You are on page 1of 11
333 OBESITAS Sidartawan Sugondo PENDAHULUAN CObasitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan, Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang, Bila seseorang bertamipah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. Di daerah antara Perancis dan Rusia (sekitar laut Hitam) diketemukan artefak mengenai obesitas dari zaman batu (era paleoltik, 23.000-25,000 tahun yang lal), yang umumnya terbuat dari gading, granit, atau terakota ‘Venus dari Willendorf adalah artefak yang paling terkenal Artefak tersebut berupa sebuah patung kecil setinggi 12 cm dengan gambaran obesitas abdominal dan buah dada yang besat. Desain serupa juga terdapat di seluruh daratan eropa yang diperkirakan berasal dari periode glasiasi. Berbagai artefak tersebut menggambarkan bahwa pada zaman itu obesitas sudah merupakan suatu fakta, setidaknya dialami oleh wanita Paleolitik, Selain itu, juga diterakan artefak terbuat dari terakota, grarit atau alabaster, dengan gambaran dada yang besar dan daerah abdominogiuteal yang besar yang berasal dari era Neolitik (8000-5500 SM), dimana manusiarmulai menetap ddan bercocok tanam Ketika kedokteran tradisional berkembang pada semua kultur di dunia, ditemukan pula bukti mengenai obesitas. Kedokteran Mesopotamia, Mesit, India, Cina: Tibet, Meso-amerika, Greco-Roman dan Arab semua mempunyai cara-cara mengobati abesitas. Pada masa kedokteran ilmiah (1500 hingga sekarang) obesitas dipelajari dengan menggunakan ilmu anatomi, histologi,fsiologi,kimia dan biokimia, genetika dan biologi ‘molekular, farmakologi imu syaraf, dan kedokteran Klinik. Sebelum era ilmiah (awal 1500 M) dilaporkan adanya ‘orang-orang dengan obesitas masif dengan berat badan berkisar antara 280 hingga 485 kg ‘Sauvages dan Cullen pertama kali mencoba melakukan klasifkasi obesitas. Istlah yang dipakai pada saat itu adalah polysarcie, Pada abad ke 19 kata “obesitas’ mulai ‘menggantikan nama-nama sebelumnya seperti, polysarce, embonpoint dan corpulence. Penelitian untuk mempelajari berbagai hormon dan sistem neuroendokrin, yang mengatur keseimbangan tenergi dan lemak tubuh merupakan tantangan lama dalam ‘sidang biologi, dengan obesitas sebagai fokus kesehatan ‘masyarakat yang penting Saat ini kita ridup pada masa dimana berat badan lebih (indeks massa tubub (IMT) 23-249 kg/m2) dan obesitas (IMT 25-30 kg/m2)sudah menjadi suatu epidemi dengan dugaan ‘aha peningkatan prevalensi obesitas akan mencapai 50% pada tahun 2025 bagi negara-negara maju, Dokter dan tenaga kesehatan yang berhubungan dari semua subspesialisasi, saat ini menghadapi dampak dari peningkatan epidemi obesitas baik di klinik maupun rumah sakit. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang sukar diatasi, Kegagalan para dokter dan spesialis untuk secara sistematis dan efektif mengatasi peningkatan problem abad ke-21 ini, telah membuat masyarakat berpaling pada banyak program yang dliiklankan, yang menjanjikan keadaan yang kurang pada tempatnya, karena mengklaim mempunyai efek yang cepat dan menyembuhkan bagi masala “kosmetik" yang ‘menakutkan ini. Belum lagi, mass media didominasi oleh iklan pengobatan overweight atau obesitas yang tidak jelas ddan kurang memiliki bukti-buktiilmiah. Saati sebenarnya tenaga kesehatan harus bersama-sama lebih tampil dan lebih tahu mengenai regulasi berat badan, mekanisme pperkembangn berat badan dan obesitas, dan hanyaknya komorbiditas yang berhubungan dengan hampir sera subspesialisasi. Karena hanya dengan mendalami ini kita dapat melakukan pendekatan komprehensif pengobatan yang efektf bagi obesitas. — 2589 — 2560 SEL LEMAK DAN JARINGAN LEMAK Jsringan lemak merupakan depot penyimpanan energi yang paling besar bagi mamalia, Tugas utamanya adalah untuk menyimpan energi dalam bentuk triglserida rrelaui proses lipogenesis yang terjadi sebagai respons terhadap kelebihan energi dan memobilisasi energi melalui ¢roses lipolisis sebagai respons terhadap kekurangan erergi Pada keadaan normal, kedua proses ini diregulasi dengan ketat Jaringan lemak merupakan jaringan ikat yang mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan lemak dalam bentuk trigliserida. Pada mamalia, jaringan lemak terdapat dalam 2 