Professional Documents
Culture Documents
Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
Disusun oleh :
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan bagian ujung tombak peradaban suatu bangsa. Karena dari
gurulah setiap orang menjadi cerdas berilmu dan beradab sehingga bisa
memakmurkan diri sendiri dan lingkungannya. Misalnya saja beliau Ki Hajar
Dewantara, Moh. Syafei, R.A. Kartini, Dewi Sartika dan tokoh-tokoh pendidikan
lainnya, mereka semua adalah contoh guru yang kemudian mempelopori
Pendidikan di Negara kita.
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia, bahkan
dalam hadist nabi mengatakan” tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”
sehingga dalam ajaran agama islampun seseorang di anjurkan untuk selalu
menuntut ilmu bahkan sampai ajal menjemput. Dalam memajukan suatu negara
juga dibutuhkan pendidikan. Maju tidaknya suatu negara dipengaruhi dari
kemajuan pendidikan di negara tersebut, hal inilah yang mendasari dalam
pembentukan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan.”
Salah satu hal yang penting dalam suatu pendidikan adalah pendekatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi 2 yaitu pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach) (Nurlina,dkk 2021). Mengajar dengan pendekatan tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang keduanya dimaksutkan
untuk memudahkan anak dalam menerima suatu mata pelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Berdasarkan undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pada pasal 37 menggariskan
program kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan sebagai muatan wajib kurikulum
pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta pendidikan tinggi. Pendidikan
kewarganegaraan adalah pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan
warga negara agar mampu berpikir kritis dan bertindak demokratis(Zamroni,2018)
Berdasarkan hasil observasi pada hari Kamis, 07 April 2023 di kelas III SD
Negeri Sonorejo 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, diperoleh
kesulitan dalam menciptakan suasana dalam pembelajaran PPKn yang
menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa pada saat pembelajaran PPKn.
Dengan adanya tuntutan banyaknya materi yang harus disampaikan membuat guru
memilih untuk mengajarkan dengan ceramah.
Lebih lanjut mengenai hasil Penilaian evaluasi soal latihan masih banyak
siswa yang nilainya tidak lulus KKM, yiatu 9 anak. Karena pada saat pembelajaran
masih terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru,
terdapat siswa yang asik main sendiri dan berbicara dengan temannya.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut di atas, yaitu:
(1) guru menjadi pusat pembelajaran karena masih menggunakan metode ceramah
(2) pada saat pembelajaran guru tidak ada media alat bantu pembelajaran, (3) siswa
merasa bosan sehingga merka asik bermain sendiri dan bercanda dengan temannya
saat guru menjelaskan.
Berdasarkan permasalahan di atas perlu adanya perbaikan pada
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) agar
pengetahuan siswa meningkat dan hasil nilai nya mencapai KKM. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Quantum
Teaching dengan media Komputer dalam pembelajaran. Model yang diterapkan
adalah model yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan memudahkan dalam memahami materi. Selain itu, media yang
diterapkan adalah media yang mampu menarik perhatian siswa.
Quantum Teaching adalah model dengan 6 tahapan yang biasa disebut
dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan
Rayakan). Dalam langkah TANDUR, Tumbuhkan merupakan fase untuk
memunculkan motivasi intrinsik siswa yang timbul dari diri anak sendiri sehingga
siswa tertarik mengikuti pelajaran. Pada tahap Alami, guru mendatangkan
pengalaman yang dapat dimengerti semua siswa, guna mengembangkan
pengetahuan awal yang telah dimiliki. Langkah ke 3 adalah Namai yaitu tahap
memberi kata kunci, konsep, model, rumus atau strategi atas pengalaman yang telah
diperoleh siswa, dalam tahap ini siswa dengan bantuan guru berusaha menemukan
konsep atas pengalaman yang telah dilewati. Tahap Demonstrasikan untuk
menerapkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran, tahap Ulangi menunjukkan
peserta didik cara-cara mengulangi materi dan menegaskan pengulangan sehingga
peserta didik akan lebih memahami konsep pelajaran. Langkah Rayakan
merupakan langkah terakhir dari model Quantum Teaching, pada tahap ini siswa
diberi pengakuan atas hasil kerja siswa akan perolehan keterampilan maupun
pengetahuan, guna memunculkan motivasi siswa agar lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. Soebandi dan Yanuarti (2016: 15) menyatakan bahwa
Quantum Teaching adalah model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
dengan meningkatnya hasil belajar siswa maka otomatis pengetahuan anak akan
meningkat juga. Hal tersebut diperkuat juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
Cahyaningrum, Asyhari,dan Yahya (2019: 377) yang menyatakan bahwa,
penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
bahkan mengalami peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan
metode konvensional.
