You are on page 1of 22

BERKAS EVALUASI MAHASISWA PROFESI

DEPARTEMEN ORTHODONSIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : RENI MEILINDA


NIM : 04074881921029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


GIGI F A K U L T A S K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
STATUS PASIEN KASUS ORTHODONTI
LEPAS PASANG

Operator : Reni Meilinda (04074881921029)


Pembimbing : drg. Intan Nurhati Suhar, Sp.Ort.,
M.Kes No. Kartu: 075563
No. Model : 01
Indikasi : 24 Januari 2023
Pencetakan : 31 Januari 2023

I. IDENTITAS
Nama pasien : Dinda
Umur : 14 Tahun
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Perempuan
Status Kawin : Belum Kawin
Alamat : Jalan Jendral Sudirman, Palembang
Telepon : 085273846825
Pekerjaan : Siswa SMP
Rujukan dari :-
Nama Ayah : Hasan
Umur : 46 Tahun
Suku : Melayu
Nama Ibu : Eva Susanti
Umur : 45 Tahun
Suku : Melayu
Pekerjaan orang tua : Wiraswasta
Alamat orang tua : Jl. Jendral Sudirman, Palembang

2
II. Pemeriksaan Subjektif ( Anamnesis )

Keluhan Utama :
Pasien Perempuan (14 Tahun) mengeluhkan gigi depan rahang atas
dan bawah nya tidak rapih. Gigi depan rahang atas pasien tampak sedikit
berjarak yang dirasakan kurang lebih 1 tahun yang lalu. Gigi depan rahang
bawah tampak sedikit berputar yang dirasakan kurang lebih 1 tahun yang
lalu. Pasien merasa kondisi giginya mengganggu pada saat makan
dikarenakan makanan sering terselip diantara gigi dan menyulitkan pada saat
menyikat gigi serta mengganggu penampilan sehingga pasien ingin giginya
dirawat dan dirapikan.
Riwayat Kesehatan :
 Kelahiran : Normal
 Urutan kelahiran : Anak Ke 2 dari 3 bersaudara
 Nutrisi : ASI 1 tahun
 Penyakit berat yg pernah diderita : Tidak ada
 Kelainan Kongenital : Tidak Ada
 Keterangan :
Dari riwayat kesehatan pasien, pasien tidak memiliki riwayat
penyakit yang mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan
dentofasial maupun penyakit yang dapat mengganggu proses perawatan
ortodontik yang dilakukan. Pasien juga tidak dalam masa perawatan dokter.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan gigi geligi :


 Gigi Desidui :
- Erupsi gigi susu pertama kali pada saat umur ±1 tahun
- Tidak ada gigi susu yang pernah dicabut
- Tidak ada riwayat pernah trauma yang menyebabkan gigi lepas
 Gigi Bercampur :
- Gigi susu yang goyang dicabut sendiri oleh orang tua.
- Tidak ada gigi susu yang masih ada saat gigi pengganti erupsi

3
 Gigi Permanen :
- Gigi permanen tidak pernah dicabut dan ditambal

- Gigi permanen sudah lengkap sampai molar 2


Kesimpulan : riwayat pada gigi desidui, permanen dan bercampur tidak
mempunyai kontribusi menyebabkan gigi malposisi.

Kebiasaan Buruk (berkaitan dengan keluhan pasien) :


- Tidak ada kebiasaan buruk

Riwayat Keluarga (berkaitan dengan keluhan pasien) :


 Ayah : Rahang normal, susunan gigi rahang atas bagian depan
berjejal
 Ibu : Rahang normal dan susunan gigi rahang atas dan bawah rapi .
 Saudara : Susunan gigi rahang atas bagian depan berjejal.
Etiologi maloklusi sesuai kasus:

- Rahang Atas : Panjang lengkung rahang lebih besar dari lengkung gigi

- Rahang Bawah : Persistensi


III. Pemeriksaan Objektif
1. Umum :
 Jasmani : Baik (Pasien datang dalam keadaan sehat)
 Mental : Compos Mentis (Pasien kooperatif saat komunikasi)
Status gizi :
Tinggi badan (TB) : 156 cm
Berat badan (BB) : 40 kg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
Indeks massa tubuh =
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)2

= 1,56𝑚2
45

=18,5 (Ideal; 18,5 – 25)


