You are on page 1of 17

MAKALAH METODE PENELITIAN

”ILMU PENEGTAHUAN DAN PENELITIAN”


Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Metode Penelitian

Dosen Pembimbing :
Nurman Ritonga, MH

Disusun Oleh :

Iqbal Lamkaruna Tijue (0204202021)


Irfan Effendi Hasibuan (0204202061)
Nurhayati Daulay (0204202013)

PRODI HUKUM EKONOMI SYA’RIAH (MUAMALAH)


FAKULTAS SYA’RIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT,
yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Tidak lupa pula Shalawat
berangkaikan salam kami sanjungkan ke pangkuan Nabi besar kita, Muhammad
Rasulullah SAW, yang senantiasa mengorbankan nyawa demi menegakkan agama
islam di muka bumi ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, yang bejudul Ilmu
Pengetahuan Dan Penelitian, khususnya kepada Dosen pembimbing kami
Nurman Ritonga, MH yang telah memberikan tugas ini. Kami memperoleh
banyak manfaat setelah menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, dan kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa memberikan manfaat
kepada pembaca.

Medan, September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Manusia dan Rasa Ingin Tahu............................................................................3
B. Cara Manusia Mencari Tahu..............................................................................4
C. Penelitian Ilmiah..................................................................................................5
D. Struktur Tubuh Ilmu Pengetahuan....................................................................8
E. Metode Berfikir Dalam Ilmu Pengetahuan......................................................10
F. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan, Penelitian, dan Kebenaran................11
BAB III...............................................................................................................................
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keingintahuan adalah khas manusia. Psikolog menyebutnya
keingintahuan epistemik, dan ini tentang mencari pengetahuan dan
menghilangkan ketidakpastian. Bagi Augustín Fuentes, seorang profesor
antropologi di Universitas Princeton, bentuk keingintahuan ini telah
membuat manusia dan kemungkinan semua genus Homo yang membuka
jalan bagi kita untuk mengisi hampir setiap sudut dunia, menciptakan
teknologi, dari kapak tangan ke ponsel pintar. Tapi rasa ingin tahu juga
memiliki konsekuensi. Hanya karena manusia dapat membayangkan
sesuatu tidak berarti itu akan berhasil, setidaknya tidak pada awalnya.
Dalam beberapa situasi, taruhan rendah dan kegagalan adalah
bagian yang wajar dari suatu pertumbuhan. Pada akhirnya, rasa ingin tahu
adalah tentang bertahan hidup. Tidak semua manusia yang penasaran
meneruskan kegemaran mereka dalam mencari tahu pada keturunan
mereka, tetapi mereka yang memang membantu menciptakan spesies yang
tidak bisa tidak berpikir.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengapa manusia selalu memiliki rasa ingin tahu?
2. Bagaimana cara manusia dalam mencari tahu?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Penelitian Ilmiah?
4. Bagaimana struktur tubuh Ilmu Pengetahuan?
5. Bagaimana metode berfikir dalam Ilmu Pengetahuan?
6. Bagaimana Hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Penelitian, dan
Kebenaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengapa manusia selalu memiliki rasa ingin
tahu.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara manusia dalam mencari tahu.

1
3. Untuk mengetahui apa itu Penelitian Ilmiah
4. Untuk mengetahui struktur tubuh Ilmu Pengetahuan
5. Untuk mengetahui bagaimana metode berfikir dalam Ilmu
Pengetahuan.
6. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Ilmu Pengetahuan,
Penelitian, dan Kebenaran
7. Makalah ini juga ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Metode Penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manusia dan Rasa Ingin Tahu


Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan, makhluk hidup yang selalu
berfikir, merasa, dan berkarya. Dalam kesehariannya, manusia tumbuh dan
berkembang serta mengembangkan diri sesusai dengan harkat, martabat, dan
keberadaannya. Mereka bertindak, hidup, dan menghidupkan diri sesuai dengan
kekuatannya serta lingkungannya di mana ia tumbuh dan mengembangkan diri.
Manusia juga merupak makhluk berpikir, makhluk rasional, makhluk inteligen,
yang selalu berupaya memanfaatkan segala sesuatu yang terdapat disekitarnya.
Sejarah menunjukkan bahwa salah satu sifat yang dimiliki manusia adalah
adanya rasa ingin tahunya terhadap sesuatu. Karena rasa ingin tahunya terhadap
sesuatu, maka manusia berusaha mencari tahu, yang dalam taraf sederhananya
mencari tahu dalam dirinya sendiri (bertanya-tanya dalam dirinya), jika diperoleh
jawabannya biasanya ingin di konfirmasi kebenarannya, atau jika jawabannya
tidak didapatkan dalam dirinya, maka kemudian mencari tahu di luar dirinya
(pada orang lain), baik secara diam-diam maupun dengan cara yang terang-
terangan.
Rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu, dapat berupa pengetahuan biasa
(knowledge), dapat pula berupa pengetahuan ilmiah science of knowledge (ilmu
pengetahuan). Jika yang ingin diketahuai sekedar pengetahuan biasa, maka dicari
tahunya kepada orang (personal) yang di anggap tahu tentang pengetahuan itu,
namun jika yang ingin diketahui adalah pengetahuan ilmiah, maka dicarinya ilmu
pengetahuan itu dibangku sekolah (study) secara terstruktur dan berjenjang
sampai ke perguruan tinggi.

William James, salah satu psikolog modern pertama, menyebutnya sebagai


"dorongan menuju kesadaran yang lebih baik." Psikolog Rusia Ivan Pavlov

3
menulis, hal itu merupakan tentang rangsangan melalui refleks yang
menyebabkan mereka fokus secara spontan pada sesuatu yang baru yang masuk
ke kehidupan mereka. Psikolog juga setuju bahwa keingintahuan bukan tentang
memuaskan kebutuhan pokok, seperti lapar atau haus; melainkan, pada dasarnya
termotivasi.1

B. Cara Manusia Mencari Tahu


Upaya manusia dalam mencari sebuah kebenaran dan menemukan inovasi
kian hari kian berkembang. dari penalaran sederhana hingga dengan berbagai
metode penelitian termasuk dalam upaya manusia mencari kebenaran akan suatu
fenomena. sebelum mencari kebenaran dengan rasa ingin tahu yang kita miliki,
kita menengok terlebih dahulu definisi dan sifat kebenaran. kebenaran sendiri
memiliki sifat relatif yang mengakibatkan suatu kebenaran tidak dapat bertahan
selamanya, pada masanya akan muncul kebenaran yang baru yang lebih sesuai
dengan kebenaran terdahulu. Kebenaran dapat kita kaji dan temukan melalui dua
cara yakni, nalar sehat dan metode ilmu pengetahuan. Melalui nalar sehat kita
dapat mengonstruksikan suatu fenomena dengan logika, kita bisa melakuaknya
melalui asosiasi dan proses belajar.2
Proses pencarian pengetahuan dapat diejawantahkan melalui indera,
science, filsafat, dan mistik (kepercayaan).3 Pengetahuan pada dasarnya
dipandang sebagai mental state yang terproses melalui interaksi untuk dapat
mengenali dan mengetahui tentang suatu obyek. Lebih lanjut dikatakan bahwa
pengetahuan apat diperoleh melalui media: indera, sciense (pengetahuan rasional
empirik), dan filsafat.4
Menurut beberapa literatur yang kami pahami, secara garis besarnya
Manusia dalam hal ingin mencari tahu suatu hal atau tentang suatu kebenaran

1
https://www.liputan6.com/global/read/4310555/menguak-sebab-manusia-memiliki-rasa-ingin-
tahu-berlebih diakses pada 23 Sep. 22 pukul 09.40
2
William Chang, Erlangga, 2014
3
Aburaera, Sukarno, Muhadar, dan Maskun, Filsafat Hukum: Teori dan Praktik, Jakarta, Kencana
Prenanda Media Group. 2012 h. 23
4
Bakhtiar, Asmal, Filsafat Ilmu. Edisi revisi, PT. Rajagrafika Persada, Jakarta, 2004. h. 16-17