Model Quantum Teaching akan lebih bermakna pada saat pembelajaran jika
didukung dengan adanya media pembelajaran, seperti komputer. Komputer akan
memberikan Informasi yang diterima melalui indera pengelihatan, pendengaran,
dan sentuhan kemudian disimpan dalam memori, baik untuk sementara secara
permanen dalam memori jangka panjang. Hal inilah yang mendasari computer
dapat digunakan dalam penalaran dan pemecahan masalah(Rahardian, dkk.,2019)
Pada penelitian ini, peneliti menerapkan media computer sebagai alat yang
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Dengan didukung adanya
komputer diharapkan akan membangkitkan minat siswa untuk belajar tentang
keberagaman daerah karena dapat melihat gambar, suara dan videonya langsung.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatkan Pengetahuan PPkn Tentang
Bersatu Dalam Keberagaman Daerah Melalui Penerapan Model Quantum Teaching
dengan Komputer Pada Siswa Kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2023/2024.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana langkah penerapan model Quantum Teaching dengan
Multimedia dalam peningkatan hasil belajar PPKn tentang bersatu dalam
keberagaman pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran
2023/2024?
6
7
PPKn
1.4 Mensyukuri makna Bahasa Indonesia
Bersatu dalam 3.3.Menggali informasi
perubahan cuaca dan
Keberagaman daerah di
pengaruhnya terhadap
lingkungan sekitar kehidupan manusia yang
sebagai anugerah Tuhan disajikan dalam bentuk lisan,
Yang Maha Esa. tulis, visual, dan/atau
2.4 Menampilkan sikap kerja eksplorasi lingkungan.
sama sebagai wujud
bersatu dalam 4.3Menyajikan hasil penggalian
informasi tentang konsep
keberagaman daerah
perubahan cuaca dan
3.4Memahami makna pengaruhnya terhadap
Bersatu dalam kehidupan manusia dalam
keberagaman di bentuk tulis menggunakan
lingkungan sekitar. kosakata baku dan kalimat
4.4Menyajikan bentuk-bentuk efektif.
kebersatuan dalam
keberagaman di lingkungan
sekitar.
Tema 5
Subtema 1
Keadaan
Cuaca
PJOK
SBDP 3.5 Memahami kombinasi
3.2 Mengetahui bentuk dan variasi berbagai pola gerak dominan
pada irama dalam lagu. (bertumpu, bergantung,
4.2 Menampilkan bentuk dan keseimbangan,
variassi irama melalui lagu. berpindah/lokomotor, tolakan,
putaran, ayunan, melayang, dan
mendarat) dalam aktivitas senam
lantai.
4.5 Mempraktikkan kombinasi
Matematika berbagai pola gerak dominan
3.4 Menggeneralisasi ide pecahan (bertumpu, bergantung,
sebagai bagian dari keseluruhan keseimbangan,
menggunakan benda-benda berpindah/lokomotor, tolakan,
konkret. putaran, ayunan, melayang, dan
4.4 Menyajikan pecahan sebagai mendarat) dalam aktivitas senam
bagian dari keseruhuan lantai.
menggunakan benda-benda
konkret.
