You are on page 1of 13

ANDROLOGI DASAR DAN GENETIKA

Dosen Pengampu :
Ns.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

1. Putri Fahzira (23185009)


2. Nur Afaratul Nisa (23185020)
3. Selviana Humaira (23185030)
4. Firda Rahma (23185005)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu kedokteran termasuk sangat cepat dibandingkan dengan ilmu


pengetahuan lainnya, salah satu penyebabnya adalah tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dan keilmuan itu sendiri terutama yang menyangkut fungsi-fungsi
dalam kehidupan dan hajat hidup orang banyak. Demikian pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan di bidang Andrologi terutama untuk masalah infertilitas dan
seksualitas.
Seperti halnya pada bidang ilmu Kebidanan dan Kandungan yang khusus
menangani permasalahan pada wanita, spesialisasi kedokteran yang menangani hal
tersebut adalah Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan, demikian juga dengan
permasalahan pria yang ditangani oleh Dokter spesialis Andrologi. Walaupun ilmu ini
termasuk cabang dari ilmu kedokteran dan menangani masalah kesehatan, akan tetapi
ditunjang oleh bidang keilmuan biologi, peternakan, farmasi dan lain-lain. seperti bidang
ilmu kedokteran lainnya.
Andrologi sangat penting untuk dipelajari untuk menambah pengetahuan kita
mengenai masalah-masalah system reproduksi dan system urine pria.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian andrologi?
2. Apa saja ruang lingkup andrologi ?
3. Apa saja masalah yang menyangkut andrologi ?
4. Apa pengertian genetika?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian andrologi
2. Untuk mengetahui ruang lingkup andrologi
3. Untuk mengetahui masalah yang menyangkut andrologi.
4. Untuk mengetahui pengertian genetika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Andrologi
Andrologi (dari bahasa Yunani andros yang berari laki-laki dan logia ) adalah
spesialisasi medis yang berhubungan dengan kesehatan pria, secara khusus kepada
masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan sistem urin pria.
Andrologi merupakan lawan dari ginekologi yang menangani masalah kesehatan wanita.
Andrologi dipelajari sejak akhir 1960-an. Jurnal yang membahas andrologi
pertama kali adalah jurnal berbahasa Jerman Andrologie (sekarang Andrologia), yang
dipublikasikan sejak 1969. Andrologi sebagai cabang ilmu dalam bidang Kedokteran,
belum banyak diketahui orang tentang apa saja yang termasuk dalam keilmuan ini, baik
bagi kalangan sejawat dokter, apalagi bagi kalangan awam. Andrologi dikenal sebagai
ilmu yang menangani permasalahan pria karena berasal dari kata ”Andro” (salah satu
hormon penting bagi pria).
Kasus-kasus yang di tangani Andrologi (WHO, 1997) dibagi dalam 5 kelompok
besar, yaitu: Infertilitas Pria, Disfungsi Ereksi, Hipogonadotropik – Hipogonadism, KB
Pria dan Male Aging. Pelayanan yang diberikan oleh Dokter spesialis Andrologi,
meliputi: Klinis, Laboratorium Andrologi, Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB).
Dengan demikian Andrologi membutuhkan kemitraan dengan bidang-bidang ilmu lain
yang sudah lebih dahulu berkembang untuk hal tersebut, walaupun tidak fokus dan
spesifik, antara lain Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah
Urologi, Ilmu Psikiatri, Neorologi dll. Dari 5 materi pokok yang disebutkan diatas, dapat
dikembangkan lagi pada masing-masing materi seperti, mikropenis, hiper dan hipo
gonadotrophin, ejakulasi dini, disfungsi ereksi, hipoandrogen, hipospermatogenesis,
imunologi sperma, antibodi antisperma, andropause, dll. Kesemuanya itu adalah
permasalahan pada pria yang wadahnya ada pada Andrologi.

