Professional Documents
Culture Documents
Laporan Magang-ENTAR SUTISMAN-2023
Laporan Magang-ENTAR SUTISMAN-2023
PENDAHULUAN
Dalam UU No. 23 tahun 2011 disebutkan bahwa Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut istilah ekonomi, zakat merupakan
tindakan pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya
(Adiwarman Karim, 2001). Salah satu ajaran penting yang terdapat dalam agama Islam
adalah urgensi zakat kaitannya dengan pengentasan kemiskinan. Sebagai sebuah
dinamika keagamaan, zakat merupakan bentuk kesaksian manusia (syahadah al-insan)
pada rukun Islam yang keempat di hadapan Allah yang muaranya tertuju pada dimensi
kemanusiaan (Nofiardo dan Raus, 2017).
2.1.2. Prinsip, Fungsi, dan Tujuan Zakat
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat
merupakan salah satu implementasi asas keadilan dalam sistem ekonomi Islam. M.A.
Mannan dalam bukunya Islamic Economics: Theory and Practice, sebagaimana yang
dikutip oleh Kurnia dan Hidayat (2008) menyebutkan bahwa zakat mempunyai enam
prinsip, yaitu:
1) Prinsip keyakinan keagamaan, yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan
salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya.
2) Prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat, yaitu membagi
kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia.
3) Prinsip produktivitas, yaitu menekankan bahwa zakat memang harus dibayar
karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka
waktu tertentu.
4) Prinsip nalar, yaitu sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus
dikeluarkan.
5) Prinsip kebebasan, yaitu bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas atau
merdeka (hurr).
6) Prinsip etika dan kewajaran, yaitu zakat tidak dipungut secara semena-mena, tapi
melalui aturan yang disyariatkan.
Secara umum tujuan zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi.
Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si kaya
untuk dialokasikan kepada si miskin. Para cendekiawan muslim banyak yang
menerangkan tentang tujuan-tujuan zakat, baik secara umum yang menyangkut tatanan
ekonomi, sosial dan kenegaraan maupun secara khusus yang ditinjau dari tujuan-tujuan
nash secara eksplisit. Tujuan- tujuan itu antara lain (Nofiardo dan Raus, 2017) antara
lain untuk:
1) Menyucikan harta dan jiwa muzakki.
2) Mengangkat derajat fakir miskin.
3) Membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil, dan mustahik lainnya.
4) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia
pada umumnya.
5) Menghilangkan sifat kikir dan dan loba para pemilik harta.
6) Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang
miskin.
7) Menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat agar
tidak ada kesenjangan di antara keduanya.
8) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama bagi
yang memiliki harta.
9) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan
hak orang lain padanya.
10) Zakat merupakan manifestasi syukur atas Nikmat Allah.
11) Berakhlak dengan akhlak Allah.
12) Mengobati hati dari cinta dunia.
13) Mengembangkan kekayaan batin.
14) Mengembangkan dan memberkahkan harta.
15) Membebaskan si penerima (mustahik) dari kebutuhan, sehingga dapat merasa
hidup tenteram dan dapat meningkatkan kekhusyukan beribadat kepada Allah
SWT.
16) Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.
17) Tujuan yang meliputi bidang moral, sosial, dan ekonomi.
Secara rinci isi dari PSAK 109 terkait akuntansi zakat yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 2010, antara lain terdiri atas:
a. Pengakuan termuat pada paragraf 10, tentang penerimaan Zakat, bahwa Penerimaan
zakat diakui pada saat kas dan asset noncash diterima. Pada paragraph 18, tentang
Penerimaan Infaq/ Sedekah, dinyatakan bahwa Penerimaan infak/sedekah yang
diterima diakui pada saat kas dan asset noncash diterima.