2. Lokal
a. Ekstra Oral
Wajah Depan
 Bentuk kepala : Dolicocephalic (Panjang Sempit <75,9)
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑝𝑟𝑎𝑚𝑎𝑠𝑡𝑜𝑖𝑑𝑒𝑢𝑠)
Indeks kepala = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑔𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙𝑙𝑎−𝑜𝑐𝑐𝑖𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙) 𝑥 100
= 10 /15 x 100
= 66,6

 Bentuk wajah : Hiperleptoprosop (Lebih tinggi, lebih sempit >93)


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝑔𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛)
Indeks Muka = 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑧𝑖𝑔𝑜𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘 ) 𝑥 100
= 11/10 x 100
= 110
 Simetri : Simetris
 Proporsi : Normal
 Tonus Otot Mastikasi : Normal
 Tonus Otot Bibir : Normal
 Posisi Bibir Istirahat : Tertutup
 Profil Wajah Samping : Cembung (Convex)

b. Intra Oral
 Jaringan Lunak
 Hygiene mulut : OHI-S : 1 (baik; 0,0 – 1,2)
 Pola atrisi : Normal
 Lidah : Normal
 Palatum : Normal
 Gingiva : Normal
 Mukosa : Normal
 Fren. Labii Superior : Normal
 Fren. Labii Inferior : Normal
 Fren. Labii Lingualis : Normal
 Tonsil : Normal

 Gigi-Gigi
 Pemeriksaan gigi :
- Gigi 18, 28, 38, 48 belum erupsi

O O
MP
IV III IV
V II I I II III V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V
MP MP MP MP
O O

Keterangan :
K : Karies R : Radiks T : Tambalan I : Inlay
X : Telah dicabut P : Persistensi Im : Impaksi J : Jaket
O : Belum Erupsi Ag : Agenesis B : Bridge En : P. Endodontik

 Analisa Fungsi
Penelanan : Normal
Bicara : Lidah normal
Penutupan mulut : Normal
Pernapasan : Mulut tertutup
Senyum : Normal
Kelainan TMJ : Tidak ada kelainan
IV. ANALISIS FOTOGRAFI

 Analisa Foto Wajah

STATUS PEMERIKSAAN
DAN PERAWATAN ORTHODONTI

Glabella – Lip Contur Atas

Glabella – Pogonion

Lip Contur Bawah - Pogonion

Trichion

Glabella

Subnasal

Menton
A. Analisa Model Studi
Rahang Atas
 Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Normal
 Arah Transversal
Midline : Segaris terhadap midpalatal suture
Malposisi gigi :
- Gigi 11 dan 21 diastema
- Gigi 23 dan 24 diastema
- Gigi 13 : Mesiolabiotorsiversi
 Arah Vertikal
Infra versi : -
Supra versi : -
Rahang Bawah
 Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Normal
Kurva spee : Normal ( 2 mm )
 Arah Transversal
Midline : Segaris terhadap midpalatal suture
Bentuk lengkung gigi
- Rahang Atas : Parabola
- Rahang Bawah : Parabola
Malposisi gigi :
- Gigi 43 dan 44 diastema
- Gigi 31 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 41 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 35 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 45 : Mesiolinguotorsiversi

 Arah Vertikal
Infra versi :-
Supra versi :-
A. Lebar Mesiodistal Gigi – Gigi ( mm )
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gigi Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket
1 8,0 8,0 7.40-9.75 N 5,5 5,5 4.97-6.60 N
2 6,0 6,0 6.05-8.10 N 6,0 6,0 5.45-6.85 <N
3 8,0 7,0 7.05-9.32 N 6,5 7,0 6.15-8.15 N
4 7,0 6,5 6.75-9.00 N 7,0 6,5 6.35-8.75 N
5 6,5 6,5 6.00-8.10 N 7,0 7,0 6.80-9.55 N
6 10,5 10,5 9.95-12.10 N 11 11,5 10.62-13.05 N
7 10,0 10,5 8.75-10.87 N 10,0 10,0 8.90-11.37 N

Kesimpulan : Ukuran lebar mesio distal gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah
secara umum berada dalam ukuran normal.
Relasi Gigi dalam Oklusi Sentris
 Arah Sagital
Overjet : 11 : 4 mm 21 : 4 mm
41 31
Relasi Kanisus : Kanan = Klas I Kiri = Klas I
Relasi M1 permanen : Kanan = Klas I Kiri = Klas I
Cross bite anterior : Tidak ada
 Arah Transversal
Garis Median : Segaris
Cross bite posterior : Tidak ada
 Arah Vertikal
Overbite : 11 : 3,5 mm 21 : 3,5 mm
41 31

