gugus maupun KKG mini di
untuk pembelajaran, namun jika tingkat sekolah. KKG merupakan
didukung kebutuhannya oleh sekolah kawah candradimuka para guru
secara terencana dan tersistem, itu untuk pengembangan keprofesian
lebih bagus lagi,” ujar Hedly. berkelanjutan guru. Mereka saling
belajar, saling memberikan masukan,
Pemenuhan kebutuhan ATK dan mereka juga saling belajar
pembelajaran juga didukung oleh dengan menjadi narasumber.
komite sekolah dan segenap orangtua
siswa. Mereka bisa menyumbang ”Dengan menjadi narasumber, kita
sesuai dengan kemampuan, misalnya pasti juga belajar,” ungkap Ketua
siswa membawa alat dan bahan KKG Gugus Kecamatan Pemayung,
untuk praktik di kelas, buku bacaan Asril SPd (49).
tambahan, dan lain sebagainya.
Gugus Kecamatan Pemayung yang
Agar siswa nyaman di kelas ketika dikoordinasikan SDN 20/1 Jembatan
mengikuti pembelajaran, secara Mas membawahi tiga sekolah yaitu
berkala para guru menata tempat SDN 51/I Simpang Kubu Kandang,
duduk siswa dalam kelompok- SDN 35/I Tebing Tinggi, SDN 145 /I
kelompok agar siswa terbiasa Kampung Pulau. Aktifnya KKG baik
belajar bekerja sama dengan teman- di tingkat gugus maupun sekolah
temannya. Meja kursi siswa yang tidak lepas karena dukungan kepala
rusak juga akan diganti. Hal ini sekolah,
menjadi komitmen bersama dengan
guru. “Kepala sekolah sangat memfasilitasi
kemajuan guru-guru di sini. Beliau
“Ibu Arlely menyampaikan kepada sadar guru sangat jarang mendapat
kami bahwa siapapun yang akan pelatihan. Solusinya kita belajar
menjadi kepala sekolah di tempat ini, bersama di KKG. Sekolah kami juga
kenyamanan siswa belajar di dalam sering dijadikan tempat bertemunya
kelas menjadi hal utama,” ungkap para guru untuk belajar,” tambah
Hedly. Asril.

82
SDN 20/1 Jembatan Mas

Arlely mengatakan dukungan guru Sejak itu pula, kata Arlely, banyak
untuk aktif dalam kegiatan KKG terjadi perubahan positif di sekolah
merupakan salah satu cara agar itu, Mulai dari taman baca, toilet,
kemampuan mengajarnya semakin dan juga pos satpam. Wali murid
berkembang. pun diajak bersama-sama dalam
pembangunan sekolah. Proses
“Dengan guru aktif di KKG. akan pembelajaran di kelas pun berubah;
mendukung pembelajaran guru di tidak lagi terpusat pada guru, tetapi
kelas. Mereka bisa saling belajar pada siswa.
dan saling berbagi informasi
memecahkan masalah-masalah “Keterlibatan orangtua, terutama
pembelajaran di kelas. Selain itu di kelas satu sangat penting dalam
ibadahnya juga dapat karena proses belajar-mengajar di sekolah.
bersilaturahmi,” tukas Arlely. Sejak tahun lalu pula, kami mengajak
orangtua murid terutama kelas satu
Program PINTAR SD untuk terlibat langsung dalam
proses belajar-mengajar,” kata Arlely.
Semua inisiatif itu tak terlepas dari
program Pengembangan Inovasi Para orangtua diajak terlibat
untuk Kualitas Pembelajaran mengajari anaknya dan juga
(PINTAR) yang dikembangkan membantu proses adaptasi. Hal
oleh Tanoto Foundation. Melalui itu dikarenakan siswa kelas satu
Program PINTAR, kepala sekolah, masih malu-malu jika ditinggal
guru, pengawas sekolah, dan komite orangtuanya di kelas, serta kurang
sekolah mendapatkan pelatihan bersemangat. Berbeda jika ditemani
manajemen yang baik pula. orangtua, maka anak tersebut akan
bersemangat belajar dan lebih
Kepala SDN 20/1 Jembatan Mas berani.
Kabupaten Batang Hari, Jambi,
Arlely SPd, mengatakan pada 2018 Menurut Arlely, ide awal keterlibatan
sekolahnya mendapat pelatihan orangtua tersebut berasal dari
PINTAR tersebut. Program tersebut imbauan Kementerian Pendidikan
bertujuan mendukung peningkatan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
kualitas kepemimpinan kepala yang mengajak orangtua untuk
sekolah, manajemen sekolah, mengantarkan anaknya pada hari
pembelajaran aktif, dan budaya baca. pertama sekolah.

83
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Dari situ, pihak sekolah dan kepercayaan diri murid, hingga


komite sepakat untuk mengajak bertambahnya kemampuan
para orangtua terlibat langsung komunikasi murid. Semua murid
dalam proses belajar-mengajar di dilibatkan dan harus akif.”
sekolah, khususnya untuk kelas satu.
Keterlibatan orangtua tidak hanya Unjuk Karya Praktik Baik dan
belajar di kelas, tetapi diajak untuk Diseminasi
peduli lingkungan sekolah.
Pada Juli 2019 juga diselenggarakan
“Pelatihan ini membawa dampak pameran unjuk karya praktik
positif untuk pembangunan dan baik program PINTAR, yang
proses belajar-mengajar di sekolah diselenggarakan Tanoto Foundation
kami.” bekerja sama dengan Pemerintah
Kabupaten Batang Hari. Pameran
Kemudian untuk guru pun itu diikuti sebanyak 26 sekolah dan
mendapatkan pelatihan bagaimana madrasah memamerkan berbagai
mengubah pola pelajaran yang kini kreativitas guru dan siswa di sekolah
tak lagi terpusat pada guru. Guru tak sebagai hasil dari pembelajaran
lagi menjadi satu-satunya sumber sehari-hari.
pengetahuan, melainkan fasilitator
bagi siswa. Meski tak mudah, Arlely Stuart Weston, Penasihat Pogram
mengajak para guru untuk berubah. PINTAR menyatakan pameran
Siswa harus aktif dan guru tak melulu tersebut bisa dilihat oleh sekolah
ceramah di depan kelas. dan madrasah nonmitra, sehingga
bisa menjadi inspirasi praktik baik
Arlely mengakui pada mulanya agak bagi sekolah-sekolah lain.“Kita bisa
kesulitan mengubah pola mengajar melihat siswa yang sangat percaya
guru yang konvensional menjadi diri menampilkan hasil belajar di
siswa yang aktif. Tapi perlahan-lahan, kelas. Hal ini yang kita harapkan
perubahan itu terjadi. Saat ini, di terjadi dalam semua pembelajaran
setiap proses pembelajaran siswa di kelas. Kami percaya dengan
menjadi aktif dan guru hanya jadi pendidikan yang berkualitas akan
fasilitator. mempercepat kesetaraan peluang,”
kata Stuart.
“Ada banyak hal pelajaran yang
bisa diambil dari metode seperti Selain pameran yang menampilkan
itu,” kata Arlely, “Seperti kerja hasil karya siswa dan guru, beberapa
sama antarmurid, meningkatnya siswa juga menunjukkan hasil dari

84
SDN 20/1 Jembatan Mas

Siswa dibiasakan mempresentasikan hasil karyanya untuk melatih kemampuannya


mengomunikasikan ide atau pendapatnya.

pembelajaran aktif memakai unsur Kami akan memastikan para siswa


Mengalami, Interaksi, Komunikasi, di Batang Hari mendapatkan
dan Refleksi (MIKiR) di masing- pembelajaran yang berkualitas,” kata
masing stand pameran. Kepala Dinas Jamilah.
Pendidikan Batang Hari, Jamilah
menyampaikan komitmennya untuk Pada tahun 2019, sudah lebih dari
menyebarkan pelatihan Program 90 sekolah dan madrasah di Batang
PINTAR di sekolah-sekolah yang Hari mendiseminasikan pelatihan
belum mendapatkan pelatihan. Program PINTAR dengan dana BOS
atau dana mandiri guru. Dengan
“Kami telah menyiapkan anggaran demikian sekolah di Batang Hari bisa
Rp1 miliar di tahun 2020 untuk mendapatkan pelatihan sehingga
melatih para guru, kepala proses pembelajaran di kelas berjalan
sekolah, dan pengawas dengan optimal dan kualitas pendidikan di
memanfaatkan fasilitator dan daerah itu semakin meningkat.
modul pelatihan Program PINTAR.

85
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Peran serta masyarakat (PSM), orangtua siswa dilibatkan menjadi narasumber pembelajaran di SDN
2 Patukangan.

86
SDN 2 Patukangan

UBAH SISTEM
PEMBELAJARAN RUTINITAS
JADI MENYENANGKAN
oleh Maria Fatima Bona, Jurnalis Suara Pembaruan

Man jadda wajada. Where there is a will there is a way. Barangsiapa


bersungguh-sungguh pasti ada jalan untuk mendapatkan hasil.
Ungkapan itu yang cocok untuk disematkan kepada Ninik Chaeroni,
Kepala SDN 2 Patukangan Kendal Jawa Tengah. Walaupun sekolahnya
bukan mitra Tanoto Foundation, tetapi kesungguhan Ninik untuk
mengadopsi pola MIKiR dan MBS sangat besar. Dengan dana sendiri,
guru-gurunya diikutsertakan dalam pelatihan dengan biaya sendiri dan
didorong untuk menerapkannya saat mengajar. Juga didorongnya
guru untuk ikut KKG untuk dapat berbagi pengalaman dengan
guru sekolah lain. Itulah yang menjadi jalan meningkatnya mutu
pembelajaran di SDN 2 Patukangan.

Kendal, Jawa Tengah - Rumah yang kepala sekolah bertangan dingin


kokoh harus didasarkan dengan yang mampu membawa perubahan
fondasi yang kuat. Hal ini juga di SDN 2 Patukangan, yang terletak
berlaku untuk urusan pendidikan. di Jl Wali Gembyang, Kecamatan
Kemajuan sebuah sekolah tidak Kendal, Jawa Tengah. Pasalnya,
terlepas dari peran dan kepiawaian saat ini sekolah tersebut mengalami
seorang kepala sekolah. Sebagai banyak perubahan pada sistem
seorang pemimpin, kepala sekolah pembelajaran dari konvensional,
harus berani melakukan inovasi untuk siswa duduk berbaris, guru lebih
perubahan yang lebih baik bagi guru, banyak berceramah, kelas kosong
siswa, serta lingkungan sekolah. tanpa ada pajangan siswa menjadi
kelas yang menarik dengan nuansa
Ninik Chaeroni termasuk salah satu sekolah yang menyenangkan.

87
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Hal ini terlihat nyata ketika memasuki disuguhi oleh lemari kaca yang
lingkungan SDN 2 Patukangan. berisi puluhan piala dan piagam
Sekolah yang terletak di Pusat Kota keberhasilan sekolah tersebut.
Kendal dan tidak jauh dari pusat
Pendopo Kabupaten Kendal tampak Ninik menuturkan, metode
asri. Sekolah berbentuk huruf U, pembelajaran aktiflah yang menjadi
di terasnya ditanami berbagai kunci perubahan sekolahnya. Di
macam bunga yang membuat mata mana dia harus bekerja keras
memandang tampak menyejukkan meyakini para guru untuk mengubah
dan membuat siapa saja betah cara pandang. Pasalnya, para guru
berada dalam kurun waktu lama di ini telah bertahun-tahun terjebak
tempat itu. dengan rutinitas pembelajaran yang
kaku, sehingga sulit untuk berubah.
Tidak hanya tampak luarnya saja
yang menarik, setiap ruang kelas “Butuh ketelatenan untuk mengubah.
juga mengalami perubahan. Dinding Membawa sesuatu hal yang baru
kelas yang awalnya kosong sekarang tidak bisa cepat. Ini tidak mudah.
sudah dipenuhi oleh hasil karya Saya harus membangun semangat
siswa yang dipajang. Terdapat juga mau berubah dan mau belajar
pojok baca di semua kelas. Gambar kepada para guru yang selama ini
dominan dalam kelas adalah pohon telah terbiasa menerapkan metode
literasi dan pohon refleksi yang berceramah di depan kelas, lebih
berdaun lebat dari kertas berwarna- berfokus pada buku paket, atau
warni hasil karya para siswa. menulis di papan tulis,” ujar wanita
berkerundung itu saat ditemui di
Bangku berbaris tidak tampak lagi, acara Unjuk Karya Praktik baik
semua ditata berbentuk kelompok Pembelajaran, Manajemen Berbasis
kecil sekitar enam atau tujuh siswa Sekolah, dan Budaya Baca di
untuk memudahkan mereka Pendopo, Kabupaten Kendal, Rabu
berkolaborasi sehingga tercipta (31/7).
lingkungan belajar yang kondusif
serta menyenangkan seperti pesan Ninik mengatakan, semangat untuk
Ki Hajar Dewantara. melakukan perubahan di sekolah
yang ia pimpin ini terwujud berbekal
Kesan pertama ini, terus berlanjut pengalaman menjadi fasilitator
ketika kaki melangkah menuju daerah Kendal dari program
sebuah ruangan yang tak lain adalah Pembelajaran Aktif, Manajemen
ruang kepala sekolah. Mata langsung Berbasis Sekolah (MBS) dan Budaya

88
SDN 2 Patukangan

Ninik Chaeroni (kanan), Kepala SDN 2 Patukangan sedang mendampingi guru dalam pembelajaran.