9
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini meliputi ranah kognitif
siswa. Berikut penjabaran Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah
direvisi Anderson dan Krathwohl (Gunawan dan Palupi, 2012: 105-
108):
1) Mengingat (remember)
Mengingat merupakan kemampuan mendapatkan kembali
pengetahuan dari memori atau ingatan, baik yang baru didapatkan
maupun yang sudah lama digunakan.
2) Memahami (understand)
Memahami berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami
berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan
membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul
ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang
merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.
3) Menerapkan (apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
penyelesaian permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi
pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan
meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan
mengimplementasikan (implementing).
4) Menganalisis (analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari
keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu
bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
5) Mengevaluasi (evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Evaluasi meliputi
mengecek (checking) dan mengkritisi (evaluate).
16
6) Menciptakan (create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-
unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang
koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk
baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau
pola yang berbeda dari sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas ranah kognitif (pengetahuan)
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa mata pelajaran PPKn
tentang bersatu dalam keberagaman dan pengetahuan digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa.
6) Model Quantum Teaching dengan Komputer
a) Pengertian Model Quantum Teaching
Model pembelajaran tersebut, menurut (Rachmawati, 2012) dalam
buku (Daryanto, 2017) model pembelajaran yang dapat membagi unsur
unsur pembelajaran menjadi dua kategori seperti konteks dan isi
(Rachmawati, 2012). Kategori konteks meliputi: suasana hati, suasana
lingkungan belajar yang diatur dengan baik, dasar pembelajaran,
presentasi dan fasilitas. Sedangkan kategori isi meliputi: pengajar akan
menemukan keterampilan bagaimana mengatakan kurikulum, pengajar
akan menemukan strategi belajar yang diperlukan oleh peserta didik, yaitu:
baik presentasi, fasilitas yang dinamis,keterampilan belajar untuk belajar
dan keterampilan hidup.
Menurut (Yanuarti dan Sobandi, 2016) bahwa Quantum Teaching
adalah model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena
menggunakan prinsip sugesti dan menekankan kreativitas siswa agar lebih
aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan
pemahaman yang mereka miliki. Oleh karena itu hasil belajar yang baik
pasti diikuti dengan meningkatnya pengetahuan seseorang.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
model Quantum Teaching adalah suatu proses belajar dengan memberikan
latar belakang dan strategi untuk meningkatkan pembelajaran dan
membuat proses tersebut lebih menyenangkan bersama.
17
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan awal pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02
dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran PPKn masih rendah, hal ini dapat dilihat
pada hasil latian mengerjakan soal PPKn, dari 31 siswa hanya ada 16 (52%) siswa
yang nilainya di atas KKM (75). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang
berlangsung masih kurang berhasil. Masalah tersebut dikarenakan kegiatan
pembelajaran masih berpusat pada guru serta guru belum menggunakan model
pembelajaran yang inovatif, sehingga masih banyak siswa yang bosan pada saat
pembelajaran.
Masalah tersebut harus diperbaiki oleh guru melalui pembelajaran yang
inovatif dengan menggunakan model pembelajaran interaktif dan penerapan media
dalam pembelajaran. Model pembelajaran Quantum Teaching dengan computer
merupakan penggabungan yang tepat untuk untuk pembelajaran PPKn yang identik
dengan pengetahuan menghafal. Oleh sebab itu, pembelajaran akan disajikan lebih
menarik, sehingga siswa aktif dalam belajar, siswa mudah memahami materi, dan
pengetahuan siswa bertambah karena pelajaran yang di sampaikan mudah diingat
siswa dan diharapkan hasil belajar siswa meningkat.
