You are on page 1of 12
NAMA :AGRY ERICKMAN PUTRA, PRODI :S! EKONOMI SYARIAH REKSADANA SYARIAH DAN KONVENSIONAL DI INDONESIA PENDAHULUAN Reeksadana merupakan salah satu instrumen dervatf. Undang-undang pasar modal No.8 Tahun 1995 pasal 1 ayal 2 menjelaskan bahwa reksadana merupakan sarana yang digunakan untuk merghim= pun dana masyarakat pemodal yang kemudian diinvestasikan oleh manajer investasi pada portofolio Efe. Had (2017132) menjloskan bahwa dengan adanya dana yang basar di eksadana Capa ickukan diversifkas!investas! yang besar sehingga risiko yang dihadapi akan semaki keel. Perkembangan produk reksadana didasarkan dalam 2 (dua) kategori yaitu reksadana konven- sional dan reksadana syariah (www.ojk.go.id). Reksadana konvensional adalah reksadana yang tidak berlandaskan prinsip syariah, didalamnya perusahaan yang ditawarken juga tidak betbasis syariat Islam. ‘Sedangkan Reksadana Syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip sya- riah Islam, baik dalam akad antara Manajer Investasi (Ml) dengan investor maupun emiten (Lestar, 2015) Pengelompokkan reksadana menjadi dua kategor! ini disebebkan karena mayorias penduduk Indonesia beragama islam, sehingga cukup banyak investor di Indonesia yang sangat mempertimbangkan syariat Islam. Bagi para investor yang melakukan investasi dengan pertimbangan nilai-niai syariah, pasti tidak akan melihat kinerja reksadana konvensional untuk investasinya dan akan lebih memiln reksadana sya- righ. Sedangkan untuk investor yang hanya mempertimbangkan mengenai kinerja reksadana, akan rmeliat return antara reksadana konversional dengan reksadana syariah (Syaftida et al, 2014). Hal ter ‘Sebul akan menjadi masalah karena reksandana Syariah cenderung baru di indonesia sehingga Nilai ‘Akiva Bersih (NAB) reksadana syariah akan lebih kecil dibandingkan dengan NAB reksadana karwen- sional. Perbandingan antara reksadana konvensional dan syariah terihat pad Tabel 1 Tabel |. Perbandingan Reksadana Konvensional dengan Reksadana Syariah Perbandingan Jumish . Tatum Resin Berea | TO! | Prosentase iene Total | Prosentase (Gla wit reksaanay [S202 | Resadana NAB | NAB Konvensinal] Syria Konvensiooal| Syariah TOE q_ 58] 754] 769%] 20H SH197] _ 8.05007] zD5IN| _ 3.798] 2018 Te] s]___ 83] os | Ts] oa LO S| 490%] 204 ea) Tal 804] _s.31%| 250.308.00) _11.158,00[ 214200) 4.08%] 2015 995) 93] 109i] 8.52%] 260.9049.57| L1.019.43|271. 96000] 4.05% 2016 T2s5f_13e] 1425] 9.5456) 323.835.18) lv.9id.e3]siene9si] 440% 2017 Esse tei] 1777] 10.19% | 29.194.80] —28.311.77[45750657|__ 6.59% ‘Sumber. Pusai Data dan Statist Reksadana Syariah (www.ok cod). Dillhat pada Tabel 1 bahwa reksadana konvensional lebih unggul dari reksadane syariah, sisebabkan karena reksadana kovensional dikenal lebin dulu deripada rekssdana syarish. Hal ini terihat tahun 2012-2017 pada reksadana kanvesional yang memiliki kensikan tiap tahun yang lebih besar da- ripada reksadana syariah. Pada tahun 2017 dapat diketahui reksadana konvensional yang beredar sebe- sar 1.596 unit reksadana, sedangkan reksadana syariah yang beredar sebesar 181 unit reksadana. Perbedaan |umlah reksadana yang beredar sangal besar ini, membuktikan bahwa masyarakat masih lebih memilih untuk menginvestasikan dananya dengan produk dari reksadana korwensional. Pads kolom perbandingan NAB juga terlihat reksadana konvensionsal lebih unggul daripada reksadana syariah. Pada tahun 2017 dapat dketahui NAB reksdana kenvensional sebesar Rp 429.194,80 Milyar sedangkan reksadana syariah sebesar Rp 28.311,77 Milyar. Lestari (2015) menjelaskan bahwa kondisi yang terlihat bahwa kinerja reksadana saham konvensional lebih baik daripada kinerja reksadana saham syariah, se- hingga menuniukkan kinerja reksadana saham syariah mayortas mash underperformed dibandingkan dengan reksadana konvensional dan pengujian kinerja reksadana syariah dengan pengujian kinerja feksadana konvensional belum secara luas di Peneltian kinesja Islamic dan Norlslamic Index meruinjukkan hasil yang beragam. Li et al (2016) yong menemukan bahwa di Malaysia, kinesja reksadana syariah lebih baik daripade kineja Reksadana konvensional. Peneltian yang dilakukan oleh Iswanaji (2016) menemukan bahwa tidak terdapat perbe- aan yang signifkan antara kinerja reksadana syariah dengan reksadana konvensional. Penelitian ‘Qomarich et al (2016) menemukan perbedaan yang signfikan pada retum reksadana konvensional sdengan return reksadana syariah. Liant et al (2017) menemukan bahwa antara kiner|a reksadana saham syarigh dan reksadane safiem konvensional dalam metode Sharpe maupun metode Treynor tidak ter- dapat perbedaan signifkan. Sementara itu, Lestari (2015) menemukan perbedaan