You are on page 1of 104

ANALISIS PENGARUH KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN,

KEPEMILIKAN INSTITUSIONA, KUALITAS AUDIT TERHADAP

KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL KONTROL

(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2018-2021)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan studi akhir dan

untuk memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Stikubank

Semarang

Disusun Oleh :

Nama :

NIM :

Program Studi : S.1 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK)

SEMARANG
2023

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Meningkatnya jumlah perusahaan yang sudah go public

membuktikan bahwa aktivitas di pasar modal berkembang pesat. Dalam

dunia bisnis, informasi menjadi sangat penting bagi para investor yang

akan melakukan aktivitas investasi di pasar modal. Investor memerlukan

banyak informasi yang relevan dan tepat waktu. Ketepatan waktu

(timeliness) pelaporan keuangan akan menjadi sangat penting bagi

pengguna informasi sebagai salah satu indikator dari relevensi dalam

mepertimbangkan pengambilan keputusan. Ketepatan waktu adalah

informasi yang ada siap untuk digunakan sebelum kehilangan makna oleh

pemakai laporan keuangan serta kapasitasnya masih tersedia dalam

pengambilan keputusan (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2014).

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus

memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang

membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya.

Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan

dapat diperbandingkan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya,

tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu,

ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan.

3
Akumulasi, peringkasan dan penyajian informasi akuntansi harus

dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi

sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa

laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk

meperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya

mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.

Setiap perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat

waktu ke Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Tentunya bukan

laporan keuangan secara mentah, namun laporan keuangan yang telah

melalui proses audit yang dilakukan oleh akuntan publik dan yang

disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Sesuai dengan

peraturan Bapepam Nomor: KEP-431/BL/2012 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Tahunan. Peraturan ini menyatakan bahwa laporan

keuangan tahunan Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan

pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan

tahunan kepada Bapepam dan Laporan Keuangan paling lama 4 (empat)

bulan setelah tahun buku berakhir, Dalam hal Emiten atau Perusahaan

Publik memperoleh pernyataan efektif untuk pertama kali setelah tahun

buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian laporan tahunan,

maka Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud wajib menyampaikan

laporan tahunan kepada Bapepam dan Laporan Keuangan paling lama

pada saat panggilan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan atau

4
pada akhir bulan ke 6 (enam) setelah tahun buku berakhir, mana yang

lebih dulu. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan bisa berakibat

buruk bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Secara tidak langsung, para investor mungkin menanggapi keterlambatan

tersebut sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

Pada bulan Mei 2017 lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan

ada 70 perusahaan terbuka atau emiten yang belum menyampaikan laporan

keuangan kuartal I-2017. Padahal seharusnya, emiten tersebut harus

menyampaikan laporan keuangan paling lambat akhir April. Atas

keterlambatan tersebut, otoritas bursa memberikan peringatan kepada

perusahaan-perusahaan yang melakukan keterlambatan tersebut. Jika

emiten masih membandel, BEI tak segan-segan menghentikan sementara

perdagangansaham (suspensi) emiten tersebut. Sebanyak 70 perusahaan

belum menyampaikan laporan keuangan kuartal I-2017. Direktur Penilaian

BEI tidak menyebut identitas 70 emiten yang terlambat menyerahkan

laporan keuangan periode tiga bulan pertama ini. Berdasarkan informasi,

salah satu alasan keterlambatan penyampaian laporan keuangan adalah

belum terselesaikannya laporan keuangan. Bahkan ada perusahaan yang

juga belum menyampaikan laporan keuangan audited2016 dan itu rata-rata

yang di suspend (menghentikan sementara perdagangan saham).

PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) merupakan salah satu

usaha milik Bakrie Grup yang sahamnya di suspen oleh BEI. ELTY

mendapatkan surat peringatan ketiga oleh BEI serta denda sebesar Rp

5
150.000.000,-. Hal ini terjadi karena ELTY bermasalah dalam laporan

keuangannya. ELTY melakukan keterlambatan penyampaian Laporan

Keuangan Tahunan (LKT) 2018 dan belum membayarkan denda

keterlambatan tersebut. Sebelumnya, ELTY sudah mengagendakan bahwa

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) akan dilakukan pada

tanggal 26 Juni 2019, namun akhirnya di undur menjadi tanggal 18 Juli

2019. Padahal di dalam rapat tersebut mencakup persetujuan dan

pengesahan LKT 2018. Sebagai informasi, berdasarkan LK per Q3 2018

ELTY memiliki hutang sebesar Rp 4,17 triliun.

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor

apa saja yang dapat mempengaruhi keterlambatan waktu penyampaian

laporan keuangan. Beberapa faktor diantaranya yaitu komite audit,

komisris independen, kepemilikan institusional dan kualitas audit.

Komite Audit ialah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok

yang lebih besar untuk menyelesaikan tugas-tugas dewan komisaris

perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam

mempertahankan independennya dalam manajemen (Tugiman, 2014).

Komite audit yang beranggotakan sedikit, cenderung dapat bertindak lebih

efisien, namun juga memililki kelemahan, yakni minimnya ragam

pengalaman anggota, sehingga anggota komite audit seharusnya memiliki

pemahaman memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan prinsip-

prinsip pengawasan internal. Kualifikasi terpenting dari anggota komite

audit terletak pada common sense, kecerdasan dan suatu pandangan yang

6
independen. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Noveri Anjarwati dan

Made Dudy Satyawan (2022) variabel komite audit berpengaruh positif

signifikan. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Leny Septiani dan

Rizka Indri Arfianti (2022), Femilia Asthama, Etty Gurendrawati dan

Petrolis Nusa Perdana (2021) variabel komite audit berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Good Corporate Governance sangat berperan terhadap integritas

laporan keuangan perusahaan. Kebenaran atas isi laporan keuangan

perusahaan dapat diawasi oleh Good Corporate Governance. Kepemilikan

institusional dan kepemilikan manajemen dalam perusahaan merupakan

struktur kepemilikan yang berfungsi melihat kewajaran laporan keuangan

yang dipublikasikan oleh perusahaan. Kepemilikan institusional

merupakan persentase jumlah saham pada akhir periode akuntansi yang

dimiliki oleh pihak eksternal, seperti lembaga, perusahaan, asuransi, bank

atau institusi lain (Bukhori, 2012). Tindakan monitoring yang dilakukan

oleh sebuah perusahaan dan pihak pemegang saham insitusional lainnya

dapat membatasi perilaku para manajer dalam pengendalian dan

pengambilan keputusan. Untuk memperbaiki tata kelola perusahaan

dengan meyakinkan bahwa perusahaan memiliki satu atau lebih pemegang

saham besar. Wulandari dan Budiartha (2014) menyatakan bahwa

pengaruh pemegang saham institusional terhadap manajemen perusahaan

dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan

kepentingan manajemen dengan para pemegang saham. Sehingga laporan

7
keuangan yang disajikan oleh perusahaan adalah laporan keuangan yang

sebenar-benarnya tanpa dilebih-lebihkan atau dikurangi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh F. Agung Himawan (2019)

menyatakan bahwa Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.

Keberadaan investor institusional dapat mengoptimalkan fungsi

pengawasan terhadap kinerja manajemen sehingga dapat meminimalkan

tindakan oportunistik manajemen yang bertindak dengan mengutamakan

kepentingannya sendiri. pada perusahaan yang memiliki komisaris

independen yang lebih besar akan memainkan peran mereka secara

optimal untuk mengawasi manajer dalam pengambilan keputusan dan

melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan.

Kepemilikan institusional adalah modal yang dimiliki oleh institusi

atau lembaga. Semakin tinggi presentase keberadaan komposisi investor

luar berbentuk institusi, dapat menciptakan pengawasan yang lebih baik

sehingga mendorong manajemen melakukan transparansi informasi

dengan penyampaian laporan keuangan secara tepat waktu kepada

stakeholder Wahyuni (2020). Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono

(2021) mengungkapkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Namun hal ini tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azhari dan Nuryatno

(2019) yang menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

8
Selanjutnya yang mempengaruhi ketepatan waktu laporan

keuangan yaitu kualitas audit Asthama dkk (2021). Kualitas audit yang

lebih baik dapat dilihat dari KAP yang ternama, yaitu yang terafiliasi

dengan big four. Dufrisella dan Utami (2020) mengungkapkan bahwa

kualitas audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Palupi dkk

(2017) yang menyatakan kualitas audit tidak memiliki pengaruh terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Berdasarkan adanya fenomena dan research gap pada penelitian-

penelitian terdahulu maka perlu diadakan penelitian kembali untuk

memperjelas penemuan selanjutnya tentang “Analisis Pengaruh Komite

Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional dan Kualitas

Audti Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

dengan Leverage sebagai Variabel Kontrol (Studi Kasus pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2018-2021)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan

sebelumnya, penulis dapat merumuskan masalah yaitu bagaimana

pengaruh komite audit, komisaris independen, kepemilikan institusional

dan kualitas audit terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan. Rumusan masalah tersebut kemudian diturunkan menjadi

pertanyaan penukuran pelitian sebagai berikut:

9
1. Bagaimana pengaruh komite audit terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 – 2021?

2. Bagaimana pengaruh komisaris independen terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 – 2021?

3. Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 – 2021?

4. Bagaimana pengaruh kualitas audit terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 – 2021?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Menguji dan menganalisis pengaruh komite audit terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 – 2021.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh komisaris independen terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 –

2021.

10
3. Menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2018 – 2021.

4. Menguji dan menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 – 2021.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan mampu memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan

pengetahuan di bidang akuntansi, terutama akuntansi keuangan

khususnya yang berkaitan dengan pengaruh komite audit, komisaris

independen, kepemilikan intitusional dan kualitas audit terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2. Manfaat Manajerial

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajerial

perusahaan yang digunakan sebagai masukan dalam mengelola faktor-

faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

3. Manfaat Organisasional

11
Bagi kalangan organisasional seperti Bapepam, Bursa Efek Indonesia,

dan lembaga lain di pasar modal hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan masukan dan perbaikan dalam membuat suatu aturan,

sanksi dan denda serta kebijakan yang tepat mengenai ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN EMPIRIS DAN

HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini tentang pengaruh komite audit, komisaris

independen, kepemilikan institusional dan kualitas audit terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan leverage sebagai

variabel kontrol pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia membutuhkan beberapa kajian teori.

2.1.1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (signalling theory) pertama kali dikemukakan oleh

Spence (1973) yang menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik

informasi) memberikan suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang

mencerminkan kondisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak

penerima (investor). Adanya isyarat atau signal dari perusahaan

merupakan suatu petunjuk bagi investor mengenai keputusan yang akan

diambil. Perusahaan akan memiliki gambaran mengenai apa yang akan

dilakukan dan direalisasikan agar tujuan perusahaan tercapai. Teori sinyal

menunjukkan adanya asimetri informasi bagi manajemen perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan atas informasi tersebut

(Nurmiati, 2016).

13
Hubungan teori sinyal dengan laporan keuangan perusahaan adalah

pengungkapan yang semakin luas akan memberikan sinyal kepada pihak-

pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder) maupun

para pemegang saham perusahaan (shareholder). Investor membutuhkan

informasi yang siteris sebegai alat pemantau dalam penanaman dana yang

dimiliki investor terhadap perusahaan. Informasi yang baik adalah

perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan secara tepat sesuai

dengan kenyataan. Namun, jika perusahaan lambat dalam menyampaikan

laporan keuangan akan mendapatkan reputasi yang buruk dari para

investor dan membuat kemungkinan besar investor tidak akan

menanamkan dananya pada perusahaan tersebut.

2.1.2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu berkas penting yang ada di

dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan umumnya menggambarkan

kondisi keuangan dalam suatu perusahaan pada periode tertentu.

Wahyudiono (2014:10), Menjelaskan Laporan Finansial (Financial

Statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan financial suatu

perusahaan, dimana Neraca (Balance Sheets) mencerminkan nilai aktiva,

utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan Rugi dan

Laba (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama

periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun.

Menurut Kasmir (2014:7), berikut ini beberapa tujuan pembuatan

atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

14
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu perode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

2.1.3. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Ketepatan waktu (timeliness) adalah suatu pemanfaatan informasi

yang terdapat dalam laporan keuangan tersedia bagi para pengguna

laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan sebelum

informasi tersebut kehilangan kapasitasnya (Kieso, Weygandt, dan

Warfield, 2014:36). Rentang waktu antara tanggal laporan keuangan

perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan kepublik

berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan. Tepat

waktu di sini berarati bahwa seluruh informasi perusahaan harus

disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar atau

15
pertimbangan dalam pengambilan suatu kebijakan ekonomi dan untuk

menghindari tertundanya pengambilan kebijakan tersebut.

