You are on page 1of 19

KEGUNAAN MINING SYSTEM UNTUK KEMUDAHAN

PENGGUNAAN, PENERIMAAN SISTEM, DALAM


MENDAPATKAN BITCOIN

SEMINAR KAJIAN BIDANG MANAJEMEN

Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai


Gelar setara Sarjana Muda Prodi Manajemen jenjang Strata Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarama

Nama : Chrisantus Daiseta Ledjap


NPM : 10220352
Program Studi : Manajemen
Pembimbing : Stanty Aufia Rachmat, S.E., MM

FAKULTAS EKOMOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2023
Chrisantus Daiseta Ledjap, 10220352
KEGUNAAN MINING SYSTEM UNTUK KEMUDAHAN PENGGUNAAN,
PENERIMAAN SISTEM, DALAM MENDAPATKAN BITCOIN
Seminar Kajian Bidang Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2023

ABSTRAK

Perkembangan pesat dalam pemakaian serta nilai Bitcoin selaku wujud mata duit
digital sudah tingkatkan atensi dalam analisis kinerja sistem pertambangan Bitcoin. Riset
ini bertujuan buat menyelidiki serta menganalisis kinerja mining system pada jaringan
Bitcoin dengan fokus pada aspek- aspek kritis semacam kecepatan hash, efisiensi tenaga,
serta keamanan jaringan. Riset ini memakai tata cara analisis informasi historis serta
observasi langsung terhadap sebagian node penambang( mining nodes) dalam jaringan
Bitcoin. Informasi yang dikumpulkan mencakup tingkatan hash, waktu penambangan
blok, serta tingkatan keberhasilan penambangan. Tidak hanya itu, pengukuran efisiensi
tenaga dicoba buat mengevaluasi akibat area dari kegiatan penambangan Bitcoin.
Hasil riset menampilkan kalau alterasi fitur keras, fitur lunak, serta konfigurasi jaringan
bisa pengaruhi kinerja sistem pertambangan secara signifikan. Faktor- faktor semacam
penyesuaian tingkatan kesusahan( difficulty adjustment), jumlah penambang dalam
jaringan, serta mungkin serbuan terhadap protokol Bitcoin pula berkontribusi pada
dinamika kinerja mining system. Riset ini membagikan pengetahuan mendalam tentang
faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja mining system pada Bitcoin, yang bisa jadi
landasan buat pengembangan strategi penambangan yang lebih efektif serta
berkepanjangan. Tidak hanya itu, uraian yang lebih baik tentang aspek keamanan jaringan
bisa menolong dalam tingkatkan resistensi terhadap kemampuan ancaman terhadap
integritas serta keamanan protokol Bitcoin secara totalitas.

Kata Kunci : Kegunaan, Kemudahaan Penggunaan, Penerimaan Sistem, Bitcoin.


(xii +.....+ lampiran)
Daftar Pustaka (.... - ....)
BAB I
Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi pada tahun 2000 sampai dengan sekarang yaitu 2023
berjalan dengan sangat cepat, inovasi secara masal dilakukan oleh berbagai negara bahkan
secara mikro yaitu dari rumah ke rumah. Bitcoin pertama kali muncul dalam sebuah
transaksi di internet pada bulan Januari 2009. Dalam proposalnya, pencipta Bitcoin yang
masih anonim, Satoshi Nakamoto, menyebutkan bahwa Bitcoin merupakan implementasi
dari proposal B-money dan Bitgold yang populer di komunitas kriptografi. Bitcoin pertama
kali tidak lebih dari 1 dolar AS per keping, namun nilainya mulai naik pada 2012. Pada
Februari 2021, Tesla mengumumkan investasi sebesar $1,5 miliar untuk membeli Bitcoin,
yang memperkuat peran Bitcoin sebagai instrumen investasi. Pada 7 September 2021, El
Salvador resmi mendeklarasikan Bitcoin sebagai mata uang resmi di samping dolar
Amerika, menjadikannya negara pertama yang mengambil langkah tersebut. Namun, pada
tahun 2022, terjadi crypto crash yang memengaruhi Bitcoin dan proyek kripto lainnya.
Meskipun identitas Satoshi Nakamoto tetap menjadi misteri, kontribusinya termasuk
penambangan blok pertama Bitcoin dan pesan tersembunyi mengenai kekecewaan
terhadap institusi finansial tradisional. Bitcoin adalah mata uang digital yang diciptakan
oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009.