yang signifkan pada kinerjreksadara kenwensional dengan kinerja reksadana syariah. Pengujan kinefja reksadana konven- sional dengan reksadana syariah diperlukan untuk mencari tahu kinerja reksadana, tingkatrisiko, dan perbedzan pada metode pengukuran kineyja reksadana syariah dibandingkan dengan reksadana kon- vensional di Indonesia. Reksadana Menurut undang-undang pasar modal no 8 tahun 1995, pasal 1 ayat 27 mendefinisikan Reksadana sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memilk modal untuk dinvestasikan dalam portofolio efék oleh manajer investasi. Reksadana merupakan kepemilikan jenis saham dan berbagai jenis obligasi serta sekuritas lainnya, yang dimilki oleh seke- lompok pemodal dan dikelola oleh perusahaan investasi profesional karena akan membuat lebih kecil risiko yang dihadapi. Guna menciptakan kekuatan membali yang kuat diendingkan melakukan investasi sendin, dana akan disatukan dati pemodal banyak pemodal (Sunariyah, 2004-224). Oleh karena itu, bagi masyarckat yang memilki modal namun memilki waktu yang terbaias dalam menghitung risiko, reksadana menjadi salah satu altematfinvestasi tepat. Darmadji dan Fakhrudin (2011:168) menyataken terdapat tiga hal yang terkait dengan reksadana 1. Adanya dana dari masyarakat pemodal. bak individu maupun institut 2. Dana tersebut diinvestasikan ke dalam portofolia efek yang telah terdiversifikasi, dimana dana tersebut adaleh dana milik bersama dan 3. Dana tersebut dikelola oleh manajer investasi Reksadana merupakan investasi altematif atau investasi yang terdiversifikasi bagi para pemodal yang ingin berinwestasi dengan modal yang lerbatas. Reksadena mem rsiko kedl serta retum yang baik, sehingga investasi reksadana memilki banyak keuntungan bagi investor. Investasi reksatana dikelola oleh manajer inwestasi, oleh karena itupara investor tidak perlu memanitor aktivitas perdagangan d bursa setiap hari. Hal ini tentu memudahkan bagi investor yang tidak memilki waktu untuk selalu melakukan pengecekan terhadap investasinya. Reksadana send saat ini telah berkembang dengan adanya reksadana syeriah. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 8O/DSN-MUIIIU2011 mendefiisikan reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam baik dalam bentuk akad antara pemodel sebagian pemilic hata (shah al:malrabb at-mal) dengen mansjer investasi sebagai wakil sha- hib abmal, maupun antara mangjer investasi sebagai wakil shahib al:mal dengan pengguna investas. Dengan demikian, reksadena syeriah memilki kebijakan instrumenrya yang berandaskan prinsip-ptinsip syarat islam, berupa akad, operasional sampai sistemmnya sesuai dengan aturan syariat islam. Dana reksadana Syariah dalam Pengelolaannya tidak mengijnkan penggunaan sirateg| investasi yang mengarah ke strategi spekulasi. Dalam hal pembagian hasil keuntungan investasi syariah, antara para investor dan manajer investasi memberiken bagi hasil sesuai dengan proporsi modal yang dimiik. Reksadana etum mesupakan imbal hasii yang diperoleh ketka seseorang melakukan investasi. Oleh ka- rena itu, meningkatkan return dalam berinvestasi merupakan hal penting yang harus dperhatikan oleh investor ketika melakukan investasi supaya dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Menunut Tan- deilin (2010:186) menerangkan bahwa peru diakukan penghitungan secara akurat dalam memprediksi risk dan return yang dinasikxan oleh aset dalam melakukan investasi. Oleh karena itu, Comariyah et al (2016) menemukan hasil hahwa terdapat perbedsan yang signifan antara retum reksadana saham kon- vensional dan return Reksadana saham syariah. H1-: Terdapat perbedaan signifikan dalam retum antara reksadana saham konvensional dengan reksadana saham syariah, Risiko Reksadana Dalam investasi, untuk mendapatken return yang tinggi investor akan menghadapi risiko yang tinggi juga. Karena sudah menjadi hal yang seharusnya ketika kita mendapatkan return yang tinggi maka kita akan mendapatkan risiko yang tinggi pula (Hadi, 2013: 202). Hal tersebut bisa terjadi dalam reksardana konvesional maupun syatiah, Tandetlin (2010-186) menerangkan bahwa perlu dilakukan Penghitungan secara akurat dalam memprediksi risk dan retum yang dhasilkan oleh aset dalam melakukan investasi. Peneliian Lestari (2015) menurjukkan bahwa aniara reksadana syariah dengan reksadana konvensional bak dalam riko, retum dan dalam metode Sharpe terdapal perbedaan signif. ikan. Menurut Iswanaji (2016) menjelaskan bahwa tidak terdapal perbedaan sigrifikan antara risiko reksadana konvensianal dengan reksadana syariah. H2 : Terdapat perbedaan signifkan dalam risiko antara reksadana saham konvensional dengan reksadana salam syariah, Kinerja