bentuk: jaringan lemak putih ddan jaringan lemak coklat. Keberadaannya, jumiah dan distribusi tergantung pada spesies. Jaringan lemak putin mempunyai 3 fungsi, yaitu isolasi panas, bantalan ‘mekanik, dan yang paling penting sebagai sumber energi Jaringan lemak subkutan yang terletak langsung di bawah kulit, merupakan penahan panas bagi tubuh, karena ia mempunyai daya konduksi sebesar 1/3 dibandingkan dengan jaringan lain. Kemampuan menahan panas ‘ergantung pada teballapisan lemak. Jaringan lemakjuga rmelapisi organ tubuh bagian dalam dan bertindak sebagai pelindung organ tersebut. Jaringanlemak coklat berfungsi untuk mempertahankan panas tubuh (ter mogenesis). Fungsi utama jaringan lemak adalah untuk tempat penyimpanan energi dalam tentuk trigliserida dan melepaskannya sebagai asam lemak bebas dan gliserol yang merupakan sumber energi yang berasal dari lemak. Tubuh manusia dibagi menjadi 2 bagian yang saling berhubungan, yaitu bahan yang diperlukan untuk 2nergi (lemak dan glixagen) dan air,Sebenarnya komposisi tubuh manusia jauh lebih kompleks dan terdiri dari 4 macam komposisi Komposis atomik. Dari sudut pandang komposisiatomik berat badan merupakan akumulasi sepanjang hidue dari 6 elemen utama, yatu: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Kurang dari 2% berat badan terdiri dari sulfur, kalium, natrium, Klorida, magnesium dan 40 ‘elemen lain yang secara normal terdapat dalam jumlah kurang dari 10 gram, Komposisi molekular. Elemen terbagi dala komponen molekular yang dapat dikelompokkan dalam 5 kategori besar, yaitu: lemak, protein, glikogen, alr, dan mineral. Tingkat molekular ini secara prakts seringkali dibagiatas: lemak dan massa bebas lemak. Model yang lain adalah pembagian menurut lemak, lean soft tissue, dan mineral ‘ulang. Komposisi molekular menyusun dasar untuk sel yang fungsional. selular. Komposisi selular terditi dari 3 SINDROM METABOLIK, DISLIPEMIA, OBESITAS komponen: sel, cairan ekstrasel dan bagian padat ekstrasel Massa sel dibagi lagi atas lemak (komponen molekular) ddan bagian yang aktif secara metabolik yaitu massa sel tubuh, Sehingga pada akhirnya akan terdiri dari body cell ‘mass, cairan ekstrasel dan solid ekstrasel. Komposisi jaringan dan organ. Sel akan membentuk jaringan dan organ tubuh, seperti jaringan adiposa, otot skelet, tulang, kulit, jantung, dan organ viseral lainnya Jaringan dan organ tubuh akan membentuk tubuh rmanusia yang merupakan perpaduan $ komponen tubuh, yaitu atomik, molekular,selular,jaringan, dan organ serta ‘tubuh secara keseluruhan Morfologi dan Perkembangan Jaringan Lemak Droplet lemak dalam jaringan lemak dapat berbentuk unilokular atau multilokular. Sel uniokular merupakan suatu droplet lipid yang besar, yang akan mendorong int sel ke arah memibran plasma sehingga sel akan menyerupai sebuah cincin. Sel unilokular merupakan karakteristik jaringan lemak putit dan mempunyai berbagai ukuran yang berkisar antara 20-200 mikron. Mitokondrianya terutama ditemukan pada daerah pinggir sel yang lebih tebe! sitoplasmanya di dekat inti sel. Sel droplet lemak besar tidak mempunyai organe! Kec intrasel. Sel ‘rultilokular yang umumnya didapat di sel lemak coklat menigandung banyak droplet yang lebin ec Distribusi Jaringan Lemak ‘Akumulasilemak ditentukan oleh keseimbangan antara sintesslemak (ipogenesis)dan pemecahan lemak (ipoiis + oksidasiasam lemak).Disamping kedua faktor tersebut, faktor lain yang juga berpengaruh adalah gender Faktor yang berhubungan dengan peningkatan rsiko penyakit adalah kelebinan lemak viseral dan bukan lemak subkutan pada tubuh Metabolisme Lemak Pemahaman mengenai nuttsi, hormonal, dan terutama regulasi transkripsional lipogenesis telah berkembang pesat. Lipogenesis dirangsang oleh diet tinggi karbohidrat, namun juga dapat aihambat oleh adanya {asam lemaktak jeu ganda dan dengan berpuasa Eek tersebut sebagian diperantarai oleh hormon yang dapat menghambat (seperti hormon pertumbuhan, leptin) atau merangsang (seperti insulin) lipogenesis. Sterol regulatory element binding protein-1 adalah mediator penting pada kerja pro-lipogenik atau ant-lipogenik beberapa hormon dan nuts. Faktor transkrpsi lain yang berhubungan dengan lipogenesis adalah peroxisome