b. Pengukuran termuat pada paragraph 15, Zakat yang diterima dari muzzaki diakui
sebagai penambah dana zakat sebesar: Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas;
dan Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas. Pada paragraph 22, bahwa Infak/Sedekah
yang diterima diakui sebagai penambah dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat
sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar: Jumlah yang diterima, jika
dalam bentuk kas; dan Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas
c. Pengungkapan Dan Pengukuran Dana Non- Halal, Penerimaan dana nonhalal
menurut PSAK nomor 109 (2011:7) adalah semua penerimaan dari kegiatan yang
tidak sesuai dengan prinsip syari‟ah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang
berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam
kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syari‟ah karena secara
prinsip dilarang. Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah
dari dana zakat, dana infaq/shodaqoh dan dana amil. Asset nonhalal disalurkan sesuai
dengan syari’ah.
d. Penyajian, bahwa PSAK nomor 109 (2011:7) menjelaskan bahwa Amil zakat
menyajikan dana zakat, dana infaq/ shodaqoh, dana amil, dan dana nonhalal secara
terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan).
e. Laporan Keuangan Amil, bahwa PSAK nomor 109 (2011:10) menyakatan bahwa
Komponen laporan keuangan yang lengkap dari amil terdiri dari: 1). neraca (laporan
posisi keuangan), 2). laporan perubahan dana, 3). laporan perubahan aset kelolaan,
4). laporan arus kas, dan 5). catatan atas laporan keuangan.
Format dari masing- masing laporan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Neraca (Laporan Posisi Keuangan) BAZ “XXX”
Per 31 Desember 2XX3
Keterangan Jumlah (Rp) Keterangan Jumlah (Rp)
Aset Kewajiban
Tabel 2.
Jadwal Kegiatan Magang
Oktober November Desember
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4.1. Analisis
Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat, dibentuk Lembaga Amin
Zakat (LAZ) As Assalam sebagai lembaga yang berwenang melakukan tugas
pengelolaan zakat secara nasional. Untuk membantu Lembaga Amil Zakat (LAZ) AS
ASSALAM dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat, masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ). Pembentukan LAZ
wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. LAZ wajib
melaporkan secara berkala kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) As Assalam atas
pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah
diaudit syariat dan keuangan. Sehubungan dengan hal perlakuan akuntansi pada
lembaga amil zakat, sebelum PSAK 109 berlaku sebagai standar perlakuan akuntansi
zakat di Indonesia, maka sementara itu bentuk pencatatan dan pelaporan akuntansi zakat
seringkali didasarkan kepada metode akuntansi yang secara umum berlaku, yang
kemudian dimodifikasi dengan ketentuan syariah.
LAZ As Salaam Jayapura membuat pencatatan akuntansi yang bersumber dari
bukti transaksi yang diperoleh dari kegiatan pengelolaan dana baik penghimpunan,
pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat, infak dan sedekah. Adapun bentuk
pengelolaan dana yang dilakukan di LAZ As Salaam Jayapura berdasarkan hasil
wawancara adalah sebagai berikut:
4.1.1. Penghimpunan Dana ZIS pada LAZ As Salaam Jayapura
LAZ As Salaam Jayapura melakukan penghimpunan dana dari umat muslim
yang berkewajiban untuk membayar zakat, baik itu donatur tetap maupun donatur baru.
LAZ As Salaam Jayapura mengelola berbagai jenis dana zakat seperti zakat emas dan
uang, zakat profesi atau penghasilan, dan zakat fitrah. Adapun untuk infaq dan sedekah
terdiri dari infaq sedekah terikan dan sedekah tidak terikat. Dalam penghimpunannya,
petugas LAZ As Salaam Jayapura melakukan penghimpunan dana dengan cara
melakukan pengecekan atau pencocokan dana yang diterima dari muzakki sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
LAZ As Salaam Jayapura menghimpun dana dari muzakki melalui beberapa
layanan untuk memudahkan muzakki dalam melakukan pembayaran zakat, diantaranya:
a) Layanan langsung yaitu layanan yang dilakukan langsung di kantor LAZ As
Salaam Jayapura
b) Layanan jemput zakat yaitu layana yang disediakan LAZ As Salaam Jayapura bagi
muzakki yang meminta untuk dijemput zakatnya dengan membawa bukti
penerimaan yang telah dibawah oleh petugas layan jemput zakat.
c) Layanan via transfer yaitu muzakki melakukan pembayaran zakat, infaq dan
sedekah dengan cara melakukan transfer melelui bank yang telah ditentukan.