Dalam kunci kesuksesan individu yang membeli Bitcoin tepat pada waktu nya
yang pada zaman itu masih sangat terjangkau dan bagi individu tersebut kebanyakan
sekarang menjadi lebih dari cukup dan fenomena tersebut dapat dilihat dari berbagai
sumber informasi seperti internet, koran dan yang lain-lain. Penting untuk dicatat bahwa
Bitcoin dan cryptocurrency umumnya adalah investasi berisiko tinggi, dan perubahan
cepat dalam regulasi atau faktor pasar dapat mempengaruhi nilai dan penerimaan mereka.
Orang yang tertarik untuk terlibat dalam cryptocurrency harus melakukan riset
menyeluruh dan memahami risiko yang terkait. Namun sekarang Bitcoin sudah di
kategorikan sebagai cryptocurrency dan kita kembali ke waktu yang sekarang bahwa
Bitcoin itu bukan satu-satu nya lagi yang bisa dianggap sebagai Cryptocurrency (bentuk
uang digital yang menggunakan kriptografi untuk keamanan transaksi dan mengontrol
penciptaan unit baru. Cryptocurrency bekerja pada teknologi yang disebut blockchain,
yang merupakan buku besar terdesentralisasi yang mencatat semua transaksi) ada juga
selain Bitcoin yaitu Dogecoin atau DOGE (Dogecoin awalnya dibuat sebagai parodi,
tetapi kemudian menjadi populer karena komunitas yang kuat. Dogecoin digunakan untuk
tip online dan donasi.), Ethereum atau ETH (Ethereum adalah platform blockchain yang
memungkinkan pengembang untuk membuat dan menjalankan aplikasi terdesentralisasi
(dApps). Ether (ETH) adalah mata uang digital yang digunakan di dalam ekosistem
Ethereum.) dan Binance Coin atau BNB (Binance Coin adalah token utilitas yang
digunakan di Binance, salah satu bursa cryptocurrency terbesar di dunia. BNB digunakan
untuk membayar biaya transaksi dan berbagai layanan lain di platform Binance.).

Penggunaan Bitcoin sudah cukup meluas, mulai dari pembayaran untuk transaksi
pembelian barang di toko-toko online hingga pembayaran transaksi jual/beli barang-
barang terlarang. Dari sekian banyak manfaat dan kerugian yang ditimbulkan, tentu saja
bitcoin menjadi salah satu pilihan alternatif bagi para pebisnis online. Adapun alasan yang
melatar belakanginya yaitu :

1. Tidak perlu khawatir mengenai masalah keamanan, karena setiap transaksi bitcoin
akan diverifikasi oleh ribuan node yang saling terhubung satu sama lain melalui
jaringan peer-to-peer diseluruh dunia.
2. Bitcoin yang dimiliki akan aman, selama wallet yang disimpan oleh pemilik
bitcoin tersebut, tidak jatuh ketangan orang lain.
3. Bitcoin tidak dikelola oleh organisasi, perusahaan perbankan maupun
pemerintahan, tidak seperti mata uang konvensional pada umumnya. Sehingga
tidak perlu khawatir apabila terjadi masalah pada lembaga pengelola tersebut. Hal
ini menjadi salah satu faktor kecemasan para pebisnis online pada umumnya,
dimana mereka menginginkan uang yang mereka miliki sepenuhnya aman. Kasus
kecurangan pada pengelola mata uang online ini pun pernah terjadi pada Liberty
Reserve sebagai salah satu layanan Online Payment Processor yang ditutup oleh
FBI karena dianggap telah melakukan praktik pencucian uang.
4. Bitcoin adalah mata uang murni yang tidak di sandarkan pada benda berharga fisik
seperti emas, dolar, dsb. Sehingga kemungkinan terjadinya inflasi sangat kecil,
dikarenakan jumlah bitcoin yang beredar terprediksi yaitu tidak akan melebih 21
juta bitcoin.

Dengan informasi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa sekarang sudah


lumrah bahwa sekarang Cryptocurrency itu sudah banyak bertebaran di dunia maya atau
internet, sekarang kita diminta untuk lebih bijak dalam bertransaksi dengan
Cryptocurrency khusus nya Bitcoin karena memiliki sifat sama seperti saham yaitu high
risk high reward dan ada berbagai cara untuk mendapatkan Bitcoin yaitu bisa membeli
dengan mata uang sesuai negara yang bersangkutan atau mining.

