You are on page 1of 2

Praktik Akuntansi Pemerintahan Islam

Kewajiban zakat berdampak pada didirikannya institusi Baitulmal oleh Nabi


Muhammad SAW yang berfungsi sebagai Lembaga penyimpan zakat beserta
pendapatan lain yang diterima oleh negara. Hawari (1989) dalam Zaid (2001)
mengungkapkan bahwa pemerintahan Rasulullah memiliki 42 pejabat yang digaji yang
terspesialisasi dalam peran dan tugas sendiri. Adnan dan Labatjo (2006) memandang
bahwa praktik akuntansi pada Lembaga Baitulmal di zaman Rasulullah baru pada
tahap penyiapan personal yang menangani fungsi-fungsi Lembaga keuangan negara.
Pada masa tersebut, harta kekayaan yang diperoleh negara langsung didistribusikan
setelah harta tersebut diperoleh. Dengan demikian, tidak terlalu diperlukan pelaporan
atas penerimaan dan pengeluaran Baitulmal. Hal sama berlanjut pada masa Khalifah
Abu Bakar as Siddik.
Karena perkembangan pemerintah islam pada zaman Khalifah Umar bin Khatab
telah meningkat pada penerimaan pendapatan secara signifkan maka kekayaan negara
yang disimpan di Baitulmal pun juga makin besar. Selanjutnya Umar Bin Khatab
mendirikan unit khusus yang Bernama Diwan (dari kata dawwana = tulisan) yang
bertugas membuat laporan keuangan Baitulmal sebagai bentuk akuntanbilitas Khalifah
atas dana Baitulmal yang menjadi tanggung jawabnya.
Evolusi perkembangan pengelolaan buku akuntansi mencapai tingkat tertinggi
pada masa Daulah Abbasah. Akuntansi diklasifikasikan pada beberapa spesialisasi,
antara lain akuntansi peternakan, akuntansi pertanian, akuantansi bendahara,
akuntansi kontruksi, akuntansi mata uang, dan pemeriksaan buku (auditing). Pada
masa itu pembukuan sudah menggunakan model buku besar, yang meliputi sebagai
berikut:
1. Jaridah Al-Kharaj, merupakan pembukuan pemerintah terhadap piutang pada
individu atas zakat tanah, hasil pertanian, serta hewan ternak yang belum
dibayar dan cicilan yang telah dibayar. Piutang dicatat disatu kolom dan cicilan
pembayaran dikolom lain
2. Jaridah An-Nafaqat, merupakan pembukuan yang digunakan unruk mencatat
pengeluaran negara
3. Jaridah Al-Mal, merupakan pembukuan yang digunakan untuk mencatat
penerimaan dan pengeluaran dana zakat
4. Jaridah Al-Musadareen, merupakan pembukuan yang digunakan untuk
mencatat penerimaan denda atau sita dari indivdu yang tidak sesuai syariah
termasuk dari pejabat yang korup.
Adapun untuk pelaporan, telah dikembangkan berbagai laporan akuntansi, antara
lain sebagai berikut:
1. Al-Khitmah, menunjukkan total pendapatan dan pengeluaran yang dibuat setiap
bulan
2. Al-Khitmah Al-Jame’ah, laporan keuangan komprehensif yang berisikan
gabungan antara laporan laba rugi dan neraca yang dilaporkan akhir tahun.

You might also like