You are on page 1of 6

TRANFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN

KOLABORASI PERAN PENGAWASAN


BERBASIS KOMUNITAS

EKO DARWANTO, MM
SEKJEN DPP K-SARBUMUSI
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Pengawasan Ketenagakerjaan adalah


kegiatan mengawasi dan menegakan
pelaksanaan peraturan perundang-
undangan di bidang ketenagakerjaan

Pengawasan ketenagakerjaan
merupakan fungsi publik dari
administrasi ketenagakerjaan yang
memastikan penerapan perundang-
undangan ketenagakerjaan di tempat
kerja.
FUNGSI UTAMA PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
MENURUT KONVENSI ILO

a. menjamin penegakan ketentuan


hukum terkait dengan kondisikondisi
kerja dan perlindungan pekerja ketika
melakukan pekerjaan
b. untuk menyediakan informasi dan
saran teknis kepada pengusaha dan
pekerja mengenai cara yang paling
efektif untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan hukum
c. untuk memberitahukan otoritas yang
kompeten mengenai pelanggaran
atau penyalahgunaan yang khususnya
tidak dilindungi oleh ketentuan yang
ada.
1. Pemetaan permasalahan ketenagakerjaan nasional
dan daerah; penataan ulang regulasi system
pengawasan ketenagakerjaan nasional ; dan sinergi
rencana kerja pengawasan ketenagakerjaan di
tingkat nasional dan daerah.
2. Pengembangan system pengawasan ketenagakerjaan
yang meliputi perumusan system pengawasan yang
transparan dan uncountable berbasis digital
LANGKAH 3. Penguatan kelembagaan pengawaaan
REFORMASI ketenagakerjaan yang meliputi perubahan stuktur
PENGAWASAN organisasi pengawaan ketenagakejaan; penguatan
KETENAGAKERJAAN koordinasi dan sinergi antar unit; dan sinergi
pengawasan ketenagakerjaan di tingkat pusat dan
daerah.
4. Peningkatan kapasitas , integritas dan profesionalitas
SDM pengawasan
5. Pengembangan kolaborasi pelaksanaan pengawasan
ketenagakerjaan.
Peran SP/SB dalam pengawasan
berbasis komunitas:
1. Membudayakan dan mengintensifkan dialog sosial antara pengusaha dan
serikat pekerja.
2. Memperkuat peran kelembagaan Tripartit pusat dan daerah.
3. Mendorong perluasan kepengawasan dari berbagai elemen masyarakat
(Tripartit Plus).
4. Melakukan klustering terhadap kelompok / sektor rawan pelanggaran.
5. Edukasi, kampanye penyadaran terhadap pelaku usaha dan pekerja.
6. Penerapan reward and punishment terhadap pelanggaran serta penegakan
hukum (enforcement) secara ketat.
7. Membuat roadmap pengawasan ideal dan komprehensif terkait obyek dan
subyek pengawasan.

You might also like