Setelah melakukan transfer muzakki selanjutnya melakukan konfirmasi kepada
pihak LAZ As Salaam Jayapura dengan melakukan bukti transfer. Ibu Yani selaku
manager penghimpunan dana, yang menyatakan bahwa:
“ untuk penghimpunannya kita disini ada beberapa layanan
salah satunya itu layanan jemput zakat, yang mana ada
petugas yang langsung terjun ke tempat muzakki, terlebih untuk
ibu rumah tangga yang tidak bisa meninggalkan rumah”
4.1.4. Perlakuan dan Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq, dan Sedekah pada LAZ
As Salaam Jayapura
Akuntansi zakat adalah bingkai pemikiran dan aktivitas yang mencakup dasar-
dasar akuntansi dan proses-proses operasional yang berhubungan dengan penentuan,
penghitungan, penilaian harta dan pendapatan harta yang wajib dizakati. Menetapkan
kadar zakatnya dan pendistribusian hasilnya kepada pos-posnya sesuai dengan hukum
dan dasar-dasar syariat islam. Akuntansi merupakan alat informasi antara lembaga
pengelola zakat dengan pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bentuk
pertanggungjawaban lembaga.
LAZ LAZ As Salaam Jayapura layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya
dalam melaksanakan kegiatan aktivitasnya sebagai lembaga amil zakat tidak terlepas
dari tugas pokok amil zakat dalam melakukan mengumpulkan, mendistribusikan dan
mendayahgunakan serta tidak terlepas dari proses pencatatan setiap adanya transaksi.
Hal ini dikarenakan dana yang dikumpulkan bukan merupakan milik pribadi ataupun
milik lembaga amil zakat itu sendiri tetapi merupakan titipan dari para mustahik yang
telah menitipkan dana kepada LAZ tersebut yang untuk kemudian didistribusikan oleh
pihak lembaga amil zakat itu sendiri yang mana harus disalurkan kepada pihak yang
benar-benar berhak menerimanya sesuai dengan aturan yang telah ada didalam Al-
Qur’an.
Pencatatan yang dilakukan di LAZ LAZ As Salaam Jayapura bersumber dari
buku penerimaan dana dari para muzakki yang mana bukti tersebut berisi nama pemberi
zakat, tanggal penerimaan, alamat, tanda tangan, dan nominal dana yang di zakati serta
peruntukan dananya. Hal inilah yang menjadi pegangan dan bukti yang akan dicatat
kedalam jurnal sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam bukti.
Sistem pencatatan yang yang digunakan oleh LAZ LAZ As Salaam Jayapura
merupakan sistem pencatatan accrual basis (berbasis akrual). Sistem ini merupakan
suatu sistem pencatatan dimana dalam hal ini transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan
konsep pengakuansesungguhnya. Dalam proses pencatatan akuntansinya LAZ LAZ As
Salaam Jayapura menggunakan sistem terkomputerisasi. Hasil atau keluaran dari sistem
ini berupa akun-akun dan saldo buku besar yang bersumber dari transaksiyang telah
diinput. Sistem ini terhubung langsung dengan LAZ As Salaam Jayapura sehingga LAZ
As Salaam Jayapura pusat lebih mudah dalam melakukan pengawasan kepada setiap
cabangnya. Dalam penghimpunan dana infaq dan sedekah LAZ As Salaam Jayapura
melakukan pemisahan antara dana infaq dan sedekah.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Penerapan Akuntansi Zakat pada LAZ LAZ As Salaam Jayapura
Berdasarkan PSAK 109
Proses akuntansi yang disyaratkan oleh PSAK No. 109, hal ini dibuat untuk
keseragaman dalam penyusunan laporan keuangan di setiap organisasi pengelola zakat.
