You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MENOPOUSE

Dosen Pembimbing : Ns , S.Kep.M.Kes

Disusun Oleh kelompok : 5

1. Nety anggraini ( 22230144P)


2. Chery angelia (22230226P)
3. Nola windiah (22230167P)
4. Rika jurahma dewi (2223OI46 P)
5. Renita (2223011 P)
6. Novi tranika (2223OI45P)
7. Uli astika (22230103P)
8. Ririn sumarni (22230151P)
9. Rina (22230102P)
10. Ega giant saputra (22230147P)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TA 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan rahmat nya kami dapat
menyusun makalah yang mengangkat tentang” Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Pasien
Dengan Syok Sepsis” Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya saya mengalami berbagai
masalah. namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan kali ini,saya mengucapkan terima kasih
kepada dosen mata perkuliahan, yaitu Bunda Ns. , S.Kep M.Kes yang telah membimbing saya
dalam proses penyusunan makalah ini.

Saya sebagai penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun penjelasan dari makalah ini, maka dari itu saya meminta maaf jika makalah saya masih
banyak kekurangannya apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini saya mengucapkan terimah kasih. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya program studi Keperawatan Maternitas 1.

Penulis

KELOMPOK

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PEDAHULUAN

A. Latar belakang 5
B. Rumusan masalah 6
C. Tujuan 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Menopause
1. Definisi 7
2. Klasifikasi 7
3. Manifestasi klinis
4. Etiologi 9
5. Pemeriksan penunjang
6. Penatalaksanaan 10
7. Komplikasi
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian 18
2. Diagnose 21
3. Intervensi 21
4. Implementasi 22
5. Evaluasi 22
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 34
B. Saran 35

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menopause merupakan tahap yang normal dalah kehidupan. Diperkirakan bahwa


wanita yang hidup dinegara maju akan hidup setidaknya sepertiga dari seluruh
kehidupan mereka setelah menopause.

Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai umur


sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup
memenuhi hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami
kemunduran dalam mengeluarkan hormonnya. Kemunduran pada kelenjar tiroid
dengan hormon tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran kelenjar
paratiroid yang mengatur metabolisme kalsium. Terdapat peningkatan hormon
FSH dan LH. Perubahan hormon menyebabkan berbagai perubahan pada fisik
dan psikis pada wanita menopause.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Menopouse?
2. Apa klasifikasi menopause ?
3. Apa manifestasi klinis menopause?
4. Apa etiologi menopause ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang menopause ?
6. Bagaimana penatalaksanaan menopause?
7. Komplikasi menopause

C. Tujuan
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Menopouse
2. Untuk mengetahui klasifikasi menopause
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis menopause
4. Untuk mengetahui etiologi menopause
5. Untuk mengetahui Bagaimana pemeriksaan penunjang menopause
6. Untuk mengetahui bagaimana Komplikasi menopause

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Menopouse


1. Pengertian
Menopause adalah keadaan pada seorang wanita yang mengalami penurunan
fungsi indung telur, yang berakibat menurunnya fungsi hormon estrogen. Keadaan ini
antara lain mengakibatkan terhentinya menstruasi untuk selamanya. Diagnosis dibuat
setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya menstruasi
dapat didahului oleh siklus menstruasi yang lebih panjang dengan perdarahan yang
berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan
umum, dan pola kehidupan
2. Klasifikasi menopause

a) Menopaus Prematur
Menopaus prematur adalah menopause yang terjadi di bawah usia 40 tahun.
Menopause prematur ditandai apabila terjadi penghentian masa menstruasi
sebelumnya tepat pada waktunya disertai dengan tanda hot flushes serta
peningkatan kadar hormon gonadotropin. Jika tidak mengalami tandatanda yang
seperti disebutkan, perlu tindak lanjut kembali penyebab lain terganggu ovarium.
Adapun penyebab menopause prematur adalah herediter, gangguan gizi yang
cukup berat, penyakit menahun yang menyebabkan kerusakan kedua ovarium.
b) Menopause Normal
Menopause yang alami dan apabila terjadi pada usia di akhir 40 tahun atau di
awal 50 tahun.
c) Menopause Terlambat
Umumnya batas usia terjadi menopause adalah usia 52 tahun, namun apabila ada
seorang wanita yang masih memiliki siklus menstruasi atau dalam arti masih
mengalami menstruasi di usia 52 tahun.