Perusahaan yang memiliki riwayat keterlambatan penyampaian

laporan keuangan akan mendapatkan citra buruk. Laporan keuangan

merupakan ringkasan proses pencatatan dari kegiatan atau transaksi

keuangan perusahaan yang terjadi selama satu periode tahun berjalan.

Laporan keuangan ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi (PSAK No. 1, 2015:3). Laporan keuangan

yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

2.1.4. Komite Audit

Menurut Hiro Tugiman (1995), pengertian komite audit adalah:

“Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang

lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan

tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan

klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam

mempertahankan independensinya dari manajemen.”

Pohan (2008) dalam penelitiannya memaparkan bahwa Dewan

Komisaris wajib membentuk Komite Audit yang beranggotakan sekurang-

kurangnya tiga orang anggota, diangkat dan diberhentikan serta

bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Komite Audit yang

16
beranggotakan sedikit, cenderung dapat bertindak lebih efisien, namun

juga memililki kelemahan, yakni minimnya ragam pengalaman anggota,

sehingga anggota Komite Audit seharusnya memiliki pemahaman

memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan prinsip-prinsip

pengawasan internal. Kualifikasi terpenting dari anggota Komite Audit

terletak pada common sense, kecerdasan dan suatu pandangan yang

independen. Tujuan pembentukan Komite Audit adalah: (1) Memastikan

laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan

praktik akuntansi yang berlaku umum; (2) Memastikan bahwa control

internalnya memadai; (3) Tindak lanjut terhadap dugaan adanya

penyimpangan yang material dibidang keuangan dan implikasi hukumnya;

(4) Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.

2.1.5. Komisaris Independen

Menurut Kristiantini & Sujana (2017) komisaris independen adalah

salah satu mekanisme GCG yang merupakan komisaris yang direkrut dari

eksternal perusahaan serta dianggap memiliki sifat independensi yang baik

karena tidak berpihak pada kepentingan siapapun. Komisaris independen

pada suatu perusahaan memiliki tugas untuk mengawasi secara langsung

mengenai kebijakan dan praktik pelaporan keuangan yang dilakukan

manajemen perus ahaan serta memberikan saran-saran kepada manajemen

terkait keputusan dan kebijakan yang akan diambil dalam pengelolaan

perusahaan (Dwiyani, 2017). Keberadaan komisaris independen dapat

membantu mengawasi kinerja manajemen secara langsung sehingga

17
praktik laporan keuangan akan lebih diperhatikan terutama ketepatan

waktunya (Wahyuni, 2020). Dengan demikian, keberadaan komsaris

independen dapat mendorong pelaksanaan disampaikannya laporan

keuangan secara tepat waktu oleh perusahaan.

Barmawi & Idayati (2020) mengartikan komisaris independen

sebagai anggota komisaris dengan tugas untuk mengawasi kinerja

perusahaan secara independen, dan memiliki kebebasan dari hubungan

kepentingan dengan pihak internal perusahaan atau suatu golongan.

Terbentuknya komisaris independen dalam perusahaan dapat

menggambarkan tingginya independensi perusahaan, hal tersebut dapat

membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih tepat dan

independen (Salipadang, 2017). Menurut Che Haat (2008) dalam

Kristiantini & Sujana (2017), komisaris independen merupakan bentuk

mekanisme pengawasan internal perusahaan yang dapat meminimalisir

biaya keagenan, menciptakan pengendalian yang lebih baik, dan

menghindari adanya informasi yang tersembunyi sehingga membuat

perusahaan lebih transparan dalam menyampaikan informasi. Proporsi

komisairs independen yang semakin banyak dalam perusahaan, dapat

menambah fungsi monitoring terhadap manajemen perusahaan

(Salipadang, 2017).

2.1.8. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional didefinisikan oleh Kurniati (2017)

sebagai proporsi saham perusahaan yang dipegang oleh institusi atau

18
lembaga lain. Pada umumnya presentase saham yang dimiliki oleh institusi

bernilai lebih besar daripada pemegang saham lainnya, sehingga dapat

memegang kuasa yang lebih besar atas saham perusahaan (Kusuma &

Nuraini, 2020). Kepemilikan institusional yang bernilai tinggi tersebut

diharapkan dapat memperketat monitoring atas pekerjaan yang dilakukan

oleh perusahaan, sebagai suatu bentuk mekanisme GCG (Marfuah, 2021).

Salipadang (2017) mengungkapkan bahwa institusi merupakan lembaga

yang berkepentingan besar atas dilakukannya investasi saham, hal tersebut

dapat dilihat dari tingkat terendah saham institusi berkisar 25 % sehingga

keberadaan institusi sebagai pemilik perusahaan dapat dijadikan media

untuk melakukan monitoring yang efektif terhadap perusahaan. Dalam

penelitian Kurniati (2017) menunjukan bahwa kepemilikan institusional

dapat menjadi media yang digunakan untuk mengendalikan mnajemen

dalam menyampaikan informasi perusahaan melalui fungsi monitoringnya.

2.1.9. Kualitas Audit

Audit merupakan sebuah proses pemeriksaan laporan keuangan

perusahaan beserta dengan dokumen pendukungnya sehingga dapat

diperoleh hasil pemeriksaan berupa sebuah pendapat atas kewajaran dari

laporan keuangan tersebut (Agoes, 2018). Dalam merealisasikan tahapan

audit tersebut, perusahaan perlu melakukan pemilihan KAP agar kualitas

audit yang diterima dapat lebih baik dan terpercaya sehingga dapat

menambah keandalan pada informasi yang tersaji di dalam laporan

keuangan perusahaan (Barmawi & Idayati, 2020). Kualitas audit

19
merupakan sebuah keahlian yang maksimal pada saat melakukan analisis

informasi di laporan keuangan suatu perusahaan yang kemudian dapat

menghasilkan suatu pendapat terkait hasil audit secara objektif yaitu

dihasilkan secara independen sesuai dengan bukti yang ada (Palupi, 2017).

Kualitas audit dapat dilihat dari KAP yang berafiliasi dengan kelompok

big four dan tidak berafiliasi dengan big four (Siswantoro, 2021). Menurut

Palupi (2017) pelaksanaan audit dianggap lebih reliabel apabila dilakukan

oleh KAP yang terafiliasi dengan big four karena susunan auditor dalam

KAP tersebut memiliki kompetensi yang baik dibidangnya dengan jumlah

yang cukup banyak serta dapat membuat ketepatan pemeriksanaan yang

mendetail sehingga bukti audit yang material dapat ditentukan dengan

lebih akurat. Dengan demikian, apabila suatu KAP berafiliasi dengan big

four maka akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik sehingga akan

berdampak pada kecepatan proses audit dan keandalan hasil audit yang

diberikan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Judul Variabel Independen Ringkasan Hasil


Leny Septiani dan Rizka Indri Arfianti (2022) Profitabilitas - Tidak Signifikan
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH Solvabilitas - Signifikan
1
TERHADAP KETEPATAN WAKTU Ukuran Perusahaan + Signifikan
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN Komite Audit - Tidak Signifikan
Said Saleh Salihi, Rasit dan Jamidin (2023)
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE Profitabilitas dan Leverage + Signifikan
2 TERHADAP KETEPATAN WAKTU Profitabilitas + Signifikan
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Leverage - Signifikan
Lidya Martha dan Gina (2021) Pengaruh profitabilitas Profitabilitas - Tidak Signifikan
3
dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu Umur Perusahaan + Signifikan

20
penyampaian laporan keuangan
Althafia Siti Aishalya dan R. Nelly Nur Apandi (2023) Financial Distress + Signifikan
4 Pengaruh Financial Distress dan Corporate Governance
Terhadap Kecepatan Publikasi Laporan Keuangan Good Corporate Governance + Signifikan
Komite Audit - Tidak Signifikan
Frekuensi Pertemuan Komite
Noveri Anjarwati dan Made Dudy Satyawan (2022) + Signifikan
Audit
5 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timeliness
Ukuran Perusahaan + Signifikan
Laporan Keuangan
Profitabilitas + Signifikan
Leverage - Tidak Signifikan
Yustin Tri Ayu Ruliyanti, Oktaviani Ari Ukuran Perusahaan + Signifikan
Wardhaningrum dan Nur Hisamuddin (2023) Pengaruh Kepemilikan Institusional + Signifikan
6 Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas - Tidak Signifikan
Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan Pada Masa Covid-19 Likuiditas + Signifikan
Imelda Purba (2020) PENGARUH PROFITABILITAS, Profitabilitas + Signifikan
KESULITAN KEUANGAN, UKURAN Kesulitan Keuangan + Signifikan
PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN Ukuran Perusahaan + Signifikan
7
TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN
KEUANGAN EMITEN DI BURSA EFEK Umur Perusahaan - Tidak Signifikan
INDONESIA
Ela Annisa dan Efrizal Syofyan (2023) Ketepatwaktuan Audit Tenure - Tidak Signifikan
Publikasi Laporan Keuangan Selama Masa Pandemi Reputasi KAP - Tidak Signifikan
8
Covid-19: Faktor Audit Tenure, Reputasi KAP, dan
Financial Distress Financial Distress - Tidak Signifikan
Femilia Asthama, Etty Gurendrawati dan Petrolis Nusa Kualitas Audit + Signifikan
Perdana (2021) PENGARUH MEKANISME GOOD Kepemilikan Institusional - Signifikan
9 CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP Komite Audit - Signifikan
KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN
KEUANGAN Komisaris Independen - Signifikan
Yunah Natikhoh dan Yuli Chomsatu Samrotun (2021) Profitabilitas + Signifikan
DETERMINAN KETEPATAN WAKTU Ukuran Perusahaan + Signifikan
10 PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA Umur Perusahaan + Signifikan
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2018-2019 Reputasi Auditor + Signifikan
Yustika Marlis Panggabean dan Julian Maradina (2023) Kualitas Audit - Signifikan
PENGARUH KUALITAS AUDIT, KARAKTERISTIK Ukuran Komite Audit - Tidak Signifikan
KOMITE AUDIT, DAN KEPEMILIKAN Frekuensi Pertemuan Komite
11 INSTITUSIONAL TERHADAP TIMELINESS + Tidak Signifikan
Audit
LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada
Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Kepemilikan Institusional + Tidak Signifikan
Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2021)
Cornelis Tagu Bore, Ni Luh Putu Sri Purnama Kompetensi SDM + Signifikan
Pradnyani dan Putu Aristya Adi Wasita (2022) Penerapan SAP + Signifikan
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
12
KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN
KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SPIP + Signifikan
SUMBA BARAT

21
2.3. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka penelitian ini

akan menguji pengaruh profitabilitas, umur perusahaan dan likuiditas

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2.3.1. Pengaruh Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian La

poran Keuangan

Dalam tahap pelaporan keuangan, komite audit berperan sebagai

pengawas yang cukup besar dan komite audit juga berperan dalam

mengawasi risiko perusahaan yang dapat membuat kualitas laporan

keuangan bertambah. Dalam hal tesebut, komite audit bertugas untuk

mengawasi aktivitas auditor eksternal, pelaporan keuangan, serta kontrol

internal, sehingga dapat melindungi kepentingan stakeholder dari

kecurangan yang dilakukan manajemen. Keberadaan komite audit dapat

membantu prinsipal memperoleh informasi keuangan yang lebih berkualitas

dan relevan sehingga dapat menghindari terjadinya asimetri informasi.

Besarnya jumlah komite audit dalam perusahaan dapat meningkatkan

pengawasan komite audit terhadap manajamen, hal tersebut dapat membuat

perusahaan memperhatikan kinerjanya termasuk dalam hal penyampaian

informasi. Oleh karena itu kehadiran komite audit yang turut serta berperan

dalam proses pelaporan keuangan dan penyampainnya kepada stakeholder,

dapat mendorong manajemen untuk tepat waktu menyampaikan laporan

keuanganya. Dwiyani et al. (2017) membuktikan adanya pengaruh positif

yang diberikan komite audit terhadap tepat waktunya laporan keuangan

22
disampaikan.Komite audit dapat menciptakan adanya pengawasan internal

di perusahaan dan mengingkatkan kinerja manajemen sehingga membuat

laporan keuangan disampaikan tepat pada waktunya. Pendapat ini didukung

oleh Dufrisella & Utami (2020), Kurniawan & Mutmainah (2020), Putri

(2020), dan Rivandi & Gea (2018) yang juga dapat membuktikan adanya

pengaruh positif yang diberikan komite audit pada tepat waktunya laporan

keuangan disampaikan. H3: Komite Audit berpengaruh positif terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan:

H1: Komite Audit berpengaruh positif terhadap Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan

2.3.2. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Ketepatan Waktu Penyam

paian Laporan Keuangan

Terbentuknya komisaris independen bertujuan untuk dapat

mengawasi manajemen pada proses pengelolaan perusahaan. Sifat

independensi dalam komisaris ini membuat mereka tidak memiliki

kepentingan dengan pihak yang berhubungan dengan perusahaan, sehingga

fungsi pengawasan yang dilakukannya ditujukan untuk kepentingan

bersama. Keberadaan komisaris independen dapat memperketat pengawasan

secara langsung atas kinerja yang dilakukan manajemen, yang selanjutnya

dapat membuat kinerja keseluruhan perusahaan tetap terjaga dengan baik.

