Professional Documents
Culture Documents
FKK Kasus
FKK Kasus
SILVIA MORENO
20.01.01.051
BAB I
PENDAHULUAN
farmasis dalam menjamin terapi optimal terhadap pasien secara individu sehingga
berkaitan dengan medikasi (medication related/ drug relatet problem/ DRP). DRP
merupakan masalah yang terkait dengan pengobatan pasien. Antara lain ada 8
masalah yang umumnya muncul yakni, indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi,
dosis kurang, dosis lebih, pemilihan obat yang kurang tepat, reaksi yang tidak
menyediakan informasi mengenai penggunaan obat yang tepat dan efek samping
dan mencegah masalah terkait terapi obat dengan berkolaborasi bersama penyedia
meliputi antara lain sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pelayanan resep
(tidak hanya meliputi peracikan dan penyerahan obat tetapi juga termasuk
Praktek farmasi klinik memerlukan metodologi yang tepat guna dan tepat
salah satu cara efektif untuk mengkomunikasikan hasil telaah apoteker farmasi
langsung. Metode SOAP akan sangat membantu apoteker farmasi klinik di dalam
menyusun kerangka pikir bertindak dan sebagai alat untuk mempermudah proses
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak
pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus
meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai
yang mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya hipertensi yaitu
faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering dijumpai pada usia
antihipertensi yang rasional dapat ditinjau dari kriteria tepat diagnosis, tepat
indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat informasi, tepat harga, tepat
cara dan lama pemberian, serta waspada efek samping (Kemenkes, 2011).
global, sekitar 90% dari semua pasien yang menderita DM di seluruh dunia adalah
DM tipe 2 di dunia cenderung meningkat 1,5% - 2,3% setiap tahun (Kemenkes RI,
2016).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah sistolik
melebihi 140 mmHg dan tekanan darah diastolik melebihi 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor resiko
yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak
dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang
dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola
konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh (Petri, 2019).
Hipertensi dan DM adalah dua penyakit yang memiliki kaitan sangat erat. Dua
keadaan ini adalah masalah yang membutuhkan pengelolaan yang tepat dan
umum terjadi adalah retinopati diabetik dan merupakan penyebab kebutaan yang
paling sering. Pasien dengan diabetes melitus juga dapat disertai dengan penyakit
hipertensi. Hipertensi dan DM adalah dua penyak it yang memiliki kaitan sangat
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel,
pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa
kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia
berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan namun juga menimbulkan
masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ, seperti risiko
kualitas pelayanan kesehatan selama kehamilan dan nifas. Tiga penyebab utama
kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam kehamilan (25%), dan
infeksi (12%). WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di
maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di Negara berkembang adalah 1,8% - 18%.
Kecenderungan yang ada dalam dua dekade terakhir ini tidak terlihat adanya
tekanan darah sistolik sekitar ≥140 mmHg atau dapat dikatakan sebagai tekanan
2.1 Hipertensi
mmHg dan tekanan darah diastolik melebihi 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit pada keadaan cukup istirahat atau tenang
(Kemenkes, 2019). Menurut data dari WHO, sekitar satu milyar orang di dunia
4.1 Hasil
A. Resep 1
No Kasus/Resep Resep
1 Pasien Tn. Y (34th) datang ke Puskesmas dr. Ronaldo
dengan keluhan pusing, nyeri ulu hati, Jl. Ariodillah 77 telp 746544
malaise, mual, muntah, batuk. Tekanan SIP : 1456/PTSP/2016
darah pasien 150/90 mmhg. GDS
180mg/dl. Palembang, 30 April 19
Pro : Tn. Y
Umur : 34 tahun
BB :-
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jakabaring
2.Pertimbangan Klinis
Perhitungan dosis :
No Nama Obat Dosis Pakai Dosis Lazim Perhitungan dosis Keterangan
1 Captopril DP 1x = 25 mg Dosis awal 25 mg PO DL 1x = 25 mg Sesuai
1H = 25 mg x 3 setiap 8-12 jam, 1H = 25 mg x 3
=75 mg tingkatkan secara = 75 mg (MEDSCAPE)
bertahap berdasarkan
respons (mungkin DL 1x = 25 mg
mulai lebih rendah
1H = 25 mg x 2
pada beberapa pasien.
= 50 mg
(MEDSCAPE)
(MEDSCAPE)
3 Antasida 1 FL DP 1x = 15 mL 10 – 20 mL PO antara DL 1x = 10 - 20 mL Sesuai
1H = 15 mL x 3 waktu makan dan 1H = 10 – 20 mL
= 45 mL setiap hari sebelum (MEDSCAPE)
tidur
( MEDSCAPE)
SOAP Assesment
Problem medik Subjektif & Objektif Terapi Analisis DRP
Hipertensi Stage 1 Subjektif : 1. Captopril Captopril dapat memperparah Dapat diganti dengan
lemas, pusing mual, 2. Ranitidin batuk pasien karena efek diuretik thiazid
tidak nafsu makan, 3. Antasida 1 FL samping dari captopril salah (PPK,2022)
batuk kering satunya batuk.
Plan
No Nama Obat Bentuk dan Jumlah Signa & aturan Rencana monitoring
Kekuatan Sediaan minum (ac, dc, pc)
1 Hydroclorothiazide Tablet 25 mg 3 kali sehari 1 tab pc
• Direkomendasikan penggunaan hydrochlorotiazid
pada pagi hari setelah atau sebelum makan
2 Ranitidin Tablet 150 mg 2 kali sehari 1 tab pc • Direkomendasikan penggunaan ranitidin pada
malam hari sebelum tidur
3. Interaksi Obat
1. Hidroklorotiazid + Magnesium hidroksida (MINOR)
Hidroklorotiazid menurunkan kadar Magnesium hidroksida dengan meningkatkan pembersihan ginjal. Minor/Signifikan tidak
diketahui
4.2 PEMBAHASAN
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak
pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus
meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai
Pada praktikum kali ini kami sebagai mahasiswa mempelajari bagaimana cara
pelayanan resep yang sesuai dengan SOAP, kegiatan pengkajian resep meliputi
untuk menulis di rekam medis pasien merupakan salah satu cara efektif untuk
kerangka pikir bertindak dan sebagai alat untuk mempermudah proses telaah
Praktek farmasi klinik memerlukan metodologi yang tepat guna dan tepat
salah satu cara efektif untuk mengkomunikasikan hasil telaah apoteker farmasi
langsung. Metode SOAP akan sangat membantu apoteker farmasi klinik di dalam
menyusun kerangka pikir bertindak dan sebagai alat untuk mempermudah proses
skrining resep yang meliputi skrining administratif, farmasetis dan klinis secara
tepat dan secara SOAP, mampu menjelaskan alternatif rekomendasi terapi dan