Persepsi Kegunaan didefinisikan oleh Davis (1989) sebagai suatu tingkat atau
keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan
meningkatkan kinerjanya. Davis (1989) mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan
(usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu capable of being used
advantageously, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan.

Menurut Davis (1989), kemudahan didefinisikan sebagai suatu tingkat atau


keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak
diperlukan usaha apapun (free of effort). Kemudahan (ease) bermakna tanpa kesulitan atau
terbebaskan dari kesulitan atau tidak perlu berusaha keras

Penerimaan Sistem adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Konsep dalam bentuk
pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi (Davis, 1989).
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut
mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari
kondisi nyata penggunaan.

Bitcoin atau disingkat dengan “BTC” adalah mata uang digital, yang tidak
dikeluarkan oleh lembaga, organisasi ataupun pemerintah dalam regulasinya. Bitcoin
memanfaatkan jaringan peer-to-peer network sebagai media distribusinya dengan
menggunakan protokol kriptografi canggih. Pertama kali di cetuskan pada tahun (2008)
oleh Satoshi Nakamoto.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “KEGUNAAN MINING SYSTEM UNTUK KEMUDAHAN PENGGUNAAN,
PENERIMAAN TEKNOLOGI, DALAM MENDAPATKAN BITCOIN” .

I.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Kegunaan Mining system secara parsial berpengaruh terhadap
mendapatkan Bitcoin ?
2. Apakah Kemudahan Penggunaam secara parsial berpengaruh terhadap
mendapatkan Bitcoin ?
3. Apakah Penerimaan Sistem secara parsial berpengaruh terhadap mendapatkan
Bitcoin ?
4. Apakah Kegunaan, Kemudahan Penggunaan, dan Penerimaan Teknologi
berpengaruh secara simultan terhadap mendapatkan Bitcoin ?

I.3 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi menggunakan tiga variabel bebas yaitu :
Kegunaan mining system (X1), Kemudahan penggunaan (X2), dan Penerimaan Sistem
(X3), serta satu variabel terikat yaitu mendapatkan Bitcoin (Y1) bagi yang ingin
mendapatkan Bitcoin dengan cara mining.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Mining System


Mining adalah proses penambahan record transaksi pada jurnal catatan tansaksi
bitcoin sebelumnya. Jurnal catatan transaksi bitcoin sebelumnya ini dikenal dengan
sebutan "block chain". Mining merupakan salah satu cara untuk mendapatkan bitcoin
melalui proses pencarian sebuah blok baru yang harus dikerjakan oleh seorang miner.

Setiap blok baru yang berhasil ditemukan, maka seorang miner akan diberikan
reward sebesar 25 BTC. Pada awalnya besar reward yang diberikan yaitu sebesar 50 BTC,
akan tetapi terjadi engurangan sebesar setengah kali dari jumlah BTC sebelumnya bila
telah mencapai kelipatan blok 210.000 . Pada saat tulisan ini dibuat, jumlah blok yang
telah berhasil ditemukan yaitu sekitar 255.048. Lama waktu pencarian untuk sebuah blok
cukup bervariasi, tergantung dari seberapa cepat hardware yang dimiliki, dihitung dengan
satuan Mhash/s. Berikut tren pertumbuhan jumlah bitcoin yang telah berhasil di mining.

Ada 2 cara teknik mining yang dapat dilakukan yaitu :

 Mining Pool Untuk mendapatkan sebuah bitcoin apabila melakukan mining


secara sendiri, tentunya akan memakan waktu cukup lama. Sehingga perlu
dilakukan pembagian kerja secara tim yang dikenal dengan istilah pool.
Mining pool adalah teknik mining yang dilakukan dengan cara tergabung
dalam sebuah pool yang terdiri dari puluhan hingga ratusan orang. Teknik ini
dilakukan melalui bantuan pool operator atau jasa pihak ketiga yang
menyediakan layanan mining pool dengan potongan biaya untuk setiap blok
yang berhasil ditemukan. Setiap orang yang tergabung dalam pool ini akan
diberikan reward atau jumlah bitcoin yang berbeda tergantung dari seberapa
besar kontribusi dari masing-masing dalam menemukan blok bitcoin tersebut.
Setiap mining pool memiliki konsep sharing profit yang berbeda untuk setiap
blok yang berhasil ditemukan. Berikut beberapa mining pool yang cukup
populer
 50 BTC
 BTC Guild
 BitMinter
 Slush’s Pool
 Solo Mining Teknik ini kurang populer dan tidak banyak digunakan, bila
memiliki keterbatasan kemampuan pada perangkat keras yang dimiliki, karena
cukup memakan waktu lama hanya untuk menghasilkan 1 bitcoin.