Baca dari Program PINTAR Tanoto menarik untuk diterapkan di


Foundation. Meskipun tidak menjadi sekolah-sekolah. Dengan begitu,
sekolah mitra Tanoto Foundation, untuk dapat meniru segala praktik
Ninik berinisiatif mendesiminasikan baik yang dilakukan sekolah mitra
pelatihan Program PINTAR kepada yang dikembangkan di semua
seluruh guru di sekolahnya. Pasalnya, kelas, sekolahnya memfasilitasi
program MBS ini mendapat sambutan guru untuk mendapatkan pelatihan
dan respons baik dari Pemerintah Program PINTAR serta melakukan
Daerah (Pemda) Kabupaten pendampingan terhadap para
Kendal dalam peningkatan mutu guru dalam menerapkan pelatihan
guru, karena materi pelatihan, dan Program PINTAR.
cara perubahan yang ditawarkan
membawa sesuatu yang berbeda. Bahkan, dia mendorong para
guru untuk mengikuti pelatihan
Mengembangkan Pembelajaran dengan mengunakan dana Bantuan
Aktif di Semua Kelas Operasional Sekolah (BOS). Pasalnya,
sebagai sekolah yang bukan mitra
Ninik yang bergabung menjadi langsung program PINTAR (sekolah
fasilitator kecamatan sejak Oktober diseminasi), sekolahnya hanya
2018 menilai semua praktik baik mendapat pelatihan dan tidak
serta modul pembelajaran yang mendapat dukungan dana seperti
ditawarkan oleh Program PINTAR sekolah mitra.

89
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Selanjutnya, agar tetap mendapat mitra dengan bergabung pada di


informasi terbaru, Ninik rutin group Facebook Forum Peningkatan
mengikuti pertemuan antara Kualitas Pendidikan untuk
kepala sekolah dengan guru untuk mempelajari praktik-praktik baik
membahas pembelajaran. Ninik dari sekolah-sekolah mitra Program
yang juga menjabat sebagai PINTAR. “Para guru mempunyai
ketua Kelompok Kerja Kepala media sosial, maka kami manfaatkan
Sekolah (KKKS) Kecamatan Kendal untuk melihat praktik baik yang
ini mendorong para guru di selalu di-update oleh sekolah mitra,”
sekolahnya untuk mengikuti praktik ujarnya.
baik Program PINTAR yang telah
dikembangkan pada Kelompok Kerja Meningkatkan Peran Serta
Guru (KKG). Perlu diketahui bahwa Masyarakat
Tanoto Foundation juga mendukung
KKG dan Musyawarah Guru Mata Selain melakukan perubahan
Pelajaran (MGMP), sehingga para terhadap para guru, Ninik juga
fasilitator Tanoto Foundation juga menyebutkan, kesuksesan belajar
melatih KKG dan MGMP. anak tidak terlepas dari peran
dan dukungan dari orangtua dan
Untuk mendorong semangat lingkungan. Dalam hal ini, dia
para guru, Ninik rutin melakukan mengaktifkan penguyuban kelas.
pertemuan dengan para guru untuk Dengan masing-masing kelas
membahas pembelajaran serta memiliki grup penguyuban.
mendukung penuh segala inovasi
yang dilakukan para guru dalam Grup tersebut sebagai ruang
kegiatan pembelajaran. Bahkan, orangtua untuk terlibat aktif dalam
Ninik rajin membagi informasi kegiatan anak di sekolah. Sehingga
praktik baik dari sekolah lain untuk orangtua dapat bersama-sama
mendorong semangat para guru menyelesaikan masalah yang sedang
melaksanakan pembelajaran aktif dihadapi sekolah. Pasalnya, forum
melalui grup diskusi di WhatsApp. penguyuban kelas merupakan
“Saya selalu membagikan gambar ruang komunikasi orangtua untuk
atau praktik baik, dan saya melihat mengetahui kebutuhan dan kepeluan
para guru tertarik,” ujarnya. anak dalam pembelajaran.

Dengan begitu, selain pelatihan para Dalam hal ini, orangtua dan guru
guru disarankan untuk mengikuti dapat menjalin komunikasi setiap
perkembangan praktik baik sekolah hari melalui WhatsApp Group (WAG)

90
SDN 2 Patukangan

Dokter kecil SDN 2 Patukangan memeriksa bak penampungan air toilet sekolah, memastikan tidak
ada jentik-jentik nyamuk.

dalam wadah peguyuban kelas. Untuk itu, keberadaan penguyuban


Orangtua bisa memantau proses kelas dapat membantu mencari
pembelajaran di kelas dari foto atau solusi. Bahkan, mereka sendiri masih
informasi yang dikirimkan guru mendonasikan buku untuk menjadi
kelas. Sedangkan guru kelas juga koleksi perpustakaan.
bisa mendapatkan laporan dari para
orangtua tentang kegiatan membaca Selain itu Ninik menuturkan, untuk
anaknya di rumah. “Semua kelas ada membantu keterlaksanaan program
penguyuban kelas, jadi informasi dari kelas aktif, pihak sekolah memberikan
sekolah bisa diskusikan penguyuban kesempatan pada orangtua siswa
kelas melalui WAG,” ujar Ninik. sebagai narasumber kegiatan
sekolah, seperti memperingati hari
Ninik menyebutkan kendala yang besar nasional atau hari besar
dialami sekolah salah satunya keagamaan, memanfaatkan dunia
pemenuhan kebutuhan anak untuk usaha di sekitar sekolah dalam
mendukung budaya literasi. SDN menunjang proses pembelajaran
2 Patukangan memiliki ruang seperti radio, bank sampah, kantor
perpustakaan namun tidak memiliki dinas pemerintah, dan lembaga
koleksi buku yang memadai. Padahal, swasta.
dalam menanamkan budaya baca
ketersediaan buku sangat penting. Pihak swasta yang terlibat dalam

91
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Kegiatan budaya baca membaca buku bacaan yang disukai selama 15 menit.

kegiatan literasi diantaranya dari bersih. Ketiga, bekerja sama dengan


kalangan Dunia Usaha dan Dunia radio daerah untuk melatih para
Industri (DUDI) dan lembaga siswa membuat iklan elektronik dan
pemerintah yang berada di sekitar menyiarkannya.
sekolah. Pertama; SDN 2 Patukangan
menggandeng penerbit buku untuk Mengembangkan Program Budaya
mengadakan pelatihan kepada para Baca Kelas dan Sekolah
siswa bagaimana meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis Ninik mengatakan budaya membaca
melalui pelatihan penulisan cerpen menjadi bagian dari pembelajaran
tiga paragraf. aktif yang dikembangkan di
sekolahnya. Dalam hal ini, para siswa
Rencananya karya para siswa tersebut wajib membaca senyap selama 15
akan diterbitkan. Kedua, bekerja menit setiap hari sebelum Kegiatan
sama dengan dinas lingkungan Belajar Mengajar (KBM) di mulai.
hidup untuk meningkatkan
kesadaran siswa dalam menjaga Kegiatan membaca ini juga menjadi
lingkungan dengan tidak membuang agenda rutin yang dilakukan setiap
sampah sembarangan. Kerja sama ini hari Rabu, yang dikenal sebagai hari
membuahkan hasil sangat fantasis, membaca bersama satu sekolah
lingkungan sekolah tampak sangat dengan sebutan Durasi atau SD Dua

92
SDN 2 Patukangan

Rabu literasi yang dilakukan baik baca sepanjang hari. Sedangkan


secara mandiri atau maupun bekerja untuk pohon refleksi digunakan
sama dengan dunia usaha dan dunia para siswa untuk menuliskan hasil
industri, serta melibatkan alumni. pikirannya tentang hal-hal yang telah
dipelajari dan apa yang masih ingin
Kegiatan Durasi ini mewajibkan dipelajari.
para siswa, guru, serta orangtua
atau pihak manapun yang berada “Pohon literasi dan pohon refleksi ini
di lingkungan sekolah pada hari ada di setiap kelas. Anak sejak awal
Rabu berkumpul di lapangan untuk dibiasakan membaca 15 menit dan
membaca buku selama 15 menit. menulis kembali apa yang mereka
Para siswa ditunjuk secara bergilir baca di pohon literasi ini. Sedangkan
dari kelas satu hingga kelas enam di pohon refleksi mereka menuliskan
untuk tampil menceritakan kembali setelah pelajaran berakhir agar guru
buku yang dibacanya. mengetahui hal apa saja yang terjadi
dalam kelas. Apakah siswa senang
“Kebiasaan membaca bersama ini dengan pembelajaran atau tidak,”
tidak hanya untuk membiasakan kata Sulastri guru kelas I SDN 2
anak tetapi juga melatih keberanian Patukangan saat ditemui di sekolah.
karena setiap Rabu secara
bergantian anak membaca cerita Sulastri menuturkan, pembiasaan
di depan umum untuk didengarkan siswa membaca dan menulis ini juga
bersama. Selain itu, siswa lain didukung oleh suasana kelas yang
diajarkan untuk menghargai teman menyenangkan dengan tampilan
yang sedang belajar karena hal ini kelas yang menarik minat siswa
yang dibutuhkan oleh siswa abad 21, untuk belajar. Dalam hal ini, kelas
bahwa selain pintar secara akademik ditata agar anak belajar berkelompok
harus diperkuat karakternya,” dan berkolaborasi. Kolaborasi untuk
ujarnya. melatih anak bertukar pikiran dan
memecahkan masalah bersama.
Ninik juga menyebutkan, selain baca,
siswa juga didorong untuk menulis Tantangan Sumber Daya Manusia
melalui media pohon literasi di (SDM) abad 21 ini tidak cukup
setiap kelas. Pohon literasi ini setiap memiliki ijazah, harus memiliki
hari bertambah daunnya dari hasil karakter untuk dapat bersaing.
tulisan para siswa. Mereka dapat Literasi yang ditanamkan pada
menulis satu atau dua kalimat untuk para siswa ini menandakan para
menceritakan apa saja yang mereka guru dan tenaga pendidik di SDN 2

93
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Patukangan mulai menyiapkan hal ini untuk dikomunikasikan atau


sedini mungkin sejak siswa memasuki dipresentasikan di depan kelas.
lingkungan sekolah melalui metode
budaya literasi untuk menguasai Samudra Marvellino, siswa Kelas VI
4C; Communication, Collaboration, menuturkan senang dengan konsep
Critical Thinking and Problem baru. Dirinya dapat berkerja sama
Solving, Creativity and Innovation dengan teman satu kelompok untuk
melalui pembelajaran aktif dengan setiap tema yang diberikan para guru.
pendekatan MIKIR atau mengalami, Bocah 11 tahun ini mengaku senang
interaksi, komunikasi, dan refleksi. belajar Matematika karena gurunya
selalu mengunakan alat bantu untuk
Nur Zahroni Fitriyati, guru kelas menjelaskan materi pelajaran. Guru
VI SDN 2 Patukangan menuturkan memberi kesempatan pada siswa
setelah dilatih pembelajaran aktif untuk bekerja sama memecahkan
dengan pendekatan MIKiR oleh para masalah Matematika, setelah mereka
fasilitator dari Tanoto Foundation, memahami, baru dilanjutkan dengan
cara mengajarnya menjadi kreatif. soal latihan.
Ia memanfaatkan sumber daya alam
sekitar untuk menjadi alat peraga. “Saya senang belajar dengan duduk
Jikapun hal tersebut sulit ditemukan, begini (berkelompok,red). Kami
dia menggunakan media video yang belajar bersama-sama. Hanya sering
diambil dari Youtube. juga dibentuk pergantian kelompok,”
ujarnya.
“Seperti belajar tentang proses
perkembangbiakan, misalnya hewan- Mengembangkan Manajemen
hewan yang ukuran besar maka saya Terbuka, Transparan dan Dorong
menggunakan media belajar berupa Diseminasi
gambar atau video,” ujarnya.
Ninik menyebutkan, manajemen
Nur menyebutkan, mengunakan terbuka, dan transparan di
media pembelajaran memberikan sekolah diwujudkan dengan cara
kemudahan kepada para siswa menyusun Rencana Kerja Sekolah
untuk materi pelajaran. Sehingga (RKS) bersama komite sekolah,
dengan kelompok kecil yang telah keterbukaan dalam pelaporan
terbentuk dalam kelas para siswa keuangan sekolah dan kepada warga
berinteraksi dan berdiskusi atau sekolah, serta melakukan evaluasi
bekerja sama. Hasil karya siswa dari berkala terhadap pelaksanaan
pembelajaran tersebut difasilitasi program sekolah sehingga terjadi

