You are on page 1of 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zakat merupakan salah satu ibadah pokok dalam Islam yang dapat menjadi pilar
utama dan tool untuk menegakkan keadilan dalam kehidupan sosial serta dapat
meningkatkan kesejahteraan umat. Zakat menurut istilah fiqh Islam adalah sejumlah
harta tertentu yang wajib dikeluarkan dari kekayaan orang-orang kaya (the have) untuk
diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya menurut aturan-aturan atau
syariat Allah SWT (Anshori, 2006). Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011,
zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim atau badan usaha untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Dalam UU
tersebut disebutkan bahwa tujuan dari zakat adalah untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, meningkatkan keadilan sosial dan penanggulangan kemiskinan sehingga
diharapkan di masyarakat tidak terjadi gap atau kesenjangan yang tinggi antara si kaya
dengan si miskin. Menurut PSAK No. 109, tujuan zakat yang mulia tersebut akan dapat
tercapai apabila dalam pengelolaan zakat dilakukan secara baik dan professional (good
zakat governance), artinya bahwa zakat seharusnya dikelola secara melembaga sesuai
dengan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi,
dan akuntabilitas.
Pengelolaan Zakat menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 adalah suatu
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengorganisasian dalam pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Di Indonesia, lembaga yang berwenang
melakukan kegiatan itu adalah lembaga pengelola zakat yang formal dan berbadan
hukum yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang dibentuk oleh pemerintah
dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan
pemerintah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS dapat dibantu oleh
Unit Pengumpul Zakat (UPZ). UPZ merupakan satuan organisasi yang dibentuk oleh
BAZNAS untuk membantu mengumpulkan zakat. Salah satu kegiatan utama dari
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh organisasi pengelola zakat adalah pengumpulan
zakat. Aktivitas itu sangat tergantung kepada para donatur (Muzakki). Selama masih
ada muzakki yang menyalurkan zakatnya pada OPZ maka fungsi OPZ akan berjalan
secara baik, namun sebaliknya ketika tidak ada muzaki yang menyalurkan zakatnya
pada OPZ maka OPZ tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu,
salah satu usaha yang wajib dilakukan oleh OPZ adalah bagaimana menumbuhkan
kesadaran, kepatuhan dan motivasi masyarakat Muslim yang mampu untuk menunaikan
kewajiban zakatnya kepada OPZ terutama kepada organisasi formal yang berbadan
hukum (BAZNAS dan LAZ).
Realitas menunjukkan bahwa tidak semua potensi zakat yang besar tersebut
dapat terealisasi sesuai harapan. Realisasi pengumpulan zakat di Indonesia saat ini
masih jauh dari potensi zakat yang ada. Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf,
Kemenag, Tarmizi Tohir mengatakan pengumpulan zakat, infak, sedekah (ZIS), dan
dana sosial keagamaan lainnya terus mengalami peningkatan. Tercatat hingga data
triwulan tiga, tahun 2022 pada laporan pengelolaan zakat nasional pengumpulan ZIS
oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
mencapai Rp 21 Triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran zakat masyarakat kian
meningkat. Dikatakan Tarmizi, meningkatnya penghimpunan dana ZIS tentu sangat
berdampak pada kehidupan sosial-keagamaan, pengentasan kemiskinan, pemerataan
pembangunan, pembangunan manusia, hingga pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi
program pemerintah dan LAZ, untuk mencapai tujuan menuju masyarakat Islam
Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, cerdas, dan toleran, dalam kehidupan
berbangsa, dan bernegara (kemenag.go.id,2023).
Beberapa faktor penyebab rasio penghimpunan zakat di Indonesia terlihat sangat
kecil, yang pertama adalah faktor kesadaran masyarakat yang kurang, kedua adalah
pemahaman dan sosialisasi yang masih kurang, ketiga adalah faktor kepercayaan atau
trust terhadap OPZ yang rendah, keempat adalah keterbukaan yang masih kurang,
kelima adalah budaya masyarakat Indonesia yang sudah menjadi kebiasaan selama
berabad-abad cenderung lebih suka membayar zakat secara langsung tidak melalui
lembaga formal berbadan hukum (BAZNAS dan LAZ).
Rendahnya kepercayaan umat terhadap OPZ akan berimbas pada gagalnya
optimalisasi potensi zakat saat ini. Oleh karena itu, salah satu alat yang dapat digunakan
OPZ untuk menumbuhkan kepercayaan umat terhadap kualitas OPZ adalah dengan
mengaplikasikan suatu sistem akuntansi yang baik dalam pengelolaan zakat. Sistem
akuntansi yang baik diharapkan pengelolaan zakat oleh OPZ akan menjadi lebih efektif,
efisien dan lebih transparan (jelas sumber dan penggunaan dana zakat) serta lebih
akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan). Sistem akuntansi adalah formulir-formulir,
catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data
mengenai usaha suatu kegiatan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan
balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi
usahanya dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain (Muzakki, pemerintah,
mustahik, masyarakat/umat) untuk menilai hasil operasional (Howard F. Settler dalam
Hariningsih, 2006). Menurut Mulyadi (2001) sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi untuk menyediakan inforrmasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi akuntan di Indonesia
berupaya memberikan kontribusi dalam rangka mewujudkan sistem akuntansi yang
baik dari suatu OPZ. Pada tahun 2010, IAI menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 109. PSAK ini bertujuan untuk mengatur tentang akuntansi
zakat, infaq dan shadaqah yakni mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan transaksi zakat dan infak/sedekah yang berlaku bagi Organisasi
Pengelola Zakat yang berkewajiban menghimpun dan menyalurkan zakat dan
infak/sedekah. PSAK tersebut diterbitkan sebagai pedoman standardisasi dalam
pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan yang dibuat oleh Organisasi
Pengelola Zakat. Dengan adanya standardisasi tersebut maka akan terjadi keseragaman
(uniformity) dan keterbandingan (comparability) dalam pencatatan dan pelaporan
keuangan yang dibuat oleh Organisasi Pengelola Zakat yang ada di Indonesia, hal ini
juga dapat membantu memudahkan akuntan publik dalam melakukan audit atas laporan
keuangan OPZ.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) As Salaam Jayapura adalah sebuah organisasi yang
bergerak dibidang pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah. Organisasi pengelola
dana zakat, infaq, dan shadaqah harus menggunakan pembukuan yang benar dalam
pelaporan keuangannya. apabila dalam pengelolan dana zakatnya belum menerapkan
akuntasi zakat, akibatnya ada masalah dalam audit laporang keuangan organisasi
pengelola zakat. Tujuan praktek ini untuk mengetahui bagaimana implementasi
penyusunan dan pelaporan keuangan berdasarkan perspektif PSAK No.109 dan untuk
mengetahui bagaimana dalam ketepatan penyaluran dana zakat, infaq, dan shadaqah
oleh pihak LAZ As Salaam Jayapura. Jenis penelitian ini menggunakan deskrifptif
kualitatif dengan metode survey. Pengumpulan data yang digunakan dengan cara
observasi, wawancara dan studi dokumen pada LAZ As Salaam Jayapura. Data
diperoleh dengan data primer dan sekunder, data primer diperoleh langsung dari
pimpinan LAZ As Salaam Jayapura. Sedangkan data sekunder berupa laporan
pemasukkan dan pengeluaran pada setiap bulannya.
LAZ As Salaam Jayapura adalah lembaga yang bergerak di bidang pengelolaan
zakat, infak, dan sedekah. Lembaga ini telah berdiri sejak tahun 2000 dan telah menjadi
mitra distribusi zakat dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Papua.
Dalam menjalankan tugasnya, LAZ As Salaam Jayapura dituntut untuk memiliki
pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Hal ini penting
untuk memastikan bahwa zakat yang terkumpul dikelola dengan baik dan tepat sasaran.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, LAZ As-Salaam Jayapura melakukan
pendampingan dan konsultasi penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan
aplikasi Accurate Accounting. Pendampingan ini dilakukan oleh konsultan jasa
keuangan yang memiliki pengalaman dan kompetensi di bidang pengelolaan keuangan
LAZ. LAZ As Salaam Jayapura adalah lembaga yang bergerak di bidang pengelolaan
zakat, infak, dan sedekah. Dalam menjalankan tugasnya, LAZ As-Salaam Jayapura
dituntut untuk memiliki pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel. LAZ As Salaam Jayapura didirikan pada tahun 2000. LAZ As-Salaam
Jayapura telah menjadi mitra distribusi zakat dari BAZNAS Provinsi Papua. LAZ As
Salaam Jayapura telah menyalurkan zakat kepada lebih dari 10.000 penerima manfaat
di Provinsi Papua.
Pendampingan dan konsultasi penyusunan laporan keuangan LAZ As-Salaam
Jayapura dilakukan oleh konsultan jasa keuangan dari PT. Mitra Akuntansi Indonesia.
Konsultasi ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai pada bulan Januari 2023 dan berakhir
pada bulan Juni 2023. Pendampingan dan konsultasi ini telah memberikan manfaat yang
besar bagi LAZ As-Salaam Jayapura. Lembaga ini telah mampu meningkatkan kualitas
laporan keuangannya dan meraih opini WTP dari KAP. Hal ini menunjukkan bahwa
LAZ As-Salaam Jayapura telah berkomitmen untuk menerapkan pengelolaan keuangan
yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Pendampingan dan konsultasi
penyusunan laporan keuangan LAZ As-Salaam Jayapura merupakan salah satu contoh
penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan LAZ. Aplikasi Accurate
Accounting yang digunakan dalam pendampingan ini merupakan aplikasi akuntansi
yang telah terintegrasi dengan standar akuntansi syariah. Penggunaan aplikasi ini dapat
membantu LAZ dalam menyusun laporan keuangan yang berkualitas dan memenuhi
standar akuntansi yang berlaku.
Tujuan dari pendampingan dan konsultasi penyusunan laporan keuangan LAZ
As-Salaam Jayapura adalah untuk:
1. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan LAZ As-Salaam Jayapura dalam
penyusunan laporan keuangan berbasis PSAK 109
2. Meningkatkan kualitas laporan keuangan LAZ As-Salaam Jayapura sehingga dapat
memenuhi standar akuntansi yang berlaku
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan LAZ As-
Salaam Jayapura
4. Pendampingan dan konsultasi penyusunan laporan keuangan LAZ As-Salaam
Jayapura dilakukan dengan metode sebagai berikut:
5. Pemahaman dan sosialisasi PSAK 109
6. Pembentukan tim penyusunan laporan keuangan
7. Pelatihan penggunaan aplikasi Accurate Accounting
8. Pembimbingan penyusunan laporan keuangan
9. Penilaian hasil penyusunan laporan keuangan
Setelah mengikuti pendampingan dan konsultasi penyusunan laporan keuangan,
LAZ As-Salaam Jayapura telah mampu:
1. Memahami dan menerapkan PSAK 109 dalam penyusunan laporan keuangan
2. Menyusun laporan keuangan yang berkualitas dan memenuhi standar akuntansi
yang berlaku
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
Pada tahun 2023, LAZ As Salaam Jayapura telah berhasil meraih opini wajar
tanpa pengecualian (WTP) dari Kantor Akuntan Publik (KAP) atas laporan keuangan
tahun 2022. Opini WTP ini diraih 4 (empat) tahun berturut-turt oleh LAZ As Salaam
Jayapura. Hal ini merupakan bukti bahwa laporan keuangan LAZ As Salaam Jayapura
telah disusun dengan baik dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
1.2 Tujuan Magang
Magang sebagai salah satu persyaratan mata kuliah pada PPAK FEB Univerisitas
Airlangga Tahun Akademik 2023/2024, dilaksanakan pada Kantor Jasa Akuntan VMJ
Papua yang bermitra dengan Lemabaga Amil Zakat (LAZ) As Salaam Jayapura sebagai
studi kasusnya. Dengan terlaksananya praktik kerja magang diharapkan dapat
memberikan manfaat dari tujuan yang telah disusun. Adapun tujuan pelaksanaan
magang adalah sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya Magang adalah sebagai berikut:
a) Mengetahui dan memahami secara langsung mengenai pendampingan dan
konsultasi penyusunan laporan keuangan LAZ As-Salaam Jayapura
b) Mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam perkuliahan ke dalam dunia kerja.
c) Memahami lebih mendalam tentang bisnis KJA VMJ Papua dalam melaksanakan
kemitraannya dengan LAZ As Salaam Jayapura.
d) Mendalami proses magang sebagai bentuk pembelajaran dalam menyusun inovasi
dan kemitraan antara KJA VMJ Papua dengan LAZ As Salaam Jayapura.
e) Sebagai persyaratan akademik Program Studi Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
1.2.2 Tujuan Khusus
Aktifitas magang di KJA VMJ Papua bertujuan untuk menganalisis dan
melakukan pendampingan dan konsultasi penyusunan laporan keuangan LAZ As-
Salaam Jayapura dengan menggunakan aplikasi Accurate Accounting Online. Hasil
analisis yang diperoleh dapat menjadi rekomendasi dan solusi dalam meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan LAZ As Salaam Jayapura.