Reksadana Kinerja reksadana digunakan untuk mengukur perkembangan sebuah produk reksadana terse- but Kinerja reksadana juga dapat digunakan untuk investor dalam hal pengambilan kepulusan investasi degen core membendingkn kerja stureksadane dengen eksodana lays yong meni target investasinya. Dalam melihat atau menilai kinerja reksadana, investor juga periu memperhatican faktor- fair lan sepert risa, enchmark dan lainnya. Hal ni dlakukan sunaya dapat mengetahui hagaimana kinerja sebuah reksadana, maka diperlukan cara untuk mengukur kinerja reksadana. Halim (2015:51) menyebutkan metode yang umum digunakan dalam menilai kinerja portofolio adalah metode Sharpe, metode Treynor dan metode Jensen. Metode sharpe adalah sebuah metode yang unum digunakan untuk mengukur kinerja portoflio, Daiam menguiur kinerja reksadana menggunaken metode Sharpe, premi nisika portfolio (selisih rerata ringkat Keuntungan portfolio dengan rerata suku bunga bebas risiko) dengan risike portfolio yang dinya- takan dengan standar deviasi diperbandingkan (Halim, 2015:52). Lebih lanjut, Halim (201552) menga- takan bahwa semakin besar premi risiko tethadap standar devias| maka dapat dikatekan bahwa kinerja tersebut semakin bak. Dengan kata lain, Semakin besar rital metode Sharpe ini mengindikasikan bahwa ssemakin baik kinerja partofolio yang membentuk gars tersebut. Lestar (2015) menemukan perbedaan yang sigifikan pada kinerja reksadana saham Konvensional dengan reksadana syariah H3 : Terdapat perbedaan signifikan dilihat metode Sharpe antara reksadana konvensional dengan reksadana syariah. Menurut Halim (2015-52) metade Treynar membandingkan antara premi rsiko portfolio (selisih rerala tingkat keuntungan portofolio dengan rerata bunga bebas risika) dengan risiko portofolia yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risko sistematis). Formua ini menghitung tingkat kemiringan (slop) garis yang menghubungkan portafala yang berisiko dengan bebas risiko (Halim, 2015:53}). Dalam metode Treynor jka semakin besar tingkat kemiringan garis berarti semakin baik poriofalio yang mem bentuk gars kemiringan (Halim, 2015:53). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar rasio premi risko Pptofolio terhadap beta, maka dapat dikatakan bahwa kinerja portofoko semakin baik (Halim, 2015: 83). Metode Treynor relevan dipergunakan untuk investor yang memiliki berbagai portofolio atau me~ rnanamkan dananya pada betbagai reksadana atau melakukan diversifkasi pada berbagai portoflio, se- bingga risiko portofalic dinyatakan dalam beta (Halim 2015:53). Mengenai teori penjelasan dari Halim (2015) bahwa penelitian Rahmah (2016) merjelaskan mengenai hasil perbandingan reksadana syariah dan reksadana konvensional dengan metade Sharpe, Treynor dan Jensen menunjukkan bahwa terjadi perbedaan signifikan. H4:: Terdapat perbedaan signifikan dilinat metode Treynor antara reksadana konvensional dengan reksadana syariah. Indek Jensen merupakan metade yang didaserkan pada konsep lini bursa sekuritas'keuangan (Secunty Market Line'SML) yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kes- empatan investasi yang bebas risiko (Halim, 2015: 53). Lebih lanjut Halim, (2015: 53) mengataken bahwa {ike keurtungan aitual dari suatu portofolio lebih besar dari keuntungan yang sesuai dengan persamaan ‘SNL, maka metode Jensen akan posit dan sebailknya, jka keuntungan aktual dari suatu portoolio lebih kecl dari keuntungan yang sesuai dengan persamaan SML, metode Jensen akan negati. ‘Teori melode Jensen dari penjelasan diatas penelitian Jepryansyah et al (2014) menjelaskan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional ‘Sedangkan penelitian Prativi dan Putri (2017) menjelaskan tidak ada perbedaan signifkan antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional. Berdasarkan uraian yang didukung oleh hasil penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H5 : Terdapat perbedaan signifkan diihat metode Jensen antara reksadana saham konvensional dan reksadana saham syariah, METODE PENELITIAN Peneliian ini adalah penelian deskriptt komparati untuk membandingkan antare reksadena konvensional dengan reksadana syariah dalam hal return, rsika, dan kinerja yang dibagi kedalam 3 metode penilaian kine reksadana. Peneliian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari indane- sian Stock Exchange (IDX) berupa data IHSG dan ISSI, Bank Indonesia (Bl) berupa data data suku bunga Serkat Bank Indonesia (SBI) dan SBIS (Serifikat Bank Indonesia Syarizh) periode Januari 2012 sam- pai dengan Desember 2016, dan Pusat Data Kontar.co.id berupa data NAB reksadana saham kenven- sional maupun reksadana saham syariah periode