You are on page 1of 83

UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN PPKn TENTANG BERSATU

DALAM KEBERAGAMAN DAERAH MELALUI PENERAPAN MODEL


QUANTUM TEACHING DENGAN KOMPUTER PADA SISWA KELAS
III SD NEGERI SONOREJO 02 KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2023/2024

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
Kode PDGK 4501

Disusun oleh :

NAMA : TIVA RARAS ARMISTA


NIM : 857839036

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGDI S1 PGSD


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Guru merupakan bagian ujung tombak peradaban suatu bangsa. Karena dari
gurulah setiap orang menjadi cerdas berilmu dan beradab sehingga bisa
memakmurkan diri sendiri dan lingkungannya. Misalnya saja beliau Ki Hajar
Dewantara, Moh. Syafei, R.A. Kartini, Dewi Sartika dan tokoh-tokoh pendidikan
lainnya, mereka semua adalah contoh guru yang kemudian mempelopori
Pendidikan di Negara kita.
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia, bahkan
dalam hadist nabi mengatakan” tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”
sehingga dalam ajaran agama islampun seseorang di anjurkan untuk selalu
menuntut ilmu bahkan sampai ajal menjemput. Dalam memajukan suatu negara
juga dibutuhkan pendidikan. Maju tidaknya suatu negara dipengaruhi dari
kemajuan pendidikan di negara tersebut, hal inilah yang mendasari dalam
pembentukan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan.”
Salah satu hal yang penting dalam suatu pendidikan adalah pendekatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi 2 yaitu pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach) (Nurlina,dkk 2021). Mengajar dengan pendekatan tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang keduanya dimaksutkan
untuk memudahkan anak dalam menerima suatu mata pelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Berdasarkan undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pada pasal 37 menggariskan
program kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan sebagai muatan wajib kurikulum
pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta pendidikan tinggi. Pendidikan
kewarganegaraan adalah pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan
warga negara agar mampu berpikir kritis dan bertindak demokratis(Zamroni,2018)
Berdasarkan hasil observasi pada hari Kamis, 07 April 2023 di kelas III SD
Negeri Sonorejo 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, diperoleh
kesulitan dalam menciptakan suasana dalam pembelajaran PPKn yang
menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa pada saat pembelajaran PPKn.
Dengan adanya tuntutan banyaknya materi yang harus disampaikan membuat guru
memilih untuk mengajarkan dengan ceramah.
Lebih lanjut mengenai hasil Penilaian evaluasi soal latihan masih banyak
siswa yang nilainya tidak lulus KKM, yiatu 9 anak. Karena pada saat pembelajaran
masih terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru,
terdapat siswa yang asik main sendiri dan berbicara dengan temannya.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut di atas, yaitu:
(1) guru menjadi pusat pembelajaran karena masih menggunakan metode ceramah
(2) pada saat pembelajaran guru tidak ada media alat bantu pembelajaran, (3) siswa
merasa bosan sehingga merka asik bermain sendiri dan bercanda dengan temannya
saat guru menjelaskan.
Berdasarkan permasalahan di atas perlu adanya perbaikan pada
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) agar
pengetahuan siswa meningkat dan hasil nilai nya mencapai KKM. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Quantum
Teaching dengan media Komputer dalam pembelajaran. Model yang diterapkan
adalah model yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan memudahkan dalam memahami materi. Selain itu, media yang
diterapkan adalah media yang mampu menarik perhatian siswa.
Quantum Teaching adalah model dengan 6 tahapan yang biasa disebut
dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan
Rayakan). Dalam langkah TANDUR, Tumbuhkan merupakan fase untuk
memunculkan motivasi intrinsik siswa yang timbul dari diri anak sendiri sehingga
siswa tertarik mengikuti pelajaran. Pada tahap Alami, guru mendatangkan
pengalaman yang dapat dimengerti semua siswa, guna mengembangkan
pengetahuan awal yang telah dimiliki. Langkah ke 3 adalah Namai yaitu tahap
memberi kata kunci, konsep, model, rumus atau strategi atas pengalaman yang telah
diperoleh siswa, dalam tahap ini siswa dengan bantuan guru berusaha menemukan
konsep atas pengalaman yang telah dilewati. Tahap Demonstrasikan untuk
menerapkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran, tahap Ulangi menunjukkan
peserta didik cara-cara mengulangi materi dan menegaskan pengulangan sehingga
peserta didik akan lebih memahami konsep pelajaran. Langkah Rayakan
merupakan langkah terakhir dari model Quantum Teaching, pada tahap ini siswa
diberi pengakuan atas hasil kerja siswa akan perolehan keterampilan maupun
pengetahuan, guna memunculkan motivasi siswa agar lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. Soebandi dan Yanuarti (2016: 15) menyatakan bahwa
Quantum Teaching adalah model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
dengan meningkatnya hasil belajar siswa maka otomatis pengetahuan anak akan
meningkat juga. Hal tersebut diperkuat juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
Cahyaningrum, Asyhari,dan Yahya (2019: 377) yang menyatakan bahwa,
penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
bahkan mengalami peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan
metode konvensional.
Model Quantum Teaching akan lebih bermakna pada saat pembelajaran jika
didukung dengan adanya media pembelajaran, seperti komputer. Komputer akan
memberikan Informasi yang diterima melalui indera pengelihatan, pendengaran,
dan sentuhan kemudian disimpan dalam memori, baik untuk sementara secara
permanen dalam memori jangka panjang. Hal inilah yang mendasari computer
dapat digunakan dalam penalaran dan pemecahan masalah(Rahardian, dkk.,2019)
Pada penelitian ini, peneliti menerapkan media computer sebagai alat yang
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Dengan didukung adanya
komputer diharapkan akan membangkitkan minat siswa untuk belajar tentang
keberagaman daerah karena dapat melihat gambar, suara dan videonya langsung.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatkan Pengetahuan PPkn Tentang
Bersatu Dalam Keberagaman Daerah Melalui Penerapan Model Quantum Teaching
dengan Komputer Pada Siswa Kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2023/2024.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana langkah penerapan model Quantum Teaching dengan
Multimedia dalam peningkatan hasil belajar PPKn tentang bersatu dalam
keberagaman pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran
2023/2024?

1. Apakah penerapan model Quantum Teaching dengan komputer dapat


meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn tentang bersatu dalam
keberagaman pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran
2023/2024?
2. Bagaimana kendala dan solusi penerapan model Quantum Teaching dengan
komputer dalam peningkatan pengetahuan PPKn tentang bersatu dalam
keberagaman pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran
2023/2024?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan di atas, maka tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan langkah penerapan model Quantum Teaching dengan
komputer dalam peningkatan pengetahuan mata pelajaran PPKn tentang
bersatu dalam keberagaman pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun
Ajaran 2023/2024.
2. Meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn tentang bersatu dalam
keberagaman pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran
2023/2024 melalui penerapan model Quantum Teaching dengan computer.
3. Mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model Quantum Teaching
dengan komputer dalam peningkatan pengetahuan mata pelajaran PPKn
tentang bersatu dalam keberagaman pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo
02 Tahun Ajaran 2023/2024.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoretis dan manfaat praktis
yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Memberikan wawasan mengenai penerapan model Quantum Teaching
dengan komputer untuk meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn
dengan tema keberagaman daerah SDN Sonorejo 02 Kelas III tahun ajaran
2023/2024
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memberikan variasi dalam kegiatan belajar serta memberikan
pemahaman bagi siswa terhadap materi pelajaran PPKn tema bersatu
dalam keberagaman melalui penerapan model Quantum Teaching
dengan komputer
b. Bagi Guru
Memberikan informasi bagi guru dalam menerapkan model Quantum
Teaching dengan komputer pada mata pelajaran PPKn
c. Bagi Sekolah
Memberikan referensi dalam perpustakaan sekolah dasar mengenai
penerapan model Quantum Teaching dengan komputer
d. Bagi Peneliti
Menambah ilmu dan pengalaman, khususnya dalam penerapan model
Quantum Teaching dengan komputer untuk meningkatkan
pengetahuan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran PPKn tentang Bersatu dalam Keberagaman pada Siswa Kelas


III Sekolah Dasar
a. Pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar
1) Pengertian PPKn
Menurut penjelasan pasal 39 ayat 2 UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara serta pendidikan
pendahuluan bela Negara menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negaranya”. Pengertian ini sesuai dengan pendapat
(Magdalena,I.2020) yang menyatakan bahwa Pendidikan kewarganegaraan
adalah pendidikan yang mengingatkan manusia akan pentingnya nilai-nilai hak
dan kewajinan warga negara agar tidak melenceng dari apa yang di harapkan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah suatu mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan karakter warga negara supaya
menjadi warga negara yang berpikir kritis dan bertindak demokratis.
2) Tujuan PPKn
Seperti mata pelajaran yang lain, mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) juga mempunyai tujuan.
Menurut Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai
berikut:
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara
sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.

6
7

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung


dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
3) Ruang Lingkup PPKn di Sekolah Dasar
Pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan
menggabungkan materi beberapa pelajaran dalam satu tema, yang menekankan
keterlibatan peserta didik dalam belajar dan pemberdayaan dalam memecahkan
masalah, sehingga hal ini dapat menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi
dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan yang lainnya.
(Mukhlis,2012). Adapun pendapat Mamik dam Sutrijo dalam (Suryosubroto,
2019:) bahwa pembelajaran tematik adalah usaha mengintegrasikan sebuah
tema dengan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran serta
pemikiran yang kreatif.
Materi bersatu dalam keberagaman merupakan materi PPKn kelas III
tema 5. Pada kurikulum Sekolah Dasar semester 2 kelas III tema 5 dibagi
menjadi beberapa subtema, yaitu subtema 1 keadaan cuaca, subtema 2
perubahan cuaca, subtema 3 pengaruh perubahan cuaca terhadap kehidupan
manusia, dan subtema 4 cuaca, musim, dan iklim. Pada penelitian kali ini
peneliti akan mengambil tema 5 subtema 1 pada materi PPKn bersatu dalam
keberagaman daerah
Pemetaan kompetensi dasar pada tema 5 subtema 1 yang termuat dalam
Buku Guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013 kelas III yaitu sebagai berikut:
8

Gambar 2.1 Pemetaan Kompetensi Dasar Tema 5 Subtema 1

PPKn
1.4 Mensyukuri makna Bahasa Indonesia
Bersatu dalam 3.3.Menggali informasi
perubahan cuaca dan
Keberagaman daerah di
pengaruhnya terhadap
lingkungan sekitar kehidupan manusia yang
sebagai anugerah Tuhan disajikan dalam bentuk lisan,
Yang Maha Esa. tulis, visual, dan/atau
2.4 Menampilkan sikap kerja eksplorasi lingkungan.
sama sebagai wujud
bersatu dalam 4.3Menyajikan hasil penggalian
informasi tentang konsep
keberagaman daerah
perubahan cuaca dan
3.4Memahami makna pengaruhnya terhadap
Bersatu dalam kehidupan manusia dalam
keberagaman di bentuk tulis menggunakan
lingkungan sekitar. kosakata baku dan kalimat
4.4Menyajikan bentuk-bentuk efektif.
kebersatuan dalam
keberagaman di lingkungan
sekitar.
Tema 5
Subtema 1
Keadaan
Cuaca
PJOK
SBDP 3.5 Memahami kombinasi
3.2 Mengetahui bentuk dan variasi berbagai pola gerak dominan
pada irama dalam lagu. (bertumpu, bergantung,
4.2 Menampilkan bentuk dan keseimbangan,
variassi irama melalui lagu. berpindah/lokomotor, tolakan,
putaran, ayunan, melayang, dan
mendarat) dalam aktivitas senam
lantai.
4.5 Mempraktikkan kombinasi
Matematika berbagai pola gerak dominan
3.4 Menggeneralisasi ide pecahan (bertumpu, bergantung,
sebagai bagian dari keseluruhan keseimbangan,
menggunakan benda-benda berpindah/lokomotor, tolakan,
konkret. putaran, ayunan, melayang, dan
4.4 Menyajikan pecahan sebagai mendarat) dalam aktivitas senam
bagian dari keseruhuan lantai.
menggunakan benda-benda
konkret.
9

Berdasarkan pemetaan tema di atas, maka peneliti akan memfokuskan


ke KD yang termasuk ke dalam pembelajaran PPKn. Berikut pemetaan
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator materi PPKn
bersatu dalam keberagaman tema 5 subtema 1:
a) Kompetensi Inti
KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga, dan negara.
KI 3 Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan
perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
b) Kompetensi Dasar
3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan
sekitar
c) Indikator
3.4.1 Siswa dapat menjelaskan arti penting bersatu dalam keberagaman
daerah dengan benar (C2).
3.4.2 Siswa dapat Menyebutkan manfaat dari bersatu dalam keberagaman
daerah dengan benar (C1).
3.4.3 Siswa dapat mengkategorikan Bahasa daerah dari masing masing
daerah dengan benar (C2)
3.4.4 Siswa dapat menentukan sikap tolong menolong baik itu dirumah,
disekolah, dan dim masyarakat dengan benar (C2)
10

