Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1. Abdul Hakim 21-MPI0082
2. Fadhilatus Sholihah 21-MPI0076
3. Rikha Wulandari 21-MPI0074
4. Sujatma 21-MPI0115
Dari kualitas kepemimpinan dan pemimpin yang menentukan keberhasilan suatu lembaga atau
organisasi telah banyak memunculkan teori - teori kepemimpinan. Hal tersebut muncul, sebab
pemimpin sebagai ujung tombak dan berorientasi serta ikut berkepentingan mengarahkan
kegiatan dalam organisasi. Dengan demikian, secara teoritik, pemimpin yang sukses itu
mampu mengelola organisasi, bisa mempengaruhi secara konstruktif orang lain, dan
menunjukkan jalan serta perilaku sesuai dengan koridor yang harus dikerjakan bersama-sama
(melakukan kerjasama), serta gaya kepemimpinan dari sosok pemimpin sangat mempengaruhi
semangat kerja kelompok atau yang biasa disebut sebagai kualitas superior. Keunggulan dan
kekuatan sifat-sifat pemimpin itu pada akhirnya merupakan stimulus psikososial yang mampu
memunculkan reaksi-reaksi bawahan secara kolektif.
A. Teori Kepemimpinan
kepemimpinan adalah subjek yang telah lama menarik perhatian banyak orang, bahkan
dari segi waktu masalah kepemimpinan sama tua dengan sejarah manusia. Pernyataan
di atas memiliki dasar empiris-normatif tentang “kepemimpinan” merupakan sesuatu
yang sangat urgen pada kehidupan manusia, sebab faktanya kepemimpinan merupakan
faktor penentu dalam kesuksesan atau gagalnya suatu organisasi. Kepemimpinan
merupakan usaha mencapai tujuan yang dicanangkan bersama baik di dunia bisnis
maupun di dunia pendidikan, kesehatan, religi, sosial, politik, pemerintahan negara,
dan lain-lain. Bahkan di sisi yang lain, pengembangan individu dan penguatan
perusahaan memerlukan pemimpin sebagai penunjuk jalan yang mampu
membangkitkan optimisme dan keyakinan dalam merealisasikan gagasan-gagasan
besar perusahaan.
Beberapa konsep atau unsur yang berkaitan erat dengan proses kepemimpinan dan
unsur-unsur tersebut antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan erat. Unsur-
unsur tersebut antara lain meliputi: pemimpin, yang dipimpin, waktu, lingkungan,
tujuan, tipologi, gaya, fungsi, performansi, dan ideologi. Ada juga yang mencoba
untuk memilah unsur-unsur tersebut dalam beberapa varian, yaitu:
a. Ada orang yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan;
b. Ada orang yang dipengaruhi yaitu pegawai atau bawahan baik individu
maupun kelompok;
c. Adanya kegiatan atau kerja dalam menggerakkan bawahan; dan
d. Adanya tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian tindakan atau
aktivitas.
2. Memberi Informasi
Perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan merupakan kegiatan
manajerial yang pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan yang
semuanya tidak lepas dan membutuhkan informasi. Informasi dari pemimpin
merupakan suatu hal yang urgen yang di sisi ada sesuatu juga mempengaruhi seluruh
komponen yang ada dalam organisasi yaitu aturan-aturan atau kebijakan yang
mengatur seluruh komponen organisasi, maka langkah-langkah strategis yang perlu
dilakukan oleh seorang pemimpin pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah
adalah langkah strategis yang akan membawa implikasi atau efek yang benar-benar
berlaku, tepat guna serta bermanfaat bagi seluruh jajaran atau komponen organisasi
yang dipengaruhi dalam lingkungan pendidikan.
3. Pengawasan (Controlling)
Controlling merupakan bentuk dari perilaku pemimpin yang berupa suatu kegiatan
yang mengadakan penilaian dan sekaligus mengadakan proses koreksi terhadap
kinerja komponen organisasi, sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah
disepakati bersama. Upaya ini dilakukan untuk mengetahui perencanaan yang telah
terancang itu sudah tercapai secara efektif dan efisien, serta untuk mengadakannya
evaluasi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan dari perencanaan tersebut atau
dengan bahasa lain diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. Selain hal
tersebut, controlling dilakukan untuk mencari langkah-langkah alternatif dalam
memecahkan permasalahan atau tujuan yang belum tercapai secara maksimal (feed
back), serta diadakan tindak lanjut (follow up) bagi tujuan yang telah tercapai.
