Professional Documents
Culture Documents
Modul Produksi
Modul Produksi
SE
Institusi, Tahun Ajar SMK NEGERI 1 LUBUK SIKAPING, TP. 2023/2024
2. Jenjang Sekolah SMK
3. Fase/Kelas F / XI
4. Kode Modul KP.XI.1.1 DAN KP.XI.1.2
5. Alokasi Waktu (menit) 4 TM x 5 JP x 45 MENIT (900 MENIT)
6. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu antara lain :
1. Menyusun perencanaan produksi meliputi jenis produk dan
jumlah produk
2. Menerapkan desain/rancangan produk
7. KKTP A. Menyusun perencanaan produksi meliputi jenis produk dan
jumlah produk
1. Menentukan tujuan perencanaan produksi
2. Menentukan jenis perencanaan produksi
3. Menentukan tahapan perencanaan
4. Menentukan metode perencanaan produks
5. Melakukan perencanaan produksi
B. Menerapkan desain/rancangan produk
1. fungsi desain produk
2. ruang lingkup desain produk
3. Langkah- langkah desain produk
4. membuat desain produk
8. Profil Pelajar Pancasila 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berakhlak mulia
3. Mandiri
4. Berfikir kritis
5. Kreatif
9. Sarana Prasarana Laptop, Internet, Infokus, ATK
10. Moda (PJJ, TM, Blended) TM
11. Kegiatan Pembelajaran Diskusi, Penugasan, Presentasi
12. Kata Kunci (materi Projek Kreatif dan Kewirausahaan
pokok)
13. Kode Perangkat KP.1 Dan KP.2
14. Jumlah Peserta Didik 36 Siswa
15. Karakteristik Peserta Reguler
Didik
15. Materi Ajar 1. Pertemuan 1 dan 2
Perencanaan produksi(Jenis Produk dan Jumlah Produk)
2. Pertemuan 3 dan 4
Desain atau rancangan produk
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
B Inti 195’
- Guru menyampaikan materi pembelajaran (Desain atau
Rancangan Produk) dan tujuan pembelajaran
- Membentuk kelompok belajar beranggotakan 5-6 siswa/murid
- Siswa diminta untuk menganalisis dan mengidentifikasikan masalah
terkait tayangan video tentang Desain atau Rancangan Produk
- Siswa kemudian diberikan LKPD untuk mencatat apa yang diketahui
dan didapatkan saat meyimak video dan membahasnya bersama
anggota kelompok kemudian membuat resume
- Setelah selesai, guru mengulas video tersebut dengan memberikan
pertanyaan pemantik kepada siswa untuk dijadikan bahan diskusi
- Setiap kelompok membuat peta konsep dan mempresentasikannya
- Guru mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh setiap kelompok
- Guru memberikan ice breaking
- Siswa diberi tugas kelompok untuk membuat desain atau rancangan
produk pada pertemuan selanjutnya
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait topik yang
sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
- Guru menyampaikan bahwa ada asesmen sumatif di pertemuan
selanjutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk mengakhiri
pertemuan pembelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait topik
yang sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk mengakhiri
pertemuan pembelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama
ASESMENT DIAGNOSTIK NON KOGNITIF
Nama : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
No. Pertanyaan
1. Apakah kamu senang belajar di
rumah?
2. Apakah kamu menyukai bekerja
dalam kelompok?
3. Apakah kamu bersemangat untuk
belajar materi ini?
4. Apa harapanmu setelah mempelajari
materi ini?
5. Siapa yang membantumu jika kamu
memiliki kesulitan dalam belajar?
Tindak Lanjut
Nama : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan projek kreatif ?
2. Apakah yang dimaksud dengan kewirausahaan
?
3. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan
produksi ?
4. Apakah yang dimaksud dengan jenis produk?
5. Apakah yang dimaksud dengan jumlah
produk ?
6. Apakah yang dimaksud dengan desain atau
rancangan produk ?
7. Bagaimana cara membuat desain atau
rancangan produk ?
8. Bagaimana cara menyusun perencanaan
produksi ?
9. Apakah yang dimaksud dengan produksi?
10. Apakah yang dimaksud produk ?
Tindak Lanjut
Setelah semua murid menyelesaikan asesmen, gunakan contoh tabel di bawah ini untuk:
Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1 apabila
jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid yang bisa menjawab
dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10.
Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan membagi
dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.
Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
● Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru
- Tugas Kelompok 1
Petunjuk :
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis video
tentang perencanaan produksi
Setelah selesai setiap kelompok secara bergantian menuliskan materi yang didapat pada
kertas sticky notes dan menempelkannya di papan tulis.
LKPD dan Lembar Penilaian (terlampir)
- Tugas Individu
Hasil pekerjaan dibuat format power point dan dikirimkan ke link google drive yang telah
tentukan oleh guru
- Tugas Kelompok 2
Petunjuk :
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis video
tentang desain atau rancangan produk dan mencatat pada LKPD
LKPD dan Lembar Penilaian (terlampir)
ASESMENT FORMATIF KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
- Tugas Kelompok 3
Petunjuk :
Buatlah susunan perencanaan produksi meliputi jenis produk dan jumlah produk .
