You are on page 1of 3

ANTI

Sebenarnya jamur ini memiliki peranan penting bagi kehidupan. Karena beberapa jenis jamur dapat
berfungsi sebagai pengurai, ada pun yang dapat dikonsumsi, menghasilkan obat-obatan, dan
meningkatkan kesuburan tanah.
Namun beberapa jenisnya lagi dapat merugikan manusia, hewan, maupun tumbuhan. Karena dapat
menimbulkan penyakit seperti infeksi bagi menusia, hewan hingga tumbuhan

Infeksi yang disebabkan oleh jamur ini disebut mikosis. Lebih jelasnya lagi mikosis merupakan infeksi
jamur yang menyerang permukaan kulit hingga organ dalam tubuh manusia

Nah sekarang kita beralih ke obat apa aja sih yang bisa mengatasi mikosis. Ada dua jenis nih obat anti
jamur yang dapat mengobati infeksi jamur. Terdapat obat anti jamur untuk infeksi sistemik dan untuk
infeksi topical. Sudah tau yaa perbedaannya. Kalau obat sistemik itu bekerjanya di seluruh tubuh karena
cara penggunaan obatnya melalui mulut/oral dan suntikan. Sedangkan obat topical hanya bekerja pada
bagian tubuh tertentu yang dibersi obat. Cara penggunaan obat ini yakni dengan cara dioleskan.

Nah obat obatnya apa aja sih

Obat anti jamur sistemik yang umum digunakan diantaranya diantaranya amfoterisin B, flusitosin,
ketokonazol, flukonazol, itrakonazol

Lalu obat anti jamur topical terdapat griseofulvin, nistatin, Mikonazol, klotrimazol, ekonazol

Sekarang kita pelajari satu satu obat anti jamur sistemik

1. amfoterisin B = obat ini merupakan hasil dari fermentasi bakteri Streptomyces nodosus. Obat ini
bekerja dengan menyerang membrane sel jamur yang sedang tumbuh maupun yang sudah matang,
sehingga sel ini mengalami kebocoran dan akhirnya mati.

Amfoterisin dapat mengobati beberapa penyakit berikut yakni mikosis sistemik seperti koksidio
idomikosis (demam lembah),
Parakoksi diomikosis, aspergilosis, kandidiosis,
blastomikosis, histoplasmosis.

2. flusitosin = obat ini bekerja dengan cara menerobos masuk kedalam sel jamur dan menghambat
sintesis protein sel sehingga sel jamur akan mati.
Flusitosin ini efektif untuk mengobati kriptokokosis, kandidiosis, kromomikosis,
aspergilosis.

3. ketokonazol = obat ini bekerja dengan cara berinteraksi dengan enzim P-450 untuk
menghambat demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang
penting untuk membran jamur.
Obat ini efektif terhadap Efektif terhadap Candida, Coccodioides immitis, Cryptococcus, H.
capsulatum, Aspergillus.

4. flukonazol = bekerja menghambat sintesis ergosterol membran sel jamur. Obat ini dapat mengatasi
infeksi candida pada vagina, mulut, tenggorokan, dan aliran darah
ANTI

5. itrakonazol = bekerja menghambat sintesis ergosterol membrane sel jamur. Obat ini biasanya
digunakan sebagai pilihan untuk infeksi jamur blastomikosis, serta efektif terhadap infeksi aspergilosis,
kandedimia, koksidioidomikosis, kriptokokosis.

Nah yang terakhir kita akan bahas obat anti jamur yang biasa digunakan secara topical
1. griseofulvin = obat ini bekerja dengan cara obat ini masuk ke dalam sel jamur,
berinteraksi dengan mikrotubulus dalam jamur dan
merusak serat mitotik dan menghambat mitosis

obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi jamur di kulit kepala (tinea kapitis), serta
kuku tangan atau kuku kaki (tinea unguium)

2. nistatin = berikatan dengan ergosterol pada


membran jamur, permeabilitas meningkat, sel jamur
mati.

Candida. Obat ini dapat mengobati candidiasis yang terjadi pada kulit, rongga mulut,
tenggorokan, usus, dan vagina.

3. mikonazol = merusak struktur membran sel jamur, sehingga membran sel tersebut tidak
dapat berfungsi dengan baik dan menyebabkan sel jamur kehilangan kalium dan senyawa
penting lainnya

kurap (tinea), kutu air, panu, dan candidiasis. Selain infeksi jamur kulit, miconazole juga
digunakan untuk mengobati infeksi jamur di mulut, kuku, atau vagina.
ANTI

You might also like