Professional Documents
Culture Documents
Laporan Orthodonsi Pasien Reni
Laporan Orthodonsi Pasien Reni
DEPARTEMEN ORTHODONSIA
DISUSUN OLEH :
I. IDENTITAS
Nama pasien : Dinda
Umur : 14 Tahun
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Perempuan
Status Kawin : Belum Kawin
Alamat : Jalan Jendral Sudirman, Palembang
Telepon : 085273846825
Pekerjaan : Siswa SMP
Rujukan dari :-
Nama Ayah : Hasan
Umur : 46 Tahun
Suku : Melayu
Nama Ibu : Eva Susanti
Umur : 45 Tahun
Suku : Melayu
Pekerjaan orang tua : Wiraswasta
Alamat orang tua : Jl. Jendral Sudirman, Palembang
2
II. Pemeriksaan Subjektif ( Anamnesis )
Keluhan Utama :
Pasien Perempuan (14 Tahun) mengeluhkan gigi depan rahang atas
dan bawah nya tidak rapih. Gigi depan rahang atas pasien tampak sedikit
berjarak yang dirasakan kurang lebih 1 tahun yang lalu. Gigi depan rahang
bawah tampak sedikit berputar yang dirasakan kurang lebih 1 tahun yang
lalu. Pasien merasa kondisi giginya mengganggu pada saat makan
dikarenakan makanan sering terselip diantara gigi dan menyulitkan pada saat
menyikat gigi serta mengganggu penampilan sehingga pasien ingin giginya
dirawat dan dirapikan.
Riwayat Kesehatan :
Kelahiran : Normal
Urutan kelahiran : Anak Ke 2 dari 3 bersaudara
Nutrisi : ASI 1 tahun
Penyakit berat yg pernah diderita : Tidak ada
Kelainan Kongenital : Tidak Ada
Keterangan :
Dari riwayat kesehatan pasien, pasien tidak memiliki riwayat
penyakit yang mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan
dentofasial maupun penyakit yang dapat mengganggu proses perawatan
ortodontik yang dilakukan. Pasien juga tidak dalam masa perawatan dokter.
3
Gigi Permanen :
- Gigi permanen tidak pernah dicabut dan ditambal
- Rahang Atas : Panjang lengkung rahang lebih besar dari lengkung gigi
= 1,56𝑚2
45
b. Intra Oral
Jaringan Lunak
Hygiene mulut : OHI-S : 1 (baik; 0,0 – 1,2)
Pola atrisi : Normal
Lidah : Normal
Palatum : Normal
Gingiva : Normal
Mukosa : Normal
Fren. Labii Superior : Normal
Fren. Labii Inferior : Normal
Fren. Labii Lingualis : Normal
Tonsil : Normal
Gigi-Gigi
Pemeriksaan gigi :
- Gigi 18, 28, 38, 48 belum erupsi
O O
MP
IV III IV
V II I I II III V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V
MP MP MP MP
O O
Keterangan :
K : Karies R : Radiks T : Tambalan I : Inlay
X : Telah dicabut P : Persistensi Im : Impaksi J : Jaket
O : Belum Erupsi Ag : Agenesis B : Bridge En : P. Endodontik
Analisa Fungsi
Penelanan : Normal
Bicara : Lidah normal
Penutupan mulut : Normal
Pernapasan : Mulut tertutup
Senyum : Normal
Kelainan TMJ : Tidak ada kelainan
IV. ANALISIS FOTOGRAFI
STATUS PEMERIKSAAN
DAN PERAWATAN ORTHODONTI
Glabella – Pogonion
Trichion
Glabella
Subnasal
Menton
A. Analisa Model Studi
Rahang Atas
Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Normal
Arah Transversal
Midline : Segaris terhadap midpalatal suture
Malposisi gigi :
- Gigi 11 dan 21 diastema
- Gigi 23 dan 24 diastema
- Gigi 13 : Mesiolabiotorsiversi
Arah Vertikal
Infra versi : -
Supra versi : -
Rahang Bawah
Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Normal
Kurva spee : Normal ( 2 mm )
Arah Transversal
Midline : Segaris terhadap midpalatal suture
Bentuk lengkung gigi
- Rahang Atas : Parabola
- Rahang Bawah : Parabola
Malposisi gigi :
- Gigi 43 dan 44 diastema
- Gigi 31 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 41 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 35 : Mesiolinguotorsiversi
- Gigi 45 : Mesiolinguotorsiversi
Arah Vertikal
Infra versi :-
Supra versi :-
A. Lebar Mesiodistal Gigi – Gigi ( mm )
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gigi Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket
1 8,0 8,0 7.40-9.75 N 5,5 5,5 4.97-6.60 N
2 6,0 6,0 6.05-8.10 N 6,0 6,0 5.45-6.85 <N
3 8,0 7,0 7.05-9.32 N 6,5 7,0 6.15-8.15 N
4 7,0 6,5 6.75-9.00 N 7,0 6,5 6.35-8.75 N
5 6,5 6,5 6.00-8.10 N 7,0 7,0 6.80-9.55 N
6 10,5 10,5 9.95-12.10 N 11 11,5 10.62-13.05 N
7 10,0 10,5 8.75-10.87 N 10,0 10,0 8.90-11.37 N
Kesimpulan : Ukuran lebar mesio distal gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah
secara umum berada dalam ukuran normal.