Alat dan Bahan:
- Kertas HVS
- Pena
- Kertas Kartoon
- Spidol
Langkah Kerja:
1. Tentukan perencanaan produksi meliputi jenis produk dan jumlah produk bersama
kelompok masing-masing sesuai dengan jurusan masing-masing
2. Setelah ditentukan tulis dalam kertas HVS sebagai konsep
3. Setelah itu buatlah dalam satu lembar kartoon (chart susunan perencanaan produksi)
- Tugas Kelompok 4
Petunjuk :
Langkah Kerja:
1. Bersama kelompok siswa menetukan desain dan rancangan produk yang akan di buat
2. Desain dan rancangan sesuaikan dengan program keahlian
LEMBAR PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN
Sangat
Belum Kompeten Cukup Kompeten Kompeten
ASPEK Kompeten (91-
(0-60) (61-70) (71-90)
100)
Alat dan Bahan Alat dan bahan Alat dan bahan Alat dan bahan Alat dan
yang dibawa yang dibawa cukup yang lengkap bahan yang
tidak lengkap lengkap dibawa sangat
lengkap
Kerapihan rancangan yang rancangan yang rancangan rancangan
dibuat tidak dibuat cukup rapih yang dibuat yang dibuat
rapih rapih sangat rapih
Kesesuaian Ukuran yang Ukuran yang dibuat Ukuran yang Ukuran yang
dibuat tidak cukup sesuai dibuat sesuai dibuat sangat
sesuai sesuai
Rumusan penilaian :
REFLEKSI GURU
Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai denga apa yang saya rencanakan?
1. Bagian rencana pembelajaran manakah yang sulit dilakukan?
2. Apa solusi untuk hal tersebut?
3. Berapa persen siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran?
4. Apa kesulitan yang dialami peserta didik dalam mencapai tujuan pembeajaran?
5. Apakah yang kalian pahami hari ini?
6. Bagian mana yang belum dipahami?
7. Apakah asesmen membantu kalian?
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Tugas:
Lihat dan amati video yang ditayangkan lalu tulislah apa yang anda pelajari dari video tersebut ke
dalam table di bawah ini !
Kelompok : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
Nama Anggota
Kelompok : 1. …………………………………………
: 2. …………………………………………
: 3. …………………………………………
LEMBAR PENILAIAN
Keterangan :
Penilaian sikap berbentuk buku anekdot (tentang perilaku siswa saat berdiskusi dan saat
pembelajaran)
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai
level kompeten
PERTEMUAN 1 DAN 2
A. PERENCANAAN PRODUKSI
Fungsi dan Tujuan Perencanaan Produksi Secara umum, fungsi dan tujuan perencanaan produksi
adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam dan keluar pabrik,
sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai.
a. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadapa rencana strategis
perusahaan.
d. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian. e.
Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana startegis.
Adapun tujuan dari perencanan produksi menurut Hendra Kusuma (1999) adalah:
a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari
waktu.
b. Menetapkan jumlah saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan
terpadu.
2. Perencanaan Produksi Jangka Panjang adalah penentuan tingkat kegiatan produksi lebih
daripada satu tahun. Biasanya sampai dengan lima tahun mendatang, dengan tujuan untuk
mengatur pertambahan kapasitas peralatan atau mesin-mesin, ekspansi pabrik dan
pengembangan produk (product development).
Setelah semua itu dilakukan, ada lima jenis utama perencanaan produksi. Masing-masing
didasarkan pada prinsip dan asumsi yang berbeda dan memiliki kelebihan dan kekurangannya
sendiri.
Dengan metode ini, tugas lengkap pembuatan produk ditangani oleh pekerja tunggal atau
kelompok. Jenis pekerjaan yang menggunakan metode ini bisa berskala kecil atau kompleks.
Metode ini biasanya dimasukkan ketika spesifikasi pelanggan sangat penting dalam produksi.
Penjahit, juru masak, dan penata rambut adalah contoh dari para profesional yang
menggunakan metode pekerjaan dalam perencanaan produksi. Pekerjaan skala kecil adalah
pekerjaan yang produksinya relatif mudah, karena pekerja memiliki keterampilan yang diperlukan
untuk pekerjaan itu. Juga peralatan khusus yang relatif kecil biasanya diperlukan dalam tugas-
tugas seperti itu.
Karena pertimbangan tersebut, persyaratan spesifik pelanggan dapat dengan mudah
dimasukkan kapan saja selama itu bisa dilakukan. Pekerjaan yang kompleks melibatkan
penggunaan teknologi tinggi, membuat kontrol proyek dan manajemen penting. Bisnis konstruksi,
misalnya, adalah operasi kompleks yang masih menggunakan metode pekerjaan dalam
perencanaan produksi.
2. Metode Batch
Ketika bisnis tumbuh dan volume produksinya tumbuh bersama mereka, metode
perencanaan produksi Batch menjadi lebih umum. Untuk itu diperlukan pembagian kerja menjadi
beberapa bagian
Agar suatu pekerjaan dapat dilanjutkan dan menyelesaikannya secara keseluruhan, penting
agar bagian sebelumnya diselesaikan. Bisnis pembuatan komponen elektronik menggunakan
metode batch. Metode Batch membutuhkan spesialisasi tenaga kerja untuk setiap divisi.
