Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 6
Kelompok 6
Dosen Pengampu :
Ns.
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian andrologi?
2. Apa saja ruang lingkup andrologi ?
3. Apa saja masalah yang menyangkut andrologi ?
4. Apa pengertian genetika?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian andrologi
2. Untuk mengetahui ruang lingkup andrologi
3. Untuk mengetahui masalah yang menyangkut andrologi.
4. Untuk mengetahui pengertian genetika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Andrologi
Andrologi (dari bahasa Yunani andros yang berari laki-laki dan logia ) adalah
spesialisasi medis yang berhubungan dengan kesehatan pria, secara khusus kepada
masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan sistem urin pria.
Andrologi merupakan lawan dari ginekologi yang menangani masalah kesehatan wanita.
Andrologi dipelajari sejak akhir 1960-an. Jurnal yang membahas andrologi
pertama kali adalah jurnal berbahasa Jerman Andrologie (sekarang Andrologia), yang
dipublikasikan sejak 1969. Andrologi sebagai cabang ilmu dalam bidang Kedokteran,
belum banyak diketahui orang tentang apa saja yang termasuk dalam keilmuan ini, baik
bagi kalangan sejawat dokter, apalagi bagi kalangan awam. Andrologi dikenal sebagai
ilmu yang menangani permasalahan pria karena berasal dari kata ”Andro” (salah satu
hormon penting bagi pria).
Kasus-kasus yang di tangani Andrologi (WHO, 1997) dibagi dalam 5 kelompok
besar, yaitu: Infertilitas Pria, Disfungsi Ereksi, Hipogonadotropik – Hipogonadism, KB
Pria dan Male Aging. Pelayanan yang diberikan oleh Dokter spesialis Andrologi,
meliputi: Klinis, Laboratorium Andrologi, Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB).
Dengan demikian Andrologi membutuhkan kemitraan dengan bidang-bidang ilmu lain
yang sudah lebih dahulu berkembang untuk hal tersebut, walaupun tidak fokus dan
spesifik, antara lain Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah
Urologi, Ilmu Psikiatri, Neorologi dll. Dari 5 materi pokok yang disebutkan diatas, dapat
dikembangkan lagi pada masing-masing materi seperti, mikropenis, hiper dan hipo
gonadotrophin, ejakulasi dini, disfungsi ereksi, hipoandrogen, hipospermatogenesis,
imunologi sperma, antibodi antisperma, andropause, dll. Kesemuanya itu adalah
permasalahan pada pria yang wadahnya ada pada Andrologi.
2. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi (Bahasa Inggris: erectile dysfunction) adalah
ketidakmampuan untuk memulai ereksi atau mempertahankan ereksi.
Impotensi biasanya merupakan akibat dari :
a) Kelainan pembuluh darah
b) Kelainan persyarafan
c) Obat-obatan
d) Kelainan pada penis
e) Masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia,
sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin
bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun
impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari
penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun
dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi. Agar bisa tegak, penis
memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya
aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya
bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan
terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan
impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:
a) Cedera Diabetes melitus
b) Sklerosis multiple
c) Stroke
d) Obat-obatan
e) Alkohol
f) Penyakit tulang belakang bagian bawah
g) Pembedahan rektum atau prostat.
Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria
usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat-obatan).
Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
a) Anti-hipertensi
b) Anti-psikosa
c) Anti-depresi
d) Obat penenang
e) Simetidin
f) Litium
Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi
penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan),
biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido).
Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi:
a) Depresi
b) Kecemasan
c) Perasaan bersalah
d) Perasaan takut akan keintiman
e) Kebimbangan tentang jenis kelamin.
3. Andropause
Andropause adalah kondisi mental, fisik dan seksualitas pria yang
berhubungan dengan tingkat testosteron yang rendah. Semakin rendah tingkat
testosteron diyakini meningkatkan gejala adropause. Gejala andropause pada pria
terjadi secara rutin. Hal ini terjadi ketika ada perubahan dalam tubuh yang
mempengaruhi kualitas hidup. Selain itu, tidak bisa disamakan antara efek dari terapi
penggantian hormon wanita saat menopause dengan efek penggantian testosteron
pada pria. Andropause pada pria sangat jelas berarti bahwa sel-sel kelenjar kelamin
sudah tidak lagi diproduksi. Pada kondisi penuaan adalah, penurunan tingkat
testosteron atau bisa juga terjadi ejakulasi dini, tapi tidak nol. Selain itu, penurunan
produksi testosteron dengan usia tidak sama di semua orang, karena tidak semua
orang mengalami penurunan produksi testosteron. Keadaan masing-masing orang
berbeda, dengan gejala yang berbeda juga.
