You are on page 1of 33

LAPORAN PRAKTIKUM V

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIDEPRESI


Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Farmakologi
Toksikologi

Oleh:
Muhammad Rizal Zaelani
220106170
Kelompok 3

Dosen Pengampu : apt. Kartika Sari,


M.S.Farm. Asisten Praktikum : Nurul
Azizah

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BANDUNG 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan Khusus Praktikum..............................................................................2

1.3 Manfaat Praktikum.........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................3

2.1 Suatu Topik....................................................................................................3

2.2 Uraian Topik...................................................................................................5

2.3 Klasifikasi Hewan Uji....................................................................................5

BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................7

3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum.......................................................................7

3.2 Alat Dan Bahan..............................................................................................7

3.3 Variabel Praktikum.........................................................................................9

3.4 Tahapan Praktikum.......................................................................................10

3.5 Prosedur Praktikum.....................................................................................10

3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................12

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................13

4.1 Tabel Pengamatan........................................................................................13

4.2 Pembahasan..................................................................................................13

BAB V PENUTUP................................................................................................16

5.1 Kesimpulan...................................................................................................16

5.2 Saran.............................................................................................................16

ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

LAMPIRAN..........................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHU

LUAN

1.1 Latar Belakang


Stres atau depresi merupakan kondisi medis psikiatris dan bukan
sekedar suatu keadaan sedih. Kadang-kadang, kondisi depresi
seseorang dapat menyebabkan gangguan aktivitas sosial sehari-
harinya. Depresi bisa disebabkan oleh faktor organobiologis (ketidak
seimbangan neurotransmiter di otak terutama disebabkan oleh
penyempitan pembuluh darah), faktor psikologis (tekanan beban
psikis, dampak pembelajaran prilaku terhadap suatu situasi sosial),
serta faktor sosio-lingkungan, misalnya kehilangan pasangan hidup,
kehilangan pekerjaan, pasca bencana, atau dampak situasi kehidupan
sehari-hari (Lubis N, 2016).
Praktikum farmakologi percobaan umumnya dilakukan terhadap
hewan hidup. Setiap hewan harus diperlakukan dengan baik karena
perlakuan yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat
menimbulkan penyimpangan- penyimpangan dalam hasil pengamatan.
Dalam memilih hewan uji, sebelumnya kita harus mengetahui
bagaimana cara memperlakukan hewan percobaan dengan benar,
harus mengetahui sifat- sifat hewan yang akan diujikan, serta
bagaimana cara memberikan obat kepada hewan tersebut. Pada
praktikum kali ini, hewan yang akan dijadikan percobaan adalah
mencit dan tikus, kita akan mempraktikkan bagaimana cara
penanganan dan pemberian obat yang benar pada hewan pecobaan
dengan beberapa cara. Oleh karena itu, kita melakuakn percobaan ini
agar kita dapat mengetahui bagaimana cara penanganan dan
pemberian obat pada hewan percobaan dengan benar.

1
Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah
berjalan sejak puluhan tahun lalu. Agar mengetahui bagaimana cara
kita sebagai mahasiswa maupun sebagai seorang peneliti dalam hal ini
mengetahui tentang kemampuan obat pada seluruh aspeknya yang
berhubungan dengan efek toksiknya maupun efek sampingnya
tentunya kita membutuhkan hewan uji

2
atau hewan percobaan. Hewan coba adalah hewan yang khusus
diternakan untuk keperluan penelitian biologis. Hewan laboratorium
tersebut di gunakan sebagai uji praktik untuk penelitian pengaruh
bahan kimia atau obat pada manusia. dalam praktikum kali ini
menggunakan mencit sebagai hewan percobaan. Mencit merupakan
hewan yang mudah ditangani dan bersifat penakut fotofobik,
cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Sehingga hewan
tersebut sering dan banyak digunakan didalam laboratorium
farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan.
1.2 Tujuan Khusus Praktikum
1.2.1 Mengidentifikasi bagamaina aktivitas obat antidepresi pada
hewan percobaan dan dapat merancang ekspirimen untuk
pengujiannya.
1.3 Manfaat Praktikum
1.3.1 Mengetahui aktivitas obat antidepresi pada hewan percobaan
dan dapat merancang ekspirimen untuk pengujiannya.