4) Materi Bersatu dalam Keberagaman di Kelas 3 Semester II


Berdasarkan indikator yang sudah dipaparkan di atas, materi PPKn kelas
III semester 2 yang akan dipelajari yaitu:
a. Makna bersatu dalam keberagaman daerah
Di Indonesia memiliki berbagai keberagaman, baik di antaranya
keberagaman suku, bahasa, budaya, dan makanan. Indonesia yang terdiri
atas beberapa pulau membuat Indonesia memiliki banyak sekali suku
bangsa yang berbeda-beda. Teman-teman di lingkungan rumah dan
sekolahmu dapat berasal dari berbagai suku bangsa. Dengan adanya asal
daerah berbeda pasti juga akan membuat Bahasa daerah nya pun berbeda.
Suatu negara yang memiliki keberagaman suku bangsa tidak akan
menjadi masalah jika bangsanya memiliki sikap tolerasi. Toleransi
adalah cara menghargai dan menerima perbedaan dari segala sesuatu
yang berbeda dari kita. Toleransi merupakan sikap yang paling
sederhana, yang dapat menciptakan kerukunan. Dengan kita memiliki
sikap toleran, kita dapat menerima dengan lapang dada akan perbedaan
keberagaman dengan sangat baik serta menghindarkan kita dari
perpecahan suku bangsa. Keberagaman yang ada tidak akan dipandang
sebagai pembeda. Contoh dari sikap toleransi di sekolah adalah
menghargai teman yang berbeda agama atau keyakinan, tidak membeda-
bedakan teman mentaati peraturan sekolah, saling tolong menolong
terhadap teman, menghormati teman yang beragam lain untuk beribadah
sesuai keyakinan yang dianut, tidak memilih milih teman yang berbeda
suku atau daerah (tidak melakukan perundungan), serta menghormati
guru sebagai orang yang lebih tua.
b. Manfaat sikap bersatu dalam keberagaman
Berikut merupakan manfaat bersatu dalam keberagaman:
(1) mempererat tali persaudaraan, (2) membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat selesai, (3) menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama, (4)
menumbuhkan rasa persatuan antar teman, (5) terjalin kerjasama yang
baik,(6) menumbuhkan toleransi antar sesama, dan (7) meningkatkan
11

kerukunan. (8) saling menghargai, dan (9) tidak membeda-bedakan


teman.
c. Menuliskan Keberagaman Bahasa Daerah dan Perilaku
Menunjukkan Persatuan

No Bahasa Daerah Asal Daerah

1 Bahasa Jawa Jawa Tengah , Jawa


Timur
2 Bahasa Sunda Jawa Barat
3 Bahasa Minang Sumatra Barat
4 Bahasa Bugis Sulawesi Selatan
5 Bahasa Banjar Kalimantan Selatan
6 Bahasa Asmat sama’ Papua

d. Tolong menolong di lingkungan sekolah


Sekolah merupakan tempat yang paling tepat untuk mengajarkan
persatuan dalam keberagaman. Sebab ketika berada di sekolah anak
sudah mulai beradaptasi dengan berbagai keragaman (Patmawati, 2019:
22). Tolong menolong merupakan contoh sikap bersatu yang diajarkan
di lingkungan sekolah. Berikut contoh sikap tolong menolong di
lingkungan sekolah yaitu: (1) menolong teman yang tidak membawa
alat tulis dengan cara meminjamkan alat tulis, (2) menolong teman yang
sedang sakit dengan cara mengantarkannya ke ruang UKS, (3)
menolong teman dengan cara melaporkan kepada guru di sekolah
apabila ada teman yang dibully, dan (4) menolong ibu guru yang
kesusahan membawa buku dari kantor.
e. Tolong menolong di lingkungan rumah
Sikap kerja sama dan gotong royong harus ditanamkan sejak dini
pada setiap anak. Lingkungan yang paling dekat dengan anak adalah
lingkungan keluarga, oleh karena itu penerapan sikap kerja sama dan
gotong royong dapat dimulai dari lingkup keluarga. Keluarga memiliki
peran yang penting untuk membantu tumbuh kembang anak. Contoh
12

sikap tolong menolong di lingkungan rumah yaitu menolong ayah


mengambil barang yang dibutuhkan, menolong ibu mencuci baju, dan
menjaga adik.
f. Tolong menolong di lingkungan masyarakat
Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, maka dari itu
tolong menolong merupakan cara manusia untuk melangsungkan
hidupnya. Contoh sikap tolong menolong di lingkungan keluarga yaitu
menolong tetangga yang sedang kesusahan atau terkena musibah,
membantu fakir miskin, dan membantu orang yang sudah tua
menyeberang jalan.
5) Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan yaitu bagian esensial dari eksistensi manusia,
karena pengetahuan merupakan buah dan aktivitas berfikir yang
dilakukan oleh manusia (Octaviana, 2021). Adapun pendapat dari
(Donsu, 2017) pengetahuan adalah segala sesuatu hasil dari rasa
keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting
dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior.
b. Menurut Notoatmodjo dalam (Ihza, 2021) pengetahuan mempunyai
Tahapan sebagai berikut:
1) Tahu (Know) Pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas ingatan
saja, sehingga tahapan ini merupakan tahapan paling rendah dalam
pengetahuan.
2) Memahami (Comprehension) Pengetahuan definisikan menjadi
kecakapan untuk menerangkan sesuatu dengan benar. Seseorang
dapat memberikan penjelasan, menyimpulkan, dan
menginterprestasikan pengetahuan tersebut.
3) Aplikasi (Application) Pengetahuan yang dimiliki dapat
diaplikasikan atau diterapkan pada kehidupan nyata.
4) Analisis (Analysis) Analisis merupakan penjabaran dari materi ke
dalam komponenkomponen yang saling berkaitan. Analisis dapat
13

digunakan untuk menggambarkan, memisahkan,


mengelompokkan, serta membangdingkan sesuatu.
5) Sintesis (Synthesis) Keterampilan seseorang dalam
menghubungkan berbagai elemen pengetahuan yang ada
membentuk model baru yang lebih komprehensif. Kemampuan
yang dimaksud dalam hal ini adalah menyusun, merencanakan,
mengkatagorikan, menggambarkan serta menciptakan sesuatu.
6) Evaluasi (Evaluation) Kemampuan terhadap penilaian terhadap
suatu materi atau objek.
c. Menurut Fitriani dalam (Yuliana,2017), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah:
1) Pendidikan Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar,
semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah
seseorang tersebut untuk 7 menerima sebuah informasi.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini
menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin
banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan
sikap positif terhadap objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang
didapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
2) Media massa/ sumber informasi Informasi yang diperoleh baik
dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan
pengetahuan jangka pendek (immediatee impact), sehingga
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan
teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi
baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar,
14

majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh


besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
3) Sosial budaya dan Ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik
atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar
individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal
tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan
direspon sebagai pengetahuan.
5) Pengalaman Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.
6) Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya
tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan
semakin banyak.
d. Katagori Pengetahuan dapat didefinisikan dengan skala yang bersifat
deskriptif berdasarkan tingkat pengetahuan sebagai berikut menurut
(Masturoh, 2018).
1) Pengetahuan dinilai baik bilamana yang didapatkan 76-100
2) Pengetahuan dinilai cukup bilamana nilai yang didapatkan 56-75
3) Pengetahuan dinilai kurang bilamana nilai yang didapatkan < 56
e. Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu sesuatu yang diperoleh peserta didik setelah mereka
mendapatkan pengalaman belajar yang berupa perubahan tingkah laku
baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
15

Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini meliputi ranah kognitif
siswa. Berikut penjabaran Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah
direvisi Anderson dan Krathwohl (Gunawan dan Palupi, 2012: 105-
108):
1) Mengingat (remember)
Mengingat merupakan kemampuan mendapatkan kembali
pengetahuan dari memori atau ingatan, baik yang baru didapatkan
maupun yang sudah lama digunakan.
2) Memahami (understand)
Memahami berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami
berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan
membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul
ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang
merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.
3) Menerapkan (apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
penyelesaian permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi
pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan
meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan
mengimplementasikan (implementing).
4) Menganalisis (analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari
keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu
bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
5) Mengevaluasi (evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Evaluasi meliputi
mengecek (checking) dan mengkritisi (evaluate).
16

6) Menciptakan (create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-
unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang
koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk
baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau
pola yang berbeda dari sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas ranah kognitif (pengetahuan)
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa mata pelajaran PPKn
tentang bersatu dalam keberagaman dan pengetahuan digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa.
6) Model Quantum Teaching dengan Komputer
a) Pengertian Model Quantum Teaching
Model pembelajaran tersebut, menurut (Rachmawati, 2012) dalam
buku (Daryanto, 2017) model pembelajaran yang dapat membagi unsur
unsur pembelajaran menjadi dua kategori seperti konteks dan isi
(Rachmawati, 2012). Kategori konteks meliputi: suasana hati, suasana
lingkungan belajar yang diatur dengan baik, dasar pembelajaran,
presentasi dan fasilitas. Sedangkan kategori isi meliputi: pengajar akan
menemukan keterampilan bagaimana mengatakan kurikulum, pengajar
akan menemukan strategi belajar yang diperlukan oleh peserta didik, yaitu:
baik presentasi, fasilitas yang dinamis,keterampilan belajar untuk belajar
dan keterampilan hidup.
Menurut (Yanuarti dan Sobandi, 2016) bahwa Quantum Teaching
adalah model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena
menggunakan prinsip sugesti dan menekankan kreativitas siswa agar lebih
aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan
pemahaman yang mereka miliki. Oleh karena itu hasil belajar yang baik
pasti diikuti dengan meningkatnya pengetahuan seseorang.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
model Quantum Teaching adalah suatu proses belajar dengan memberikan
latar belakang dan strategi untuk meningkatkan pembelajaran dan
membuat proses tersebut lebih menyenangkan bersama.
17

b) Langkah-langkah Model Quantum Teaching


Model Quantum Teaching memiliki konsep rancangan belajar yang sering
disebut dengan TANDUR. Disebutkan oleh (Yahya, 2017) langkah model
Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1) Tumbuhkan
Guru menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa, kemudian
memberitahukan siswa bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas
pendidikan mereka sendiri serta mengaitkan pelajaran dengan masa depan.
2) Alami
Guru melakukan pembelajaran dengan memberikan pengalaman langsung
kepada siswa tentang apa yang sedang dipelajari supaya mampu
mengaktifkan seluruh panca indera mereka.
3) Namai
Guru dalam mengajarkan konsep atau pemberian nama dilakukan setelah
pengalaman didapatkan oleh siswa supaya sesuatu yang didapatkan akan
lebih bermakna dan berkesan bagi siswa.
4) Demonstrasikan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuan serta tingkat pemahaman mereka melalui penyajian di depan
kelas, permainan, menjawab pertanyaan, dan menunjukkan hasil pekerjaan.
5) Ulangi
Guru mengulas materi pembelajaran untuk memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa yakin atau tahu terhadap kemampuan siswa.
6) Rayakan
Guru merayakan keberhasilan siswa yang telah mengerjakan tugas dengan
baik dengan pujian tepuk tangan atau hadiah.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah pembelajaran model Quantum Teaching yaitu: Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Langkah-langkah ini biasa
disingkat dengan kata TANDUR. Langkah-langkah TANDUR adalah
18

langkah yang diterapkan oleh peneliti pada penelitian yang dilakukan di SD


Negeri Sonorejo 2 Sukoharjo
c) Kelebihan Model Quantum Teaching
Setiap model pembelajaran pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan,
sama halnya dengan model pembelajaran quantum teaching memiliki
kelebihan dan kekurangan juga, berikut menurut (Shoimin 2014):
1) Kelebihan model pembelajaran quantum teaching
 Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
 Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, saat proses
pembelajaran perhatian siswa dapat dipusatkan kepada halhal yang
dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati
secara teliti.
 Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
 Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. e. Siswa
didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
 Karena model pembelajaran quantum teaching membutuhkan kreativitas
dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk
belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap
harinya.
 Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh
siswa
2) Kekurangan model pembelajaran quantum teaching
 Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di
samping memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
 Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
19

 Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha


seseorang siswa, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian, dll
dapat mengganggu kelas lain.
 Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
 Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa
ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
 Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik
diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian
dan kesabaran itu diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai
sebagaimana mestinya.
d) Media Komputer
1) Pengertian Media Komputer
Asal kata media berasal dari bahasa Latin “medio” yang
diartikan sebagai antara. Pada hakikatnya, media merupakan kata
jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau pengantar. (Usep,
2016). Media berfungsi sebagai penunjang pembelajaran peserta
didik, juga membantu guru yang kesulitan dalam menyampaikan
materi dan kerumitan dalam sebuah materi yang akan dijadikan bahan
ajar. Komputer menurut KBBI yaitu alat elektronik otomatis yang
dapat menghitung atau mengolah data secara cermat menurut yang
diinstruksikan, dan memberikan hasil pengolahan, serta dapat
menjalankan sistem multimedia (film, musik, televisi, faksimile, dan
sebagainya), biasanya terdiri atas unit pemasukan, unit pengeluaran,
unit penyimpanan, serta unit pengontrolan.
2) Pengertian Aplikasi Software
Secara bahasa, istilah aplikasi berasal dari bahasa inggris yaitu
“application”. Application memiliki arti penerapan atau penggunaan.
Sedangkan secara istilah, pengertian aplikasi adalah suatu program
yang siap untuk digunakan yang dibuat untuk melaksanakan suatu
fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain yang
dapat digunakan oleh suatu sasaran yang akan dituju. (Fakhri,2018).
20

jadi, kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa aplikasi adalah suatu


program komputer berwujud “software” yang dibuat untuk
mengerjakan dan melaksanakan tugas-tugas khusus seperti dalam hal
mengolah dokumen, mengatur program windows, game, perniagaan
dan lain – lain yang tentunya melayani kebutuhan aktivitas manusia.
7) Model Quantum Teaching dengan Komputer
Model Quantum Teaching adalah metode yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa karena menggunakan prinsip sugesti dan menekankan kreativitas
siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat
mengembangkan pemahaman yang mereka miliki. Adapun langkah-langkah
penerapan model Quantum Teaching dengan multimedia yaitu: (1) tumbuhkan
menggunakan komputer, guru menumbuhkan semangat, motivasi, dan minat
belajar siswa melalui kegiatan menyanyi bersama-sama menggunakan bantuan
video, (2) alami menggunakan komputer, guru menghubungkan materi dengan
pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari melalui penayangan
gambar dan teks powerpoint tentang bersatu dalam keberagaman, (3) namai,
guru membangun konsep dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
menggunakan soal tes tentang bersatu dalam keberagaman, (4)
demonstrasikan, siswa mendemonstrasikan apa yang sudah mereka diskusikan
dan guru mempersilakan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi serta
mempersilakan kelompok lain untuk menanggapi presentasi temannya, (5)
ulangi menggunakan komputer,, guru mengulang materi yang telah
disampaikan sebelumnya tentang bersatu dalam keberagaman melalui teks
powerpoint yang kemudian siswa dipersilakan untuk mencatatnya pada buku
tulis masing-masing, (6) rayakan dengan komputer, guru merayakan akhir
pembelajaran dengan tepuk tangan, pemberian hadiah, dan menayangkan video
sebagai ice breaking.
Berdasarkan uraian di atas tentang model Quantum Teaching dengan
komputer,, dapat disimpulkan bahwa model Quantum Teaching dengan
komputer, adalah model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum saat ini
dimana pembelajaran berpusat pada siswa selain itu siswa dianjurkan aktif
21

dalam proses pembelajaran. Dengan aktifnya siswa diharapkan pengetahuan


anak akan bertambah dan hasil belajar siswa pun akan meningkat.

B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan awal pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02
dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran PPKn masih rendah, hal ini dapat dilihat
pada hasil latian mengerjakan soal PPKn, dari 31 siswa hanya ada 16 (52%) siswa
yang nilainya di atas KKM (75). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang
berlangsung masih kurang berhasil. Masalah tersebut dikarenakan kegiatan
pembelajaran masih berpusat pada guru serta guru belum menggunakan model
pembelajaran yang inovatif, sehingga masih banyak siswa yang bosan pada saat
pembelajaran.
Masalah tersebut harus diperbaiki oleh guru melalui pembelajaran yang
inovatif dengan menggunakan model pembelajaran interaktif dan penerapan media
dalam pembelajaran. Model pembelajaran Quantum Teaching dengan computer
merupakan penggabungan yang tepat untuk untuk pembelajaran PPKn yang identik
dengan pengetahuan menghafal. Oleh sebab itu, pembelajaran akan disajikan lebih
menarik, sehingga siswa aktif dalam belajar, siswa mudah memahami materi, dan
pengetahuan siswa bertambah karena pelajaran yang di sampaikan mudah diingat
siswa dan diharapkan hasil belajar siswa meningkat.
Dengan demikian penerapan model Quantum Teaching dengan computer
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn tentang Bersatu
dalam Keberagaman Daerah pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran
2023/2024. Kerangka berpikir lebih jelasnya digambarkan pada gambar 2.2 berikut ini:
22

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Kondisi 1. Pembelajaran 1. Siswa tidak aktif


Awal berpusat pada guru dalam pembelajaran
2. Guru 2. Siswa kurang
menyampaikan memahami materi
materi dengan PPKn
metode ceramah 3. Hasil belajar PPKn
belum mencapai
KKM
Tindakan Penerapan model
Quantum Teaching
1. Meningkatkan
dengan komputer
semangat belajar
siswa
2. Siswa lebih aktif
dalam pembelajaran
3. Siswa lebih mudah
memahami materi
Pengetahuan PPKn
pembelajaran
tentang Bersatu dalam
4. Merangsang
Keberagaman Daerah
kreativitas siswa
pada siswa kelas III SD
Negeri Sonorejo 02 5. Siswa antusias
Kondisi Tahun Ajaran
Akhir 2023/2024 meningkat.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan kerangka berpikir, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian yaitu, “Apabila penerapan model Quantum Teaching
dengan komputer dilakukan dengan tepat, maka dapat meningkatkan pengetahuan
mata pelajaran PPKn tentang bersatu dalam keberagaman daerah pada siswa kelas III
SD Negeri Sonorejo 02 tahun ajaran 2023/2024.”
23

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Sonorejo 02 Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 31 siswa, yang terdiri dari
22 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Tabel 3.1. Daftar Nama Siswa kelas III

NO KECAMATAN NAMA SISWA


1 Sukoharjo Afkar Devano Pradita
2 Sukoharjo Agil Aditya Ramadhan
3 Sukoharjo Alandra Alvaro
4 Sukoharjo Alvin Azaria Gafar
5 Sukoharjo Atharich Tahta Tiyota
6 Sukoharjo Aulia Cahya Malia Putri
7 Sukoharjo Azam Varian Maulana
8 Sukoharjo Azka Fattah Dewangga
9 Sukoharjo Berkah Galia Ramadhan
10 Sukoharjo Bunga Versya Anggraini
11 Sukoharjo Callista Aurelia Taraka
12 Sukoharjo Debby Prabowo Saputro
13 Sukoharjo Dhea Chyntia Dewi
14 Sukoharjo Erika Santia Ananda
15 Sukoharjo Evellyn Ramizah Elya Putri
16 Sukoharjo Felicia Syahda Vania Nur Aini
17 Sukoharjo Ferry Dwi Saputra
18 Sukoharjo Fukayna Aisy Azzalea
19 Sukoharjo Gibran Indra Maulana
20 Sukoharjo Hanifah Vizier
21 Sukoharjo Hanoona Ammara Phalosa
22 Sukoharjo Joenatan Pasha
23 Sukoharjo Laras Ayu Amalia
24 Sukoharjo Muhammad Rosyid Alkahfi
25 Sukoharjo Revyanto Bintang Pamungkas
26 Sukoharjo Riska Auliana
27 Sukoharjo Samuel Abimanyu Wicaksono
24

28 Sukoharjo Selfiana Anggreaini Aprilia


29 Sukoharjo Shifa Novita Arum
30 Sukoharjo Suryo Aji Wicaksono
31 Sukoharjo Yudha Dwi Cahyono

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sonorejo 02 yang berlokasi
Sayemrejo, RT.2/RW.6, Kayen, Sonorejo, Kec. Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah 57551.
3. Waktu Penelitian
Jadwal penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
Penelitian dilaksanakan pada semester genap bulan April tahun pelajaran
2023/2024, adapun tahap-tahap sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Waktu Penelitian

No Siklus Hari/Tanggal Waktu


1. Pra Siklus Rabu, 10 April 2021 10.00 – 11.15
2. Siklus I Rabu, 17 April 2021 10.00 – 11.15
3. Siklus II Rabu, 03 Mei 2021 10.00 – 11.15

4. Pihak yang Membantu


Adapun pihak yang membantu dalam penelitian ini antara lain:
a. Drs. Haryanto, M.Pd selaku Bapak Tutor / Supervisor I sekaligus
pembimbing dalam penyusunan pembuatan tugas Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP/ PDGK 4501);
b. Triyani, S.Pd. SD selaku Kepala Sekolah sekaligus Supervisor II yang
telah memberikan bimbingan, izin dan membantu terlaksananya
penelitian di SDN Sonorejo 02 Sukoharjo
c. Teman-teman guru SDN Sonorejo 02 Sukoharjo yang telah ikut
membantu dalam pelaksanaan penelitian .
d. Siswa kelas III sebagai subyek penelitian dalam penelitian ini.
25

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan beberapa
mulai tahap dari Prasiklus, siklus I dan siklus II
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian (modifikasi Arikunto, Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, 2013: 137)

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Selesai

1. Prasiklus
Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan
sebagaiberikut:
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan
RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan
metode ceramah, (2) menyiapkan sarana pendukung seperti
26

ruang kelas, materi, (3) menyiapkan instrumen tes tertulis, dan


(4) mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan guru melakukan pembelajaran
dengan metode ceramah. Setiap langkah guru menguasai jalannya
pelajaran.
1) Kegiatan awal :
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas
(tindakan preventif). Berdoa bersama kemudian presensi
kehadiran siswa. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Apersepsi dengan bernyanyi dan tanya jawab materi bersatu
dalam keberagaman
2) Kegiatan Inti
 Guru menjelasakan tentang pengertian Bersatu dalam
Keberagaman, menggali informasi dari siswa tentang
materi tersebut.
 Guru meminta siswa mengerjakan soal yang ada di LKS
3) Kegiatan Akhir:
 Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
c. Tahap Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik
pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari
suatu sistem. Pada tahap prasiklus sebenarnya berlangsung
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yaitu mengamati
aktivitas proses pembelajaran tentang sikap di dalam proses
pembelajaran, keaktifan siswa, ketepatan siswa dalam
menjawab pertanyaan guru serta dalam hasil pembelajaran.
Dalam proses pengamatan, peneliti dibantu oleh supervisor II
yaitu kepala sekolah. Selain mengamati aktivitas siswa,
supervisor II juga mengamati aktivitas guru, persiapan alat,
27

menjalankan keberlangsungan di dalam kelas, kelengkapan


materi dan penguasaan materi selama kegiatan pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Hasil pengamatan prasiklus yang dilaksanakan bersama
supervisor II kemudian didiskusikan. Dan peneliti mencari
berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan Tindakan.
Kemudia masalah dianalisis dan di carikan solusi. Dan melihat
hasil nilai siswa pada prasiklus masih banyak yang belum
mencapai KKM, maka peneliti berusaha memperbaiki dengan
strategi pembelajaran supaya pengetahuan siswa bertambah
baik dan hasil nilainya pun meningkat atau lulus KKM.
2. Siklus I
Rancangan prosedur perbaikan pembelajaran akan diuraikan
sebagaiberikut:
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan
RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan
model pembelajaran Quantum Teaching, (2) menyiapkan sarana
pendukung seperti ruang lab komputer, materi, (3) menyiapkan
instrumen tes menggunakan media komputer, dan (4)
mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru. (5)
menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk
mendokumentasikan pelaksanaan tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Guru (peneliti) melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
dalam skenario pembelajaran pada siklus I.Pelaksanaan
tindakan pada siklus I dilakukan 2 pertemuan.Langkah-langkah
yang dilaksanakan pada tindakan siklus I sebagai berikut:
1) Kegiatan awal :
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas
(tindakan preventif). Berdoa bersama kemudian presensi
28

kehadiran siswa. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.


