You are on page 1of 2

Renungan Pelpri

Kisah Para Rasul 19 : 21-4-


Sadar atau tidak, saya mau tegaskan bahwa setiap kita sangat rentan menjadi provokator.
Terlebih ketika kita sudah merasa mapan dan nyaman dengan keadaan yang ada, maka setiap
orang yang berani mengusik kemapanan dan kenyamanan tersebut, maka orang tersebut
("dengan berhalalkan berbagai cara") berusaha disingkirkan. Jalan yang paling mujarab atau jitu
untuk menyingkirkan orang adalah memprovokasi orang lain dengan cara menebar FITNAH.

Huru-hara yang terjadi di kota Efesus bermula dari perasaan yang tidak nyaman akan kehadiran
Paulus dan rekan-rekannya sebagai pemberita Injil di sana. Paulus dan rekan-rekannya dicap
sebagai penghalang kemajuan usaha Demetrius dan karena itu mereka harus disingkirkan.
Demetrius mengumpulkan kaum buruh dan memprovokasi mereka bahwa kuil dewi Artemis
dihina oleh pengikut Yesus Kristus. Seruan ini membangkitkan fanatisme orang Efesus terhadap
dewi Artemis. Sentimen agama dipakai oleh Demetrius untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya tanpa mau peduli terhadap dampak yang ditimbulkan dari tindakannya itu, karena itu ia
mengorbankan orang lain demi ambisinya. Itulah sebabnya, Gayus dan Aristarkus, teman
seperjalanan Paulus dalam memberitakan Injil ditangkap. Dapat anda bayangkan bagaimana
keadaan Gayus dan Aristarkhus ketika mereka ada di tengah-tengah massa yang sedang marah
dan sudah kehilangan kontrol. Bisa jadi, mereka seperti seorang penjambret yang lagi tertangkap
basah lalu dihajar beramai-ramai oleh masyarakat; dipukul, ditendang bahkan diseret-seret.

Saudaraku....
Begitu banyak Demetrius yang masih berkeliling di zaman kita sekarang ini. Mereka
sesungguhnya sangat dekat dengan kita bahkan mereka adalah bagian dari hidup kita. Mereka
ada di tengah-tengah masyarakat di mana kita berada, bahkan selalu hadir dalam persekutuan
anak Tuhan lewat kegiatan ibadah dan pelayanan yang lainnya. Tetapi mereka merasa tidak
nyaman jikalau orang lain mengalami damai sejahtera karena pemberitaan Injil. Mereka tidak
suka jika orang lain lebih berhasil atau sukses dibandingkan dirinya. Karena itu mereka terus
menebar fitnah dan merasa senang jika timbul perselisihan dan pertengkaran di antara anak-anak
Tuhan. Karena itu, berhati-hatilah; jangan cepat terprovokasi dengan cerita yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya.

Camkanlah hal ini:


Kita begitu mudah merusak barang berharga yang kita miliki, tetapi sangat sulit bagi kita untuk
memperbaikinya jadi baik dan utuh seperti semula. Karena itu, ujilah segala perkara dengan hati
yang bijaksana dan jangan mengikuti ukuran perasaan anda.

Renungan Buka Usbu


Bilangan 14 : 1-19

Tidak dipercaya, diremehkan dan dipandang sebelah mata adalah hal yang menyakitkan. Apalagi
jika kita sebenarnya mampu melakukan apa yang diremehkan itu. Akan lebih menyakitkan lagi,
bila yang meremehkan adalah orang yang sebenarnya tidak bisa melakukannya dan tidak tahu
apa apa soal itu. Rasanya jadi emosi, geregetan dan bahkan kehilangan semangat. Kalau hal itu
terjadi, maka bukan hanya diri kita sendiri yang rugi, namun banyak orang yang membutuhkan
dan menantikan kitapun akan merasakan imbasnya. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Bangsa Israel pernah tidak percaya dan meremehkan Tuhan, mereka menganggap bahwa Tuhan
justru akan membuat mereka semua mati saat melawan orang Kanaan yang kuat. Mereka lebih
percaya kepada 10 pengintai yang membawa kabar yang justru menakut-nakuti mereka berkaitan
dengan kondisi orang Kanaan, mereka lupa akan mujizat dan kuasa Tuhan yang telah mereka
rasakan selama itu. Namun demikian, karena permohonan Musa,maka Tuhan yang Panjang sabar
dan berlimpah Kasih SetiaNYA ini mau mengampuni mereka dari hukuman penyakit sampar
yang telah direncanakanNYA.

Yesus juga pernah tidak dipercaya, diremehkan dan dipandang sebelah mata oleh para imam,
pemuka agama Yahudi, para tentara romawi dan banyak orang lainnya yang menyalibkan Dia.
Padahal jika Yesus mau, IA bisa saja membalas semua orang itu dengan kuasaNYA, namun IA
tetap sabar dan menjalani semuanya dengan tulus, sebab IA tahu banyak orang yang
membutuhkan pertolonganNYA melalui peristiwa saat itu. IA tahu bahwa pengorbanNYA akan
membawa berkat bagi banyak orang. SABAR ITU MEMBAWA BERKAT.

Kesabaran Tuhan membawa berkat bagi Israel. Selalu ada berkat dibalik kesabaran, oleh
karenanya, marilah kita menjadi pembawa berkat Tuhan bagi sesama dan bagi kampus kita ini
dengan satu kunci hidup SABAR. Sekalipun mungkin kita tidak dipercaya, diremehkan dan
dipandang sebelah mata, namun tetaplah Sabar dan lakukan saja yang terbaik bagi kampus
tercinta. Dengan kesabaran maka engkau sudah menjadi saluran berkat bagi semua orang di
kampus ini. Banyak orang yang menantikan karyamu di kampus ini, jangan menyerah dan
jangan kalah. Tetap sabar dan tetap jadi berkat.
Tetaplah sabar, karena berkat sudah dekat

You might also like