4
dapat dengan melakukan penalaran atau dengan melakukan penelitian terhadap
hal tersebut.
C. Penelitian Ilmiah
Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Dari itu ada juga
ahli yang menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari
kata re, yang berarti “kembali” dan to search yang berarti mencari. Dengan
demikian arti sebenarnya dari research atau riset adalah “mencari kembali”.
Secara definisi bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. 5
Ilmiah yaitu menggunakan metode dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yaitu
sistematis dan menggunakan metode penelitian dimana suatu hipotesis y
ang dirumuskan setelah dikumpulkan data obyektif secara sistematis, dites secara
empiris.6
Penelitian menggunakan metode ilmiah (scientific method) disebut
penelitian ilmiah (scientific research). Sehingga bisa dikatakan bahwa penelitian
ilmiah adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi dengan menggunkan metode
ilmiah. Dalam penelitian ilmiah ini selalu ditemukan dua unsur penting, yaitu
unsur pengamatan (observasi) dan unsur nalar (reasoning). Unsur pengamatan
merupakan pengetahuan mengenai fakta-fakta tertentu yang diperoleh melalui
kerja mata dengan penggunaan persepsi. Nalar adalah suatu kekuatan arti dari
fakta-fakta, hubungan dan interelasi terhadap pengetahuan yang timbul.

1. Kerangka Berfikir Ilmiah


Kerangka berfikir ilmiah merupakan landasan yang memberikan
dasar-dasar pemikiran yang lebih kuat sebagai tempat berdirinya hasil-
hasil penelitian tersebut. Michael Bylear mengatakan “bahwa pada diri
manusia ada sesuatu kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan ini hanya
bisa dicapai apabila ada pengetahuan tentang kebutuhan itu. Sebelum ada

5
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 13
6
Prof. Dr. S. Nasution, MA, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 1

5
pengetahuan tentang kebutuhan itu harus diadakan penyelidikan untuk
mengetahui kebutuhan itu sendiri.”7

2. Struktur Penulisan Ilmiah


 Pengajuan Masalah
Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan
masalah. Satu hal yang harus disadari bahwa suatu masalah tidak
pernah berdiri sendiri dan disebabkan faktor-faktor lain.8
a) Latar Belakang Masalah
Dalam suatu masalah selalu terdapat latar belakang dari suatu masalah
tertentu. Masalah adalah suatu hal yang tidak lazim terjadi.
b) Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari
penguasaan masalah dimana suatu obyek dalam suatu jalinan situasi
tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.
c) Pembatasan Masalah
Permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya, pembatasan masalah
merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan
jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor
mana saja yang termasuk ke dalam lingkup permasalahan dan faktor
mana yang tidak.
d) Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan
jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap
dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan
diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
e) Tujuan Penelitian

7
Drs. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proporsal, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995),
hlm. 15
8
Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010), hlm. 309

6
Tujuan penelitian ini adalah pernyataan mengenai ruang lingkup dan
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan.

f) Kegunaan Penelitian
Setelah itu maka dibahas kemungkinan kegunaan penelitian yang
merupakan manfaat yang dapat dipetik dari pemecahan masalah yang
dapat dari penelitian.
 Penyusunan Kerangka Teoretis
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua
dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis
merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan
yang diajukan. Kerangka teoritis suatu penelitian dimulai dengan
mengidentifikasi dan mengkaji berbagai teori yang relevan serta
diakhiri dengan pengajuan hipotesis.
 Metodologi Penelitian
Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi
metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode
yang dipergunakan dalam penelitian. Ada beberapa kegiatan yang
tercakup dalam Metode Penelitian adalah sebai berikut :
1) Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk
pernyataan yang mengidentikasikan variable-variabel dan
karakteristik hubungan yang akan diteliti
2) Tempat dan waktu penelitian di mana akan dilakukan
generalisasi mengenai variable-variabel yang diteliti
3) Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan
penelitian dan tingkat generalisasi yang diharapkan
4) Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan
penelitian, tingkat keumuman dan metode penelitian