Relasi Gigi dalam Oklusi Sentris
Arah Sagital
Overjet : 11 : 4 mm 21 : 4 mm
41 31
Relasi Kanisus : Kanan = Klas I Kiri = Klas I
Relasi M1 permanen : Kanan = Klas I Kiri = Klas I
Cross bite anterior : Tidak ada
Arah Transversal
Garis Median : Segaris
Cross bite posterior : Tidak ada
Arah Vertikal
Overbite : 11 : 3,5 mm 21 : 3,5 mm
41 31
Malposisi:
Rahang Bawah
Malposisi :
Gigi 31 : Mesiolinguotorsiversi
Gigi 41 : Mesiolinguotorsiversi
Gigi 35 : Mesiolingutorsioversi
Gigi 43 dan 44 diastema
Gigi 45 : Mesiolinguotorsiversi
Midline :
RA
Midline segaris : Midline gigi
rahang atas segaris dengan midline
wajah
RB
Midline segaris : Midline gigi
rahang bawah segaris dengan garis
midline wajah
Arah Kanan
Overjet : 11 : 4 mm
41
Overbite 11 : 3,5 mm
41
Arah Kiri
D. Perhitungan
Metode Pont
Dasar pemikirannya adalah bahwa dalam lengkung gigi yang ideal, terdapat hubungan
antara jumlah mesiodistal keempat gigi insisivus atas dengan lebar lengkung inter P1
dan inter M1.
Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 28 mm
Jarak P1-P1 Pengukuran : 38 mm
Metode Korkhous
Dasar pemikirannya adalah kelanjutan dari metode pont, yaitu
terdapat hubungan antara jarak pertemuan insisivus sentral RA dan garis sagital
inter P1- P1 Rahang atas dengan jumlah keempat insisivus permanen RA.
Jumlah mesiodistal 12-11-21-22 : 28 mm
Jarak ideal tabel korkhous : 16,5 mm
Jarak inter I dengan garis sagital P1-P1 : 21 mm
Diskrepansi : 4,5 mm (Retraksi)
Keterangan :
- Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
dan perkembangan lengkung gigi ke arah anteroposterior
mengalami Retraksi sebesar 4,5 mm.
Metode Howes
Dasar pemikirannya adalah bila gigi berada dalam lengkung ideal, lebar
inter P1-P1 atas minimal 43% dari jumlah mesiodistal gigi M1-M1 atas, dan
lebar interfossa canina minimal 44% dari jumlah mesiodistal gigi M1-M1 atas.
Lebar inter P didapat dari jarak titik bagian dalam puncak tonjol bukal P1 kanan
dan kiri rahang atas.
Jumlah mesiodistal M1-M1 : 90,5 mm
Lebar inter P1-P1 : 40,5 mm
Indeks Howes untuk inter P1 :
Keterangan :
Karena jarak inter fossa canina sebesar 43,09% yang menyatakan
interfossa canina kurang dari 44% maka lengkung basal tidak dapat menampung
gigi dalam lengkungnya secara teratur.