protferator activated receptor-y. Keduafaktortranskripsi tersebut merupakan target menarik untuk intervens! farmakologi pada kelainan seperti hipertrigliseridemia dan obesitas OBESITAS 2561 ipogenesis. Lipogenesis harus dibedakan dengan adipogenesis yang merupakan proses diferensiasi pra- adiposit menjadi sel lemak dewasa. Lipogenesis adalah proses deposisi lemak dan meliputi proses sintesis asam Temak dan kemudian sintesis tigliserida yang terjadi di hati pada daerah sitoplasma dan mitokondria dan Jaringan adiposa, Energi yang berasal dari lemak dan ‘melebihi kebutuhan tubuh akan disimpan dalam jaringan lemak, Demikian pula dengan energi yang berasal dari karbohidrat dan protein yang berasal darimakaran dapat disimpan dalam jaringan lemak (Gambar 1). ‘Asam lemak, dalam bentuk trigliserida dan asam lerak yang terikat pada albumin didapat dari asupan makanan atau hasil sintesis lemak di hat, Trigliserida yang dibentuk dar kilomikron atau lipoprotein akan dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) yang dibentuk oleh adiposit dan disekresi ke dalam sel endotelial yang berdekatan dengannya (adjacent). Aktivasi LPL dilakukan oleh apoprotein C-t yang dikandung oleh kilomikron dan lipoprotein (VLDL), Kemudian asam lemak bebas akan diambil aleh sel adiposit sesuai dengan derajat konsentrasinya oleh suatu protein transpor transmembran, Bila asam lemak bebas sudah masuk ke dalam adiposit maka akan membentuk poo! asa lemak. Pool ini akan mengandung asam lemak yang berasal baik dari yang masuk maupun yang akan keluar (Gambar 1), Insulinmungkin merupakan faktor hormonal erpenting yang mempengaruhi lipogenesis, Insulin menstimulasi lipogenesis dengan cara meningkatkan pengambilan aglukosa di jaringan adiposa melalui transporter glukosa menuju membran plasma. Insulin juga mengaktivasi tenzim lipogenik dan glikolitik melalui modifikasi kovalen (Gambar 2), Efek tersebut dicapai dengan mengikat insulis pada reseptor insulin di permukaan sel sehingga mencaktivasi Kerja tirosin kinasenya dan meningkatkan eek downstream melalui fosforilasitirosin. Insulin juga memaunyai efek jangka panjang pada gen lipogerik, mungkin melalui faktor transkripsi Sterol Regulatory Element Binding Protein-1 (SREBP-1) (Gambar 2). Selain itu, insulin menyebabkan SREBP-1 meningkatkan ekspresi dan kerja enzim glukokinase, dan sebagai akibatnya, meningkatkan konsentrasi metabolit glukosa yang dianggap menjadi perantara dari efek glukosa pada cekspresi gen lipogenik Hormon pertumbuhan (growth hormone/GH) menurunkan lipogenesis di jaringan adiposa secara dramatis, sehingga terjadi penurunan lemak yang bermakna, dan bertubungan dengan penambahan massa otot. Efek tersebut diperantarai melalui dua jalur + Hormon pertumbuhan menurunkan seusitivitas insulin sehingga terjadi down-regulation ekspresi enzim sintetase asam lervak di jaringan adiposa Mekanisme tersebut masih belum jelas, namun GH Lpstlokies Droplet Lomak Upstanotaicn an Lona | (an came +f Tigre cS EA ‘ an Pet t son Cra ‘ebae ball casgorp rrilcoa<—— b—— Fe cxbor ly ouosa AA t [Fra] |* Eire vr + | GEAR] rid — [ Sirkulasi Pool Substrat Gambar 1. Mekanisme keseimbangan lipolisis dan lipagenesis 2562 ‘Asam Lemak Tidak jenuh rantai Ganda Insuling—Glukosa Gambar 2. Regulasi lipogenesis pada hepatast dan adiposit mungkin mempengaruhi sinyal insulin di tingkat post-reseptor. + GH dapat menurunkan lipogenesis dengay cara memfosforilasifaktor transkrps! StatSa dan Sb. Hilangnya ‘StatSa dan Sb pada mode! 4nzel-our memperlhatkan penurunan akumulasi lemak di jaringan aciposa Mekanisme bagaimana protein StatS meningkatkan penyimpanan lemak, masih belum diketahui Leptin adalah hormon yang berhubungan cengan lipogenesis. Leptin membatasi penyimpanan lemak tidak hanya dengan mengurangi masukan makanan, tetapi juga dengan mempengaruhi jalur metabolik yang spesifik 25 Pra-Obes 250-ra9, bes Tingkat 300-349 Obes Tingkat I! 350-399, Obes Tingkat it >40 Sumber : WHO technical series, 2000 Wilayah Asia Pasifik pada saat ini telah mengusulkan kriteria dan klasifikasi obesitas sendiri Tabel 2) PeneltianIainnya melaporkan bahwa orang Indonesia dengan berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis kelamin yang sama umumnya memiliki 4,8 + 0,5 (SEM) % lemak tubuh lebih tinggi daripada orang Belanda, Dengan ppersentase lemak tubuh, umur, dan jenis kelamin yang 2564 ‘SINDROM METABOLIK,DISLIPEMIA, ORESITAS. ‘abel 2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik Klasifikasi IMT (kg/m2) < 90 em (Laki-Laki) < 80 em (Perempuan) rendah (risiko meningkat Sedsng Berat Badan <185 Risiko Ko-Morbiditas Lingkar Perut > 90 om (Laki-Laki) > 80cm (Perempuan) Kurang pada masalah Klis lain) Kisaran Normal. 