3. Manifestasi klinis
5
a. Gangguan Pola Haid
Termasuk anovulasi dan penurunan fertilitas, penurunankeluarnya darah
atau justru hipermenore, frekuensi haid yang tidak teratur dan kemudian diakhiri
dengan amenore

b. Gangguan mood
1. Menopause tidak memiliki pengaruh yang dapat diukur terhadap
kesehatan mental.
2. Kelelahan, rasa gugup, sakit kepala, insomnia, depresi, dan iritabilitas
lebih sering terlihat selama perimenopause, namun hubungan sebab akibatnya
dengan kekurangan estrogen tidak dapat dipastikan

4. Etiologi
a) Usia saat haid pertama sekali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau lama ia
memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia
16 atau 17 tahun akan mengalami menopase lebih dini
b) Faktor Psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan
psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami
masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja.
c) jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan,
maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan kehamilan dan
persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga
memperlambat penuaan tubuh.
d) Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai memasuki usia
menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat
sistem kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh
e) Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang
menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini
dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur
sehingga tidak memproduksi sel telur.
f) Merokok
Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok.
6
g) Genetik
Menopause dikarenakan adanya Terapi Kanker seperti radiasi dan kemoterapi
h) Infeksi seperti TB, gondok
Menopause akibat Pembedahan seperti pembedahan karena endometriosis, kanker
ovarium, kanker rahim, polip
i) Sosial Ekonomi
Tingkat ekonomi wanita yang dipengaruhi oleh suami yang bekerja atau tidak
bekerja juga tingkat pendidikan yang mempengaruhi tingkat ekonomi diduga
berpengaruh terhadap usia menopause.
j) Budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita
untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini.
k) Body Mass Index (BMI)
Tingkat BMI yang rendah berhubungan dengan usia menopause yang lebih muda.
Hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita diduga dapat mempengaruhi
usia menopause. Jaringan adipose merupakan tempat diproduksinya hormon
estrogen dan banyak didapatkan pada wanita yang obesitas. Sehingga pada wanita
yang obesitas, menopause akan terjadi lebih lambat.

5. Pemeriksaan penunjang

Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal, atau tahunan.


a. Urinalisis/dipstik urine.
b. Pap smear dengan indeks maturasi.
c. Mamografi: setiap 1 dan 2 tahun di usia antara 40 dan 49 tahun;
d. setiap tahun dari usia 50 tahun.
e. Feses untuk melihat adanya darah samar.
f. Kolesterol plasma puasa, trigiserida, dan profil lemak: setiap 3 sampai 5 tahun
jika normal
g. TSH (Terapi Sulih Hormon) pada usia 45 tahun dan selanjutnya setiap tahun.
Terdapat peningkatan insiden hipotiroidisme (Tiroiditis Hashimoto) seiring
dengan proses penuaan.
h. Uji lain (menggunakan variasi berdasarkan profil klinis dan faktor risiko
individu).
i. Gonadotropin hipofisis: digunakan untuk menentukan status menopause.
j. Estrogen: digunakan untuk mengevaluasi status menopause dan efek terapi
k. Kadar glukosa puasa dan posprandial dua jam: berguna jika faktor risiko
menunjukan adanya diabetes.

7
l. Uji fungsi hati: dilakukan sebelum meresepkan terapi hormon jika penyakit hati
ada atau diduga (misal karena alkoholisme).
m. Biopsi endometrium: tepat untuk menyingkirkan dugaan hiperplasia dan kanker
endometrium pada wanita pascamenopause yang mengalami perdarahan uterus
setelah lebih dari setahun mengalami amenorea.
n. Ultrasonografi transvagina: digunakan untuk mengevaluasi massa panggul dan
perdarahan tidak terjadwal untuk menyingkirkan dugaan patologi
endometrium.
o. DXA (Dual energy X-Ray Absorptiometry): berguna jika wanita belum
memutuskan rencana terapeutik mana yang harus diikuti (terapi sulih hormon,
biofosfonat, olahraga, atau suplemen kalsium), dan data lain akan membantu
keputusan klinis terhadap pilihan ini.ormon pada kadar estradiol sirkulasi.