3. Metode Aliran
Metode ini mirip dengan metode batch. Di sini tujuannya adalah untuk meningkatkan aliran
material dan pekerjaan, mengurangi biaya tenaga kerja dan tenaga kerja dan menyelesaikan
pekerjaan lebih cepat. Berbeda dengan metode batch, di mana satu batch selesai setelah yang
lain, dalam metode ini, pekerjaan berkembang sebagai aliran.
Contohnya, jalur perakitan yang membuat televisi biasanya menggunakan metode ini. Produk
ini diproduksi oleh sejumlah operasi yang saling berhubungan di mana bahan bergerak satu tahap
ke tahap kedua tanpa jeda waktu dan gangguan.
4. Metode Proses
Di sini produk diproduksi menggunakan urutan yang seragam dan standar. Mesin yang
sangat canggih digunakan di sini. Produksi terus menerus, contohnya produksi otomotif.
Dalam metode ini, barang diproduksi menggunakan standarisasi tertentu seperti manufaktur
raksasa pembuatan produk kesehatan atau obat-obatan.
1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadapa rencana strategis
perusahaan.
2. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi.
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai targetproduksi dan rencana startegis.
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk Produksi.
Tujuan dari perencanan produksi
1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari
waktu.
2. Menetapkan jumlah saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan
terpadu.
3. Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan
pesanan,serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat.
4. Membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan revisi atas rencana produksi
pada saat yang ditentukan.
5. Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci
sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.
PERTEMUAN 3 DAN 4
Pengertian Desain Produk adalah rangkaian usaha untuk mempelajari dan merencanakan benda
pakai yang fungsional, ergonomis, dan estetis sehingga menjadi lebih bernilai dan bermanfaat bagi
penggunanya (konsumen). Biasanya, produk yang telah dirancang akan diproduksi masal secara
industri. Oleh karena itu terkadang bidang studi ini juga disebut sebagai desain industri.
Bahkan dalam bahasa inggris, sebetulnya bidang studi ini disebut dengan Industrial Design.
Namun istilah tersebut tidak dapat diterjemahkan mentah-mentah menjadi desain industri, karena
yang didesain bukanlah industrinya melainkan produknya (Adhi Nugraha,1989).
Kemungkinan besar, translasi yang lebih tepat adalah desain keindustrian. Namun tetap saja
terdengar sedikit rancu. Oleh karena itu, desain produk tetap dianggap menjadi istilah yang lebih
tepat untuk digunakan sebagai terjemahannya. Menanggapi problematika bahasa tersebut, rasanya
menjadi krusial untuk membahas pengertian desain produk berdasarkan makna katanya.
Meskipun luas namun ruang lingkupnya cukup jelas. Maka desain produk adalah cabang ilmu
desain yang unik namun memiliki kadar interdisiplin tinggi. Disiplin-disiplin ilmu tersebut melibatkan
estetika, teknik industri, teknologi informasi, desain grafis, hingga ke manajemen. Hal itu karena
tujuan dari desain produk sendiri memang mencakup banyak hal.
Pengertian desain produk menurut Ulrich & Eppinger (2008, hlm. 190) adalah layanan
profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep beserta spesifikasinya yang
mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk hingga ke sistemnya agar produk lebih
menguntungkan bagi konsumen maupun produsen.
Terdengar komplit sekali bukan? Tidak heran jika desain produk harus memiliki kadar
interdisiplin yang tinggi.
Ulrich & Eppinger (2008, hlm. 190) mengutip dari Drefyus (1967) menerangkan bahwa terdapat 5
tujuan penting dalam proses desain produk, yaitu :
1. Utility (Kegunaan) : Produk yang digunakan harus aman dan mudah pada saat digunakan.
2. Appearance (Tampilan) : Tampilan produk harus unik dan indah agar menjadi produk yang
menarik.
3. Easy to maintenance (Kemudahan pemeliharaan) : Rancangan produk tidak hanya sebatas
untuk penggunaannya saja, namun harus dirancang agar mudah untuk dirawat dan
diperbaiki juga.
4. Low cost (Biaya Rendah) : Produk yang dirancang harus dapat diproduksi dengan biaya yang
rendah agar dapat bersaing.
5. Communication (Komunikasi) : Desain produk harus dapat mengomunikasikan filosofi dan
misi perusahaan atau perancang kepada
Tentunya desain produk memiliki fungsi yang sangat bergantung pada jenis produknya sendiri.
Namun demikian, secara umum dan dilihat berdasarkan objeknya, desain produk memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut.
Rasanya sudah cukup jelas mengenai pengertian desain produk setelah kita menjelajahinya dari
berbagai aspek pembentuknya. Namun untuk memastikan studi yang lebih terarah, sebaiknya kita
tetap membandingkannya dengan berbagai pendapat ahli. Berikut ini adalah beberapa pengertian
desain produk menurut para ahli.
Desain produk adalah salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat
diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga
terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya (Prastywibowo, 1999, hlm.
5).
Suyadi Prawirosentono
Desain produk adalah rancang bangun dari suatu produk ( barang ) yang akan diproduksi ( 1996 ,
hlm. 1 ).