3
BAB II

TINJAUAN

PUSTAKA

2.1 Suatu Topik


Depresi adalah salah satu penyakit gangguan mental yang ditandai
dengan perasaan yang tertekan secara terus-menerus hal ini dapat
mempengaruhi suasana hati, perilaku ataupun kesehatan fisiknya
(Zhao et al., 2014).
Depresi adalah gangguan emosional atau suasana hati yang buruk
yang ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan,
perasaan bersalah dan tidak berarti, sehingga seluruh proses mental
(berpikir, berperasaan, berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi
motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun pada
hubungan interpersonal (Dirgayunita, 2016).
Depresi adalah ganguan yang umum terjadi di semua negara.
Prevalensi lamanya hidup penderita depresi sangat bervariasi antar
negara. Prevalensi terjadinya depresi lebih tinggi di negara
berpenghasilan tinggi dibandingkan dengan negara berpenghasilan
rendah. Usia yang memiliki resiko terkena depresi terbanyak adalah
usia awal dewasa. Jika dibandingkan wanita dan pria, wanita di
seluruh dunia menunjukkan nilai konsisten memiliki resiko depresi
kira kira dua kali dari pria. Korelasi sosio-demografi lainnya tidak
menunjukkan nilai konsisten (Kessler and Evelyn, 2013).
Depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetika,
biokimia, faktor lingkungan dan psikologis tetapi kadang-kadang
dapat muncul tanpa alasan atau pemicu yang jelas (Tee & Hassan,
2011).
Antidepresan adalah obat-obatan yang digunakan untuk terapi

4
gangguan depresi mayor dan kondisi lainnya, seperti gangguan cemas,
nyeri kronis, dan untuk memanajemen ketergantungan zat (Jennings,
2018).
Antidepresan sebagai kelas obat digunakan terutama dalam
pengelolaan gangguan depresi dan gangguan kecemasan. Namun,
golongan obat ini juga digunakan untuk pengelolaan gangguan
makan, impuls gangguan kontrol,

5
enuresis, disfungsi seksual, agresi dan beberapa gangguan kepribadian
(Yerkade, V., & Siddiqui, 2017).
Pada umumnya obat-obat antidepresan ini dibagi menjadi empat
golongan besar diantaranya Selektive Serotonin Reuptake Inhibitor
(SSRI) contoh obatnya yaitu citalopram, fluvoxamine, fluoxetine,
escitalopram, paroxetin dan sentraline. Selanjutnya Serotonin
Norephonephrine Reuptake Inhibitor (SNRI) contoh obatnya adalah
Venlafaxine dan duloxentine, Trycyclic Antidepressant (TCA) contoh
obatnya adalah amoxapine, imipramine, desimipramine, dan
Monoamine Oxidase Inhibitor (MAO) contoh obatnya adalah
phenelzine (Katzung et al., 2013).
Obat antidepresan ini dapat memperbaiki gejala yang diderita
pasien, hanya saja terdapat beberapa beberapa efek samping yang
dapat muncul seperti retensi urin, konstipasi, penglihatan kabur,
takikardia, mulut kering, hipotensi ortostatik, mual dan muntah
(DiPiro et al., 2015).
Antidepresan efektif untuk pengobatan depresi major derajat
sedang sampai berat tetapi obat antidepresan tidak seluruhnya efektif
untuk depresi akut yang ringan. Golongan obat antidepresan trisiklik
dan sejenisnya, selective serotonin re-uptake inhibitor (SSRI) dan
sejenisnya, monoamine oxidase inhibitor (MAO), antidepresan lain
(BPOM, 2015).
Obat antidepresan sangat penting untuk diperhatikan dalam
bagaimana menentukan apakah harus di minum di malam hari atau
pagi hari, agar memberikan efek yang diinginkan dan meminimalkan
terjadinya efek samping yang mungkin akan terjadi. Salah satu contoh
obat golongan SSRI adalah fluoxetine. Obat antidepresan golongan
SSRI ini obat-obat dengan efek positif memperbaiki mood tetapi
umumnya memiliki efek samping yang serius seperti Insomnia,

6
muntah, dan kelelahan. (Yerkade &Siddiqui, 2017).
Dalam pemberian antidepresan faktor-faktor yang harus
diperhatikan adalah usia pasien, waktu paruh, serta metabolisme dari
obat antidepresan yang akan diberikan. SSRI merupakan antidepresan
lini pertama untuk terapi depresi pada pasien lanjut usia, wanita hamil,
dan pasien depresi dengan gangguan medis lainnya (Licinio & Wong,
2005).