Apersepsi dan Tumbuhkan dengan bernyanyi lagu daerah.
2) Kegiatan Inti :
 Guru menjelasakan tentang pengertian Bersatu dalam
Keberagaman yang terdiri dari: Makna bersatu dalam
keberagaman daerah, manfaat sikap bersatu dalam
keberagaman, menuliskan Keberagaman Bahasa Daerah dan
Perilaku Menunjukkan Persatuan, Tolong Tolong menolong di
lingkungan rumah, tolong menolong di lingkungan sekolah,
Tolong menolong di lingkungan masyarakat.
 Guru meminta setiap anak untuk mengerjakan soal pada
computer
 Guru dan siswa membahas soal sambil berdiskusi
3) Kegiatan Akhir:
 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Siswa
diberikan tugas untuk mempelajari peran tokoh masing-masing
dari drama yang telah dibuat untuk bermain peran pada
pertemuan selanjutnya (tindak lanjut). Penyampaian pesan-
pesan moral dari guru. Salam penutup.
 Siswa diarahkan agar selalu berlatih soal soal agar melatih
kemampuan kognitif
 Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan sebuah video
(Bahasa sunda vs bahasa jawa)
 Guru mengajak siswa berdoa Bersama dan pembelajaran ditutup
dengan salam
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan ini dilakukan selama
proses pembelajaran melalui penerapan model Quantum Teaching
dengan computer. Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri dan
diamati oleh supervisor II. Kemudian setelah di akhir sesi dan
didapati siswa yang masih belum lulus KKM yaitu sebanyak 6 anak.
29

d. Tahap Refleksi
Peneliti melakukan refleksi dan meminta saran kepada
supervisor 2 yaitu kepala sekolah bagaimana proses pembelajaran
berlangsung. Pada penerapan model pembelajaran Quantum Teaching
dilaksanakan dengan enam langkah yaitu: (1) tumbuhkan menggunakan
computer, (2)alami menggunakan computer (3) namai, (4)
demonstrasikan, (5) ulangi menggunakan computer (6) rayakan
menggunakan computer Semua langkah-langkah telah dilaksanakan
sesuai rancangan yang dibuat. Namun ada satu hal yang menurut peneliti
membuat beberapa anak masih ada yang nilai nya belum mencaapai
KKM. Menurut annalisa peneliti hal tersebut dikarenakan 15 anak ini
masih terlihat bercanda dan bersendau gurau dengan teman nya saat
mengerjakan soal yang ada di computer. Oleh karena hal tersebut
peneliti akan melaksanakan siklus 2 dalam rangka mengoptimalkan
pengetahuan dan hasil belajar siswa 6 tersebut.
Setelah berdiskusi dengan kepala sekolah, diperoleh temuan
mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai siswa kurang maksimal
antara lain:
1) Sikap siswa saat proses pembelajaran masih asyik bermain dan
tidak memperhatikan soal yang ada dikomputer dengan saksama.
2) Ketika siswa 6 ini yang terbagi menjadi 2 kelompok , diminta untuk
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka pasif dan tidak mau ikut
berpartisipasi layaknya teman teman yang lain nya.
3) Pada saat guru melontarkan sebuah pertanyaan dan meminta siswa
tersebut mengutarakan pendapat, justru anak anak ini tidak mau
berbicara dan cenderung menarik diri.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) menganalisis
kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk menentukan suatu
perbaikan, (2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan
30

dengan menggunakan model Quantum Teaching, (2) menyiapkan


sarana pendukung seperti ruangl lab komputer, materi, sumber,dan
media pembelajaran, (3) menyiapkan instrumen tes berupa sebuah
aplikasi software dan (4) mempersiapkan lembar observasi siswa dan
guru. (5) Alat untuk mendokumentasikan proses pembelajaran.
Perbaikan tindakan yang akan dilakukan dari hasil refleksi siklus I
yaitu:
1) Guru memisahkan tempat duduk ke 6 anak tersebut dan tidak di
kelompokkan, sehingga 1 anak 1 komputer
2) Guru akan lebih memotivasi siswa agar dalam proses pembelajaran
tidak bermain dan memperhatikan setiap penjelasan guru.
3) Guru memmbuat sebuah soal yang sudah di unggah pada sebuah
aplikasi software agar lebih menarik siswa dalam mengerjakan
soal.
4) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas nya masing
masing
5) Mendampingi siswa yang berdiri di depan untuk
mempresentasikan hasil pekerjaan yang telah ia kerjakan.
6) Memberikan pujian kepada siswa yang belum lulus KKM tersebut
agar ia terafirmasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan perbaikan dari temuan pada siklus I.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus II sebagai
berikut :
 Kegiatan awal:
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas
(tindakan preventif). Berdoa bersama kemudian presensi kehadiran
siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran secara singkat dan jelas.
Apersepsi : tepuk anak pintar bersama dan tanya jawab terkait materi
yang kemarin sudah disampaikan yaitu Bersatu dalam keberagaman
31

 Kegiatan inti dilaksanakan dengan alokasi waktu selama 50 menit,


diawali dengan langkah kedua alami menggunakan komputer, guru
menyajikan materi mengenai makna bersatu dalam keberagaman
daerah melalui power point yang ditayangkan melalui layar
proyektor. Langkah ketiga namai, guru membagikan sebuah link
untuk dikerjakan siswa, guru membimbing setiap siswa untuk
mengerjakan soal, keempat demonstrasikan, guru menjelaskan cara
mempresentasikan hasil jawaban dan mempersilakan setiap siswa
untuk mempresentasikan, Langkah kelima ulangi yaitu mengulangi
lagi soal dan jawaban dan membahas pertanyaan yang dilontarkan
siswa, Langkah ke enam yaitu rayakan dengan menyanyikan sebuah
lagu daerah dan menayangkan sebuah video perbedaan Bahasa.
 Kegiatan akhir dilaksanakan selama 10 menit, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami, siswa Bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini
dan diakhiri dengan doa dan salam.
c. Observasi Siklus
Kegiatan observasi atau pengamatan ini dilakukan selama proses
pembelajaran melalui penerapan model Quantum Teaching dengan
computer. Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri dan diamati oleh
supervisor II. Supervisor II mengamati kegiatan pembelajaran
menggunakan lembar observasi terhadap guru dan siswa
 kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan membahas jawaban dari
aplikasi Quiziiz yang sudah dikerjakan siswa
 melakukan penilaian hasil pekerjaan siswa pada lembar penilaian
d. Tahap Refleksi
Guru membuat refleksi atas Tindakan siklus II . Pada tahap ini
peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran
dan hasil belajar pada siswa tentang Bersatu dalam keberagaman
daerah.
32

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian (modifikasi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu


Pendekatan Praktek, 2013: 137)
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Selesai

Berdasarkan gambar di atas, penelitian tindakan kelas ini dilakukan


dalam tiga siklus yaitu siklus I, II, dan III. Penelitian dihentikan jika sudah
mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Masih-masing siklus
melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Adapun uraian tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti yaitu: (1) koordinasi
dengan guru kelas III SD Negeri Jatimalang mengenai waktu
pelaksanaan tindakan, (2) bertukar pikiran dengan guru kelas III SD
Negeri Jatimalang tentang model Quantum Teaching dengan
multimedia, (3) mengembangkan skenario pembelajaran menjadi RPP,
(4) menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) menyiapkan media
pembelajaran, (6) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar
observasi, pedoman wawancara, dan lembar evaluasi, dan (7)
menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk
mendokumentasikan pelaksanaan tindakan.
33

b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi rancangan tindakan yang
telah dibuat. Materi yang disampaikan guru pada siklus I pertemuan
satu yaitu arti penting bersatu dalam keberagaman dan cara tolong
menolong di lingkungan sekolah sebagai wujud sikap bersatu dalam
keberagaman. Pertemuan dua yaitu cara tolong menolong di lingkungan
rumah sebagai wujud sikap bersatu dalam keberagaman.
c. Pengamatan
Selama pembelajaran berlangsung, pengamatan dilakukan oleh
observer yang dilakukan oleh peneliti dan dua teman sejawat. Observer
mengamati berlangsungnya proses pembelajaran dan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan peneliti. Observer juga mengamati
apakah terdapat kendala selama proses pembelajaran berlangsung.
Untuk mendukung hasil observasi, peneliti melakukan dokumentasi
dan wawancara kepada siswa dan guru dengan pedoman wawancara.
Hasil dari pengamatan ini dijadikan sebagai bahan refleksi menyusun
perencanaan selanjutnya.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi guru dan observer melakukan analisis pelaksanaan
dan menyimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Peneliti
dapat membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan
kondisi sesudah diberikan tindakan siklus I.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) merefleksi hasil
tindakan pada siklus I, (2) merefleksi kendala dan solusi yang ada pada
siklus I agar tidak terulang pada siklus II, (3) menentukan waktu
pelaksanaan tindakan, (4) peneliti menyusun RPP, dan lembar tes hasil
belajar, (5) menyiapkan media pembelajaran, (6) menyiapkan
instrumen penelitian berupa lembar observasi, pedoman wawancara,
34

dan lembar evaluasi, dan (7) menyiapkan alat dokumentasi berupa


kamera untuk mendokumentasikan pelaksanaan tindakan.
b. Pelaksanaan
Materi yang disampaikan guru pada siklus II pertemuan satu yaitu
makna bersatu dalam keberagaman dan contoh bersatu dalam
keberagaman. Pertemuan dua yaitu manfaat sikap bersatu dalam
keberagaman dan contoh Bahasa daerah sebagai wujud dalam
keberagaman.
c. Observasi
Selama pembelajaran berlangsung, pengamatan dilakukan oleh guru
dan supervisor II. Supervisor sebagi Observer mengamati
berlangsungnya proses pembelajaran dan mengisi lembar observasi
yang telah disediakan peneliti. Observer juga mengamati apakah
terdapat kendala selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari
pengamatan ini dijadikan sebagai bahan refleksi menyusun
perencanaan selanjutnya.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi guru melakukan analisis pelaksanaan dan
menyimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus II. Peneliti dapat
membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan kondisi
sesudah diberikan tindakan siklus II.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah
yang diteliti, sebagai berikut:
Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa.
Peneliti melakukan penilaian melalui tes formatif yang dikemas ke
dalam aplikasi software bernama Quiziiz.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sonorejo 02 yang
berlokasi di Desa Sayemrejo, RT.2/RW.6, Kayen, Sonorejo, Kecamatan
Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57551. Subjek penelitian
ini yaitu siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 tahun ajaran 2022/2023
yang berjumlah 31 siswa, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan.
Pada kegiatan prasiklus peneliti melakukan observasi, dan analisis
dari hasil belajar siswa mata pelajaran PPKn subtema keberagaman daerah
terdapat temuan temuan yang mana siswa masih merasakan bosan dalam
pembelajaran diakibatkan guru menjelaskan materi yang terlempau banyak
dengan motode ceramah. Sehingga pembelajaran masih terpusat pada guru
dan masih didominasi dengan ceramah, Kemudian saat dilakukan test
formatif mata pelajaran PPKn, peserta didik yang melampaui nilai
KKM(75) sebanyak 16 anak (51 %) dari total siswa 31.
Adapun hasil nilai siswa yang didapatkan dari pelaksanaan siklus
I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus siswa kelas 3 ( mata pelajaran PPKN)
No Nama Siswa Nilai

1 Afkar Devano Pradita 60


2 Agil Aditya Ramadhan 40
3 Alandra Alvaro 50
4 Alvin Azaria Gafar 40
5 Atharich Tahta Tiyota 90
6 Aulia Cahya Malia Putri 80
7 Azam Varian Maulana 90
8 Azka Fattah Dewangga 60
9 Berkah Galia Ramadhan 30
10 Bunga Versya Maret Anggraini 30
11 Callista Aurelia Taraka 80
12 Debby Prabowo Saputro 70
13 Dhea Chyntia Dewi 60
14 Erika Santia Ananda 90
15 Evellyn Ramizah Elya Putri 30
16 Felicia Syahda Vania Nur Aini 90
17 Ferry Dwi Saputra 90
18 Fukayna Aisy Azzalea 80
19 Gibran Indra Maulana 80
20 Hanifah Vizier 50
21 Hanoona Ammara Phalosa 50
22 Joenatan Pasha 70
23 Laras Ayu Amalia 70
24 Muhammad Rosyid Alkahfi 60
25 Revyanto Bintang Pamungkas 60
26 Riska Auliana 80
27 Samuel Abimanyu Wicaksono 90
28 Selfiana Anggreaini Aprilia 80
29 Shifa Novita Arum 90
30 Suryo Aji Wicaksono 90
31 Yudha Dwi Cahyono 80
Total 2110
Rata - rata 68,06
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari jumlah murid 31 anak
ada 15 anak (48,38%) yang tidak lulus nilai KKM. Nilai tertinggi anak
adalah 90 sebanyak 7 anak (22,58%), sedangkan dan nilai terendah
adalah 30 yaitu terdapat 3 anak (9,6%).
Tabel 4.2 Nilai Siklus I siswa kelas 3 (mata pelajaran PPKN)
No Nama Siswa Nilai

1 Afkar Devano Pradita 80


2 Agil Aditya Ramadhan 80
3 Alandra Alvaro 80
4 Alvin Azaria Gafar 90
5 Atharich Tahta Tiyota 90
6 Aulia Cahya Malia Putri 80
7 Azam Varian Maulana 90
8 Azka Fattah Dewangga 80
9 Berkah Galia Ramadhan 90
10 Bunga Versya Maret Anggraini 90
11 Callista Aurelia Taraka 80
12 Debby Prabowo Saputro 80
13 Dhea Chyntia Dewi 80
14 Erika Santia Ananda 90
15 Evellyn Ramizah Elya Putri 80
16 Felicia Syahda Vania Nur Aini 90
17 Ferry Dwi Saputra 90
18 Fukayna Aisy Azzalea 80
19 Gibran Indra Maulana 80
20 Hanifah Vizier 50
21 Hanoona Ammara Phalosa 80
22 Joenatan Pasha 90
23 Laras Ayu Amalia 70
24 Muhammad Rosyid Alkahfi 40
25 Revyanto Bintang Pamungkas 50
26 Riska Auliana 80
27 Samuel Abimanyu Wicaksono 90
28 Selfiana Anggreaini Aprilia 80
29 Shifa Novita Arum 90
30 Suryo Aji Wicaksono 90
31 Yudha Dwi Cahyono 80
Total 2490
Rata - rata 80,32
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari jumlah murid 31 anak
ada 4 anak (12,90%) yang tidak lulus nilai KKM. Nilai tertinggi anak
adalah 90 sebanyak 12 anak (38,70%), sedangkan dan nilai terendah
adalah 40 yaitu terdapat 1 anak (3,2%).