Yus R Hadjadinata
Desain produk berhubungan dengan bentuk dan fungsi. Desain mengenai bentuk berhubungan
dengan perencanaan dan penampilan dari produk tersebut. Sedangkan desain mengenai fungsi
berhubungan dengan bagaimana produk tersebut dapat di gunakan (Hadjadinata, 1995, hlm. 18).
Pengertian desain produk adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengintegrasikan perencanaan
produk dan proses yang berpengaruh, termasuk manufaktur dan pendukungnya.
Desain Produk adalah pengembangan produk yang dirancang untuk memenuhi kepuasan konsumen.
Coba lihat benda yang paling dekat dari tanganmu saat ini. Pulpen? Cincin? Sendok?
Kemanapun mata kita mengarah, kita pasti menemukan hasil dari sebuah desain produk. Semua
produk yang hingga saat ini kita gunakan ialah perancangan dan perencanaan suatu benda, agar
memiliki nilai lebih dalam berbagai aspek kehidupan.Misalnya sebagai manusia, tidak mungkin, kan,
kita berdiri terus. Ada kalanya, kita harus melakukan kegiatan ataupun tidak sama sekali dalam
posisi duduk. Karena ada aktivitas duduk inilah, diperlukanlah sebuah benda yang dapat
memfasilitasi sikap duduk. Dari sini, terciptalah kursi, bangku, dingklik, stool, yang pada akhirnya
sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing sikap.
Kata “desain” yang merupakan berasal dari kata “design” (bahasa Inggris) tetap dipertahankan.
Kata desain ini menggeser kata “rancang bangun” karena kata tersebut tidak dapat mewadahi
kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau kompetensi, (Sachari, 2000).
Jika istilah ‘desain’ bermakna ‘rencana’, maka ‘rencana’ adalah benda yang dihasilkan dalam
proses perencanaan. Kegiatannya disebut ’merencana’ atau ‘mencananakan’. Pelaksananya disebut
‘perencana’, sedangkan segala sesuatu yang berkaitan erat dengan proses pelaksanaan pembuatan
suatu rencana, disebut ‘perencanaan’. Jadi kata ‘mendesain’ mempunyai pengertian yang secara
umum setara dengan ‘merencana, merancang, rancang bangun, atau merekayasa, yang artinya
setara dengan istilah ‘to design’ atau ‘designing’ (Bahasa Inggris). Istilah mendesain mempunyai
makna melakukan kegiatan/ aktivitas/proses untuk menghasilkan suatu desain (Palgunadi, 2007).
Dengan demikian, desain bukan semata mata rancangan diatas kertas, tetapi juga proses
secara keseluruhan sampai karya tersebut terwujud dan memiliki nilai. Desain yang merupakan
aktivitas praktis yang meliputi juga unsur-unsur ekonomi, sosial, teknologi dan budaya dalam
berbagai dinamikanya.
Dari kata “desain”, produk yang dihasilkan tentunya berkaitan dengan “bentuk” serta “fungsi”.
Desain harus menghasilkan karya yang berguna, dapat memecahkan masalah dalam kehidupan,
serta memiliki bentuk dengan nilai keindahan di dalamnya. Jika nilai-nilai ini berhasil dicapai, baru
tercipta produk desain.
Meski memenuhi nilai-nilai di atas, sebuah karya desain produk tak jua serta merta layak
dikonsumsi massal. Dalam ilmu desain, Desain Produk ialah cabang ilmu dengan interdisiplin ilmu
yang tinggi. Untuk sampai ke tangan konsumen, suatu karya desain produk melibatkan estetika,
teknik industri, teknologi, desain grafis, hingga manajemen. Hal itu karena tujuan dari desain produk
sendiri memang mencakup banyak hal.
Tujuan Proses Desain Produk dan Fungsinya
G
ambar 3. Handle untuk penumpang yang berdiri di dalam bus atau kereta
Foto: Shutterstock.com
Ulrich & Eppinger (2008: 190) mengutip dari Drefyus (1967) menerangkan bahwa terdapat 5 tujuan
penting dalam proses desain produk, yaitu :
1. Utility (Kegunaan)
Produk yang digunakan harus aman dan mudah pada saat digunakan
2. Appearance (Tampilan)
Tampilan produk harus unik dan indah agar menjadi produk yang menarik.
5. Communication (Komunikasi)
Desain produk harus dapat mengomunikasikan filosofi dan misi perusahaan atau perancang kepada
konsumen
Gambar 4. Set peranti makan yang merupakan produk dari Kriya Keramik
Foto: Shutterstock.com
Meski dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, namun secara umum, membuat suatu
desain produk mempunyai mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif untuk perancangan sebuah
produk. Pada akhirnya, produk tersebut harus mampu memenuhi nilai-nilai fungsional yang tepat
dan menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi manusia.
Mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan masyarakat, kemampuan
masyarakat, pola pikir masyarakat serta banyak aspek lain yang akhirnya mesti diterjemahkan dan
diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus
sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-
perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut.