94
SDN 2 Patukangan

peningkatan kualitas program secara Kendal dengan menggelar


berkelanjutan. diseminasi pelatihan kelas awal
dengan Modul Program PINTAR
Ninik menuturkan, praktik dengan dana mandiri. Pada Mei
transparansi penggunaan anggaran 2019 lalu, perwakilan masing-masing
di sekolah dilakukan dengan tidak gugus dilatih menjadi fasilitator
menutupi segala informasi sehingga pelatihan di tingkat gugus. Pada Juli
wali murid bisa memantau. Termasuk 2019, 14 orang fasilitator yang telah
ketika ada pembangunan atau menerapkan hasil-hasil pelatihan,
kegiatan apapun selalu diketahui mulai melatih para guru yang berada
oleh komite sekolah, termasuk di wilayahnya.
penggunaan dana BOS untuk
pelatihan guru. “Jumlah guru di kecamatan yang
mengikuti pelatihan diseminasi
Setelah melihat perubahan di Program PINTAR Tanoto Foundation
sekolahnya, Ninik mengajak semua ini sebanyak 228 orang. Kami
kolega kepala sekolah untuk membaginya menjadi 2 gelombang
mendiseminasikan pelatihan Program dan dilaksanakan secara pararel.
PINTAR. Para kepala sekolah juga Gelombang pertama untuk kelas
diajak melihat langsung perubahan tinggi yakni 17-19 Juli 2019 dan kelas
pembelajaran di sekolahnya. Mereka rendah 23-25 Juli 2019,” jelas Ninik
juga diundang bergabung di Group Chaeroni.
Facebook Forum Peningkatan
Kualitas Pendidikan, sarana untuk Setelah pelatihan, peserta
berbagi praktik yang baik. didampingi oleh fasilitator gugus.
Mereka bisa langsung melakukan
Para kepala sekolah langsung refleksi hasil penerapan pelatihan
yakin untuk melakukan diseminasi dalam gugus masing-masing.
Program PINTAR karena melihat Tujuannya agar pembelajaran
implementasi di SDN 2 Patukangan. aktif dengan pendekatan MIKiR,
Mereka melakukan ToT untuk guru- pengelolaan kelas, serta lembar kerja
guru terpilih yang kemudian melatih dengan fokus pada pengembangan
dan mendampingi untuk semua guru pertanyaan tingkat tinggi dapat
di sekolah-sekolahnya. diimplementasi dengan baik.

Mereka memulai dengan kelompok


kerja gugus (KKG) di Kecamatan

95
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Perwakilan kelompok siswa mempresentasikan laporan percobaan tekanan hidrostatis yang dia
kerjakan bersama teman-teman sekelompoknya.

96
SMPN 1 Brangsong

BERBEKAL MIKiR SISWA SMPN I


BRANGSONG JADI PINTAR
Oleh Citra Larasati, Jurnalis Medcom.id

Buku adalah jendela dunia. Prinsip itu yang tampaknya dipegang oleh
Sri Hardanto, Kepala SMPN 1 Brangsong dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolahnya. Oleh karena itu literasi dijadikan pendobrak
kebekuan di sekolahnya. Dan ternyata berhasil. Tidak hanya berhasil
menjadikan membaca sebagai kebiasaan siswa, tetapi juga berhasil
menumbuhkan partisipasi orangtua untuk mendukung program sekolah.

Kendal, Jawa Tengah - Beberapa dengan Tanoto Foundation yang


kejadian “aneh” terjadi di Sekolah telah membuat suasana sekolahnya
Menengah Pertama (SMP) Negeri “aneh”, tak seperti sekolah pada
I Brangsong, Kendal, Jawa Tengah umumnya.
setahun belakangan ini. Suara gaduh
di kelas tak lagi terdengar meski Pada Oktober 2018 lalu, Sri Hardanto
jam pelajaran kosong. Sementara mengikuti Pelatihan Manajemen
beberapa kelas juga kerap tampak Berbasis Sekolah tentang Program
kotor dengan remahan roti hingga Pengembangan Inovasi untuk
botol air mineral bekas. Kualitas Pembelajaran (PINTAR)
yang digagas Tanoto Foundation.
Kepala SMPN 1 Brangsong, Sri
Hardanto mengaku bertanggung Kemudian Sri Hardanto pun
jawab atas suasana tak biasa di menceritakan, berbekal ilmu
sekolah yang dipimpinnya tersebut. yang didapatnya dari pelatihan,
Ia mengatakan ini adalah dampak perubahan besar itu pun terjadi.
dari kemitraan antara sekolahnya Tepatnya setelah ia mengotak-atik

97
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Kepala SMPN 1 Brangsong, Sri Hardanto membuat sekolahnya menjadi pusat perhatian di media
massa karena gerakan literasi sekolah yang dikembangkannya bersama para guru.

tiga program penting di sekolahnya sekolah. Eksekusi pertama dimulai


yang dikawinkan dengan Ilmu dari dengan membentuk Tim Literasi
Tanoto Foundation. Sekolah. Ia mengumpulkan seluruh
guru dan pengurus komite sekolah,
Ketiga program besar itu terkait untuk menyampaikan hasil pelatihan
dengan manajemen sekolah, budaya Program PINTAR Tanoto Foundation.
baca, dan proses belajar di kelas Pertemuan tersebut ditindaklanjuti
yang berorientasi pada pendekatan dengan memetakan potensi di
pembelajaran aktif. Ia bertutur, sekolah, dengan sejumlah target
kegiatan literasi adalah salah utama program literasi jangka
satu yang paling berperan dalam panjang dan pendek yang akan
perubahan besar pada suasana di dicapai di sekolah.
sekolahnya saat ini.
Tim Literasi sekolah itu kemudian
Bentuk Tim Literasi Sekolah digawangi tiga srikandi yang terdiri
dari tiga guru perempuan, yakni
Berbekal pelatihan yang diterimanya, Amalia Hayati, Harini, dan Berka
Sri Hardanto langsung menerapkan Efriana. Kali itu, Harini didapuk untuk
ilmu meningkatkan literasi untuk menjadi Ketua Tim Literasi Sekolah.
menggiatkan budaya baca di Menunjukkan keseriusannya, Sri

98
SMPN 1 Brangsong

Hardanto pun membekali Program diberi kotak khusus untuk dibubuhi


Literasi dengan Surat Keputusan paraf guru pengampu jam pertama.
Kepala Sekolah sebagai payung
pelaksanaan. Tim literasi sekolah memberikan
syarat minimal enam buku yang
Program literasi diputuskan untuk dibaca dalam satu semester.
dimulai sejak menit pertama siswa Ringkasan dari buku ini dikumpulkan
memulai pelajaran di kelas setiap kepada guru Bahasa Indonesia
harinya. Program yang diberi untuk diproses menjadi kumpulan
nama “15 Menit Membaca Sebelum ringkasan hasil karya siswa.
Pembelajaran” ini mewajibkan setiap
siswa SMPN 1 Brangsong mengawali 15 menit setiap hari, hanya
hari belajarnya dengan membaca merupakan langkah kecil untuk
buku bacaan. membiasakan budaya baca pada
siswa. Sasaran utamanya tentu
Sumber buku bacaan bisa berasal saja pada pembiasaan yang lebih
dari buku yang dibawa siswa dari permanen meski siswa tak berada di
rumah, maupun buku yang sudah sekolah.
ada di Pojok Baca kelas maupun
perpustakaan kelas. Buku yang Program ini pun dinilai berhasil.
dibaca wajib bukan buku pelajaran, Sebab kini tak sedikit siswa yang
namun harus buku nonpelajaran kerap memboyong buku-buku dari
alias fiksi atau nonfiksi. Pilihannya perpustakaan sekolah ke rumah.
tentu bisa novel hingga komik. Buku Kini, tidak sedikit siswa yang mampu
dapat dipilih sesuai dengan hobi dan membaca enam buku dalam waktu
kesukaan siswa. satu semester.

Tak berhenti pada kegiatan membaca, Bahkan buku Harry Potter setebal
menit berikutnya dilanjutkan dengan ratusan halaman pun tidak sedikit
kegiatan meringkas apa yang siswa yang tuntas melalapnya hanya
telah dibacanya dalam 15 menit dalam beberapa hari saja. “Di rumah
tersebut. Siswa diberikan waktu saya memiiki koleksi lebih dari 100
untuk menuliskan judul dan capaian buku. Buku cerita yang paling saya
membaca hari itu pada sebuah jurnal senangi adalah Harry Potter dan
membaca. Kecil-Kecil Punya Karya. Saya jadi
terinspirasi punya buku dan menjadi
Jurnal yang dimiliki setiap siswa penulis seperti mereka,” ungkap
ini berbentuk buku tulis biasa yang Annisa Gawe siswa kelas VIII.

99
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Program lain juga dibuat sekolah dengan tingginya minat membaca


untuk menguatkan literasi, yakni siswa, seringkali buku-buku tersebut
melalui program Pojok Baca di telah ludes dilalap hanya dalam
setiap kelas. Seperti namanya, waktu beberapa hari saja. “Jumlah
sekolah memanfaatkan setiap pojok buku bacaannya kurang, selama ini
kelas untuk diisi dengan buku-buku buku sebagian dibawa dari teman-
bacaan. Tak ayal, keberadaan Pojok teman sendiri,” ujarnya.
Baca kini menjadi spot terfavorit
setiap siswa saat berada di kelas. Galang Bantuan Buku

Kegiatan membaca kini tidak lagi Soal pasokan jumlah buku ini
harus menaiki belasan anak tangga sebenarnya telah diantisipasi Tim
untuk menuju perpustakaan sekolah Literasi Sekolah, yakni melalui
yang terletak di lantai dua. “Buku program menggalang penyediaan
bacaan mudah diakses kapan saja, buku bacaan dari orangtua. Selain
bisa diskusi isi buku novel maupun memanfaatkan buku bacaan
pelajaran di sela-sela pergantian dari perpustakaan, sekolah juga
guru mata pelajaran,” ungkap Saskia menggalang bantuan buku bacaan
Maulina, salah satu siswi di SMPN I dari orangtua melalui program “Satu
Brangsong. Buku Satu Siswa”.

Bahkan di saat jam kosong, yakni Program ini disosialisasikan kepada


ketika guru sedang absen mengajar orangtua sejak pertemuan wali
karena satu halangan seperti sakit murid di awal tahun. Walaupun
atau sedang mengikuti seminar di diminta hanya satu buku saja, namun
luar sekolah, suasana kelas pun tak respons orangtua murid ternyata
lagi gaduh. Bahkan menjadi sangat sangat positif.
kondusif berkat Pojok Baca tersebut.
Tak sedikit orangtua yang rela
“Tidak ada lagi kelas ramai saat menghibahkan lebih dari satu
jam kosong, semua menjadi betah untuk sekolah. Buku yang masuk
berada di kelas,” kata Lina. dikumpulkan terlebih dahulu
oleh pengurus kelas, didata, lalu
Ia berharap Pojok Baca di kelas diinventarisir oleh siswa bersama
dapat dibuat lebih menarik lagi ke wali kelas. Kriteria buku yang bisa
depannya. Terutama bagaimana dibawa ke sekolah, di antaranya
caranya agar pasokan buku bacaan harus jenis buku yang sesuai dengan
baru terus diperbanyak. Sebab usia perkembangan siswa, ukuran

100
SMPN 1 Brangsong

Kegiatan budaya baca SMPN 1 Brangsong menarik MetroTV memberitakannya. Sekolah meresmikan
taman baca sekolah untuk mendorong minat membaca siswa.

tidak boleh terlalu kecil, buku tebal untuk membaca buku lain di luar
diperbolehkan, begitu juga komik yang disediakan Pojok Baca di
diizinkan masuk ke dalam sekolah. kelasnya. Hal ini dilakukan untuk
“Yang terpenting konten buku tidak mengantisipasi kejenuhan karena
mengandung unsur pornografi,” kehabisan bahan bacaan di kelas.
tegas Sri Hardanto.
“Biasanya pertukaran buku antarkelas
Program ini telah dilakukan dua kali dilakukan dua bulan sekali, mereka
dalam setahun belakangan. Jika secara sadar dan sukarela menukar
satu kelas ada 32 siswa dengan 27 buku yang telah dibacanya kepada
rombongan belajar, maka selama temannya,” terang Sri Hardanto.
setahun ini saja sekolah sudah
berhasil menghimpun setidaknya Buat Taman Baca
1.728 buku bacaan untuk siswa.
Program Literasi Sekolah kemudian
Buku bacaan ini dirotasi sesuai meluas, tidak hanya berkutat di
kesepakatan antarkelas agar setiap dalam kelas. Tim Literasi Sekolah juga
kelas bisa mendapatkan kesempatan menggagas Taman Baca yang dibuat