B. Ruang Lingkup Andrologi


Ruang lingkup andrologi mencakupi beberapa hal yakni:
1) Laki-laki pada usia balita dan anak-anak
Perhatian orang tua terhadap anak laki-laki pada awal masa perkembangan
organ reproduksi sangat diperlukan. Kepedulian orang tua terhadap gangguan
perkembangan organ reproduksi dan seksual anaknya akan membantu dokter untuk
mendiagnosis lebih dini setiap kelainan dan tentu akan memberikan terapi dan solusi
lebih tepat pula sebelum fungsi-fungsi organ tersebut diperlukan.
Masalah hipogonadisme saja atau disertai dengan masalah mikropenis,
merupakan kelainan yang dapat dipantau pada usia anak-anak dan dapat
mengantisipasi gangguan fungsi seksual dan reproduksi di kemudian hari. Perhatian
terhadap perkembangan gonad setiap anak laki-laki apakah sudah turun sempurna
pada waktu yang tepat dan apakah ukuran testis sesuai dengan umur, memerlukan
konsultasi pada Dokter spesialis Andrologi untuk mendianosis dan melakukan terapi.
Seyogyanya setiap anak mulai dari balita sampai usia dewasa muda mendapatkan
pelayanan dan kontrol secara rutin terhadap perkembangan gonad dan organ
reproduksi oleh Dokter spesialis Andrologi. Jumlah kelahiran anak laki-laki dari
kelahiran pertahun di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan negara maju lain.
Setiap anak laki-laki memerlukan pelayanan yang memadai terhadap perkembangan
organ seks dan reproduksinya, sedangkan jumlah Dokter spesialis Andrologii saat ini
masih sangat terbatas.

2) Laki-laki pada usia Remaja dan Dewasa muda


Laki-laki usia remaja atau setelah masuk usia pubertas merupakan usia anak
yang mulai perhatian terhadap diri sendiri dan sering membandingkan apa yang ada
pada dirinya dengan teman-teman sebayanya, alat kemaluannya, rambut alat
kemaluannya, kumis, jenggot, bentuk tubuh dan jalannya apakah seperti pria
umumnya dan cukup untuk dikatakan jantan. Hal-hal seperti ini akan menjadi
pemikiran terus dan keraguan bagi si anak terhadap fungsinya sebagai laki-laki di
kemudian hari. Keadaan ini akan menjadi lebih mudah apabila remaja tersebut lebih
terbuka dan terus terang mengemukakan kekhawatirannya tersebut kepada orang
tuanya, sehingga orang tua akan cepat mencari solusi kepada Dokter spesialis
Andrologi. Setelah usia dewasa muda, anak laki-laki mulai mencari jalan untuk
mengetahui, apakah alat kejantannya termasuk katagori normal atau tidak. Apabila
ada hal yang kurang pada dirinya dan tidak sama dibandingkan temannya dari tanda-
tanda dan sifat-sifat kejantannya, ilmu pengetahuan kedokteran harus dapat
menjelaskan dan memberi solusi yang tepat. Sangat banyak pria remaja dan dewasa
muda yang membutuhkan penjelasan yang tepat tentang kekhawatiran akan dirinya
dimasa depan. Dalam hal ini peran Dokter spesialis Andrologi sangat dibutuhkan.
3) Laki-laki pada masa Perkawinan dan Reproduksi
Pasangan suami istri yang baru menikah tentu mengharapkan pernikahannya
dapat dijalankan dengan penuh kebahagiaan dan menghasilkan keturunan sesuai
dengan salah satu tujuan pernikahan itu sendiri. Salah satu fungsi utama dan penting
dalam pernikahan adalah kemampuan melakukan hubungan seksual secara benar dan
menyenangkan. Hal ini merupakan kebutuhan setiap pasangan suami istri dalam
menjalani masa pernikahannya. Gangguan pada hubungan seksual, disebut disfungsi
seksual yang dapat dibagi menjadi penurunan libido, ejakulasi dini, gangguan ereksi,
tidak ejakulasi, frekuensi melakukan hubungan seksual sangat jarang dan lain-lain,
adalah masalah yang harus dicari solusinya melalui konsultasi dan pengobatan oleh
Dokter spesialis Andrologi. Selama masa pernikahan, salah satu harapan pasangan
adalah mendapatkan keturunan.
Diketahui bahwa 15% dari pasangan suami istri mempunyai kesulitan untuk
mendapatkan keturunan. Sebagai penyebab dari pasangan infertilitas tersebut adalah
35% dari pihak pria, 40% dari pihak wanita dan 25% termasuk dalam ”unexplained
Infertility”. Dalam hal ini suatu tuntutan terhadap Dokter spesialis Andrologi untuk
menjawab masalah tersebut, terutama masalah pada pria dan yang termasuk
”unexplained infertility”. Secara umum dapat dikatakan bahwa pasangan suami istri
akan memerlukan keahlian Dokter spesialis Andrologi di dalam hidupnya, baik dalam
masa berproduksi maupun diluar masa berproduksi karena berada diruang lingkup
Andrologi.