Desain produk merupakan sebuah bahasa dominan dalam perkembangan dan pola pikir
manusia sejak dahulu kala. Mekanisme dan sistem alur yang berkembang saat ini lahir dari
kebiasaan yang berkembang sejak dahulu kala; Saat manusia purba menemukan masalah untuk
mendapatkan hasil buruan, mereka lantas menciptakan senjata dalam bentuk tombak agar ada alat
yang efektif menangkap binatang yang diburu. Dari contoh tersebut, kita dapat melihat mekanisme
berpikir kreatif yang sama dalam perancangan sebuah produk; berangkat dari masalah, lalu
menciptakan sebuah benda agar dapat dijadikan sebuah solusi yang efektif bagi permasalahan
tersebut.
Kesimpulannya, Desain Produk adalah suatu pendekatan sistematis dari suatu produk (barang) yang
akan diproduksi agar memiliki nilai lebih dalam berbagai aspeknya seperti fungsi yang lebih efektif,
tampilan yang lebih indah, sampai penggunaan yang lebih mudah dan nyaman. Perencanaan benda
ini pun harus mampu diproduksi secara industri dengan lebih efisien pula, baik secara ekonomi
maupun teknis, sehingga memberikan keuntungan bagi konsumen dan produsen.
Gambar 5. Isu lingkungan melahirkan salah satu produk dengan desain yang ramah lingkungan
seperti sikat gigi dari bambu ini
Foto: Shutterstock.com
Untuk mengembangkan sistem dan struktur organisasi yang efektif, maka ada beberapa isu
penting yang harus dipahami yaitu antara lain:
Sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan walaupun pad kondisi yang tidak
memadai pada proses produksi
Bagian atau komponen sebuah produk dibagi menjadi komponen yang dengan mudah dapat ditukar
atau digantikan
bentuk komunikasi secara tampilan dimana gambar menggantikan kenyataan dan biasanya
pengguna dapat menanggapi secara interaktif
Merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan selama proses produksi
Merupakan perancangan produk yang telah memasukkan unsur kepekaan terhadap permasalahan
lingkungan yang sangat luas pada proses produksi. Cara yang bisa dilakukan antara lain dengan
Pandangan produk yang dilepas masing-masing komponenya biasanya melalui gambar tiga dimensi
atau isometris
Sebuah grafik sebagai jalan untuk menerangkan bagaimana komponen mengalir menjadi sub
perakitan dan akhirnya menjadi produk jadi
Daftar operasi yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen dengan bahan yang dirinci dalam bill
of material
Sebuah instruksi untuk membuat sejumlah kuantitas produk tertentu biasanya untuk jadwal tertentu
Sebuah perbaikan atau perubahan dari gambar teknik atau bill of material
Suatu sistem dimana sebuah produk direncanakan dan perubahan konfigurasi diidentifikasi secara
akurat sementara pengendalian dan pertanggungjawaban suatu perubahan tetap terjaga
2. Kumpulkan ide
3. Menyaring ide
8. Pengujian pasar
Bagian penelitian
Konsultan perusahaan
Tenaga penjualan
B. Eksternal
Kecenderungan pasar
Masukan pelanggan
Pesaing
Peramalan
Gam
bar 6. Eames Chair, salah satu kursi ikonis sepanjang masa yang pernah diciptakan oleh maestro
desain, Charles Ormond Eames, Jr and Bernice Alexandra Eames pada tahun 1950-an
Foto: Shutterstock.com
PENGAYAAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
https://www.duniapengertian.com/2019/07/pengertian-perencanaan-produksi-jenis-fungsi-
tujuan.html?m=1. 11 juni 2022
Ulrich, K.T. dan Eppinger, S.D. (2008). Product Design and Development. 4th Edition, McGraw-Hill:
New York.
1. Nama Penyusun, ALFI MULYANI.S.E
Institusi, Tahun Ajar SMK NEGERI 1 LUBUK SIKAPING, TP. 2023/2024
2. Jenjang Sekolah SMK
3. Fase/Kelas F / XI
4. Kode Modul KP.XI.1.3 DAN KP.XI.1.4
5. Alokasi Waktu (menit) 4 TM x 5 JP x 45 MENIT (900 MENIT)
6. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu antara lain :
3. Menyusun proses kerja pembuatan prototype/contoh
produk
4. Menghitung biaya produksi
7. KKTP A. Menyusun proses kerja pembuatan prototype/contoh
produk
1. Prototype
2. Kegunaan prototype/contoh produk
3. Tahapan proses kerja pembuatan prototype/contoh produk
4. Proses kerja proses kerja pembuatan prototype/contoh
produk
B. Menghitung biaya produksi
1. Biaya
2. unsur- unsur biaya produksi
3. jenis – jenis biaya produksi
4. menghitung biaya produksi
5. menentukan harga jual
8. Profil Pelajar Pancasila 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berakhlak mulia
3. Mandiri
4. Berfikir kritis
5. Kreatif
9. Sarana Prasarana Laptop, Internet, Infokus, ATK
10. Moda (PJJ, TM, Blended) TM
11. Kegiatan Pembelajaran Diskusi, Penugasan, Presentasi
12. Kata Kunci (materi Projek Kreatif dan Kewirausahaan
pokok)
13. Kode Perangkat KP.3 Dan KP.4
14. Jumlah Peserta Didik 36 Siswa
15. Karakteristik Peserta Reguler
Didik
16. 15. Materi Ajar 1. Proses kerja pembuatan prototype/contoh produk
Pertemuan 5
1.1 Pengertian produk dan produksi
1.2 Perbedaan produk barang dan jasa
Pertemuan 6
1.3 Pengertian prototype produk
1.4 Tahapan prototype produk
2. Perhitungan biaya produksi/HPP
Pertemuan 7