101
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Siswa Kelas IX-I SMPN 1 Brangsong sedang menata pajangan cerpen yang mereka buat.
Pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKiR yang diterapkan guru membuat para siswa menjadi
lebih kreatif dalam pembelajaran.

di sudut dan halaman belakang Brangsong. Taman baca ini, menurut


sekolah untuk memperkuat atmosfer Agus, juga bisa menjadi percontohan
literasi di sekolah. Pemanfaatan bagi sekolah lain di seluruh
Taman Baca ini diresmikan langsung Kabupaten Kendal. “Semakin banyak
oleh Kepala Dinas Pendidikan Kendal, membaca, maka akan bertambah
Agus Rifai. pengetahuan yang didapatkan,”
terang Agus kala itu.
“Taman baca ini bisa meningkatkan
minat baca siswa. Selain itu bisa Selain itu, ada pula program “Jam
menekan penggunaan gadget di Wajib ke Perpustakaan”, semua
kalangan siswa. Harapannya sebagai siswa per kelas juga telah menyusun
generasi muda, siswa harus terus jadwal mengunjungi perpustakaan.
difasilitasi membudayakan literasi Kegiatan ini terintergrasi dalam
melalui gemar membaca,” kata kegiatan pembelajaran Bahasa
Kepala Dinas Pendidikan dikutip Indonesia.
saat peresmian Taman Baca SMPN 1

102
SMPN 1 Brangsong

Kegiatan mengunjungi Kegiatan teranyar di hari Jumat


perpustakaan ini juga ini melibatkan semua kelas untuk
dimanfaatkan untuk studi literasi membaca bersama. “Di kelas 15
dan studi pustaka yang bertujuan menit membaca, kemudian lima
untuk semakin menguatkan menit meringkas. Selain hasil
literasi siswa. Hal ini akan ringkasan ini dimasukkan ke dalam
berdampak pula pada semakin penilaian, hasil tulisan siswa juga
akrabnya siswa dengan buku dan banyak yang dimasukkan ke dalam
perpustakaan. buletin sekolah,” kata Masruch.

Kemudian, sekolah juga membuat Kemudian guru kelahiran Kendal


gerakan Jumat Literasi untuk ini menceritakan, bahwa berkat
Guru dan Siswa Pemanfaatan menjalankan program dari Tanoto
taman baca wajib digunakan dalam meningkatkan literasi di
saat hari Jumat literasi. Pada sekolah ini, sekarang SMPN I
hari ini, semua warga sekolah Brangsong berhasil menerbitkan
wajib duduk di halaman kelas buletin berupa majalah sekolah.
dan taman baca untuk kegiatan
membaca buku bersama-sama. Sebelum penerbitan majalah,
sejumlah siswa dipilih untuk
Sekitar 30 menit baik guru, kepala mengikuti pelatihan jurnalistik.
sekolah, siswa, penjaga kantin Sekolah menggandeng grup surat
bahkan tamu diminta untuk kabar Suara Merdeka dan Radar
membaca buku nonpelajaran. Pekalongan untuk menjadi pelatih
“Setelah selesai membaca mereka jurnalisistik bagi siswa.
akan disuguhi presentasi dari siswa
dan guru tentang buku yang telah “Tahap awal ada 40 siswa yang
dibaca,” kata Sri Hardanto dilatih wartawan dari grup Suara
Merdeka. Dana diambilkan dari
Guru Agama di kelas IX SMPN 1 Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
Brangsong, Masruch mengatakan, tambahannya dari sumbangan
sebelumnya, setiap Jumat di SMPN orangtua,” terang Masruch.
1 Brangsong hanya ada kegiatan
Jumat Bersih, Jumat Sehat dan Para siswa dilatih menulis dan
Ibadah, namun sekarang sudah didampingi sampai menerbitkan
ditambahkan satu kegiatan bernama sebuah buletin sekolah yang bernama
Jumat Literasi. Spebranesha. Buletin ini berisi
tentang berita aktivitas siswa, hasil

103
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

karya siswa dalam pembelajaran, dan oleh kepala sekolah agar semua
kegiatan-kegiatan rutin sekolah. guru menerapkan pembelajaran
aktif adalah melakukan supervisi
Dalam waktu dekat SMPN I Brangsong menggunakan pendekatan unsur
juga akan menambah agenda Jumat belajar aktif MIKiR .
Kesenian. “Selain untuk refreshing,
ini juga untuk menghaluskan rasa Sekolah mengembangkan instrumen
peserta didik,” imbuh lulusan IAIN pengamatan pembelajaran MIKiR
Yogyakarta (Sekarang UIN Sunan yang telah dimodifikasi. Tim Supervisi
Kalijaga) ini. yang terdiri dari kepala sekolah dan
guru senior yang telah menerapkan
Pembelajaran Aktif MIKiR melakukan supervisi terjadwal
untuk memastikan bahwa guru-guru
Selain program Literasi Sekolah, menerapkan pembelajaran aktif
Sri Hardanto juga menyebarkan tersebut.
virus MIKiR (Mengalami, Interaksi,
Komunikasi, dan Refleksi) yang Dampaknya, sebagian besar guru
ia dapat dari Pelatihan Program sudah terbiasa melaksanakan
PINTAR Tanoto Foundation. Program pembelajaran aktif dengan unsur
ini memfasilitasi siswa dalam MIKiR. Hak-hak anak untuk
mengembangkan hasil karyanya. mendapatkan pembelajaran
berkualitas pun secara tak disadari
Pembelajaran guru-guru di kelas sudah terpenuhi. Di samping
juga telah bertransformasi dari kegiatan budaya baca juga telah
pembelajaran konvensional menjadi konsisten dilaksanakan di kelas.
pembelajaran aktif.
Annisaa Rohmatul Gawe, salah
Walaupun belum semua guru satu siswi mengaku, pembelajaran
mendapatkan kesempatan untuk berbasis MIKiR ini membuatnya tak
dilatih MIKiR, namun mereka perlu menguras otak berlebihan
berinisiatif untuk belajar kepada hanya untuk menghafal rumus.
guru yang telah dilatih. Rumus-rumus yang bagi banyak
siswa jelimet dan menakutkan
menjadi lebih mudah dipahami,
Terkait program ini, sekolah
karena dipraktikkan dan dialami
membentuk Tim Supervisi MIKiR
langsung dalam pembelajaran di
dan Paguyuban Kelas sebagai
kelas.
salah satu cara yang dilakukan

104
SMPN 1 Brangsong

Siswa kelas VIII sedang melakukan percobaan tekanan hidrostatis. Pembelajaran berpraktik seperti
itu membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

“Saya jadi lebih mengerti materi- Sekarang dengan kertas berwarna


materi belajar yang selama ini hanya tak hanya bisa berkreasi, tapi juga
dijelaskan lewat rumus, karena lebih mudah memahami pelajaran,”
dalam praktik itu kita didorong untuk ujar siswi kelahiran 5 Desember 2007
mengalaminya sendiri,” ungkap Nisa. itu.

Pernyataan senada juga disampaikan Paling disuka dari produk metode


Saskia Maulina yang mengaku belajar ala Tanoto Foundation ini,
pembelajaran di kelas kini tak lagi kata siswi yang akrab disapa Lina
membuatnya mengernyitkan dahi. ini adalah terciptanya suasana
Guru tak melulu berada di muka kelas yang lebih asyik. Berkat
kelas sembari memegang spidol metode belajar MIKiR ini pula, nilai
ataupun kapur tulis. matematika Lina menjadi lebih baik.
“Dulu nilai seringnya 80, sekarang
Materi belajar tentang Aljabar atau minimal bisa mencapai 90,” imbuh
Tekanan hidrostatis misalnya, bisa Lina.
dikawinkan dengan berbagai alat
peraga, seperti kertas warna warni Terkait pembelajaran MIKiR ala
sebagai media belajar. Tanoto Foundation, Masruch juga
merasakan betul adanya perubahan
“Di kelas sekarang disiapkan dalam pembelajaran di kelas saat
banyak kertas berwarna sebagai ia mengampu pelajaran Pendidikan
media belajar. Dulu hanya ditulis di Agama Islam. MIKiR ini kerap ia
papan tulis, belajar aljabar jadi sulit. terapkan saat memasuki materi

105
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

tentang zakat, haji dan berkurban. “Dengan program yang dikemas


Tanoto dengan MIKiR ini menantang
Umpamanya di kelas IX memasuki daya kreativitas saya sebagai guru,”
materi zakat, biasanya ada materi terang pria 58 tahun ini. Sebab
praktik menghitung zakat. Kemudian menurutnya, laboratorium yang
tema haji, dikreasikan dengan dimiliki sekolah-sekolah “pelat
memutarkan video perjalanan haji. merah” kebanyakan sangat tidak
Lalu ketika materi masuk pada tema menarik dan bahkan fasilitas yang
penyembelihan hewan kurban yang dimiliki sangat terbatas.
sesuai syariat Islam, Masruch pun tak
ragu-ragu untuk mempraktikkannya Hal tersebut, menurut Roziqin, kerap
langsung. membuat guru tidak tertantang
bahkan sering menimbulkan
“Pernah saya minta anak membawa ketergantungan pada alat-alat
ayam hidup sebagai contoh, praktik dari pemerintah.
diajarkan bagian mana yang harus
disembelih, dan bagian mana yang Berbekal pelatihan MIKiR itu, tak
nadinya harus benar-benar putus,” sabar untuk langsung dipraktikkan
bebernya Roziqin di dalam kelas IPA-nya. “Kini
saya tertantang untuk membuat alat
Kisah sukses senada tentang peraga bersama siswa, kalau dulu
pembelajaran MIKiR juga dialami alat-alat di-drop dari pemerintah.
Roziqin, guru mata pelajaran Ilmu Kini anak-anak pun merasa senang
Pengetahuan Alam (IPA) kelas VII belajar dan praktik di laboratorium,”
dan IX. Ia merupakan salah satu guru ungkap mantan kepala sekolah
yang mengikuti pelatihan Tanoto SMPN I Pegandon, Kendal ini.
Foundation di Tirto Arum, Kendal
pada 2018 lalu. Ia mencontohkan dalam materi
model cell, Roziqin menggunakan
Guru jebolan Universitas Negeri media belajar roti dan pewarna
Yogyakarta ini mengaku sangat makanan, dan styroform. Kemudian
antusias mengikuti pelatihan yang saat belajar materi Tekanan
digelar selama tiga hari tersebut. Hidrostatika, Roziqin memanfaatkan
Pelatihan yang memperkenalkan botol plastik bekas air mineral yang
MIKiR itu diakuinya membawa kemudian dilubangi di sisi-sisinya.
suasana baru baginya dan siswa di
kelas, “Setiap lubang ketika ditutup dan
dibuka akan memiliki tekanan

106
SMPN 1 Brangsong

yang berbeda. Kadang ia juga Hasil pelajaran yang mengasyikan


menggunakan minyak sebagai itu pun telah berhasil mendongkrak
pengganti air, untuk mengetahui nilai akademik peserta didik, selain
tekanan hidrostatis dengan massa tentunya juga meningkatkan
jenis yang berbeda,” ujar guru antusiasme belajar di dalam kelas.
pengampu IPA di empat kelas ini.
“Ini ibarat memindahkan
Dengan metode MIKiR, membuat laboratorium di dalam kelas. Karena
jam pelajaran lima jam dalam banyak praktik yang kemudian cukup
seminggu pun terasa kurang karena dilakukan di kelas. Memang sih kelas
siswa sangat menikmatinya. “Dua menjadi kotor dengan bahan peraga,
jam praktik, tiga jam untuk teori,” tapi itu bisa dibersihkan, kotornya
imbuhnya, kelas sangat terbayar dengan hasil
yang diraih siswa,” tutup Roziqin.

Siswa kelas VII mengunjungi pajangan hasil karya teks cerita fantasi yang dibuat oleh kelompok lain.
Mereka saling belajar dari hasil karya teman-temannya. Pembelajaran aktif di SMPN 1 Brangsong
dapat berjalan efektif karena mendapat dukungan dari kepala sekolah.

107
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

SDN 122375 Pematang Siantar menyediakan buku-buku bacaan yang menarik yang ditempatkan
di pojok baca kelas dan di halaman kelas untuk memudahkan siswa mengakses buku-buku bacaan
sehingga minat membaca siswa meningkat.

108
SDN 122375 Pematang Siantar

MEMBENTUK DAN MEMIMPIN


“SUPER TEAM”
Oleh Dhita Seftiawan, Jurnalis Harian Umum Pikiran Rakyat

Ketika beberapa vektor dijumlahkan, resultannya akan maksimal jika


kekuatan masing-masing vektor besar dan arahnya sama. Konsep
Fisika ini yang diterapkan Murniati Nasution dalam memimpin SDN
122375 Pematang Siantar. Berbekal pelatihan yang didapat dari
Tanoto Foundation, Murniati mulai menggalang semua stakeholder
utama sekolahnya, yaitu guru dan orangtua siswa untuk bersama-
sama meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah. Energi
guru dalam berinovasi dipadukan dengan dukungan orangtua siswa,
sehingga menghasilkan kemajuan sekolah yang sangat cepat.