PSAK No. 109 meliputi pengakuan, penyajian, dan pengungkapan.
a. Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan adalah penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya
diterima. Pengakuan akuntansi terhadap dana zakat yang dilakukan LAZ As Salaam
Jayapura dilakukan berdasarkan metode acrual basis. Acrual Basis adalah suatu proses
pencatatan transaksi akuntansi yang dicatat pada saat transaksi itu itu berlangsung dan
dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Yang mana AAOIF (Accounting and
Auditing Organisation For Islamic Financial Institution) memakai konsep akrual
sebagai dasar pengakuan untuk semua bentuk transaksi.
Pengakuan dana zakat, infaq, dan seekah LAZ As Salaam Jayapura, dilakukan
ketika muzakki telah melakukan pembayaran zakatnya berdasarkan tanda bukti yang
diterima. Dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola bersumber dari masyarakat dan
aktivitas pengelolaan dari organisasi. LAZ As Salaam Jayapura mencatat penerimaan
dananya sesuai dengan jenis dana yang diterima sesuai dengan hasil wawancara dengan
staf keuangan LAZ As Salaam Jayapura Ibu Yani yang menyatakan: “dana yang kita
terima pencatatannya sesuai dengan dana yang kita terima dari muzakki”.
Dana zakat, infaq dan sedekah LAZ As Salaam Jayapura yang diterima LAZ As
Salaam Jayapura akan dicatat dalam sistem sesuai dengan besaran dan jenis dana yang
diterima dan menjadi penambah zakat, infak, dan sedekah. Penyaluran dana zakat, infaq
dan sedekah digunakan sesuai dengan program kerja yang telah ada sebelumnya.
Dalam hal pembayaran gaji karyawan LAZ As Salaam Jayapura memiliki usaha dalam
hal akikah dan katering sehingga dana ZIS yang diterima dari muzakki tidak diambil
bagian amil nya. Sedangkan untuk biaya operasional kantor, pihak NH akan mendapat
anggaran dari kantor pusat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan
dengan staff keuangan LAZ As Salaam Jayapura Ibu Heni Marissa yang menyatakan:
“kami alhamdulillah, untuk gaji karyawan sendiri tidak mengambil dari dan zakat yang
masuk, melainkan dari hasil usaha katering dan aqiqah yang bererja sama dengan
mitra”.
Meenggunakan dana hak amil sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam
syariat islam. LAZ As Salaam Jayapura mengukur besarnya dana yang harus
dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan harga harta yang dizakati pada saat dilakukan
pembayaran zakat. Dalam proses pencatatannya LAZ As Salaam Jayapura
menggunakan sistem yang telah terkomputerisasi, sehingga memudahkan dalam hal
pencatatan dan meminimalisir kesalahan.
Sedangkan pengukuran adalah proses penentuan untuk mengakui dan
memasukkan setiap elemen kedalam laporan keuangan, penerimaan dari dana zakat
melalui jasa bank, dan bagian akuntansi melakukan penjurnalan berdasarkan bukti
transaksi dan membuat buku besar. Berdasarkan laporan keuangan yang disajikan oleh
LAZ As Salaam Jayapura sampai saat ini belum melakukan pengauditan melalui
akuntan publik, akan tetapi masih dilakukan oleh bagian keuangan dan manager.
Pengukuran juga dalam laporan keuangan yaitu atribut yang dipakai dalam pengukuran,
aspek pengukuran ini hampir tidak berbeda dengan akuntansi kovensional, karena
semua atribut yang akan dijadikan acuan harus mempertimbangkan unsur relevan,
reliability, understandability, dan comparability.
b. Penyajian
Penyajian dana zis LAZ As Salaam Jayapura disajikan dalam laporan
pendapatan zis yang dilaporkan setiap bulan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 109 paragraf 38 menyebutkan “ amil zakat menyajikan dana
zakat, infaq/sedekah, dan dana amil secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.” Di
dalam laporan posisi keuangan LAZ As Salaam Jayapura tidak mencantumkan dana zis
yang masuk. Akan tetapi LAZ As Salaam Jayapura membuat lapran khusus untuk dana
zis, yaitu lapran pendapatan zis yang dibuat setiap bulannya.