Komisaris independen berperan dalam melakukan pengawasan terhadap

manajemen puncak, mengawasi kebijakan yang dibuat manajemen dan

dapat secara langsung menyarankan suatu hal kepada manajemen dalam

23
mengoperasikan perusahaan. Komisaris independen juga dapat

memonitirong terlaksananya penyampaian laporan keuangan secara tepat

waktu, karena komisaris independen yang secara langsung dapat memantau

pekerjaan yang dilakukan manajemen sehingga praktik laporan keuangan

akan lebih diperhatikan terutama ketepatan waktunya. Fungsi monitoring

komisaris independen terhadap manajemen perusahaan dapat lebih efektif

dilakukan apabila terdapat jumlah anggota komisaris independen yang

cukup tinggi. Sehingga keberadaan tingkat komisaris independen yang

besar, dapat lebih memperketat pengawasan terhadap kinerja manajemen

sehingga dapat mendorong dilakukannya penyampaian laporan secara tepat

waktu . Palupi et al. (2017) membuktikan adnaya pengaruh positif yang

diberikan komisaris independen terhadap tepat waktunya laporan keuangan

disampaikan. dalam pembuktian tersebut diketahui bahwa komisaris

independen yang berperan sebagai penyeimbang keputusan manajemen

dapat meminimalisir terjadinya manipulasi dalam laporan keuangan dan

membuat perusahaan menyampaikan secara tepat waktu laporan

keuangannya. Pendapat tersebut didukung oleh pembuktian yang dilakukan

Rizki et al. (2020), Prena et al. (2018), dan Kristiantini & Sujana (2017)

yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif yang diberikan

komisaris independen terhadap tepat waktunya laporan keuangan

disampaikan:

H2 : Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan

24
2.3.3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Ketepatan Waktu Peny

ampaian Laporan Keuangan

Tingkat saham institusi memiliki nilai yang lebih besar daripada

tingkat saham yang dimiliki pihak lainnya karena institusi memiliki sumber

pendanaan yang lebih besar. Proporsi yang banyak tersebut dapat

memberikan kendali yang besar kepada institusi terhadap perusahaan.

Besarnya kendali tersebut dapat menjadi media monitoring yang efektif atas

kinerja perusahaan. Dengan adanya monitoring yang dilakukan pihak

institusi membuat perusahaan fokus menjaga kinerja perusahaan tetap baik

termasuk menjaga keandalan dan kredibilitas pelaporan keuangan seperti

melakukan penyampaian laporan keuangan tepat pada waktunya. Sehingga

adanya kepemilikan institusional dapat membuat dilaksanakannya

penyampaian laporan keuangan tepat pada waktunya oleh perusahaan.

Kusuma & Nuraini (2020) menujukkan bahwa terdapat pengaruh positif

yang diberikan kepemilikan institusional terhadap tepat waktunya laporan

keuangan disampaikan. Kusuma & Nuraini (2020) menyimpulkan bahwa

kepemilikan institusional dapat membuat pengawasan dilakukan secara

maksimal sehingga mendorong manajemen untuk memaksimalkan nilai

perusahaan, antara lain dengan disampaikannya laporan keuangan sesuai

batas waktunya. Pernyataan tersebut didukung oleh Aqsa et al. (2020),

Kurniati et al. (2017), Salipadang et al. (2017), dan Verawati (2018) yang

berpendapat adanya pengaruh positif yang diberikan kepemilkan

institusional terhadap tepat waktunya laporan keuangan disampaikan:

25
H3 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Ketepatan

Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

2.3.4. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan

Tingkat keahlian auditor dalam melaksanakan audit secara objektif

dan menghasilkan laporan auditor independen untuk memberikan

keyakinan kepada investor terkait kewajaran laporan keuangan dapat

tergambarkan pada kualitas audit yang diberikan. Manajemen perusahaan

selaku agen yang bertugas untuk memberikan hasil terbaik kepada investor

akan lebih memperhatikan kualitas audit dari KAP, sehingga manajemen

akan cenderung menggunakan jasa KAP yang terafiliasi big four untuk

memberikan hasil audit yang berkualitas agar informasi yang diberikan

dapat menjaga kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan.

Tingginya kualitas audit dapat ditunjukkan pada kecepatan pelaksanaan

audit di KAP, yang dapat ditemukan pada KAP terafiliasi big four. Pada

umumnya KAP tersebut mampu melakukan audit laporan keuangan lebih

cepat dan juga tepat karena memiliki pengalaman yang mumpuni dalam

mengaudit serta mempunyai besarnya motivasi untuk menyelesaikan audit

tepat pada waktunya agar kualitasnya tetap terjaga dengan baik. Dengan

adanya hasil audit yang dapat dikeluarkan lebih cepat oleh KAP tersebut,

dapat menjadi dorongan bagi perusahaan untuk tepat waktu dalam

26
melakukan penyampaian laporan keuangannya. Dufrisella & Utami (2020)

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang diberikan kualitas

audit terhadap tepat waktunya laporan keuangan disampaikan. Dufrisella

& Utami (2020) menjelaskan bahwa tingginya kualitas audit dapat

membuat penyelesaian pemeriksaan laporan keuangan lebih cepat

dilakukan karena memiliki auditor profesional berjumlah banyak

dilengkapi dengan penggunaan teknologi audit yang canggih sehingga

mendorong perusahaan untuk melakukan penyampaian laporan keuangan

sesuai batas waktunya. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil dalam

penelitian Aprilia & Ngumar (2017), Fitria (2021), Hasanah et al. (2018),

dan Ramadhaniyati & Budisusetyo (2017) yang membuktikan adanya

pengaruh positif antara kualitas audit dengan tepat waktunya laporan

keuangan disampaikan:

H3 : Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan

27
2.4. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan teoritis dan pengembangan hipotesis yang

dikemukakan diatas, maka variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah komite audit, komisaris independen, kepemilikan

institusional dan kualitas audit dengan variabel dependen ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Hubungan antar variabel tersebut dapat

digambarkan dalam kerangka pemikiran berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

H1 Komite Audit (X1) (+)

(+) Ketepatan Waktu


H2 Komisaris Independen (X2)
Penyampaian
Laporan Keuangan
(Y)
H3 Kepemilikan Institusional (X3) (+)

H4 Kualitas Audit (X4) (+)

28
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun

2018-2021.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2018-2021. Alasan dipilihnya industri manufaktur karena jenis usaha

industri yang terbesar di BEI, sehingga diharapkan dalam penelitian ini

dapat memperoleh keragaman data untuk hasil penelitian yang lebih

akurat.

3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2017:81). Sampel dalam penelitian ini adalah

perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunkan

purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan

berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dari pengambilan sampel penelitian

ini ditentukan sebagai berikut:

29
1. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan di

BEI periode 2018-2022.

2. Perusahaan manufaktur yang memiliki data lengkap.

3.3. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, umumnya berupa

bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan

dalam menentukan metode pengumpulan data. Sedangkan jika dilihat dari

sumber datanya, penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder

dapat berupa bukti, catatan, atau laporan histori yang tersusun dalam arsip,

baik yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. Adapun data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun

2018-2021 yang termuat dalam Laporan Keuangan (LK) dan juga dari

Indonesia Stock Exchange (IDX) statistik 2018-2021 website

www.idx.co.id.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

30
Berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan

metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan mempelajari atau mengumpulkan catatan atau

dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu data dari

Bursa Efek Indonesia mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

3.4. Definisi Operasional, Konsep dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional digunakan untuk penelitian kemudian

diuraikan menjadi indikator empiris. Definisi operasional digunakan untuk

menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya juga

digunakan untuk penelitian kemudian diuraikan menjadi indikator empiris,

berikut adalah variabel operasional yang akan digunakan dalam penelitian

ini.

3.4.1. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Ketepatan waktu (timeliness) adalah suatu pemanfaatan informasi

yang terdapat dalam laporan keuangan tersedia bagi para pengguna

laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan sebelum

informasi tersebut kehilangan kapasitasnya (Kieso, Weygandt, dan

Warfield, 2014:36).

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diukur bardasarkan

tanggal publikasi laporan keuangan ke Bapepam yang didasarkan pada

peraturan yang telah ditetepkan oleh Bapepam, peraturan Bapepam

Nomor: KEP-431/BL/2012 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan

31
Tahunan. Ketepatan waktu diukur dengan menggunakan variabel dummy

Katagorinya jika jumlah katagori variabel lebih dari 2 maka menggunakan

perhitungan (k-1), dimana k adalah jumlah katagori.

3.4.2. Komite Audit

Menurut Hiro Tugiman (1995), pengertian komite audit adalah Komite

audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih

besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-

tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien

yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan

independensinya dari manajemen.

Σ Komite Audit

3.4.3. Komisaris Independen

Menurut Kristiantini & Sujana (2017) komisaris independen adalah

salah satu mekanisme GCG yang merupakan komisaris yang direkrut dari

eksternal perusahaan serta dianggap memiliki sifat independensi yang baik

karena tidak berpihak pada kepentingan siapapun. Komisaris independen

pada suatu perusahaan memiliki tugas untuk mengawasi secara langsung

mengenai kebijakan dan praktik pelaporan keuangan yang dilakukan

manajemen perus ahaan serta memberikan saran-saran kepada manajemen

terkait keputusan dan kebijakan yang akan diambil dalam pengelolaan

perusahaan (Dwiyani, 2017).

Jumlah Anggota Komisaris Independen/ Jumlah Dewan Komisaris x

100%

32
3.4.4. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional didefinisikan oleh Kurniati (2017) sebagai

proporsi saham perusahaan yang dipegang oleh institusi atau lembaga lain.

Pada umumnya presentase saham yang dimiliki oleh institusi bernilai lebih

besar daripada pemegang saham lainnya, sehingga dapat memegang kuasa

yang lebih besar atas saham perusahaan (Kusuma & Nuraini, 2020).

Jumlah Saham Institusi/Jumlah Saham yang Beredar x 100%

3.4.5. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan sebuah keahlian yang maksimal pada saat

melakukan analisis informasi di laporan keuangan suatu perusahaan yang

kemudian dapat menghasilkan suatu pendapat terkait hasil audit secara

objektif yaitu dihasilkan secara independen sesuai dengan bukti yang ada

(Palupi, 2017).

Variabel Dummy.

Penilaian 1 :Perusahaan yang menggunakan KAP terafilisi big four.

Peniliain 0 :Perusahaan yang menggunakan KAP tidak terafiliasi big

four.

3.5. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model regresi logistik. Penggunaan analisis regresi logistik adalah karena

variabel independen bersifat kontinyu. Analisis ini digunakan karena

variabel dependen yang akan diuji berupa dummy yang hanya terdiri dari 2

nilai yaitu menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu atau tidak

33
tepat waktu. Data yang dikumpulkan di dalam penelitian ini diolah

kemudian dianalisis dengan alat statistik. Persamaan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ln = 𝑲𝑾 / (𝟏−𝑲𝑾) = β0 + β1.KA + β2.Komisaris Independen + β3.KI +

β4. Kualitas Audit + e

Keterangan :

Ln = 𝑲𝑾 / (𝟏−𝑲𝑾) : Dummy variable ketepatan waktu (Kategori 0 untuk

perusahaan tepat waktu dan kategori 1 untuk

perusahaan yang tidak tepat waktu)

β1 :Komite Audit

β2 :Komisaris Independen

β3 :Kepemilikan Institusional

β4 :Kualitas Audit

E : Standart Error

3.5.1. Statistika Deskriptif

Menurut Imam Ghozali (2018:19) statistik deskriptif memberikan

gambaran atau dekripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, varian. Statistik Diskriptif merupakan alat statistik yang

berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran mengenai

variabel dependen yaitu ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

terhadap variabel independen yaitu komite audit, komisaris independen,

kepemilikan institusional dan kualitas audit pada perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2018-2022.

34
3.5.2. Uji Model

3.5.2.1. Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow’s Goodness digunakan dalam pengujian

kelayakan model regresi logistik pada penelitian diukur menggunakan

nilai Chi- Square. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka hipotesis diterima

dan sebaliknya.

3.5.2.2. Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Pengujian keseluruhan model digunakan untuk menilai model

persamaan yang dihipotesikan telat fit atau tidak dengan data. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan nilai -2 log likelihood pada awal (block

number = 0) dengan nilai -2 log likehood pada akhir (block number =1).

