You are on page 1of 3

Nama :Riski

NPM :CB231110284

Program Studi : Administrasi Bisnis

Mata Kuliah :Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Dosen Pengajar : Ruby Yudika, S.E., MMTr

Tanggal Tugas : 1 Desember 2023

• Tugas pertemuan ke 11

Soal:

1. Tugas 1
Penjual dan pembeli sepakat menggunakan kondisi fob dalam sales contract, pada saat
pengiriman barang dari gudang penjual ke pelabuhan tanjung priok, dan container sudah ada
di dalam pelabuhan, terjadi hujan lebat yang menyebabkan banjir di pelabuhan sehingga
container terkena banjir dan semua barang dalam kondisi rusak. Dalam kasus ini pihak mana
yang bertanggung jawab, penjual atau pembeli? dan sebutkan alasanya
2. Tugas 2 (Quiz)
Saat ini terjadi perang antara Israel dan Palestine, sebaiknya kalaui bernegosiasi antara
penjual dan pembeli menggunakan incoterms yang mana?

Jawaban:

1. Dari materi SSO minggu ke 11 kebijakan atau beberapa ketentuan dalam Incoterms jenis
FOB ( Free on Board) adalah:
• Pengangkutan yang diperkenankan pada jenis Incoterms ini hanya untuk
pengangkutan laut, sungai dan perairan (inland waterway)
• Titik penyerahan adalah ketika penjual menyerahkan barangnya kepada pembeli di
atas kapal pengangkut (On board the vessel) yang telah dipilih oleh pihak pembeli
dipelabuhan muat di negara penjual.
• Pembeli membayar ongkos angkut kapal (freight)..
• Penjual melakukan export clearance.
• Pembeli melakukan import clearance.
• Penyebutan nama pelabuhan/tempat penyerahan (place of delivery) di negara
penjual serta versi Incotermsnya harus disebutkan dengan jelas dalam penulisannya.
Contoh FOB (Tanjung Priok, Jakarta) Incoterms 2020
Maka dapat di simpulkan dari kebijakan FOB ini dan dari kasus di atas jika terjadi sesuatu
saat pengiriman atau barang mengalami kerusakan saat di perjalanan makan semuanya
resiko sudah di tanggung pembeli dan penjual sudah lepas tangan saat barang sudah di muat
di jasa pengirim. Maka dari kasus ini atas kerusakan yang terjadi di kapal karna cuaca buruk
menjadi tanggung jawab pembeli, karna penjual hanya bertanggung jawab atas barang yang
rusak ketikan barang belum di muat di jasa pengiriman
Tetapi dari pencarian saya dari media internet kebijakan FOB (Free on Board) itu terbagi
menjadi dua, yaitu :
a) FOB Shipping Point:
Tanggung jawab biaya pengiriman dan risiko beralih ke pembeli setelah barang
dikirim dari gudang penjual. Barang dianggap milik pembeli begitu meninggalkan
gudang penjual.
b) FOB Destination Point:
Penjual bertanggung atas biaya pengiriman dan risiko hingga barang tiba di tujuan.
Barang dianggap milik penjual sampai tiba di tujuan.
Jadi karna dari kasus dia atas tidak di tentukan penjual dan pembeli menggunakan
kebijakan FOB Shipping point atau FOB Destination point maka belum bisa di tentukan
kerusakan akan di tanggung penjual atau pembeli saat pengiriman hal ini karna dalam
kebijakan pengiriman FOB, jika menggunakan FOB Shipping Point, pembeli bertanggung
jawab atas biaya pengiriman dan risiko kerusakan dalam pengiriman hingga sampai ke
gudang pembeli itu sendiri. Sedangkan jika menggunakan FOB Destination Point, penjual
yang bertanggung jawab atas biaya pengiriman dan risiko hingga barang tiba di tujuan
pembeli atau gudang pembeli. Maka dengan ini tanggung jawab kerusakan dari kasus dia
atas belum bisa di tentukan mana yang bertanggung jawab atas kerusakan barang karna
tidak adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli menggunakan FOB Destination Point
atau FOB Shipping Point

2. Jawaban QUIZ
a. Incoterms yang cocok bagi penjual
Incoterms yang paling cocok bagi penjual jika ingin mengirim barang ke Israel atau
Palestina yang sedang mengalami konflik saat ini adalah menggunakan incoterms FOB
(Free on Board) yang cocok untuk penjual saat pengiriman barang ke negara yang
sedang mengalami konflik adalah FOB Shipping Point. Dengan menggunakan FOB
Shipping Point, tanggung jawab dan risiko atas barang beralih ke pembeli setelah
barang dikirim dari gudang penjual. Artinya, begitu barang meninggalkan gudang
penjual, tanggung jawab atas barang berpindah ke pembeli, termasuk risiko yang
terkait dengan pengiriman barang tersebut. Dengan demikian, dalam situasi konflik di
negara tujuan, penjual tidak akan bertanggung jawab atas risiko yang terkait dengan
pengiriman barang setelah barang meninggalkan gudang penjual. Hal ini dapat
membantu melindungi kepentingan penjual dalam situasi-situasi yang tidak aman di
negara tujuan.
b. Incoterms yang cocok bagi pembeli yang ingin mebeli barag dari negara Israel atau
palestina
Incoterms yang paling cocok bagi pembelil jika ingin membeli barang dari srael atau
Palestina yang sedang mengalami konflik saat ini adalah menggunakan kebijakan
Incoterms FCA (Free Carrier) atau DAP (Delivered at Place).
1. FCA (Free Carrier): Dengan menggunakan FCA, penjual bertanggung
jawab untuk mengirimkan barang ke lokasi yang ditentukan yang
bisa jadi bukan merupakan milik penjual, dan mengurus bea cukai
untuk ekspor. Risiko dan biaya beralih ke pembeli setelah barang
diserahkan ke perusahaan pengangkut yang ditunjuk oleh pembeli.
Kebijakan ini memberikan fleksibilitas bagi pembeli untuk memilih
perusahaan pengangkut yang diinginkan.
2. DAP (Delivered at Place): Dengan menggunakan DAP, penjual
bertanggung jawab untuk mengirimkan barang hingga ke tempat
yang telah disepakati dengan pembeli. Penjual juga bertanggung
jawab untuk membayar biaya pengiriman dan mengurus proses
impor. Risiko dan biaya baru beralih ke pembeli setelah barang tiba
di tempat tujuan.
Kedua kebijakan ini memungkinkan penjual untuk mengambil tanggung jawab atas
pengiriman barang hingga ke titik yang ditentukan, namun juga memindahkan risiko
dan biaya kepada pembeli setelah barang mencapai titik tersebut. Kebijakan ini bisa di
gunakan jika pembeli tidak ingin baranya rusak saat pengiriman karna konflik yang
sedang berlangsung di negara penjual dan serta dapat meminimalisir kerugian jika
barang rusak saat pengiriman ke negara pembeli

You might also like