6. Penatalaksanaan

1). Farmakologi
a. Terapi sulih hormon (TSH)
TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan pilihan untuk
mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma
menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH
juga berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat
menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan
pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah
perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti
osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah
sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan
normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tu

b. Pengobatan Alternatif

Vitamin B6 dalam dosis kurang dari 200 mg dapat meredakan beberapa


gejala yang menegangkan.Vitamin E efektif mengurangi rasa
panas.Androgen digunakan bersama estrogen pada beberapa wanita.

2) Non Farmakologi

a) Olahraga

8
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini
juga membawa dampak positif
b) Nutrisi (Diet
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses
perbaikan (remodelling) diri lagi, misalnya masa tulang tidak melakukan
pembentukan kembali. Selain itu, semakin tua aktivitas gerak yang
dilakukan juga tidak sekuat dulu sehingga kalori yang dikeluarkan juga
berkurang sehingga kalori yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga
menurun dengan demikian, asupan makanan yang dibutuhkan juga
berkurang. Sehingga setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi
seimbang yang berfungsi untuk memenuhi zat – zat gizi seperti karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral (Kasdu, 2002).
c) Kalsium
Kebutuhan kalsium pada wanita yang mengalami klimakterium rata-rata
1200mg/hari. Dapat diperoleh pada: susu,keju,daun pepaya,bayam, teri, tahu,
singkong, daun melinjo,kedelai, apel, kangkung, kacang ijo dan pepaya,kacang
tanah kupas, ikan segar, beras giling, roti putih, ayam,
d) Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang akan
mendatang. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan
olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia
tersebut serta aktivitas.
e) Pemberian Konseling
Masalah utama yang dialami wanita pada masa klimakterium adalah faktor
psikis, wanita biasanya mempunyai rasa takut, gelisah, tegang, tidak percaya
diri dan khawatir bahwa dirinya tidak semenarik dan seprima dulu lagi. Alasan
bahwa badan lemah dan tidak bergairah hanyalah alasan untuk menutupi
ketakutan dan kekhawatiran tersebut. Banyak wanita yang mengalami gejala-
gejala akibat perubahan tersebut dan biasanya menghilang perlahan dan tidak
mengakibatkan kematian

7. Komplikasi

A. Atrofi vagina dan mukosa uretra


9
Menyebabkan penurunan keasaman vagina, yang meningkatkan resiko infeksi,
kekeringan vagina dan dispareunia, serta gejala perkemihan, seperti desakan
untuk berkemih, sering berkemih dan sistitis.

B. Prolaps uteri vagina


Menyebabkan atrofi dan perubahan otot dasar panggul dan ligamen
penopangnya.

C. Osteoporosis
Penurunan masa tulang menyebabkan wanita lebih rentan mengalami fraktur.

D. Penyakit kardiovaskular
Terdapat peningkatan insidens penyakit jantung koroner dan stroke secara
bermakna pada wanita setelah mengalami menopause.

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

10
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan catatan hasil pengkajian yang dilaksanakan untuk
mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien dan membuat
catatan tentang respon kesehatan klien (Hidayat, 2010)
a) Identitas atau biodata klien Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat,
suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rs,diagnos
keperawatan, No Rm
b) Riwayat kesehatan
8. Riwayat kesehatan dahulu Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin
9. Riwayat kesehatan sekarang Riwayat yang dirasakan pasien pada saat dianamnesa
10. Riwayat kesehatan keluarga Adakah penyakit yang pernah diderita keluarga yang
menjadi faktor resiko.
c) Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya
cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tiroid, karena adanya
proses menerang yang salah.
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-
kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sklera kuning.
4) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah
cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi areola mamae
dan papila mamae.
7) Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri.
Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
8) Genitalia

11
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur.
10) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
11) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun (Manuaba, 2013).
Pemeriksaan persistem