Open bite : tidak ada

Deep bite : tidak ada

Scissor bite : tidak ada

Cross bite : tidak ada

Cups to cups bite : tidak ada


B. Skema Gigi-Gigi Dari Oklusal
Rahang Atas

Malposisi:

Gigi 11 dan 21 diastema


Gigi 13 : Mesiolabiotorsiversi
Gigi 23 dan 24 diastema

Rahang Bawah

Malposisi :
Gigi 31 : Mesiolinguotorsiversi
Gigi 41 : Mesiolinguotorsiversi
Gigi 35 : Mesiolingutorsioversi
Gigi 43 dan 44 diastema
Gigi 45 : Mesiolinguotorsiversi

C. Skema Gigi-Gigi Dalam Keadaan Oklusi


Arah Anterior

Midline :

RA
Midline segaris : Midline gigi
rahang atas segaris dengan midline
wajah
RB
Midline segaris : Midline gigi
rahang bawah segaris dengan garis
midline wajah
Arah Kanan

Overjet : 11 : 4 mm
41
Overbite 11 : 3,5 mm
41

Relasi Kanisus kanan: Klas I


Relasi molar kanan 16 : Klas I
46

Arah Kiri

Relasi Kaninus kiri : Klas I


Relasi Molar Kiri 26 : Klas I
36
Overjet 21 : 4 mm
31
Overbite 21 : 3,5 mm
31

D. Perhitungan
Metode Pont
Dasar pemikirannya adalah bahwa dalam lengkung gigi yang ideal, terdapat hubungan
antara jumlah mesiodistal keempat gigi insisivus atas dengan lebar lengkung inter P1
dan inter M1.
 Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 28 mm
 Jarak P1-P1 Pengukuran : 38 mm

 Jarak P1-P1 Penghitungan : = 28/80 x 100= 35 mm


 Diskrepansi : 2 mm (distraksi)
 Jarak M1-M1 Pengukuran : 49 mm

 Jarak M1-M1 Penghitungan : = 28/64 x 100 = 43,75 mm


 Diskrepansi : 4,25 (distraksi)
 Keterangan :
- Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P (metode Pont)
mengalami distraksi sebesar 2 mm.
- Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter M (metode Pont)
mengalami distraksi sebesar 4,25 mm.

Metode Korkhous
Dasar pemikirannya adalah kelanjutan dari metode pont, yaitu
terdapat hubungan antara jarak pertemuan insisivus sentral RA dan garis sagital
inter P1- P1 Rahang atas dengan jumlah keempat insisivus permanen RA.
 Jumlah mesiodistal 12-11-21-22 : 28 mm
 Jarak ideal tabel korkhous : 16,5 mm
 Jarak inter I dengan garis sagital P1-P1 : 21 mm
 Diskrepansi : 4,5 mm (Retraksi)
 Keterangan :
- Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
dan perkembangan lengkung gigi ke arah anteroposterior
mengalami Retraksi sebesar 4,5 mm.

Metode Howes
Dasar pemikirannya adalah bila gigi berada dalam lengkung ideal, lebar
inter P1-P1 atas minimal 43% dari jumlah mesiodistal gigi M1-M1 atas, dan
lebar interfossa canina minimal 44% dari jumlah mesiodistal gigi M1-M1 atas.
Lebar inter P didapat dari jarak titik bagian dalam puncak tonjol bukal P1 kanan
dan kiri rahang atas.
 Jumlah mesiodistal M1-M1 : 90,5 mm
 Lebar inter P1-P1 : 40,5 mm
 Indeks Howes untuk inter P1 :

= 40,5/90,5x 100 = 44,75%


 Keterangan :
Karena jarak inter P1 sebesar 44,75% yang menyatakan inter P1 lebih
besar dari 43%, maka lengkung gigi dapat menampung gigi-gigi dalam
lengkungnya secara teratur.
 Jumlah mesiodistal M1-M1 : 90,5 mm
 Pengukuran inter fossa Caninus : 39 mm
 Indeks Howes Interfossa Caninus :

= =39/90,5 x 100 = 43,09%

 Keterangan :
Karena jarak inter fossa canina sebesar 43,09% yang menyatakan
interfossa canina kurang dari 44% maka lengkung basal tidak dapat menampung
gigi dalam lengkungnya secara teratur.