7
Waktu paruh dari obat obat antidepres an dapat mempengaruhi
frekuensi pemberian nya. Obat-obat golongan TCA, SSRI dan SNRI
memiliki waktu paruh selama 24 jam atau lebih sehingga
memungkinkan diberikan sekali dalam sehari, kecuali amoxapine dari
golongan TCA yang memiliki waktu paruh lebih pendek. Semua obat
golongan SSRI di metabolisme di hati oleh CYP P450 isoenzim CYP
2D6 sehingga klinisi harus berhati-hati dalam memberikan obat lain
secara bersamaan yang juga dimetabolisme oleh CYP 2D6. (Kaplan &
Sadock, 2009)
2.2 Uraian Topik
Alprazolam merupakan golongan Benzodiazepine yang memiliki
efek sedatif atau menenangkan sehingga dapat digunakan secara luas
untuk penanganan keadaan cemas akut, masalah tidur dan untuk
kontrol cepat gangguan panik (Amri., 2013).
Alprazolam merupakan obat golongan benzodiazepine yang paling
banyak dan sering digunakan untuk indikasi gangguan panik dan
kecemasan umum (sebagai ansiolitik). Efektivitas alprazolam setara
dengan golongan benzodiazepine lain, antidepresan trisiklik, dan
serotonin reuptake inhibitors. Alprazolam digunakan ebagai obat
ansiolitik karena peran tambahannya sebagai antidepresan, sehingga
alprazolam juga efektif untuk terapi gangguan depresi (Chowdhury
dkk.,2016).
Gelling agent yang digunakan dalam sediaan gel penyembuhan
luka, merupakan salah satu derivat selulosa yaitu Natrium
Carboxymethylcelullose (Na-CMC) yang memiliki sifat netral,
viskositas yang stabil, resisten terhadap pertumbuhan mikroba,
menghasilkan basis gel yang jernih dan film (selaput) yang kuat pada
kulit ketika kering. (Istiana, sarah, 2016).
2.3 Klasifikasi Hewan Uji

8
Mencit (Mus musculus). Sistem taksonomi mencit adalah sebagai
berikut: Kingdom : Animalia
Phylum :
Cordata Sub-
phylum :
Vertebrata Class
:
Mamalia

9
Ordo :
Rodentia Sub-ordo
:
Myomorpha Famili
:
Muridae Sub-
famili :
Murinae Genus
: Mus
Spesies : Musculus

10
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum
Waktu dan tempat yang digunakan pada praktikum ini
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 07 Maret 2023, pukul 13.00
WIB. Bertempat di Laboratorum Biologi, Universitas Muhammadiyah
Bandung.
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
No Nama Alat Gambar Kegunaan
1 Alat suntik Digunakan untuk
memasukan
sediaan obat
kepada hewan uji

2 Kandang Digunakan untuk


hewan tempat tinggal
hewan

11
3 Oral sonde Digunakan untuk
membantu alat
suntik memasukan
sediaan obat
kepada hewan
percobaan melalui
rute oral
4 Sarung Digunakan utuk
tangan karet melindungi tangan

12
dari kotoran
hewan perobaan

5 Stopwatch Digunakan untuk


mengukur waktu
yang dibutuhkan
sampai obat
bereaksi

6 Tabung gelas Digunakan untuk


atau gelas tempat berenang
kimia mencit

7 Timbangan Digunakan untuk


hewan menimbang bobot
berat mencit

3.2.2 Bahan
No Nama Bahan Kegunaan Precaution
1 Alprazolam Digunakan untuk bahan Toksik
uji

13
2 Mencit Digunakan sebagai Tidak ada
hewan percobaan

14
3 Na-CMC Digunakan untuk bahan Tidak ada
uji
3.3 Variabel Praktikum
Dalam praktikum ini adalah pengujian aktivitas antidepresi dengan
cara digunakan alat berupa tabung silinder gelas (tinggi 20 cm,
diameter 10 cm) yang berisi air dengan ketinggian sekitar 8 cm pada
suhu 25°C, disetiap mencit dimasukkan kedalam tabung silinder
tersebut selama 5 menit dan dibiarkan berenang untuk
mengadaptasikan diri dengan lingkungan, di tes berenang dilakukan
terhadap mencit dengan perlakuan sebagai berikut :
a. Mencit dibagi kedalam kelompok kontrol dan kelompok uji
b. Mencit diberi lautan NaCl fisiologis (untuk kelompok kontrol) atau
bahan uji (untuk kelompok uji) secara per oral, dan 1 jam
kemudian mencit dimasukkan kedalam tabung silinder yang berisi
air. Mencit akan berenang secara aktif.
c. Didalam saat-saat tertentu, mencit akan menunjukan sikap yang
pasif, sama sekali tidak bergerak menunjukan bahwa mencit
tersebut mengalami keputus asaan yang dianggap menyerupai
deprsi.
Dipada saat itu, lamanya mencit tidak bergerak dicatat setiap 5 menit
selama waktu pengamatan 15 menit, didata dianalisis berdasarkan
analisis varians dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna
antara pelakuan bahan uji dan kontrol dat analisis dengan student’s t-
test.