3.5.2.3. Koefisien Determinasi (R²)

Pengujian koefisien determinasi ditunjukan dengan nilai

nagelkerke’s R square. Hasil modifikasi koefisien Cox dan Snell itulah yg

disebut Nagelkerke’s R square, yang berguna untuk memastikan nilai

bervariasi dari 0 -1. Nilai didapat dengan cara membagi nilai Cox dan

Snell R Square dengan nilai maksimumnya.

3.5.2.4. Uji t

Menurut Imam Ghozali (2018:98) uji t dilakukan untuk mengetahui

apakah variabel bebas dalam model regresi berpengaruh secara individual

terhadap variabel terikat. Cara melakukan uji t dengan kriteria:

35
1. Jika nilai signifikan < 0,05, maka HA diterima, artinya bahwa secara

persial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

2. Apabila nilai signifikan > 0,05, maka HA ditolak, artinya bahwa secara

persial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

36
BAB IV

ANALISIS & PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2018 sampai tahun 202.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purpose sampling.

Berikut adalah penentuan sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.1

Populasi dan Sampel Penelitian

Kriteria 2018 2019 2020 2021 2022 Jumlah


Perusahaan manufaktur 161 164 188 207 205 925
Perusahaan manufaktur (30)
yang tidak
mempublikasikan laporan
(14) (17) (20) (23) (104)
keuangan di Bursa Efek
Indonesia selama 2018 –
2022
Perusahaan manufaktur (29)
yang yang tidak
(10) (17) (29) (29) (114)
menggunakan mata uang
rupiah
Perusahaan manufaktur (27)
yang tahun terdaftar di BEI (8) (21) (56)
nya tidak ada
Perusahaan Baru (4) (7) (7) (18)
Jumlah Sampel 133 130 131 127 112 633

Dengan menggunakan periode empat tahun yaitu 2018, 2019,

2020, 2021 dan 2022, maka diperoleh data pada penelitin ini adalah 501

perusahaan.

37
4.2. Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran

mengenai variabel dependen dan variabel independen data suatu

penelitian. Uji statistiK deskriptif dilakukan dengan melihat nilai

minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi masing-

masing variabel.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Maximu
N Minimum Mean Std. Deviation
m
63
KETEPATAN_WAKTU 0 1 0.076 0.26517
3
63
KOMITE_AUDIT 2 8 3.292 0.78287
3
63
KOMISARIS_INDEPENDEN 0.6 2.67 1.0661 0.27219
3
63
KEPEMILIKAN_INSTITUSIONAL 0 1 0.0053 0.07288
3
63
KUALITAS_AUDIT 0 1 0.0053 0.07288
3
63
Valid N (listwise)
3
Sumber: Lampiran 3, Hal 79

Tabel 4.3

Timeliness

TIMELINESS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
,00 (TW) 576 57,6 57,6 57,6
Valid 1,00 (TTW) 57 5,7 5,7 100,0
Total 633 100,0 100,0

Sumber: Lampiran 3, Hal 79

38
Tabel 4.4

OA

OA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

,00 (WTP) 621 62,1 62,1 62,1

Valid 1,00 (SELAIN WTP) 12 1,2 1,2 100,0

Total 633 100,0 100,0

Sumber: Lampiran 3, Hal 79

Dari tabel di atas, diketahui jumlah sampel ukuran perusahaan, Komite

Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit yaitu

(N) 750 perusahaan.

1. Komite Audit

Pengujian yang dilakukan memperoleh hasil seperti yang ditunjukkan

pada tabel 4.2 nilai minimum 25,03, nilai maksimum 33,49, nilai rata-

rata 28,6455, serta nilai standart deviasi 1,61219 yang berarti variabel

komite audit memiliki penyebaran data merata atau semakin kecil

terjadinya penyimpangan data, karena nilai standar deviasi lebih kecil

dari mean.

2. Komisaris Independen

Pengujian yang dilakukan memperoleh hasil seperti yang ditunjukkan

pada tabel 4.2 nilai minimum -1,0498, nilai maksimum 1,9544, nilai rata-

rata 0,041985, dan nilai standart deviasi 0,1574886 yang berarti variabel

39
komisaris independen memiliki penyebaran data tidak merata atau

semakin besar terjadinya penyimpangan data, karena nilai standar deviasi

lebih besar dari mean.

3. Kepemilikan Institusional

Pengujian yang dilakukan memperoleh hasil seperti yang ditunjukkan

pada tabel 4.2 nilai minimum -6,30, nilai maksimum 786,93, nilai rata-

rata 3,2443, dan nilai standart deviasi 35,76194 yang berarti variabel

kepemilikan institusional memiliki penyebaran data tidak merata atau

semakin besar terjadinya penyimpangan data, karena nilai standar deviasi

lebih besar dari mean.

4. Kualitas Audit

Pengujian yang dilakukan memperoleh hasil seperti yang ditunjukkan

pada tabel 4.2 nilai minimum 0,00, nilai maksimum 303,28, nilai rata-

rata 3,3179, dan nilai standart deviasi 16,40950 yang berarti variabel

kualitas audit memiliki penyebaran data tidak merata atau semakin besar

terjadinya penyimpangan data, karena nilai standar deviasi lebih besar

dari mean.

4.3. Hasil Uji Regresi Logistik

4.3.1. Menilai Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi dilakukan melalui Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit dengan melihat nilai Chi Square. Berikut

hasil pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test pada

penelitian ini:

40
Tabel 4.5

Uji Meniliai Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Chi-
Step df Sig.
square

1 0.12 3 0.989

Sumber: Lampiran 3, Hal 79

Pada output Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

diperoleh hasil Chi-Square senilai 0,12 dengan tingkat signifikan sebesar

0,989. Hasil dari output pengujian menunjukkan nilai signifikan lebih

besar dari 0,05 (0,989 > 0,005) maka hipotesis diterima, dapat disimpulkan

bahwa data empiris yang digunakan sesuai dengan model dan model

dikatakan fit.

4.3.2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model fit Test)

Pengujian Overall Model fit Test merupakan uji statistic yang

dilakukan dengan melihat nilai Likelihood. Berikut adalah hasil pengujian


Iteration Historya,b,c
Likelihood.
Iteration -2 Log Coefficients
Tabel 4.6
likelihood Constant
Nilai -2 Likelihood
1 293,552 -1,705
Step 0
2 265,620 -2,319

Step 0 3 264,029 -2,512

4 264,019 -2,529

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 264,019


41
c. Estimation terminated at iteration number 5 because

parameter estimates changed by less than ,001.


Sumber: Lampiran 3, Hal 80

Tabel 4.7

Nilai -2 Likelihood Step 1

Iteration Historya,b,c,d

-2 Log Coefficients
Iteration
likelihood Constant SIZE ROA DER CR

1 286,768 -1,320 -,021 -,668 ,000 ,007

2 253,043 -1,406 -,051 -1,840 ,000 ,009


Step 1
3 249,315 -1,249 -,075 -2,829 ,000 ,010

4 249,198 -1,195 -,082 -3,002 ,000 ,011

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 249,198

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less

than ,001.

Sumber: Lampiran 3, Hal 80

Berdasarkan data dari tabel di atas, menunjukkan nilai -2Likelihood awal

(Blok Number 0) sebesar 249,198 dan nilai -2Likelihood akhir (Block Number 1)

terjadi penurunan menjadi 249,197 setelah ditambahkan empat variabel

independen. Penurunan nilai tersebut menunjukkan bahwa model regresi sesuai

dengan data yang ada.

4.3.3. Koefisien Determinasi (R2)

42
Pada model regresi logistik, nilai koefisien regresi ditunjukkan

dengan melihat nilai Nagelkerke’s R Square. Berikut adalah hasil dari

Nagelkerke’s R Square pada penelitian ini:

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R

Square Square

1 249,197a ,029 ,071

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter

estimates changed by less than ,001.

Sumber: Lampiran 3, Hal 81

Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai Cox & Snell R Square

sebesar 0,029 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,071 yang berarti

bahwa variabel dependen (ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan)

yang dapat dijelaskan dengan variabel independen (Komite Audit,

Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit)

adalah sebesar 7,1% sedangkan 92,9% dijelaskan oleh variabel di luar

model penelitian.

43
4.4. Menguji Koefisien Regresi

Tabel 4.9

Uji Hipotesis

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Komite Audit -,083 ,116 ,505 1 ,477 ,921

Komisaris Independen -3,008 1,360 4,889 1 ,027 ,049

Step 1a Kepemilikan Institusional ,000 ,004 ,007 1 ,933 1,000

Kualitas Audit ,011 ,006 3,560 1 ,059 1,011

Constant -1,193 3,282 ,132 1 ,716 ,303

a. Variable(s) entered on step 1: Komite Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Kualitas

Audit

Sumber: Lampiran 3, Hal 81

Tahap terakhir dari uji koefisien regresi ialah menguji koefisien regresi.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahawa uji regresi logistk dengan tingkat

signifikan sebesar 0,05 atau 5%. Dari pengujian persamaan logistiK diatas, maka

diperoleh model regresi logistik sebagai berikut:

Ln = KW/1-KW = -1,193 – 0,083 Komite Audit – 3,008 Komisaris

Independen + 0,000 Kepemilikan Institusional + 0,011

Kualitas Audit + e

Dari tabel di atas, diperoleh hasil signifikan untuk tiap variabel sebagai berikut:

1. Variabel Komite Audit

Hasil pengujian pada tabel 4.10 menunjukkan nilai koefisien regresi -0,083

dengan nilai signifikan sebesar 0,477 lebih besar dari 0,05, kesimpulannya

44
variabel Komite Audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sehingga H1 ditolak.

2. Variabel Komisaris Independen

Hasil pengujian pada tabel 4.10 menunjukkan nilai koefisien regresi -3,008

dengan nilai signifikan sebesar 0,027 lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya

variabel Komisaris Independen berpengaruh negatif signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sehingga H2 ditolak.

3. Variabel Kepemilikan Institusional

Hasil pengujian pada tabel 4.10 menunjukkan nilai koefisien regresi 0,000

dengan nilai signifikan sebesar 0,933 lebih besar dari 0,05, kesimpulannya

variabel Kepemilikan Institusional berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sehingga H 3

ditolak.

4. Variabel Kualitas Audit

Hasil pengujian pada tabel 4.10 menunjukkan nilai koefisien regresi 0,011

dengan nilai signifikan sebesar 0,059 lebih besar dari 0,05, kesimpulannya

variabel Kualitas Audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sehingga H5 ditolak.

4.5. Pembahasan

4.5.1 Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Lapo

ran Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan

bahwa Komite Audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

45
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dapat diartikan bahwa

banyaknya Komite Audit tidak mempengaruhi perusahaan untuk

melakukan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Berkaitan

dengan teori sinyal, banyaknya Komite Audit akan mempengaruhi para

investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersrbut. Namun

jika perusahaan tersebut lambat dalam melakukan penyampaian laporan

keuangan akan menurunkan reputasi perusahaan tersebut. Sebanyak

apapun anggota Komite Audit jika lambat dalam melakukan penyampaian

laporan keuangan makan tidak akan memiliki pengaruh apa-apa.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Noveri Anjarwati dan Made Dudy Satyawan (2022) yang menyatakan

bahwa Komite Audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4.5.2 Komisaris Independen terhadap Ketepatan Waktu Penyampai

an Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) menunjukkan

bahwa Komisaris Independen berpengaruh negatif signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Dapat diartikan bahwa besarnya Komisaris Independen tidak dapat

mempengaruhi perusahaan untuk melakukan ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Pengawasan dan monitoring yang rendah

terhadap laporan perusahaan dapat mempengaruhi hasil dari laporan

46
keuangan perusahaan dan dapat memperlambat penyampaian laporan

keuangan perusahaan.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Femilia Asthama, Etty Gurendrawati dan Petrolis Nusa Perdana (2021)

yang menyatakan bahwa Komisaris Independen berpengaruh negatif

signifikan terhadap ketepatan penyampaian laporan keuangan..

4.5.3 Kepemilikan Institusional terhadap Ketepatan Waktu Penya

mpaian Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan

bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan

hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Institusional

tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

Dapat diartikan bahwa Kepemilikan Institusional tidak

mempengaruhi perusahaan untuk melakukan ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Terlalu tingginya monitoring dan

pengawasan dari Kepemilikan Institusional dapat mengganggu fokus kerja

karyawan. Sehingga dapat menyebabkan tidak tepat waktu penyampaian

laporan keuangan perusahaan tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yustika Marlis Panggabean dan Julian Maradina (2023) yang menyatakan

47
bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap ketepatan penyampaian laporan keuangan.

