You are on page 1of 8

Penyidikan Dalam Tindak Pidana Korupsi

1Iradatul Madani Irsyad, Jurusan Ilmu hukum, Fakultas hukum, Universitas Andalas, Padang, iradatul0123@gmail.com

ABSTRAK
Penyidikan merupakan salah satu tahap penting dalam proses
pemberantasan tindak pidana korupsi. Tahap ini bertujuan untuk
mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti yang ada guna
membuktikan terjadinya tindak pidana korupsi dan menetapkan
tersangka. Penyidikan tindak pidana korupsi memiliki karakteristik yang
berbeda dengan penyidikan tindak pidana lainnya. Hal ini disebabkan
oleh sifat tindak pidana korupsi yang kompleks dan sulit dibuktikan.
Artikel ini membahas tentang penyidikan dalam tindak pidana korupsi.
Pembahasan meliputi pengertian, kewenangan, dan tahapan penyidikan
tindak pidana korupsi. Selain itu, artikel ini juga membahas tentang
tantangan dan hambatan dalam penyidikan tindak pidana korupsi.
Kata kunci: penyidikan, tindak pidana korupsi, kewenangan, tahapan,
tantangan, hambatan
ABSTRACK
Investigation is one of the important stages in the process of eradicating
corruption. This stage aims to collect and analyze existing evidence to prove the
occurrence of corruption and determine the suspect. Corruption investigations
have different characteristics from other criminal investigations. This is due to the
complex and difficult to prove nature of corruption crimes. This article discusses
the investigation in corruption crimes. The discussion includes the definition,
authority, and stages of corruption investigations. In addition, this article also
discusses the challenges and obstacles in corruption investigations.
Keywords: investigation, criminal acts of corruption, authority, stages,
challenges, obstacles

1. PENDAHULUAN
Pemberantasan tindak pidana korupsi dianggap sebagai suatu
tanggung jawab bersama dari seluruh elemen masyarakat, mengingat
dampak buruknya terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Korupsi dapat menghambat pembangunan, merusak
perekonomian, dan melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah. Proses pemberantasan korupsi dilibatkan melalui berbagai
upaya, di antaranya melalui proses hukum yang dimulai dari tahap
penyidikan 1
Penyidikan merupakan tahap krusial dalam proses pemberantasan tindak
pidana korupsi, bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti
guna membuktikan terjadinya tindak pidana tersebut serta menetapkan
tersangka. Penyidikan tindak pidana korupsi memiliki karakteristik
khusus karena sifatnya yang kompleks dan sulit dibuktikan2
Kewenangan penyidikan tindak pidana korupsi diatur dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (UU Tipikor) dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor yang telah
diubah). Polri, Kejaksaan Republik Indonesia, dan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan,
dengan pembagian wilayah hukum masing-masing3
Tahapan penyidikan tindak pidana korupsi melibatkan penerimaan
laporan atau pengaduan dari masyarakat, pemeriksaan awal untuk
menentukan kelengkapan bukti, penyidikan yang melibatkan
pengumpulan dan analisis bukti, hingga penetapan tersangka setelah
ditemukannya bukti yang cukup. Setelah tahapan penyidikan selesai,
berkas perkara diserahkan kepada penuntut umum yang berisi hasil
penyidikan untuk selanjutnya diproses di tingkat peradilan. Keseluruhan
proses ini menegaskan pentingnya kerjasama seluruh elemen masyarakat
dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Tulisan ini akan membahas mengenai penyidikan dalam tindak
pidana korupsi di Indonesia. Pembahasan meliputi pengertian
penyidikan, tahapan proses penyidikan korupsi beserta teknik yang
diterapkan, peran KPK dalam penyidikan korupsi, hingga berbagai
kendala yang dihadapi penyidik dalam mengungkap kasus korupsi di
Indonesia. Pembahasan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
komprehensif terkait aspek penyidikan sebagai bagian penting dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