4. Problem Solver
Keberhasilan dalam hal mengimplementasikan proses manajemen dalam organisasi
pendidikan, pemimpin memerlukan suatu bentuk kemampuan untuk mengambil
berbagai keputusan-keputusan, memecahkan problem-problem, dan melaksanakan
tindakan-tindakan untuk memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi secara efektif
dan efisien.
Pada kerangka tersebut bukan hanya konsep tentang kepemimpinan yang digunakan
mempunyai pengaruh besar, akan tetapi keterampilan spontan dan teknis banyak
menentukan keberhasilan dari proses kepemimpinan. Di sisi yang lain, juga ada
beberapa faktor yang mempunyai relevansi atau pengaruh positif terhadap proses
kepemimpinan dalam organisasi, antara lain:
1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal
ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan
mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan;
2. Harapan dan perilaku atasan;
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa
gaya kepemimpinan;
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya
pemimpin;
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan;
dan
6. Harapan dan perilaku rekan.
BAB II
PERILAKU KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP BEHAVIOR)
B. Pengelolaan Konflik
Dalam dinamika organisasi pendidikan tidak akan lepas dari dua
pola
hubungan sosial yaitu hubungan harmonis dan disharmonis.
konflik bisa diterjemahkan sebagai oposisi, interaksi yang
antagonis atau bertentangan, benturan antara bermacam-macam
paham, perselisihan, kurang mufakat, pergesekan, perkelahian,
perlawanan dengan senjata dan perang Sedangkan pengertian
konflik jika ditarik dalam pandangan organisasi memiliki
pengertian sebagai perbedaan pendapat antara dua atau lebih
banyak anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi
sumber daya yang langka atau aktivitas kerja dan/atau
pandangan yang berbeda.
Sedangkan fungsi pemimpin dalam pengelolaan konflik pada
organisasi pendidikan terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi manajemen konflik. Maka pada poros ini, pemimpin
perlu untuk melakukan, antara lain:
1. Pada proses perencanaan, maka langkah yang perlu
diambil meliputi kegiatan-kegiatan identifikasi masalah,
klasifikasi masalah, dan analisis masalah;
2. Proses pelaksanaan pengelolaan konflik yang meliputi
kegiatan penentuan pendekatan dan penerapan
pendekatan manajemen konflik yang telah dipilih secara
tepat; dan
3. Proses evaluasi merupakan langkah koreksi untuk
menentukan langkah berikutnya yang lebih tepat. Evaluasi
selama proses manajemen konflik adalah dengan
membandingkan standar yang telah ditetapkan,
mengadakan perubahan jika terdapat kesalahan dalam
prosedur kerja, dan berorientasi pada tugas.
C. Tipe Kepemimpinan
Dari pembahasan tentang fakta kepemimpinan ada beberapa
diantara pengkajian yang menemukan berbagai model
kepemimpinan, antara lain:
1. Kepemimpinan Karismatik
Model kepemimpinan kharismatik ini memiliki daya tarik,
energi dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga ia memiliki pengikut
yang luar biasa jumlahnya (kuantitas) dan pengawal-
pengawal (pengikut) yang sangat setia dan patuh mengabdi
padanya tanpa ada kualitas Dengan demikian, interaksi
dari jenis kepemimpinan ini adalah lebih banyak bersifat
informal, karena dia tidak perlu diangkat secara formal
dan tidak ditentukan oleh kekayaan, tingkat usia, bentuk
fisik, dan sebagainya. Meskipun demikian, kepercayaan
pada dirinya sangat tinggi dan para pengikutnya pun
mempercayainya dengan penuh kesungguhan, sehingga dia
sering dipuja dan dipuji bahkan sampai dikultuskan.
2. Kepemimpinan Transformasional
posisi dan peran dari kepemimpinan transformasional
yang dapat dimaknai sebagai spirit pemimpin untuk
melakukan transformasi atau perubahan terhadap sesuatu
menjadi menjadi bentuk lain yang berbeda dan lebih
sempurna.64 Oleh sebab itu, kepemimpinan
transformasional mengandung makna sifat-sifat pemimpin
yang dapat mengubah sesuatu menjadi bentuk lain,
misalnya mengubah energi potensial menjadi energi aktual
atau motif berprestasi menjadi prestasi riil yang semuanya
bergerak dari status quo ke dinamisasi organisasi. Pola
pemimpin transformasional adalah upaya untuk mencoba
membangun kesadaran para bawahannya dengan
menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas yang tinggi
seperti kejayaan, kebersamaan dan kemanusiaan dalam
organisasi. Namun, nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi
slogan yang bersifat verbalistik an sich, akan tetapi
menjadi spirit substansial dalam organisasi tersebut.