1.3 Ruang Lingkup


Menentukan ruang lingkup dalam topik yang akan dibahas dalam penulisan
laporan magang ini bertujuan agar mempermudah pembahasan dan lebih fokus kepada
topik yang akan dikaji. Berikut ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini:
1. Menggunakan PSAK 109 dan Aplikasi Accurate Accounting Online untuk
melakukan pendampingan dan konsultasi atas penyusunan Laporan Keuangan pada
LAZ As Salaam Jayapura.
2. Penulisan dalam laporan ini menggunakan data primer dan sekunder yang
digunakan untuk penyusunan informasi tentang Proses Penyusunan Laporan
Keuangan LAZ As Salaam Jayapura Tahun 2023.
3. Membahas analisis penerapan PSAK 109 dan penggunanaan Aplikasi Accurate
Accounting Online dalam penyusunan Laporan Keuangan LAZ As Salaam
Jayapura.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu


Ringkasan penelitian membahas pengendalian internal suatu perusahaan atau
organisasi dapat dilihat pada tabel. 1 di bawah ini:
Tabel 1.
Penelitian Terdahulu Tentang Penerapan PSAK 109 dan Accurate Accounting
No Peneliti Judul Variabel dan Hasil
Model
1 Anggi Aulia Analisis Penerapan Akuntansi Zakat, Perlakuan dan
Hafnizar Akuntansi Zakat Metode penerapan
(2018) Pada Lembaga Deskriptif akuntansi zakat
Amil Zakat (Studi Komparatif yang dilakukan
Kasus Nuruh LAZ Nurul hayat
Hayat Medan) Medan
menggunakan
sistem pencatatan
accrual basis
(berbasis akrual).
Sistem ini
merupakan suatu
sistem pencatatan
dimana dalam hal
ini transaksi yang
terjadi dicatat
berdasarkan konsep
pengakuan
sesungguhnya.
Dalam proses
pencatatan
akuntansi LAZ
Nurul Hayat
Medan
menggunakan
sistem
terkomputerisasi.
2 Aan Anisah Analisis Penerapan Zakat, dan Lembaga
(2020) Akuntansi Zakat infak/sedekah, LAZISMU
Infak/Sedekah dan PSAK 101 , Jombang dalam
Laporan Keuangan PSAK 109. menerapkan
Sesuai SAK Deskriptif akuntansi zakat dan
Syariah Pada Kualitatif infak/sedekah
LAZISMU sudah sesuai
No Peneliti Judul Variabel dan Hasil
Model
Jombang. dengan PSAK 109,
sedangkan untuk
Laporan Keuangan
Amil belum sesuai
dengan PSAK 109
3 Lina Lutfiana, Analisis Penerapan Sistem Informasi Penggunaan Sistem
Ihwani Sistem Informasi Akuntansi, Informasi
Mukharomatul Akuntansi Di Lazis Deskripsit Akuntansi
Putri, Anisa Jateng Cabang Kualitatif berbasis teknologi
Nuril Fajriyah Solo dapat
(2020) meningkatkan
efektitivitas dan
efisiensi pekerjaan
dari bagian
keuangan. Di
LAZIS Jateng
cabang Solo
menggunakan
sistem berbasis
web, yaitu
Silazisku.
4 M. Ihda Analisis Penerapan Zakat, dan LAZIS Daarut
Khoiril Faizin Akuntansi Zakat infak/sedekah, Tauhid Peduli
(2021) dan Infak/Sedekah PSAK 109 Bandar Lampung
Pada Lembaga Deskripsit dalam pengakuan
Amil Zakat (Studi Komparatif awal, pengukuran
Kasus Pada dan penyajian
Lembaga Amil sudah sesuai
Zakat Daarut dengan PSAK No.
Tauhid Peduli 109, sedangkan
Bandar Lampung. dalam
pengungkapannya
LAZIS Daarut
Tauhid Peduli
Bandar Lampung
belum sesuai
dengan PSAK No.
109.
5 Miftakhul Penerapan Zakat, dan Badan Amil Zakat
Munir Rizka Akuntansi Zakat infak/sedekah, Nasional
Rahmatillah sebagai Respon PSAK 109, (BAZNAS) pada
Zidna (2021) Administrasi Deskriptif provinsi Jawa
Digital di Era Kualitatif Timur berdasarkan
Modern: Studi pengawasan dana
pada Badan Amil Zakat, infak dan
sedekah (ZIS) yang
No Peneliti Judul Variabel dan Hasil
Model
Zakat Nasional berlandaskan UU
(BAZNAS) Nomor 23 Tahun
Provinsi Jawa 2011 pada pasal
Timur 21-29 lalu pasal 31,
maka terdapat
masalah, pasalnya
BAZNAS Provinsi
Jawa Timur belum
100% berhasil
menerapkan
pasal 29.
6 Selly Febriana Analisis Penerapan Accounting, Penerapan Sistem
dan Rahmat Sistem Akuntansi Financial Akuntansi Accurate
Daim Harahap Accurate Dalam Reports, ini belum ada
(2022) Pencatatan Accurate, kendala ataupun
Laporan Keuangan Deskriptif permasalahan,
PT. Samudera Kualitatif sehingga masih
Lautan Luas dapat
mempermudah
karyawan dalam
melakukan
penginputan
laporan keuangan.
7 Arifah Diah, Penerapan Accurate Penerapan software
Putri Erisa, Software Accurate Accounting ; Accurate
dan Avi Pada Akuntansi fenomenologi ; memudahkan
Sunani (2023) Perusahaan di kualitatif dalam menginput
Persekutuan ABC Kualitatif transaksi,
Fenomenologi mengurangi salah
catat, memiliki
tingkat keamanan
terkait resiko
kehilangan, serta
mempermudah
urusan perpajakan.
8 Wendy (2023) Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Sistem sebelumnya
Accurate dalam Akuntansi, memiliki beberapa
Penyusunan Software kelemahan;
Laporan Keuangan Accurate, beberapa dari
CV Pasific Microsoft Excel, mereka tidak
Siklus Keuangan efektif dan
Kualitatif Studi membutuhkan
Kasus banyak waktu. Ada
bukti bahwa
penggunaan
aplikasi akurat
No Peneliti Judul Variabel dan Hasil
Model
dalam pencatatan
laporan keuangan
perusahaan dapat
membuat sistem
penyajian laporan
lebih efisien,
efektif, dan akurat.
Sumber: berbagai jurnal, diolah 2023
Penyusunan pelaporan keuangan entitas termasuk Lembaga Zakat sebagai
organisasi nirlaba menjadi kewajiban yang secara tertib dipenuhi oleh manajemen. Hal
ini tentu berpedoman pada standar pelaporan akuntansi yang secara ideal wajib dipatuhi
salah satunya PSAK 109. Agar memperoleh terbitan laporan keuangan yang efektif,
efisien, akurat dan berkualitas perlu digunakan Aplikasi Accurate Accounting Online
dalam proses dan tahapan penyusunannya.

2.2 Tinjauan Teoritis


2.1.1. Pengertian Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat
Islam. Pengertian zakat secara jelas telah tertuang dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat
103 mengandung pengertian bahwa setiap muslim yang mempunyai harta benda yang
telah cukup nisab wajib membersihkan harta bendanya dengan memberikan sebagian
hartanya kepada orang-orang yang berhak (Triyuwono dan As’udi, 2001). Kata zakat
merupakan kata dasar dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, dan baik. Menurut lisan
al Arab kata zaka mengandung arti suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Zakat menurut
istilah fiqh adalah sejumlah harta tertentu yang harus diserahkan kepada orang-orang
yang berhak menurut syariat Allah SWT. (Al Qaradhawi, 1999). Lembaga penelitian
dan pengkajian masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung/UNISBA dalam
Mursyidi (2003) merinci lebih lanjut pengertian zakat yang ditinjau dari segi bahasa
sebagai berikut:
a. Tumbuh, artinya menunjukkan bahwa benda yang dikenai zakat adalah benda yang
tumbuh dan berkembang biak (baik dengan sendirinya maupun dengan diusahakan,
lebih-lebih dari keduanya); dan jika benda tersebut sudah dizakati, maka ia akan
lebih tumbuh dan berkembang biak, serta menumbuhkan mental kemanusiaan dan
keagamaan pemiliknya (muzakki) dan sipenerimanya (mustahik)
b. Baik, artinya menunjukkan bahwwa harta yang dikenai zakat adalah benda yang
baik mutunya, dan jika telah dizakati kebaikan mutunya akan lebih meningkat, serta
akan meningkatkan kualitas muzakki dan mustahik-nya.
c. Berkah, artinya menunjukkan bahwa benda yang dikenai zakat adalah benda yang
mengandung berkah (dalam arti potensial). Potensial bagi perekonomian, dan
membawa berkah bagi setiap orang yang terlibat di dalamnya jika benda tersebut
telah dibayarkan zakatnya.
d. Suci, artinya bahwa benda yang dikenai zakat adalah benda suci. Suci dari usaha
yang haram, sertamulus dari gangguan hama maupun penyakit; jika sudah dizakati,
ia dapat mensucikan mental muzakki dari akhlak jelek, tingkah laku yang tidak
senonoh dan dosa; juga bagi mustahik-nya.
e. Kelebihan, artinya benda yang dizakati melebihi dari kebutuhan pokok muzakki,
dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pokok mustahik-nya. Tidaklah bernilai
suatu zakat jika menimbulkan kesengsaraan bagi muzakki. Zakat bukan membagi-
bagi atau meratakan kesengsaraan, akan tetapi justru meratakan kesejahteraan dan
kebahagiaan bersama.