II.2 Kemudahaan Penggunaan


Menurut Davis (1989), kemudahan penggunaan (Persepsi Kemudahan
Penggunaan) didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin
bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (free of
effort). Kemudahan (ease) bermakna tanpa kesulitan atau terbebaskan dari kesulitan atau
tidak perlu berusaha keras.

Penggunaan sistem pertambangan Bitcoin (mining) memiliki beberapa


kemudahan. Salah satunya adalah kemudahan akses dan teknologinya, yang
memungkinan eksistensi Bitcoin lebih lama karena seiring waktu manusia akan lebih
memilih segala sesuatu yang lebih praktis. Selain itu, terdapat platform seperti NiceHash
yang sangat membantu untuk mendapatkan Bitcoin menggunakan PC. Bitcoin sendiri
merupakan mata uang elektronik yang dicipta pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto.
Nama tersebut juga dikaitkan dengan perisian sumber terbuka yang dirancang oleh beliau,
dan juga menggunakan rangkaian peer-to-peer tanpa simpanan terpusat atau pentadbir
tunggal. Meskipun begitu, penggunaan Bitcoin masih belum dikenal secara luas, namun
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan pengguna yang cukup tinggi.

II.3 Penerimaan Sistem


Penerimaan Sistem adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Konsep dalam bentuk
pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi (Davis, 1989).
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut
mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari
kondisi nyata penggunaan.

Penerimaan teknologi Bitcoin pada masyarakat global masih belum merata.


Meskipun terdapat kemudahan akses dan teknologi yang memungkinkan eksistensi
Bitcoin lebih lama, namun masih banyak individu yang belum mengenal sistem finansial
modern saat ini. Selain itu, penggunaan Bitcoin dalam transaksi bisnis cenderung dapat
mengacaukan sistem moneter negara dan menimbulkan keresahan bagi sebagian pihak,
terutama otoritas moneter atau bank sentra. Meskipun begitu, teknologi blockchain yang
digunakan oleh Bitcoin semakin populer di Indonesia dan bisa dimanfaatkan di banyak
sektor lainnya selain di sektor cryptocurrency, seperti bidang keuangan atau finansial.
Walaupun penggunaan Bitcoin masih belum dikenal secara luas, namun dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan pengguna yang cukup tinggi.

II.4 Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari beberapa mata uang digital yang pertama kali
muncul pada tahun 2009, sebagai mata uang digital berbasiskan cryptography. Hingga
sekarang, penggunaan bitcoin sebagai mata uang digital sudah banyak digunakan oleh
para pelaku bisnis online sebagai alat pembayaran. Keuntungan yang didapat dari
penggunaan bitcoin ini yaitu salah satunya tidak ada batasan atau aturan baku dalam
melakukan transaksi jual/beli, dimana baik penjual maupun pembeli, akan sangat sulit di
lacak keberadaanya atau bersifat anonymous. Oleh karena itu, bitcoin biasanya banyak
sekali digunakan sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi perdagangan
illegal, seperti obat-obatan terlarang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Objek Penelitian


Adapun objek penelitian ini adalah nasabah masyarakat yang sudah melek dengan
internet dan ingin mengetahui lebih tentang Bitcoin dan bagaimana cara mendapatkanya.

III.2 Data dan Variabel


III.2.1 Populasi
Menurut Sudjana (2010), populasi adalah totalitas seluruh nilai yang mungkin,
hasil yang menghitung ataupun mengukur, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua perkumpulan anggota yang lengkap dan jelas yang ingin
mempelajari sifat-sifatnya. Populasi penelitian ini adalah semua orang yang menggunakan
internet serta tahu menggenai Bitcoin di wilayah Jakarta Selatan.