7
5) Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variable
yang akan dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran,
instrument dan teknik mendapatkan data.
6) Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan
teknik analisis yang dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan
pengajuan hipotesis.
 Hasil Penelitian
Dalam membahas hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan
kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan
hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam
kegiatan sebagai berikut :
1) Menyatakan variabel-variabel yang diteliti
2) Menyatakan teknik analisis data
3) Mendeskripsikan hasil analisis data
4) Memberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data
5) Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau
diterima
 Ringkasan dan Kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek
penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis,
metodologi penelitian dan penemuan penelitian. Kesimpulan dapat
diperinci ke dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1) Deskripsi singkat mengenai masalah, kerangka teoritis,
hipotesis, metodologi dan penemuan penelitian.
2) Kesimpulan penelitian yang merupakan sistesis berdasarkan
keseluruhan aspek.
3) Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan
perbandingan terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah
yang relevan.
4) Mengkaji implikasi penelitian.
5) Mengajukan saran.

8
D. Struktur Tubuh Ilmu Pengetahuan
Hidayat Nataatmaja menggambarkan dalam bahasanya sendiri mengenai
hal tersebut di atas bahwa “ilmu memiliki struktur dan struktur ilmu itu beberapa
lapis. Beliau membagi lapisan ilmu ke dalam 2 golongan/ kategori yaitu lapisan
yang bersifat terapan dan lapisan yang bersifat paradigmatic . Kedua kategori
memiliki karakter sendiri-sendiri. Lapisan terapan besifat praktikal dan lapisan
paradigmatik bersifat asumtif spekulatif.9
Dalam penerapannya, ilmu dapat dibedakan atas berikut di bawah ini:
1. Ilmu Murni (pure science)
Yang dimaksud dengan Ilmu murni adalah ilmu tersebut hanya murni
bermanfaat untuk ilmu itu sendiri dan berorientasi pada teoritisasi, dalam
arti ilmu pengetahuan murni tersebut terutama bertujuan untuk membentuk
dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak yakni untuk
mempertinggi mutunya.
2. Ilmu Praktis (applied science)
Yang dimaksud dengan ilmu praktis adalah ilmu tersebut praktis langsung
dapat diterapkan kepada masyarakat karena ilmu itu sendiri bertujuan
untuk mempergunakan hal ikhwal ilmu pengetahuan tersebut dalam
masyarakat banyak.
3. Ilmu Campuran
Yang dimaksud dengan ilmu campuran dalam hal ini adalah sesuatu ilmu
yang selain termasuk ilmu murni juga merupakan ilmu terapan yang
praktis karena dapat dipergunakan dalam kehidupan masyarakat umum.
Sedangkan dalam fungsi kerjanya (paradigmatic), ilmu juga dapat
dibedakan atas berikut ini:
1. Ilmu teoritis rasional

9
Alex Lanur OFM, 1993, Hakikat Pengatahuan dan Cara KerjaIlmu-Ilmu, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. h. 73

9
Ilmu teoritis rasional adalah ilmu yang memakai cara berpikir dengan
sangat dominan, deduktif dan mempergunakan silogisme, misalnya
dogmatis hukum.
2. Ilmu empiris praktis
Ilmu empiris praktis adalah ilmu yang cara penganalisaannya induktif saja,
misalnya dalam pekerjaan social atau dalam mewujudkan kesejahteraan
umum dalam masyarakat.

3. Ilmu teoritis empiris


Ilmu teoritis empiris adalah ilmu yang memakai cara gabungan berpikir,
induktif-deduktif atau sebaliknya deduktif-induktif.
Saat ini tampaknya sebagian besar para pakar membagi ilmu atas
ilmu-ilmu eksakta dan ilmu-ilmu hukum yang pada satu titik tertentu
sangat sulit dibedakan, namun pada titik yang lain sangat berbeda satu
sama lain. Ilmu-ilmu eksakta kesemuanya mempunyai objek fakta-fakta,
dan benda-benda alam serta hukum-hukumnya pasti dan tidak dapat
dipengaruhi oleh manusia. Sedangkan ilmu-ilmu sosial hukum-hukumnya
relatif tidak sama dalam berbagai ruang dan waktu, dibandingkan ilmu-
ilmu eksakta (ilmu pasti) dalam arti selalu ada perubahan yang tergantung
pada situasi dan kondisi dan lingkungan, bahkan bisa dipengaruhi dan
diatur (rekayasa) oleh manusia.