Dalam UU No. 23 tahun 2011 disebutkan bahwa Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut istilah ekonomi, zakat merupakan
tindakan pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya
(Adiwarman Karim, 2001). Salah satu ajaran penting yang terdapat dalam agama Islam
adalah urgensi zakat kaitannya dengan pengentasan kemiskinan. Sebagai sebuah
dinamika keagamaan, zakat merupakan bentuk kesaksian manusia (syahadah al-insan)
pada rukun Islam yang keempat di hadapan Allah yang muaranya tertuju pada dimensi
kemanusiaan (Nofiardo dan Raus, 2017).
2.1.2. Prinsip, Fungsi, dan Tujuan Zakat
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat
merupakan salah satu implementasi asas keadilan dalam sistem ekonomi Islam. M.A.
Mannan dalam bukunya Islamic Economics: Theory and Practice, sebagaimana yang
dikutip oleh Kurnia dan Hidayat (2008) menyebutkan bahwa zakat mempunyai enam
prinsip, yaitu:
1) Prinsip keyakinan keagamaan, yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan
salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya.
2) Prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat, yaitu membagi
kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia.
3) Prinsip produktivitas, yaitu menekankan bahwa zakat memang harus dibayar
karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka
waktu tertentu.
4) Prinsip nalar, yaitu sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus
dikeluarkan.
5) Prinsip kebebasan, yaitu bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas atau
merdeka (hurr).
6) Prinsip etika dan kewajaran, yaitu zakat tidak dipungut secara semena-mena, tapi
melalui aturan yang disyariatkan.
Secara umum tujuan zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi.
Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si kaya
untuk dialokasikan kepada si miskin. Para cendekiawan muslim banyak yang
menerangkan tentang tujuan-tujuan zakat, baik secara umum yang menyangkut tatanan
ekonomi, sosial dan kenegaraan maupun secara khusus yang ditinjau dari tujuan-tujuan
nash secara eksplisit. Tujuan- tujuan itu antara lain (Nofiardo dan Raus, 2017) antara
lain untuk:
1) Menyucikan harta dan jiwa muzakki.
2) Mengangkat derajat fakir miskin.
3) Membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil, dan mustahik lainnya.
4) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia
pada umumnya.
5) Menghilangkan sifat kikir dan dan loba para pemilik harta.
6) Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang
miskin.
7) Menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat agar
tidak ada kesenjangan di antara keduanya.
8) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama bagi
yang memiliki harta.
9) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan
hak orang lain padanya.
10) Zakat merupakan manifestasi syukur atas Nikmat Allah.
11) Berakhlak dengan akhlak Allah.
12) Mengobati hati dari cinta dunia.
13) Mengembangkan kekayaan batin.
14) Mengembangkan dan memberkahkan harta.
15) Membebaskan si penerima (mustahik) dari kebutuhan, sehingga dapat merasa
hidup tenteram dan dapat meningkatkan kekhusyukan beribadat kepada Allah
SWT.
16) Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.
17) Tujuan yang meliputi bidang moral, sosial, dan ekonomi.

Adapun Mursyidi (2003) mengemukakan bahwa zakat memiliki fungsi-fungsi


pokok sebagai berikut:
1) Membersihkan jiwa muzakki.
2) Membersihkan harta muzakki.
3) Fungsi sosial ekonomi. Artinya bahwa zakat mempunyai misi meratakan
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam bidang sosial ekonomi. Lebih jauh dapat
berperanserta dalam membangun perekonomian mendasar yang bergerak langsung
ke sektor ekonomi lemah.
4) Fungsi ibadah. Artinya bahwa zakat merupakan sarana utama nomor tiga dalam
pengabdian dan rasa syukur kepada Allah SWT.
2.1.3. Jenis-Jenis Zakat
Secara garis besar, zakat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu zakat
fitrah dan zakat mal (harta/kekayaan).
1). Zakat Fitrah
Zakat nafs (jiwa) disebut zakat fitrah merupakan zakat untuk menyucikan diri.
Zakat fitrah dikeluarkan dan disalurkan kepada yang berhak pada bulan Ramadhan
sebelum tanggal 1 Syawal (hari raya Idul Fitri). Zakat ini dapat berbentuk bahan pangan
atau makanan pokok sesuai daerah yang ditempati, maupun berupa uang yang nilainya
sebanding dengan ukuran/harga bahan pangan atau makanan pokok tersebut. Zakat
fitrah ialah zakat yang wajib disebabkan berbuka dari puasa Ramadhan. Hukumnya
wajib bagi setiap muslim, baik kecil atau dewasa, laki-laki dan wanita, budak atau
merdeka. Zakat fitrah itu wajib atas setiap muslim yang memiliki kelebihan makanan
selama satu hari satu malam sebanyak satu sha’ (1 sha’ untuk ukuran Indonesia kira-
kira 3,5 liter) dari makanannya bersama keluarganya.
2). Zakat Mal
Zakat mal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan harta,
apabila harta itu telah memenuhi syarat- syarat wajib zakat. Mursyidi (2003)
menyebutkan bahwa zakat mal artinya zakat yang dikeluarkan dari kekayaan atau
sumber kekayaan itu sendiri. Uang adalah kekayaan, sedangkan pendapatan dari profesi,
usaha, investasi merupakan sumber dari kekayaan. Dalam Al-Qur’an maupun Sunnah
ada tujuh jenis harta yang wajib dizakati. Ketujuh jenis harta tersebut adalah emas,
perak, hasil pertanian, hasil tambang, barang dagangan, ternak, dan barang temuan
(rikaz) (Mursyidi, 2003).
Dari pembahasan tersebut maka para muzakki harus menentukan dan
menghitung zakat yang disusun perkategori, menyesuaikan dengan aset kekayaan yang
harus dikeluarkan zakatnya menurut UU pengelolaan zakat No.23 Tahun 2011 bab III
tentang pengumpulan zakat pasal 21 Ayat 1 dan 2. Seperti dalam bukunya Mufraini
(2008) yang menyatakan bahwa tahapan ketentuan umum dalam menentukan dan
menghitung aset wajib zakat adalah sebagai berikut:
1) Menentukan aset wajib zakat yang beragam pada akhir tahun baik berupa barang
maupun pendapatan.
2) Menentukan kategori aset wajib zakat untuk kemudian menghitung nilai aset yang
disesuaikandengan harga pasar.
3) Menentukan dan menghitung total pengeluran.
4) Menghitung sumber aset wajib zakat.
5) Mengacu besaran nisab pada ketentuan kategori aset wajib zakat.
6) Membuat neraca perbandinganantara jumlah sumber zakat yang telah ditentukan
dengan nisab yang telah ditentukan.
7) Menentukan volume persentase zakat yang merujuk kepada ketentuan dari kategori
aset wajib zakat yang sudah ditentukan.
8) Menghitung tarif zakat dengan mengalihkan sumber aset wajib zakat dengan
volume persentase zakat.
Berikut adalah jenis atau kategori zakat mal (Mufraini, 2006:):
a). Zakat Perdagangan
Zakat perdagangan adalah komoditas yang diperjual-belikan. Zakat yang
dikeluarkan bisa berupa barang ataupun uang, agar para muzaki mempunyai keleluasaan
untuk memilih sesuai dengan kondisi yang dipandang lebih mudah. Komoditas
perdagangan ini termasuk dalam kategori kekayaan bergerak (moveble asset) yang
harus dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 dari nilainya pada akhir haul atau sama dengan
2,5%.
b). Zakat Profesi
Pendapatan profesi adalah buah dari hasil kerja yang menguras otak dan keringat
yang dilakukan oleh setiap orang. Seperti gaji, upah, honorarium dan yang lainnya serta
pendapatan kerja profesi yang telah melampaui batas ketentuan nisab. Dimana
kewajiban untuk zakat profesi di Indonesia telah ditentukan sesuai dengan UU No. 17
tahun 2000 yang diberlakukan mulai tahun 2001 tentang pajak penghasilan adalah
sebesar 2,5% dari penghasilan.
c). Zakat Pertanian dan Perkebunan
Pertanian adalah semua hasil pertanian yang ditanam dengan menggunakan bibit
bijibijian yang hasilnya dapat dimakan oleh manusia dan hewan, sedangkan perkebunan
adalah buah-buahan yang berasal dari pepohonan atau umbi-umbian. Contoh hasil
pertanian adalah semua hasil pertanian dab perkebunan yang ditanam masyarakat secara
umum seperti padi, jagung, tebu, buah- buahan, sawit, kapas, sayur-mayur, dan lainnya.
Dalam zakat pertanian dan perkebunan ini tidak disyaratkan haul, karena ketika
perkembangan sempurna atau panen pada saat itulah wajib zakat. Untuk volime zakat
pertanian dan perkebunan ditentukan dengan sistem pengairan yang diterapkan untuk
pertanian maupun perkebunan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Apabila lahan yang irigasinya ditentukan oleh curah hujan maka zakatnya 10%
(1/10 ) dari hasil panen pertanian.
2) Apabila lahan yang irigasinya menggunakan alat yang beragam (bendungan
irigasi), maka zakatnya adalah 5% (1/20) dari hasil panen.
3) Apabila pengairan pada setengah periode lahan melalui curah hujan dan
setengahnya melalui irigasi, maka zakatnya 7,5% dari hasil panen.
d). Zakat Properti Produktif
Properti produktif adalah aset properti yang diproduktifkan untuk meraih
keuntungan atau peningkatan nilai materil dari properti tersebut. Contoh properti
produktif adalah rumah sewaan dan usaha angkutan transportasi. Dan kewajiban zakat
properti produktif ini adalah menurut ahli fikih modern sebesar 10% dari hasil bersih,
sedang menurut Dr. Sauqi Ismail Sahatah adalah sebesar antara 5% dan 7,5% dari total
bersih.
e). Zakat Binatang Ternak
Binatang ternak adalah binatang yang dipelihara labih dari haul yang ditentukan.
Ternak tetap tidak terlepas dari pemberian makanan. Sebagian besar ahli fikih Islam
sepakat bahwa zakat binatang ternak diwajibkan pada semua jenis binatang ternak baik
yang dikenal pada masa kenabian ataupun tidak. Binatang ternak diantaranya adalah
unta, sapi, kambing dan binatang sejenis lainnya.
f). Zakat Barang Tambang dan Hasil Laut
Barang tambang adalah sesuatu yang dikeluarkan dari dalam perut bumi, sedang
hasil laut adalah sesuatu hasil eksploitasi dari kedalaman laut, sungai, dan samudera
lepas yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Contoh hasil tambang adalah seperti emas,
perak, besi dan yang lainnya, sedang yang hasil laut seperti mutiara, dan ikan paus.
Untuk banyak dan sedikitnya pendapatan hasil tanbang dan hasil laut dikembalikan
kepada kondisi sosial dan kesejahteraan muzaki sendiri dan muzaki mempunyai
keleluasaan untuk menentukan hal tersebut, kemudian jumlah hasil tambang tersebut
ditambahkan dengan keuntungan bersih yang dihasilkan sepanjang tahun kemudian
barulah zakatnya dikeluarkan sebanyak 2,5%.
g). Zakat Perusahaan
Zakat perusahaan adalah zakat yang diambil dari sebuah usaha yang diorganisir
sebagai sebuah kesatuan resmi, setiap perusahaan di bidang barang (hasil
industri/pabrikasi) maupun jasa dapat menjadi wajib zakat. Nisab dan persentase zakat
perusahaan dianalogikan dengan aset wajib zakat kategori komoditas perdagangan,
yaitu senilai nisab emas dan perak yaitu 85 gram emas sedangkan persentase volumenya
adalah 2,5% dari aset wajib zakat yang dimiliki perusahaan.
2.1.4. Organisasi Pengelola Zakat
Menurut UU No. 23 tahun 2011, pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat. Dalam khazanah pemikiran hukum Islam, terdapat beberapa
pandangan seputar kewenangan pengelolaan zakat oleh negara. Ada yang berpendapat
zakat baru boleh dikelola oleh negara yang berasaskan Islam, tetapi ada juga yang
berpendapat lain mengatakan pada prinsipnya zakat harus diserahkan kepada amil
terlepas dari persoalan apakah amil itu ditunjuk oleh negara atau amil yang bekerja
secara independen di dalam masyarakat muslim itu sendiri. Pendapat lainnya,
pengumpulan zakat dapat dilakukan oleh badan-badan hukum swasta di bawah
pengawasan pemerintah, bahkan terdapat pula pandangan bahwa zakat merupakan
kewajiban individu seorang muslim yang harus ia tunaikan tanpa perlu campur tangan
pemerintah, dalam arti untuk melaksana-kannya menjadi kesadaran individu.
Pengelolaan zakat di Indonesia yang diatur dalam UU No. 23 tahun 2011
dikelola oleh pemerintah dan lembaga amil zakat dengan pengawasan pemerintah. Di
dalamnya menyatakan bahwa untuk melaksanakan pengelolaan zakat, pemerintah
membentuk BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). BAZNAS merupakan lembaga
yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional. Dalam rangka
pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk
BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota. Untuk membantu BAZNAS dalam
pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat
dapat membentuk LAZ (Lembaga Amil Zakat).
Dalam menjalankan program kerjanya, BAZNAS mengunakan konsep sinergi,
yaitu untuk pengumpulan ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah) menggunakan hubungan
kerjasama dengan unit pengumpul zakat (UPZ) di Departemen, BUMN, Konjen, dan
dengan lembaga amil zakat lainnya. Pola kerjasama itu disebut dengan UPZ Mitra
BAZNAS. Sedangkan untuk penyalurannya, BAZNAS juga menggunakan pola sinergi
dengan Lembaga Amil Zakat lainnya, yang disebut sebagai unit Salur Zakat (USZ)
Mitra BAZNAS.
Dengan sistem pengelolaan zakat yang bervariasi, peran akuntansi dan pelaporan
tetap mendapat perhatian utama. Di beberapa negara seperti Malaysia, pencatatan
pengumpulan zakat dan pendistribusiannya bahkan dilakukan secara komputerisasi dan
online antar institusi pengumpul zakat. Hanya saja sampai saat ini masalah yang
dihadapi dalam hal pelaporan zakat adalah standar pelaporan (Ihsan dan Gustina, 2008).
2.1.5. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109
Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan
pengertian :
a. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Amil adalah entitas pengelola
zakat yang pembentukannya dan atau pengukuannya diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan
zakat, infaq/shodaqoh.
b. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Dana amil adalah bagian amil
atas dana zakat dan infaq/ shodaqoh serta dana lain yang oleh pemberi
diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk pengelolaan amil.
c. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Dana infaq/ shodaqoh adalah
bagian nonamil atas penerimaan infaq/ shodaqoh.
d. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Dana zakat adalah bagian
nonamil atas penerimaan zakat.
e. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Infaq/ shodaqoh adalah harta
yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi
(ditentukan) maupun tidak dibatasi.
f. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Mustahiq adalah orang atau
entitas yang berhak menerima zakat.
g. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Muzakki adalah individu
muslim yang secara syari‟ah wajib membayar (menunaikan) zakat.
h. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Nisab adalah batas minimum
harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
i. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya (mustahiq).