4.5.4 Kualitas Audit terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Lap

oran Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat (H4) menunjukkan

bahwa Kualitas Audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Dapat diartikan bahwa Kualitas Audit tidak mempengaruhi

perusahaan untuk melakukan ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya tidak mampu menunjukkan bahwa perusahaan dapat

menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu karena likuiditas

juga dapat mencerminkan kegagalan perusahaan dalam memegang resiko.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Irna Wulandari (2018) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh

positif tidak signifikan terhadap ketepatan penyampaian laporan keuangan.

Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur

Aisyah (2020) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif

signifikan terhadap ketepatan penyampaian laporan keuangan.

48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

komite audit, komisaris independen, kepemilikan institusional, kualitas

audit. Maka dari hasil penelitian tersebut didapatkan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Komite Audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Ketepatan

Waktu Penyampaian Laporan Keuangan.

2. Komisaris Independen berpengaruh negatif signifikan terhadap Ketepatan

Waktu Penyampaian Laporan Keuangan.

3. Kepemilikan Institusional berpengaruh positif tidak siginifikan terhadap

Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan.

49
4. Kualitas Audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Ketepatan

Waktu Penyampaian Laporan Keuangan.

5.2. Keterbatasan

Besarnya nilai Nagelkerke R Square yang dijelaskan hanya sebesar 7,1%.

Sehingga masih banyak variabel independen yang dapat digunakan untuk

penelitian berikutnya dalam mengetahui faktor apa saja yang

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

5.3. Implikasi

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan dapat dilakukan dengan menambah periode

waktu penelitian dan menggunakan sampel yang lebih banyak. Selain itu

peneliti selanjutnya juga dapat menambah variabel-variabel independen

yang lain agar dapat menghasilkan kesimpulan yang valid sesuai dengan

kondisi yang ada.

50
DAFTAR PUSTAKA

(Bapepam), K. K. (t.thn.). Penyampaian Laporan Keuangan Emiten atau

Perusahaan Publik., (hal. Nomor : Keep-431/BL/2012).

Aisyah, S. N. (2017). Faktor-Faktor yang Mmempengaruhi Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015. Surabaya: Skripsi. Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

Andini, W. H. (2016). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan

Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar dI Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014.

Jakarta: Skripsi, Universitas Bakrie.

Cecilia, & Torong, S. R. (2015). Analisis Pengaruh Corporate Social

Responsibility, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di Indonesia,

Malaysia dan Singapura. Jurnal Simposium Ekonomi, 8(1): hal.1-23.

51
Dewi, S. M. (2013). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran

Perusahaan pada Nilai Perusahaan. ISSN 2301-8556. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana 4.2, 358-372.

Fahmi, I. (2014). Analisa Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Hanafi, M. M., & Halim, A. (2016). Analisis Laporan Keuangan Edisi ke-5.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Handoko. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama.

Bandung: Pustaka Setia, Bandung.

Harahap, S. S. (2013). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (t.thn.). PSAK No.1 Tentang Laporan Keuangan-

Edisi Revisi 2015. Penerbit Dewan Standar Akuntansi Keuangan: PT. Raja

Grafindo.

Indonesia, Ikatan Akuntansi. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Irawan, E. A. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek

Indonesia Periode 2007-2009. Semarang: Skripsi, Universitas Negeri

Semarang.

Kasmir. (2014). Analisi Laporan Keuangan, cetakan ke-7. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke-7. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

52
Kieso, D., Weygandt, J., & Warfield, T. (2014). Intermediate Accounting: IFRS

Edition. New Jersey: John Wiley & Sons.

Mareta, S. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness

Publikasi Laporan Keuangan Periode 2009-2010 Studi Empiri Pada Bursa

Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol. 19, No 01. 93-108.

Nurmiati. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 13. ISSN-P 1907-0311.

Novari, P. M., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage

dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Property dan

Real Estate. E-Jurnal Manajemen 5(9).

Nurhidayah, W. (2021). Pengaruh struktur modal, likuiditas, kebijakan utang, dan

profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor

kesehatan industri farmasi yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun

2017-2020. (Doctoral dissertation, Universitas Pancasakti Tegal).

Nurwulandari, A. (2021). Effect of liquidity, profitability, firm size on firm value

with capital structure as intervening variable. ATESTASI: Jurnal Ilmiah

Akuntansi, 4(2).

Oktaviani, D. (2021). Pengaruh keputusan investasi, struktur modal, kebijakan

dividen dan keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan manufaktur

yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2017-2020 (Doctoral

dissertation, Universitas Pancasakti Tegal).

53
Oktaviani, R. F., & Mulya, A. A. (2018). Pengaruh Struktur Modal dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen

Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 7( 2).

Oktaviani, C. A. T., & Srimindarti, C. (2019). Nilai Perusahaan dilihat dari sisi

Likuiditas, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen.

Program Studi Akuntansi. Universitas Stikubank Semarang..

Oktowiati, E. D., & Nurhayati, M. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Struktur

Modal, Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Pada Sektor

Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-

2017). MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen, 10(2).

Pertiwi, P. J., Tommy, P., & Tumiwa, J. R. (2016). Pengaruh Kebijakan Hutang,

Keputusan Investasi Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Food

And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA:

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(1)

Prasetyorini. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laverage, Price Earning Ratio

dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.Ilmu Manajemen.

Rai Prastuti, N. K., & Merta Sudiartha, I. G. (2016). Pengaruh struktur modal,

kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur (Doctoral dissertation, Udayana University).

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perushaaan. Edisi Keempat.

Yogyakarta: BPFE. Reschiwati, R., Syahdina, A., & Handayani, S. (2020).

Effect of liquidity, profitability, and size of companies on firm

value. Utopía y Praxis Latinoamericana, 25(6).

54
Rudangga, I. G., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan . E-Jurnal

Manajemen Unud, 5(7).

Sariyana, B. M., Yudiaatmaja, F., & Suwendra, I. W. (2016). Pengaruh Perputaran

Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Studi Pada

Perusahaan Food and Beverages). Jurnal Manajemen Indonesia, 4(1).

Sariyana, Fridayana & Suwendra. (2016). Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan

Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Food and

Beverages). Jurnal Manajemen, Vol.4.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta : Gramedia

Septariani, D. (2017). Pengaruh kebijakan dividen dan kebijakan hutang terhadap

nilai perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 di BEI Periode

2012-2015). JABE (Journal of Applied Business and Economic), 3(3).

Sudana.(2015). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Surabaya.

Sugeng, Bambang, 2009, Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal

Terhadap Kebqakan Inisasi Dividen di Indonesia, Jurnal Ekonomi Bisnis,

Th. 14 (1).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:

Alfabeta.

Sujarweni, W. V. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta.

Pustaka Baru.

Suliyanto. (2018). Metode Penelitian Bisnis (1 ed). Yogyakarta: Andi Offset.

55
Suwardika, I. N., & Mustanda, I. K. (2017). Pengaruh Leverage, Ukuran

Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan Properti. E-Jurnal Ekonomi Unud, Vol. 5,

No.3.

Zuhroh, I. (2019). The effects of liquidity, firm size, and profitability on the firm

value with mediating leverage..

56
LAMPIRAN I

KODE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

KODE

No. PERUSAHAA NAMA PERUSAHAAN

1 ADES Akasha Wira International Tbk

2 ADMG Polychem Indonesia Tbk

3 AGII Aneka Gas Industri Tbk

4 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk

5 ALDO Alkindo Naratama Tbk

6 ALKA Alaska Industrindo Tbk

7 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk

8 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

9 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

10 AMIN Atelies Mecaniques D'Indonesie Tbk

11 APLI Asiaplast Industries Tbk

12 ARGO Argo Pantes Tbk

13 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

14 ASII Astra International Tbk

15 AUTO Astra Otoparts Tbk

16 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk

17 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk

18 BOLT Garuda Metalindo Tbk

57
19 BRAM Indo Kordsa Tbk

20 BRNA Berlina Tbk

21 BRPT Barito Pasific Tbk

22 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk

23 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk

24 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

25 CINT Chitose International Tbk, PT

26 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk


27 CTBN Citra Turbindo Tbk

28 DLTA Delta Djakarta Tbk

29 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk

30 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

31 EKAD Ekadharma Internasional Tbk

32 ERTX Eratex Djaya Tbk

33 ESTI Ever Shine Tex Tbk

34 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

35 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk

36 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

37 GDYR Goodyear Indonesia Tbk

38 GGRM Gudang Garam Tbk

39 GJTL Gajah Tunggal Tbk

40 HDTX Panasia Indo Resources Tbk

41 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk

42 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

58
43 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk

44 IMAS Indomobil Sukses International Tbk

45 IMPC Impack Pratama Industri Tbk

46 INAI Indal Aluminium Industry Tbk

47 INCI Intan Wijaya International Tbk

48 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk, PT

49 INDR Indo Rama Synthetic Tbk

50 INDS Indospring Tbk

51 INKP Indah Kiat Pulp Lestari Tbk

52 INRU Toba Pulp Lestari Tbk

53 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

54 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk

55 ISSP Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk

56 JECC Jembo Cable Company Tbk

57 JKSW Jakarta Kyoel Steel Work CTO Tbk

58 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

59 KBLI KMI Wire And Cable Tbk

60 KBLM Kabelindo Murni Tbk

61 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

62 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

63 KICI Kadaung Indah Can Tbk, PT

64 KINO Kino Indonesia Tbk

65 KLBF Kalbe Farma Tbk

66 KRAS Krakatau Steel Persero Tbk

59
67 LION Lion Metal Work Tbk

68 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk, PT

69 LMSH Lionmesh Prima Tbk

70 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

71 MAIN Malindo Feedmill Tbk

72 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk

73 MBTO Martina Berto Tbk

74 MERK Merck Indonesia Tbk

75 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk, PT

76 MLIA Mulia Industrindo Tbk

77 MRAT Mustika Ratu Tbk

78 MYOR Mayora Indah Tbk, PT

79 MYTX Asia Pasific Investama,Tbk

80 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk

81 NIPS Nipress Tbk

82 PBRX Pan Brother Tbk

83 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

84 POLY Asia Pasific Fibers Tbk

85 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk

86 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk

87 PTSN Sat Nusa Persada Tbk

88 PYFA Pyridam Farma Tbk

89 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk

60
90 RMBA Bentoel International Investama Tbk

91 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk, PT

Supreme Cable Manufakturing and Commarce


92 SCCO
Tbk

93 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

94 SIMA Siwani Makmur Tbk

95 SIPD Siearad Produce Tbk

96 SKBM Sekar Bumi Tbk , PT

97 SKLT Sekar Laut Tbk, PT

98 SMBR Semen Baturaja Persero Tbk

99 SMCB Holcim Indonesia Tbk

100 SMGR Semen Indonesia Tbk

101 SMSM Selamat Sempurna Tbk

102 SPMA Suparma Tbk

103 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk

104 SRSN Indo Acitama Tbk

105 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk

106 STAR Star Petrochem Tbk

107 STTP Siantar Top Tbk, PT

108 SULI SLJ Global Tbk

109 TALF Tunas Alfin Tbk

110 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk

111 TCID Mandhom Indonesia Tbk

61
112 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk

113 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk

114 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

115 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

116 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk

117 TRIS Trisula Internasional Tbk

118 TRST Trias Sentosa Tbk

119 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

Ultrajaya Milk Industry and Trading Company


120 ULTJ
Tbk.

121 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk

122 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

123 UNVR Unilever Indonesia Tbk

124 VOKS Voksel Electric

125 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk

126 WSBP Waskita Beton Precast Tbk

127 WTON Wijaya Karya Beton Tbk

128 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk

62
LAMPIRAN II

TABULASI DATA ( 2018-2021)

KOMIT KOMISARIS KEPEMILIKAN


TIMELINES KUALITA
No E INDEPENDE INSTITUSION
KODE S S AUDIT
. AUDIT N AL
(Y) (X4)
(X1) (X2) (X3)