c. Pengungkapan
Pengungkapan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pihak luar untuk menilai danmengevaluasi prestasi kinerja organisasi untuk
satu periode serta menggambarkan pertanggungjawaban lembaga amil zakat dalam
mengelola sumber daya dan kinerja yang dihasilkan dalam satuperiode. PSAK No. 109
mensyaratkan setiap organisasi pengelolazakat melakukan pengungkapan mengenai
aktivitas lembaga yangdicantunkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan mengenai kebijakan dan
prosedur penyaluran dana zakat, infaq/ sedekah, kebijakan mengenai pembagian
dananya, penentuan nilai wajar yang digunakan jika menerima dana dalam bentuk aset
non kas dan dana non halal, pengungkapan mengenai hubungan istimewa, serta hal lain
yang dianggap penting dan perlu diungkap. LAZ As Salaam Jayapura tidak
mengungkap hal-hal yang disyaratkan dalam PSAK No. 109 mengenai pengungkapan
kebijakan-kebijakan aktivitas pengelolaannya yang disyaratkan oleh PSAK No. 109
untuk dicantumkan dan dinarasikan dalam catatan atas laporan keuangan.
d. Laporan Keuangan
Penyusunan leporan keuangan LAZ As Salaam Jayapura belum menyusun
leporan keuangan yang disyaratkan dalam PSAK No. 109. PSAK mensyaratkan lima
komponen dalam laporan keuangan, yaitu:
a. Laporan Posisi Peuangan/Neraca
b. Laporan Perubahan Dana
c. Laporan Perubahan Aset Kelolaan
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
LAZ As Salaam Jayapura telah membuat dan menerbitkan laporan keuangannya
sesuai dengan PSAK No. 109.
Gambar 4.2
Daftar Akun LAZ As Salaam Jayapura
Gambar 4.3
Daftar Pengguna
Gambar 4.4
Daftar Departemen
Fitur departemen dibutuhkan oleh LAZ As Salaam Jayapura, dengan fitur ini
dapat membuat laporan tersistem secara otomatis akan masuk pada laporan masing-
masing departemen sesuai dengan penerimaan dan penyaluranya.
Gambar 4.5
Penginputan penerimaan
Pertama-tama masuk pada modul kas dan bank, kemudian memilih fitur
penerimaan hingga from penerimaan akan muncul.
Gambar 4.6
Formulir Penerimaan/FSD
Setelah fitur penerimaan terbuka, Amil akan menginput data-data muzakki dan
memasukan jenis dan jumlah donasi yang diberikan oleh muzakki.
Gambar 4.7
Mencetak Bukti FSD
Setelah penginput data dan setoran muzakki, amil akan melakukan cetak FSD
yang akan diberikan kepada muzakki dan menu kirim jika muzakki melakukan
pemberian donasi melalui transfer bank dan melakukan konfirmasi pada nomorkontak
LAZ As Salaam.
Gambar 4.8
Langkah-langkah Mengiput Penyaluran
Pertama-tama user akan membuka modul kas dan bank dan mengklik fitu
pembayaran hingga formulir pembayaran akan terbuka.
Gambar 4.9
Formulir penyaluran
Setelah memilih jenis laporan yang diinginkan, akan muncul report format.
Perusahaan memilih laporan balance sheet (compare month) untuk melihat laporan
keuangan, maka format tanggal laporan from period diisi dan di tampilkan.
Gambar 4.11
Neraca LAZ As Salaam Jayapura pada Accurate
Gambar 3.16
Gambar 4.12
Financial Statement pada Accurate
Setelah memilih jenis laporan yang diinginkan, akan muncul report format. Isi
from dengan tanggal awal pembukuan yang dilakukan perusahaan.