Secara rinci isi dari PSAK 109 terkait akuntansi zakat yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 2010, antara lain terdiri atas:
a. Pengakuan termuat pada paragraf 10, tentang penerimaan Zakat, bahwa Penerimaan
zakat diakui pada saat kas dan asset noncash diterima. Pada paragraph 18, tentang
Penerimaan Infaq/ Sedekah, dinyatakan bahwa Penerimaan infak/sedekah yang
diterima diakui pada saat kas dan asset noncash diterima.
b. Pengukuran termuat pada paragraph 15, Zakat yang diterima dari muzzaki diakui
sebagai penambah dana zakat sebesar: Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas;
dan Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas. Pada paragraph 22, bahwa Infak/Sedekah
yang diterima diakui sebagai penambah dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat
sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar: Jumlah yang diterima, jika
dalam bentuk kas; dan Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas
c. Pengungkapan Dan Pengukuran Dana Non- Halal, Penerimaan dana nonhalal
menurut PSAK nomor 109 (2011:7) adalah semua penerimaan dari kegiatan yang
tidak sesuai dengan prinsip syari‟ah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang
berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam
kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syari‟ah karena secara
prinsip dilarang. Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah
dari dana zakat, dana infaq/shodaqoh dan dana amil. Asset nonhalal disalurkan sesuai
dengan syari’ah.
d. Penyajian, bahwa PSAK nomor 109 (2011:7) menjelaskan bahwa Amil zakat
menyajikan dana zakat, dana infaq/ shodaqoh, dana amil, dan dana nonhalal secara
terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan).
e. Laporan Keuangan Amil, bahwa PSAK nomor 109 (2011:10) menyakatan bahwa
Komponen laporan keuangan yang lengkap dari amil terdiri dari: 1). neraca (laporan
posisi keuangan), 2). laporan perubahan dana, 3). laporan perubahan aset kelolaan,
4). laporan arus kas, dan 5). catatan atas laporan keuangan.
Format dari masing- masing laporan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Neraca (Laporan Posisi Keuangan) BAZ “XXX”
Per 31 Desember 2XX3
Keterangan Jumlah (Rp) Keterangan Jumlah (Rp)
Aset Kewajiban

Aset lancar Kewajiban jangka pendek


Kas dan setara kas xxx Biaya yang masih harus xxx
dibayar
Instrumen keuangan xxx
Piutang xxx
Kewajiban jangka panjang
Imbalan kerja jangka xxx
panjang
Aset tidak lancar Jumlah kewajiban xxx

Aset tetap xxx Saldo dana


Akumulasi penyusutan (xxx) Dana zakat xxx
Dana infak/sedekah xxx
Dana amil xxx
Dana nonhalal xxx
Jumlah dana xxx
Jumlah aset xxx Jumlah kewajiban dan xxx
saldo dana
Tabel 2.5
Laporan Perubahan Dana
Laporan Perubahan Dana BAZ “XXX”
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX3
Keterangan Rp
DANA ZAKAT
Penerimaan
Penerimaan dari muzakki
Muzakki entitas xxx
Muzakki individual xxx
Hasil penempatan xxx
Jumlah penerimaan dana zakat xxx
Bagian amil atas penerimaan dana zakat xxx
Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil xxx
Penyaluran (xxx)
Fakir-miskin (xxx)
Riqab (xxx)
Gharim (xxx)
Muallaf (xxx)
Sabilillah (xxx)
Ibnu sabil (xxx)
Jumlah penyaluran dana zakat (xxx)
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx
DANA INFAK/SEDEKAH
Penerimaan
Infak/sedekah terkait atau muqayyadah xxx
Infak/sedekah tidak terkait atau mutkaqah xxx
Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah (xxx)
Hasil pengelolaan xxx
Keterangan Rp
Jumlah penerimaan dana infak/sedekah xxx
Penyaluran
Infak/sedekah terkait atau muqayyadah (xxx)
Infak/sedekah tidak terkait atau mutkaqah (xxx)
Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (xxx)
(misalnya beban penyusutan dan penyisihan)
Julah penyaluran dana infak/sedekah (xxx)
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx
Sumber: PSAK No. 109
Tabel 2.6
Laporan Perubahan Aset Kelolaan
Laporan Perubahan Aset
Kelolaan BAZ “XXX”
Saldo Penam Peengu Penyi Akumulasi Saldo
awal bahan rangan sihan penyusutan Akhir
Dana infak/
sedekah - aset
xxx xxx (xxx) (xxx) - xxx
kelolaan lancar
(misal piutang
bergulir)
Dana infak/
sedekah – aset
xxx xxx (xxx) - (xxx) xxx
kelolaan tidak
lancar (misal
rumah sakit atau
sekolah)

2.1.6. Aplikasi Accurate accounting


Accurate Accounting Software merupakan suatu sistem terpadu yang
dikembangkan untuk pencatatan dan pengelolaan keuangan yang diperuntukkan untuk
UMKM. Aplikasi ini dikembangkan oleh putra-putri Indonesia yang tergabung dalam
perusahaan PT Cipta Piranti Sejahtera atau CPSSoft International. Accurate
Accounting Software sudah mengikuti standar PSAK di Indonesia. CPSSoft meng-
update software accurate beberapa kali sesuai dengan perkembangan jaman hingga
kini sudah di versi 5. Versi 5 yang saat ini sudah di-support untuk peraturan perpajakan
yang terbaru, yaitu menggunakan e-faktur. Accurate Accounting Software dapat
mengekspor transaksi ke bentuk .csv yang dapat diimpor ke aplikasi e-faktur.
Menurut Tjahjadi (2003) , Accurate merupakan suatu sistem peranti lunak
komputer yang di ciptakan bagi pencatatan dan pengelolaan keuangan pada setiap jenis
perusahaan, baik perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun pada perusahaan
produksi.7 Dapat kita pahami bahwa accurate accounting yang dimaksud disini
merupakan aplikasi yang diciptakan untuk mempermudah siswa dalam melakukan
pencatatan siklus akuntansi dan membantu dalam pengelolaan laporan keuangan.
Menurut Mahmudi (2005), Accurate adalah sebuah sofware akuntansi yang di
peruntukan bagi usaha kecil menengah (UKM) yang di buat secara terpadu (paket) dari
beberapa modul. Jadi accurate accounting dapat di artikan sebagai software yang di
ciptakan untuk melakukan pencatatan siklus akuntansi di perusahaan, dimana software
ini memiliki modul-modul yang saling terpadu. Menurut Surya dan Koesheryatin
(2010), Accurate accounting sofware merupakan suatu sistem akuntansi perusahaan
yang dikembangkan untuk pencatatan dan pengelolaan data keuangan pada setiap
perusahaan yang dibuat secra terpadu. Dengan demikian dapat di pahami bahwa
accurate accounting merupakan sebuah aplikasi atau perangkat lunak yang di ciptakan
untuk memudahkan siswa dalam melakukan pencatatan dan pengelolaan laporan
keuangan dan memahami siklus akuntansi secara komputerisasi. Dengan menggunkan
accurate accounting dapat mempersingkat waktu dalam pengerjaan siklus akuntansi
serta mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Software Accurate adalah bagian dari sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi. Software ini hadir untuk memudahkan pekerjaan khususnya bagi
para pengelola data keuangan perusahaan. Accurate akan membantu menyelesaikan
pekerjaan lebih cepat dan mudah, sehingga para pengguna dapat memperoleh
informasi dengan cepat bila sewaktu – waktu diperlukan
2.1.6.1. Modul- modul yang dimilki accurate accounting tersebut meliputi:
1. Modul pembelian ( purchase Order)
a. Pesanan pembelian
b. Penerimaan barang
c. Faktur pembelian
d. Return pembelian
e. Pembayaran pemasok
2. Modul penjualan (sales module) terdiri dari
a. Pesanan penjualan
b. Pengiriman barang
c. Faktur penjualan
d. Return penjualan
e. Penerimaan pelanggan
3. Modul persediaan ( inventori module) terdiri dari
a. Daftar barang jasa
b. Daftar gudang
c. Penyesuaian persedian
d. Set harga penjualan
e. Grup barang
4. Modul buku besar ( general ledger module) terdiri dari
a. Info perusahaan
b. Daftar mata uang
c. Daftar akun
d. Laporan keuangan
e. Bukti jurnal umum
f. Proses akhir bulan
5. Modul kas dan bank( cash and bank module) terdiri dari
a. Penerimaan lain
b. Pembayaran lain
c. Rekonsiliasi bank
d. Buku bank
6. Modul aktiva tetap ( fixed asset module )
a. Daftar tipe aktiva tetap pajak
b. Daftar tipe aktiva tetap
c. Daftar aktiva tetap
Selain modul-modul diatas, anda dapat menggunakan fitur-fitur lain
yang disediakan accurate antara lain:
1. Multi fungsi
a. Multi currencies: denga fitur ini kita dapat mencatat transaksi mata
uang asing terutama untuk akun tipe kas/bank, piutang dan hutang.
b. Multi warehuose: dengan fitur ini, kita dapat mencatat barang yang
terdapat di beberapa gudang sehingga kita dapat dengan mudah
mengetahui kuantitas suatu barang per gudang.
c. Multi User : dengan fitur ini, beberapa user dapat mengakses suatu
data yang sama di computer yang berlainan yang sudah terhubung
dengan jaringan sesuai dengan akses dan password masing-masing.
d. Multi sales tax: dengan fitur ini setiap faktur pembelian maupun
penjualan dapat menghitung tingkat pajak penjualan yaitu PPN dan
Pajak penjualan barang mewah.
e. Multi discount: dengan fitur ini kita dapat mencatat diskon item
dan diskon faktur dengan diskon bertingkat-tingkat ( misalnya,
15+5+3) diskon item dan diskon faktur dapat diisikan dalam
jumlah persentasi bertingkat atau langsung
f. Multi salesmen : dengan fitur ini kita dapat menampilkan
nama salesmen (penjual) pada setiap faktur penjualan yang kita
buat dan
kita juga dapat menentukan batasan komisi yang akan di berikan
kepada salesmen tersebut.
g. Multi form template:dengan fitur setiap form dapat didesain sendiri
dengan satu macam jenis cetakan voucher.
h. Multi unit : dengan fitur ini setiap item barang (inventory part)
dapat kita bagi satuannya dalam tiga tingkatan. Tingkatan pertama
(unit 1) akan digunakan sebagai unit default dalam perhitungan
setiapkuantitas dimana tingkatan berikutnya akan dikalikan dengan
standar unit 1 tersebut.
2. Bilingual ( dua bahasa)
Dengan fitur ini kita dapat mengoperasikan accurate dengan dua
pilihan bahasa yaitu Indonesia atau Inggris.
3. Cost methode
Pilihan metode perhitungan persediaan antara metode rata-
rata( average) atau fifo dengan pencatatan metode perpetual
4. Customize report
Dengan fitur ini satu jenis laporan yang sudah disediakan di accurate
dapat kita modifikasi sesuai dengan pengelompokan dan tampilan yang
diinginkan.
5. Client server
Dengan fitur ini kita dapat mengoperasikan komputer dengan sistem
cliet server. Model kerja sistemclien server adalah data basediletakan disatu
komputer(server) dimana penginputan data dilakukan dari komputer fitur
client server menjamin sampainya data yang di input oleh user ke
dalam server (tempat data base). Beberapa alasan yang bisa di jadikan
dasar pertimbangan untuk menggunakan accurate secara sebagai tools ( alat
bantu) yang membantu proses pekerjaan anda supaya menjadi lebih cepat,
mudah dan menyenangkandi antaranya:
1. User friendly ( mudah digunakan)
2. Tingkat keamanan yang valid, karena setiap user bisa di atur ssword
nya masing-masing untuk setiap aktifitas dengan 3 tingkatan yaitu
untuk membuat, merubah dan melaporkan.
3. Kemampuan explore semua laporan kedalam media excel file, pdf,
csv, filertf dan filetxt.
4. Dibuat oleh perusahaan di Indonesia (Jakarta), sehingga jika terjadi
kerusakan terhadap data dapat dengan cepat di tangani oleh
developer secara langsung dan jika ingin bertanya-tanya langsung
tentang cara pemakaian dapat datang lansung ke developer atau
melalui telepon dengan tarif lokal yang murah.
5. Sesuai dengan standar akuntansi keuangan Indonesia terutama dalam
penetuan metode pencatatan dan perhitungan yang di atur dalam
SAK tersebut.Tersedianya dua pilihan menu bahasa yang dipilihkan
yaitu dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa Inggris
6. Terhubung dengan laporan perpajakan Indonesia pembuatan faktur
pajak standar, pelaporan SPT masa, PPN dan SPT tahunan PPh
badan formulir 1771
2.1.6.2. Indikator Penggunaan Accurate Accounting
Mengoperasikan aplikasi computer akuntansi accurate accounting dapat
dilihat dari langkah-langkah nya, antara lain:

1. Persiapan: Persiapkan dokumen yang di butuhkan


2. Proses penginputan transaksi, terdiri atas:
a) Membuat data perusahaan baru
b) Membuat akun default mata uang
c) Membuat daftar akun
d) Membuat daftar customer
e) Membuat daftar supplier
f) Membuat daftar barang di gudang
g) Membuat daftar aktiva tetap kenak pajak
h) Membuat daftar pajak untuk aktiva tetap
i) Membuat daftar rincian aktiva tetap
j) Mengentri transaksi pembelian tunai dankredit
k) Mengentri transaksi penjualan tunai dan kredit
l) Mengentri transaksi return penjualan
m) Mengentri transaksi return pembelian
n) Mengentri transaksi penerimaan kas
o) Mengentri transaksi pengeluaran kas
p) Mengentri transaksi kas kecil
q) Mengentri transaksi jurnal penyesuaian
r) Menampilkan proses tutup buku
2.1.6.3. Pelaporan Keuangan
a) Menampilkan laporan neraca
b) Menampilkan laporan laba rugi
c) Menampilkan laporan arus kas
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Institusi Magang


Kegiatan magang dilakukan melalui Kantor Jasa Akuntansi (KJA) VMJ
Consulting Papua di Jayapura. KJA VMJ Consulting Papua didirikan dengan Akta
Pendirian Firma Nomor: 192, tanggal 20 September 2018, oleh Bapak Yohanes Cores
Seralurin, SE., M.Si., Ak.,CA. dan Bapak Vicktor Pattiasina, SE., M.SA., Ak., ACPA.,
CA., yang telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan kompilasi laporaan
keuangan maupun perikatan prosedur yang disepakati (agreed upon procedures) atas
informasi keuangan serta jasa konsultasi pada perusahaan UMKM, Koperasi, BUMD,
dan perusahaan swasta lainnya. KJA VMJ Consulting Papua memberikan pelayanan
jasa di seluruh bidang usaha, baik yang bergerak dalam bidang jasa, perdagangan dan
industri, melayani jasa review laporan keuangan, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa
konsultasi, jasa perpajakan, dan jasa prosedur yang disepakati atas laporan keuangan.
Salah satu pelayanan jasa yang dilakukan KJA VMJ Consulting Papua adalah
jasa konsultasi pelaporan keuangan, dengan studi kasus pada Lembaga Amil Zakat
(LAZ) As Salaam Jayapura, maka institusi magang secara khusus menguraikan
gambaran umum LAZ As Salaam Jayapura sebagai mitra dari KJA VMJ Consulting
Papua.
3.1.1 Sejarah Singkat LAZ As Salaam Jayapura
Berasal dari sambutan positif masyarakat Kota Jayapura dan sekitarnya, atas
Aksi Sosial Yayasan As Salaam Jayapura bagi masyarakat Bonggo Kabupaten Sarmi
pada bulan Juli 2001 yang terisolir karena jalan yang menghubungkan ke ibu kota
kabupaten dan daerah lain rusak parah. Melalui aksi kemanusiaan tersebut terkumpul
donasi sebesar 23.806.800. Dilanjutkan dengan adanya amanah pengelolaan zakat,
infaq dan shadaqah (ZIS) yang diberikan oleh kaum Muslimin kepada Yayasan As
Salaam Jayapura selama bulan Ramadhan 1422 H sebesar Rp. 20.311.800,- dan beras
147,5 Kg.
Berdasarkan amanah masyarakat, potensi ZIS, dan keinginan kuat dari Yayasan
As Salaam Jayapura, maka pada hari Jum’at tanggal 21 Desember 2001 didirikan
Lembaga Manajemen Infak As Salaam, yang kemudian di tahun 2003 berubah nama
menjadi Lembaga Amil Zakat Dompet Sosial As Salaam (DSA).Selama 17 tahun
mengelola ZIS, tanggal 21 Mei 2018 terbitlah Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor 459 tahun 2018
tentang Yayasan As Salaam Jayapura sebagai Lembaga Amil Zakat Skala Provinsi.
Sejak saat itulah, LAZ Dompet Sosial As Salaam (DSA) berganti nama menjadi LAZ
As Salaam Jayapura. Pada tanggal 7 September 2018 untuk pertama kalinya sejak
didirikan, LAZ As Salaam Jayapura dianugerahi sebagai LAZ Provinsi dengan Program
Pendayagunaan ZIS Terbaik pada BAZNAS AWARD 2018. Dan pada tahun 2019, LAZ
As salaam Jayapura dianugerahi Mitra Lokal NGO oleh NGO Internasional Human
Initiative.

3.1.2 Visi dan Misi LAZ As Salaam Jayapura


Visi LAZ As Salaam Jayapura adalah, “Menjadi Lembaga Amil Zakat yang unggul
dalam melayani masyarakat di Papua”
Misi LAZ As Salaam Jayapura sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berzakat, berinfak dan bersedekah
dengan penguatan Gerakan Literasi Zakat;
2. Meningkatkan kualitas daya dan hasil guna zakat dalam mewujudkan kesejahteraan
dan pengentasan kemiskinan;
3. Menjadi lembaga dengan tatakelola yang baik.

3.1.3 Nilai-Nilai Perusahaan


Corporate values atau nilai-nilai perusahaan adalah keyakinan yang bertahan
lama yang berfungsi sebagai panduan perusahaan. Ini menyatakan bagaimana para
manajer dan staf harus memperlakukan diri mereka sendiri, bagaimana mereka harus
melakukan bekerja untuk membantu mendorong dan membentuk perilaku dalam suatu
perusahaan. Nilai-nilai perusahaan merupakan kumpulan nilai yang menjadi dasar
maupun pijakan perusahaan dalam membentuk sistem, proses, kebijakan, serta strategi
dalam menjalankan perusahaan. Selain itu, nilai perusahaan dapat menjadi pijakan
dalam mencapai tujuan jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang. Selain itu,
nilai perusahaan dijadikan sebagai alat atau tujuan karyawan atau tujuan bersama, dan
merupakan kepercayaan yang ditanamkan dalam tatanan perusahaan yang dapat
menembus batas objek, manusia serta situasi. Nilai-nilai yang hendak dijadikan sebagai
budaya kerja LAZ As Salaam Jayapura adalah Amanah, Mandiri dan Profesional.