akhir Desember 2014 - Desember 2017. Papulasi yang digunakan dalam peneltian adalah seluruh reksadana yang ada di Bursa Efek Indonesia yang bejumish 1425 reksadana. Metode penentuan sampel peneitian dilakukan dengan cara purposive sampling dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria yang terdir dari: (1) Reksadana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak pemnah diikuidasi selama pertode peneliian yaitu bulan Januari 2012 samgai dengan bulan Desember 2017 dan (2) Reksadana saham tersebut memilki data NAB setigp bulan yang lengkap sesuai peneltian yaitu ban Januari 2012 sampai dengan bulan Desem- ber 2017. Penaltian ini akan menggunakan variabel ratawata return reksadana, standar deviasifsika reksadana, metede Sharpe, metode Treynor dan metede Jensen. Variabel tersebut terbentuk dari pen- gukuran kinerja, melalui deta Nilai Aktva Bersih (NAB), IHSG/ISSI dan SBI/SBIS. Data dan pengukuran terlinat pada tabel 2 abel 2. Ringkasan Definisi Operasional Waal Pag Rp = (NAB: - ABs) / NAB Keerangpe Ban Readers Sgn um mtctoa {NAB “NAB pote perm ¢_NABH.1 =NAB peviade pengukuwan { sebslvmnya. Rotum pasar (HSS danSS)) Rim = (1HSG, ~ IASG, }/ THSG.x Rem = {(SSk—ISShi)/1SSks Keterangan = Rm Rotwn Pasar. © IHSGt = Nils HSG period penguturan e_THSG.: = Nila IHSG perioda pengukuran sebelumaya Standar Deviast Retum portotolio E(RDF Keterangan Standar Deviasi = i= Rotun paritobo periode t © E= Expected retum petiode i =jumish date oy Ak Free Koterongan ’ © Total $B) += Sertifikat Bunga Indonesia (SBUSBIS). aN = dunloh per panguluran Rp= a+B(Rm) Keterangen Rp Retan eksadana, Beta (8 + m= Retwmparar. * a =Konsonia yong menpakan ik plang gas rege’ dengan sumbu vial 2 = Slope gas resi Keterangen eiada Strps @ Sp =Meide Shape reksadanai pada wabts Bi teat retum eked pada wala. © Ri = Ralaraa alas ing! bunga bebe ko. &_Sopi__= Standar devia! dri etn ebsocana i pada waktut = Tela Metode Tenor jetode Tremor esata i pada watt lat return esa i pad walt ngkat bana bebe ise, ipa wal r= (R= Fala (Ren jetoce Jensen rekasacan i pada walt Netode Jenson totta return veksaconai pada walt += Rlaterata ata tingkat bunga bebas msi. Ratewata rebum pasar (HSC). Beta reksadana i pai waktu ‘Alst anaiisis penelitian ini menggunakan Paired sample t-test untuk membandingkan data dari dua sample yaitu Reksadana konvensional dan Reksadana syariah dalam variabel retum, risiko, dan 3 metode kinerja (Sharpe, Treynor dan Jensen). Uji Paired adalah bagian dan statistik parametrik yang berfujuan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas, maka dua sampel yang dimaksud adalah sampel yang sama namun mempunyai dua data (Sujarweni, 2016:161). Uj ini ‘qunaken untuk menguji beda dengan menggunakan rate-rata variabel data yang berdistib (Sujarweni, 2016:161), Dalam mengolah data akan menggunakan software SPSS 25. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan iter, terdapat 12 (dua belas) produk reksadana saham yang diperjuabelikan dari manger investasi yang berbeda sehingga terdii dar 6 reksadana Konvensionel dan 6 reksadana syarich Pemilihan produk reksadana didasarkan atas-nilai NAB yang tinggi seria pengambilan jumlah produk yang sama agar tidak terjadi ketimpangan dalam melakukan penelitian perbandingan. Data dalam penelitian menggunakan periode tahun 2012-2017 teed dari 6 tahun Statistik Deskriptt Berikut ini penjelasan mengenai deskrintif variabel yang digunakan dalam penelitian untuk ‘melhat jumiah sampel (noun), rl minimum (minimum) rilai maksimum (maximum) dan lai rata-rata (mean) reksadana korvensioral dan reksadana syariah pada tahun 2012-2017. Nill rata-rata menujuke kan rateata dalam satu variabel penelitan, diperoleh dengan menjurlahkan seluruh data dan membaginya dengan cacah data. Niai meksimum menunjukkan rai terbesar pada data. Nilai minimum ‘menunjukkan nial terkecl pada data. Beikut Tabel 3. yang menunjukkan statist deskriptif reksadana konvensional dan syariaf: Tabel 3. Hasil Statistik Diskriptif Kineria N Minimum ‘Maximo Mean Reksadana | Konvensianal| Syariah |Konvensional] Syariah [Konvensional] Syariah [Konvensionall syariab Return 6 36 | -cora [-oooer [0028s [am [ome | oo0a Risiko’ 36 36 | oora [oom [cores | aosas [cca [ons Sharpe 6 36 | sae [ams [osu [sao [ser [eer Treynor 36 36 | tome [-o0e0o [omar [oom | ons [amis Jensen 35 36 | tors [aoe [om [om | ome | oooss Sumber: data diolah, 2018 Hasil Statistk deskriptf Tabel 3. dapat djelaskan sebagai berkut: 1. Pada retum reksadana dapat dlihat nilai minimum konvensional sebesar -0.0113 dan syariah ‘sebesar -0,0267, hal ini mengindikasikan kinega terendah dialami oleh reksadana syariah. . Dilihat dari nilai maximum pada reksadana konvensional sebesar 0,0253 dan reksadana syariah sebesar 0.0222 menunjukkan bahwa return terti iraih deh reksadana konvensional. Nilai mean retum reksadana saham konvensional lebih tinggi (0.0068) dibandingkan reksadana saham syariah (0:0042). Hal ini mengindikasikan bahwa retum reksadana konvensional lebih balk dbandingkan dengan reksadana syariah. 