Dengan demikian penerapan model Quantum Teaching dengan computer
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn tentang Bersatu
dalam Keberagaman Daerah pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran
2023/2024. Kerangka berpikir lebih jelasnya digambarkan pada gambar 2.2 berikut ini:
22
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan kerangka berpikir, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian yaitu, “Apabila penerapan model Quantum Teaching
dengan komputer dilakukan dengan tepat, maka dapat meningkatkan pengetahuan
mata pelajaran PPKn tentang bersatu dalam keberagaman daerah pada siswa kelas III
SD Negeri Sonorejo 02 tahun ajaran 2023/2024.”
23
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sonorejo 02 yang berlokasi
Sayemrejo, RT.2/RW.6, Kayen, Sonorejo, Kec. Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah 57551.
3. Waktu Penelitian
Jadwal penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
Penelitian dilaksanakan pada semester genap bulan April tahun pelajaran
2023/2024, adapun tahap-tahap sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Waktu Penelitian
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Selesai
1. Prasiklus
Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan
sebagaiberikut:
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan
RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan
metode ceramah, (2) menyiapkan sarana pendukung seperti
26
d. Tahap Refleksi
Peneliti melakukan refleksi dan meminta saran kepada
supervisor 2 yaitu kepala sekolah bagaimana proses pembelajaran
berlangsung. Pada penerapan model pembelajaran Quantum Teaching
dilaksanakan dengan enam langkah yaitu: (1) tumbuhkan menggunakan
computer, (2)alami menggunakan computer (3) namai, (4)
demonstrasikan, (5) ulangi menggunakan computer (6) rayakan
menggunakan computer Semua langkah-langkah telah dilaksanakan
sesuai rancangan yang dibuat. Namun ada satu hal yang menurut peneliti
membuat beberapa anak masih ada yang nilai nya belum mencaapai
KKM. Menurut annalisa peneliti hal tersebut dikarenakan 15 anak ini
masih terlihat bercanda dan bersendau gurau dengan teman nya saat
mengerjakan soal yang ada di computer. Oleh karena hal tersebut
peneliti akan melaksanakan siklus 2 dalam rangka mengoptimalkan
pengetahuan dan hasil belajar siswa 6 tersebut.
Setelah berdiskusi dengan kepala sekolah, diperoleh temuan
mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai siswa kurang maksimal
antara lain:
1) Sikap siswa saat proses pembelajaran masih asyik bermain dan
tidak memperhatikan soal yang ada dikomputer dengan saksama.
2) Ketika siswa 6 ini yang terbagi menjadi 2 kelompok , diminta untuk
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka pasif dan tidak mau ikut
berpartisipasi layaknya teman teman yang lain nya.
3) Pada saat guru melontarkan sebuah pertanyaan dan meminta siswa
tersebut mengutarakan pendapat, justru anak anak ini tidak mau
berbicara dan cenderung menarik diri.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) menganalisis
kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk menentukan suatu
perbaikan, (2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan
30
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Selesai
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi rancangan tindakan yang
telah dibuat. Materi yang disampaikan guru pada siklus I pertemuan
satu yaitu arti penting bersatu dalam keberagaman dan cara tolong
menolong di lingkungan sekolah sebagai wujud sikap bersatu dalam
keberagaman. Pertemuan dua yaitu cara tolong menolong di lingkungan
rumah sebagai wujud sikap bersatu dalam keberagaman.
c. Pengamatan
Selama pembelajaran berlangsung, pengamatan dilakukan oleh
observer yang dilakukan oleh peneliti dan dua teman sejawat. Observer
mengamati berlangsungnya proses pembelajaran dan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan peneliti. Observer juga mengamati
apakah terdapat kendala selama proses pembelajaran berlangsung.
Untuk mendukung hasil observasi, peneliti melakukan dokumentasi
dan wawancara kepada siswa dan guru dengan pedoman wawancara.