Analisis Bolton
Analisis Bolton dilakukan untuk menentukan disporpotion ukuran gigi
antara maksila dan mandibula
Rasio Keseluruhan : Jumlah lebar 12 gigi rahang bawah x 100
Jumlah lebar 12 gigi rahang atas
: 86,5 x 100
90,5
: 95,58%
 Keterangan :
Rasio keseluruhan yang ideal menurut bolton adalah sebesar 91,3,
jika kurang dari 91,3 berarti terjadi disproportion (kelebihan ukuran gigi)
pada gigi rahang atas, jika lebih dari 91,3 terjadi disproportion (kelebihan
ukuran gigi) pada gigi rahang bawah. Maka pada kasus ini disproportion
(kelebihan ukuran gigi) pada gigi rahang bawah.
Rasio anterior :Jumlah lebar 6 gigi rahang bawah x 100
Jumlah lebar 6 gigi rahang atas
: 36,5 x 100
43
: 84,80%
 Keterangan :
Rasio anterior ideal adalah 77,2±1,65 (overjet dan overbite baik), jika
rasio lebih dari 77,2 maka terdapat kelebihan ukuran gigi pada mandibula, jika
kurang dari 77,2 maka terdapat kelebihan jumlah ukuran gigi pada maksila.
Maka pada kasus ini terdapat kelebihan ukuran gigi pada mandibula.

E. ANALISIS RADIOGRAFI
 Jenis Foto : Panoramik

 Tidak ada gigi impaksi


 Tulang kortikal pada mandibula terlihat radiopak, tidak ada gambaran
radiolusen patologis.
 Semua gigi terlihat vital, tidak ada gambaran radiolusen dibawah akar gigi
I. DIAGNOSA ORTHODONTI
Maloklusi Angle Klas I disertai diastema antara gigi 11 dan 2, gigi 23 dan 24 serta
diantara gigi 43 dan 44
Malposisi gigi individual :
- Gigi 13 : Mesiolabiotorsiversi
- Gigi 31 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 41 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 35 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 45 : Mesiolinguotorsiversi

II. DAFTAR MASALAH


 Diastema gigi-gigi rahang atas serta malposisi gigi rahang atas dan rahang bawah.

III. DETERMINASI LENGKUNG


Hasil Penampakan :

Keterangan:

: Lengkung Sebenarnya RA

: Lengkung Ideal RA

: Lengkung Sebenarnya RB

: Lengkung Ideal RB
Rahang Atas :
Panjang lengkung ideal : Kanan: 47,5 mm, Kiri: 45,5 mm
∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan: 46 mm, Kiri: 44,5 mm
Diskrepansi : Kanan: 1,5 mm, Kiri: 1 mm

Rahang bawah:
Panjang lengkung ideal : Kanan: 44 mm, Kiri: 44,5 mm
∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan: 43 mm, Kiri: 43,5 mm
Diskrepansi : Kanan: 1 mm, Kiri: 1 mm
Overjet awal : 3 mm
Overjet akhir: - mm

Analisa ALD ( Arch Length Discrepancy)


Rahang Atas
S1 S2 S3 S4 S5 S6 Total
16-15 14-13 12-11 21-22 23-24 25-26
Pengukuran 17,5 15 14,5 14,5 14,5 17 93
∑MD 17 15 14 14 13,5 17 90,5
Diskrepansi 0,5 0 0,5 0,5 1 0 2,5

Rahang Bawah
S1 S2 S3 S4 S5 S6 Total
36-35 34-33 32-31 41-42 43-44 45-46
Pengukuran 18 14,5 11,5 11,5 14 18,5 88
∑MD 18 13,5 11,5 11,5 13,5 18 86
Diskrepansi 0 1 0 0 0,5 0,5 2
IV. RENCANA PERAWATAN

A. Tahap I Edukasi
B. Analisis Kebutuhan Ruang
C. Tahap III Koreksi malposisi gigi
D. Tahap IV Occlusal Adjustment
E. Tahap V Retainer

A. Tahap I Edukasi
Pasien diberian edukasi mengenai faktor penyebab gigi berjejal pada pasien,
rencana perawatan, serta gambaran tentang pemakaian alat orthodontik yang
relatif lama sehingga memerlukan kedisiplinan dan kooperatif yang tinggi dari
pasien itu sendiri agar mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan.