1 ADES 0,00 27,46 0,0455 0,99 1,20

2 ADMG 0,00 29,25 -0,0231 0,56 2,15

3 AGII 0,00 29,49 0,0152 0,88 1,50

4 AKPI 0,00 28,64 0,0049 1,44 1,04

5 ALDO 0,00 26,94 0,0582 1,17 1,44

6 ALKA 0,00 26,44 0,0505 2,89 1,30

7 ALMI 0,00 28,50 0,0036 5,27 0,97

63
8 ALTO 1,00 27,73 -0,0567 1,65 1,07

9 AMFG 0,00 29,47 0,0062 0,77 2,01

10 AMIN 0,00 26,25 0,1278 0,67 2,21

11 APLI 0,00 26,71 -0,0033 0,75 1,72

12 ARGO 0,00 27,92 -0,1510 -2,36 0,18

13 ARNA 0,00 28,10 0,0763 0,56 1,63

14 ASII 0,00 33,32 0,0784 0,89 1,23

15 AUTO 0,00 30,32 0,0371 0,37 1,72

16 BAJA 0,00 27,58 -0,0243 4,50 0,96

17 BIMA 0,00 25,22 0,1932 -2,06 0,86

18 BOLT 0,00 27,80 0,0784 0,65 3,13

19 BRAM 0,00 29,05 0,0807 0,40 2,39

20 BRNA 0,00 28,31 -0,0907 1,30 1,10

21 BRPT 0,00 31,53 0,0768 0,81 1,72

22 BTON 0,00 25,94 0,0620 0,02 5,47

23 BUDI 0,00 28,71 0,0155 1,46 1,01

24 CEKA 0,00 27,96 0,0771 0,54 2,22

25 CINT 0,00 26,89 0,0622 0,25 3,19

26 CPIN 0,00 30,83 0,1018 0,56 2,32

27 CTBN 0,00 28,34 -0,0811 0,42 2,47

28 DLTA 0,00 27,92 0,2087 0,17 8,64

29 DPNS 0,00 26,45 0,0193 0,15 9,62

30 DVLA 0,00 28,13 0,0989 0,47 2,66

31 EKAD 0,00 27,40 0,0956 0,20 4,52

32 ERTX 0,00 27,41 -0,0297 2,31 1,04

64
33 ESTI 0,00 27,45 -0,0277 3,18 0,94

34 FASW 0,00 29,87 0,1588 1,85 0,74

35 FPNI 0,00 28,59 -0,0223 1,00 1,12

36 GDST 0,00 27,88 0,0262 0,52 1,15

37 GDYR 0,00 28,15 -0,0133 1,31 0,86

38 GGRM 0,00 31,83 0,3430 0,58 1,94

39 GJTL 0,00 30,53 0,0102 2,20 1,63

40 HDTX 0,00 29,03 -0,7817 11,10 0,23

41 HMSP 0,00 31,40 1,9544 0,26 5,27

42 ICBP 0,00 31,08 0,5189 0,56 2,43

43 IGAR 0,00 26,96 1,1876 0,16 6,50

44 IMAS 0,00 31,10 -0,0020 2,38 0,84

45 IMPC 0,00 28,46 0,0398 0,78 3,61

46 INAI 0,00 27,82 0,0318 3,38 0,99

47 INCI 0,00 26,44 0,0545 0,13 5,10

48 INDF 0,00 32,11 0,0585 0,88 1,50

49 INDR 0,00 30,01 0,0028 1,81 1,04

50 INDS 0,00 28,52 0,0467 0,14 5,13

51 INKP 0,00 32,27 0,0541 1,37 2,09

52 INRU 0,00 29,15 0,0011 1,07 1,50

53 INTP 0,00 30,99 0,0644 0,18 3,70

54 IPOL 0,00 28,99 0,0226 0,80 0,97

55 ISSP 0,00 29,47 0,0014 1,21 1,51

56 JECC 0,00 28,29 0,0432 2,52 1,06

65
57 JKSW 0,00 26,25 -0,0156 -1,57 2,26

58 JPFA 0,00 30,68 0,0525 1,15 2,35

59 KBLI 0,00 28,73 0,1191 0,69 1,97

60 KBLM 0,00 27,84 0,0356 0,56 1,26

61 KDSI 0,00 27,91 0,0519 1,74 1,19

62 KIAS 0,00 28,20 -0,0483 0,24 3,11

63 KICI 0,00 25,73 0,0532 0,63 7,29

64 KINO 0,00 28,81 0,0339 0,58 1,65

65 KLBF 0,00 30,35 0,1611 0,20 4,51

66 KRAS 0,00 31,65 -0,0209 0,52 0,75

67 LION 0,00 27,25 0,0136 0,51 3,27

68 LMPI 0,00 27,45 -0,0373 1,22 1,59

69 LMSH 0,00 25,81 0,0805 0,24 4,28

70 LPIN 0,00 26,31 0,7160 0,16 5,21

71 MAIN 0,00 29,04 0,0120 1,39 0,91

72 MASA 0,00 29,82 -0,0123 0,95 0,95

73 MBTO 0,00 27,38 -0,0316 0,89 2,06

74 MERK 0,00 27,46 0,1708 0,38 3,08

75 MLBI 0,00 28,55 0,5267 1,36 0,83

76 MLIA 0,00 29,28 0,0092 1,96 0,87

77 MRAT 0,00 26,93 -0,0026 0,36 3,60

78 MYOR 0,00 30,33 0,1093 1,03 2,39

79 MYTX 0,00 28,87 -0,0828 8,91 0,47

80 NIKL 0,00 28,17 0,0108 2,03 1,18

66
81 NIPS 1,00 28,27 0,0166 1,16 1,17

82 PBRX 0,00 29,68 0,0136 1,44 4,58

83 PICO 0,00 27,30 0,0234 1,58 1,51

84 POLY 0,00 28,77 -0,0190 -1,25 0,11

85 PRAS 0,00 28,06 -0,0021 1,28 0,96

86 PSDN 0,00 27,26 0,0465 1,31 1,16

87 PTSN 0,00 27,54 0,0073 0,33 2,16

88 PYFA 0,00 25,80 0,0447 0,47 3,52

89 RICY 0,00 27,95 0,0120 2,19 1,19

90 RMBA 0,00 30,28 -0,0341 0,58 1,92

91 ROTI 0,00 29,15 0,0297 0,62 2,26

92 SCCO 0,00 29,02 0,0672 0,47 1,74

93 SIDO 0,00 28,78 0,1690 0,09 7,81

94 SIMA 0,00 25,18 0,0019 2,04 0,09

95 SIPD 0,00 28,44 -0,1585 1,83 1,09

96 SKBM 0,00 28,12 0,0159 0,59 1,64

97 SKLT 0,00 27,18 0,0361 1,07 1,26

98 SMBR 0,00 29,25 0,0290 0,48 1,68

99 SMCB 0,00 30,61 -0,0386 1,73 0,54

10
0,00 31,52 0,0417 0,61 1,57
0 SMGR

10
0,00 28,52 0,2273 0,34 3,74
1 SMSM

10 SPMA 0,00 28,41 0,0424 0,84 1,02

67
2

10
0,00 30,41 0,0570 1,70 3,68
3 SRIL

10
0,00 27,20 0,0271 0,57 2,13
4 SRSN

10
1,00 27,13 -0,0391 1,85 1,71
5 SSTM

10 0,00 27,14 0,0010 0,25 2,77

6 STAR

10 0,00 28,48 0,0922 0,69 2,62

7 STTP

10 0,00 27,74 0,0163 94,10 0,96

8 SULI

10 0,00 27,55 0,0233 0,20 2,75

9 TALF

11 0,00 28,43 0,0460 3,51 1,04

0 TBMS

11 0,00 28,49 0,0758 0,27 4,91

1 TCID

11 0,00 29,13 0,0099 0,12 3,39

2 TFCO

11 0,00 27,48 0,0012 5,94 1,15

3 TIRT

11 0,00 31,22 0,0102 1,59 1,44

4 TKIM

68
11
0,00 28,67 0,0987 0,67 2,30
5 TOTO

11
0,00 31,33 0,1068 0,79 2,43
6 TPIA

11
0,00 27,02 0,0261 0,53 1,92
7 TRIS

11
0,00 28,83 0,0115 0,69 1,23
8 TRST

11
0,00 29,64 0,0750 0,46 2,52
9 TSPC

12
0,00 29,28 0,1372 0,23 4,19
0 ULTJ

12
0,00 28,74 0,0533 0,41 2,56
1 UNIC

12
0,00 26,78 0,0025 0,74 0,74
2 UNIT

12
0,00 30,57 0,3705 2,65 0,63
3 UNVR

12
0,00 28,38 0,0788 1,59 1,32
4 VOKS

12
0,00 27,83 0,0331 0,25 5,36
5 WIIM

12
0,00 30,33 0,0670 1,04 1,52
6 WSBP

12 WTON 0,00 29,59 0,0482 1,57 1,03

69
7

12
0,00 26,44 -0,0478 1,39 0,89
8 YPAS

12
0,00 27,50 0,0601 0,83 1,39
9 ADES

13
0,00 29,03 -0,0046 0,56 1,74
0 ADMG

13 0,00 29,53 0,0172 1,11 1,22

1 AGII

13 0,00 28,75 0,0209 1,49 1,02

2 AKPI

13 0,00 27,51 0,0479 0,94 1,61

3 ALDO

13 0,00 27,20 0,0354 5,44 1,16

4 ALKA

13 0,00 28,65 0,0024 7,50 0,99

5 ALMI

13 0,00 27,74 -0,0298 1,87 0,76

6 ALTO

13 0,00 29,76 0,0008 1,34 1,27

7 AMFG

13 0,00 26,61 0,1083 0,98 1,78

8 AMIN

13 0,00 27,13 -0,0386 1,46 1,00

9 APLI

70
14
1,00 27,88 -0,0927 -2,10 0,12
0 ARGO

14
0,00 28,13 0,0957 0,51 1,74
1 ARNA

14
0,00 33,47 0,0794 0,98 1,15
2 ASII

14
0,00 30,40 0,0428 0,41 1,48
3 AUTO

14
0,00 27,53 -0,1073 10,78 0,85
4 BAJA

14
0,00 27,09 0,0411 0,98 1,57
5 BELL

14
0,00 25,31 0,1707 -2,21 0,95
6 BIMA

14
0,00 27,90 0,0577 0,78 1,80
7 BOLT

14
0,00 29,09 0,0654 0,35 2,15
8 BRAM

14
0,00 28,53 -0,0096 0,99 0,98
9 BRNA

15
0,00 32,26 0,0344 1,61 1,75
0 BRPT

15
0,00 26,10 0,1280 0,19 5,79
1 BTON

15 BUDI 0,00 28,85 0,0149 1,77 1,00

71
2

15
0,00 27,79 0,0793 0,20 5,11
3 CEKA

15
0,00 26,92 0,0276 0,26 2,71
4 CINT

15
0,00 27,45 0,0759 0,31 1,64
5 CLEO

15 0,00 30,95 0,1646 0,43 2,98

6 CPIN

15 0,00 28,44 -0,0372 0,58 1,83

7 CTBN

15 0,00 28,05 0,2219 0,19 7,20

8 DLTA

15 0,00 26,50 0,0291 0,16 7,74

9 DPNS

16 0,00 28,15 0,1192 0,40 2,89

0 DVLA

16 0,00 27,47 0,0868 0,18 5,05

1 EKAD

16 0,00 27,53 0,0169 2,29 1,01

2 ERTX

16 0,00 27,52 0,0228 2,82 0,91

3 ESTI

16 0,00 30,03 0,1282 1,56 1,17

4 FASW

72
16
0,00 28,67 0,0313 0,91 1,17
5 FPNI

16
0,00 27,93 -0,0649 0,51 0,78
6 GDST

16
0,00 28,23 0,0040 1,32 0,69
7 GDYR

16
0,00 31,87 0,1128 0,53 2,06
8 GGRM

16
0,00 30,61 -0,0038 2,35 1,50
9 GJTL

17
0,00 27,10 -0,3918 3,31 0,16
0 HDTX

17
0,00 31,47 0,2905 0,32 4,30
1 HMSP

17
0,00 31,17 0,1356 0,51 1,95
2 ICBP

17
0,00 27,07 0,0783 0,18 5,76
3 IGAR

17
0,00 31,35 0,0024 2,97 0,77
4 IMAS

17
0,00 28,49 0,0445 0,73 3,56
5 IMPC

17
0,00 27,97 0,0289 3,61 1,02
6 INAI

17 INCI 0,00 26,69 0,0426 0,22 3,04

73
7

17
0,00 32,20 0,0514 0,94 1,07
8 INDF

17
0,00 30,09 0,0770 1,31 1,04
9 INDR

18
0,00 28,54 0,0446 0,13 5,21
0 INDS

18 0,00 32,34 0,0770 1,32 2,41

1 INKP

18 0,00 29,42 0,0096 1,42 1,81

2 INRU

18 0,00 30,96 0,0412 0,20 3,14

3 INTP

18 0,00 29,07 0,0174 0,81 1,02

4 IPOL

18 0,00 29,50 0,0075 1,23 1,41

5 ISSP

18 0,00 28,37 0,0421 2,42 1,10

6 JECC

18 0,00 25,97 -0,2549 -1,39 2,75

7 JKSW

18 0,00 30,18 0,1757 1,26 1,80

8 JPFA

18 0,00 28,81 0,0726 0,60 2,46

9 KBLI

74
19
0,00 27,89 0,0313 0,58 1,30
0 KBLM