185-229 sedang smeningkat Berat Badan Lebin > 23.0 + Berisiko 230-249 meningkat smoderat Obes | 250-299 moderat berat Obes i 2300 berat sangat berat Sumber: WHO WPR/IASO/OTF dalam Tre Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and its Treatment (2000) sama, (MT antara orang Indonesia dan Belanda (etnik Kaukasia) berbeda sekitar 3 unit (2,9 + 0,3 (SEM) kg/m’. Mengacu pada angka-angka ini, maka titik cutcff IMT orang Indonesia seharusnya 27 dan bukan 30 kg/m Sebenarnya sangat sulit untuk mendapatkan angka obesitas secara global dengan tepat karena sulit didapatkannya angka-angka yang akurat dan yang dapat saling dibandingkan, Pada obesitas, jumlah lemak tubub lebih banyak. Pada dewasa muda laki-lakilemak tubuh > 25% dan perempuan > 35%, Keadaan ini sesuai dengan indeks masa tubuh (IMT) = 30 kg/m* pada orang Kaukasia muda Jumlah lemak tubuh dapat ditentukan in vrs dengan cara menimbang di bawah permukaan air, Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA) atau dengan mengukur tebal lipatan kulit. Obesitas dapat disebabkan oleh banyak hal. Kembar Identik yang hidup terpisah akan mempunyai berat badan yang tidak jauh betbeda, Berat badan seseorang 40-70% ditentukan secara genetik. Berat badan dipengaruhi lingkungan, kebiasaan makan, kurangnya kegiatan fisk ddan kemiskinan/ kemakmuran. Obesitas pada perempuan berakar pada obesitas pada masa kecil,obesitas pada aki lakiterjadi setelah umur 30 tahun. Epidemiologi Obesitas Saat ini diperkirakan jumlah orang di seluruh dunia dengan IMT * 30 kg/m? melebihi 250 juta orang, yaitu sekitar 7% dari populasi orang dewasa di dunia. ia kita mempertimbangkan masing-masing negare, kisaran prevalensi obesitas meliputi hampir semua spektrum, dari < 5% di China, pang, dan negara-negara Afrika tertentu sampai lebih dari 759% di daerah urban Samoa. Angka obesitas tertinggi di dunia be-ada di Kepulauan Pasifik pada populasi Melanesia, Polinesia and Mikronesia, Misalnya pada tahun 1991, di daerah urban Samoa diperkirakan 75% perempuan dan 60% aki-laki dliklasifkasikan sebagai obes, Prevalensi obesitas berhubungan dengan urbanisasi ddan mudahnya mendapatkan makanan serta banyaknya, jumlah makanan yang tersedia. Urbanisasi dan perubahan status ekonomi yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang berdampak pada peningkatan prevalensi obesitas pada populasi di negara-negara ini, texmasuk di Indonesia. Walaupun belum ada peneitian epidemiologi yang baku mengenai obesitas, data yang ada saat ini sudah menunjukkan terjadinya pertambahan jumlah Penduduk dengan obesitas, knususnya di kota-kota besar. Penefitian epidemiologi yang dilakukan di daerah sub urban di daerah Koja, Jakarta Utara, pada tahun 1982, mendapatkan prevalensi obesitas sebesar 42% di daerah Kayu Putih, Jakarta Pusat, sepuluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 1992, prevalensi obesitas sudah mencapai 17,1% di mana ditemukan prevalensi obesitas pada laki- Jaki dan perempuan masing-masing, 10,9% dan 24,1%. Pada populasi besitas ini, dislipidemia terdapat pada 19% laki-laki dan 10.8% perempuan, dan hipertrigliseridemia pada 16,6% laki-laki. Pada penelitian epidemiologi di daerah Abadijaya, Depok pada tahun 2001 didapatkan 48,6%, pada tahun 2002 didapat 45% dan 2003 didapst 44% orang dengan berat badan lebih dan obes; sedang IMT pada tahun 2001 adalah 25,1 kg/m, tahun 2002; 24,8 kg/mé dan tahun 2003; 24.3 kg/m? Pada tahun 7997 dan 1998 dilakukan penelitian komposisi tubuh di beberapa daerah di Indonesia dan didapatkan batwa pada umur, gender dan IMT yang sama dibandingkan dengan Kaukasia (Belanda), lemak tubuh ‘rang indonesia 5% lebih tinggi, sehingga seharusnya IMT juga 3 kg/m lebih rendah. Dalam penelitian pada 6.318 ‘orang pada tahun 2003-2004 HISO—BI (Himpunan Studi ‘Obesitas Indonesia) mendapatkan nilal IMT dan lingkar perut yang tidak berbeda jauh dari yang diusulkan oleh WHO/IOTF/IDE Western Pacific (Asia Pacific Criteria), yaitu rilai batas (cutoff IMT: 24,9 kg/m* untuk perempuan dan laki-laki dengan lingkar perut 82,5 cm untuk perempuan dan 88,7 cm untuk laki-laki.”