Gambar 4.13
Report Format Tanggal Laporan Perubahan Dana pada Accurate
5.1. Kesimpulan
Setelah melaksankan tugas magang dari KJA VMJ Consulting Papua pada LAZ
As Salaam Jayapura dengan melakukan proses Pendampingan dan Konsultasi
Penyusunan Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) As-Salaam Jayapura
dengan menggunakan Aplikasi Accurate Accounting Online, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. LAZ As Salaam Jayapura dengan hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Pelaporan Keuangan tahun 2022, dan telah menerapkan dengan tertib PSAK 109
serta setelah melalui sosialisasi dan analisis pelaporan keuangan yang telah
diterbitkan, dari sisi pengakuan, penyajian dan pengungkapan telah sesuai
dengan PSAK 109.
2. LAZ As Salaam Jayapura, melalui manajer dan staff Akuntansi dan Keuangan,
mengikuti pendampingan, sosialisasi dan konsultasi dan pelatihan Accurate
Accounting Online, selama proses magang telah memahami tahapan dan
Langkah-langkah proses penyusunan laporan keuangan, sehingga pelaporan
tahun 2023 telah dapat menerbitkan output dari Aplikasi pelatihan Accurate
Accounting Online. Yang diharapkan bahwa laporan keuangan LAZ As Salaam
Jayapura nantinya akan dilaksanakan secara efektif, efisian dan akurat. Dengan
demikian laporan keuangan yang diterbitkan akan semakin berkualitas.
5.2. Saran
LAZ As Salaam Jayapura dalam penyusunan pelaporan keuangannya telah
menerapkan PSAK 109 dan berupaya menggunakan aplikasi Accurate Accounting
Online, agar lebih maksimal dalam menjalankan fungsi akuntabilitas LAZ As Salaam
Jayapura dapat melaksanakan:
1. Proses pendampingan dan konsultasi berkelanjutan dengan KJA VMJ Consulting
Papua sebagai mitra, agar pemahaman staff akuntansi dan keuangan dapat
menjalankan proses penginputan dari berbagai transaksi rutin pada aplikasi
Accurate Accounting Online, sehingga proses dan penerbitan laporan keuangan
As Salaam Jayapura secara maksimal dan rutin menerapakan aplikasi tersebut
tanpa menunda pekerjaan.
2. Pimpinan As Salaam lebih mekasimal memberikan dukungan dan kesempatan rutin
kepada staff bagian akuntansi dan keuangan untuk terus mengembagkan
pemahaman dan kemampuan pengelolaan keuangan LAZ sesuai dengan standar dan
diperlukan oleh pihak-pihak terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A. Karim (2001), Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Gema
Insani. Jakarta.
Anggi Aulia Hafnizar (2018), Analisis Penerapan Akuntansi Zakat Pada Lembaga
Amil Zakat (Studi Kasus Nurul Hayat Medan). Skripsi. Medan:
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Anshori, Ghofur Abdul, (2006), Hukum dan Pemberdayaan Zakat, Cetakan Pertama,
Pilar Media, Yogyakarta.
Arifah Diah Putri Erisa dan Avi Sunani (2023), Penerapan Software Accurate Pada
Akuntansi Perusahaan di Persekutuan ABC, Majalah Ekonomi: Telaah
Manajemen, Akuntansi dan Bisnis, 28.01 (2023), 15 – 19 (Hal. 18).
H. Hikmah Kurnia & H.A. Hidayat Lc. (2008), Panduan Pintar Zakat. Jakarta:
Qultummedia, 2008.
Lutfiana, Lina, Ihwani Mukharomatul Putri, and Anisa Nuril Fajriyah (2020). Analisis
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Di Lazis Jateng Cabang Solo,
Vol 3 (1): 25–33.
Triyuwono Iwan & Moh. As’udi (2001), Akuntansi Syariah: Memformasikan Konsep
Laba dalam Konteks Metafora Zakat, Jakarta: Salemba Empat.
Widi Nopiardo dan Afrian Raus (2017), Perilaku Pasangan yang Baru Menikah
dalam Menunaikan Zakat fitrah, Jurnal Zakat dan Wakaf, Vol. 4, No. 1,
Juni 2017, hal 125-144
https://dki.kemenag.go.id/berita/gelar-rakornas-zakat-2023-kemenag-ungkap-
pengumpulan- zis-capai-21-triliun-SyRKA, diakses 07 September 2023