Professional Documents
Culture Documents
Farmakognosi KLP 1-1
Farmakognosi KLP 1-1
FARMAKOGNOSI
PROSES PEMBUATAN SIMPLISIA
Dosen pengampu :
OLEH KELOMPOK 5 :
RAHMAWATI (2208060061)
S1 FARMASI B
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema pembahasan proses
pembuatn simplisia.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dengan berdiskusi dengan seluruh
anggota kelompok dan mencari informasi dari berbagai sumber. Terlepas dari semua itu kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susun kalimat maupun tata
bahasa yang kami gunakan. Oleh karena itu kami menerima segala kritik agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang proses pembuatan simplisia ini dapat
memberikan manfaat dan inspirasi bagi mahaasiswa dan para pembaca.
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami tentang simplisia
2. Mengetahui cara pembuatan simplisia
BAB II
PEMBAHASAN
Tahap-Tahap Pembuatan Simplisia
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada
bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen, waktu
panen, dan lingkungan tempat tumbuh. Jika penanganan ataupun pengolahan simplisia tidak
benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat
menimbulkan toksik apabila dikonsumsi.
Waktu panen sangat erat hubunganya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam
bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman
tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar. Senyawa aktif tersebut
secara maksimal di dalam bagian tanaman atau tanaman pada umur tertentu. Di samping
waktu panen yang dikaitkan dengan umur, perlu diperhatikan pula saat panen dalam sehari.
Dengan demikian untuk menentukan waktu panen dalam sehari perlu dipertimbangkan
stabilitas kimia dan fisik senyawa aktif dalam simplisia terhadap panas sinar matahari.
Semanggi yang sudah diambil dari daerah sawah atau daerah lain kemudian dikumpulkan
dan daun semanggi dipisahkan dari batangnya.
Bagian Cara pengumpulan Kadar Air
Tanaman Simplisia
Kulit Batang Batang utama dan cabang dikelupas < 10%
dengan ukuran panjang dan lebar
tertentu; untuk kulit batang yang
mengandung minyak atsiri atau
golongan senyawa fenol digunakan alat
pengupas bukan dari logam
Batang Cabang dengan diameter tertentu < 10%
dipotong-potong dengan panjang
tertentu
Kayu Batang atau cabang, dipotong kecil < 10%
setelah kulit dikelupas
Daun Pucuk yang sudah tua atau muda dipetik < 5%
dengan menggunakan tangan satu per
satu
Bunga Kuncup atau bunga mekar, mahkota < 5%
bunga atau daun bunga dipetik dengan
tangan
Pucuk Pucuk berbunga dipetik dengan tangan < 8%
(mengandung daun muda dan bunga)
Akar Dari bawah permukaan tanah, dipotong < 10%
dengan ukuran tertentu
Rimpang Dicabut, dibersihkan dari akar, dipotong < 8%
melintang dengan ketebalan tertentu
Buah Masak, hampir masak, dipetik dengan < 8%
tangan
Biji Buah dipetik, dikupas kulit buahnya < 10%
menggunakan tangan, pisau atau
digilasi, biji dikumpulkan dan dicuci
Kulit buah Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan < 8%
dicuci
Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari < 8%
daun dan akar dengan memotongnya,
kemudian dicuci
2. Sortasi Basah
3. Pencucian
Setelah disortir bahan harus segera dicuci sampai bersih. Pencucian bertujuan untuk
menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang menempel pada bahan.
Pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk menghindari larut
dan terbuangnya zat yang terkandung dalam simplisia. Pencucian harus menggunakan air
bersih, seperti air dari mata air, sumur atau PAM. Penggunaan air perlu diperhatikan.
Beberapa mikroba yang lazim terdapat di air yaitu Pseudomonas, Proteus, Micrococcus,
Bacillus, Streptococcus, Enterobacter, dan E.Coli pada simplisia akar, batang, atau buah.
Cara pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil disikat menggunakan sikat
yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat tertentu yang terdapat dalam
bahan dapat larut dalam air sehingga mutu bahan menurun. Penyikatan diperbolehkan
karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya terdapat banyak lekukan sehingga
perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk bahan yang berupa daun-daunan cukup dicuci
dibak pencucian sampai bersih dan jangan sampai direndam berlama-lama. Setelah proses
sortasi basah, dilakukan pencucian pada daun semanggi dengan air mengalir untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel.
4. Perajangan
5. Pengeringan
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran
udara, waktu pengeringan (cepat), dan luas permukaan bahan. suhu pengeringan bergantung
pada simplisia dan cara pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30 0-900 C.
Pengeringan dilakukan untuk mengeluarkan atau menghilangkan air dari suatu bahan dengan
menggunakan sinar matahari. Cara ini sederhana dan hanya memerlukan lantai jemur.