3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Berdasarkan legalitas formal yang dimiliki LAZ As Salaam Jayapura Nanwani
(perseroda). Sehingga struktur organisasi LAZ As Salaam Jayapura seperti gambar 1 di
bawah ini.
Gambar 1
Struktur Organisasi LAZ As Salaam Jayapura
3.2 Kegiatan Magang
Kegiatan magang mitra dari KJA VMJ Consulting Papua dengan studi kasus
yang bertempat di LAZ As Salaam Jayapura, Jalan Raya Abepura, Kelurahan Entrop,
Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura Provinsi Papua. Waktu pelaksanaan kegiatan
magang dilakukan selama 2 bulan dari bulan 6 Oktober 2023- 30 November 2023.
Untuk lokasi penempatan magang sesuai dengan topik yang akan dibahas terkait topik
magang yaitu Pendampingan Dan Konsultasi Penyusunan Laporan Keuangan Lembaga
Amil Zakat (Laz) As-Salaam Jayapura Dengan Menggunakan Aplikasi Accurate
Accounting Online. Adapaun kegiatan magang yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.
Jadwal Kegiatan Magang
Oktober November Desember
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penentuan Tempat dan


Topik
2 Penyusunan Proposal
3 Pengajuan Lokasi Magang
4 Pelaksanaan Magang
Penentuan Kelompok dan
5
Dosen Pembimbing
6 Pengumpulan Data

7 Penulisan dan Penyusunan


Laporan Magang
Konsultasi dengan Dosen
8 Pembimbing Akademik dan
Lapangan
9 Pengumpulan Laporan
Magang
10 Ujian Hasil magang

3.3 Identifikasi Masalah


Selama proses pelaksanaan kegiatan magang di LAZ As Salaam Jayapura,
Pelaporan keuangan menjadi bagian yang paling penting dilakukan untuk menjaga trust
atau kepercayaan Donatur (Muzakki) dalam menyalurkan dananya kepada LAZ As
Salaam Jayapura. Selain itu penerbitan laporan keuangan LAZ As Salaam menjadi
bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas manajemen dalam melaksanakan
program tahunannya melalui penghimpunan, penyaluran dan evaluasi program Zakat,
Infaq dan Sedekah pada LAZ As Salaam Jayapura. Walaupun telah melalui proses dan
tahapan audit oleh KAP yang berlisensi, dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
selama 4 (empat) tahun berturut-turut, yakni untuk pelaporan keuangan tahun 2022,
2021, 2020, dan 2019, akan tetapi proses tahapan pelaporan keuangan dari penginputan
transaksi, pengelompokan dan pelaporan selama ini masih mengandalkan system
komputerisasi dengan MS. Office Excell. Hal ini dengan segala keterbatasannya
memerlukan system yang lebih terintegrasi dan proses yang cepat sesuai dengan
kebutuhan pelaporan kepada pihak-pihak terkait diantaranya kepada BAZNAS,
Kementerian Agama, dan Kepada Yayasan.
Melalui konsultasi dan pendampingan, menjadi Langkah strategis yang dapat
dilakukan LAZ As Salaam Jayapura dengan memulai tahapan penggunaan Accurate
Accounting Online dalam penyusunan pelaporan keuangannya. Dukungan pimpinan
manajemen LAZ As Salaam Jayapura menjadi penting, agar staff bidang akuntansi dan
keuangan dapat mengikuti sosialisasi dan pelatihan penerapan Accurate Accounting
Online, agar penyusunan pelaporan keuangan LAZ As Salaam Jayapura lebih cepat dan
akurat prosesnya dengan taat pada pemberi Amanah dan standar yang diperkenankan.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis
Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat, dibentuk Lembaga Amin
Zakat (LAZ) As Assalam sebagai lembaga yang berwenang melakukan tugas
pengelolaan zakat secara nasional. Untuk membantu Lembaga Amil Zakat (LAZ) AS
ASSALAM dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat, masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ). Pembentukan LAZ
wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. LAZ wajib
melaporkan secara berkala kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) As Assalam atas
pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah
diaudit syariat dan keuangan. Sehubungan dengan hal perlakuan akuntansi pada
lembaga amil zakat, sebelum PSAK 109 berlaku sebagai standar perlakuan akuntansi
zakat di Indonesia, maka sementara itu bentuk pencatatan dan pelaporan akuntansi zakat
seringkali didasarkan kepada metode akuntansi yang secara umum berlaku, yang
kemudian dimodifikasi dengan ketentuan syariah.
LAZ As Salaam Jayapura membuat pencatatan akuntansi yang bersumber dari
bukti transaksi yang diperoleh dari kegiatan pengelolaan dana baik penghimpunan,
pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat, infak dan sedekah. Adapun bentuk
pengelolaan dana yang dilakukan di LAZ As Salaam Jayapura berdasarkan hasil
wawancara adalah sebagai berikut:
4.1.1. Penghimpunan Dana ZIS pada LAZ As Salaam Jayapura
LAZ As Salaam Jayapura melakukan penghimpunan dana dari umat muslim
yang berkewajiban untuk membayar zakat, baik itu donatur tetap maupun donatur baru.
LAZ As Salaam Jayapura mengelola berbagai jenis dana zakat seperti zakat emas dan
uang, zakat profesi atau penghasilan, dan zakat fitrah. Adapun untuk infaq dan sedekah
terdiri dari infaq sedekah terikan dan sedekah tidak terikat. Dalam penghimpunannya,
petugas LAZ As Salaam Jayapura melakukan penghimpunan dana dengan cara
melakukan pengecekan atau pencocokan dana yang diterima dari muzakki sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
LAZ As Salaam Jayapura menghimpun dana dari muzakki melalui beberapa
layanan untuk memudahkan muzakki dalam melakukan pembayaran zakat, diantaranya:
a) Layanan langsung yaitu layanan yang dilakukan langsung di kantor LAZ As
Salaam Jayapura
b) Layanan jemput zakat yaitu layana yang disediakan LAZ As Salaam Jayapura bagi
muzakki yang meminta untuk dijemput zakatnya dengan membawa bukti
penerimaan yang telah dibawah oleh petugas layan jemput zakat.
c) Layanan via transfer yaitu muzakki melakukan pembayaran zakat, infaq dan
sedekah dengan cara melakukan transfer melelui bank yang telah ditentukan.
Setelah melakukan transfer muzakki selanjutnya melakukan konfirmasi kepada
pihak LAZ As Salaam Jayapura dengan melakukan bukti transfer. Ibu Yani selaku
manager penghimpunan dana, yang menyatakan bahwa:
“ untuk penghimpunannya kita disini ada beberapa layanan
salah satunya itu layanan jemput zakat, yang mana ada
petugas yang langsung terjun ke tempat muzakki, terlebih untuk
ibu rumah tangga yang tidak bisa meninggalkan rumah”

4.1.2. Penyaluran Dana ZIS pada LAZ As Salaam Jayapura


Dana zakat pada LAZ As Salaam Jayapura dilakukan dengan menyerahkan
kepada mustahiq 8 asnaf yaitu zakat maal individu, zakat profesi, shodaqoh ambulance,
donasi baru, donasi lama, sedekah jariyah, zakat fitrah, dan pendapatan lain-lain.
Sedangkan pengeluaran dana zakat dilakukan melalui program ekonomi, Pendidikan,
Kesehatan, dan Ramadan. Dalam penyaluran dana ZIS dan dana lainnya, LAZ As
Salaam Jayapura akan menyalurkan dana tersebut melalui program-program yang telah
ada yang telah disebutkan sebelumnya. Setiap departemen atau bagian memiliki
anggaran dana yang berbeda dalam penyaluran dana ZIS dan dana lainnya, semua nya
tergantung berapa banyak jumlah donatur yang ada.

4.1.3. Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq/Sedekah LAZ As Salaam Jayapura


Terdapat beberapa program pendayagunaan yang dilakukan oleh LAZ As
Salaam Jayapura yang dapat dilihat dilaporan Realisasi Anggaran yang dibuat oleh LAZ
As Salaam Jayapura, beberapa diantaranya:
a. Layanan Ekonomi Umat (LEKAT)
Program Ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui Bantuan
Modal Usaha (BMU) dan Gerobak Bangkit dengan pola pendampingan dan
pemberdayaan.
1). Bantuan Modal Usaha (BMU)
Bangkitkan ekonomi masyarakat dhuafa melalui pemberian Bantuan Modal
Usaha bagi usaha mikro dan kecil dengan pola pendampingan dan pemberdayaanyang.
2). Gerobak Bangkit
Bangkitkan ekonomi masyarakat dhuafa melalui pemberian Gerobak Bangkit
bagi usaha mikro dan kecil dengan pola pendampingan dan pemberdayaanyang.
b. Cerdaskan Umat (CERMAT)
Program Pendidikan berupa Bantuan Biaya Sekolah (BBS), Bantuan Biaya
Kuliah (BBK), dan Kafalah Da'i Tapal Batas (KDTB).
1). Bantuan Biaya Sekolah (BBS)
Pemberian bantuan biaya untuk meringankan kebutuhan sekolah bagi siswa
yang tidak mampu dan berprestasi jenjang SD, SMP, SMA dan SMK baik yang belajar
di sekolah negeri maupun swasta yang ada di Papua.
2). Bantuan Biaya Kuliah (BBK)
Pemberian bantuan biaya untuk meringankan kebutuhan kuliah bagi mahasiswa
yang tidak mampu dan berprestasi jenjang Perguruan Tinggi baik yang belajar di
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun yang belajar di Perguruan Tinggi Swasta
(PTS) yang ada di Papua.
3). Kafalah Da'i Tapal Batas (KDTB)
Pemberian bantuan biaya hidup untuk da'i yang telah mendidikasikan dirinya
tinggal dan berdakwah di Papua.
c. Program Sehatkan Umat (PESAT)
Program Kesehatan dalam bentuk layanan Mobil Ambulan Gratis (MAG),
Bantuan Dana Kesehatan (BDK), Pelayanan Kesehatan Massal (PKM), Khitan Sehat
Ceria (K-Satria), dan layanan Mobil Jenazah Gratis (MJG).
1). Mobil Ambulan Gratis (MAG)
Pemberian layanan dari LAZ As Salaam Jayapura berupa Mobil Ambulan secara
gratis dari/ke Fasilitas Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik).
2). Bantuan Dana Kesehatan (BDK)
Pemberian bantuan kepada masyarakat kurang mampu berupa biaya berobat
untuk rawat inap atau rawat jalan.
3). Pelayanan Kesehatan Massal (PKM)
Pemberian pelayanan kesehatan gratis secara massal ditempat-tempat yang telah
ditentukan melalui hasil survei terutama kantong massa dengan tinggal ekonomi kurang
mampu.
4). Khitan Sehat & Ceria (K-Satria)
Program khitan untuk dhuafa yang dikemas dengan konsep sehat dan ceria.
5). Layanan Mobil Jenazah Gratis (MJG)
Pemberian layanan dari LAZ As Salaam Jayapura berupa Mobil Jenazah secara
gratis dari Fasilitas Kesehatan (Rumah Sakit) ke rumah duka dan dari rumah duka ke
tempat pemakaman.
d. Salur dan Tebar Qurban (SATE QU)
Program pemenuhan gizi masyarakat terutama kurang mampu dan memupuk
nilai-nilai sosial dengan salur dan tebar hewan serta daging qurban bertajuk
#BerbagiHinggaPelosok. Penyaluran hewan dan daging qurban menjangkau daerah-
daerah di Papua dan daerah-daerah rawan pangan di Indonesia serta Dunia pasca
bencana (alam dan sosial). Penggunaan besek (berbahan utama bambu) sebagai wadah
daging yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.
e. SEDEKAH
Program sedekah di bidang pendidikan (Alat Tulis, Buku, Perlengkapan
Laboratorium, dll), bidang kesehatan (alat periksa darah, obat-obatan, dll), ekonomi,
sosial dan keagamaan (Al Qur'an, Juz Iqro', Buku Pembinaan Al Qur'an Metode Ummi,
dll)
f. RAMADAN
Program Ramadan berupa Paket Ramadan Semarakkan Lebaran (PARSEL),
Buka Bersama (BURSA), dan Yatim Dhuafa Ceria (TIFA CERIA).
1). Paket Ramadan Semarakkan Lebaran (PARSEL)
Program pemberian bingkisan berupa bahan makanan pokok atau kue lebaran kepada
dhuafa di bulan ramadan.
2). Buka Bersama (BURSA)
Program pemberian makanan untuk berbuka puasa di bulan ramadan.
3). Yatim & Dhuafa Ceria (TIFA CERIA)
Program pemberian voucher belanja kepada anak yatim dan dhuafa untuk membeli
barang keperluan persiapan Idul Fitri.
g. KEMANUSIAAN
Program pemberian bantuan kepada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana
baik skala daerah, nasional, serta internasional yang meliputi kebutuhan pangan,
sandang, papan, dan kebutuhan lainnya.
1). Bahan Makanan/BAMA (Food Item)
2). Dukungan Psiko-Sosial (Trauma Healing)
3). Pemberian Sandang dan Perlengkapan Ibadah
4). Pemberian Perlengkapan Kebersihan Diri (Hygiene Kits)
5). Sarana Air Bersih
6). Pelayanan Kesehatan Massal (PKM) dan Obat-Obatan (Health Item)
7). Hunian Sementara/HUNTARA (Shelter)
8). Sekolah Sementara (SETARA)
9). Mushola Sementara (MUSTARA)
10). Masjid Sementara (MASTARA)
11). Perlengkapan Sekolah (School Kits)
12). Gerobak Bangkit (Economic Item)
13). Perahu Untuk Nelayan
14). Perlengkapan Dapur (Kichen Kit)