B. Analisis Kebutuhan Ruang

Rahang Atas
Untuk mengoreksi malposisi gigi individual pada rahang atas dilakukan
analisis kebutuhan ruang menggunakan metode ALD dan hasilnya terdapat
kelebihan ruang sebesar 1 mm (maksila kanan) dan 1,5 mm (maksila kiri)
sehingga tidak perlu dilakukan pencarian ruang karena lengkung gigi dapat
menampung gigi geligi pada lengkung idealnya. Pada metode korkhous
didapatkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah
anteroposterior mengalami retraksi sebesar 4,5 mm.

Rahang Bawah

Untuk mengoreksi malposisi gigi individual pada rahang bawah dilakukan


analisis kebutuhan ruang menggunakan metode ALD dan hasilnya terdapat
kelebihan ruang sebesar 1mm (mandibula kanan) dan 1mm (mandibula kiri)
sehingga tidak perlu dilakukan pencarian ruang karena lengkung rahang
dapat menampung gigi geligi pada lengkung idealnya.
C. Tahap III koreksi malposisi gigi
Rahang Atas
 Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 14-
24 untuk mengkoreksi gigi anterior ke arah palatal dan
mempertahankan lengkung gigi ideal
 Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 16 dan
26 sebagai retensi dan stabilisasi.
 Simple Spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 13 untuk
mendorong mesial gigi 13 kearah labial.
 Canine Retractor dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 23

Rahang Bawah
 Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 34-
44 untuk mengkoreksi malposisi gigi 31 dan 41 serta mempertahankan
lengkung gigi ideal.
 Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 36 dan
46 sebagai retensi dan stabilisasi.
 Simple Spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 31 dan 41
untuk mendorong mesial gigi 31 dan 41 kearah labial.
 T- Spring dibuat dari kawat dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada
gigi 35 dan 45 untuk mendorong kearah lingual.

D. Tahap IV Occlusal Adjustment


Pasien diinstruksikan untuk menggigit articulating paper berwarna biru
dalam posisi sentrik, kemudian pasien diinstruksikan untuk melakukan
gerakan mastikasi. Sesudah itu, dilakukan pemeriksaan tonjol-tonjol oklusal
dan sisi mesial gigi, apabila berwarna biru menandakan adanya traumatik
oklusi sehingga perlu dilakukan grinding pada gigi tersebut sampai warna
biru seimbang pada semua sisi insisal dan semua tonjol.
E. Tahap V retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan lengkung gigi yang
telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi yang baru serta
mencegah agar gigi-gigi tidak relaps.
Rahang Atas
 Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 14-
24 untuk menjaga lengkung gigi.
 Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 16 dan
26 sebagai retensi dan stabilisasi.
Rahang Bawah
 Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 34-
44 untuk mempertahankan lengkung gigi ideal.
 Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 36 dan
46 sebagai retensi dan stabilisasi.
VII. SKETSA PESAWAT ORTODONTI
Tahap I Koreksi
Rahang Atas Alat-alat yang digunakan :

1. Labial bow Ө 0.7 mm dari


gigi 14 – 24.
2. Adam’s klamer Ө 0.7 mm di
gigi 16 dan 26
3. Simple spring Ө 0,6 mm di
gigi 13
4. Canine retractor Ө 0,6 mm di
gigi 23

Rahang Bawah Alat-alat yang digunakan :

1. Labial bow Ө 0,7 mm dari


gigi 34 - 44.
2. Adam’s klamer Ө 0.7 mm di
gigi 36 dan 46.
3. Simple spring Ө 0,6 mm di
gigi 31 dan 41
4. T- spring spring Ө 0,6 mm di
gigi 35 dan 45

Tahap II Retainer
Rahang Atas Alat-alat yang digunakan :

1. Labial bow Ө 0.7 mm dari


gigi 14 – 24.
2. Adam’s klamer Ө 0.7 mm
di gigi 16 dan 26
Rahang Bawah Alat-alat yang digunakan :

1. Labial bow Ө 0.7 mm dari


gigi 34 – 44.
2. Adam’s klamer Ө 0.7 mm
di gigi 36 dan 46.

VIII. PROGNOSIS
A. Baik
B. Keterangan :
Prognosis baik karena berdasarkan motivasi dan sikap pasien yang positif.

You might also like