Hasil dari pengamatan ini dijadikan sebagai bahan refleksi menyusun
perencanaan selanjutnya.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi guru dan observer melakukan analisis pelaksanaan
dan menyimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Peneliti
dapat membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan
kondisi sesudah diberikan tindakan siklus I.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) merefleksi hasil
tindakan pada siklus I, (2) merefleksi kendala dan solusi yang ada pada
siklus I agar tidak terulang pada siklus II, (3) menentukan waktu
pelaksanaan tindakan, (4) peneliti menyusun RPP, dan lembar tes hasil
belajar, (5) menyiapkan media pembelajaran, (6) menyiapkan
instrumen penelitian berupa lembar observasi, pedoman wawancara,
34
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model Quantum
Teaching dalam mata pelajaran PPKn dengan tema keberagaman daerah
pada siswa kelas III SDN Sonorejo 02 Sukoharjo dapat disimpulkan bahwa:
a. Langkah-langkah penerapan model Quantum Teaching dengan
komputer untuk meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn
tentang bersatu dalam keberagaman daerah pada siswa kelas III SD
Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran 2022/2023 yaitu: (a) tumbuhkan
menggunakan komputer, (b) alami menggunakan komputer, (c)
namai, (d) demonstrasikan, (e) ulangi menggunakan komputer, dan (f)
rayakan menggunakan computer
b. Penerapan model Quantum Teaching dengan multimedia dapat
meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn tentang bersatu
dalam keberagaman daerah pada siswa kelas III SD Negeri Negeri
Sonorejo 02 Tahun Ajaran 2022/2023 terbukti dari hasil nilai yang
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I diketahui 16
anak (51,61) dari 31 siswa telah mencapai nilai KKM (75) dan
meningkat pada siklus II sebanyak 31 anak (100%) dari 31 anak yang
verhasil mencapai nilai KKM (75). Dengan demikian model
pembelajaran Quantum Teaching dengan media computer sangat
efektif untuk pembelajaran siswa, hal ini terlihat dari pengetahuan
yang meningkat terbukti dari hasil nilai siswa yang mengalami
peningkatan kelulusan nilai KKM.
2. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan penelitian tindakan kelas yang sudah peneliti
lakukan, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Siswa belajar fokus terhadap kegiatan pembelajaran dan tidak
bercanda ataupun bercerita dengan temannya saat KBM
berlangsung
2) Siswa diharapkan meningkatkan keberanian dalam bertanya
tentang materi yang belum dipahami dan berani untuk
menyampaikan pendapatnya.
b. Bagi Guru
1) Guru sebaiknya lebih bersabar dalam menghadapi siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru, terutama siswa kelas rendah.
c. Bagi Sekolah
1) Sekolah bisa menambah sarana dan prasarana penunjung
pembelajaran, terutama yang berbau teknologi informasi dan
komunikasi (komputer)
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. STANDAR KOMPETENSI
3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan
sekitar.
III. INDIKATOR
3.4.1 Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman daerah (C2).
3.4.2 Menyimpulkan makna sikap bersatu dalam keberagaman daerah
(C1).
3.4.3 Mengklasifikasikan contoh bersatu dalam keberagaman daerah
(C3).
V. MATERI AJAR
1. Makna bersatu dalam keberagaman daerah
Di Indonesia memiliki berbagai keberagaman, baik di antaranya
keberagaman suku, bahasa, budaya, dan makanan. Indonesia yang
terdiri atas beberapa pulau membuat Indonesia memiliki banyak sekali
suku bangsa yang berbeda-beda. Teman-teman di lingkungan rumah
dan sekolahmu dapat berasal dari berbagai suku bangsa. Dengan adanya
asal daerah berbeda pasti juga akan membuat Bahasa daerah nya pun
berbeda. Suatu negara yang memiliki keberagaman suku bangsa tidak
akan menjadi masalah jika bangsanya memiliki sikap tolerasi.