2.1 Pengertian biaya produksi dan harga pokok produksi
2.2 Jenis-jenis biaya produksi
2.3 Unsur-unsur biaya produksi
Pertemuan 8
2.3 Penghitungan total biaya produksi, HPP dan
penetapan harga jual
2.4 Penghitungan keuntungan dan Break Event
Point/BEP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6
Durasi
No. Kegiatan
Waktu
A Pendahuluan : 15’
- Guru menyapa siswa dengan salam
- Guru memerintahkan atau meminta salah satu siswa memimpin
berdoa bersama-sama sebelum pelajaran dimulai
- Guru melakukan presensi siswa
- Guru memberikan kuis
- Siswa mengerjakan kuis
B Inti 195’
- Guru menyampaikan materi pembelajaran ((Proses kerja
pembuatan prototype/contoh produk) tentang pengertian
prototype produk dan tahapan prototype produk dan tujuan
pembelajaran
- Membentuk kelompok belajar beranggotakan 5-6 siswa/murid
- Siswa diminta untuk menganalisis dan mengidentifikasikan masalah
terkait tayangan video tentang prototype produk dan tahapan
prototype produk
- Siswa kemudian diberikan LKPD untuk mencatat apa yang diketahui
dan didapatkan saat meyimak video dan membahasnya bersama
anggota kelompok kemudian membuat resume
- Setelah selesai, guru mengulas video tersebut dengan memberikan
pertanyaan pemantik kepada siswa untuk dijadikan bahan diskusi
- Setiap kelompok membuat peta konsep dan mempresentasikannya
- Guru mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh setiap kelompok
- Guru memberikan ice breaking
- Siswa diberi tugas individu untuk membuat proses/alur kerja
pembuatan prototype produk, sesuai dengan bidang keahlian
masing-masing
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait topik yang
sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
- Guru menyampaikan bahwa ada asesmen sumatif di pertemuan
selanjutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk mengakhiri
pertemuan pembelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7
Nama : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
No. Pertanyaan
1. Apakah kamu senang belajar di
rumah?
2. Apakah kamu menyukai bekerja
dalam kelompok?
3. Apakah kamu bersemangat untuk
belajar materi ini?
4. Apa harapanmu setelah mempelajari
materi ini?
5. Siapa yang membantumu jika kamu
memiliki kesulitan dalam belajar?
Tindak Lanjut
Nama : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan produk?
2. Apakah yang dimaksud dengan produksi?
3. Jelaskan tujuan kegiatan produksi?!
4. Tuliskan ciri-ciri produk barang dan jasa ?!
5. Jelaskan karakteristik utama perbedaan produk
barang dan jasa ?!
6. Tuliskan contoh-contoh produk barang dan
jasa (masing-masing minimal 5 contoh) ?!
7. Apa yang dimaksud dengan prototype/contoh
produk?
8. Jelaskan tujuan pembuatan prototype/contoh
produk ?!
9. Jelaskan tahapan-tahapan dalam prototype
produk ?!
10. Tuliskan skema alur/proses kerja protype
produk?!
Tindak Lanjut
Setelah semua murid menyelesaikan asesmen, gunakan contoh regulasidi bawah ini untuk:
Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1 apabila
jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid yang bisa menjawab
dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10.
Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan membagi
dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.
Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
● Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru
- Tugas Kelompok
Petunjuk :
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis video
https://www.youtube.com/watch?v=7PcT7g_o5oQ
Setelah selesai setiap kelompok secara bergantian menuliskan materi yang didapat pada
kertas sticky notes dan menempelkannya di papan tulis.
LKPD dan Lembar Penilaian (terlampir)
- Tugas Individu
Siswa diminta untuk melakukan observasi usaha masyarakat di lingkungan sekitar (dengan
pengamatan maupun wawancara) tentang apa saja produk barang atau jasa yang dihasilkan
masyarakat saat ini, dan membuat pengelompokkan berdasarkan kelompok produk tersebut
Hasil pekerjaan dibuat format power point dan dikirimkan ke email GoogleCllassroom
- Tugas Kelompok
Petunjuk :
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis video
https://www.youtube.com/watch?v=IkR00IRe14Q dan mencatat pada LKPD
LKPD dan Lembar Penilaian (terlampir)
- Tugas Individu
Siswa diminta membuat desain prototype/contoh produk yang telah dipilih sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing dan membuat alur kerjanya.
Tugas dibuat dalam kertas HVS dan doable folio dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
- Tugas Kelompok
Siswa duduk berkelompok dengan jumlah anggota 5-6 orang/ kelompok, masing-masing
kelompok sudah memiliki bahan ajar studi kasus tentang kegiatan dan biaya produksi ddari
beberapa usaha. Masing-masing kelompok mencatat apa yang ditemukan dalam bacaan
pada LKPD. Setelah masing-masing berdiskusi dalam kelompok selanjutnya
mempresentasikan hasil diskusi diskusi di depan kelas.