® Penelitian-penelitian onesitas: 2565 mengenai obesitas di Indonesia tidak melaporkan konsentrasi leptin, kecvali penelitian pada populasi obes di Minahasa di mana dilaporkan bahwa hiperieptinemia didapatkan pada 63,4% dari populasi obes. Pada subyek obes, konsentrasi asam lemak bebas, tcigliserida, kolestero! LOL dan apoB lebih tinggi dibandingkan orang non-obes dan terdapat morbiditas dan mortaitas yang lebih tinggi akibat PIK dan stroke dibandingkan dengan orang non-obes. Pada laki-laki yang bberumur 30-59 tahun didapatkan perbedaan yang kuat antara jenis pekerjaan dan insidensi Infark Miokard Akut (IMA), kejadian koroner dan angka kematian, i Indonesia saat ini penyakit karciovaskular masih merupakan penyebab kematian utama. Menurut survei kesehatan rumah tangga, prevalensi penyakitjantung dan pembuluh darah menduduki urutan ke-3 pada tahun 1980 dengan prevalensi sebesar 9.9%, meningkat menjadi 9,7% diurutan ke-2 pada tahun 1966, dan menduduki peringkat 1 pada tahun 1990 dengan prevalensi sebesar 16,5%. Mortalitas yang berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas sentral, sangat erat hubungannya dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan satu kelompok kelainan metabolik yang, selain obesitas, meliputi resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, abnormalitas trigliserida dan hemostasis disfungsi endotel ddan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-sendiri atau bersama-sama merupakan faktorrsiko utama untuk terjadinya aterosklerosis dengan manifestasi penyakit jantung koroner dan/atau strok. Mekanisme dasar bagaimana komponen-komponen sindrom metabolik ini dapat terjadi pada seorang dengan obesitas sentral dan bagaimana komponen-komponen ini dapat menyebabkan ‘erjadinya gangguan vaskular,hingga saatinimasih dalam penelitian -Meskipan struktur fungsi dan metabolisme lipoprotein telah ditelit setama lebih dari tiga dasawarsa, namun hubungan fungsi heterogenites lipoprotein ini dengan peningkatan maupun penghambatan terhadap proses, aterogenesis masih belum diketahui dengan jelas. Sebagai contoh, partikel LDL. Ukuran partiket LDL berkorelasi positif dengan konsentrasi trigliserida dan apo8, tetapi berkorelasi negatif dengan konsentrasi HDL. Di samping itu tidak kalah pentingnya adalah interaksi faktor-faktor yang berperan dalam metabolisme lipoprotein, Misalnya, ‘ekspresi LDL subklas fenotipe 8 (small dense LDL) tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga oleh faktor-faktor lain, seperti obesitas, hiperinsulinemia dan hiperlipidemia, Insidensi obesitas di negara-negara berkembang makin meningkat, sehingga saat ini banyaknya orang dengan obesitas di dunia hampir sama jumlahnya dengan mereka yang menderita karena kelaparan. Beban finansial,risiko kesehatan dan dampak pada kualitas hidup berhubungan dengan epidemi tersebut sehingga memerlukan pemahaman mendalam tentang mekanisme ‘molekular yang mengatur berat badan untuk kemudian dapat mengidentifikasi cara-cara pengobatan baru untuk mengatasinya Obesitas Sentral Pada obesitas yang moderat, distribusi lemiak regional tampaknya dapat merupakan indikator yang cukup penting terhadap terjadinya perubahan metabolik dan kelainan kardiovaskular, walaupun hubungan antara IMT dan komplikasi-komplikasi tersebut belum terlalu meyakinkan. Lemak daerah abdomen terdiri dari lemak subkutan ddan lerak intra-abdominal yang dapet dinilai dengan cara (CT dan MRI Jaringan lemak intra abdominal terdiri dari lemak viseral atau intraperitoneal yang terutama terdiri dari lemak omental dan mesenterial serta massa lemak retroperitoneal (sepanjang perbatasan dorsal usus dan bagian permukaan ventral ginal) Pada laki-lak, massa retroperitoneal hanya merupakan sebagian kecil dari lemak intra abdominal. Kira-kira seperempatnya teri dari lerak viseral, Lemak subkutan daersh abdomen sebagai