E. Metode Berfikir Dalam Ilmu Pengetahuan


Berpikir adalah upaya manusia untuk menyelesaikan masalah. Secara
umum berpikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah.
Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang didasarkan pada kehidupan sehari-
hari yang dipengaruhi oleh lingkungan alam, sedangkan berpikir ilmiah adalah
pola penalaran yang didasarkan pada cara-cara tertentu secara teratur dan cermat. .
Dalam pengertian lainnya, berpikir dapat juga diartikan sebagai sebuah proses
yang dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil oleh

10
seseorang. Oleh karena itu, pemikiran ilmiah merupakan suatu proses atau
aktivitas manusia untuk menemukan atau memperoleh pengetahuan yang
dicirikan oleh sebab-akibat, analisis, dan sintesis.
Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah.
Pelaksanaan kegiatan ilmiah yang tepat membutuhkan pemikiran yang
memungkinkan penelitian yang teratur dan berwawasan luas. Dalam epistemologi
atau perkembangannya, diperlukan pemikiran ilmiah untuk menimba ilmu.
Pemikiran ilmiah adalah pemikiran logis dan empiris. Logika itu logis dan empiris
dibahas secara mendalam atas dasar fakta yang dapat dibenarkan, selain
menggunakan akal untuk merenung, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir
ilmiah adalah proses berpikir atau mengembangkan pemikiran yang tersusun
secara sistematis berdasarkan pengetahuan ilmiah yang ada.
Cara berpikir ilmiah tidak dapat dipisahkan dari fakta-fakta peristiwa
alam, yang kebenarannya selalu dikaitkan dengan hasil penelitian eksperimental.
Jika suatu teori tidak dapat dibuktikan dengan pengujian eksperimental dikatakan
tidak dapat dipercaya karena tidak memenuhi kriteria keilmuan. Alat berfikir
ilmiah adalah alat metode ilmiah untuk menjalankan fungsinya dengan benar.
Oleh karena itu, fungsi metode berfikir ilmiah adalah membantu proses metode
ilmiah untuk memperoleh pengetahuan atau teori lain. Cara berpikir ilmiah juga
bergantung pada proses logika deduktif dan logika induktif, seperti sains, yang
merupakan gabungan dari pemikiran deduktif dan induktif.

F. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan, Penelitian, dan Kebenaran


lmu adalah suatu pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi. Kita juga
telah mengetahui penelitian, yaitu suatu penyelidikan yang hati-hati serta teratur
dan terus-menerus untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan berfikir reflektif,
sebagai suatu proses memecahkan sesuatu dalam menghadapi kesulitan.
Hubungan Ilmu dan penelitian. Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang
sangat erat. hubungan ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses.
Penelitian adalah proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Akan