19
0,00 27,96 0,0552 1,51 1,17
1 KDSI

19
0,00 28,16 -0,0465 0,26 2,91
2 KIAS

19
0,00 25,76 -0,0057 0,63 6,11
3 KICI

19
0,00 28,91 0,0418 0,64 1,50
4 KINO

19
0,00 30,53 0,1376 0,19 4,66
5 KLBF

19
0,00 31,32 -0,0280 1,39 0,62
6 KRAS

19
0,00 27,27 0,0211 0,47 3,51
7 LION

19
0,00 27,39 -0,0590 1,38 1,39
8 LMPI

19
0,00 25,80 0,0180 0,21 5,29
9 LMSH

20
0,00 26,43 0,1086 0,10 7,92
0 LPIN

20
0,00 29,10 0,0656 1,24 1,64
1 MAIN

20 MARK 0,00 26,49 0,2575 0,34 2,22

75
2

20
0,00 29,72 -0,0321 1,02 1,06
3 MASA

20
0,00 27,20 -0,1761 1,16 1,63
4 MBTO

20
0,00 27,54 0,0370 0,10 7,02
5 MDKI

20 0,00 27,86 0,9210 1,44 1,37

6 MERK

20 0,00 28,69 0,4239 1,47 0,78

7 MLBI

20 0,00 29,29 0,0359 1,35 0,93

8 MLIA

20 0,00 26,96 -0,0044 0,39 3,11

9 MRAT

21 0,00 30,50 0,1001 1,06 2,65

0 MYOR

21 0,00 28,95 -0,0454 14,69 0,43

1 MYTX

21 0,00 28,39 -0,0104 2,43 1,08

2 NIKL

21 1,00 28,39 0,0015 1,20 1,16

3 NIPS

21 0,00 29,76 0,0281 1,31 6,46

4 PBRX

76
21
0,00 27,47 0,0184 1,85 1,24
5 PICO

21
0,00 28,87 0,0539 -1,26 0,12
6 POLY

21
0,00 28,12 0,0039 1,38 0,77
7 PRAS

21
0,00 27,27 -0,0668 1,87 1,02
8 PSDN

21
0,00 29,06 0,0417 3,13 1,08
9 PTSN

22
0,00 25,95 0,0452 0,57 2,76
0 PYFA

22
0,00 28,06 0,0120 2,46 1,22
1 RICY

22
0,00 30,33 -0,0409 0,78 1,59
2 RMBA

22
0,00 29,11 0,0289 0,51 3,57
3 ROTI

22
0,00 29,06 0,0610 0,43 1,91
4 SCCO

22
0,00 28,84 0,1989 0,15 4,20
5 SIDO

22
0,00 25,03 -0,1949 3,90 0,00
6 SIMA

22 SIPD 0,00 28,44 0,0116 1,60 1,10

77
7

22
0,00 28,20 0,0090 0,70 1,38
8 SKBM

22
0,00 27,34 0,0428 1,20 1,22
9 SKLT

23
0,00 29,34 0,0137 0,59 2,13
0 SMBR

23 0,00 30,56 -0,0444 1,91 0,27

1 SMCB

23 0,00 31,56 0,0608 0,56 1,95

2 SMGR

23 0,00 28,66 0,2262 0,30 3,94

3 SMSM

23 0,00 28,46 0,0360 0,81 3,76

4 SPMA

23 0,00 30,61 0,0620 1,64 3,08

5 SRIL

23 0,00 27,26 0,0564 0,44 3,76

6 SRSN

23 0,00 27,06 0,0020 1,61 2,23

7 SSTM

23 0,00 27,15 0,0003 0,25 2,87

8 STAR

23 0,00 28,60 0,0969 0,60 1,85

9 STTP

78
24
0,00 28,01 0,0323 19,30 0,46
0 SULI

24
0,00 27,73 0,0398 0,22 2,68
1 TALF

24
0,00 28,65 0,0334 3,45 1,00
2 TBMS

24
0,00 28,53 0,0708 0,24 5,76
3 TCID

24
0,00 29,17 -0,0015 0,09 4,62
4 TFCO

24
0,00 27,55 -0,0395 9,55 1,08
5 TIRT

24
0,00 31,39 0,0829 1,40 1,70
6 TKIM

24
0,00 28,69 0,1197 0,50 2,95
7 TOTO

24
0,00 31,46 0,0574 0,79 2,05
8 TPIA

24
0,00 27,17 0,0311 0,78 1,61
9 TRIS

25
0,00 29,09 0,0147 0,92 1,14
0 TRST

25
0,00 29,69 0,0687 0,45 2,52
1 TSPC

25 ULTJ 0,00 29,35 0,1263 0,16 4,40

79
2

25
0,00 28,86 0,0731 0,42 2,65
3 UNIC

25
0,00 26,76 0,0012 0,71 0,85
4 UNIT

25
0,00 30,60 0,4666 1,58 0,75
5 UNVR

25 0,00 28,54 0,0424 1,69 1,27

6 VOKS

25 0,00 27,86 0,0407 0,25 5,92

7 WIIM

25 0,00 30,35 0,0725 0,93 1,40

8 WSBP

25 0,00 29,82 0,0548 1,83 1,12

9 WTON

26 0,00 26,53 -0,0273 1,80 1,03

0 YPAS

26 0,00 27,44 0,1020 0,45 2,00

1 ADES

26 1,00 28,90 -0,1159 0,23 3,25

2 ADMG

26 0,00 29,58 0,0147 1,13 0,87

3 AGII

26 1,00 28,65 0,0196 1,23 1,08

4 AKPI

80
26
0,00 27,55 0,0848 0,73 1,81
5 ALDO

26
0,00 27,13 0,0122 4,77 1,18
6 ALKA

26
0,00 28,18 -0,1732 786,93 0,74
7 ALMI

26
0,00 27,73 -0,0067 1,90 0,88
8 ALTO

26
0,00 29,80 -0,0151 1,56 1,03
9 AMFG

27
1,00 26,73 0,0799 0,95 1,75
0 AMIN

27
1,00 26,76 0,0229 0,97 1,41
1 APLI

27
1,00 27,80 -0,0856 -1,98 0,10
2 ARGO

27
0,00 28,22 0,1210 0,53 1,74
3 ARNA

27
0,00 33,49 0,0756 0,88 1,29
4 ASII

27
0,00 30,40 0,0510 0,37 1,61
5 AUTO

27
0,00 27,45 0,0013 10,28 0,85
6 BAJA

27 BELL 0,00 27,10 0,0393 1,13 1,44

81
7

27
0,00 26,23 0,0267 2,82 1,48
8 BIMA

27
0,00 27,87 0,0407 0,66 2,01
9 BOLT

28
0,00 28,99 0,0522 0,27 2,90
0 BRAM

28 0,00 28,45 -0,0721 1,37 0,79

1 BRNA

28 0,00 32,23 0,0191 1,61 1,65

2 BRPT

28 0,00 26,16 0,0059 0,25 4,53

3 BTON

28 0,00 28,73 0,0213 1,33 1,01

4 BUDI

28 0,00 27,96 0,1547 0,23 4,80

5 CEKA

28 0,00 26,98 0,0138 0,34 2,38

6 CINT

28 0,00 27,85 0,1050 0,62 1,17

7 CLEO

28 0,00 31,01 0,1237 0,39 2,56

8 CPIN

28 0,00 28,50 0,0095 0,70 1,77

9 CTBN

82
29
0,00 27,99 0,2229 0,18 8,05
0 DLTA

29
0,00 26,49 0,0124 0,13 21,70
1 DPNS

29
0,00 28,24 0,1212 0,40 2,91
2 DVLA

29
0,00 27,60 0,0799 0,14 6,92
3 EKAD

29
0,00 27,62 0,0118 2,65 1,08
4 ERTX

29
0,00 27,47 -0,0457 3,54 1,11
5 ESTI

29
0,00 30,01 0,0901 1,29 0,70
6 FASW

29
0,00 28,47 -0,0198 0,67 1,32
7 FPNI

29
0,00 28,20 0,0152 0,92 0,79
8 GDST

29
0,00 28,15 -0,0022 1,28 0,63
9 GDYR

30
0,00 32,00 0,1383 0,54 2,06
0 GGRM

30
1,00 30,57 0,0143 2,02 1,49
1 GJTL

30 HDTX 1,00 26,77 -0,1550 5,04 0,09

83
2

30
0,00 31,56 0,2696 0,43 3,28
3 HMSP

30
0,00 31,29 0,1385 0,45 2,54
4 ICBP

30
0,00 27,15 0,0985 0,15 7,72
5 IGAR

30 0,00 31,43 0,0035 3,75 0,77

6 IMAS

30 0,00 28,55 0,0372 0,78 2,45

7 IMPC

30 0,00 27,82 0,0277 2,80 1,08

8 INAI

30 0,00 26,73 0,0341 0,19 3,62

9 INCI

31 0,00 32,20 0,0614 0,77 1,27

0 INDF

31 0,00 29,98 0,0552 1,03 1,04

1 INDR

31 0,00 28,67 0,0358 0,10 5,83

2 INDS

31 0,00 32,40 0,0323 1,12 2,30

3 INKP

31 0,00 29,53 -0,0405 2,19 0,51

4 INRU

84
31
0,00 30,95 0,0662 0,20 3,31
5 INTP

31
0,00 28,98 0,0162 0,70 1,13
6 IPOL

31
0,00 29,49 0,0289 1,07 1,39
7 ISSP

31
0,00 28,27 0,0543 1,50 1,25
8 JECC

31
0,00 25,92 -0,0077 -1,36 2,42
9 JKSW

32
0,00 30,25 0,1371 1,20 1,73
0 JPFA

32
0,00 28,90 0,1111 0,49 2,91
1 KBLI

32
0,00 27,88 0,0301 0,51 1,36
2 KBLM

32
0,00 27,86 0,0511 1,06 1,24
3 KDSI

32
0,00 27,84 -0,4014 0,36 1,52
4 KIAS

32
0,00 25,75 -0,0208 0,75 7,58
5 KICI

32
0,00 29,18 0,1098 0,74 1,35
6 KINO

32 KLBF 0,00 30,64 0,1252 0,21 4,35

85
7

32
0,00 31,34 -0,1724 8,23 0,28
8 KRAS

32
0,00 27,26 0,0013 0,47 3,82
9 LION

33
0,00 27,33 -0,0565 1,55 1,19
0 LMPI

33 0,00 25,71 -0,1240 0,29 3,72

1 LMSH

33 0,00 26,51 0,0921 0,07 13,04

2 LPIN

33 0,00 29,17 0,0328 1,25 1,18

3 MAIN

33 0,00 26,81 0,1994 0,48 3,06

4 MARK

33 1,00 29,47 -0,0248 1,31 1,78

5 MASA

33 0,00 27,11 -0,1133 1,51 1,25

6 MBTO

33 0,00 27,55 0,0356 0,11 7,05

7 MDKI

33 0,00 27,53 0,0868 0,52 2,51

8 MERK

33 0,00 28,69 0,4163 1,53 0,73

9 MLBI

86
34
0,00 29,38 0,0220 1,27 1,25
0 MLIA

34
1,00 27,00 0,0002 0,45 2,89
1 MRAT

34
0,00 30,58 0,1071 0,92 3,43
2 MYOR

34
1,00 28,94 -0,0654 10,82 0,44
3 MYTX

34
0,00 28,38 0,0177 2,32 1,14
4 NIKL

34
0,00 29,85 0,0259 1,49 6,51
5 PBRX

34
1,00 27,75 0,0066 2,74 0,73
6 PICO

34
0,00 28,84 -0,0492 -1,26 0,12
7 POLY

34
1,00 28,14 -0,0263 1,57 0,60
8 PRAS

34
0,00 27,36 -0,0337 3,34 0,76
9 PSDN

35
0,00 28,44 0,0056 1,29 1,20
0 PTSN

35
0,00 25,97 0,0490 0,53 3,53
1 PYFA

35 RICY 0,00 28,11 0,0106 2,54 1,26

87
2

35
0,00 30,46 0,0030 1,02 1,91
3 RMBA

35
0,00 29,17 0,0505 0,51 1,69
4 ROTI

35
0,00 29,11 0,0690 0,40 2,09
5 SCCO

35 0,00 28,89 0,2284 0,15 4,12

6 SIDO

35 0,00 28,54 0,0323 1,70 1,18

7 SIPD

35 0,00 28,23 0,0005 0,76 1,33

8 SKBM

35 0,00 29,35 0,0054 0,60 2,29

9 SMBR

36 0,00 30,60 0,0255 1,80 1,08

0 SMCB

36 0,00 32,01 0,0297 1,30 1,36

1 SMGR

36 0,00 28,76 0,2056 0,27 4,64

2 SMSM

36 0,00 28,49 0,0552 0,72 1,62

3 SPMA

36 0,00 30,71 0,0562 1,63 4,90

4 SRIL

88
36
0,00 27,38 0,0550 0,51 2,47
5 SRSN

36
0,00 26,97 -0,0316 1,57 1,59
6 SSTM

36
0,00 27,09 0,0034 0,18 6,45
7 STAR

36
1,00 28,69 0,1675 0,34 2,85
8 STTP

36
1,00 28,01 -0,0881 22,01 0,34
9 SULI

37
0,00 27,92 0,0207 0,32 2,70
0 TALF

37
0,00 28,39 0,0385 2,22 1,08
1 TBMS

37
0,00 28,57 0,0569 0,26 5,58
2 TCID

37
0,00 27,52 -0,0578 23,92 1,02
3 TIRT

37
0,00 31,38 0,0544 1,21 1,63