2. Pada rsiko reksadana dapat dlhat nilai minimum kanvensional sebesar 0,0134 dan syariah sebesar 0.0141, hal ini mengindikasikan bahwa risko terendah terjad’ pada reksadana konvensional. Nilai maximum pada reksadana konvensional sebesar 0.0765 dan reksadana syariah sebesar 0,0589, ‘hal ini menunjukkan bahwe risike tertinggi dimiliki oleh reksadana konvensional. Nilai mean risiko reksadana saham konvensional (0,0392) lebih tinggi dibandingkan reksadana saham syariah (0.0371). Hasil risiko mendindikasiken bahwa risikko reksadana konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan risiko reksadana syariah. 3. Pada kinerja reksadana dengan metode Sharpe dapat diihat rilai minimum konvensional sebesar - 3.415 dan syariah sebesar -2.938, hal ini menunjukkan menurut pengukuran melade Sharpe kinerja terendah terjadi pada reksadana konvensional, Nilsi maximum pada reksadana kanvensional sebesar -0.5417 dan reksadana syariah sebesar -0,5490, hal ini menunjukkan bahwa menurut metode Sharpe kinerja tering’ tejadi pada reksadana Konversional. Nilai mean metode Sharpe reksadana eaham konvensional (-1,5947] lebih besar dibandingkan reksadana saham syariah(- 1.6429). Hasil mean menunjukkan bahwa kineyja kedua reksadana tidak baik dan kinerja reksadana syariah lebih buruk dibandingken dengan kinerja reksadana konvensianal 4, Pada kinerja reksadana dengan metade Treynar dapat dilhat rilai minimum konvensional sebesar - 10,0949 dan syariah sebesar -0,0800. Nilai maximum pada reksadana konvensional sebesar -0,0227 ddan reksadana syariah sebesar -0.0226. Hal ini menunjukkan bahwa rilal dari risk free lebih besar dari pada retum yang didapatkan pada kedua reksadana dengan rilai tidak jauh berbeda. Nilai mean return reksadana konvensional lebih rendah (Sebesar -0,054737} dbandingkan reksadana syariah (- 1051502). Hasil mean tersebut dapat diketahui reksadana saham syariah memilki kinefja lebih balk daripada reksadana saham konvensional 5. Pada kinerja reksadana dengan metode Jensen dapat diihat rilal minimum konvensional sebesar - 0,0279 dan syariah sebesar -0,0231, hal ini menunjukkan bahwa menurut metode Jensen kinerja tevendah terjadi pada reksadana konvensional. Nilai maximum pada reksadana konvensional sebesar 0,0313 dan reksadana syariah sebesor 0,0211. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pada metode Jensen tertinggi terjadi pada reksadana korvensional. Nila mean return reksadana Kenvensional terihat lebih rendah (sebesar 0,0023) dibandingkan reksadana syariah (0,055). Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja reksadana syariah lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan reksadana konvenional berdasarkan metode Jensen. Hasil ui normalitas yang telah dilakukan ditunjukkan pada Tabel 4, sebagai berkut Tabel 4. Hasil Uji Nocmalitas Kinerja Keterangan Reksadans jnsional [Syariah| a a rr | aos ‘Sumber: data diolah, 2018 Berdasarkan hasil pengujian Kolmagorov-Smimov dengan menggunakan program SPSS 25 un- tuk membuktikan keduanya berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan langkah pengujian perbandingan selanjutnya. Pada Tabe! 4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi tiap variabel lebih dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal balk reksadana konvensional maupun. syariah. Dengan demikian untuk langkah selanjutnya dilakukan perbandingan menggunakan Paired sam- le t-test. ee Hasil Uji Paired sample T-Test antara reksadana konvensional dengan reksadana syariah di- tunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Paired Sample T-test Kinerja Reksadana dalam Return Variabel Signifikansi Uji Hipotesis Keterangan Return 0,014 His Diterimay ‘Ada Perbedaan Risiko 0,230 HaDitolak Tidak Ada Perbedaan Metode Sharpe HaDitolak Tidak Ada Perbedaan Matode Treynor 0.404 HeDitolak Tidak Ada Perbedaan Metode Jensen 0,288 HsDitolak Tidak Ada Perbedaan ‘Sumber: data diolah, 2018 Berdasarkan tabel 5. menunjukkan bahwa hipotesis 1 diterima, terlihat dari nilai signifikansi var- iabel retum sebesar 0,014 lebih rendah dari 0,05. Di sisi isin untuk hipotesis 2.3.4, dan 5 ditolak yang terlinat dari rill signifkansi variabel risika (0,230), Metode Sharpe (0,485), metode Treynar (0,404) dan metode Jensen (0,288) lebih rendah dari 