4.1.4. Perlakuan dan Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq, dan Sedekah pada LAZ
As Salaam Jayapura
Akuntansi zakat adalah bingkai pemikiran dan aktivitas yang mencakup dasar-
dasar akuntansi dan proses-proses operasional yang berhubungan dengan penentuan,
penghitungan, penilaian harta dan pendapatan harta yang wajib dizakati. Menetapkan
kadar zakatnya dan pendistribusian hasilnya kepada pos-posnya sesuai dengan hukum
dan dasar-dasar syariat islam. Akuntansi merupakan alat informasi antara lembaga
pengelola zakat dengan pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bentuk
pertanggungjawaban lembaga.
LAZ LAZ As Salaam Jayapura layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya
dalam melaksanakan kegiatan aktivitasnya sebagai lembaga amil zakat tidak terlepas
dari tugas pokok amil zakat dalam melakukan mengumpulkan, mendistribusikan dan
mendayahgunakan serta tidak terlepas dari proses pencatatan setiap adanya transaksi.
Hal ini dikarenakan dana yang dikumpulkan bukan merupakan milik pribadi ataupun
milik lembaga amil zakat itu sendiri tetapi merupakan titipan dari para mustahik yang
telah menitipkan dana kepada LAZ tersebut yang untuk kemudian didistribusikan oleh
pihak lembaga amil zakat itu sendiri yang mana harus disalurkan kepada pihak yang
benar-benar berhak menerimanya sesuai dengan aturan yang telah ada didalam Al-
Qur’an.
Pencatatan yang dilakukan di LAZ LAZ As Salaam Jayapura bersumber dari
buku penerimaan dana dari para muzakki yang mana bukti tersebut berisi nama pemberi
zakat, tanggal penerimaan, alamat, tanda tangan, dan nominal dana yang di zakati serta
peruntukan dananya. Hal inilah yang menjadi pegangan dan bukti yang akan dicatat
kedalam jurnal sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam bukti.
Sistem pencatatan yang yang digunakan oleh LAZ LAZ As Salaam Jayapura
merupakan sistem pencatatan accrual basis (berbasis akrual). Sistem ini merupakan
suatu sistem pencatatan dimana dalam hal ini transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan
konsep pengakuansesungguhnya. Dalam proses pencatatan akuntansinya LAZ LAZ As
Salaam Jayapura menggunakan sistem terkomputerisasi. Hasil atau keluaran dari sistem
ini berupa akun-akun dan saldo buku besar yang bersumber dari transaksiyang telah
diinput. Sistem ini terhubung langsung dengan LAZ As Salaam Jayapura sehingga LAZ
As Salaam Jayapura pusat lebih mudah dalam melakukan pengawasan kepada setiap
cabangnya. Dalam penghimpunan dana infaq dan sedekah LAZ As Salaam Jayapura
melakukan pemisahan antara dana infaq dan sedekah.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Penerapan Akuntansi Zakat pada LAZ LAZ As Salaam Jayapura
Berdasarkan PSAK 109
Proses akuntansi yang disyaratkan oleh PSAK No. 109, hal ini dibuat untuk
keseragaman dalam penyusunan laporan keuangan di setiap organisasi pengelola zakat.
PSAK No. 109 meliputi pengakuan, penyajian, dan pengungkapan.
a. Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan adalah penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya
diterima. Pengakuan akuntansi terhadap dana zakat yang dilakukan LAZ As Salaam
Jayapura dilakukan berdasarkan metode acrual basis. Acrual Basis adalah suatu proses
pencatatan transaksi akuntansi yang dicatat pada saat transaksi itu itu berlangsung dan
dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Yang mana AAOIF (Accounting and
Auditing Organisation For Islamic Financial Institution) memakai konsep akrual
sebagai dasar pengakuan untuk semua bentuk transaksi.
Pengakuan dana zakat, infaq, dan seekah LAZ As Salaam Jayapura, dilakukan
ketika muzakki telah melakukan pembayaran zakatnya berdasarkan tanda bukti yang
diterima. Dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola bersumber dari masyarakat dan
aktivitas pengelolaan dari organisasi. LAZ As Salaam Jayapura mencatat penerimaan
dananya sesuai dengan jenis dana yang diterima sesuai dengan hasil wawancara dengan
staf keuangan LAZ As Salaam Jayapura Ibu Yani yang menyatakan: “dana yang kita
terima pencatatannya sesuai dengan dana yang kita terima dari muzakki”.
Dana zakat, infaq dan sedekah LAZ As Salaam Jayapura yang diterima LAZ As
Salaam Jayapura akan dicatat dalam sistem sesuai dengan besaran dan jenis dana yang
diterima dan menjadi penambah zakat, infak, dan sedekah. Penyaluran dana zakat, infaq
dan sedekah digunakan sesuai dengan program kerja yang telah ada sebelumnya.
Dalam hal pembayaran gaji karyawan LAZ As Salaam Jayapura memiliki usaha dalam
hal akikah dan katering sehingga dana ZIS yang diterima dari muzakki tidak diambil
bagian amil nya. Sedangkan untuk biaya operasional kantor, pihak NH akan mendapat
anggaran dari kantor pusat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan
dengan staff keuangan LAZ As Salaam Jayapura Ibu Heni Marissa yang menyatakan:
“kami alhamdulillah, untuk gaji karyawan sendiri tidak mengambil dari dan zakat yang
masuk, melainkan dari hasil usaha katering dan aqiqah yang bererja sama dengan
mitra”.
Meenggunakan dana hak amil sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam
syariat islam. LAZ As Salaam Jayapura mengukur besarnya dana yang harus
dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan harga harta yang dizakati pada saat dilakukan
pembayaran zakat. Dalam proses pencatatannya LAZ As Salaam Jayapura
menggunakan sistem yang telah terkomputerisasi, sehingga memudahkan dalam hal
pencatatan dan meminimalisir kesalahan.
Sedangkan pengukuran adalah proses penentuan untuk mengakui dan
memasukkan setiap elemen kedalam laporan keuangan, penerimaan dari dana zakat
melalui jasa bank, dan bagian akuntansi melakukan penjurnalan berdasarkan bukti
transaksi dan membuat buku besar. Berdasarkan laporan keuangan yang disajikan oleh
LAZ As Salaam Jayapura sampai saat ini belum melakukan pengauditan melalui
akuntan publik, akan tetapi masih dilakukan oleh bagian keuangan dan manager.
Pengukuran juga dalam laporan keuangan yaitu atribut yang dipakai dalam pengukuran,
aspek pengukuran ini hampir tidak berbeda dengan akuntansi kovensional, karena
semua atribut yang akan dijadikan acuan harus mempertimbangkan unsur relevan,
reliability, understandability, dan comparability.
b. Penyajian
Penyajian dana zis LAZ As Salaam Jayapura disajikan dalam laporan
pendapatan zis yang dilaporkan setiap bulan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 109 paragraf 38 menyebutkan “ amil zakat menyajikan dana
zakat, infaq/sedekah, dan dana amil secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.” Di
dalam laporan posisi keuangan LAZ As Salaam Jayapura tidak mencantumkan dana zis
yang masuk. Akan tetapi LAZ As Salaam Jayapura membuat lapran khusus untuk dana
zis, yaitu lapran pendapatan zis yang dibuat setiap bulannya.
c. Pengungkapan
Pengungkapan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pihak luar untuk menilai danmengevaluasi prestasi kinerja organisasi untuk
satu periode serta menggambarkan pertanggungjawaban lembaga amil zakat dalam
mengelola sumber daya dan kinerja yang dihasilkan dalam satuperiode. PSAK No. 109
mensyaratkan setiap organisasi pengelolazakat melakukan pengungkapan mengenai
aktivitas lembaga yangdicantunkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan mengenai kebijakan dan
prosedur penyaluran dana zakat, infaq/ sedekah, kebijakan mengenai pembagian
dananya, penentuan nilai wajar yang digunakan jika menerima dana dalam bentuk aset
non kas dan dana non halal, pengungkapan mengenai hubungan istimewa, serta hal lain
yang dianggap penting dan perlu diungkap. LAZ As Salaam Jayapura tidak
mengungkap hal-hal yang disyaratkan dalam PSAK No. 109 mengenai pengungkapan
kebijakan-kebijakan aktivitas pengelolaannya yang disyaratkan oleh PSAK No. 109
untuk dicantumkan dan dinarasikan dalam catatan atas laporan keuangan.
d. Laporan Keuangan
Penyusunan leporan keuangan LAZ As Salaam Jayapura belum menyusun
leporan keuangan yang disyaratkan dalam PSAK No. 109. PSAK mensyaratkan lima
komponen dalam laporan keuangan, yaitu:
a. Laporan Posisi Peuangan/Neraca
b. Laporan Perubahan Dana
c. Laporan Perubahan Aset Kelolaan
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
LAZ As Salaam Jayapura telah membuat dan menerbitkan laporan keuangannya
sesuai dengan PSAK No. 109.

4.3. Penerapan Aplikasi Accurate Accounting Online dalam Penyusunan Laporan


Keuangan pada LAZ As Salaam Jayapura
Dengan menggunakan aplikasi Accurate Online proses akuntansi menjadi
terotomatisasi. Perusahaan hanya perlu meng-input transaksi pada modul yang tersedia
di Accurate Online dan laporan keuangan pun bisa disajikan secara tepat dan cepat.
Berbeda dengan pencatatan manual, perusahaan harus melalui seluruh tahap siklus
akuntansi mulai dari membuat jurnal sampai dengan membuat laporan keuangan.
Penggunaan aplikasi Accurate Online pada LAZ As Salam Jayapura tidak
menggunakan semua fitur yang tersedia pada aplikasi, adapun beberapa tahap yang
harus dilakukan sebelum melakukan penginputan transaksi. Tahap-tahap tersebut
adalah sebagai berikut:

1 Menyiapkan master data yang dibutuhkan

2 Melakukan setup persiapan database yang terdiri dari langkah

3 Langkah 1 : Setup Informasi Periode Perusahaan

4 Langkah 2 : Setup Daftar Akun


5 Langkah 3 : Setup User Pengguna dan Batasan Masing-masing User

6 Langkah 4 : Setup Departemen Untuk Memisahkan Laporan Zakat Maupun Infak

1. Menyiapkan master data yang diperlukan, antara lain :


a. Informasi periode perusahaan.
b. Daftar akun.
c. Daftar user pengguna.
d. Daftar dpartemen masing-masing laporan.
Master data tersebut dapat diinput langsung ke aplikasi Accurate Online atau
pada saat pembuatan database.
a. Informasi Perusahaan

Sumber : Dasa LAZ As Salaam Jayapura, 2023.