1
Afriansyah, Ade. (2018). Optimalisasi Peran KPK dalam Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi di Indonesia. Jurnal Hukum Pidana Korupsi. 2(1). 35-55
2
Anggraini, Diani & Syahputra, Ady. (2021). Kendala Penyidikan Tindak Pidana
Korupsi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum. 15(1). 57-70
3
Danil, Elwi. 2016. Konsep, Tindak Pidana dan Pemberantasannya. Jakarta:
Rajawali Pers.
2. METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi
kepustakaan, dengan menggunakan data-data sekunder yang berasal dari
buku, jurnal, peraturan perundang-undangan, serta situs resmi terkait
topik pembahasan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Penyidikan
Berdasarkan KUHAP Pasal 1 butir 2, penyidikan didefinisikan
sebagai serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti,
serta membuat terang tindak pidana yang terjadi dan menemukan
tersangkanya. Penyidikan merupakan tahap awal yang menentukan
dalam proses penegakan hukum. Tujuan penyidikan adalah
mengumpulkan bukti tentang pidana yang terjadi dan menemukan
pelakunya4
Ancaman serius yang diakibatkan oleh tindak pidana korupsi
terhadap tatanan pemerintahan dan keuangan negara mendorong
perlunya upaya pemberantasan yang efektif melalui proses penyidikan
yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses
penyidikan tindak pidana korupsi di Indonesia dan mengidentifikasi
berbagai kendala yang masih dihadapi. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi pustaka dengan mengevaluasi data sekunder,
seperti buku, jurnal, peraturan perundang-undangan, dan situs web resmi
yang terkait dengan topik tersebut5
Hasil analisis menunjukkan bahwa proses penyidikan tindak
pidana korupsi di Indonesia masih dihambat oleh sejumlah kendala.
Kendala-kendala tersebut melibatkan lemahnya sistem organisasi penegak
hukum, keterbatasan kualitas sumber daya manusia (SDM) penyidik,
minimnya sarana dan prasarana pendukung, adanya praktik mafia
hukum dan perdagangan kasus, kurangnya koordinasi antar lembaga,
dan berkembangnya modus operandi tindak pidana korupsi. Untuk
meningkatkan efektivitas pencegahan dan pemberantasan korupsi di
masa depan, diperlukan strategi komprehensif. Salah satu langkah awal
4
Arief, Barda Nawawi. 2010. "Pembuktian Terbalik dalam Tindak Pidana
Korupsi". Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol. 40, No. 2, Hal. 219-237.
5
Wardaya, Baskoro Adi & Krismantari, Ika. (2021). Peran Komisi Pemberantasan
Korupsi dalam Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Korupsi.
Masalah-Masalah Hukum. 50(4). 461-470
yang krusial adalah perbaikan manajemen serta peningkatan kualitas
dalam pelaksanaan penyidikan. Upaya ini dianggap sebagai langkah
penting yang dapat menentukan keberhasilan dalam pemberantasan
tindak pidana korupsi di Indonesia6
3.2 Tahapan Penyidikan Korupsi
Secara umum, proses penyidikan tindak pidana korupsi terdiri dari
beberapa tahapan berikut:

 Pra-penyelidikan Mencakup analisis informasi, observasi, dan


evaluasi laporan adanya indikasi korupsi
 Tahap Penyelidikan Pengumpulan data dan bukti awal tentang
tindak pidana korupsi yang terjadi
 Tahap Penyidikan Penetapan tersangka, BAP, gelar perkara,
penyitaan barang bukti, hingga penyelesaian berkas perkara
 Penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan7
3.3 Teknik Penyidikan Korupsi
Beberapa teknik penyidikan korupsi yang sering digunakan
penyidik antara lain audit investigatif, undercover buy operation,
penyadapan, pemeriksaan rekening dan dokumen, serta financial
investigation.
Peran KPK
KPK memiliki peran vital dalam membantu proses penyidikan korupsi
yang dilakukan kepolisian, antara lain:

 Koordinator penyidikan kasus tertentu


 Pengawasan dan evaluasi hasil penyidikan
 Penyidikan sendiri kasus tertentu
 Analisis data dan informasi dugaan korupsi
 Kendala Penyidikan Korupsi
 Beberapa kendala penyidikan korupsi yang ada di Indonesia:
 Lemahnya organisasi & sistem manajemen institusi penegak
hukum
 Keterbatasan SDM penyidik yang berkualitas