Pematang Siantar, Sumatera Utara - Murniati menjadi kepala sekolah


Pramoedya Ananta Toer mengatakan, sejak 24 April 2014. Kendati
”Hidup itu sederhana, yang luar demikian, baru pada 2018 beliau
biasa penafsirannya.” Begitulah kira- menemukan cara yang tepat
kira apa yang sekarang dirasakan untuk memulai perubahan. Hal
Murniati Nasution, M.Pd, Kepala SDN itu ia dapatkan setelah mengikuti
122375 Jl. Siak Pematang Siantar, pelatihan yang mendorongnya untuk
Sumatera Utara. Ia sebelumnya lebih banyak berpraktik menerapkan
merasa bingung dan tidak yakin akan pembelajaran aktif, menerapkan
ada perubahan di sekolahnya. manajemen berbasis sekolah,
melibatkan peran serta masyarakat,
Namun Murniati kini selalu bahagia dan mengembangkan budaya baca
ketika berada di sekolah. “Kadang dari Tanoto Foundation.
sampai lupa waktu untuk pulang,”
katanya diiringi tawa berderai.

109
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

“Sejak masuk ke sekolah ini saya meskipun berulang kali mengikuti


ingin membenahi apa yang menjadi beragam pelatihan.
hambatan bagi sekolah untuk maju.
Tiga tahun memimpin tetapi tidak Murniati mengaku kesulitan mengajak
ada perubahan yang signifikan. Niat para guru untuk berinovasi. Selain
dan kemauan saya besar, tetapi saya tidak ada semangat untuk berubah
tidak tahu mau memulai perubahan dari para guru, Murniati sendiri
itu dari mana,” ujarnya. tidak pernah yakin dengan cara-
cara yang dia pakai untuk memulai
Bukan malas yang membuat perubahan. Pasalnya, materi yang
Murniati selalu menemui kegagalan, disampaikannya kepada para guru
tapi keinginan untuk melakukan merupakan materi pembelajaran itu-
perubahan belum menemukan itu saja kurang menarik dan berulang
cara yang tepat. Murniati kerap kali telah didiskusikan.
kebingungan di tengah perjalanan

Pajangan hasil karya siswa tentang hebatnya cita-citaku.

110
SDN 122375 Pematang Siantar

“Triknya seperti apa untuk yang mengikuti pelatihan Kurikukum


memajukan sekolah, saya tidak 2013 dan pembelajaran lain pun
tahu. Apalagi para guru. Kami hanya tak kunjung berkembang. Selesai
mengulang cara-cara lama dengan pelatihan kembali lagi seperti semula
harapan ada hasil yang baru,” tidak ada perubahan.
katanya.
Pencerahan
Merasa penat, Murniati kemudian
memberi kesempatan kepada guru- Murniati mulai pesimistis dengan
gurunya untuk mengikuti pelatihan. keadaan. Ia pasrah jika cita-citanya
Dengan harapan, guru tersebut untuk memajukan sekolah tidak
mampu menemukan hal baru untuk tercapai. Bahkan, awalnya, ia pun
ditularkan kepadanya dan rekan- memilih acuh kepada tim dari
rekan sesama guru. Tetapi, upaya Tanoto Foundation yang pertama
tersebut juga mentok. Para guru kali menawarinya untuk mengikuti

111
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Hasil karya siswa laporan percobaan menemukan kandungan listrik pada buah. Siswa menuliskan
laporan percobaan dengan kata-katanya sendiri.

pelatihan. Ia meyakini, materi kerja keras perorangan. Dengan


pelatihan dari Tanoto Foundation tim yang solid, tujuan yang tadinya
tidak jauh berbeda dengan yang terlihat sangat jauh, menjadi seperti
sudah-sudah. dekat sehingga sangat mungkin
untuk direngkuh.
“Lalu Agustus 2018 saya coba ikut
pelatihan dari Tanoto Foundation. “Saya dikasih berbagai trik untuk
Di situ saya sangat berterima mengubah cara guru mengajar di
kasih, inilah materi pelatihan yang dalam kelas. Tentang tugas saya
saya butuhkan untuk mengubah sebagai manajer, tentang pentingnya
pembelajaran di dalam kelas,” melibatkan orangtua murid.
katanya. Tentang bagaimana cara mengajak
masyarakat untuk turun membantu
Murniati akhirnya sadar. Untuk kemajuan sekolah. Semua saya
melakukan perubahan dibutuhkan dapatkan dari pelatihan di Tanoto
tim yang solid dan satu pemahaman. Foundation. Pelatihan seperti
Bahwa perubahan bukan hasil dari inilah yang selama ini saya tunggu-
tunggu,” ujarnya.

112
SDN 122375 Pematang Siantar

Pelan tapi Maju berkomunikasi saat mengajar di


dalam kelas. Hal itu membuat proses
Pulang dari pelatihan, Murniati kegiatan belajar mengajar menjadi
tidak buang-buang waktu. Senin sangat membosankan. Pasalnya,
pekan kedua Agustus 2018, Murniati guru tidak merangsang siswa untuk
mengumpulkan guru-gurunya untuk mengeluarkan pendapat. Guru hanya
rapat. Ia mempresentasikan semua melihat siswa sebagai objek yang
yang didapat dari Tanoto Foundation harus dididik. Guru tidak bertindak
kepada para gurunya. “Awalnya para sebagai fasilitator yang bisa
guru kurang antusias. Ada juga yang membantu siswa menemukan minat
terlihat bingung. Belum banyak yang dan bakatnya masing-masing.
tertarik,” katanya.
“Perlahan tapi terus maju, cara-cara
Kendati demikian, ia tidak patah lama dalam proses pembelajaran
semangat. Secara perlahan dia terus mulai ditinggalkan. Saya dan guru
melakukan pendekatan personal berpendapat, bahwa pembelajaran
kepada masing-masing guru. seperti itu; komunikasi satu arah
Menjelaskan kepada mereka apa tidak relevan untuk zaman sekarang.
yang akan menjadi tujuan bersama Guru harus memberikan kesempatan
untuk memajukan sekolah tercinta. dan merangsang siswa untuk berpikir
kritis dan aktif berinteraksi. Dengan
“Karena fasilitator di Tanoto begitu, anak-anak akan terbiasa
Foundation bilang, saya harus ikut di berdiskusi, mengeluarkan pendapat
dalamnya, terjun langsung memberi dan sebagainya,” katanya.
contoh dengan tindakan. Ikutlah
saya, saya dampingi mereka. Mana Sejak September 2018 hingga
saja yang selama ini tidak mereka sekarang, setiap guru berkewajiban
mengerti tentang upaya menerapkan menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran aktif, saya diskusikan. belajar mengajar. Ia menegaskan,
Bagaimana menerapkan pendekatan alat peraga sangat penting untuk
pembelajaran MIKiR; mengalami, pemahaman siswa tentang konsep
interaksi, komunikasi, dan refleksi, dan membangun interaksi antara
saya langsung memberikan contoh guru dan para siswa.
dengan praktik,” ujarnya.
Alat peraga juga menjadi perantara
Ia menjelaskan, sebelum mengikuti bagi para siswa untuk mengasah
pelatihan Tanoto Foundation, rasa, jiwa, dan membangun pola
guru yang lebih banyak aktif pikir secara sistematis. “Dengan alat

113
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Murniati Nasution (tengah),


sedang melakukan supervisi
pembelajaran dengan model
pendampingan.

peraga, belajar-mengajar menjadi supervisi, kami berdiskusi perangkat


efektif, mudah dicerna, dan melekat pembelajaran yang disiapkan guru.
dalam pikiran para siswa. Karena ada Dari kegiatan ini saya membantu
proses mengalami langsung dengan guru dalam menyiapkan administrasi
contoh,” katanya. dan persiapan pembelajaran. Saya
juga bisa mengetahui dukungan
Ia menuturkan, sekarang setiap yang perlu diberikan untuk guru
pembelajaran disertai dengan melaksanakan pembelajaran aktif,
Lembar Kerja (LK) siswa. LK seperti alat, bahan, dan media
menjadi instrumen untuk mengukur pembelajaran,” katanya.
pemahaman guru dan siswa dalam
mempraktikan pembelajaran aktif. Pada saat guru mengajar, kepala
“Dulu tak pernah ada. LK ini untuk sekolah menjadi pendamping dalam
mengukur proses pembelajaran aktif proses pembelajaran. ”Setelah
yang sudah diterapkan sejauh mana. supervisi, saya juga mengajak guru
Juga menjadi dasar kepala sekolah berdiskusi hasil pembelajaran.
melakukan supervisi,” ujarnya. Apa yang sudah berhasil dan
apa yang perlu diperbaiki ke
Untuk menjaga motivasi guru depan. Dampaknya, para guru
menerapkan pembelajaran aktif, berlomba meningkatkan kualitas
kepala sekolah rutin melakukan pembelajaran,” katanya lagi.
supervisi pembelajaran. Supervisi
tersebut dilaksanakan dengan model Saat mendampingi pembelajaran,
pendampingan. “Saya membuat kepala sekolah selalu memfoto
kesepakatan waktu supervisi kelas kegiatan pembelajaran yang
dengan para guru. Sehari sebelum mempelihatkan keaktifan siswa.

114
SDN 122375 Pematang Siantar

Foto-fotonya dibagikan melalui operasional sekolah,” ujarnya.


WhatsApp Group (WAG) sekolah.
Saat ini, semua guru sudah memiliki Guyub
gawai yang ada aplikasi WA. Dari
WAG tersebut, para guru termotivasi Murniati mengatakan, dana Bantuan
berlomba menunjukkan yang terbaik Operasional Sekolah (BOS) yang
dalam menerapkan pembelajaran didapat dari pemerintah tidak cukup
aktif. untuk memenuhi semua kebutuhan
sekolah. Dana BOS terkuras untuk
“Ternyata efektif. Para guru bisa membayar upah guru honorer dan
melihat gambaran pembelajaran perbaikan fasilitas fisik ruang kelas.
aktif, penataan tempat duduk, dan Untuk membeli alat peraga, bahan
pajangan hasil karya siswa dari WAG pembelajaran, dan lain-lain, nyaris
tersebut. Mereka bisa saling bertanya tidak ada.
dan berbagi tips untuk melakukan
perubahan di kelas,” tukasnya. “Tidak cukup untuk menerapkan
pendekatan pembelajaran aktif
Ia mengakui, proses membangun MIKiR. Lalu saya melibatkan
tim yang solid di antara sesama orangtua siswa. Kalau orangtua
guru tidak membutuhkan waktu tidak peduli, sekolah tidak akan
lama. Pasalnya, Murniati kerap maju. Sebelum saya mendapatkan
memberikan solusi konkret jika ada pelatihan itu, saya tidak tahu triknya.
guru yang belum paham tentang Selama ini hanya saya dan guru saja
praktik baik dari pembelajaran aktif. yang memikirkan kemajuan sekolah,
Kendati demikian, ucap Murniati, ternyata tanpa dukungan dan peran
kekompakan yang dibangun oleh serta masyarakat sekolah sulit untuk
para guru saja ternyata tidak cukup berkembang dan maju,” katanya.
untuk memajukan sekolah. SDN
122375 butuh logistik untuk bisa Ia mengaku, melibatkan orangtua
menerapkan metode pembelajaran siswa dalam membangun sekolah
aktif secara berkelanjutan lebih rumit ketimbang mengajak guru
untuk berubah. Jangankan untuk
“Saya sudah tahu caranya. Guru urusan dana, saat dia mengundang
sekarang sudah satu visi, satu para orangtua siswa untuk rapat saja
pemahaman. Tinggal bagaimana tidak direspons positif. Hal itu karena
mengajak orangtua siswa untuk sebagian besar orangtua siswa
mau berpartisipasi aktif. Terutama memang bukan berasal dari kalangan
untuk gotong-royong mendukung ekonomi menengah ke atas.