komponen obesitas sentral mempunyai korelasi yang kuat dengan resistensi insulin seperti lemak viseral. Keadaan ini tetap berbeda bermakna setelah disesuaikan lemak viseralnya, Vena porta merupakan saluran pembuluh darah ‘tunggal bagi jaringan adiposa dan berhubungan langsung ‘dengan hati. Mobilsasi asam lemak bebas akan lebih cepat dari caerah viseral dibandingkan lemak daerah subkutan. Aktivtas lipolitk yang lebih besar dari lemak viseral, baik pada obes maupun non-obes merupakan kontributor terbesar asam lemak bebas dalam sirkulast Lingkar Perut pada Obesitas Sentral ‘Obesitas sentral dapat dinilai memakai beberapa cara, Cara yang paling baik adalah memakai computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI), tetapi kedua cara ini mahal harganya dan jarang digunakan untuk meni ai keadaan ini. Lingkar perut atau rasio antara lingkar perut dan lingkar pinggul (WHR, Waist-Hip ratio) merupakan alternatif Klis yang lebih praktis. Lingkar perut dan rasio lingkar perut dengan lingkar pinggul berhubungan dengan besarnya risiko untuk terjadinya gangguan kesehatan. VIHO mengealurkan agar lingkar perut sebaiknya diukur pada pertengahan antara batas baweh iga dan krista liaka, dengan menggunakan ukuran pita secara horisontal pada saat akhir ekspirasi dengan kedua tungkai dlilebarkan 20-30 cm, Subyek diminta untuk tidak menahan perutnya dan diukur memakai pita dengan tegangan pegas yang konstan. 2566 Lingkar perut menggambarken femak tubuh dan di antaranya tidak termasuk sebagian besar berat tulang (kecuali tulang belakang) atau massa otot yang besar yang mungkin akan bervatiasi dan mempengaruh asi pengukuran, Ukuran lingkar perut ini berkorelasi baik dengan rasio lingkar perut dan pinggul (WH) balk pada laki-laki maypun gperempuan serta dapat memperk rakan luasnya obesitas abdominal yang tampaknya sudah mendekati deposisi lemak abdominal bagian v seral Lingkar perut juga berkorelasi baik dengan IMT (Iaki-laki dan perempuan: r = 0,89, P<0,001). Pada tahun 1995 penelitian ai Belanda mendapatkan bbahwa fingkar perut > 102 cm pada laki-laki dan > 88 ‘em pada perempuan, berhubungan dengan peningkatan substansial risiko obesitas dan komplikasi metabolik. Sedangkan Asia Pasfik memakai ukuran lingkar pinggang laki-laki: 90 cm dan perempuan 80 cm sebagai batasan. Walaupun (MT < 25 ka/m?, obesitas sentral dapat saja terjadi, sehingga penyesuaian IMT pada keadaan obesitas sentral perlu diperhatikan, terutama bila MT di antara 22-29 kg/m. Lingkar perut dikatakan mempunyai korelasi yang tinggi dengan jumlah lemak intra abdominal dan lemak total dan telah digunakan baik secara rmandiri atau bersama-sama tebal kulit subkutan untuk ‘mengembangkan suatu korelasi regresi untuk mengoreksi massa lemak intra abdominal, Ekuasi ini telah dlvalidasi dalam sebuah penelitian yang besar jumlahnya di negeri Belanda, Ekuasi dengan menggunakan fingkar perut saja disesuaikan untuk umur, menunjukkan prediksi lemak tubuh yang balk pada spesimen subyek orang Belande (=78%) dengan kesalahan yang sama dalam prediks seperti penelitian lainnya. Hubungan Obesitas Sentral dengan Resistensi Insulin dan Dislipidemi Resistenl insulin pada obesitas sentraldiduga merupakan penyebab sindrom metabolik, insulin mempunya.peran penting Karena berpengaruh baik pada penyimpanan lemak maupun sintesis lemak dalam jaringan adiposa Aesistensi insulin dapat menyebabkan terganggunya proses penyimpanan lemak maupun sintesis lemak. Hubungan sebab-akibat (kausatif) antara cesstensi insulin dan penyakit jantung koroner dan stroke dapat diterangkan dengan adanya efek anabotik insulin. Insulin merangsang lipogenesis pada jaringan arterial dan jaringan adiposa melalui peningkatan produksi aety-Coh, meningkatkan asupan triliserida dan glukosa. Dislipidernia ‘yang ditandai dengan peningkatan konsentrasitricliserida dan penurunan kolesterol HDL merupakan 2kibat dai ppengaruh insulin terhadap Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP) yang memperiancar transfer Cholester/| Ester (CB) dari HDL ke VLDL (tigliserida) dan mengakibatkan terjadinya katabolisme dari apoA, Komponen protein SINDROM METABOLIK, DISLIPEMIA, OBESITAS HOL. Resistensi insulin dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Jenis