Toleransi adalah cara menghargai dan menerima perbedaan dari
segala sesuatu yang berbeda dari kita. Toleransi merupakan sikap yang
paling sederhana, yang dapat menciptakan kerukunan. Dengan kita
memiliki sikap toleran, kita dapat menerima dengan lapang dada akan
perbedaan keberagaman dengan sangat baik serta menghindarkan kita
dari perpecahan suku bangsa. Keberagaman yang ada tidak akan
dipandang sebagai pembeda. Contoh dari sikap toleransi di sekolah
adalah menghargai teman yang berbeda agama atau keyakinan, tidak
membeda-bedakan teman mentaati peraturan sekolah, saling tolong
menolong terhadap teman, menghormati teman yang beragam lain
untuk beribadah sesuai keyakinan yang dianut, tidak memilih milih
teman yang berbeda suku atau daerah(tidak melakukan perundungan),
serta menghormati guru sebagai orang yang lebih tua.
2. Manfaat sikap bersatu dalam keberagaman
Berikut merupakan manfaat bersatu dalam keberagaman:
(1) mempererat tali persaudaraan, (2) membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat selesai, (3) menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama, (4)
menumbuhkan rasa persatuan antar teman, (5) terjalin kerjasama yang
baik,(6) menumbuhkan toleransi antar sesama, dan (7) meningkatkan
kerukunan. (8) saling menghargai, dan (9) tidak membeda-bedakan
teman.
3. Menuliskan Keberagaman Bahasa Daerah dan Perilaku
Menunjukkan Persatuan
Mengetahui,
Kepala SDN Sonorejo 02 Mahasiswa
Butir Soal
5. Fano berasal dari Bali dan Edo berasal dari Maluku. Mereka tetap
bermain bersama dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Sikap
Dayu dan Edo dinamakan…..
a. Sikap iri hati
b. Sikap toleransi
c. Suka membeda-bedakan teman
d. Sikap semaunya sendiri
SKOR PENILAIAN
Jawaban benar x 10 =
Dokumentasi Kegiatan
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
I. STANDAR KOMPETENSI
3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan
sekitar.
III. INDIKATOR
3.4.1 Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman daerah (C2).
3.4.2 Menyimpulkan makna sikap bersatu dalam keberagaman daerah
(C1).
3.4.3 Mengklasifikasikan contoh bersatu dalam keberagaman daerah
(C3).
Ayo Berlatih
6. Guru meminta setiap anak untuk
mengerjakan soal pada
LKS.(Demonstrasi)
7. Guru dan siswa membahas soal
sambil berdiskusi(Ulangi)
8. Guru memberikan kesempatan
anak menanggapi ataupun
bertanya
.
9. Siswa dan Guru bersama-sama
siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar
10. Siswa diarahkan agar selalu
berlatih soal soal agar melatih
Kegiatan kemampuan kognitif
10menit
Akhir 11. Guru menyanyikan sebuah lagu
dan siswa mengikuti “ lagu aku
anak sehat” (Rayakan)
12. Guru mengajak siswa berdoa
Bersama
13. Menutup dengan salam
X. PENILAIAN
a. Penilaian Pengetahuan
1. Prosedur : akhir pembelajaran
2. Jenis penilaian : tertulis
3. Teknik : tes
4. Bentuk : objektif
5. Instrument : lembar soal (Terlampir)
6. Alat Penilaian :
a. Tes soal LKS
b. Lembar hasil kerja siswa
Mengetahui,
Kepala SDN Sonorejo 02 Mahasiswa
Butir Soal
SKOR PENILAIAN
Jawaban benar x 10 =
Dokumentasi kegiatan siklus 1
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
I. Standar Kompetensi
3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan
sekitar.
III. INDIKATOR
3.4.1 Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman daerah (C2).
3.4.2 Menyimpulkan makna sikap bersatu dalam keberagaman daerah
(C1).
3.4.3 Mengklasifikasikan contoh bersatu dalam keberagaman daerah
(C3).