115
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

“Lalu saya bentuk paguyuban Guru Senang, Siswa Gemilang


sekolah. Orangtua siswa yang
menyusun siapa ketuanya segala Guru Kelas IV SDN 122375, Elya
macam. Mulailah orangtua kami Rosa Harahap terlihat antusias
libatkan untuk membahas kebutuhan memberikan pelajaran kepada para
pembelajaran untuk anak-anaknya. siswanya. Ia menggunakan media
Ruang pojok baca itu ide dan dananya pembelajaran faktorisasi prima yang
dari orangtua siswa. Sekarang, membuat para siswanya terlibat
kegiatan 17 Agustus, sekolah tidak aktif dalam pembelajaran. Kelasnya
mengeluarkan sepeser pun untuk tampak sangat menarik. Di pojok
kegiatan tersebut. Padahal kami belakang kelas ada sudut baca.
tidak meminta ada perayaan, semua Dinding kelasnya tampak dipenuhi
inisiatif dari paguyuban,” ucapnya. dengan pajangan dan portofolio hasil
karya siswa yang disimpan dalam
Melihat itu semua, guru-guru pun map plastik.
semakin terpacu untuk lebih maju.
Bangkit untuk terus memajukan Misalnya di dinding sebelah
sekolah. Guru-guru mulai sadar kanan, ada mading yang berisi
bahwa sekolah ini sekarang berbeda pajangan laporan percobaan siswa
dengan sekolah lain. Banyak media menemukan energi listrik pada
pembelajaran dan hasil karya anak- beberapa jenis buah-buahan. Siswa
anak yang dikumpulkan dan dipajang menulis dengan kata-katanya sendiri
di dalam ruang kelas. alat dan bahan yang digunakan,
langkah-langkah percobaan yang
“Kami sekarang senang. Orangtua mereka lakukan, sampai membuat
yang selama ini memfasilitasi anak- kesimpulan percobaan.
anaknya juga bisa melihat langsung
bukti fisiknya. Biaya yang mereka Di sisi belakang ada pajangan hasil
keluarkan memang untuk belajar karya siswa tentang hebatnya
dan ada karya nyatanya. Cita-cita cita-citaku yang ditata rapi. Siswa
saya untuk memajukan sekolah mulai menggambar sosok yang menjadi
terlihat. Untuk maju ternyata tidak cita-citanya. Ada yang bercita-cita
selalu perlu hal-hal yang luar biasa, jadi guru, dokter, pemain sepakbola,
cukup mengubah cara pandang dan penyiar TV, dan masih banyak lagi.
membangun kebersamaan,” kata Gambar yang dibuat siswa tentang
Murniati. sosok cita-citanya juga tampak
kreatif. Mereka juga menuliskan
kehebatan dan manfaat cita-cita

116
SDN 122375 Pematang Siantar

tersebut untuk orang lain. Hasil Siswa Kelas IV, Oriza Sativania
karya siswa tersebut menunjukkan Manurung mengaku betah tinggal di
kreativitas siswa dikembangkan sekolah daripada di rumah. Ia bahkan
dalam pembelajaran. tetap meminta pergi ke sekolah
meskipun dalam keadaan badan
Formasi tempat duduk siswa yang kurang sehat. Bukan hanya karena
ditata melingkar per kelompok, takut tertinggal materi pelajaran,
juga tampak menghadirkan nuansa yang paling utama, Oriza tidak
yang lebih nyaman. “Ini memang ingin melewatkan setiap momen
ide dari mereka sendiri. Duduknya kebersamaan dengan teman-
bergantian, diputar. Para siswa temannya di dalam dan luar kelas.
sendiri yang menata tempat duduk
dan memajang hasil karya siswa “Kalau sehari saja tidak sekolah,
di dinding kelas. Suasana di dalam kadang sedih. Karena pas masuk
kelas setiap harinya memang begini, sekolah lagi, teman-teman punya
menyenangkan bagi saya dan para banyak cerita. Saya ketinggalan.
siswa,” kata Elya. Saya kurang suka belajar dengan
cara menghafal saja, saya sukanya
Elya mengaku kerap terharu melihat langsung praktik. Misalnya,
perkembangan yang dialami para menceritakan langsung dongeng
siswanya. Dari yang awalnya malu- yang saya baca dari buku di depan
malu, sekarang menjadi yang paling kelas kepada teman-teman,” ucap
seru. Menurut Elya, dengan diberikan Oriza.
kebebasan dan penghargaan, para
siswa terbukti mampu mencetuskan Ikut Bangga
ide-ide gemilang.
Ketua komite sekolah SDN 122375,
“Apa yang mereka pikirkan terkadang Saril mengaku tidak menyangka
memang tidak terbayangkan oleh perubahan yang dibawa Murniati
saya. Tetapi, dari proses itulah bisa terlihat signifikan dalam waktu
mereka bisa tumbuh lebih kreatif. cepat. Menurut dia, SDN 122375 kini
Jika menemukan kegagalan, menjadi rujukan bagi sekolah lain di
misalnya saat melakukan praktik, wilayah Pematang Siantar. Banyak
mereka juga tidak patah semangat. dari para ketua komite sekolah lain
Terus mencoba sampai bisa,” kata yang juga berdiskusi dengannya.
Elya.

117
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Bukan hanya ingin meniru praktik lebih kreatif dengan karakter dan
pembelajaran baik di dalam idenya masing-masing.
kelas, tetapi juga meminta saran
bagaimana cara membangun “Para siswa membuat dan saling
kebersamaan di antara guru, kepala mengapresiasi hasil karya masing-
sekolah, dan para orangtua siswa. masing. Saya melihat sendiri
Saril pun menceritakan apa adanya bagaimana para siswa membuat
kepada semua pihak yang meminta karyanya sendiri. Orangtua diundang
pendapatnya. sekolah untuk melihat proses
pembelajaran. Dari situlah para
“Kami selaku masyarakat, melihat orangtua mulai percaya, karena
ada perbedaan. Kepala sekolah yang sudah melihat langsung bagaimana
dulu, mungkin biasa saja dalam proses belajar anaknya di sekolah
memimpin sekolah,” ujarnya. sekarang sudah berbeda. Para
orangtua akhirnya ikut terlibat,”
Saril mengatakan bahwa pada ujarnya.
awalnya, tidak semua orangtua
langsung mengerti maksud dan Juliani, orangtua siswa Kelas IV
tujuan dari pembelajaran aktif yang merasakan dan melihat langsung
dijelaskan Murniati. Para orangtua perubahan yang terjadi dalam
siswa juga merasa keberatan untuk setahun terakhir. Menurut dia, saat
ikut menyediakan alat peraga anaknya masuk Kelas I, sekolah
kegiatan pembelajaran. Tetapi, para tersebut masih menggunakan cara-
guru dan kepala sekolah memilih cara lama, seperti duduk berbanjar
memberikan contoh dengan menghadap papan tulis, guru lebih
mengeluarkan dana sendiri. banyak menulis di papan tulis atau
berceramah. Tetapi, saat anaknya
“Sekarang, Alhamdulillah sudah naik Kelas III, mulai ada perbedaan.
ada perubahan dan mendapat
respons positif dari orangtua siswa. “Saat masuk kelas I, belum ada
Para orangtua yang justru aktif perubahan. Banyak perubahan
menanyakan kebutuhan guru dalam setelah anak saya masuk kelas III.
pembelajaran,” katanya. Saya dulu menyekolahkan anak
ke sini karena dekat rumah. Tapi
Menurut Saril, hasil dari pembelajaran sekarang ikut bangga karena anak
aktif tersebut kini sudah terlihat saya belajar di sekolah terbaik dan
nyata. Para siswa mulai lebih berani favorit masyarakat. Banyak yang mau
berbicara di depan kelas. Mereka sekolah ke sini sekarang,” ujar Juliani.

118
SDN 122375 Pematang Siantar

Sebagai anggota komite sekolah, Atas keberhasilan kepala sekolah,


Juliani mengaku tidak mendapat guru, dan orangtua siswa tersebut,
upah. Baik dari sekolah ataupun dari Pemerintah Kota Pematang Siantar
komite sekolah. Ia dan para orangtua pun mengucurkan bantuan dana
siswa hanya senang membantu guru untuk membangun satu unit ruang
untuk memajukan sekolah. “Semua kelas baru. Murniati juga diganjar
sifatnya sukarela untuk memajukan menjadi Kepala Sekolah Terbaik
sekolah. Kami sudah sangat senang Tahun 2019.
karena mendapat pengakuan dari
masyarakat dan Pemerintah Kota
Pematang Siantar,” katanya.

Orangtua diundang mengunjungi kelas untuk melihat hasil karya pembelajaran anaknya.
Keterbukaan manajemen yang diterapkan kepala sekolah membuat kepercayaan orangtua siswa
pada sekolah menjadi meningkat. Mereka dengan sukarela membantu program-program sekolah.

119
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Lusi Ambarani, guru kelas VI MINU Balikpapan sedang mendampingi siswanya melakukan
penyelidikan perbesaran luas lingkaran dalam matematika. Madrasah ini menjadi favorit setelah
kepala madrasahnya melakukan banyak inovasi dalam pembelajaran, budaya baca, dan manajemen.

120
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan

BUAT MADRASAH SWASTA


JADI FAVORIT DI KOTA
Oleh Enggar Yohannes Harususilo, Jurnalis Kompas.com

Berbagai studi menunjukkan bahwa manajemen sekolah berperan


penting dalam perkembangan sekolah yang dipimpinnya. Mengapa?
Karena manajemen sekolah yang mendorong kinerja guru dan
karyawan sekolah. Manajemen sekolah yang mengatur keuangan
dan fasilitas sekolah. Manajemen sekolah yang membangun citra
sekolah dan membuat jejaring untuk mendukungnya. Oleh karena itu,
jika menggunakan teori Pareto, memilih dan memberdayakan kepala
sekolah adalah cara paling efisien dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan. MINU Balikpapan telah membuktikan konsep itu.

Balikpapan, Kalimantan Timur menjadi 20 guru menyesuaikan


– Penerimaan Siswa Baru Tahun dengan penambahan jumlah kelas.
2019 di Madrasah Ibtidaiyah Madrasah ini berkembang pesat,
Nahdlatul Ulama (MINU) Balikpapan setelah Kepala Madrasah, Gunanto
membludak. Dari kuota tiga kelas berinisiatif melakukan perubahan
yang diterima, tiga kelas pendaftar dalam pengelolaan madrasah.
lainnya terpaksa ditolak. Padahal dua
tahun sebelumnya, semua pendaftar Ia menciptakan keterbukaan dalam
pasti diterima. Itupun hanya satu manajemen, melibatkan peran serta
kelas. masyarakat, dan memfasilitasi para
guru untuk menerapkan program
Tahun 2017 MINU memiliki 184 budaya baca dan pembelajaran
siswa dengan enam rombel aktif. Inisiatif tersebut membawa
(rombongan belajar). Pada tahun perubahan yang signifikan pada
2019 meningkat menjadi 365 siswa kepercayaan masyarakat untuk
dengan 12 rombel. Jumlah gurunya memilih madrasah ini.
juga bertambah dua kali lipat

121
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Gunanto (berkopiah) saat berdiskusi dengan para orangtua siswa saat pertemuan rutin bulanan
yang dikemas dalam acara arisan dan pengajian orangtua siswa.

Keterbukaan dalam Manajemen Untuk mendapatkan kepercayaan


dan menggerakkan komite dan
“Saya menjadi guru di MINU orangtua mau membantu madrasah,
Balikpapan sudah lebih dari 20 menurut Gunanto ada dua hal yang
tahun. Setelah ditunjuk menjadi harus dilakukan,
kepala madrasah di tahun 2017,
yang menjadi prioritas saya adalah Pertama, rutin membuat pelaporan
menciptakan keterbukaan dalam keuangan secara transparan. Ia
pengelolaan madrasah,” kata selalu melaporkan pemasukan dan
Gunanto yang juga fasilitator pengeluaran madrasah. Bahkan
manajemen berbasis sekolah (MBS) sampai gaji guru dilaporkan. Kedua,
Program PINTAR Tanoto Foundation. rendah hati dan terbuka menerima
masukan untuk kemajuan dan
Pilihan prioritas menciptakan prestasi belajar siswa.
keterbukaan itu bukan tanpa alasan.
Ia merasakan tanpa ada keterbukaan “Saya membuat pertemuan rutin
maka sulit bagi dirinya untuk sebulan sekali dengan orang
mendapat kepercayaan dari para tua siswa. Saya melaporkan
guru dan orangtua dalam melakukan perkembangan sekolah secara
perubahan. terbuka, mulai program-program
sampai laporan keuangan madrasah,”
kata Gunanto.

122
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan

Agar orangtua tertarik mengikuti ini dulu kurang dipandang orang.


pertemuan bulanan madrasah, Banyak yang masuk ke MINU
acaranya dikemas menjadi pengajian Balikpapan karena pilihan terakhir.
dan arisan orangtua. Itupun setelah tidak diterima di
sekolah lainnya.
“Pada pertemuan tersebut saya
jadikan ajang curhat mulai kemajuan “Rumah saya bertetangga dengan
madrasah sampai masalah-masalah MINU. Hanya dulu saya bilang, eh
yang dihadapi. Saya juga minta sekolah apa sih ini ya? Memang biasa
para guru menunjukkan kebutuhan- saja. Setelah Pak Gunanto menjadi
kebutuhan pembelajaran. Dengan kepala madrasah perubahannya
keterbukaan tersebut, orangtua drastis. Tampilan depan madrasah
menjadi tahu apa yang perlu dibantu sampai kegiatannya banyak yang
untuk meningkatkan kualitas menarik. Kegiatan penguatan
pendidikan di madrasah,” katanya keagamaannya juga rutin dilakukan,”
lagi. terangnya.