4) Laki-laki pada Usia Tua


Setelah masa bereproduksi, kehidupan dan aktivitas sebagai suami istri harus
dipertahankan sebagaimana mestinya, hubungan seksual harus bisa dinikmati oleh
pasangan, fisik harus dapat dijaga dan dirawat supaya tetap sehat dan segar,
penampilan harus tetap berwibawa, makanan harus dijaga, proses menjadi tua
diperlambat, kontrol kesehatan secara rutin, waktu untuk keluarga harus lebih banyak,
aktivitas seksual tak boleh berhenti selama salah satu pasangan masih
menginginkannya. Kesemuanya itu memerlukan Dokter spesialis Andrologi sebagai
solusi dari permasalahan masing-masing pasangan.
5) Keluarga Berencana Pria
Selama ini pengaturan kehamilan, umumnya melalui pihak wanita (istri).
Dengan tingginya kesadaran akan pentingnya Keluarga Berencana bagi keluarga di
Indonesia, pihak pria (suami) perlu berpartisipasi dalam masalah ini. Sekarang ini
sedang dikembangkan KB hormonal dengan target adalah pihak pria (suami), dengan
demikian KB dalam keluarga bisa dilakukan secara bergantian antara suami dan istri.
Setiap pasangan yang menjadi aseptor KB selama ini, tentu ingin mendapatkan
keterangan dan penjelasan yang memadai mengenai KB pria. Disini peran Dokter
spesialis Andrologi harus bisa sebagai solusi bagi masyarakat.