Gambar 4.1
Tampilan Informasi Perusahaan

Walaupun Lembaga Zakat bukan merupakan suatu perusahaan dagang, akan


tetapi fitur-fitur yang tersedian pada Accurate Online berbasis Perusahaan dagang, LAZ
As Salaam dapat memakai Accuarte Online dengan beberapa fitur yang mendukung
dalam pelaporan keuangan LAZ As Salaam.
b. Daftar Akun

Gambar 4.2
Daftar Akun LAZ As Salaam Jayapura

c. Daftar User Pengguna

Gambar 4.3
Daftar Pengguna

Daftar pengguna/user LAZ As Salaam dibuat per masing-masing bidang, yang


Dimana terdiri atas 1). user pimpinan yang dapat melihat seluruh akses laporan, 2). User
Pada bagian penghimpunan yang bertanggung jawab atas penginputan penerimaan dan
mencetak tanda terima yang di lakukan pada bagian loket, 3). User Program yang
bertanggung jawab atas penginputan penyaluran dana zakat maupun dana infak, 4).
User operasional yang bertanggung jawab atas pencatatan transaski belanja operasional
amil.
d. Daftar Departemen

Gambar 4.4
Daftar Departemen

Fitur departemen dibutuhkan oleh LAZ As Salaam Jayapura, dengan fitur ini
dapat membuat laporan tersistem secara otomatis akan masuk pada laporan masing-
masing departemen sesuai dengan penerimaan dan penyaluranya.

2. Melakukan Penginputan Transaksi Penghimpuan


Accurate Online menyediakan fitur penerimaan, dengan fitur ini LAZ As
Salaam dapat melakukan pencatatan atas penghimpunan dengan hasil output cetakan
Formulir Setor Donasi (FSD) yang akan diberikan kepada pemberi donasi dalam hal ini
yang disebut dengan Muzakki. Dengan adanya fitur penerimaan yang terintegrasi
langsung pada laporan keuangan sehingga laporan penerimaan dapat disajikan secara
real time. Berikut Langkah-langkah dalam melakukan penginputan penerimaan donasi
dari Muzakki:

Gambar 4.5
Penginputan penerimaan
Pertama-tama masuk pada modul kas dan bank, kemudian memilih fitur
penerimaan hingga from penerimaan akan muncul.

Gambar 4.6
Formulir Penerimaan/FSD

Setelah fitur penerimaan terbuka, Amil akan menginput data-data muzakki dan
memasukan jenis dan jumlah donasi yang diberikan oleh muzakki.
Gambar 4.7
Mencetak Bukti FSD

Setelah penginput data dan setoran muzakki, amil akan melakukan cetak FSD
yang akan diberikan kepada muzakki dan menu kirim jika muzakki melakukan
pemberian donasi melalui transfer bank dan melakukan konfirmasi pada nomorkontak
LAZ As Salaam.

3. Melakukan Penginputan Penyaluran


Donasi yang diterima oleh LAZ As Salaam Jayapura wajib di donasikan atau
disalurkan kepada mustahik, dengan menggunakan fitur pembayaran yang tersedian
pada Accurate Online, maka LAZ As Salaam Jayapura akan melakukan penginputan
penyaluran kedalam accurate online dengan Langkah-langkah sebagai berikut.

Gambar 4.8
Langkah-langkah Mengiput Penyaluran
Pertama-tama user akan membuka modul kas dan bank dan mengklik fitu
pembayaran hingga formulir pembayaran akan terbuka.

Gambar 4.9
Formulir penyaluran

4. Output Laporan Keuangan


Apabila Amil telah menginput semua transaksi yang terjadi pada LAZ As
Salaam pada suatu periode menggunakan Accurate, maka laporan keuangan dapat
langsung disajikan dan dilihat pada modul Daftar Laporan. Pilih modul general ledger
kemudian pilih financial statement. Pada modul ini perusahaan dapat melihat laporan
keuangan yang disajikan seperti laporan perubahan dana, neraca, dan laporan arus kas.
a. Neraca
Jika LAZ As Salaam Jayapura ingin melihat neraca, maka pilih keuangan dan
laporan neraca.
Gambar 4.10
Financial Statement dan Pengisian Format Tanggan Neraca pada Accurate

Setelah memilih jenis laporan yang diinginkan, akan muncul report format.
Perusahaan memilih laporan balance sheet (compare month) untuk melihat laporan
keuangan, maka format tanggal laporan from period diisi dan di tampilkan.
Gambar 4.11
Neraca LAZ As Salaam Jayapura pada Accurate

b. Laporan Laba Rugi/Perubahan Dana


Jika perusahaan ingin melihat laporan perubahan dana caranya sama dengan
melihat neraca yaitu memilih modul Daftar Laporan, lalu pilih pusat laba dan biaya
yang akan menampilkan laporan sesuai masing-masing departemen,

Gambar 3.16

Gambar 4.12
Financial Statement pada Accurate

Setelah memilih jenis laporan yang diinginkan, akan muncul report format. Isi
from dengan tanggal awal pembukuan yang dilakukan perusahaan.
Gambar 4.13
Report Format Tanggal Laporan Perubahan Dana pada Accurate

Laporan Perubahan Dana LAZ As Salaam Jayapura pada Accurate yang


ditampilkan memberikan informasi terkait penerimaan dan penyaluran pada masing-
masing dana, baik itu Zakat, Infak, DSKL dan Amil. Dengan menggunakan accurate
online LAZ As Salaam Jayapura dapat di lihat secara real time sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penyaluran dengan
mengetahui posisi saldo dana yang tersedia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Setelah melaksankan tugas magang dari KJA VMJ Consulting Papua pada LAZ
As Salaam Jayapura dengan melakukan proses Pendampingan dan Konsultasi
Penyusunan Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) As-Salaam Jayapura
dengan menggunakan Aplikasi Accurate Accounting Online, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. LAZ As Salaam Jayapura dengan hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Pelaporan Keuangan tahun 2022, dan telah menerapkan dengan tertib PSAK 109
serta setelah melalui sosialisasi dan analisis pelaporan keuangan yang telah
diterbitkan, dari sisi pengakuan, penyajian dan pengungkapan telah sesuai
dengan PSAK 109.
2. LAZ As Salaam Jayapura, melalui manajer dan staff Akuntansi dan Keuangan,
mengikuti pendampingan, sosialisasi dan konsultasi dan pelatihan Accurate
Accounting Online, selama proses magang telah memahami tahapan dan
Langkah-langkah proses penyusunan laporan keuangan, sehingga pelaporan
tahun 2023 telah dapat menerbitkan output dari Aplikasi pelatihan Accurate
Accounting Online. Yang diharapkan bahwa laporan keuangan LAZ As Salaam
Jayapura nantinya akan dilaksanakan secara efektif, efisian dan akurat. Dengan
demikian laporan keuangan yang diterbitkan akan semakin berkualitas.

5.2. Saran
LAZ As Salaam Jayapura dalam penyusunan pelaporan keuangannya telah
menerapkan PSAK 109 dan berupaya menggunakan aplikasi Accurate Accounting
Online, agar lebih maksimal dalam menjalankan fungsi akuntabilitas LAZ As Salaam
Jayapura dapat melaksanakan:
1. Proses pendampingan dan konsultasi berkelanjutan dengan KJA VMJ Consulting
Papua sebagai mitra, agar pemahaman staff akuntansi dan keuangan dapat
menjalankan proses penginputan dari berbagai transaksi rutin pada aplikasi
Accurate Accounting Online, sehingga proses dan penerbitan laporan keuangan
As Salaam Jayapura secara maksimal dan rutin menerapakan aplikasi tersebut
tanpa menunda pekerjaan.
2. Pimpinan As Salaam lebih mekasimal memberikan dukungan dan kesempatan rutin
kepada staff bagian akuntansi dan keuangan untuk terus mengembagkan
pemahaman dan kemampuan pengelolaan keuangan LAZ sesuai dengan standar dan
diperlukan oleh pihak-pihak terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A. Karim (2001), Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Gema
Insani. Jakarta.

Al-Qaradhawi Yusuf (1991), Fiqhuz Zakat, Beirut: Muassasah Risalah.

Ali Mahmudi (2005), Accurate Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan, Jakarta:


PT.Gramedia Widiasaran Indonesia, hlm.1

Anggi Aulia Hafnizar (2018), Analisis Penerapan Akuntansi Zakat Pada Lembaga
Amil Zakat (Studi Kasus Nurul Hayat Medan). Skripsi. Medan:
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Anisah, Aan (2020), Analisis Penerapan Akuntansi Zakat Infak/Sedekah Dan


Laporan Keuangan Sesuai Sak Syariah Pada Lazismu Jombang, Other
Thesis, Jombang: STIE PGRI Dewantara.

Anshori, Ghofur Abdul, (2006), Hukum dan Pemberdayaan Zakat, Cetakan Pertama,
Pilar Media, Yogyakarta.

Arifah Diah Putri Erisa dan Avi Sunani (2023), Penerapan Software Accurate Pada
Akuntansi Perusahaan di Persekutuan ABC, Majalah Ekonomi: Telaah
Manajemen, Akuntansi dan Bisnis, 28.01 (2023), 15 – 19 (Hal. 18).

Djajsukma Tjahjadi (2003), Mengelola Transaksi Bisinis dengan Accurate,


Yogyakarta: Andi,hlm. 1.

Febriana, S., Harahap, R. D. (2022), Analysis of the Application of the Accurate


Accounting System in the Recording of Financial Statements of PT. The
Great Ocean Ocean. Jurnal Emba Review, 2(2).

Hariningsih (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ardana


Media

H. Hikmah Kurnia & H.A. Hidayat Lc. (2008), Panduan Pintar Zakat. Jakarta:
Qultummedia, 2008.

Lutfiana, Lina, Ihwani Mukharomatul Putri, and Anisa Nuril Fajriyah (2020). Analisis
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Di Lazis Jateng Cabang Solo,
Vol 3 (1): 25–33.

Mulyadi (2001), Sistem Akuntansi. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

Mursyidi (2003), Akuntansi Zakat Kontemporer, PT.Remaja Rosdakarya Offset,


Bandung

M. Arif Mufraini (2008), Akuntansi dan manajemen zakat : Mengomunikasikan


Kesadaran dan Membangun Jaringan, Ed. 1. Cet. 2., Jakarta : Kencana.
M. Ihda Khoiril Faizin (2021), Analisis Penerapan Akuntansi Zakat Dan
Infaq/Sedekah Pada Lembaga Amil Zakat (Studi Kasus Pada Lembaga
Amil Zakat Daarut Tauhid Peduli Bandar Lampung). Skripsi. Lampung:
Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung

Munir, Miftakhul, Rizka Rahmatillah Zidna (2021), Penerapan Akuntansi Zakat


Sebagai Respon Administrasi Digital di Era Modern : Studi pada Badan
Amil Zakat Nasional ( BAZNAS ) Provinsi Jawa Timur, Management Of
Zakat And Waqf Journal (Mazawa) 2, No. 2.

Taryana Suryana Dan Koesheryatin (2010), Belajar Software Akuntansi Accurate,


Yogyakarta : Graha Ilmu, hlm.2

Triyuwono Iwan & Moh. As’udi (2001), Akuntansi Syariah: Memformasikan Konsep
Laba dalam Konteks Metafora Zakat, Jakarta: Salemba Empat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan


Zakat

Wendy (2023), Penerapan Aplikasi Accurate dalam Penyusunan Laporan Keuangan


CV Pasific, Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonimi dan Bisnis Universitas Widya
Dhrama Pontianak, MABIS, Vol. 14 No.1,Juni 2023ISSN 2775-8516

Widi Nopiardo dan Afrian Raus (2017), Perilaku Pasangan yang Baru Menikah
dalam Menunaikan Zakat fitrah, Jurnal Zakat dan Wakaf, Vol. 4, No. 1,
Juni 2017, hal 125-144

https://dki.kemenag.go.id/berita/gelar-rakornas-zakat-2023-kemenag-ungkap-
pengumpulan- zis-capai-21-triliun-SyRKA, diakses 07 September 2023

You might also like