LKPD dan Lembar Penilaian terlampir
- Tugas Individu
Siswa diminta mengelompokkan biaya-biaya produksi apa saja yang akan dibutuhkan
dalam pembuatan produk nantinya mulai dari pembuatan contoh desain(prototype) produk
sampai produk tersebut siap jual, dalam rangka untuk menentukan harga jual.
ASESMENT FORMATIF KEGIATAN PEMBELAJARAN 8
- Tugas Kelompok
Siswa duduk berkelompok dengan jumlah anggota 5-6 orang/ kelompok, masing-masing
kelompok sudah memiliki bahan ajar studi kasus tentang kegiatan dan biaya produksi dari
beberapa usaha. Masing-masing kelompok mencatat apa yang ditemukan dalam bacaan
pada LKPD. Setelah masing-masing berdiskusi dalam kelompok selanjutnya
mempresentasikan hasil diskusi diskusi di depan kelas.
LKPD dan Lembar Penilaian terlampir
- Tugas Individu
Siswa diminta menghitung biaya-biaya produksi, HPP, BEP dan keuntungan dari kegiatan
produksi produknya sesuai bidang keahlian masing-masing.
LEMBAR PENILAIAN
ASESMENT SUMATIF
Rumusan penilaian :
REFLEKSI GURU
Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai denga napa yang saya rencanakan?
8. Bagian rencana pembelajaran manakah yang sulit dilakukan?
9. Apa solusi untuk hal tersebut?
10. Berapa persen siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran?
11. Apa kesulitan yang dialami peserta didik dalam mencapai tujuan pembeajaran?
12. Apakah yang kalian pahami hari ini?
13. Bagian mana yang belum dipahami?
14. Apakah asesmen membantu kalian?
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Tugas:
Lihat dan amati video yang ditayangkan lalu tulislah apa yang anda pelajari dari video tersebut ke
dalam table di bawah ini !
Kelompok : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
Nama Anggota
Kelompok : 1. …………………………………………
: 2. …………………………………………
: 3. …………………………………………
RUBRIK PENILAIAN
Keterangan :
Penilaian sikap berbentuk buku anekdot (tentang perilaku siswa saat berdiskusi dan saat
pembelajaran)
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai
level kompeten
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remedial.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten.
Contoh pada makanan: Mie Instan, Sosis, Pizza, Kue, Cemilan, dll. Pada bumbu dan
bahan untuk memasak misalnya seperti Minyak Goreng, Tepung Terigu, Kaldu Ayam,
Mentega, Margarin, dan lain-lain.
Contoh pada minuman: Air mineral / air minum kemasan, minuman kaleng / botol, Susu
Kemasan, dan lain-lain
Contoh pada elektronik: Handphone/ telepon genggam, konsol game, televisi, komputer,
laptop, dan lain-lain.
2. Pengertian Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Manfaat/faedah baru terdiri atas beberapa macam, misalnya faedah bentuk, waktu dan
tempat. Contohnya :
a. Seorang wirausahawan yang kreatif mengubah bentuk kayu menjadi meja, kursi dan
sebagainya hal ini merupakan faedah bentuk.
b. Seorang wirausahawan membawa hasil pertanian dari perdesaan ke perkotaan, hal ini
merupakan tambahan tempat.
c. Seorang wirausahawan mempunyai hasil pertanian yang disimpan di dalam gudang
kemudian dikeluarkan lagi sampai waktu yang diperlukan. Hal ini merupakan faedah
waktu.
Perbedaan barang dan jasa sebenarnya sudah jelas berbeda satu sama lain. Barang dan
jasa memang tak pernah bisa dipisahkan satu sama lain dalam kegiatan perekonomian kita.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya terlebih dahulu kita pahami
apa arti kedua hal tersebut.
Secara garis besar berikut ciri-ciri produk barang dan produk jasa :
Produk Barang Produk Jasa
1. Produk berwujud 1. Produk tidak berwujud
2. Produk bias disimpan 2. Produk tidak bisa disimpan
3. Produk bisa dijual kembali 3. Sulit untuk dijual kembali
4. Aspek mutu mudah diukur 4. Banyak aspek mutu sulit diukur
5. Penjualan terpisah dari produksi 5. Penjualan merupakan bagian dari jasa
6. Mudah melakukan otomatisasi 6. Sulit untuk melakukan otomatisasi
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya terlebih dahulu kita
pahami apa arti kedua hal tersebut.Apa yang dimaksud barang? Barang adalah sebuah
produk fisik secara terlihat atau berwujud sehingga dapat diberikan kepada pihak pembeli,
sehingga bisa dipindah tangankan dari pihak penjual ke pihak pembeli. Barang sendiri
mempunyai ciri-ciri, seperti berwujud, bermanfaat dan bernilai. Sehingga manfaat dari barang
ini bisa dirasakan ketika digunakan. Jika digunakan, maka benda, manfaat dan nilainya bisa
berkurang bahkan juga bisa habis.