Ayo Berlatih
6. Guru meminta setiap anak untuk
mengerjakan soal pada
Kegiatan
komputer.(Demonstrasi) 50 menit
Inti
7. Guru meminta siswa mencatat
hasilnya pada selembar kertas dan
dikumpulkan
8. Guru dan siswa membahas soal
sambil berdiskusi(ulangi)
9. Guru memberikan kesempatan
anak menanggapi ataupun
bertanya
.
10. Siswa dan Guru mengevaluasi
hasil pembelajaran sebagai
refleksi
11. Bersama-sama siswa membuat
kesimpulan / rangkuman hasil
belajar
12. Siswa diarahkan agar selalu
berlatih soal soal agar melatih
Kegiatan 10
kemampuan kognitif
Akhir menit
13. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan sebuah
video (Bahasa sunda vs bahasa
jawa) (Rayakan)
14. Guru mengajak siswa berdoa
Bersama
15. Menutup dengan salam
.
X. PENILAIAN
a. Penilaian Pengetahuan
1. Prosedur : akhir pembelajaran
2. Jenis penilaian : tertulis
3. Bentuk : objektif
4. Instrument : lembar soal (Terlampir)
Rekap Penilaian Pengetahuan tentang Keberagaman Daerah
Yang belum lulus KKM (75) =
Nama Siswa PPKn (3.4) Ket
Arjuna 60 Remidi
Fabian 60 Remidi
Raihan 50 Remidi
Angga 60 Remidi
Dipdha 70 Remidi
Fahmi 50 Remidi
anisa 60 Remidi
marta 60 Remidi
yustina 30 Remidi
b. Tindak Lanjut
a. Remedial
Kegiatan remidi dilaksanakan apabila nilai PPKn kurang
dari KKM (skor kurang dari 75).
Guru memberikan bimbingan bagi siswa yang belum
memahami materi.
Siswa mengerjakan soal remedial.
Butir Soal
5. Fano berasal dari Bali dan Edo berasal dari Maluku. Mereka tetap
bermain bersama dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Sikap
Dayu dan Edo dinamakan…..
a. Sikap iri hati
b. Sikap toleransi
c. Suka membeda-bedakan teman
d. Sikap semaunya sendiri
SKOR PENILAIAN
Jawaban benar x 10 =
Mengetahui Sukoharjo,
Supervisor 2 Guru Kelas 3
SDN SONOREJO 02
2. Dengan adanya
tuntutan
banyaknya
materi yang
harus
disampaikan
kepada murid
membuat guru
memilih untuk
mengajarkan
dengan metode
ceramah.
JUDUL PTK
UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN ANAK DALAM MATA
PELAJARAN PPKn TENTANG BERSATU DALAM KEBERAGAMAN
MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN
KOMPUTER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SONOREJO 02
KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN
2023/2024
a. Ada listrik
b. Ada perpustakaan
c. Ada kantin
Azizi, N.,A. (2022). Pengaruh Penggunaan Metode Edutainment terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Muatan Pelajaran PPkn Kelas III MI NU 21 Pucangrejo Gemuh Kendal. Journal
on walisongo, 2(1), 16-27.
Cahyaningrum, A. D., Yahya, A. D., & Asyhari, A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Quantum Teaching tipe TANDUR terhadap Hasil Belajar. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education, 2(3), 372-379.
Dewi, L.P., (2018). Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching berbantuan Media
Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Journal of Education Action
Reasearch, 2(1), 23-29.
Japar, M., Dini, N. F., and Ganang, L. (2019). Media dan Teknologi Pembelajaran PPKN.
Surabaya: CV Jakad Publishing.
Kusumawati, H. (2018). Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013: Buku Guru SD /MI Kelas 1. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemendikbud
Kusumawati, Y and Adelina, P.,A. (2018). Tema 5 Cuaca Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013: Buku Guru SD /MI Kelas 3. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud
Wote, A. Y., V., Sasingan, M., and Kitong, O. E. (2020). Efektivitas Penggunaan Model
Quantum Teaching Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Journal Of Education
Technology, 4(2), 96–102.