Pada umumnya kepemimpinan transformasional
didefinisikan sebagai perilaku pemimpin dalam
mengkomunikasikan sebuah perubahan kepada yang
dipimpinnya baik melalui pembuatan visi dan misi yang
menarik, berbicara penuh antusias, memberikan perhatian
individu, memfokuskan dan sebagainya. Ada juga yang
mengajukan formulasi bahwa ia merupakan sebuah proses
di mana pemimpin mengambil tindakan-tindakan untuk
meningkatkan kesadaran rekan kerja mereka tentang apa
yang benar dan apa yang penting, untuk meningkatkan
kematangan motivasi rekan kerja mereka serta mendorong
mereka untuk melampaui minat pribadi mereka demi
mencapai kemaslahatan kelompok, organisasi, atau
masyarakat.
3. Kepemimpinan Kultural
Kepemimpinan kultural sangat terkait dengan budaya atau
tradisi organisasi sebagai satu kesatuan utuh untuk
mencapai keefektifan kinerja organisasi. Perilaku yang
diterapkan akan mewarnai budaya organisasi baik dengan
menemukan berbagai budaya baru (inovatif) maupun
dengan mempertahankan (maintenance) berbagai budaya
lama yang sudah ada.
4. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif berkaitan erat dengan
penggunaan berbagai macam prosedur pengambilan
keputusan yang memberikan kepada orang lain suatu
pengaruh tertentu apalagi terhadap keputusan-keputusan
pemimpin tersebut. Pada kepemimpinan ini, pemimpin
memiliki gaya yang lebih menekankan pada kerja
kelompok sampai di tingkat bawah. Untuk mewujudkan
hal tersebut, pemimpin biasanya menunjukkan
keterbukaan dan memberikan kepercayaan yang tinggi
pada bawahan. Sehingga dalam proses pengambilan
keputusan dan penentuan target pemimpin selalu
melibatkan bawahan. Dalam sistem inipun, pola
komunikasi yang terjadi adalah pola dua arah dengan
memberikan kebebasan kepada bawahan untuk
mengungkapkan seluruh ide maupun permasalahannya
yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
BAB III
Kesimpulan
kepemimpinan adalah subjek yang telah lama menarik perhatian banyak orang,
bahkan dari segi waktu masalah kepemimpinan sama tua dengan sejarah manusia.
Pernyataan di atas memiliki dasar empiris-normatif tentang “kepemimpinan”
merupakan sesuatu yang sangat urgen pada kehidupan manusia, sebab faktanya
kepemimpinan merupakan faktor penentu dalam kesuksesan atau gagalnya suatu
organisasi.
kepemimpinan adalah suatu bentuk proses mempengaruhi dan perilaku untuk
memenangkan hati, pikiran dan tingkah laku orang lain. Namun, pada umumnya
definisi tentang kepemimpinan akan dikaitkan dengan proses perilaku mempengaruhi
orang lain dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Pemimpin dalam Mengelola informasi dapat melakukan beberapa hal tersebut,
diantaranya : Membuat Perencanaan, memberikan informasi, pengawasan dan dapat
mengatasi masalah.
Daftar Pustaka
Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, Peterj.: Budi Supriyanto, (Jakarta: PT.
Indeks, 2010), 2.
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2008), 1.
William J. Rothwell, Effective Succession Planning: Ensuring Leadership Continuity
and Building Talent from Within, (New York: AMACOM, 2005), 98.
Sanerya Hendrawan, Spiritual Management: From Personal Enlightenment Towards
God Corporate Governance, (Bandung: Mizan, 2009), 28.
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008), 235.
Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi: Teori dan Praktek di Bidang Pendidikan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), 210.
Tony Kippenberger, Leadership Styles, (United Kingdom: Capstone Publishing,
2002), 7.
Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2011), 2.
Jamal Ma’ruf Asmani, Manajemen Pengelolaan Dan Kepemimpinan Pendidikan
Profesional: Paduan Quality Control Bagi Pelaku Lembaga Pendidikan,
(Yogyakarta: Diva Press, 2009), 92.
Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2008), 32.
Burhanuddin, Analisis Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994), 91.
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 88.
Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan: Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga
Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), (Lombok: Holistica, 2012),
21.
Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan:
―Menjualǁ Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku
Lembaga Pendidikan, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2010), 283.
Patrick Lancioni, Mengatasi Lima Disfungsi Sebuah Tim, Peterj.: Diana Angelica,
(Jakarta: Salemba Empat, 2006), 9.
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004),
102.