0,05. Return Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah Berdasarkan hasil analisis data terhadap variabel return, diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,014, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0.014 < 0,05), maka H1 diterima. Hal ini mengindi- asikan bahwa retum reksadana kanvensional dan reksadana syariah memilki perbedaan yang signif- ikan, Penelitian ini menemukan bahwa return reksadane konversional lebih besar dibandingkan dengan reksadana syariah yang tedihat pada nilai retun reksadana konvensional sebesar 0,0068 dan reksadana syariah sebesar 0.0042. Hal ini disebabkan karen nilai NAB reksadana yang sering berubah-ubah setiap waktu tergantung dengan nilai instrumen portofolio yang ada di dalam masing-masing produk (Manurung, 200755). Selain hal tersebut, produk reksadana konvensional yang cikenal lebih dahulu oleh masyaraket, ‘memillki banyak jeris pilihan produk yang dijualbelikan daripada reksadane syariah dan tidak melalui proses cleaning, maka hal tersebut yang membuat return tinggi. Sebalkrya untuk reksadana syariah hanya mempesjualbelikan preduknya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Menurut Hud dan Nasution (2008) dalam reksadana syariah return yang didapatkan melalui proses Cleansing, Filterisas) dan kegiatan haram. Berdasarkan hal itu, produk reksadana syariah yang dijualbelikan mengakibatkan tidak ‘mampu meningkatkan fluktuasi dari penjualan itu sendin, maka reksadana syariah dikatakan kurang mar- ketable (Pulriana, 2016). Pendapat ini, sejalan dengan peneliian Lestari (2015) dimana retum mengalami perbedan secara signifkans: antara kinerja reksadara syariah dan reksadana konvensional dengan re= tum reksadana saham, menjelaskan bahwa reksadana konvensianal memberikan return yang unggul ibandingkan reksadana syarish, Hal tersebut disehabkan karena adanys prinsip pokok yang mem~ bedakan reksadana syariah dalam mengelola portofolio investasinya, sehingga menjadi berbeda dari teksadana konvensional. Namun, Qomariah et al (2016) menjelaskan bahwa reksadana syariah lebih tunggul daripada reksadana Konvensional. Dikarenakan sirateg| mangjer investasi reksadana melakukan rotasi pada sektor saham yang potensial. Risiko Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah Berdasarkan hasil analisis data terhadap variabel risiko, diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,230, karena rilai signifikans! lebih besar dari 0,05 (0,230 > 0,05), maka H2 ditclak. Hal ini menunjukkan bahwe risiko reksadana konvensional dan reksadana syariah memiliki tidak ada perbedaan. Hal disebab- kan karena keduanya merupaken jenis investasi yang sama yaitu reksadana dan memiliki tata cara engelolaan yang sama yattu sama-sama melalui mandjer investasi. Untuk produk reksadana konven- sional, disebabken kerena prinsip dalam investas! high risk high retum, yang artinya tingkat pengembafian reksadana konvensional yang tinggi akan membual risiko juga ting). Seperti halnya dalam buku Jogi- yyanto (2014:30) bahwa return dan risiko mempunyai hubungan yang posif, Karena semakin besar aisiko ‘yang ditznggung, meke semakin besar pul retum yang diharapkan. Tidak adsnya perbedsan didalam visio, dapat dilhat perbedsan reksadana dalam bentuk operasionalnya, yang mana reksadana kowen- sional tanpa proses screening, hal ini menyebabkan banyaknya saham yang dmasukkan kedalam produc reksadana untuk mend ptakan produk yang memiliki retum tinggi, dengan begitu risiko menjadi tinggi. ‘Sedangkan untuk reksadana syariah dalam operasionalnya memilki proses screaning, adanya proses tersebut membuat reksadana syeriah berisiko karena porofolio yang terbentuk dalam reksadana syariah menyebatkan mangjer imvestasi membentuk portotolio dengan diversfikasi rendah, dan mempengaruhi retum. Risiko reksadana konvensional sebesar 0,0392 dan reksadana syariah sebesar 0.0371, menun- jultkan bata rila isiko antara reksadana konvesional lebih besar daripade reksadana syariah. Has ini sejalan dengan peneltian Iswanaji (2016) bahwa risiko tidak mengalami perbadaan sig- nifkan. Tidak adarya perbedaan yang signifkan, merupakan salah satu bukti petkembangen ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di pasar modal dan merupekan prestasi yang mengyembiraken terhadap ‘ekonomi syariah. Berlentangan dengan hasil peneitian Lesiar (2015) menunjukkan bahwa risko men- galami perbedaan secara signifkan antara reksadana syariah dan reksadana korwensional, serta iiko konvensional lebih unggul daripada reksadana syariah. Metode Sharpe antara Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah Hasil analisis data tethadap variabel metade Sharpe, diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.485, arena