15
3.4 Tahapan Praktikum
- Digunakan alat berupa tabung silinder gelas (tinggi
Mencit 20 cm,
diameter 10 cm) yang berisi air dengan ketinggian sekitar
8 cm pada suhu 25°C.
- Disetiap mencit dimasukkan kedalam tabung silinder
tersebut selama 5 menit dan dibiarkan berenang untuk
mengadaptasikan diri dengan lingkungan.
- Di tes berenang dilakukan terhadap mencit dengan
perlakuan sebagai berikut :
a. Mencit dibagi kedalam kelompok kontrol dan kelompok
uji
b. Mencit diberi lautan NaCl fisiologis (untuk kelompok
kontrol) atau bahan uji (untuk kelompok uji) secara per
oral, dan 1 jam kemudian mencit dimasukkan kedalam
tabung silinder yang berisi air. Mencit akan berenang
secara aktif.
c. Didalam saat-saat tertentu, mencit akan menunjukan
sikap
yang pasif, sama sekali tidak bergerak menunjukan
bahwa
mencit tersebut mengalami keputus asaan yang
dianggap
menyerupai deprsi.
- Dipada saat itu, lamanya mencit tidak bergerak dicatat
setiap 5 menit selama waktu pengamatan 15 menit.
- Didata dianalisis berdasarkan analisis varians dan untuk
mengetahui perbedaan yang bermakna antara pelakuan
bahan uji dan kontrol dat analisis dengan student’s t-test.

Didapatkan hasil percobaan


3.5 Prosedur Praktikum

16
3.5.1 Perhitungan Dosis
Dik : Bobot mencit : 25 gram
Bobot mencit maksimal :
30 gram FK : 0,0026

17
Rute : Oral (1

ml) Jumlah

mencit : 3 mencit

Alprazolam : 0,5

mg

Na CMC : 0,5%

Perhitungan dosis diazepam


Dosis : 0,5 𝑚𝑔 × 0,0026 = 0,0013 𝑚𝑔/20 gram bobot
mencit Larutan stok :
0,00 0,00195
13 × 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 𝑚𝑔 = 0,0039 𝑚𝑔/𝑚𝑙
𝑚𝑔 0,5 𝑚𝑙
20
𝑔𝑟𝑎 1
𝑚
Penimbangan :
3 × × 1 𝑚𝑙 = 3 × 0,5 𝑚𝑙 = 1,5 𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
2
VOA :

0,00 0,00195 𝑚𝑔
13 × 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = = 0,5 𝑚𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
0,0039 𝑚𝑔/𝑚𝑙
𝑚𝑔
20
𝑔𝑟𝑎
𝑚

Perhitungan dosis Na-CMC

10 𝑚𝐿 × 0,0026 = 0,026

25
× 0,026 = 0,021 𝑚𝑙
30

Dosis terlalu kecil, jadi yang diberikan kepada mencit dosis

18
maksimal oral yaitu 1 ml

3.5.2 Pembuatan Suspensi Na-CMC


Pembuatan suspensi untuk 100 ml dilakukan dengan cara
menimbang sebanyak 500 mg Na-CMC kemudian ditaburkan
diatas mortir yang berisi 10 ml aquadest panas dan dibiarkan
hingga mengembang, kemudian digerus ad homogen.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
ditambahkan dengan aquadest hingga diperoleh volume 100
ml.