III.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017), sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka peneliti memutuskan untuk mengambil sampel dari populasi tersebut. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non probability sampling, dimana
tidak diketahui jumlah populasinya. Serta menggunakan teknik purposive sampling
dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria
responden yang memenuhi syarat adalah pengguna internet yang sudah tahu tentang
bitcoin dan sejenis nya di wilaya Jakarta Selatan.
Adapun rumus untuk menentukan sampel yang populasinya tidak
diketahui adalah menggunakan rumus Slovin, yaitu :

2
𝑍
n =

4(𝑚𝑜𝑒)2

1,962
=
4(0,1)2

= 96,04

Keterangan :

n : jumlah sampel

Z : tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% (1,96)

moe : margin of error, dengan tingkat kesalahan maksimal sebesar 10%

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang telah penulis buat, maka


sampel yang didapat adalah sebanyak 100 orang responden dari berbagai
kalangan.

III.2.3 Variabel
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri atas variabel
dependen dan variabel independen, penjelasannya sebagai berikut :

a. Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh


variabel independen (bebas) yang memiliki nilai yang tergantung dari
variabel lain dan nilainya akan berubah jika terjadi perubahan pada nilai
variabel yang mempengaruhinya. Adapun yang menjadi variabel dependen
dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen (Y
b. Variabel Independen

Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau


menjadi penyebab munculnya variabel dependen (terikat) karena nilai
yang dihasilkannya mampu untuk mengubah nilai dalam variabel yang
dipengaruhinya. Adapun yang menjadi variabel independen dalam
penelitian ini adalah kemudahan penggunaan (X1), keamanan data (X2),
dan kualitas pelayanan (X3).

III.3 Jenis dan Sumber Data


III.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Dalam kesempatan kali
ini peneliti memperoleh data secara langsung dengan metode survei menyebar kuesioner
kepada pengguna internet yang sudah tahu tentang bitcoin dan sejenis nya di wilayah
Jakarta Selatan.

III.3.2 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner yang telah dibuat oleh
penulis dan diisi oleh responden dimana seluruhnya merupakan pengguna internet yang
sudah tahu tentang Bitcoin dan sejenis nya di wilayah Jakarta Selatan untuk menggataui
cara mendapatkan Bitcoin.

III.4 Metode Pengumpulan Data


III.4.1 Studi Pustaka
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan informasi dan data yang relevan
dari beberapa sumber seperti jurnal ilmiah, internet, buku, karya ilmiah
terdahulu, skripsi, dan sumber-sumber lain dimana seluruhnya diharapkan dapat
memberikan fakta yang logis dan sistematis.

III.4.2 Kuisioner
Kuesioner adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
dari responden yang bersangkutan dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan
terkait dengan bidang yang akan diteliti. Adapun kuesioner dalam penelitian ini dilakukan
berbasis online melalui Google Form yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun secara rinci dan lengkap, dan responden diberikan kebebasan dalam mengisi poin-
poin mana saja yang paling sesuai dengan persepsinya masing-masing.

III.5 Hipotesis
Berdasarkan objek penelitian, metode penentuan sampel, dan metode
pengumpulan data yang digunakan, maka penulis menggunakan hipotesis berikut yang
masih memerlukan pengujian untuk menyatakan keabsahannya. Adapun hipotesis yang
penulis gunakan antara lain :

1.
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara kemudahan
penggunaan terhadap kepuasan konsumen.
Ha1 : Terdapat pengaruh secara parsial antara kemudahan penggunaan
terhadap kepuasan konsumen.

2.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara keamanan data
terhadap kepuasan konsumen.
Ha2 : Terdapat pengaruh secara parsial antara keamanan data terhadap
kepuasan konsumen.

3.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara kualitas pelayan
terhadap kepuasan konsumen.

Ha3 : Terdapat pengaruh secara parsial antara kualitas pelayanan terhadap


kepuasan konsumen.

4.
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara kemudahan
penggunaan, keamanan data, dan kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen.
Ha4 : Terdapat pengaruh secara simultan antara kemudahan penggunaan,
keamanan data, dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

III.6 Metode Analisis Data


Adapun metode analisis data yang penulis gunakan pada penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social Sciences)
untuk memudahkan penulis dalam menentukan hasil dari penelitian ini.

III.6.1 Skala Likert


Menurut Sugiyono (2017), Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau
gejala sosial. Untuk mengukur menggunakan Skala Likert diperlukan para responden
secara kelompok atau perorangan untuk kemudian mengisi salah satu dari lima jawaban
yang disediakan sesuai persepsinya masing-masing.

III.1 Tabel Instrumen Skala Likert

Bobot Keterangan
1 Sangat Tidak Setuju (STS)
2 Tidak Setuju (TS)
3 Netral (N)
4 Setuju (S)
5 Sangat Setuju (SS)

III.1.1 Analisis Deskriptif


Menurut Sugiyono (2017), Analisis Deskriptif adalah suatu statistik yang
digunakan untuk memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel
atau populasi secara nyata, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.