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a) Perencanaan
Peneliti menyiapkan perencanaan pada pertemuan ini meliputi:
 koordinasi dengan Supervisor II SDN Sonorejo 02 mengenai
waktu pelaksanaan tindakan
 mengembangkan skenario pembelajaran menjadi RPP
 Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung (ruang lab
computer, materi pembelajaran, media pembelajaran)
 menyiapkan Lembar Observasi Siswa : LKS, Daftar hadir,
Buku penilaian
 menyiapkan lembar atau instrument penilaian : berupa
penilaian tes objektif
b) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak
sebagai guru/ pengajar kegiatan pembelajaran di kelas III SDN
Sonorejo 02 (wali kelas) sedangkan kepala sekolah berperan
menjadi supervisor II untuk melakukan observasi atau
pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran. Pada
tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak dua jam pertemuan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menerapkan model
Quantum Teaching dengan computer dengan langkah-langkah:
(1) tumbuhkan menggunakan computer 2) alami menggunakan
computer (3) namai, (4) demonstrasikan, (5) ulangi menggunakan
computer, (6) rayakan menggunakan computer.
Pertemuan 1 dalam siklus I dilaksanakan pada hari Senin,
10 April 2023. Siswa yang hadir pada pembelajaran pertemuan 1
sebanyak 31 siswa. Materi pertemuan 1 tentang: menjelaskan arti
penting bersatu dalam keberagaman daerah, nenyebutkan manfaat
Bersatu dalam keberagaman daerah, menglasifikasi kan berbagai
Bahasa daerah sebagai wujud sikap bersatu dalam keberagaman.
Kegiatan awal dilakukan selama kurang lebih 10 menit.
Kegiatan yang dilakukan pada pembukaan yaitu: salam pembuka,
menanyakan kabar, berdoa, menyanyikan lagu Garuda Pancasila,
menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, melakukan
apersepsi dari mata pelajaran yang lalu.
Kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan selama 50 menit.
diawali dengan guru menyajikan materi arti penting bersatu dalam
keberagaman dan cara tolong-menolong di lingkungan sekolah,
rumah, dan lingkungan melalui power point yang ditayangkan
melalui layar proyektor. Langkah selanjutnya yaitu namai diawali
dengan pembentukan kelompok dengan anggota 4-5 anak, setelah
itu guru membagikan LKS, guru membimbing setiap kelompok
saat berdiskusi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi untuk
mengerjakan LKS. Langkah keempat demonstrasikan, guru
menjelaskan cara mempresentasikan hasil diskusi, mempersilakan
setiap kelompok untuk mempresentasikan dan
mendemonstrasikan hasil kerja kelompoknya dalam mengerjakan
LKS, selanjutnya guru bersama siswa menanggapi hasil
presentasi setiap kelompok. Langkah kelima ulangi guru
mengulangi materi dengan menampilkan power point teks yang
berisi rangkuman materi arti penting bersatu dalam keberagaman.
Langkah keenam merupakan langkah terakhir yaitu rayakan
menggunakan komputer, guru bersama siswa mengapresiasi
keberhasilan siswa dan kelompok yang berprestasi dengan
memberikan hadiah dan menonton video berjudul “buka tutup”
sebagai ice breaking yang ditampilkan pada layar proyektor
sebagai relaksasi dan pembelajaran untuk siswa.
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 10 menit, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami dan diakhiri dengan salam.
c) Observasi Siklus I
Siklus I pada hari senin, 10 April 2021 yaitu dilakukan
pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama
proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh kepala
sekolah terhadap RPP dan yang melaksanakan pembelajaran
adalah guru. Kegiatan pengamatan ini menggunakan lembar
observasi yang sudah dipersiapkan.
Observasi difokuskan pada beberapa aspek diantaranya: (1)
RPP yang dijadikan pedoman mengajar guru (peneliti), (2) hasil
penilaian tes Bersatu dalam keberagaman daerah dengan oleh
siswa. Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai
partisipan aktif yang mengendalikan proses pembelajaran.
Sementara kepala sekolah sebagai supervisor II atau bisa disebut
pengamat (penilai) dari pihak sekolah yang mengamati dan
menilai proses pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti.
d) Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan siswa terhadap materi PPKn
tentang bersatu dalam keberagaman daerah mengalami
peningkatan dibandingkan dengan saat pra siklus.
Pada penerapan model pembelajaran Quantum Teaching
dilaksanakan dengan enam langkah yaitu: (1) tumbuhkan
menggunakan komputer (2) alami menggunakan komputer (3)
namai, (4) demonstrasikan, (5) ulangi menggunakan komputer dan
(6) rayakan menggunakan komputer. Semua langkah-langkah telah
dilaksanakan sesuai rancangan yang dibuat. Berdasarkan hasil
observasi penerapan model Quantum Teaching dengan komputer
terhadap guru pada siklus I sebesar 62%. Hasil pengamatan
supervisor II terhadap guru yang mendapatkan persentase rendah
yaitu pada langkah namai menggunakan komputer disebabkan
karena guru ketika penerapan pada langkah tersebut masih
menggunakan media buku atau LKS belum menggunakan
computer. Sehingga anak anak dalam mengerjakan soal Latihan
masih bercanda tidak ada hal menarik yang membuat mereka
segera mengerjakan soal Latihan dengan sungguh sungguh.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2


Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Siklus II
dilaksanakan pada hari Senin, 17 April 2023. Bertolak dari hasil
refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama supervisor II yang
sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara yang
tepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Adapun
hasil dari diskusi yang telah dilakukan yaitu:
 Guru harus berusaha memberikan motivasi agar minat,
keaktifan, kerjasama, dan kesungguhan di dalam proses
pembelajaran
 Mengubah media pembelajaran yang sudah dibuat pada siklus I
dengan media computer dan aplikasi software bernama Quiziiz.
 Guru memberikan contoh kepada siswa agar berani dan
percaya diri tampil berbicara di depan kelas
 Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar
siswa semakin berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga
akan lebih meningkatkan keaktifannya. Misalnya dengan ice
breaking yang lebih menarik dan inovatif.
 Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar
mempunyai rasa tanggung jawab serta berperan aktif terhadap
kelompoknya.
a) Perencanaan Tindakan Siklus II
Peneliti dan kepala sekolah berdiskusi untuk merencanakan
Tindakan yang akan dilakukan dalam proses siklus II ini.
Adapun tahapan nya sebagai berikut:
1) merefleksi hasil tindakan pada siklus I,
2) merefleksi kendala dan solusi yang ada pada siklus I agar
tidak terulang pada siklus II,
3) menentukan waktu pelaksanaan tindakan,
4) peneliti menyusun RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
lembar tes hasil belajar,
5) menyiapkan media pembelajaran berupa computer dan
soal yang sudah di unggah ke laman Quiziiz
6) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar
observasi, lembar evaluasi yang diserahkan kepada
supervisor II
7) menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk
mendokumentasikan pelaksanaan tindakan.
b) Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,03 Mei
2023. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang
laboratorium computer SDN Sonorejo 02. Pada tindakan siklus
II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan
tindakan dilakukan dengan menerapkan model Quantum
Teaching dengan komputer dengan langkah-langkah: (1)
tumbuhkan menggunakan komputer (2) alami menggunakan
komputer (3) namai, (4) demonstrasikan, (5) ulangi
menggunakan komputer (6) rayakan menggunakan computer.
Pertemuan dalam siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 03
Mei 2023 Siswa yang hadir pada pembelajaran siklus II
sebanyak 31 siswa. Materi pada pertemuan ini yaitu
menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman,
menyimpulkan makna bersatu dalam keberagaman, dan
mengklasifikasi contoh bersatu dalam keberagaman yang
terbentuk dalam Bahasa daerah.
Kegiatan awal dilakukan selama kurang lebih 10 menit.
Kegiatan yang dilakukan pada pembukaan yaitu: salam
pembuka, menanyakan kabar dan melakukan presensi
kehadiran siswa, berdoa, menyanyikan lagu daerah potong
bebek angsa (Tumbuhkan dengan komputer), menyampaikan
tujuan dan manfaat pembelajaran.
Kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan selama 40 menit.
diawali dengan langkah kedua alami menggunakan komputer,
guru menyajikan materi makna bersatu dalam keberagaman
melalui tayangan sebuah video (Alami dengan komputer).
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai makna
bersatu dalam keberagaman dan contoh sikap bersatu dalam
keberagaman (Namai), Langkah berikutnya guru memberikan
sebuah soal formatif yang dikerjakan melalui aplikasi software
kemudian siswa diminta mempresentasikan hasil jawaban nya
di depan kelas (Demonstrasi)
Langkah kelima (Ulangi) menggunakan komputer, guru
mengulangi materi dengan menampilkan power point teks yang
berisi rangkuman materi makna bersatu dalam keberagaman
dan contoh sikap bersatu dalam keberagaman, guru melakukan
tanya jawab dengan siswa serta meminta siswa untuk mencatat
rangkuman tersebut pada buku tulis. Langkah keenam
merupakan langkah terakhir yaitu (Rayakan) menggunakan
multimedia, guru bersama siswa mengapresiasi keberhasilan
siswa dan kelompok yang berprestasi dengan memberikan
hadiah dan diakhir penghujung menonton video yang berjudul
“sunda vs jawa” sebagai ice breaking yang ditampilkan pada
layar proyektor sebagai relaksasi dan pembelajaran untuk
siswa.
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 10 menit, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum dipahami. Kemudian diakhiri dengan doa
dan salam.
C. Pembahasan dari setiap siklus
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terjadi peningkatan
pengetahuan terlihat dari hasil penilaian pada siklus I dan siklus II. Secara
garis besar, penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang
telah dikemukakan peneliti pada bagian bab I Penerapan Model Quantum
Teaching dengan computer
Quantum Teaching dengan komputer yang dilakukan guru dan siswa
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Terbukti dengan banyaknya
siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 15
siswa(48,38%) dari 31 siswa pada pra siklus. Namun setelah diubah untuk
model pembelajaran dan media nya pada siklus I yang tidak lulus KKM
hanya sebanyak 4 anak saja (12,90%) dari 31 anak. Dan saat di siklus II
diubah untuk penyampaian soal pada siswa yang membuat siswa lebih
tertarik mengerjakan soal-soal Latihan, yaitu menggunakan sebuah
aplikasi software Bernama Quiziiz yang sangat membantu siswa untuk
lebih aktif dalam mengerjakan soal tersebut. Dan pada siklus II ini angka
keberhasilan atau yang lulus KKM sebanyak 31 anak (100%) dari total
anak 31 juga.
Permasalahan yang terjadi sehingga guru melakukan pembelajaran
PPKn subtema bersatu dalam keberagaman daerah model Quantum
Teaching dengan Komputer diantaranya adalah: (1) siswa sulit
dikondisikan sehingga masih beberapa anak bercanda dengan temannya,
(2) siswa belum aktif dalam pembelajaran, (3) siswa belum berani
menyampaikan hasil diskusi dan menanggapi hasil diskusi teman,(4) siswa
masih belum semangat mengerjakan soal soal formatif.
Kekurangan model Quantum Teaching dengan computer dalam
penelitian tindakan kelas ini berupa (1) model ini dibutuhkan persiapan
dan perencanaan yang matang di samping membutuhkan waktu yang
lumayan lama, (2) fasilitas seperti alat-alat komputer yang mencukupi
tidak selalu tersedia dengan baik (3) model pembelajaran ini diperlukan
ketelitian dan kesabaran terutama dalam meningkatkan motivasi kepada
siswa agar selalu merespon positif upaya guru.
Adapun solusi dari kendala tersebut yaitu: (1) guru meluruskan
Kembali pada niatan awal, bahwasannya seorang pendidik harus berupaya
optimal dalam mencerdaskan anak didiknya, itulah yang menjadi
penyemangat guru. (2) bekerjasama dengan teman sejawat missal guru
computer dalam membantu mempersiapkan lab computer beserta peralatan
supaya Ketika praktik siklus 1 maupun 2 tidak ada kendala yang berarti.
(3) Proses setiap siklus agar menghasilkan perubahan kearah yang lebih
baik membuat guru lebih bekerja keras agar membuat siswa nya dapat
meraih nilai yang memuaskan, yaitu nilai di atas KKM. Hal ini lah yang
perlu dipupuk supaya membuat guru merasa ini memang menjadi
kewajiabn pendidik. (4) menambah lingkup pertemanan guru dalam
memajukan pembelajaran kepada siswa, missal nya forum KKG ataupun
forum yang bersifat sosialisasi pembelajaran terkini yang berhubungan
dengan teknologi dan informasi komunikasi.
BAB V
Simpulan dan Saran serta Tindak Lanjut

1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model Quantum
Teaching dalam mata pelajaran PPKn dengan tema keberagaman daerah
pada siswa kelas III SDN Sonorejo 02 Sukoharjo dapat disimpulkan bahwa:
a. Langkah-langkah penerapan model Quantum Teaching dengan
komputer untuk meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn
tentang bersatu dalam keberagaman daerah pada siswa kelas III SD
Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran 2022/2023 yaitu: (a) tumbuhkan
menggunakan komputer, (b) alami menggunakan komputer, (c)
namai, (d) demonstrasikan, (e) ulangi menggunakan komputer, dan (f)
rayakan menggunakan computer
b. Penerapan model Quantum Teaching dengan multimedia dapat
meningkatkan pengetahuan mata pelajaran PPKn tentang bersatu
dalam keberagaman daerah pada siswa kelas III SD Negeri Negeri
Sonorejo 02 Tahun Ajaran 2022/2023 terbukti dari hasil nilai yang
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I diketahui 16
anak (51,61) dari 31 siswa telah mencapai nilai KKM (75) dan
meningkat pada siklus II sebanyak 31 anak (100%) dari 31 anak yang
verhasil mencapai nilai KKM (75). Dengan demikian model
pembelajaran Quantum Teaching dengan media computer sangat
efektif untuk pembelajaran siswa, hal ini terlihat dari pengetahuan
yang meningkat terbukti dari hasil nilai siswa yang mengalami
peningkatan kelulusan nilai KKM.
2. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan penelitian tindakan kelas yang sudah peneliti
lakukan, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Siswa belajar fokus terhadap kegiatan pembelajaran dan tidak
bercanda ataupun bercerita dengan temannya saat KBM
berlangsung
2) Siswa diharapkan meningkatkan keberanian dalam bertanya
tentang materi yang belum dipahami dan berani untuk
menyampaikan pendapatnya.
b. Bagi Guru
1) Guru sebaiknya lebih bersabar dalam menghadapi siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru, terutama siswa kelas rendah.
c. Bagi Sekolah
1) Sekolah bisa menambah sarana dan prasarana penunjung
pembelajaran, terutama yang berbau teknologi informasi dan
komunikasi (komputer)
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran/Tema : PPkn / Cuaca (5)


Satuan Pendidikan : SD Negeri Sonorejo 02
Kelas/Semester : III (Tiga)/II (Dua)
Pertemuan ke :1
Waktu Pelaksanaan : 10 April 2023

I. STANDAR KOMPETENSI
3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan
sekitar.

II. KOMPETENSI DASAR


Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan sekitar.