kelamin mempengaruhi sensitivitas insulin dan otot rangka laki-laki lebih resisten 40 atau > 35 dengan kondisi komorbid. Terapi Bedah ini harus dilakukan sebagai alternatif terakhir untuk pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan merderita komplikasi obesitas yang ekstrem. Bedah Gastrointestinal (restriksi gastrik [bending vertical gastric] atau bypass gastric (Roux-en ¥) adalah suatu intervensi penurunan berat badan pada subyek yang bermotivas! dengan risiko operasi yang rendah. ‘Suatu program yang terintegrasi harus dilakukan baik sebelum maupun sesudah untuk memberikan panduan diet, aktivitasfisik, dan perubahan perlaku serta dukungan sosial REFERENSI Assimacopoulos-Jeannet F, Brichard $, RencurelF et al: In vive ‘eects of hyperinsulinemia on ipogenic enzymesand glucose transporter expression in rat liver and adipose “issues Metabolism 44228, 1995 Bal, Zhang’, Kim Kota Obese gene expression altersth ability ‘0{0A5 preadipecytes to respond to lipogenic hormones] Bio] Cher 1986; 27113838, Boden G, Chen X, Cepulong F, etal: Effects offre fatty acids on| iliconeogenesis and autoregulation of glucose production fn type 2 diabetes, Diabetes 200150310, Bray G: Contemporary diagnosis and management of sbesity Health Care CO 1998; 6, Bray G: Historical framework for the development of eas about obesity. Bray GA, Bouchard C (eds) Handbook of Obesity [Etiology and Pathophysiology. New York! Marcel Dekker Ing: 2004, p.1 ‘Carey D: Abdominal obesity. Cure Opin Lipid] 199895. Carpentier A, Mittelman 5, Bergman I etal: Prolonged eevation| of plasma fee fatty acids impairs pancresticbet-cell function Inobeve nondiabetic humans but notin individuals with type 2 dlabetes. Diabetes 200049309. Cony D, Tuck M: Selective aspects of the insulin resistance ‘syndrome. Cure Opin Nephrol Hyperens 200110507. Despres j, Prud'homme D, Pouliot M, eta: Estimation of deep ‘abdominal adipose-tissue accumulation from simple anthropometric measurements ia men, Am J Clin Nute 19915447. DDeurenberg P, Yap M, van Staveren W: Body mass index and percent body fat meta analysis among different ethnic {roups. Int] Obes Relat Metab Disord 199822:1164. [therton T The biology of somatetropin in adipose tissue growth ‘and nutrient partitioning, JNute 2000,1302623, SINDROM METABOLIK, DISLIPEMIA, OBESITAS Executive summary ofthe third report of the national cholesterol ‘education program (NCEP) expert panel on detection, ‘evaluation, and teatmert of high blood cholesteral in adults (adult reatment panel 20), Jama 200;285-2486 Fara) M, Havel P, Phlis§ et al: Plasma acylation stimulating protein, adiponecti, leptin, and ghrelin before and after weightloss induced by gastric bypass surgery in morbidly obese subjects. } Chn Endocrinol Metab 2015 8:15 Foretz M, Guichard C, Fere P, eta: Sterol regulatory element binding protein-ic is a major mediator of insulin action on ‘thehepatic expression of glucokinase and lipogeness-elted genes, Proc Nal Acad Sci US A 19999612737, FruhbeckG, Aguado M, Martinez |:In vito lipolytic effect of leptin ‘on mouse adipocytes: evidence for a possible autoceine/ paracrine role of leptin. Blochem Biophys Res Commun 1997:240590, GGooudpaster | Thact F, Simoneau, etl: Subcutaneous abdominal fat and thigh muscle composition predict insulin sensitivity independently of visceral fat. Diabetes 1997:461579, (Gurii, HareyantiY, Hautvast, tal: Relationship between body inden diferences betwoen Indonesians 3s. Fur) Clin Nutr 19983522779, Han T, Richmond P, Avenell A, et al: Waist circumference reduction and cardiovascular benefits during weight loss in women, int} Obes Relat Metab Disord 1997,21:127 Han T,Seiell J, Cura], eta: The infiuences of height and age ‘on waist citcumference as an index of adiposity in adults, Int Obes Relat Metab Disord 1997:2183, Heo Y, Claycombe K, Jones B, etal: Efects of fatty (fa allele and high-fat diet om adipore tissue leptin and lipid metabolism. Horm Metab Res 200234585 Heymfield S, Hoffman D, TestlinC, etal: Evaluation of human ‘adiposity, in Bjortorp P (ed): Intemational textbook of obesity. New York: John Wiley & Sons, Ltd; 200. p.