III.1.2 Uji Instrumen


III.1.2.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2009), Uji Validitas digunakan untuk mengukur keabsahan
suatu kuesioner. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi
antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel dengan membandingkan nilai r tabel
sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel, maka variabel tersebut valid


b. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid

III.1.2.2 Uji Reliabilitas


Menurut Sugiharto dan Simanjuntak (2006), Uji Reliabilitas digunakan untuk
memperoleh informasi yang terpercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu
mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan. Untuk menguji reliabilitas kuesioner
dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha yakni sebagai
berikut :

1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka kuesioner tersebut terpercaya.
2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka kuesioner tersebut tidak terpercaya.

III.1.3 Uji Asumsi Klasik


III.1.3.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2014), Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah data
yang digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan
grafik normal plot. Pada prinsipnya normalitas dapat diidentifikasi dengan melihat
penyebaran titik pada sumbu diagonal dalam grafik atau melihat histogram dari
residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut :

1. Jika titik menyebar di sekitaran dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik, maka pola distribusi bersifat normal dan model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
2. Jika titik menyebar jauh dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau
grafik, maka tidak menunjukkan pola distribusi bersifat normal dan model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

III.1.3.2 Uji Multikolinearitas


Menurut Ghozali (2011), Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling
berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau sama dengan nol.
Adapun indikator yang penulis gunakan dalam penelitian ini untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah sebagai berikut :

1. Nilai Tolerance > 0,10

2. Nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 0,10

III.1.3.3 Uji Heteroskedasititas


Menurut Ghozali (2011), Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
pertidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya adalah tetap, maka
disebut homoskedastisitas, dan apabila varian tersebut berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah berbentuk homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun dasar analisis yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jika terdapat pola tertentu seperti kumpulan titik yang membentuk


gelombang yang melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak terdapat pola tertentu, serta titik-titik di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

III.1.4 Analisis Linier Berganda


Menurut Ghozali (2013), Analisis Regresi digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Analisis linear berganda adalah hubungan secara
linear antara dua atau lebih pada variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X).
Analisis tersebut digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan, dan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah saling
berhubungan positif atau negatif. Adapun perhitungan regresi linear berganda yang
penulis gunakan adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Kepuasan konsumen

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi linear kemudahan penggunaan

X1 = Kemudahan penggunaan
b2 = Koefisien regresi linear keamanan data

X2 = Keamanan data

b3 = Koefisien regresi linear kualitaspelayanan

X3 = Kualitas pelayanan

e = Standar error

Dari hasil regresi yang diperoleh kemudian akan dilakukan pengujian untuk
mengetahui apakah koefisien regresi yang diperoleh berpengaruh signifikan atau tidak,
baik secara parsial ataupun simultan, dan seberapa besar pengaruhnya.

III.1.5 Uji Hipotesis


III.1.5.1 Uji Parsial (T)
Menurut Ghozali (2013), Uji t digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh
masing-masing variabel bebas secara mandiri terhadap variabel terikatnya. Uji t dapat
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom
signifikansi pada masing-masing t hitung. Adapun pengambilan keputusannya dengan
menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu :

1. Jika probabilitas signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Jika probabilitas signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

III.1.5.2 Uji Simultan (F)


Uji F pada dasarnya mengindikasikan apakah seluruh variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model berpengaruh secara keseluruhan terhadap variabel dependen
atau tidak. Adapun kriteria pengujian yang telah penulis tetapkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikan > 0,05 menunjukkan bahwa koefisien regresi tidak
signifikan, maka hipotesis ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa
secara simultan variabel independen tidak berpengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 menunjukkan bahwa koefisien regresi
signifikan, maka hipotesis diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa
secara simultan variabel independen berpengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen.

III.1.5.3 Koifisien Determinasi (R2)


Menurut Sugiyono (2014), Koefisien Determinasi disebut koefisien penentu,
karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varian yang
terjadi pada variabel independen. Secara sederhana nilai R 2 memiliki rentang 0-1,
dimana jika nilai yang kecil berarti kemampuan antar variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan informasi secara luas yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Adapun rumus yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Kd = r2 x 100%

Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

You might also like