You are on page 1of 2

Materi 7

Pentingnya Sekufu

Bismillahirrahmanirrahim

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ث ِم ن ْ هُ َم ا‬ َّ َ ‫ج هَ ا َو ب‬ َ ‫ق ِم ن ْ هَ ا َز ْو‬ َ َ ‫اح دَ ة ٍ َو َخ ل‬
ِ ‫س َو‬ ٍ ْ ‫ا ت َّق ُ وا َر ب َّ ك ُ م ُ ا ل َّ ذِ ي َخ ل َ ق َ ك ُ ْم ِم ْن ن َ ف‬ ُ َّ ‫ي َ ا أ َي ُّ هَ ا ال ن‬
‫اس‬
‫اْل َ ْر َح ا مَ ۚ إ ِ َّن ال ل َّ ه َ ك َا َن ع َ ل َ ي ْ ك ُ ْم َر ق ِ ي ب ً ا‬
ْ ‫َو ن ِ س َ ا ًء ۚ َو ا ت َّ ق ُ وا ال ل َّ ه َ ا ل َّ ِذ ي ت َس َ ا َء ل ُ و َن ب ِ ِه َو‬ ً ‫ِر َج‬
‫اًل ك َ ث ِ ي ًر ا‬

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

(QS. An-Nisa: 1)

Terdapat kisah pilu dari dua sahabat Rasulullah yang sangat mulia, yaitu Zaid bin Haritsah
dan Zainab binti Jahsy. Keduanya bukan orang sembarangan, Zaid adalah putra angkat Rasulullah
yang namanya menjadi satu-satunya nama shahabat yang disebut dalam Quran, dan Zainab binti
Jahsy adalah sepupu Rasulullah dan nantinya menjadi istri Rasulullah. Bagaimana dua orang mulia,
menikah menjadi keluarga yang mulia, dinikahkan oleh Rasulullah, tapi harus berakhir perceraian
setelah satu tahun pertama pernikahan? Inilah salah satu dalil para ulama saat membicarakan Al-
Kafa’ah, atau Kufu.

Perceraian ini, terkait saat kedua orang mulia ini bertengkar sebagai suami-istri. Hal ini
ketika Zainab binti Jahsy menyebutkan ketinggian nasabnya sebagai Arab Quraisy sepupu
Rasulullah sedangkan Zaid bin Haritsah adalah mantan budak yang bahkan bukan orang Arab.
Karena hal itulah terjadilah perceraian karena harga diri suami, sebagai pemimpin, sudah
direndahkan oleh istrinya. Hal inilah ulama menekankan tentang sekufu, atau setara.

Tentu yang setara paling utama adalah dalam hal keIslaman seseorang. Namun, kesetaraan
lain seperti pendidikan, ekonomi, suku, nasab, paras, bahkan urusan selera makan pun lebih baik
setara. Lelaki sebagai Qowwam, sensitif bila ia tidak laki menjadi pemimpin, atau tidak memiliki
kelebihan bahkan memiliki kekurangan dibandingkan istrinya. Bila perempuan ditakdirkan
memiliki strata sosial lebih tinggi dari suaminya, maka hendaklah istri tersebut merendahkan
dirinya di hadapan suaminya sebagaimana Khadijah radhiallahu anha, yang lebih kaya,
merendahkan dirinya di hadapan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Seluruh harta Khadijah
diserikahkan pada Rasulullah untuk dikelola, sedangkan Khadijah menerima pembagian nafkah
dari hartanya tersebut.

Wallahu A’lam

You might also like