Barang sendiri bisa diperoleh baik secara bebas maupun ekonomi. Hal ini juga
menjadikannya dikategorikan ke dalam jenis barang ekonomi dan barang bebas. Dimana barang
ekonomi adalah sebuah barang yang bisa diperoleh berdasarkan hasil pengorbanan, berupa
minuman maupun makanan yang membutuhkan uang ketika hendak membelinya. Sedangkan
barang bebas yaitu barang yang bisa diperoleh tanpa adanya pengorbanan, seperti halnya udara
dan cahaya matahari. Sedangkan berdasarkan kegunaannya sendiri, barang dikategorikan
menjadi barang konsumsi dan barang produksi. Barang konsumsi ini merupakan barang yang
bisa langsung dipakai dan juga dikonsumsi pembelinya, seperti pakaian jadi. Barang produksi
merupakan barang yang baru bisa digunakan ketika sudah melalui proses produksi selanjutnya,
misalnya kain untuk pakaian.
Sementara itu, jasa sendiri merupakan setiap aktivitas atau pekerjaan jasa yang
ditawarkan dari suatu pihak ke pihak yang lain berdasarkan prinsip intangibel. Jasa sendiri tidak
menimbulkan perpindahan atas kepemilikan apapun. Hasil produksinya sendiri bisa tidak terikat
dalam produk fisik ataupun bisa terikat dalam produk fisik. Sehingga bisa kita simpulkan
karakteristik utama perbedaan barang dan jasa berikut ini:
a. Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan objek, alat atau benda maka jasa
adalah perbuatan, kinerja (performance) atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa
hanya dikonsumsi tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa dapat berkaitan dan
didukung oleh produk fisik (misalnya telepon dalam jasa komunikasi), (pesawat dalam jasa
angkutan udara, makanan dalam jasa restoran), esensi yang dibeli dari pelanggan adalah
kinerja yang diberikan oleh produsen kepadanya.
Jasa bersifat intangible, maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba
sebelum dibeli dan dikonsumsi. Dengan demikian orang tidak dapat menilai kualitas jasa
sebelum dia mengonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli suatu jasa dia hanya
menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut .
b. Inseparability
Barang biasanya diproduksi kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sebaliknya jasa umumnya
dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi
antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Kedua
pihak mempengaruhi hasil yang keluar (outcome) dari jasa tersebut. Dalam hubungan
penyedia jasa dan pelanggan ini efektivitas individu yang menyampaikan jasa merupakan
unsur penting. Dengan demikian kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekruitmen,
kompensasi, pelatihan dan pengembangan karyawan.
c. Variability
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,
tergantung pada siapa, kapan, dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat
peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain
sebelum memutuskan untuk memilih. Dalam hal ini penyedia jasa dapat melakukan tiga
tahap dalam pengendalian kualitasnya, sebagai berikut:
a) Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik
b) Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa
c) Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan
sehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi.
d. Perishability
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi kereta api yang
kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa pasien akan hilang begitu
saja karena tidak dapat disimpan untuk digunakan di waktu yang lain. Komponen jasa dapat
menjadi bagian kecil atau bagian utama dari seluruh penawaran tersebut.
Berdasarkan kenyataan ini barang atau jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori,
yaitu:
a) Produk fisik murni, yaitu semata-mata terdiri atas produk fisik, misalnya sabun mandi,
pasta dan lain-lain
b) Produk fisik disertai dengan jasa pendukung, misalnya produsen motor memberi
penawaran lebih dari sekedar motor saja . produsen motor juga bisa memberikan
fasilitas pengantaran, reparasi, pemeliharaan dan pemasangan suku cadang.
c) Hybrid, yaitu penawaran terdiri atas barang dan jasa yang sama porsinya. Misalnya
penjualan komputer yang disertai jasa instalasi sofwarenya.
d) Jasa utama yang didukung dengan jasa minor. Misalnya penjualan jasa transportasi jarak
jauh dan bimbingan ibadah haji. Dalam transportasi jarak jauh yang ditawarkan adalah
jasa transportasi menggunakan pesawat , akan tetapi peaksanaannya memerlukan
barang berupa pesawat, majalah, makanan dan minuman.
e) Jasa murni, misalnya psikologi, fisioterapi dan konsultasi hukum.
PERTEMUAN 6
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk, prototype
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototype dibuat untuk diserahkan pada
pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya
jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri
mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu
sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai
upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
= 20 %
BEP = FC
P – VC
BEP = FC
P - VC
= Rp. 20.000.000
Rp. 40.000 – Rp. 20.000
= 1.000 unit
Jadi titik impas dapat dicapai jika Cake Nusantara mampu menjual 1.000
unit produk
BEP = FC
(1 – VC/P)
BEP = FC
(1 – VC/P)
= Rp. 20.000.000
(1 - Rp. 40.000 /Rp. 20.000)
= Rp. 40.000.000
Jadi titik impas dapat dicapai jika Cake Nusantara jika mampu melakukan
penjualan sebesar Rp. 40.000.000
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Pramudhita, Nurul Bekti. 2019. Produk Kreatif dan Kewirausahaan : Media Tama
Ayuningsih, Rahmah Ulfah dkk. 2018. Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK Kelas XI. Surakarta:
Mediatama.