4. Hipogonadisme
Para ahli menyebutnya dengan istilah SLOH atau gejala hipogonadisme, yang
berarti bahwa gejala defisiensi sistem reproduksi yang mengakibatkan penurunan
fungsi seks atau sel gonad (rahim atau testis). Setiap orang tahu bahwa kita sedang
mengalami penurunan sesuai dengan usia kita masing2. Sekitar 50 persen dari orang
mengalami gejala ini pada usia 55 tahun. Namun, hipogonadisme pada pria sering
tidak dilaporkan dan didiagnosa lebih lanjut. Yang pertama, yang dapat dilakukan
oleh orang-orang yang mulai bermasalah dengan stamina adalah dengan mengenali
gejala SLOH. Jadi, dengan memeriksa kadar testosteron bisa untuk mendapatkan
diagnosis yang definitif. Pengobatan apapun dapat dioptimalkan sesuai dengan
kebutuhan.
5. Kontrasepsi Pria
Yang dalam hal ini adalah vasektomi. Vasektomi adalah prosedur bedah minor
dimana deferentia vasa manusia terputus, dan kemudian diikat / ditutup dengan cara
seperti itu untuk mencegah sperma dari memasuki aliran mani (ejakulasi). Biasanya
dilakukan dalam pengaturan rawat jalan, vasektomi tradisional melibatkan mati rasa
(anestesi lokal) dari skrotum setelah 1 atau 2 sayatan kecil dibuat, memungkinkan ahli
bedah untuk mendapatkan akses ke vas deferens. Di "tabung" dipotong dan disegel
oleh mengikat, menjahit, kauterisasi (membakar), atau dijepit untuk mencegah sperma
dari memasuki aliran mani. Variasi dari prosedur saat ini dalam praktek dapat
mengurangi waktu pemulihan, sementara mengurangi nyeri pasca-operasi dan / atau
sindrom nyeri . Metode No-pisau bedah (diciptakan-Lubang Kunci), di mana
hemostat tajam, bukan pisau bedah, digunakan untuk tusuk skrotum dapat mengurangi
waktu penyembuhan serta menurunkan kemungkinan infeksi (sayatan). Sebuah
"terbuka" menghalangi vasektomi (segel) hanya salah satu ujung vas deferens, yang
memungkinkan streaming terus sperma (berdasarkan un-disegel vas deferens-) ke
dalam skrotum. Metode ini dapat menghindari penumpukan tekanan dalam
epididimis. Nyeri testis (dari "tekanan cadangan") juga dapat dikurangi dengan
menggunakan metode ini. The "Vas-Clip" metode tidak memerlukan pemotongan vas
deferens, melainkan menggunakan klip untuk menekan menutup aliran sperma.
Metode ini dapat memfasilitasi kesempatan yang lebih baik / prospek untuk
pembalikan, serta mengurangi rasa sakit (pasca-prosedur). Yang mengatakan, statistik
menunjukkan tingkat keberhasilan yang jauh lebih rendah secara keseluruhan
dibandingkan dengan metode tradisional.
D. Pengertian genetika
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang cara sifat-sifat
makhluk hidup diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
mekanisme pewarisan genetik. Penemuan dasar genetika telah memberikan wawasan
yang luar biasa tentang struktur dan fungsi molekul genetik, proses pewarisan sifat,
serta peran genetika dalam memahami keragaman dan evolusi kehidupan di Bumi.
Artikel ini akan mengulas secara rinci berbagai aspek penting dari genetika, dari
struktur DNA hingga dampaknya pada perkembangan dan kesehatan manusia.
Dasar-dasar Genetika
1. Struktur DNA
DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah molekul yang mengandung kode
genetik untuk semua bentuk kehidupan. Struktur dasar DNA adalah heliks ganda yang
terbentuk oleh dua untai nukleotida yang berpasangan. Nukleotida terdiri dari gula
deoksiribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen (adenin, sitosin, guanin, dan timin).
3. Ekspresi Gen
Ekspresi gen adalah proses di mana informasi genetik pada DNA
diterjemahkan menjadi produk fungsional seperti protein. Proses ini melibatkan
transkripsi DNA menjadi RNA dan translasi RNA menjadi protein.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Andrologi (dari bahasa Yunani andros yang berari laki-laki dan logia ) adalah
spesialisasi medis yang berhubungan dengan kesehatan pria, secara khusus kepada
masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan sistem urin pria.
Pengertian genetika
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang cara sifat-sifat
makhluk hidup diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
mekanisme pewarisan genetik. Penemuan dasar genetika telah memberikan wawasan
yang luar biasa tentang struktur dan fungsi molekul genetik, proses pewarisan sifat,
serta peran genetika dalam memahami keragaman dan evolusi kehidupan di Bumi.
Artikel ini akan mengulas secara rinci berbagai aspek penting dari genetika, dari
struktur DNA hingga dampaknya pada perkembangan dan kesehatan manusia