Simplisia yang akan dijemur disebar secara merata dan pada saat tertentu dibalik agar panas
merata. Cara penjemuran semacam ini selain murah juga praktis, namun juga ada kelemahan
yaitu suhu dan kelembaban tidak dapat terkontrol, memerlukan area penjemuran yang luas,
saat pengeringan tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan waktu pengeringan yang
lama. Dengan menurunkan kadar air dapat mencegah tumbuhnya kapang dan menurunkan
reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu atau pengrusakan
simplisia. Secara umum kadar air simplisia tanaman obat maksimal 10%. Pengeringan dapat
memberikan keuntungan antara lain memperpanjang masa simpan, mengurangi penurunan
mutu sebelum diolah lebih lanjut, memudahkan dalam pengangkutan, menimbulkan aroma
khas pada bahan serta memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Terdapat beberapa metode
pengeringan yaitu:
Pengeringan secara langsung di bawah sinar matahari
Pengeringan dengan metode ini dilakukan pada tanaman yang tidak sensitif
terhadap cahaya matahari. Pengeringan terhadap sinar matahari sangat umum untuk
bagian daun, korteks, biji, serta akar. Bagian tanaman yang mengandung flavonoid,
kuinon, kurkuminoid, karotenoid, serta beberapa alkaloid yang cukup mudah terpengaruh
cahaya, umumnya tidak boleh dijemur di bawah sinar matahari secara langsung.
Kadangkala suatu simplisia dijemur terlebih dahulu untuk mengurangi sebagian besar
kadar air, baru kemudian dikeringkan dengan panas atau digantung di dalam ruangan.
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari secara langsung memiliki keuntungan
yaitu ekonomis. Namun lama pengeringan sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Pengeringan di ruangan yang terlindung dari cahaya matahari namun tidak lembab
Umumnya dipakai untuk bagian simplisia yang tidak tahan terhadap cahaya
matahari. Pengeringan dengan metode ini harus memperhatikan sirkulasi udara dari
ruangan. Sirkulasi yang baik akan menunjang proses pengeringan yang optimal.
Pengeringan dengan cara ini memiliki keuntungan yaitu ekonomis, serta untuk bahan
yang tidak tahan panas atau cahaya matahari cenderung lebih aman. Namun demikian,
pengeringan dengan cara ini cenderung membutuhkan waktu yang lama dan jika tidak
dilakukan dengan baik, akan mengakibatkan tumbuhnya kapang.
Pengeringan dengan menggunakan oven
Pengeringan menggunakan oven, umumnya akan menggunakan suhu antara 30°-
90°C. Terdapat berbagai macam jenis oven, tergantung pada sumber panas. Pengeringan
dengan menggunakan oven memiliki keuntungan berupa: waktu yang diperlukan relatif
cepat, panas yang diberikan relatif konstan. Kekurangan dari teknik ini adalah biaya yang
cukup mahal.
Pengeringan dengan menggunakan oven vakum.
Pengeringan dengan menggunakan oven vakum merupakan cara pengeringan
terbaik. Hal ini karena tidak memerlukan suhu yang tinggi sehingga senyawa-senyawa
yang tidak tahan panas dapat bertahan. Namun cara ini merupakan cara paling mahal
dibandingkan dengan cara pengeringan yang lain.
Pengeringan dengan menggunakan kertas atau kanvas
Pengeringan ini dilakukan untuk daun dan bunga. Pengeringan ini bagus untuk
mempertahankan bentuk bunga atau daun serta menjaga warna simplisia. Pengeringan
dengan cara ini dilakukan dengan mengapit bahan simplisia dengan menggunakan kertas
atau kanvas. Pengeringan ini relatif ekonomis dan memberikan kualitas yang bagus,
namun untuk kapasitas produksi skala besar tidak ekonomi.
Selain harus memperhatikan cara pengeringan yang dilakukan, proses
pengeringan juga harus memperhatikan ketebalan dari simplisia yang dikeringkan. Proses
pengeringan bertujuan untuk menghilangkan sisa air yang ada pada daun semanggi.
Pengeringan dapat dilakukan dengan cara didiamkan, diangin-anginkan, ataupun dijemur
di bawah sinar matahari.
6. Sortasi Kering
Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan
sortasi untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor-pengotor lain yang masih ada
dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum sirnplisia dibungkus
untitk kernudian disimpan. Pada simplisia bentuk rimpang, sering jumlah akar yang melekat
pada rimpang terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-partikel
pasir, besi dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum simplisia
dibungkus Proses sortasi kering dilakukan dengan menggunakan oven, daun semanggi yang
telah dikeringkan kemudian dilakukan sortasi hingga benar-benar kering agar sisa kotoran
hilang dan kadar air pada daun semanggi berkurang atau tidak ada.
1. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
2. Simplisia dibedakan menjadi : simpisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan
(mineral).
3. Tahap-tahap pembuatan simplisia secara garis besar adalah sebagai berikut: Pengolahan
bahan baku, Sortasi basah, Pencucian, Perajangan, Pengeringan, Sortasi kering, Pengepakan
penyimpanan dan pemeriksaan mutu. Kadar air di dalam simplisia dianjurkan kurang dari
10%.
4. Rendemen simplisia daun semanggi yang diperoleh dalam praktikum adalah sebesar 15,36
%.
DAFTAR PUSTAKA