C. Masalah yang menyangkut andrologi


1. Infertilitas Pria
Definisi infertilitas menurut WHO adalah tidak terjadinya kehamilan pada
pasangan yang telah berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara
teratur minimal 1-2 tahun. Menurut data demografis dunia, 12,5 % pasangan usia
subur mengalami kesulitan mendapatkan anak. Infertilitas terutama lebih banyak
terjadi di kota-kota besar karena gaya hidup yang penuh stres, emosional dan kerja
keras serta pola makan yang tidak seimbang. Infertilitas dapat terjadi dari sisi pria,
wanita, kedua-duanya, maupun pasangan. Disebut infertilitas pasangan bila terjadi
penolakan sperma suami oleh istri sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel
telur. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian antigen/antibodi pasangan
tersebut.
Dari sisi pria, penyebab infertilitas yang paling umum terjadi adalah:
1) Bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna
Sperma harus berbentuk sempurna serta dapat bergerak cepat dan akurat
menuju ke telur agar dapat terjadi pembuahan. Bila bentuk dan struktur
(morfologi) sperma tidak normal atau gerakannya (motilitas) tidak
sempurna sperma tidak dapat mencapai atau menembus sel telur.
2) Konsentrasi sperma rendah
Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta sperma/ml semen atau
lebih. Bila 10 juta/ml atau kurang maka menujukkan konsentrasi yang
rendah (kurang subur). Hitungan 40 juta sperma/ml atau lebih berarti
sangat subur. Jarang sekali ada pria yang sama sekali tidak memproduksi
sperma. Kurangnya konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh testis
yang kepanasan (misalnya karena selalu memakai celana ketat), terlalu
sering berejakulasi (hiperseks), merokok, alkohol dan kelelahan.
3) Tidak ada semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina.
Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi).
Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang
memengaruhi tulang belakang.
4) Varikosel (varicocele)
Varikosel adalah varises atau pelebaran pembuluh darah vena yang
berhubungan dengan testis. Sebagaimana diketahui, testis adalah tempat
produksi dan penyimpanan sperma. Varises yang disebabkan kerusakan
pada sistem katup pembuluh darah tersebut membuat pembuluh darah
melebar dan mengumpulkan darah. Akibatnya, fungsi testis memproduksi
dan menyalurkan sperma terganggu.
5) Testis tidak turun
Testis gagal turun adalah kelainan bawaan sejak lahir, terjadi saat salah
satu atau kedua buah pelir tetap berada di perut dan tidak turun ke kantong
skrotum. Karena suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu pada skrotum,
produksi sperma mungkin terganggu.
6) Kekurangan hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat memengaruhi kemampuan testis dalam
memproduksi sperma.
7) Kelainan genetik
Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang pria
memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan
satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis sehingga
sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma. Dalam penyakit
Cystic fibrosis, beberapa pria penderitanya tidak dapat mengeluarkan
sperma dari testis mereka, meskipun sperma tersedia dalam jumlah yang
cukup. Hal ini karena mereka tidak memiliki vas deferens, saluran yang
menghubungkan testis dengan saluran ejakulasi.
8) Infeksi
Infeksi dapat memengaruhi motilitas sperma untuk sementara. Penyakit
menular seksual seperti klamidia dan gonore sering menyebabkan
infertilitas karena menyebabkan skar yang memblokir jalannya sperma.
9) Masalah seksual
Masalah seksual dapat menyebabkan infertilitas, misalnya disfungsi ereksi,
ejakulasi prematur, sakit saat berhubungan (disparunia). Demikian juga
dengan penggunaan minyak atau pelumas tertentu yang bersifat toksik
terhadap sperma.
10) Ejakulasi balik
Hal ini terjadi ketika semen yang dikeluarkan justru berbalik masuk ke
kantung kemih, bukannya keluar melalui penis saat terjadi ejakulasi. Ada
beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya, di antaranya adalah
diabetes, pembedahan di kemih, prostat atau uretra, dan pengaruh obat-
obatan tertentu.
11) Sumbatan di epididimis/saluran ejakulasi
Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di daerah testis yang berisi sperma
(epididimis) atau saluran ejakulasi. Beberapa pria tidak memiliki
pembuluh yang membawa sperma dari testis ke lubang penis.
12) Lubang kencing yang salah tempat (hipoepispadia)
Kelainan bawaan ini terjadi saat lubang kencing berada di bagian bawah
penis. Bila tidak dioperasi maka sperma dapat kesulitan mencapai serviks.
13) Antibodi pembunuh sperma
Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya terjadi
setelah pria menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini menyulitkannya
mendapatkan anak kembali saat vasektomi dicabut.
14) Pencemaran lingkungan
Paparan polusi lingkungan dapat mengurangi jumlah sperma dengan efek
langsung pada fungsi testis dan sistem hormon. Beberapa bahan kimia
yang mempengaruhi produksi sperma antara lain: radikal bebas, pestisida
(DDT, aldrin, dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan kimia plastik,
hidrokarbon (etilbenzena, benzena, toluena, dan xilena), dan logam berat
seperti timbal, kadmium atau arsenik.
15) Kanker Testis
Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan testis
memproduksi dan menyimpan sperma. Penyakit ini paling sering terjadi
pada pria usia 18 – 32 tahun.

2. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi (Bahasa Inggris: erectile dysfunction) adalah
ketidakmampuan untuk memulai ereksi atau mempertahankan ereksi.
Impotensi biasanya merupakan akibat dari :
a) Kelainan pembuluh darah
b) Kelainan persyarafan
c) Obat-obatan
d) Kelainan pada penis
e) Masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.

Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia,
sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin
bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun
impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari
penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun
dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi. Agar bisa tegak, penis
memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya
aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya
bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan
terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan
impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:
a) Cedera Diabetes melitus
b) Sklerosis multiple
c) Stroke
d) Obat-obatan
e) Alkohol
f) Penyakit tulang belakang bagian bawah
g) Pembedahan rektum atau prostat.
Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria
usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat-obatan).
Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
a) Anti-hipertensi
b) Anti-psikosa
c) Anti-depresi
d) Obat penenang
e) Simetidin
f) Litium
Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi
penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan),
biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido).
Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi:
a) Depresi
b) Kecemasan
c) Perasaan bersalah
d) Perasaan takut akan keintiman
e) Kebimbangan tentang jenis kelamin.

3. Andropause
Andropause adalah kondisi mental, fisik dan seksualitas pria yang
berhubungan dengan tingkat testosteron yang rendah. Semakin rendah tingkat
testosteron diyakini meningkatkan gejala adropause. Gejala andropause pada pria
terjadi secara rutin. Hal ini terjadi ketika ada perubahan dalam tubuh yang
mempengaruhi kualitas hidup. Selain itu, tidak bisa disamakan antara efek dari terapi
penggantian hormon wanita saat menopause dengan efek penggantian testosteron
pada pria. Andropause pada pria sangat jelas berarti bahwa sel-sel kelenjar kelamin
sudah tidak lagi diproduksi. Pada kondisi penuaan adalah, penurunan tingkat
testosteron atau bisa juga terjadi ejakulasi dini, tapi tidak nol. Selain itu, penurunan
produksi testosteron dengan usia tidak sama di semua orang, karena tidak semua
orang mengalami penurunan produksi testosteron. Keadaan masing-masing orang
berbeda, dengan gejala yang berbeda juga.
4. Hipogonadisme
Para ahli menyebutnya dengan istilah SLOH atau gejala hipogonadisme, yang
berarti bahwa gejala defisiensi sistem reproduksi yang mengakibatkan penurunan
fungsi seks atau sel gonad (rahim atau testis). Setiap orang tahu bahwa kita sedang
mengalami penurunan sesuai dengan usia kita masing2. Sekitar 50 persen dari orang
mengalami gejala ini pada usia 55 tahun. Namun, hipogonadisme pada pria sering
tidak dilaporkan dan didiagnosa lebih lanjut. Yang pertama, yang dapat dilakukan
oleh orang-orang yang mulai bermasalah dengan stamina adalah dengan mengenali
gejala SLOH. Jadi, dengan memeriksa kadar testosteron bisa untuk mendapatkan
diagnosis yang definitif. Pengobatan apapun dapat dioptimalkan sesuai dengan
kebutuhan.
5. Kontrasepsi Pria
Yang dalam hal ini adalah vasektomi. Vasektomi adalah prosedur bedah minor
dimana deferentia vasa manusia terputus, dan kemudian diikat / ditutup dengan cara
seperti itu untuk mencegah sperma dari memasuki aliran mani (ejakulasi). Biasanya
dilakukan dalam pengaturan rawat jalan, vasektomi tradisional melibatkan mati rasa
(anestesi lokal) dari skrotum setelah 1 atau 2 sayatan kecil dibuat, memungkinkan ahli
bedah untuk mendapatkan akses ke vas deferens. Di "tabung" dipotong dan disegel
oleh mengikat, menjahit, kauterisasi (membakar), atau dijepit untuk mencegah sperma
dari memasuki aliran mani. Variasi dari prosedur saat ini dalam praktek dapat
mengurangi waktu pemulihan, sementara mengurangi nyeri pasca-operasi dan / atau
sindrom nyeri . Metode No-pisau bedah (diciptakan-Lubang Kunci), di mana
hemostat tajam, bukan pisau bedah, digunakan untuk tusuk skrotum dapat mengurangi
waktu penyembuhan serta menurunkan kemungkinan infeksi (sayatan). Sebuah
"terbuka" menghalangi vasektomi (segel) hanya salah satu ujung vas deferens, yang
memungkinkan streaming terus sperma (berdasarkan un-disegel vas deferens-) ke
dalam skrotum. Metode ini dapat menghindari penumpukan tekanan dalam
epididimis. Nyeri testis (dari "tekanan cadangan") juga dapat dikurangi dengan
menggunakan metode ini. The "Vas-Clip" metode tidak memerlukan pemotongan vas
deferens, melainkan menggunakan klip untuk menekan menutup aliran sperma.
Metode ini dapat memfasilitasi kesempatan yang lebih baik / prospek untuk
pembalikan, serta mengurangi rasa sakit (pasca-prosedur). Yang mengatakan, statistik
menunjukkan tingkat keberhasilan yang jauh lebih rendah secara keseluruhan
dibandingkan dengan metode tradisional.
D. Pengertian genetika
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang cara sifat-sifat
makhluk hidup diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
mekanisme pewarisan genetik. Penemuan dasar genetika telah memberikan wawasan
yang luar biasa tentang struktur dan fungsi molekul genetik, proses pewarisan sifat,
serta peran genetika dalam memahami keragaman dan evolusi kehidupan di Bumi.
Artikel ini akan mengulas secara rinci berbagai aspek penting dari genetika, dari
struktur DNA hingga dampaknya pada perkembangan dan kesehatan manusia.