rial signifikans! lebih besar dari 0,05 (0.485 > 0,05), maka H3 ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa kinesja reksadana konvensional dan syariah manggunakan metode Sharpe tidak terdapat perbe- aan yang signifkan. Nilairata-rata Sharpe reksadana Konvensional sebesar-1,6427 dan reksadana ssyariah sebesar -1,594. Nila tersebut menunjukkan bahwa kinerja reksadana baik yang konvensional rmaupun syarich memilk kinerja yang kurang bak. Kurang baiknye kinerja reksadana disebabkan karena rilai der risk tree yang lebih besar dibandingkan dengan return reksadana. Risk free dengan return reksadana ini meihat anatara retum reksadana syariah yang lebih kecll dibandingkan dengan SBIS dan reksadana konvensional yang lebih kecil diandingkan dengan SBI Hail ini sjalan dengan peniitian Lianti et al (2017), Prati’ dan Pui (2017) dan Jeprayansyeh dan Fauzie (2014). Bahwe meiode Sharpe tidak mengalami pertedaan secara signifixan aniara reksadana syariah dan Konvensional. Jeprayansah dan Fauzie (2014) selain menyatakan tidak ada perbedaan secara signifikan, menyatakan bahwa hasil Sharpe syariah lebih unggul dari kenvensional Peneitian Liant et al (2017) menyatakan bafwa kineja dengan metode Sharpe menunjukkan reksadana konvensional lebih unggul dari reksadana syariah. Bertentangan dengan peneltian Lestari (2015). yang menyatakan bahwa metode Sharpe mengalami perbedaan secara signif kan antara reksadana syariah dan korvensianal Metode Treynor antara Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah Hasil analisis data terhadap variabel metode Treynor, diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,404, karena nila signifikan! lebih besar dari 0,05 (0,404 > 0,05), maka HA citolak. Hal ini mengind - kasikan bahwa tidak terdapat perbedaan terdapat kinerja reksadana konvensional dan syariah menggunakan metode Treynor. Nisi rata2 kineyja reksadana menggunakan metode Treynor merurjuk- kan bahwa nila rata-ata reksadana konvensional sebesar -0,0547 dan reksadana syariah sebasar - 0,0515. Nilai tersebut menunjukkan bata kineja reksadana bak yang Konvensional maupun syariah meri kinerja yang kurang beik. Hal in disebabkan oleh adanya nilai isk tree rate lebih baik daripada nila dari reksadana soham. Nill risk free rate yang lebih tinggi mengindikasikan bahwa investasi pada reksedana kurang menguntungkan dibandingkan dengan investasi ain Has ini sejlan dengan peneltian serta Jepryansyah (2014) menyatakan bafwa tidak ada perbe- ddaan signitan dan kineyja syariah lebih balk dari Konvensional. Selain peneltian itu Lianti et al (2017) menjelaskan bahwa kinerja konvensional lebih balk dari kinerja syariah dalam bentuk Treynor dan tidak ada perbedaan secara signifikan antara reksadana konvensional dan reksadana syariah. Prati dan Putri (2017), menjetaskan bahwa tidak ada perbedaan secara signifkan antara reksadana konvensional dan reksadana syariah. Bertentangan dengan peneltian Rahmah (2016), dimana dengan metade Treynor rmengalami perbedaan secara signifkan antara reksadana konvensional dan reksadana syariah. Metode Jensen antara Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah Hasil analisis data tethadap variabel metade Jensen, diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,288, karena nilai signifikans’ lebih besar dar 0,05 (0,288 > 0,05), maka HS ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa antara kinerja reksadana korwensional dan syeriah menggunakan metode Jensen tak terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai rata? kinerja reksedana menggunaken metode Jensen menunjukkan bahwa reksadana konvensional sebesar 0,0023 dan reksadana syariah sebesar 0.00155. Nial kinera dengan metode Jensen tersebut menurjukkan bafwa reksadana saham baik secara konvensional mau- pun syarich, sama-sama menghasikan kinerla yang baik, dan menunjukkan bahwa Manajer Investasi ‘mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilik. Hasi ini sejalan dengan peneltian Pratini dan Putri (2017), bahwa tidak terdapat berbedaan secara signfikan dengan menggunakan metode Jensen dan hasil rata-rata, menunjukkan bahwa reksadana konvensional lebih unggul dari reksadana syariah. Bertentangan dengan peneltian Jeprayan- syah dan Fauzie (2014), dmana kinerja dengan metode Jensen memiliki perbedaan secara signifkan antara reksadana konvensional dan reksadana syariah. PENUTUP Penelitian ini membandingkan retum, risiko dan kinevja antara reksadana syariah dengan kon vensional. Temuan Penelitian ini menghasikan kesimpulan bahwa (1) return antara reksadana konven- sional dengan syarish memiliki perbedaan yang signiffkan dengan return