6
Surianto & Mashudi. (2019). Upaya Optimalisasi Pengembalian Aset Hasil
Korupsi melalui Asset Recovery. Jurnal Hukum & Pembangunan. 49(3). 500-519
7
Nurdin, A., & Arief, Barda Nawawi. 2016. "Tantangan dan Hambatan
Penyidikan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia". Jurnal Hukum dan Peradilan,
Vol. 5, No. 1, Hal. 1-22.
 Kurangnya sarana dan prasarana pendukung
 Adanya mafia hukum dan jual beli kasus
 Lemahnya koordinasi antar lembaga terkait
 Kemampuan teknologi canggih pelaku korupsi
3.4 Penetapan Tersangka
Setelah menyelesaikan proses penyidikan, penyidik memiliki
kewenangan untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka tindak
pidana korupsi. Penetapan tersangka ini dilakukan apabila penyidik telah
berhasil mengumpulkan bukti yang cukup untuk membuktikan
keterlibatan seseorang dalam tindak pidana korupsi. Penyerahan Berkas
Perkara dan Setelah penetapan tersangka, penyidik kemudian
menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. Berkas perkara
tersebut berisi hasil penyidikan yang dilakukan oleh penyidik, termasuk
bukti-bukti yang telah ditemukan. Penyerahan ini merupakan langkah
awal untuk proses lanjutan di tingkat peradilan8
Tantangan dan Hambatan Penyidikan, Penyidikan tindak pidana
korupsi dihadapkan pada berbagai tantangan dan hambatan yang
kompleks. Tantangan tersebut mencakup, Kompleksitas Tindak Pidana
Korupsi, Tindak pidana korupsi seringkali terjadi secara tersembunyi dan
melibatkan banyak pihak, sehingga sulit untuk dibuktikan. Selain itu,
seringkali terkait dengan kejahatan lain seperti pencucian uang9
Ketersediaan Bukti, Pengumpulan bukti yang cukup untuk
membuktikan tindak pidana korupsi dapat menjadi kendala, mengingat
sifat tertutup dan rahasia dari kegiatan korupsi, Tekanan dari Pihak
Berkepentingan, Penyidikan dapat menghadapi tekanan dari pihak-pihak
yang berkepentingan, seperti tersangka, keluarga tersangka, atau pihak-
pihak lain yang berupaya menghambat proses hukum. Upaya Mengatasi
Tantangan dan Dalam mengatasi tantangan tersebut, diperlukan langkah-
langkah yang cermat dan teliti. Upaya peningkatan keterbukaan,
keamanan bagi para pelapor, serta kerjasama lintas lembaga dan
internasional dapat menjadi strategi efektif untuk memperkuat proses
penyidikan tindak pidana korupsi. Selain itu, peningkatan kapasitas
penyidik dan penguatan sistem hukum juga dapat menjadi langkah-
langkah yang signifikan dalam menghadapi tantangan kompleks ini.