 System respirasi : -
 System reproduksi: menstruasi tidak teratur, nyeri saat bersenggama, gatal
pda vagina
 System kardiovaskuler: -
 System neurobehavior:-
 System imun dan hematologi:-
 System integumen : kulit mulai keriput, gatal pada vagina
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
a. Gangguan pola tidur
b. Nyeri b. d fisik/psikologi Berkaitan engan usia
c. Gangguan harga diri
2. Intervensi Keperawatan (SIKI)
No Diagnosa Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
Keperawatan
(SDKI)
1. Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 Observasi
tidur
jam diharapkan :  Identifikasi pola aktivutas
1. pola tidur memaik dan tiur
2. tidur terjaga  Ientifikasi faktor gangguan
3. istirahat cukup tidur
Terapeutik
 Modifikasi lingkungan
 Fasilitasi menghilangkan
stress seelum tidur
 Lakukan prosedur
meningkatkan kenyamanan
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur

12
yang cukup
 Ajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
 Ajarkan teknik atuk efektif

1. Nyeri b. d Setelah dilakukan tindakan


fisik/psikologi keperawatan 3x24 jam Observasi
diharapkan :  Oservasi kesiapan man
Berkaitan - Keluhan nyeri kemampuan menerima
engan usia menurun informasi
- Gelisa menurun
- Meringis menurun Terapeutik
 Seiakan materi ,media
pendidikan
 Jawalakan pendidikan
kesehatan
Edukasi
 Jelaskan penyea strategi
pereda nyeri
 Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis
mengurangi ras nyeri

2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi


harga diri keperawatan 3x24 jam  Monitor veralisasi yang
diharapkan keseimbangan merendahkan diri sendiri
cairan meningkat.  Monitor tingkat harga diri
- Penilaian diri fositif setiap waktu
- Penerimaan penilaian Edukasi
positif dari diri seniri  Jelaskan pada keluarga
pentingnya dukungan alam
perkemangan konsep iri
 Ajarkan kontak mata saat
komunikasi

3. Implementasi keperawatan
Melakukan tindakan asuhan keperawatan yang sesuai dengan intervensi yang
telah disusun.
4. Evaluasi Keperawatan
Kehiatan dalam menilai suatu tindakan keperawatan yang telah ditentukan untuk
mengetahui pemenuhan keutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dan proses.

13
BAB III
PENTUTUP

a. Kesimpulan
menopouse adalah suatu masa seorang perempuan lewati dari masa reproduksi ke
transisi menopause hingga tahun-tahun masa menopause, terjadi pada umur rata-
rata 45- 65 tahun
Selain gejala fisik, terdapat pula gejala psikis yang menonjol pada wanita menopause
seperti mudah tersinggung, susah tidur, kecemasan, gangguan daya ingat, stress,
depresi, tertekan, gugup dan kesepian. Ada juga wanita yang kehilangan harga diri
karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, merasa tidak dibutuhkan

b. Saran
Diharapkan kepada para ibu terutama pada usia klimakterium untuk dapat
meningkatkan penerimaan diri dengan mencari dan memperluas pengetahuan mengenai
berbagai hal yang berkaitan dengan sindrom klimakterium terutama gejala-gejala yang
timbul pada masa ini

14
DAFTAR PUSTAKA

Fauzia, N., Syamsianah, A., Kusuma, H., & Semarang, U. (2018). Hubungan Konsumsi
Bahan Makanan Sumber Isoflavon Dan Serat Dengan Keluhan Menopause Pada
Wanita Menopause Di Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang, 76–77.

Novitasari. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik Dan Upaya Pengobatan Dengan


Tingkat Keluhan Klimakterium Pada Wanita Usia 40-65 Tahun Di Kelurahan
Sikeli Tahun 2017. Hubungan Perilaku Pemberian Makanan Pendamping Asi
(Mp-Asi) Dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Kota Kendari Tahun 2018.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Sari, D. P., Sawitri, E., & Putri, Z. E. (2021). Hubungan Lama Penggunaan
Kontrasepsi Hormonal Dengan Gejala Klimakterik Pada Wanita Usia
Menopause di Desa Gumul. Journal of Holistic Nursing Science, 8(1), 39–45.
https://doi.org/10.31603/nursing.v8i1.3938

15
16
17

You might also like