Dasar-dasar Genetika

1. Struktur DNA
DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah molekul yang mengandung kode
genetik untuk semua bentuk kehidupan. Struktur dasar DNA adalah heliks ganda yang
terbentuk oleh dua untai nukleotida yang berpasangan. Nukleotida terdiri dari gula
deoksiribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen (adenin, sitosin, guanin, dan timin).

2. Reproduksi Sel dan Replikasi DNA


Reproduksi sel adalah proses pembentukan sel baru dari sel yang sudah ada.
Sebelum sel membelah, DNA harus mengalami replikasi untuk memastikan setiap sel
anak memiliki salinan lengkap dari informasi genetik. Proses replikasi DNA sangat
penting untuk menjaga kestabilan dan akurasi informasi genetik.

3. Ekspresi Gen
Ekspresi gen adalah proses di mana informasi genetik pada DNA
diterjemahkan menjadi produk fungsional seperti protein. Proses ini melibatkan
transkripsi DNA menjadi RNA dan translasi RNA menjadi protein.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Andrologi (dari bahasa Yunani andros yang berari laki-laki dan logia ) adalah
spesialisasi medis yang berhubungan dengan kesehatan pria, secara khusus kepada
masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan sistem urin pria.

Ruang lingkup andrologi :


a) Laki-laki pada usia balita dan anak-anak
b) Laki-laki pada usia Remaja dan Dewasa muda
c) Laki-laki pada masa Perkawinan dan Reproduksi
d) Laki-laki pada Usia Tuan
e) Keluarga Berencana Pria.

Masalah yang berkaitan dengan andrologi


a) Infertilitas Pria
b) Disfungsi Ereksi
c) Andropause
d) Hipogonadisme
e) Kontrasepsi Pria

Pengertian genetika
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang cara sifat-sifat
makhluk hidup diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
mekanisme pewarisan genetik. Penemuan dasar genetika telah memberikan wawasan
yang luar biasa tentang struktur dan fungsi molekul genetik, proses pewarisan sifat,
serta peran genetika dalam memahami keragaman dan evolusi kehidupan di Bumi.
Artikel ini akan mengulas secara rinci berbagai aspek penting dari genetika, dari
struktur DNA hingga dampaknya pada perkembangan dan kesehatan manusia

You might also like