19
3.5.3 Persiapan Hewan Uji
Hewan uji yang akan dipraktikan pada praktikum kali ini
yaitu mencit jantan putih berusia 3-4 bulan dengan bobot 20-
30g hewan tersebut diaklimatisasi terlebih dahulu selama 1
minggu, selama masa adaptasi dan di amati kondisi
kesehatannya, dengan cara salah satunya ditimbang bobot
badannya, agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya
dan siap diuji coba.
3.5.4 Pengelompokkan Hewan Uji
Di pengelompokan hewan uji ini dilakukan berdasarkan
perlakuan yang diberikan oleh praktikan pada hewan uji
mencit. Perlakuan terhadap hewan uji mencit terbagi menjadi
kedalam 2 bagian, yaitu : Kelompok Kontrol : Diberi Na-CMC
Kelompok Uji : Diberi alprazolam
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada praktikum ini adalah dengan cara
mencit diberi lautan NaCl fisiologis (untuk kelompok kontrol) atau
bahan uji (untuk kelompok uji) secara per oral, dan 1 jam kemudian
mencit dimasukkan kedalam tabung silinder yang berisi air. Mencit
akan berenang secara aktif, didalam saat-saat tertentu, mencit akan
menunjukan sikap yang pasif, sama sekali tidak bergerak menunjukan
bahwa mencit tersebut mengalami keputus asaan yang dianggap
menyerupai deprsi, pada saat itu, lamanya mencit tidak bergerak
dicatat setiap 5 menit selama waktu pengamatan 15 menit

20
BAB
VI

4.1 Tabel
HASIL DAN
Pengamatan PEMBAHASAN
Tahapan Prosedur Hasil
Mencit yang diberi Na-CMC Menit ke-5 : sudah mulai diam pada
(kelompok kontrol) sebanyak 1 ml menit 7.40
melalui oral. Menit ke-10 : masih diam
Dengan prosedur : mencit diberi Menit ke-15 : masih diam
Na- CMC, didiamkan selama 1 jam,
diberikan perlakuan mencit untuk
berenang didalam air, diamati saat
mencit mulai diam.
Mencit yang diberi alprazolam Menit ke-5 : belum diam dan mulai
(kelompok uji) sebanyak 0,5 ml diam pada menit 5.10
melalui oral. Menit ke-10 : masih diam
Dengan prosedur mencit diberi Menit ke-15 : masih diam
alprazolam 0,5 ml, didiamkan
selama 1 jam, diberikan perlakuan
mencit untuk berenang didalam air,
diamati saat mencit mulai diam.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah pengujian aktivitas antidepresi
dengan tujuan untuk mengidentifikasi bagamaina aktivitas obat
antidepresi pada hewan percobaan dan dapat merancang ekspirimen
untuk pengujiannya.
Antidepresan efektif untuk pengobatan depresi major derajat
sedang sampai berat tetapi obat antidepresan tidak seluruhnya efektif
untuk depresi akut yang ringan. Golongan obat antidepresan trisiklik

21
dan sejenisnya, selective serotonin re-uptake inhibitor (SSRI) dan
sejenisnya, monoamine oxidase inhibitor (MAO), antidepresan lain
(BPOM, 2015).

22
Selanjutnya alat dan bahan yang dilakukan pada praktikum ini
adalah alat berupa alat suntik digunakan untuk memasukan sediaan
obat kepada hewan uji, wadah hewan digunakan untuk tempat tinggal
hewan, sonde oral digunakan untuk membantu alat suntik memasukan
sediaan obat kepada hewan percobaan melalui rute oral, sarung tangan
digunakan untuk melindungi tangan dari kotoran hewan perobaan,
stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan sampai
obat bereaksi, tabung gelas atau gelas kimia digunakan untuk tempat
berenang mencit, timbangan hewan digunakan untuk menimbang
bobot berat mencit. Selanjutnya bahan yang digunakan adalah
alprazolam, mencit, Na-CMC.
Prosedur percobaan kali ini adalah digunakan alat berupa tabung
silinder gelas (tinggi 20 cm, diameter 10 cm) yang berisi air dengan
ketinggian sekitar 8 cm pada suhu 25°C, disetiap mencit dimasukkan
kedalam tabung silinder tersebut selama 5 menit dan dibiarkan
berenang untuk mengadaptasikan diri dengan lingkungan, di tes
berenang dilakukan terhadap mencit dengan perlakuan sebagai berikut
:
a. Mencit dibagi kedalam kelompok kontrol dan kelompok uji
b. Mencit diberi lautan NaCl fisiologis (untuk kelompok kontrol) atau
bahan uji (untuk kelompok uji) secara per oral, dan 1 jam
kemudian mencit dimasukkan kedalam tabung silinder yang berisi
air. Mencit akan berenang secara aktif.
c. Didalam saat-saat tertentu, mencit akan menunjukan sikap yang
pasif, sama sekali tidak bergerak menunjukan bahwa mencit
tersebut mengalami keputus asaan yang dianggap menyerupai
deprsi.
Dipada saat itu, lamanya mencit tidak bergerak dicatat setiap 5 menit
selama waktu pengamatan 15 menit, didata dianalisis berdasarkan