Berkat ‘curhat’ rutin tersebut, Mulai masuk halaman MINU,


orangtua menjadi tergerak membantu pemandangan berupa taman-taman
madrasah. Mulai dari menyediakan kecil yang ditata rapi, ada kolam
buku-buku bacaan untuk anaknya di ikan, dan tempat membaca buku
kelas, pembangunan tangga, toilet, untuk siswa. Gunanto bersama para
taman sekolah, kolam ikan, dan guru dan orangtua bekerja sama
masih banyak lainnya. mempercantik halaman madrasah
dan menata ruang kelas. Hal itu yang
“Ilmu MBS yang saya dapatkan dari membuat penampilan MINU menjadi
Program PINTAR Tanoto Foundation berbeda.
saya terapkan secara konsisten.
Kalau kita terbuka dan mendapatkan Setelah menjadi warga MINU,
kepercayaan dari guru dan Lisna juga merasakan tidak ada
masyarakat, membangun madrasah kesenjangan komunikasi antara guru,
menjadi lebih mudah,” kata Gunanto. kepala madrasah, dan wali murid.
Komunikasi dan kekeluargaan yang
Melibatkan Masyarakat dibangun sangat bagus.

Lisna Ketua Paguyuban kelas II dan “Pak Gunanto orangnya ramah dan
III, menceritakan kalau madrasah terbuka dengan masukan. Di sekolah
umum, mungkin kita segan menegur

123
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Siswa kelas V menunjukkan koleksi buku-buku bacaan yang ada di pojok baca kelasnya.

kepala sekolah secara langsung. madrasah, Lisna juga memasukkan


Tapi di MINU, kepala madrasahnya anak keempatnya di MINU. “Bulan
seperti orangtua sendiri. Kita bisa Februari pendaftaran sudah dibuka,
leluasa menyampaikan ide-ide atau tidak sampai masa penerimaan
masukan,” kata Lisna. siswa baru (PSB) pendaftaran sudah
ditutup,” katanya lagi.
Pertemuan bulanan yang dilakukan
madrasah dengan orangtua, Sutarmi, bendahara komite juga
menurut Lisna membuat dia menjadi merasakan keterbukaan di madrasah
tahu perkembangan madrasah. Para ini. Para orangtua bisa mengetahui
orangtua juga dilibatkan aktif mulai pemasukan dan pengeluaran
dari perencanaan, pelaksanaan, madrasah. Keterbukaan itulah yang
sampai evaluasi program madrasah. membuat orangtua mau mendukung
program sekolah.
“Dalam pertemuan rutin tersebut,
kadang kami juga merancang “Sekarang kami juga bisa membantu
kegiatan yang akan dilakukan penataan kelas. Sekarang kelasnya
bersama guru dan siswa. Seperti menjadi lebih nyaman untuk belajar,”
membuat bazar atau kegiatan kata Sutarmi.
memperingati hari besar nasional
dan keagamaan,” katanya. Giatkan Budaya Baca

Setelah melihat program positif di Gunanto bersama para guru juga

124
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan

membuat beragam inovasi untuk 15 menit membaca, perwakilan siswa


menggerakkan budaya membaca di setiap kelas secara bergantian
para siswanya. Ia membuat program menceritakan hasil bacaannya di
literasi yang dimulai pada September depan teman-temannya.
2018. Semua kelas disediakan pojok
baca kelas. Buku-bukunya selalu Pada kegiatan jam membaca, para
diperbarui setiap bulan. guru juga diwajibkan membaca.
Mereka harus menjadi teladan bagi
Setiap hari sebelum pelajaran siswanya dalam membaca.
dimulai ada kegiatan membaca
senyap selama 15 menit. Kegiatan “Kami juga punya program koin
membaca senyap dilakukan agar literasi. Para siswa didorong untuk
siswa bisa berkonsentrasi pada buku menyisihkan koin yang dimiliki. Mulai
yang mereka baca. Setelah membaca dari Rp100 sampai Rp1.000 perhari.
senyap, siswa diberi kesempatan Koin yang terkumpul akan dibelikan
untuk bertanya kata-kata sulit yang buku-buku baru yang disukai siswa,”
tidak dipahaminya kepada guru. kata Lisna Ketua Paguyuban Kelas II.

Khusus hari Sabtu, semua siswa Sementara itu fasilitas penunjang


membaca massal di halaman juga disediakan oleh MINU
madrasah. Tujuannya untuk membuat Balikpapan. Mereka memiliki tempat
siswa bersemangat, terpacu melihat strategis untuk membaca yang
teman-temannya membaca. Setelah disebut dengan Halte Baca dan

Suasana kelas MINU Balikpapan yang dipenuhi pajangan hasil karya siswa sebagai bentuk apresiasi
untuk kreativitasnya.

125
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Stasiun Baca. Keduanya berbentuk luas lingkaran jika jari-jarinya


seperti gazebo dan terletak di luar diperbesar 2 kali, 3 kali, 4 kali, 10 kali,
kelas. Di lantai tiga juga ada Terminal 500 kali bahkan sampai 1000 kali.
Baca untuk memudahkan siswa Saya membuat lembar kerja (LK)
mengakses buku-buku bacaan. yang memandu siswa memecahkan
masalah pembelajaran,” kata Lusi.
Dampak dari kegiatan ini, siswa
sudah terbiasa membaca 1 sampai LK yang dibuat Lusi mengembangkan
3 buku dalam seminggu. Salwa keterampilan matematis yang disebut
Noura Balqis, siswa kelas V penalaran-pembuktian, representasi,
mengaku minimal membaca 2 buku koneksi dan komunikasi atau
dalam seminggu. Dia juga bisa disingkat PRKOKO. Guru kreatif ini
menceritakan dengan baik isi cerita juga telah mengembangkan konsep
buku yang dibacanya. Keterampilan 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba,
literasinya sudah terasah. Menalar, dan Mengkomunikasikan)
pada Kurikulum 2013 dan unsur
Latih Siswa Jadi Penemu dan pembelajaran aktif MIKiR Program
Pemecah Masalah PINTAR dari Tanoto Foundation agar
sesuai dengan kondisi siswa dan
Pembelajaran aktif juga sudah madrasahnya.
berkembang pesat di MINU. Seperti
pembelajaran matematika yang Lusi juga sudah menyiapkan satu
difasilitasi oleh Lusi Ambarani, guru buah lingkaran yang terbuat dari
kelas VI. Menurut dia, pembelajaran kertas berwarna. Sebelum siswa
matematika bukan hanya soal hitung diberikan media lingkaran dan LK,
menghitung. Lusi menjelaskan langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh siswa
Melalui pembelajaran matematika, di dalam kelompok kecil yang
siswa dapat dilatih untuk melakukan beranggotakan 3-4 siswa.
penelitian dan pemecahan masalah
yang mengandung keterampilan Mereka harus menentukan diameter
matematis di dalamnya. Lusi lingkaran mula-mula, menentukan
mengajak siswanya mencari luas jari-jari lingkaran, menentukan luas
lingkaran dengan mengaitkan lingkaran mula-mula, menentukan
penyelidikan masalah di dalamnya. luas lingkaran jika diperbesar 2 kali,
3 kali, 4 kali sampai dengan 10 kali.
“Saya menugaskan siswa menyelidiki
Setelah itu siswa mencari cara untuk

126
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan

Siswa membuat laporan individu perbesaran lingkaran yang dia kerjakan bersama teman-teman
sekelompoknya. Pembuatan laporan matematika ini melatih kemampuan siswa menulis laporan
kegiatan dengan kata-katanya sendiri.

menentukan luas lingkaran jika jari- lingkaran mula-mula. “Bu, setelah ini
jari diperbesar 500x dan 1000x diapakan lagi?” tanya kelompok 1.
dengan menghubungkannya ke
konsep lain. Saat menentukan luas Lusi kembali memberikan panduan,
lingkaran yang diperbesar 2 kali, 3 “Hasil pembagian yang kalian
kali, 4 kali, dan 10 kali, para siswa bagikan tadi berhubungan dengan
dapat mengerjakannya dengan baik. angka yang diperbesar. Misalnya, luas
Namun saat diminta menghubungkan lingkaran 2 kali diperbesar dibagi
luas lingkaran 500 kali dan 1000 kali luas lingkaran mula-mula adalah 4.
dengan menghubungkan ke konsep Bilangan 4 itu berhubungan dengan
lain, siswa mulai kebingungan. angka 2. Coba kalian diskusikan apa
hubungan hasil pembagian dengan
Lusi memandu siswa dengan angka yang diperbesar.”
memberi petunjuk, yaitu hasil akhir
lingkaran yang diperbesar harus “Hubungannya masing-masing
dibagikan dengan lingkaran mula- dikalikan 2 kali bu. Supaya dapat 4
mula. Berselang 15 menit, siswa maka 2 dikali 2, supaya dapat 9 jadi
selesai membagikan luas lingkaran 3 dikali 3 bu,” jawab Salsabila. “Ya
yang diperbesar dengan luas benar, jika ada perkalian berulang

127
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

dengan angka yang sama namanya mengalikan kuadrat. Hasilnya tetap


apa?” tanya guru. “Jadi pangkat sama. “Tapi mudah menggunakan
dua atau kuadrat bu,” jawab Fahrul kuadrat ya bu,” kata beberapa siswa.
kelompok 2. “Ya benar, sekarang
bagaimana cara mencari luas “Ya dari lembar kerja tadi kita telah
lingkaran yang jari-jarinya diperbesar diajak menemukan cara atau rumus
500 kali dan 1.000 kali dengan baru. Seru bukan?” kata guru. “Ya
menggunakan konsep kuadrat? Bu”, jawab anak serentak.
Silakan diskusikan dengan teman di
kelompok,” kata guru memberi tugas LK selanjutnya adalah lembar kerja
lanjutan. individu. Siswa diminta membuat
laporan menceritakan langkah-
Selanjutnya guru berkeliling langkah dalam menemukan konsep
mendampingi siswa di kelompok kuadrat mencari luas lingkaran yang
kecil sehingga setiap kelompok diperbesar. Sebelum siswa menulis,
dapat menemukan konsep tersebut. guru mempersilakan satu orang
Setelah kerja kelompok selesai, Lusi siswa menceritakan langkah-langkah
meminta satu kelompok ke depan yang sudah dilakukannya.
untuk presentasi dan kelompok
lainnya menanggapi. Penugasan pada lembar kerja ini,
menurut Lusi diperolehnya dari
“Kami mengukur diameter lingkaran pelatihan Modul II Program PINTAR
ini 14 cm, maka jari-jarinya 7 cm. Luas Tanoto Foundation. Siswa diarahkan
lingkaran mula-mula kami dapatkan untuk melakukan penyelidikan dalam
154 cm2. Bila diperbesar 4 kali pembelajaran matematika. Siswa
luasnya menjadi 2.464 cm2. Kalau juga menuliskan laporan secara urut
diperbesar sampai 1000 kali maka dan runtut. Hal ini yang jarang atau
luasnya menjadi 154.000.000 cm2. tidak pernah dilakukan sebelumnya.
Kesimpulan kami untuk mencari
luas lingkaran yang diperbesar, “Dari laporan yang dibuat siswa, kita
caranya dengan menguadratkan dapat mengukur pemahaman siswa
perbesarannya,” demikian presentasi dalam mengerjakan soal, sekaligus
Salsabila mewakili kelompoknya. meningkatkan kemampuan literasi
anak,” kata Lusi.
Rupanya ada juga kelompok yang
menemukan hasil dengan cara Nurul Faizah, guru kelas II-C
menghitung jari-jari yang diperbesar menyebut sekarang pembelajaran
500 kali dan 1000 kali tanpa di kelasnya juga menjadi lebih hidup

128
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan

dan menyenangkan. Tidak ada lagi tampak sudah dipajang di kelas.


pembelajaran monoton yang hanya
menyalin tulisan. Dia juga tidak lagi Para siswanya juga mulai mengukir
bergantung hanya pada buku paket. prestasi. Pada olimpiade matematika
tingkat Kota Balikpapan mereka
“Saya sering bilang ke siswa, berhasil meraih juga kedua. Begitu
pelajaran hari ini tidak usah juga dengan lomba keagamaan,
keluarkan buku paket. Kita belajar mereka menjadi juara umum tingkat
dengan kertas warna, melakukan kota pada kategori lomba Pildacil
pengamatan, membuat percobaan, (Penampilan Dai Cilik), membaca Al-
membuat kreasi, dan kegiatan yang Quran, Adzan, dan menulis kaligrafi.
menantang dan menyenangkan buat
siswa,” kata Nurul. Keberhasilan Gunanto membawa
perubahan di MINU Balikpapan,
Menuai Prestasi membuat dia diganjar Kemenag
Kota Balikpapan sebagai Kepala
Pelaksanaan pembelajaran aktif Madrasah Terbaik tahun 2019. “Saya
tersebut tidak lepas dari peran berupaya menjadi tali yang mengikat
kepemimpinan Gunanto. Ia berhasil lidi sehingga menjadi lebih kuat. Saya
meyakinkan para guru dan orangtua ingin semua warga madrasah bersatu
bekerja sama meningkatkan mutu menjadi yang terbaik dengan potensi
pendidikan di madrasahnya. Hasil yang dimilikinya,” ucap Gunanto.
karya siswa dari pembelajaran aktif

Siswa kelas V sedang mempresentasikan laporan percobaan perpindahan panas pada kelompok
lainnya. Kegiatan ini membuat semua kelompok mendapat kesempatan berpresentasi dan
berinteraksi dengan kelompok lainnya.