4 TKIM

37
0,00 28,70 0,0482 0,52 3,66
5 TOTO

37
0,00 31,50 0,0069 0,96 1,77
6 TPIA

37 TRIS 0,00 27,77 0,0203 0,74 1,82

89
7

37
1,00 29,10 0,0089 1,00 1,07
8 TRST

37
0,00 29,76 0,0711 0,45 2,78
9 TSPC

38
0,00 29,52 0,1567 0,17 4,44
0 ULTJ

38 0,00 28,75 0,0518 0,25 4,11

1 UNIC

38 0,00 26,76 0,0016 0,69 0,97

2 UNIT

38 0,00 30,66 0,3580 2,91 0,65

3 UNVR

38 0,00 28,74 0,0688 1,73 1,78

4 VOKS

38 0,00 27,89 0,0210 0,26 6,02

5 WIIM

38 0,00 30,41 0,0499 0,99 1,62

6 WSBP

38 0,00 29,97 0,0494 1,95 1,16

7 WTON

38 0,00 26,35 0,0125 1,29 1,56

8 YPAS

38 0,00 27,59 0,1416 0,37 2,97

9 ADES

90
39
0,00 28,70 -0,1880 0,23 3,49
0 ADMG

39
0,00 29,59 0,0140 1,11 1,01
1 AGII

39
0,00 28,60 0,0250 1,01 1,03
2 AKPI

39
0,00 27,58 0,0685 0,62 1,77
3 ALDO

39
0,00 26,76 0,0160 2,98 1,30
4 ALKA

39
1,00 27,99 -0,1870 -6,30 0,65
5 ALMI

39
0,00 29,71 -0,0541 1,72 0,80
6 AMFG

39
1,00 26,73 -0,0158 0,97 1,59
7 APLI

39
1,00 27,75 -0,0637 -1,87 0,06
8 ARGO

39
0,00 28,31 0,1656 0,51 3,01
9 ARNA

40
0,00 33,45 0,0549 0,73 1,54
0 ASII

40
0,00 30,35 -0,0025 0,35 1,86
1 AUTO

40 BAJA 0,00 27,36 0,1065 4,95 0,91

91
2

40
0,00 27,04 0,0194 1,16 1,37
3 BELL

40
0,00 26,13 -0,1662 6,60 0,94
4 BIMA

40
0,00 27,74 -0,0183 0,60 1,61
5 BOLT

40 0,00 28,94 -0,0153 0,26 2,56

6 BRAM

40 1,00 28,31 -0,0952 1,56 0,67

7 BRNA

40 0,00 32,32 0,0184 1,60 1,87

8 BRPT

40 0,00 26,18 0,0191 0,24 4,71

9 BTON

41 0,00 28,08 0,1161 0,24 4,66

0 CEKA

41 0,00 26,93 0,0005 0,29 2,49

1 CINT

41 1,00 31,07 0,1234 0,33 2,53

2 CPIN

41 0,00 28,24 -0,0234 0,31 3,35

3 CTBN

41 0,00 27,83 0,1007 0,20 7,50

4 DLTA

92
41
0,00 26,48 0,0076 0,11 208,44
5 DPNS

41
0,00 28,32 0,0816 0,50 2,52
6 DVLA

41
0,00 27,71 0,0887 0,14 8,11
7 EKAD

41
0,00 27,60 -0,0142 2,76 1,02
8 ERTX

41
0,00 30,07 0,0307 1,51 0,81
9 FASW

42
0,00 28,38 -0,0331 0,57 1,58
0 FPNI

42
0,00 28,09 -0,0490 0,88 0,61
1 GDST

42
0,00 28,13 -0,0610 1,58 0,66
2 GDYR

42
0,00 31,99 0,0978 0,34 2,91
3 GGRM

42
0,00 30,51 0,0179 1,59 1,61
4 GJTL

42
0,00 31,54 0,1728 0,64 2,45
5 HMSP

42
0,00 32,27 0,0716 1,06 2,26
6 ICBP

42 IGAR 0,00 27,22 0,0913 0,12 10,48

93
7

42
1,00 31,51 -0,0140 2,81 0,76
8 IMAS

42
0,00 28,62 0,0429 0,84 2,07
9 IMPC

43
0,00 27,96 0,0029 3,34 1,11
0 INAI

43 0,00 26,82 0,0676 0,21 3,72

1 INCI

43 0,00 32,73 0,0536 1,06 1,37

2 INDF

43 0,00 30,01 0,0082 1,03 1,09

3 INDR

43 0,00 32,42 0,0346 1,00 2,26

4 INKP

43 1,00 29,51 0,0081 2,02 0,72

5 INRU

43 0,00 30,94 0,0661 0,23 2,92

6 INTP

43 0,00 29,01 0,0304 0,59 1,30

7 IPOL

43 0,00 29,44 0,0289 0,82 1,44

8 ISSP

43 0,00 28,05 0,0079 1,06 1,36

9 JECC

94
44
0,00 25,85 -0,0063 -1,34 2,94
0 JKSW

44
0,00 30,89 0,0471 1,27 1,96
1 JPFA

44
0,00 28,73 -0,0245 0,28 5,29
2 KBLI

44
0,00 27,66 0,0064 0,22 1,91
3 KBLM

44
0,00 27,85 0,0483 0,88 1,65
4 KDSI

44
0,00 27,65 -0,0507 0,20 1,67
5 KIAS

44
0,00 25,78 -0,0001 0,94 7,81
6 KICI

44
0,00 29,29 0,0216 1,04 1,19
7 KINO

44
0,00 30,75 0,1241 0,23 4,12
8 KLBF

44
1,00 31,53 0,0065 6,77 1,01
9 KRAS

45
0,00 27,20 -0,0148 0,46 6,17
0 LION

45
0,00 27,27 -0,0592 1,83 1,12
1 LMPI

45 LMSH 0,00 25,69 -0,0562 0,32 3,44

95
2

45
1,00 26,55 0,0199 0,09 9,05
3 LPIN

45
0,00 29,17 -0,0083 1,27 1,20
4 MAIN

45
0,00 29,47 0,0742 0,97 1,60
5 MASA

45 0,00 27,61 -0,2068 0,67 0,93

6 MBTO

45 0,00 27,56 0,0773 0,52 2,55

7 MERK

45 0,00 28,70 0,0982 2,03 0,89

8 MLBI

45 0,00 29,38 0,0096 1,15 1,05

9 MLIA

46 1,00 27,05 -0,0121 0,63 2,21

0 MRAT

46 0,00 30,62 0,1061 0,75 3,69

1 MYOR

46 1,00 28,99 -0,0296 114,29 0,38

2 MYTX

46 0,00 28,25 0,0206 1,73 1,23

3 NIKL

46 1,00 29,91 0,0279 1,47 2,46

4 PBRX

96
46
0,00 28,81 -0,0889 -1,24 0,11
5 POLY

46
1,00 27,36 -0,0683 5,37 0,77
6 PSDN

46
0,00 28,23 0,0373 0,57 1,89
7 PTSN

46
0,00 26,16 0,0967 0,45 2,89
8 PYFA

46
0,00 28,18 -0,0447 3,66 1,33
9 RICY

47
0,00 30,15 -0,2140 1,18 2,20
0 RMBA

47
0,00 29,12 0,0379 0,38 3,83
1 ROTI

47
0,00 28,95 0,0636 0,14 4,40
2 SCCO

47
0,00 28,98 0,2426 0,19 3,66
3 SIDO

47
0,00 28,58 0,0109 1,79 1,08
4 SIPD

47
1,00 28,20 0,0031 0,84 1,36
5 SKBM

47
0,00 29,38 0,0019 0,68 1,33
6 SMBR

47 SMCB 0,00 30,66 0,0314 1,74 1,02

97
7

47
0,00 31,99 0,0343 1,14 1,35
8 SMGR

47
0,00 28,85 0,1597 0,27 5,76
9 SMSM

48
0,00 28,47 0,0702 0,51 1,73
0 SPMA

48 0,00 30,89 0,0461 1,75 2,89

1 SRIL

48 0,00 27,53 0,0487 0,54 2,17

2 SRSN

48 0,00 26,90 -0,0319 1,59 1,49

3 SSTM

48 1,00 26,93 0,0117 0,00 303,28

4 STAR

48 0,00 27,81 -0,2474 -5,70 0,17

5 SULI

48 0,00 28,02 0,0125 0,45 1,86

6 TALF

48 0,00 28,42 0,0287 2,05 1,20

7 TBMS

48 0,00 28,47 -0,0237 0,24 10,25

8 TCID

48 0,00 26,70 -1,0498 -2,01 0,34

9 TIRT

98
49
0,00 31,40 0,0483 1,03 1,38
0 TKIM

49
0,00 28,76 -0,0099 0,62 4,33
1 TOTO

49
0,00 31,56 0,0143 0,98 1,74
2 TPIA

49
0,00 27,70 -0,0037 0,66 1,89
3 TRIS

49
1,00 29,07 0,0174 0,86 1,15
4 TRST

49
0,00 29,84 0,0916 0,43 2,96
5 TSPC

49
0,00 29,80 0,1268 0,83 2,40
6 ULTJ

49
0,00 28,86 0,1127 0,22 4,90
7 UNIC

49
0,00 30,65 0,3489 3,16 0,66
8 UNVR

49
1,00 28,70 0,0010 1,62 1,84
9 VOKS

50
0,00 28,11 0,1069 0,36 3,66
0 WIIM

50
0,00 29,77 0,0145 1,51 1,12
1 WTON

99
LAMPIRAN III

DATA OUTPUT SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SIZE 501 25,03 33,49 28,6455 1,61219

ROA 501 -1,0498 1,9544 ,041985 ,1574886

DER 501 -6,30 786,93 3,2443 35,76194

CR 501 ,00 303,28 3,3179 16,40950


100
AGE 501 1,00 43,00 21,6327 9,59525

Valid N (listwise) 501


TIMELINESS

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

,00 (TW) 464 92,6 92,6 92,6

Valid 1,00 (TTW) 37 7,4 7,4 100,0

Total 501 100,0 100,0

OA

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

,00 (WTP) 498 99,4 99,4 99,4

Valid 1,00 (SELAIN WTP) 3 ,6 ,6 100,0

Total 501 100,0 100,0

101
Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 10,593 8 ,226

Uji Kelayakan Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)


Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

a. Nilai -2 Constant Likelihood Step

0 1 293,552 -1,705

2 265,620 -2,319

Step 0 3 264,029 -2,512

4 264,019 -2,529

5 264,019 -2,529

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 264,019

c. Estimation terminated 102


at iteration number 5

because parameter estimates changed by less than

,001.
Iteration Historya,b,c,d

-2 Log Coefficients

Iteration likelihoo
Constant SIZE ROA DER CR AGE
d

1 286,768 -1,320 -,021 -,668 ,000 ,007 ,010

2 253,043 -1,406 -,051 -1,840 ,000 ,009 ,025

3 249,315 -1,249 -,075 -2,829 ,000 ,010 ,039


Step 1
4 249,198 -1,195 -,082 -3,002 ,000 ,011 ,044

5 249,197 -1,193 -,083 -3,008 ,000 ,011 ,044

6 249,197 -1,193 -,083 -3,008 ,000 ,011 ,044

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 264,019

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.

b. Nilai -2 Likelihood Step 1

Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R

Square Square

1 249,197a ,029 ,071


103
a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than ,001.


Uji Koefisien Regresi

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

SIZE -,083 ,116 ,505 1 ,477 ,921

ROA -3,008 1,360 4,889 1 ,027 ,049

OA ,135 1,469 ,008 1 ,927 1,145

Step 1a DER ,000 ,004 ,007 1 ,933 1,000

CR ,011 ,006 3,560 1 ,059 1,011

AGE ,044 ,022 4,105 1 ,043 1,045

Constant -1,193 3,282 ,132 1 ,716 ,303

a. Variable(s) entered on step 1: SIZE, ROA, OA, DER, CR, AGE.

104

You might also like