&5 Indriyant 8, Harjanto T Optimal cut-off value for obesity: using ‘anthropometric indice’ fo predict atherogenic dyslipidemia in Indonesian population. :Tjokroprawieo A, Soegih K Scegondo S etal (eds) 3rd National Obesity Symposium (NOS II) 2004, Jakaet: Himpunan Studi Obesitas indonesia (GHUSOBN), 2004, Val3, p.1 InoweS,ZimmetP: The AsiaPacisk perspective, redefining obesity and iteteatment. Australia: Flealehcommunicatons Austalia Py limited on behalf ofthe stering comitee, 2000 Kakuma T, Lee ¥, Higa Metal: Leptin, troglitazone, and the ‘expression of sterol regulatory element binding proteins sm liver and pancreatic islets. Proc Natl Acad Sci US A 2000578536, Kopelman P: Obesity 96 a medical problem. Nature 404635, Ey Lane M, Flores-Riveros), Hresko Reta Insulin-receptor tyrosine kinase and glucose transport. Diabetes Care 1990;13:565. Lang T, Ducimetiere P, Arveller D, etal: ineidence case fatality, ‘isk actors of acute coronary heart disease and occupational tategories in men aged 30.59 in France. Int J Epidemiol s972647 Laws A; Free fatty acids, insulin resistence, end lipoprotein ‘metabolism, Curr Opin Lipidel 19967172, ‘Lean M, Han T, Morrison C: Waist circumerence asa measure for Indicating need for weight management. Bey 1995311158 Leyva F, Godsland I, Ghatei M, et al: Hyperleptinemia as a ‘component of a metabolic syndrome of cardiovascular risk “Arterioscler Thromb Vase Biol 1998 18.928, Lonngvist Thome A, Large V tal: Sexdiferences in visceral fat lipolysis and metabolic complications of obesity. Arterioscler Thromb Vase Biol 1997;17 1472 Lukito B, Sumual A, Pandelaki K: Konsentrasi leptin serum ‘peda sul Minghasa yang obes dan hubungaraya dengan resistensi insulin, In: Buku abstrak KONAS VI Perkeni ‘Medan: PERKENI MEDAN, 2003 Marin P, Andersson B, Ottosson M, et al: The morphology !and metabolism of intraabdominal adipose tissue in men ‘Metabolism 1992:4:1242. McGarvey 8 Forrest W, Weeks D tal: Human leptin locus (LEP) alleles and BMI in Samoan. Int} Obes Relat Metab Disord 2002:26:783, ‘Obesity: preventing and managing the global epidemic. Report ‘of a WHO consultation. World health organ tech rep ser 20008044 Rosen E, Spiegelmay.B: Molecular regulation of adipogenesis. “Annu Rev Cell Dev Biol 2090;16145, Seidell}, Costerle A, Deurenberg P, eta: Abdominal ft depots ‘measured with computed tomography: effets of degree of obesity, sex, ancl age. Bur J Clin Nutr 1985 2805, SiegristKoiser C, Paul V, Juge-Aubry Cet al: Direct effects ‘of leptin on brown and white adipose tissue Clin Invest, 1997;100.2858, ‘Sniderman A, Cianflone K, Amer Petal: The adipocyte, fatty ‘acid wapping, and atherogenesis, Arterioscler Thromb Vase Biot 1958183147. ‘Sniderman A, Maslowska M, ianflone K:Of mice and men and ‘women and the sylation-simulating protein pathway. Cat Opin tipidel 20001291, ‘Sskas A, Cohen P Soci Net al: Leptin-specfic pattems of gene ‘expression in white adipose tissue. Genes Dew 2000;14:963. ‘Subekt I, Yunst E, Socbara 5, etal: Studi prevalensi DM dan falter risko yang bethubungan di desa Abadi Jaya Depok In Baka abstrak KONAS Vi Perkeni, Medan: PERKENI ‘MEDAN, 2003, ‘Teglund S, McKay C; Schuetz F, eta: StatSa and State proteins have essential and nonessential, or redundant, Poles i cytokine responses, Cell 19898841 ‘van Bak M!: The peripheral sympathetic nervous systemin human ‘obesity. Obes Rev 200123. Wang, LeeY, Unger R: Novel form of lipolysis induced by leptin. J Biol Chem 1999.274:17541, Waspadji S: Kegemukan:risiko untuk berbagai penyakit dan ‘pengelolaannya, in Pusat Diabetes dan Lipid, Sub-bag, ‘Metab-Endo, Bag IPD FKUI/ RSUPN Cipto Mangunkusum, Jakarta, 1982, p. 1 Waspadji § Soewondo P, Suyono Se al: Obestas berdasarkan tel lemak bawah kulit pada pasienhiperlipidemia. In: WaspadiiS SuyonoS; Sukardji K (eds): Penghafian status gia. ‘Studi epidemiologi akon: Balai penerbit FKUI; 1993, Waspadi S,Suyono 5, Soewondo P, etal: Pengkajian diet pada pasienpenyakit antung Koroner, Ir: Waspadi., Suyono S, ‘SakardiK (eds): Penghajan status gin studi epidemilog). Jakarta: Balai penerbit FUT; 2018 \Wijaya A: Leptin, TNF-a dan reseptoradrenergik-b3,peranannya ‘da obesitas dan resistenst insulin. Forum Diagnosticum 1997; Suppl21, 2569

You might also like