8
Fajri, D., & Arief, Barda Nawawi. 2017. "Karakteristik Penyidikan Tindak Pidana
Korupsi di Indonesia". Jurnal Hukum dan Peradilan, Vol. 6, No. 2, Hal. 321-342.
9
Harahap, M. Yahya. 2012. "Peran Penyidikan dalam Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi". Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol. 42, No. 4, Hal. 485-503.
4. UCAPAN TERIMAKASIH
Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan artikel ini. Semoga tulisan
ini dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia.
Rasa syukur saya disampaikan kepada Allah SWT atas berkah-Nya
yang melimpah, memungkinkan penelitian dan penulisan artikel ini
terselesaikan. Orang tua saya juga layak mendapatkan penghargaan
karena memberikan doa dan dukungan tanpa henti, baik secara moral
maupun materiil, sepanjang perjalanan dari penelitian hingga penulisan
artikel ini. Terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan bimbingan
dan masukan berharga selama proses penelitian dan penulisan artikel ini.
Kontribusinya sangat membantu dalam pelaksanaan penelitian.
Rasa terima kasih juga disampaikan kepada narasumber dan
informan penelitian dari berbagai institusi yang telah berbagi data dan
informasi terkait fenomena judi online di masyarakat. Kontribusi mereka
telah memperkaya konten artikel ini dengan perspektif yang beragam.
Selanjutnya, terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa dan peneliti
lainnya yang memberikan masukan dan berpartisipasi dalam pertukaran
ide terkait topik artikel ini. Keterlibatan mereka memberikan warna baru
dan pandangan yang beragam dalam memahami kompleksitas fenomena
judi online. Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas kontribusi dalam penyelesaian penelitian
dan penulisan artikel ini. Semoga artikel ini dapat memberikan
sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya terkait upaya pencegahan fenomena judi online di masyarakat.
5. KESIMPULAN
Proses penyidikan merupakan tahapan kritis dalam pemberantasan
korupsi di Indonesia. Namun, masih terdapat berbagai kendala yang
membuat proses penyidikan korupsi belum optimal, seperti sistem
organisasi dan manajemen yang lemah, keterbatasan SDM dan prasarana,
mafia hukum, serta modus korupsi yang makin canggih. Peran KPK
sudah sangat optimal meskipun banyak tantangan yang dihadapi.
Perbaikan sistem organisasi penegak hukum dan peningkatan
kemampuan SDM penyidik patut menjadi prioritas ke depan agar kualitas
penyidikan korupsi di Indonesia dapat terus meningkat. Berdasarkan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa proses penyidikan merupakan
tahapan yang sangat menentukan dalam upaya pemberantasan tindak
pidana korupsi. Namun, pada praktiknya penyidikan di Indonesia masih
menghadapi sejumlah kendala yang cukup serius, seperti regulasi yang
belum sepenuhnya mendukung, lemahnya sistem organisasi penegak
hukum, keterbatasan SDM dan sarana prasarana, hingga persoalan mafia
hukum dan intimidasi yang membayangi institusi antirasuah. Upaya
perbaikan sistem organisasi dan manajemen institusi penegak hukum
serta peningkatan kualitas SDM penyidik melalui rekrutmen dan
pelatihan yang memadai diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini.
Pemerintah juga perlu mendorong terbentuknya sistem kerja sama antar
lembaga penegak hukum guna mengoptimalkan proses penyidikan
sehingga kasus-kasus besar korupsi yang melibatkan pejabat negara dan
merugikan keuangan publik dapat terus diungkap. Dengan demikian,
proses penegakan hukum
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah, Ade. (2018). Optimalisasi Peran KPK dalam Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Jurnal Hukum Pidana
Korupsi. 2(1). 35-55
Anggraini, Diani & Syahputra, Ady. (2021). Kendala Penyidikan Tindak
Pidana Korupsi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum.
15(1). 57-70
Arief, Barda Nawawi. 2010. "Pembuktian Terbalik dalam Tindak Pidana
Korupsi". Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol. 40, No. 2, Hal.
219-237.
Asmorojati, Titis. (2020). Pembuktian Terbalik dalam Delik Korupsi di
Indonesia. Jurnal Yustisia. 9(3). 561-575
Danil, Elwi. 2016. Konsep, Tindak Pidana dan Pemberantasannya. Jakarta:
Rajawali Pers.
Djaja, Ermansjah. 2008. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta:
Sinar Grafika.
Fajri, D., & Arief, Barda Nawawi. 2017. "Karakteristik Penyidikan Tindak
Pidana Korupsi di Indonesia". Jurnal Hukum dan Peradilan, Vol. 6,
No. 2, Hal. 321-342.
Hamzah, Andi. 2010. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.
Harahap, Krisna. 2009. Pemberantasan Korupsi di Indonesia Jalan Tiada
Ujung. Bandung: Grafitri.
Harahap, M. Yahya. 2012. "Peran Penyidikan dalam Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi". Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol. 42,
No. 4, Hal. 485-503.
Mulyadi, Lilik. 2000. Tindak Pidana Korupsi (Tinjauan Khusus Terhadap
Proses Penyidikan, Penuntutan, Peradilan serta Upaya Hukumnya
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999). Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Nugroho, Hibnu. 2012. Integralisasi Penyidikan Tindak Pidana Korupsi di
Indonesia. Jakarta: Media Aksara Prima.
Nurdin, A., & Arief, Barda Nawawi. 2016. "Tantangan dan Hambatan
Penyidikan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia". Jurnal Hukum
dan Peradilan, Vol. 5, No. 1, Hal. 1-22.
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif
Rancangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Projodikoro, Wirjono. 2014. Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia.
Bandung: Refika Aditama.
Renggong, Ruslan. 2014. Memahami Perlindungan HAM Dalam Proses
Penahanan di Indonesia. Jakarta: Pranada Media Grup.
Safitri, Meilyana. (2017). Pengaruh Political Will terhadap Upaya
Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Jurnal Ilmu Pemerintahan.
3(2). 221-240
Surianto & Mashudi. (2019). Upaya Optimalisasi Pengembalian Aset Hasil
Korupsi melalui Asset Recovery. Jurnal Hukum & Pembangunan.
49(3). 500-519
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
Wahyudi, Slamet. (2011). Penyidikan Tindak Pidana Korupsi. Jurnal
Mimbar Hukum. 23(3). 479-490
Wardaya, Baskoro Adi & Krismantari, Ika. (2021). Peran Komisi
Pemberantasan Korupsi dalam Penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang Hasil Korupsi. Masalah-Masalah Hukum. 50(4).
461-470
Yustianti, Ria. (2018). Penerapan Sistem Pembuktian Terbalik dalam Delik
Korupsi di Indonesia. Justitia Jurnal Hukum. 1(2). 165-192

You might also like