III. INDIKATOR
3.4.1 Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman daerah (C2).
3.4.2 Menyimpulkan makna sikap bersatu dalam keberagaman daerah
(C1).
3.4.3 Mengklasifikasikan contoh bersatu dalam keberagaman daerah
(C3).

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Melalui Penjelasan Guru, siswa mampu menjelaskan makna bersatu
dalam keberagaman daerah dengan tepat.
2. Melalui diskusi siswa dapat menyimpulkan makna sikap bersatu dalam
keberagaman daerah dengan benar
3. Siswa dapat mengklasifikasikan contoh-contoh keberagaman bahasa
daerah melalui pengamatan gambar atau video dengan benar

V. MATERI AJAR
1. Makna bersatu dalam keberagaman daerah
Di Indonesia memiliki berbagai keberagaman, baik di antaranya
keberagaman suku, bahasa, budaya, dan makanan. Indonesia yang
terdiri atas beberapa pulau membuat Indonesia memiliki banyak sekali
suku bangsa yang berbeda-beda. Teman-teman di lingkungan rumah
dan sekolahmu dapat berasal dari berbagai suku bangsa. Dengan adanya
asal daerah berbeda pasti juga akan membuat Bahasa daerah nya pun
berbeda. Suatu negara yang memiliki keberagaman suku bangsa tidak
akan menjadi masalah jika bangsanya memiliki sikap tolerasi.
Toleransi adalah cara menghargai dan menerima perbedaan dari
segala sesuatu yang berbeda dari kita. Toleransi merupakan sikap yang
paling sederhana, yang dapat menciptakan kerukunan. Dengan kita
memiliki sikap toleran, kita dapat menerima dengan lapang dada akan
perbedaan keberagaman dengan sangat baik serta menghindarkan kita
dari perpecahan suku bangsa. Keberagaman yang ada tidak akan
dipandang sebagai pembeda. Contoh dari sikap toleransi di sekolah
adalah menghargai teman yang berbeda agama atau keyakinan, tidak
membeda-bedakan teman mentaati peraturan sekolah, saling tolong
menolong terhadap teman, menghormati teman yang beragam lain
untuk beribadah sesuai keyakinan yang dianut, tidak memilih milih
teman yang berbeda suku atau daerah(tidak melakukan perundungan),
serta menghormati guru sebagai orang yang lebih tua.
2. Manfaat sikap bersatu dalam keberagaman
Berikut merupakan manfaat bersatu dalam keberagaman:
(1) mempererat tali persaudaraan, (2) membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat selesai, (3) menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama, (4)
menumbuhkan rasa persatuan antar teman, (5) terjalin kerjasama yang
baik,(6) menumbuhkan toleransi antar sesama, dan (7) meningkatkan
kerukunan. (8) saling menghargai, dan (9) tidak membeda-bedakan
teman.
3. Menuliskan Keberagaman Bahasa Daerah dan Perilaku
Menunjukkan Persatuan

No Bahasa Daerah Asal Daerah

1 Bahasa Jawa Jawa Tengah


2 Bahasa Sunda Jawa Barat
3 Bahasa Minang Sumatra Barat
4 Bahasa Bugis Sulawesi Selatan
5 Bahasa Banjar Kalimantan Selatan
6 Bahasa Asmat Papua
VI. METODE PEMBELAJARANs
a. Pendekatan Pembelajaran : saintifik
b. Model Pembelajaran : Ceramah
c. Metode Pembelajaran : Penjelasan, tanya jawab,
pengamatan, pemberian tugas

VII. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN


Kegiatan Deskripsi Waktu
1. Guru membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam,
menanyakan kabar siswa, berdoa
dan melakukan presensi
2. Guru menyampaikan tujuan
Kegiatan
pembelajaran. 10 menit
Awal
3. Guru melakukan apersepsi
dengan menanyai mata pelajaran
sebelumnya
4. (Guru mengulas materi
pembelajaran sebelumnya
5. Guru menjelaskan makna
bersatu dalam keberagaman
dengan pengalaman sehari-hari.
6. Guru meminta murid
menyebutkan manfaat Bersatu
dalam keberagaman daerah
Ayo Berlatih
Kegiatan
7. Guru meminta setiap anak untuk 50 menit
Inti
mengerjakan soal pada LKS.
8. Guru dan siswa membahas soal
sambil berdiskusi
9. Guru memberikan kesempatan
anak menanggapi ataupun
bertanya
.
10. Siswa dan Guru bersama-sama
siswa membuat kesimpulan /
Kegiatan rangkuman hasil belajar
10menit
Akhir 11. Guru mengajak siswa berdoa
Bersama
12. Menutup dengan salam
VIII. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
a. Media Pembelajaran : Buku LKS, Gambar di Ruang kelas
IX. PENILAIAN
a. Penilaian Pengetahuan
1. Prosedur : akhir pembelajaran
2. Jenis penilaian : tertulis
3. Teknik : tes
4. Bentuk : objektif
5. Instrument : lembar soal (Terlampir)
6. Alat Penilaian :
a. Tes soal LKS
b. Lembar hasil kerja siswa

Sukoharjo, 10 April 2023

Mengetahui,
Kepala SDN Sonorejo 02 Mahasiswa

Triyani, S.Pd. SD Tiva Raras Armista


NIP 1965 0614 199011 2 001 NIM 857839036

Butir Soal

Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar!


1. Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam dikarenakan oleh…..
a. Perbedaan kondisi lingkungan yang ditempati
b. Persamaan lingkungan pulau yang ditempati
c. Banyaknya gunung berapi di Indonesia
d. Persamaan jenis iklim antar pulau di Indonesia
2. Indonesia terdiri dari…..
a. Tiga suku
b. Lima suku
c. Banyak suku
d. Sedikit suku
3. Keberagaman suku yang ada di Indonesia harus di maknai sebagai….
a. Perpecahan bangsa
b. Kemunduran Negara
c. Kekayaan bangsa
d. Kelemahan bangsa
4. Yang termasuk keberagaman budaya di Indonesia adalah di bawah ini,
kecuali…..
a. Bahasa daerah
b. Pakaian adat
c. Mata uang
d. Rumah adat

5. Fano berasal dari Bali dan Edo berasal dari Maluku. Mereka tetap
bermain bersama dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Sikap
Dayu dan Edo dinamakan…..
a. Sikap iri hati
b. Sikap toleransi
c. Suka membeda-bedakan teman
d. Sikap semaunya sendiri

6. Makna Bhineka Tunggal ika adalah


a. Berbeda beda tetapi tetap satu jua
b. Berbeda beda tetapi berpisah juga
c. Berbeda beda tetapi bercerai jua
d. Berbeda beda tetapi bersua juga

7. Bahasa sunda merupakan jenis Bahasa dari daerah …..


a. Jawa barat
b. Jawa timur
c. Jawa tengah
d. Jawa selatan

8. Saat mendatangi kegaiatan gelar budaya sikap kita seharusnya….


a. Menghargai
b. Mengina
c. Mengolok-olok
d. Diam saja
9. Agar budaya kita tidak hilang, sebaiknya kita…..
a. Membiarkan
b. Melupakan
c. Lestarikan
d. Biasa saja
10. Dibawah ini merupakan contoh melestarikan budaya bangsa,
kecuali….
a. Mengembangkan budaya sendiri
b. Menyanyikan lagu daerah
c. Suka makan fastfood
d. Megenal kesenian daerah

KUNCI JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA


1. A 6. A
2. C 7. A
3. C 8. A
4. C 9. C
5. B 10. C

SKOR PENILAIAN

Jawaban benar x 10 =
Dokumentasi Kegiatan
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I

Mata pelajaran/Tema : PPkn / Cuaca (5)


Satuan Pendidikan : SD Negeri Sonorejo 02
Kelas/Semester : III (Tiga)/II (Dua)
Pertemuan ke :1
Alokasi Waktu : 2x35 menit
Hari tanggal :24 April 2023

I. STANDAR KOMPETENSI
3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan
sekitar.

II. KOMPETENSI DASAR


Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan sekitar.

III. INDIKATOR
3.4.1 Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman daerah (C2).
3.4.2 Menyimpulkan makna sikap bersatu dalam keberagaman daerah
(C1).
3.4.3 Mengklasifikasikan contoh bersatu dalam keberagaman daerah
(C3).

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Melalui Penjelasan Guru, siswa mampu menjelaskan makna bersatu
dalam keberagaman daerah dengan tepat.
2. Melalui diskusi siswa dapat menyimpulkan makna sikap bersatu dalam
keberagaman daerah dengan benar
3. Siswa dapat mengklasifikasikan contoh-contoh keberagaman bahasa
daerah melalui pengamatan gambar atau video dengan benar

V. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Bagi Guru
a. Guru mampu untuk memvariasikan model belajar dan menggunakan
alat bantu dalam proses pembelajaran untuk menjelaskan konsep
bersatu dalam keberagaman daerah.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pengetahuan siswa sehingga diharapkan hasil belajar
siswa tentang konsep bersatu dalam keberagaman daerah lebih baik.
b. Memperbaiki nilai bagi siswa yang belum mencapai KKM.
VI. MATERI AJAR

1. Makna bersatu dalam keberagaman daerah


Di Indonesia memiliki berbagai keberagaman, baik di antaranya
keberagaman suku, bahasa, budaya, dan makanan. Indonesia yang
terdiri atas beberapa pulau membuat Indonesia memiliki banyak sekali
suku bangsa yang berbeda-beda. Teman-teman di lingkungan rumah
dan sekolahmu dapat berasal dari berbagai suku bangsa. Dengan adanya
asal daerah berbeda pasti juga akan membuat Bahasa daerah nya pun
berbeda. Suatu negara yang memiliki keberagaman suku bangsa tidak
akan menjadi masalah jika bangsanya memiliki sikap tolerasi.
Toleransi adalah cara menghargai dan menerima perbedaan dari
segala sesuatu yang berbeda dari kita. Toleransi merupakan sikap yang
paling sederhana, yang dapat menciptakan kerukunan. Dengan kita
memiliki sikap toleran, kita dapat menerima dengan lapang dada akan
perbedaan keberagaman dengan sangat baik serta menghindarkan kita
dari perpecahan suku bangsa. Keberagaman yang ada tidak akan
dipandang sebagai pembeda. Contoh dari sikap toleransi di sekolah
adalah menghargai teman yang berbeda agama atau keyakinan, tidak
membeda-bedakan teman mentaati peraturan sekolah, saling tolong
menolong terhadap teman, menghormati teman yang beragam lain
untuk beribadah sesuai keyakinan yang dianut, tidak memilih milih
teman yang berbeda suku atau daerah(tidak melakukan perundungan),
serta menghormati guru sebagai orang yang lebih tua.
2. Manfaat sikap bersatu dalam keberagaman
Berikut merupakan manfaat bersatu dalam keberagaman:
(1) mempererat tali persaudaraan, (2) membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat selesai, (3) menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama, (4)
menumbuhkan rasa persatuan antar teman, (5) terjalin kerjasama yang
baik,(6) menumbuhkan toleransi antar sesama, dan (7) meningkatkan
kerukunan. (8) saling menghargai, dan (9) tidak membeda-bedakan
teman.
3. Menuliskan Keberagaman Bahasa Daerah dan Perilaku
Menunjukkan Persatuan

No Bahasa Daerah Asal Daerah

1 Bahasa Jawa Jawa Tengah


2 Bahasa Sunda Jawa Barat
3 Bahasa Minang Sumatra Barat
4 Bahasa Bugis Sulawesi Selatan
5 Bahasa Banjar Kalimantan Selatan
6 Bahasa Asmat Papua