129
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

DARI EDITOR

Prof. Dr. Muchlas Samani Zita Meirina


Penasihat Pendidikan Dasar Redaktur LKBN ANTARA
Tanoto Foundation

Prof. Dr. Muchlas Samani Sejak 1991, Zita Meirina telah


adalah guru besar Universitas bekerja menjadi jurnalis di
Negeri Surabaya yang menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional
salah satu penyusun konsep (LKBN) ANTARA. Kini dia
Manajemen Berbasis Sekolah dipercaya menjadi salah satu
di Indonesia. Saat ini menjadi Redaktur di medianya.
anggota Badan Akreditasi "Virus "MIKiR" yang ditularkan
Nasional Sekolah/Madrasah Program PINTAR Tanoto
2018-2022, Ketua Lembaga Foundation kepada para
Akreditasi Mandiri Kependidikan, kepala sekolah dan guru tidak
dan Penasihat Program sekadar membawa perubahan
Pendidikan Dasar Tanoto dalam pembelajaran, namun
Foundation. telah menebarkan virus gemar
"Inisiatif dan pengalaman yang membaca ke seantero sekolah.
dilakukan para kepala sekolah Pendekatan ini juga mampu
dan madrasah seperti yang menggerakkan orangtua murid
ditulis oleh para jurnalis dalam merasa ikut memiliki sekolah
buku ini, merupakan contoh yang sehingga bahu membahu
perlu ditiru dalam menerapkan memenuhi fasilitas sekolah mulai
MBS yang baik." dari mendonasikan buku bacaan,
mengisi fasilitas kelas, hingga
secara rutin hadir di sekolah
untuk memecahkan masalah
bersama."

130
Profil

KESAN PENULIS

Neneng Zubaidah Nikolaus Harbowo


Jurnalis Harian Koran Sindo Jurnalis Harian Kompas

Penulis telah bekerja menjadi Penulis mulai bergabung dengan


jurnalis sejak tahun 2007. Harian Kompas sejak 2017.
Menurutnya, semangat dalam Pemilik inisial BOW ini sedang
mengemban tugas mulia sebagai menekuni isu di bidang otonomi
pendidik yang terpancar dari Ibu daerah, reformasi birokrasi, dan
Robingah sebagai Kepala SDN perkotaan. Menurutnya, sekolah
2 Kalilumpang sudah terlihat akan maju jika niat perbaikan
dari depan sekolah ketika dia itu muncul terlebih dahulu dari
pertama kali menginjakkan kaki kepala sekolah. Kepala sekolah
kesana. Sekolahnya sederhana SDN 01 Benteng Hulu Siak telah
namun bersih, rapih dan sangat menunjukkan keberhasilan itu.
tertata. Kelas yang didekorasi Dengan segala praktik baik
dan dilukis dengan apik semakin pembelajaran sekolah yang telah
membuat anak semangat belajar. diterapkan.
"Saya yakin sekolah ini akan “Saya yakin sekolah ini mampu
menghasilkan generasi emas bersaing menjadi sekolah
bagi masa depan bangsa. unggulan. Semoga praktik baik
Semoga kreativitas, semangat ini dapat terus menjalar ke
dan gairah sekolah dan juga seluruh tingkatan pendidikan di
orangtua untuk menggerakkan Nusantara.”
literasi di SDN Kalilumpang akan
terus membara."

131
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Indriani Maria Fatima Bona


Jurnalis LKBN ANTAR Jurnalis Harian Suara Pembaruan

Penulis adalah jurnalis lembaga Penulis yang hobi membaca ini


kantor berita nasional (LKBN) telah menjadi wartawan sejak
Antara. Sehari-hari meliput isu- 2014. Dipercaya menjadi salah
isu pendidikan dan humaniora. satu penulis dalam buku praktik
Pendidikan belum menjadi baik Program PINTAR Tanoto
magnet pembaca di media, Foundation menjadi salah satu
bukan juga topik hangat pengalaman berharga karena
dibicarakan di ruang diskusi. mendapat kesempatan bertemu
Lebih pada dagangan politis dan berbincang dengan kepala
yang terulang dalam siklus lima sekolah dan guru-guru hebat.
tahunan. Namun lebih dari itu,
pendidikan adalah esensi dari "Mereka dengan segala kendala
kehidupan itu sendiri. dan kekurangan mau berjuang
untuk melakukan perubahan
“Saya mengacungkan jempol
kelas, dari yang kaku menjadi
terhadap apa yang dilakukan
menyenangkan. Mereka
oleh Tanoto Foundation
bergerak karena panggilan untuk
dalam meningkatkan kualitas
mencerdaskan anak bangsa."
pendidikan di daerah. Memang
sejatinya, pendidikan bukanlah
tanggung jawab pemerintah
semata. Semua elemen harus
bergerak.

132
Profil

Dian Warastuti Syarif Oebaidillah


Jurnalis Harian Waspada Jurnalis Harian Media Indonesia

Sejak tahun 2003 sampai Saat ini penulis adalah Redaktur


sekarang penulis bergabung di Harian Media Indonesia.
Harian Waspada. Menurutnya Pengalaman jurnalis khususnya
MIN 1 Pekanbaru luar biasa bidang pendidikan telah 7 tahun
dalam hal menjaga kekompakan berkiprah.
antara orangtua dan guru.
"Saya mengapresiasi atas atensi
Kuncinya adalah komunikasi,
Tanoto Foundation (TF) pada
sebagai salah satu praktik baik
kepeduliannya berkontribusi
yang terus dikembangkan.
memajukan pendidikan di
Manajemen berbasis sekolah
tanah air. Tampak sekali
yang diperkuat lewat pelatihan
bahwa manfaat program TF
oleh Tanoto Foundation,
diakui Kepala Sekolah SDN
menjadikan praktik baik di
003 Tenggarong Seberang,
sekolah ini terus terjaga.
Ibu Nordiana, yang terpantik
"Dari komunikasi yang baik, lahir lebih kreatif dan mewujudkan
sekolah yang ciamik. Selamat kolaborasi yang baik dengan
buat MIN 1 Pekanbaru. Terus komite sekolah, guru, orangtua,
mengemuka sebagai sekolah serta tokoh masyarakat. Kendati
pendidik karakter mulia." berada di daerah yang agak
terpencil, sekolah ini tampak
hidup dan bergairah menjadi
penyemai pembinaan pendidikan
dasar yang positif bagi
pendidikan karakter siswa."

133
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Dhita Seftiawan Maria F. Natalia


Jurnalis Harian Pikiran Rakyat Jurnalis JPNN.com

Sejak 2012 penulis menjadi Penulis sudah 9 tahun menjadi


jurnalis di Harian Umum Pikiran jurnalis. Dia mengaku senang
Rakyat. Meliput isu-isu olah raga sekali bisa datang dan melihat
selama 2 tahun di Bandung, langsung kegiatan di SMPN 3
Polhukam 2 tahun di wilayah Batang Hari, Jambi.
Depok dan Kabupaten Sukabumi,
“Saya salut melihat semangat
dan isu-isu pendidikan dan
literasi dari para siswa, guru,
kesejahteraan 3 tahun di Jakarta.
dan orangtua. Tidak menyangka
Menurutnya, SDN 122375
sekolah yang jauh dari hingar
Siak hanya satu dari ribuan
bingar kota besar memiliki
sekolah dasar yang beruntung
semangat yang besar untuk
mendapatkan kesempatan
menghasilkan anak-anak
untuk maju. Kemajuan itu terjadi
berprestasi. Semoga adik-adik
karena adanya hasrat yang kuat
SMPN 3 Batang Hari terus
dari guru dan kepala sekolah.
berprestasi dalam berbagai
"Tanoto Foundation datang bidang dan tidak berhenti
pada waktu yang tepat untuk mengasah wawasan lewat
membantu SDN 122375 membaca dan kegiatan literasi.”
Pematang Siantar mewujudkan
perubahan yang diidamkan
kepala sekolah. Kini saatnya SDN
122375 berbagi pengalaman
dengan sekolah lain di
Pematangsiantar maju bersama
mengimplementasikan praktik
baik di lingkungan sekolah dan
masyarakat."

134
Profil

Gumanti Awaliyah Tri Wahyuni


Jurnalis Republika Jurnalis Suara Karya

Penulis selama tiga tahun ini Sejak 1993 penulis menjadi


disibukkan dengan berbagai wartawan Harian Suara Karya
tugas dan kegiatan sebagai hingga sekarang dalam format
jurnalis di Republika. online di suarakarya.co.id.
“Sungguh, saya teramat bahagia "Menarik sekali berkunjung ke
bisa menyaksikan langsung SMPN 3 Pekanbaru, karena bisa
konsep MIKiR yang diinisiasi menemukan perpustakaan yang
Tanoto Foundation telah memiliki banyak buku dan ditata
mengubah pola ajar di sekolah dengan apik. Sekolah juga sering
di berbagai daerah menjadi lebih membuat tugas kepada siswa
aktif. Semoga penerbitan buku untuk merangkum buku bacaan,
ini bisa menjadi ikhtiar bagi untuk diceritakan ulang dalam
peningkatan kualitas pendidikan kelas. Sehingga siswa terlatih
di Indonesia.” dalam membaca dan menulis
gagasannya, dan berbicara di
depan kelas. Kemampuan itu
sangat membantu siswa untuk
kariernya di masa depan."

135
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Malvyandie Citra Larasati


Jurnalis Tribunnews.com Jurnalis Medcom.id

Penulis merupakan News Editor Penulis telah menjadi jurnalis


di Tribunnews.com (Kompas lebih dari 15 tahun. Saat ini dia
Gramedia). Penulis yang akrab menjadi redaktur di medcom.id.
disapa Malvin ini diberi tanggung
"Sangat bangga dengan
jawab mengawal berita-berita
semangat membangun
nasional.
budaya literasi dan penerapan
"Saya melihat semangat dan pembelajaran aktif di SMPN
kegembiraan dalam diri siswa 1 Brangsong, Kendal. Kepala
SMPN 4 Tenggarong, Kutai sekolah, guru dan siswa memiliki
Kartanegara, Kalimantan Timur. semangat yang sama, membuat
Dua modal yang sangat penting saya yakin bahwa SDM Indonesia
saat menuntut ilmu. Saya juga unggul akan banyak lahir dari
meyakini hal tersebut ada karena Kendal."
para guru di sana juga memiliki
hal yang sama ketika mengajar.
Semoga dari sekolah ini kelak
akan muncul orang-orang
cerdas yang bermanfaat bagi
Indonesia."

136
Profil

Enggar Yohannes Harususilo


Jurnalis Kompas.com

Sejak April 2018, penulis menjadi


jurnalis di situs berita nasional
Kompas.com. Saat ini dia
dipercaya menjadi editor pada
kanal edukasi. Dia mengaku
terkesan dengan inisiatif
Kepala MINU Balikpapan yang
menciptakan keterbukaan
dalam pengelolaan madrasah.
Orangtua siswa menjadi percaya
dan mau mendukung program-
program madrasah sehingga
pembelajaran aktif menjadi lebih
berhasil.

"Melihat proses pembelajaran di


MINU Balikpapan membuat saya
optimis dengan sumber daya
masa depan bangsa ini."

137
Temukan pengalaman praktik baik Program PINTAR Tanoto Foundation di:

Group Facebook
Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan
Menunjukkan dan Menyebarkan Prak k Baik Pendidikan

Tanoto Founda on menginisiasi Group Facebook Forum Peningkatan


Kualitas Pendidikan, untuk memfasilitasi para guru, kepala sekolah,
pengawas, dan dosen LPTK mitra mengunggah pengalaman mereka
dalam mengimplementasikan hasil pela han Program PINTAR.
Sebagian besar ar kel prak k baik dalam buku ini diambil dari
unggahan group facebook tersebut. Silakan bergabung dan berbagi
pengalaman dalam penerapan prak k-prak k baik pembelajaran
ak f, manajemen berbasis sekolah, budaya baca, dan perkuliahan
calon guru di LPTK yang lebih menekankan pada prak k.

You might also like