23
analisis varians dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna
antara pelakuan bahan uji dan kontrol dat analisis dengan student’s t-
test.
Mencit yang diberi Na-CMC (kelompok kontrol) menit ke-5 :
sudah mulai diam pada menit 7.40, menit ke-10 : masih diam, menit
ke-15 : masih diam, waktu diam mencit lebih lama dibandingkan
mencit yang diberib obat

24
antidepresi menunjukan bahwa mencit tersebut mengalami keputus
asaan karena tidak diberi obat antidepresi.
Depresi adalah gangguan emosional atau suasana hati yang buruk
yang ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan,
perasaan bersalah dan tidak berarti, sehingga seluruh proses mental
(berpikir, berperasaan, berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi
motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun pada
hubungan interpersonal (Dirgayunita, 2016).
Mencit yang diberi alprazolam (kelompok uji) menit ke-5 : belum
diam dan mulai diam pada menit 5.10, menit ke-10 : masih diam,
menit ke-15 : masih diam, waktu diam mencit sebentar dibandingkan
mencit kontrol karena diberi obat antidepresi alprazolam.
Alprazolam merupakan golongan Benzodiazepine yang memiliki
efek sedatif atau menenangkan sehingga dapat digunakan secara luas
untuk penanganan keadaan cemas akut, masalah tidur dan untuk
kontrol cepat gangguan panik (Amri., 2013).

25
BAB V
PENUTU
5.1 Kesim P
pulan

5.1.1 Memiliki aktivitas mengurangi gejala depresi pada hewan


percobaan mencit. Hal ini ditujukan oleh mencit yang diberi
obat antidepresi alprazolam
5.2 Saran
Agar lebih berhati-hati dalam penanganan hewan percobaan dan
dalam pembacaan skala spuit agar dosis yang diberikan tepat dan
tercapai efek yang dikehendaki.

26
DAFTAR PUSTAKA
Amri, F. (2013). Farmakologi Alprazolam Dalam Mengatasi Gangguan
Panik, Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 12(3):187-190.
Badan, P. O. M. (2015). Pusat informasi obat nasional. Badan
Pengawasan Obat Dan Makanan. Jakarta: Indonesia.
Chowdhury, Z.S., Morshed, M.M., Shahriar, M., et al. (2016). The Effect
of Chronic Alprazolam Intake on Memory, Attention, and
Psychomotor Performance in Healthy Human Male
Volunteers, Behavioural Neurology, :1-9
DiPiro, J. T., Wells, B. G., Schwinghammer, T. ., &DiPiro, C. V. (2015).
Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edition. In McGraw-Hill
Education Companies, Inggris.
Dirgayunita, A., (2016). Depresi: ciri, penyebab dan penanganannya.
Probolinggo: Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah.
Jennings, L. (2018). Antidepressants: Clinical psychopharmacology for
neurologists.
Kaplan, S. S., & Sadock, V. A. (2009). Synopsis of psychiatry: behavioral
sciences clinical psychiatry, 10 (th) edition. Indian J
Psychiatry, 51(4), 331.
Katzung, B., Masters, S., & Trevor, A. (2013). Farmakologi Dasar dan
Klinik Edisi 12 Vol 1. Jakarta : EGC.
Kessler and Evelyn. (2013). The Epidemiology of Depression Across
Cultures.
Annu Rev Public Health. 34: 119-138.
Licinio, J., & Wong, M.-L. (2005). Depression, antidepressants and
suicidality: a critical appraisal. Nature Reviews Drug
Discovery, 4(2), 165–171
Lubis, N, (2016). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.

27
Tee, T. pei, & Hassan, H. (2011). Antidepressant-Like Activity of Banana
Peel Extract in Mice. American Medical Journal, 2(2), 59–64.
Yerkade, V. & Siddiqui, R.A. (2017). A Drug Utilization Study Of
Antidepressant Drug In A Tertiary Care Hospital.
International Journal of Basic& Clinical Pharmacology,
6(6),1405-1409.

28
Zhao, X., Chen, Q., Liu, Y., Xia, C., Shi, J., & Zheng, M. (2014). Effect of
xanthone derivatives on animal models of depression. Current
Therapeutic Research -Clinical and Experimental, 76(2014),
45–50.

29
LAMPIRAN

Mencit Diberi Obat Secara Oral Mencit Berenang

30

You might also like