11
tetapi, Whitney (1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama
proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses
tersebut adalah kebenaran (truth).
Hubungan berfikir, penelitian dan ilmu juga sama. Berfikir, seperti halnya
ilmu, juga merupakan proses mencari kebenaran. Proses berfikir adalah refleksi
yang hati-hati dan teratur. Perlu juga disinggung bahwa kebenaran yang diperoleh
melalui penelitian terhadap fenomena yang fana adalah suatu kebenaran yang
telah ditemukan melalui proses ilmiah, karena penemuan tersebut dilakukan
secara ilmiah. Sebaliknya, banyak juga kebenaran terhadap fenomena yang fana
diterima tidak melalui proses penelitian.
Suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan tiga hal, yaitu :
1. Adanya Koheren yaitu suatu pertanyaan dianggap benar jika pernyataan
tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Misalnya, suatu pernyataan bahwa si Badu akan mati
dapat dipercaya, karena pernyataan tersebut koheren dengan pernyataan
bahwa semua orang akan mati.
2. Adanya Koresponden yaitu suatu pernyataan dianggap benar, jika materi
pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan
atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan
tersebut. Misalnya, pernyataan bahwa ibu kota Propinsi Daerah Istimewa
Aceh adalah Banda Aceh adalah benar karena pernyataan tersebut
mempunyai korespondensi dengan lokasi atau faktualitas bahwa Banda
Aceh memang ibu kota Propinsi Aceh.
3. Pragmatis yaitu suatu pernyataan dipercayai benar karena pernyataan
tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Suatu
pernyataan atau suatu kesimpulan dianggap benar jika mempunyai sifat
pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, secara pragmatis orang
percaya kepada agama, karena agama bersifat fungsional dalam
memberikan pegangan dan aturan hidup pada manusia.

12
Berdasarkan beberapa literatur yang dapat kami pahami, bahwa Hubungan
abtara ilmu, penelitian, dan kebenaran sangatlah erat ketiga-tiganya. Dalam suatu
pendapat ahli dikatakan, Ilmu itu adalah merupakan hasil atau produk dari
penelitian. Namun, dalam pendapat lain juga dikatakan, bahwa Ilmu dan
Penelitian itu adalah proses, sementara hail atau produknya adalah suatu
kebenaran.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Para pakar membagi ilmu atas ilmu-ilmu eksakta dan ilmu-ilmu hukum
yang pada satu titik tertentu sangat sulit dibedakan, namun pada titik yang lain
sangat berbeda satu sama lain. Ilmu-ilmu eksakta kesemuanya mempunyai objek
fakta-fakta, dan benda-benda alam serta hukum-hukumnya pasti dan tidak dapat
dipengaruhi oleh manusia. Sedangkan ilmu-ilmu sosial hukum-hukumnya relatif
tidak sama dalam berbagai ruang dan waktu, dibandingkan ilmu-ilmu eksakta
(ilmu pasti) dalam arti selalu ada perubahan yang tergantung pada situasi dan
kondisi dan lingkungan, bahkan bisa dipengaruhi dan diatur (rekayasa) oleh
manusia.
Hubungan abtara ilmu, penelitian, dan kebenaran sangatlah erat ketiga-
tiganya. Dalam suatu pendapat ahli dikatakan, Ilmu itu adalah merupakan hasil
atau produk dari penelitian. Namun, dalam pendapat lain juga dikatakan, bahwa
Ilmu dan Penelitian itu adalah proses, sementara hail atau produknya adalah suatu
kebenaran.

13
B. Saran

Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan pada kesempatan kali ini
yang membahas tentang Ilmu Pengetahuan dan Penelitian. Kami berharap
Makalah ini kiranya dapat dijadikan bahan bacaan untuk kita semua agar
menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama. Kami menyadari bahwa
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kami dalam memperbaiki Makalah ini
maupun dalam penulisan Makalah berikutnya di lain kesempatan. Dan semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan tentu bagi
penulis khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aburaera, Sukarno, Muhadar, dan Maskun, Filsafat Hukum: Teori dan Praktik, Jakarta,
Kencana Prenanda Media Group. 2012

Bakhtiar, Asmal, Filsafat Ilmu. Edisi revisi, PT. Rajagrafika Persada, Jakarta, 2004.

Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988),

Prof. Dr. S. Nasution, MA, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996),

Drs. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proporsal, ( Jakarta : Bumi Aksara,
1995), hlm. 15

Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010),

Alex Lanur OFM, 1993, Hakikat Pengatahuan dan Cara KerjaIlmu-Ilmu, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

William Chang, Erlangga, 2014

https://www.liputan6.com/global/read/4310555/menguak-sebab-manusia-memiliki-rasa-
ingin-tahu-berlebih diakses pada 23 Sep. 22 pukul 09.40

14

You might also like