Analisis Bolton
Analisis Bolton dilakukan untuk menentukan disporpotion ukuran gigi
antara maksila dan mandibula
Rasio Keseluruhan : Jumlah lebar 12 gigi rahang bawah x 100
Jumlah lebar 12 gigi rahang atas
: 86,5 x 100
90,5
: 95,58%
Keterangan :
Rasio keseluruhan yang ideal menurut bolton adalah sebesar 91,3,
jika kurang dari 91,3 berarti terjadi disproportion (kelebihan ukuran gigi)
pada gigi rahang atas, jika lebih dari 91,3 terjadi disproportion (kelebihan
ukuran gigi) pada gigi rahang bawah. Maka pada kasus ini disproportion
(kelebihan ukuran gigi) pada gigi rahang bawah.
Rasio anterior :Jumlah lebar 6 gigi rahang bawah x 100
Jumlah lebar 6 gigi rahang atas
: 36,5 x 100
43
: 84,80%
Keterangan :
Rasio anterior ideal adalah 77,2±1,65 (overjet dan overbite baik), jika
rasio lebih dari 77,2 maka terdapat kelebihan ukuran gigi pada mandibula, jika
kurang dari 77,2 maka terdapat kelebihan jumlah ukuran gigi pada maksila.
Maka pada kasus ini terdapat kelebihan ukuran gigi pada mandibula.
E. ANALISIS RADIOGRAFI
Jenis Foto : Panoramik
Keterangan:
: Lengkung Sebenarnya RA
: Lengkung Ideal RA
: Lengkung Sebenarnya RB
: Lengkung Ideal RB
Rahang Atas :
Panjang lengkung ideal : Kanan: 47,5 mm, Kiri: 45,5 mm
∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan: 46 mm, Kiri: 44,5 mm
Diskrepansi : Kanan: 1,5 mm, Kiri: 1 mm
Rahang bawah:
Panjang lengkung ideal : Kanan: 44 mm, Kiri: 44,5 mm
∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan: 43 mm, Kiri: 43,5 mm
Diskrepansi : Kanan: 1 mm, Kiri: 1 mm
Overjet awal : 3 mm
Overjet akhir: - mm
Rahang Bawah
S1 S2 S3 S4 S5 S6 Total
36-35 34-33 32-31 41-42 43-44 45-46
Pengukuran 18 14,5 11,5 11,5 14 18,5 88
∑MD 18 13,5 11,5 11,5 13,5 18 86
Diskrepansi 0 1 0 0 0,5 0,5 2
IV. RENCANA PERAWATAN
A. Tahap I Edukasi
B. Analisis Kebutuhan Ruang
C. Tahap III Koreksi malposisi gigi
D. Tahap IV Occlusal Adjustment
E. Tahap V Retainer
A. Tahap I Edukasi
Pasien diberian edukasi mengenai faktor penyebab gigi berjejal pada pasien,
rencana perawatan, serta gambaran tentang pemakaian alat orthodontik yang
relatif lama sehingga memerlukan kedisiplinan dan kooperatif yang tinggi dari
pasien itu sendiri agar mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan.
Rahang Atas
Untuk mengoreksi malposisi gigi individual pada rahang atas dilakukan
analisis kebutuhan ruang menggunakan metode ALD dan hasilnya terdapat
kelebihan ruang sebesar 1 mm (maksila kanan) dan 1,5 mm (maksila kiri)
sehingga tidak perlu dilakukan pencarian ruang karena lengkung gigi dapat
menampung gigi geligi pada lengkung idealnya. Pada metode korkhous
didapatkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah
anteroposterior mengalami retraksi sebesar 4,5 mm.
Rahang Bawah
Rahang Bawah
Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 34-
44 untuk mengkoreksi malposisi gigi 31 dan 41 serta mempertahankan
lengkung gigi ideal.
Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 36 dan
46 sebagai retensi dan stabilisasi.
Simple Spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 31 dan 41
untuk mendorong mesial gigi 31 dan 41 kearah labial.
T- Spring dibuat dari kawat dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada
gigi 35 dan 45 untuk mendorong kearah lingual.
Tahap II Retainer
Rahang Atas Alat-alat yang digunakan :
VIII. PROGNOSIS
A. Baik
B. Keterangan :
Prognosis baik karena berdasarkan motivasi dan sikap pasien yang positif.