VII. METODE PEMBELAJARANs


a. Pendekatan Pembelajaran : saintifik
b. Model Pembelajaran : Quantum Teaching
c. Metode Pembelajaran : Penjelasan, tanya jawab,
pengamatan, pemberian tugas

VIII. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN


Kegiatan Deskripsi Waktu
1. Guru membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam,
menanyakan kabar siswa, berdoa
dan melakukan presensi
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan 3. Guru melakukan apersepsi
10 menit
Awal dengan mengajak anak bernyanyi
lagu “potong bebek
angsa”(Tumbuhkan)
4. (Guru mengulas materi
pembelajaran tentang bersatu
dalam keberagaman yang pernah
dipelajari.(Alami)
5. Guru berdiskusi dan
Kegiatan
menyimpulkan dengan siswa 50 menit
Inti
materi tentang bersatu dalam
keberagaman dengan
pengalaman sehari-hari.
(Namai)

Ayo Berlatih
6. Guru meminta setiap anak untuk
mengerjakan soal pada
LKS.(Demonstrasi)
7. Guru dan siswa membahas soal
sambil berdiskusi(Ulangi)
8. Guru memberikan kesempatan
anak menanggapi ataupun
bertanya
.
9. Siswa dan Guru bersama-sama
siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar
10. Siswa diarahkan agar selalu
berlatih soal soal agar melatih
Kegiatan kemampuan kognitif
10menit
Akhir 11. Guru menyanyikan sebuah lagu
dan siswa mengikuti “ lagu aku
anak sehat” (Rayakan)
12. Guru mengajak siswa berdoa
Bersama
13. Menutup dengan salam

IX. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR


a. Media Pembelajaran : Komputer

X. PENILAIAN
a. Penilaian Pengetahuan
1. Prosedur : akhir pembelajaran
2. Jenis penilaian : tertulis
3. Teknik : tes
4. Bentuk : objektif
5. Instrument : lembar soal (Terlampir)
6. Alat Penilaian :
a. Tes soal LKS
b. Lembar hasil kerja siswa

Sukoharjo, 17 April 2023

Mengetahui,
Kepala SDN Sonorejo 02 Mahasiswa

Triyani, S.Pd. SD Tiva Raras Armista


NIP 1965 0614 199011 2 001 NIM 857839036

Butir Soal

Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar!


1. Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam dikarenakan oleh…..
a. Perbedaan kondisi lingkungan yang ditempati
b. Persamaan lingkungan pulau yang ditempati
c. Banyaknya gunung berapi di Indonesia
d. Persamaan jenis iklim antar pulau di Indonesia
2. Indonesia terdiri dari…..
a. Tiga suku
b. Lima suku
c. Banyak suku
d. Sedikit suku
3. Keberagaman suku yang ada di Indonesia harus di maknai sebagai….
a. Perpecahan bangsa
b. Kemunduran Negara
c. Kekayaan bangsa
d. Kelemahan bangsa
4. Yang termasuk keberagaman budaya di Indonesia adalah di bawah ini,
kecuali…..
a. Bahasa daerah
b. Pakaian adat
c. Mata uang
d. Rumah adat
5. Fano berasal dari Bali dan Edo berasal dari Maluku. Mereka tetap
bermain bersama dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Sikap
Dayu dan Edo dinamakan…..
a. Sikap iri hati
b. Sikap toleransi
c. Suka membeda-bedakan teman
d. Sikap semaunya sendiri

6. Makna Bhineka Tunggal ika adalah


a. Berbeda beda tetapi tetap satu jua
b. Berbeda beda tetapi berpisah juga
c. Berbeda beda tetapi bercerai jua
d. Berbeda beda tetapi bersua juga

7. Bahasa sunda merupakan jenis Bahasa dari daerah …..


a. Jawa barat
b. Jawa timur
c. Jawa tengah
d. Jawa selatan

8. Saat mendatangi kegaiatan gelar budaya sikap kita seharusnya….


a. Menghargai
b. Mengina
c. Mengolok-olok
d. Diam saja

9. Agar budaya kita tidak hilang, sebaiknya kita…..


a. Membiarkan
b. Melupakan
c. Lestarikan
d. Biasa saja
10. Dibawah ini merupakan contoh melestarikan budaya bangsa,
kecuali….
a. Mengembangkan budaya sendiri
b. Menyanyikan lagu daerah
c. Suka makan fastfood
d. Megenal kesenian daerah
KUNCI JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA
1. A 6. A
2. C 7. A
3. C 8. A
4. C 9. C
5. B 10. C

SKOR PENILAIAN

Jawaban benar x 10 =
Dokumentasi kegiatan siklus 1
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II

Mata pelajaran/Tema : PPkn / Cuaca (5)


Satuan Pendidikan : SD Negeri Sonorejo 02
Kelas/Semester : III (Tiga)/II (Dua)
Pertemuan ke :1
Alokasi Waktu : 2x35 menit
Hari tanggal :24 April 2023

I. Standar Kompetensi
3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan
sekitar.

II. KOMPETENSI DASAR


Memahami makna bersatu dalam keberagaman daerah di lingkungan sekitar.

III. INDIKATOR
3.4.1 Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman daerah (C2).
3.4.2 Menyimpulkan makna sikap bersatu dalam keberagaman daerah
(C1).
3.4.3 Mengklasifikasikan contoh bersatu dalam keberagaman daerah
(C3).

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Melalui Penjelasan Guru, siswa mampu menjelaskan makna bersatu
dalam keberagaman daerah dengan tepat.
2. Melalui diskusi siswa dapat menyimpulkan makna sikap bersatu dalam
keberagaman daerah dengan benar
3. Siswa dapat mengklasifikasikan contoh-contoh keberagaman Bahasa
daerah melalui pengamatan gambar atau video dengan benar

V. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Bagi Guru
a. Guru mampu untuk memvariasikan model belajar dan menggunakan
alat bantu dalam proses pembelajaran untuk menjelaskan konsep
bersatu dalam keberagaman daerah.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pengetahuan siswa sehingga diharapkan hasil belajar
siswa tentang konsep bersatu dalam keberagaman daerah lebih baik.
b. Memperbaiki nilai bagi siswa yang belum mencapai KKM.
VI. MATERI AJAR

1. Makna bersatu dalam keberagaman daerah


Di Indonesia memiliki berbagai keberagaman, baik di antaranya
keberagaman suku, bahasa, budaya, dan makanan. Indonesia yang
terdiri atas beberapa pulau membuat Indonesia memiliki banyak sekali
suku bangsa yang berbeda-beda. Teman-teman di lingkungan rumah
dan sekolahmu dapat berasal dari berbagai suku bangsa. Dengan adanya
asal daerah berbeda pasti juga akan membuat Bahasa daerah nya pun
berbeda. Suatu negara yang memiliki keberagaman suku bangsa tidak
akan menjadi masalah jika bangsanya memiliki sikap tolerasi.
Toleransi adalah cara menghargai dan menerima perbedaan dari
segala sesuatu yang berbeda dari kita. Toleransi merupakan sikap yang
paling sederhana, yang dapat menciptakan kerukunan. Dengan kita
memiliki sikap toleran, kita dapat menerima dengan lapang dada akan
perbedaan keberagaman dengan sangat baik serta menghindarkan kita
dari perpecahan suku bangsa. Keberagaman yang ada tidak akan
dipandang sebagai pembeda. Contoh dari sikap toleransi di sekolah
adalah menghargai teman yang berbeda agama atau keyakinan, tidak
membeda-bedakan teman mentaati peraturan sekolah, saling tolong
menolong terhadap teman, menghormati teman yang beragam lain
untuk beribadah sesuai keyakinan yang dianut, tidak memilih milih
teman yang berbeda suku atau daerah(tidak melakukan perundungan),
serta menghormati guru sebagai orang yang lebih tua.
2. Manfaat sikap bersatu dalam keberagaman
Berikut merupakan manfaat bersatu dalam keberagaman:
(1) mempererat tali persaudaraan, (2) membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat selesai, (3) menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama, (4)
Menumbuhkan rasa persatuan antar teman, (5) terjalin kerjasama yang
baik, (6) menumbuhkan toleransi antar sesama, dan (7) meningkatkan
kerukunan. (8) saling menghargai, dan (9) tidak membeda-bedakan
teman.

3. Menuliskan Keberagaman Bahasa Daerah dan Perilaku


Menunjukkan Persatuan

No Bahasa Daerah Daerah

1 Bahasa Jawa Jawa Tengah


2 Bahasa Sunda Jawa Barat
3 Bahasa Minang Sumatra Barat
4 Bahasa Bugis Sulawesi Selatan
5 Bahasa Banjar Kalimantan Selatan
6 Bahasa Asmat Papua

VII. METODE PEMBELAJARANs


a. Pendekatan Pembelajaran : saintifik
b. Model Pembelajaran : Quantum Teaching
c. Metode Pembelajaran : Penjelasan, tanya jawab,
pengamatan, pemberian tugas

VIII. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN


Kegiatan Deskripsi Waktu Metode
1. Guru membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam,
menanyakan kabar siswa, berdoa
dan melakukan presensi
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan 3. Guru melakukan apersepsi
10 menit
Awal dengan mengajak anak bernyanyi
lagu “potong bebek
angsa”(Tumbuhkan)
4. (Guru mengulas materi
pembelajaran tentang bersatu
dalam keberagaman yang pernah
dipelajari.(Alami)
5. Guru berdiskusi dan
menyimpulkan dengan siswa
materi tentang bersatu dalam
keberagaman dengan pengalaman
sehari-hari. (Namai)

Ayo Berlatih
6. Guru meminta setiap anak untuk
mengerjakan soal pada
Kegiatan
komputer.(Demonstrasi) 50 menit
Inti
7. Guru meminta siswa mencatat
hasilnya pada selembar kertas dan
dikumpulkan
8. Guru dan siswa membahas soal
sambil berdiskusi(ulangi)
9. Guru memberikan kesempatan
anak menanggapi ataupun
bertanya
.
10. Siswa dan Guru mengevaluasi
hasil pembelajaran sebagai
refleksi
11. Bersama-sama siswa membuat
kesimpulan / rangkuman hasil
belajar
12. Siswa diarahkan agar selalu
berlatih soal soal agar melatih
Kegiatan 10
kemampuan kognitif
Akhir menit
13. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan sebuah
video (Bahasa sunda vs bahasa
jawa) (Rayakan)
14. Guru mengajak siswa berdoa
Bersama
15. Menutup dengan salam
.

IX. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR


a. Media Pembelajaran : Komputer

X. PENILAIAN
a. Penilaian Pengetahuan
1. Prosedur : akhir pembelajaran
2. Jenis penilaian : tertulis
3. Bentuk : objektif
4. Instrument : lembar soal (Terlampir)
Rekap Penilaian Pengetahuan tentang Keberagaman Daerah
Yang belum lulus KKM (75) =
Nama Siswa PPKn (3.4) Ket
Arjuna 60 Remidi
Fabian 60 Remidi
Raihan 50 Remidi
Angga 60 Remidi
Dipdha 70 Remidi
Fahmi 50 Remidi
anisa 60 Remidi
marta 60 Remidi
yustina 30 Remidi

b. Tindak Lanjut
a. Remedial
 Kegiatan remidi dilaksanakan apabila nilai PPKn kurang
dari KKM (skor kurang dari 75).
 Guru memberikan bimbingan bagi siswa yang belum
memahami materi.
 Siswa mengerjakan soal remedial.

Butir Soal

Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar.

1. Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam dikarenakan oleh…..


a. Perbedaan kondisi lingkungan yang ditempati
b. Persamaan lingkungan pulau yang ditempati
c. Banyaknya gunung berapi di Indonesia
d. Persamaan jenis iklim antar pulau di Indonesia

2. Indonesia terdiri dari…..


a. Tiga suku
b. Lima suku
c. Banyak suku
d. Sedikit suku

3. Keberagaman suku yang ada di Indonesia harus di maknai sebagai….


a. Perpecahan bangsa
b. Kemunduran Negara
c. Kekayaan bangsa
d. Kelemahan bangsa

4. Yang termasuk keberagaman budaya di Indonesia adalah di bawah ini,


kecuali…..
a. Bahasa daerah
b. Pakaian adat
c. Mata uang
d. Rumah adat

5. Fano berasal dari Bali dan Edo berasal dari Maluku. Mereka tetap
bermain bersama dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Sikap
Dayu dan Edo dinamakan…..
a. Sikap iri hati
b. Sikap toleransi
c. Suka membeda-bedakan teman
d. Sikap semaunya sendiri

6. Bagaimana cara mewujudkan rasa bangga akan keberagaman bangsa


Indonesia?
a. Tidak malu menampilkan ciri khas tiap daerah
b. Acuh akan budaya lain
c. Tidak suka dengan budaya daerah lain
d. Biasa saja

7. Bahasa sunda merupakan jenis Bahasa dari daerah …..


a. Jawa barat
b. Jawa timur
c. Jawa tengah
d. Jawa selatan

8. Saat mendatangi kegaiatan gelar budaya sikap kita seharusnya….


a. Menghargai
b. Mengina
c. Mengolok-olok
d. Diam saja

9. Agar budaya kita tidak hilang, sebaiknya kita…..


a. Membiarkan
b. Melupakan
c. Lestarikan
d. Biasa saja
10. Dibawah ini merupakan contoh melestarikan budaya bangsa,
kecuali….
a. Mengembangkan budaya sendiri
b. Menyanyikan lagu daerah
c. Suka makan fastfood
d. Megenal kesenian daerah

KUNCI JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA


1. A 6. A
2. C 7. A
3. C 8. A
4. C 9. C
5. B 10. C

SKOR PENILAIAN

Jawaban benar x 10 =

Mengetahui Sukoharjo,
Supervisor 2 Guru Kelas 3
SDN SONOREJO 02

Triyani, S.Pd.SD Tiva Raras Armista


NIP.
 ANALISIS PRA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Siswa terlihat kurang senang dengan materi yang diberikan guru karena
masih terlihar bercanda dengan teman temannya
2. Siswa kurang dapat memahami materi terutama pada bagian ragam Bahasa
daerah
3. Alangkah baiknya seorang guru dapat menggunakan sebuah metode yang
menarik agar minat siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat

 REFLEKSI PRA PERBAIKKAN PEMBELAJARAN:

No. Hari/Tanggal Identifikasi Penyebab Rencana Solusi


Masalah
1 23 April 2023 1. Pada saat 1. Anak merasa 1. menciptakan suasana
pembelajaran bosan saat yang menyenangkan
PPkn masih pembelajaran dan tidak
terdapat PPKn hanya membosankan bagi
beberapa siswa dengan siswa pada saat
yang kurang mendengarkan pembelajaran PPKn
memperhatikan materi dengan sebuah inovasi
penjelasan menggunakan metode mengajar
guru, terdapat metode agar siswa ikut aktif
siswa yang ceramah. dan memperhatikan
asik main penjelasan guru
sendiri dan
berbicara
dengan
temannya.

2. Dengan adanya
tuntutan
banyaknya
materi yang
harus
disampaikan
kepada murid
membuat guru
memilih untuk
mengajarkan
dengan metode
ceramah.

23 April 2023 1. Hasil 1. Metode yang


Penilaian digunakan dengan
Latihan soal pembelajaran
dari 31 siswa Quantum Teaching.
yang terdiri Untuk model
dari 22 siswa pembelajarannya
laki-laki dan dengan enam tahapan
9 siswa yang biasa disebut
perempuan, dengan TANDUR
diperoleh (Tumbuhkan, Alami,
nilai yang Namai,
lulus KKM Demonstrasikan,
hanya 25 Ulangi, dan
anak, masih Rayakan).
kurang 9
anak yang
belum lulus
KKM
(KKM=75)

MASALAH PENYEBAB ALASAN RENCANA SOLUSI


YANG DIPILIH PEMILIHAN
MASALAH
Meningkatkan Anak merasa bosan Hasil Penilaian Mengubah metode
Pengetahuan siswa saat pembelajaran Latihan soal dari mengajar menggunakan
terhadap mata PPKn hanya 31 siswa yang Quantum Teaching dengan
pelajaran PPkn dengan terdiri dari 22 bantuan Komputer
Tentang Bersatu mendengarkan siswa laki-laki dan
Dalam materi 9 siswa
Keberagaman menggunakan perempuan,
Daerah metode ceramah. diperoleh nilai
yang lulus KKM
hanya 25 anak,
masih kurang 9
anak yang belum
lulus KKM
(KKM=75)

RUMUSAN MASALAH TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Bagaimana langkah penerapan 1. Mendeskripsikan langkah penerapan
model Quantum Teaching dengan model Quantum Teaching dengan
Komputer dalam peningkatan Komputer dalam peningkatan
pengetahuan anak belajar mata pengetahua nanak belajar PPKn tentang
pelajaran PPKn tentang bersatu bersatu dalam keberagaman pada siswa
dalam keberagaman pada siswa kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Tahun
kelas III SD Negeri Sonorejo 02 Ajaran 2023/2024.
Tahun Ajaran 2023/2024? 2. Meningkatkan Pengetahuan anak pada
2. Apakah penerapan model Quantum mata pelajaran PPKn tentang bersatu
Teaching dengan Komputer dapat dalam keberagaman pada siswa kelas III
meningkatkan pengetahuan mata SD Negeri Sonorejo 02 Tahun Ajaran
pelajaran PPKn tentang bersatu 2023/2024 melalui penerapan model
dalam keberagaman pada siswa Quantum Teaching dengan Komputer.
kelas III SD Negeri Sonorejo 02
Tahun Ajaran 2023/2024?

JUDUL PTK
UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN ANAK DALAM MATA
PELAJARAN PPKn TENTANG BERSATU DALAM KEBERAGAMAN
MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN
KOMPUTER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SONOREJO 02
KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN
2023/2024

DATA SUBYEK PTK


KELAS : 3 SD
MATA PELAJARAN : PKn
1. JUMLAH SISWA : laki laki jumlah 15 dan perempuan jumlah 8

Total siswa 23 siswa

2. LETAK SD: (PILIH BOLEH DARI 1)

a. Di pedesaan (Posisi di pinggir jalan utama)

3. FASILITAS DI SD: (PILIH BOLEH DARI 1)

a. Ada listrik

b. Ada perpustakaan

c. Ada kantin

d. Ada kamar mandi dengan sumur air


DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS
RPP PERBAIKAN SIKLUS 1
Siklus I

Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai


berikut:
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan RPP
sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan metode
Quantum Teaching, (2) menyiapkan sarana pendukung seperti ruang
kelas komputer, materi, dan media pembelajaran, (3) menyiapkan
instrumen tes soal dari aplikasi Quiziz, dan (4) mempersiapkan lembar
observasi siswa dan guru.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Guru (peneliti) melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
dalam skenario pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada
siklus I Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus I
sebagai berikut:
1) Kegiatan awal :
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas
(tindakan preventif). Berdoa bersama kemudian presensi kehadiran
siswa. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Apersepsi dengan
lagu daerah jawa yang disukai anak, dan tanya jawab materi kemarin
tentang keberagaman daerah ( terutama dari item soal-soal ) yang
masih banyak siswa belum ketahui jawaban benarnya.
2) Kegiatan Inti :
(a) Langkah pertama yaitu : Tumbuhkan dengan Komputer, Guru
menyajikan sebuah lagu daerah Papua “ Apuse”. Dengan
menayangkan sebuah video lagu apuse.
(b) Langkah kedua yaitu: alami, guru menyajikan materi
keberagaman bahasa daerah dan perilaku menunjukan persatuan
di lingkungan sekolah melalui metode ceramah dan diskusi
serta menayangkan beberapa materi melalui layar
proyektor. Kemudian siswa mengamati materi tentang arti
penting bersatu dalam keberagaman dan cara tolong-menolong
di lingkungan sekolah, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai arti penting bersatu dalam keberagaman dan
cara tolong-menolong di lingkungan sekolah.
(c) Langkah ketiga namai diawali dengan pembentukan kelompok
dengan anggota 3 anak, setelah itu guru membagikan sebuah link
untuk dibuka siswa, guru membimbing setiap kelompok saat
mengerjakan soal yang ada di link tersebut, kegiatan dilanjutkan
dengan diskusi membahas soal soal yang sudah dikerjakan.
(d) Langkah keempat demonstrasikan, guru menjelaskan cara
mempresentasikan hasil diskusi, mempersilakan setiap
kelompok untuk mempresentasikan dan mendemonstrasikan
hasil kerja kelompoknya dalam mengerjakan soal, selanjutnya
guru bersama siswa menanggapi hasil presentasi setiap
kelompok.
(e) Langkah kelima ulangi menggunakan komputer, guru
mengulangi materi dengan menampilkan sebuah video yang
berisi rangkuman materi arti penting bersatu dalam
keberagaman, cara tolong-menolong di lingkungan sekolah, dan
contoh contoh keberagaman Bahasa daerah dari beberapa
wilayah yang ada di Indonesia.
(f) Langkah keenam merupakan langkah terakhir yaitu rayakan
menggunakan komputer, guru bersama siswa mengapresiasi
keberhasilan siswa dan kelompok yang berprestasi dengan
memberikan hadiah dan menonton video berjudul “Bahasa
sunda vs Bahasa jawa” sebagai ice breaking yang ditampilkan
pada layar proyektor sebagai relaksasi dan pembelajaran untuk
siswa.
3) Kegiatan Akhir:
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum dipahami, Siswa bersama guru menyimpulkan
hasil pembelajaran Diakhiri dengan doa dan salam.

c. Tahap Observasi siklus 1


Observasi dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap pelaksanaan
tindakan pembelajaran PPKn dengan tema keberagaman daerah. Pada
tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa (penilaian proses) dan
kerja guru di dalam proses pembelajaran di ruang computer dengan
berpedoman metode Quantum Teaching.
2) Melakukan penilaian efektivitas guru dalam memanfaatkan
computer sebagai sarana belajar

d. Tahap Refleksi siklus 1


Peneliti bersama Kepala Sekolah membuat refleksi atas tindakan
pada siklus I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap
proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai
siswa pada siklus I tentang keberagaman daerah dengan metode
Quantum Teaching dan alat bantu Komputer. Penemuan masalah yaitu
terletak di nilai anak blm 100% mencapai KKM. Masih ada 3 anak yang
belum mencapai KKM.
Temuan yang terdapat pada siklus I yaitu terjadi peningkatan
pengetahuan siswa terbukti hasil nilai siswa yang tidak lulus KKM
hanya 3 siswa dari yang sebelumnya 9 siswa. Siswa juga sudah terlihat
aktif dan antusias dibanding dengan kondisi awal. Namun, kondisi ini
belum mencapai indikator akhir ketercapaian penelitian sehingga perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Setelah berdiskusi dengan Kepala Sekolah, diperoleh temuan
mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai 3 anak ini masih belum
mencapai KKM:
1) 3 siswa ini dalam proses pembelajaran sering bercanda.
2) 3 siswa ini saat diberikan tugas berkelompok tidak ikut bekerjasama
dan tidak ikut berdiskusi
3) 3 siswa ini saat anggota kelompoknya diminta maju untuk
menyampaikan hasil diskusi selalu menolak, kalaupun mau hanya
menjadi peserta yang diam tidak mau ikut berinteraksi. Namun saat
tidak pelajaran anak anak ini bisa berinteraksi dengan teman.
4) 3 siswa ini tidak berani bertanya terutama pada materi yang belum
dipahami. Padahal saat sesi tanya jawab guru selalu meminta anak
agar bertanya dan akan memberikan hadiah jika ada yang berani
mengutarakan pendapat.
5) 3 anak ini selalu bersama (satu genk), oleh karena itu jika yang satu
mengatakan tidak, yang 2 pun mengikuti.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ajmi, N. H. and Zainab, M. A. (2020). Factors influencing the use of Multimedia


Technologies in Teaching English Language in Kuwait. International Journal Emerg.
Technol. Learn, 15(5), 212-234.

Azizi, N.,A. (2022). Pengaruh Penggunaan Metode Edutainment terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Muatan Pelajaran PPkn Kelas III MI NU 21 Pucangrejo Gemuh Kendal. Journal
on walisongo, 2(1), 16-27.

Cahyaningrum, A. D., Yahya, A. D., & Asyhari, A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Quantum Teaching tipe TANDUR terhadap Hasil Belajar. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education, 2(3), 372-379.
Dewi, L.P., (2018). Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching berbantuan Media
Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Journal of Education Action
Reasearch, 2(1), 23-29.
Japar, M., Dini, N. F., and Ganang, L. (2019). Media dan Teknologi Pembelajaran PPKN.
Surabaya: CV Jakad Publishing.
Kusumawati, H. (2018). Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013: Buku Guru SD /MI Kelas 1. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemendikbud

Kusumawati, Y and Adelina, P.,A. (2018). Tema 5 Cuaca Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013: Buku Guru SD /MI Kelas 3. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud

Madiong, B. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education. Makassar: Celebes Media


Perkasa.
Nasmai, N. (2019). Peningkatan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode
Bermain Peran Siswa Kelas II SD N 02 Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh
Kota. Jurnal Halaqah, 1(2), 194-209.
Pane, A., and Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Keislaman, 3(2), 333-352.
Purwanti, B. E. (2020). Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran PKn Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas X SMK Negeri 2 Maumere.
Journal on Teacher Education, 2(1), 118-124.
Rahayu, S. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bertoleransi dalam
Keberagaman melalui Pembelajaran Berbasis Proyek di Kelas VII.3 SMP Negeri 2
Parungpanjang. Jurnal on inasis, 5(1), 36-40.

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta.
Suryanti, W. & Tri, N. H. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan pada siswa Kelas VII SMP
Negeri 3 Getasan. Jurnal Mitra Pendidikan, 2(1), 148-159.
Ulandari, L. & Edy, S. (2017). Improving Learning Outcomes of Linear Program with Quantum
Teaching Model at Grade X Student SMK-BM PAB 3 Medan Estate. International
Journal of Sciences Basic and Research, 33(3), 120-129.

Wote, A. Y., V., Sasingan, M., and Kitong, O. E. (2020). Efektivitas Penggunaan Model
Quantum Teaching Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Journal Of Education
Technology, 4(2), 96–102.

You might also like