reksadana konvensional lebih besar dibandingkan dengan reksadana syariah, (2) tidak ada perbedaan risiko dan kinerja (Matode ‘Shape, Treynor dan Jensen) antara reksadana korvensional dengan reksadana syariah, yang berarti bah risiko dan kinerja antara reksadana konwensional dengan reksadana syariah idak memilki perbe- dean yang berartl. Oleh Karena itu investor maupun investor yang hendek berinvestasi dapat tenang memilih akan berinvestasi pada reksadana konwensional maupun syariah karena tidak ada perbedaan dalam hal risiko dan kinerja reksadananya. Pilihan dalam berinvestasi dapat kembali pada kecender- tungan investor apakah menekanksn pada retum atau pada syariat islam Peneltian selanjutnya diharapkan menelit dengan baik itu variabel lain maupun dengan reksadana jenis yang Iain seperti reksadana pendapatan (Clomariyah et al, dan perumbuhan AUN (Lali yah et al 2016). selain itu, dinarapkan juga dapat menggunakan uji yang lain seperti ji independent ‘sampel test (Iswanaj, 2016); (Lestari, 2015) dan (Lianti et al 2017) dan uji mann-whitney-u (Putra dan Fauzie, 2014) DAFTAR PUSTAKA Darmadj, Tjptono dan Hendy M. Fakhruddin, 2001. Pasar Medal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN- MUI/IIV2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Etek Bersifat Euitas di Pasar Reguler Bursa Etek Hadi, Nur. 2013. Pasar Modal: Acuan Teoretis dan Prakts Investasi di Instrument Keuangan Pasar Modal ‘Yogyakarta: Graha linu, Halim, Abdul, 2015. Analisis Investasi dan Apiikasinya: Dalam Aset Keuangan dan Aset Ril. Jakarta: ‘Salemba Empat Huda, Nurul dan Mustofa Edwin Nasution. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Iswanaji, Cheldir. 2016. “Perbandingan Kineja Reksadana Syariah dan Kinerfa Reksadana Kanvensional Ditinjau Berdaserken Tingkat Risk dan Return’. Jumal Media Ekonomi dan Mangjemen. Volume 31, Nomor 2. ISSN: 2503-4460, Juli 2016. Magelang. JJogiyanta, Hartono. 2014. Teor! dan Praktk Portoolio dengan Excel. Jakarta: Salemba Empat. Lailyah ef al. 2016. “Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Syarian Dan Reksadana Korvensional (Studi pada Reksadana yang Terdaftar di Otortas Jasa Keuangan Periode 2012-2016)". Jumal Administrasi Bisnis (JAB). Volume 35, Nomor 2, Juni 2016. Malang. Lestar, Winda Rika. 2015. “Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham Konvensional’ .Jumal Magister Manajemen, Volume 01, Nomor 01, Januari 2075. Lampung. anti et al. 2017. “Analisis Perbandingan Kineyja Reksadana Saham Syariah Dengen Reksadana Saham Komvensional”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18, Nomor 2, ISSN: 2549-5003, Agustus 2017. Lhokseumawe. Lietal. 2016. “islamic or conventional mutual funds: Who has the upper hand” Evidence from Malaysia’ Pacic-Basin Finance Journal. Januati 2016. Malaysia. Manurung, A. Haymans, 2010. Panduan Sukses Meniual Reksadona. Jakarta: PT Grameda Widiesarana Indonesia Prati, Nila dan Siske Yunila Puri 2017. “Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan Reksadana Korvensional (Reksadana yang Terdaftar di OJK Periode 2013-2015)". Journal of Economic Studies. Volume 1, Nomor 1, JanuariJull. Padang. Pulra, Jepryansyah dan Syarief Fauzie. 2074. ‘Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Konvensional mt Reksa Dana Syariah d Indonesia’. Jumal Ekonomi dan Keuangan. Volume 2, Nomor 5. Qomariyah et al. 2016. ‘Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional (pada Reksadana Saham dan Reksadana Pendapatan Tetap yang terdaftar di BE! Periode 2010- 2014)’. Jumal Keuangan dan Perbankan. Volume 20, Nomor 03, September 2016. Jember. Rahmah, Azizatur. 2016, “Analisis Perbandngan Kinerja Reksadana Syariah dan Kinerja Reksadana Konvensional dengan Metode Sharpe, Treynar dan Jensen’. Analytical Islamic. Volume 8, Nomar 1, 2016:20-40. Sumatera, ‘Sujerweri, V. Wiratna. 2016. Kupas Tuntas Peneliin Akuntansi dengan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. ‘Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, Syabrda et al. 2014. “Perbandingan Kinerja Insirumen Investasi Berbasis Syariah dengan Konvensional pada Pasar Modal d Indonesia’. Jumal Ablotshad. Volume 6, Nomor 2, April 2014. Jakarta Tandellin, Eduardus. 2070. Analisis Investasi dan Mangjemen Portofolio. Yogyakarta. PT. BPFE Tim Uang dan Efek. 1997. Mengapa Harus Reksadana?, Jakarta: Majalah Uang dan Etek, Glory Offset dan Press. Undang - Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995. 1996. Himpunan Peraturan Pasar Modal. Jakarta: ‘Sinar Grafka Winarno, Wing Wahyu. 2017. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: UPP ‘STIM YKEN, hitp:/vww.oj.go id. Diakses September 2017.

You might also like