You are on page 1of 22

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa : Laurenza Vidya Sutheno Tanggal Pemeriksaan :


NPM : 10522791 Nama Asisten :
Kelas : 1PA14 Paraf Asisten :

1. Percobaan : Indera Penglihatan


Nama Percobaan : Percobaan Refleks (Reaksi Pupil)
Nama Subjek Percobaan : Laurenza Vidya Sutheno
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui serta memahami reaksi- reaksi
yang terjadi pada pupil mata.
b. Dasar Teori : Menurut Harlan (2018) pupil adalah bagian lensa
yang terlihat dari depan, terbuka ke depan untuk
dimasuki cahaya.
Menurut Guyton & Hall (2015) Jika mata disinari
oleh cahaya, pupil akan mengecil, reaksi ini
disebut refleks cahaya pupil. Fungsi refleks
cahaya adalah membantu mata untuk beradaptasi
secara sangat cepat terhadap keadaan perubahan
cahaya.
Menurut Aisyah (2014) ukuran pupil akan selalu
berubah sesuai dengan perubahan kondisi
cahaya. Perubahan ukuran pupil ini diatur oleh
kontraksi serat-serat otot dilator radialis dan
konstriktor sirkularis di iris. Bila cahaya redup,
maka diameter pupil akan melebar. Sebaliknya,
bila cahaya terang, maka diameter pupil akan
mengecil. Hal ini dilakukan oleh pupil dalam
rangka mencegah masuknya cahaya yang
berlebihan ke dalam retina.
c. Alat yang digunakan : Senter dan Sedotan.
d. Jalannya Percobaan : 1.1 Secara Langsung.
Asisten memberikan senter kepada praktikan,
lalu asisten meminta praktikan untuk
mengarahkan sinar senter tersebut ke bagian
pupil pada mata subjek. Kemudian praktikan
diminta untuk mengamati perubahan pupil
pada mata subjek.
1.2 Melalui Sedotan.
Asisten memberikan senter dan sedotan
kepada praktikan, lalu asisten meminta
praktikan untuk menempelkan sedotan pada
kaca senter tersebut melalui perantara
sedotan kebagian pupil pada mata subjek.
Kemudian praktikan diminta untuk
mengamati perubahan pupil pada mata
subjek.
e. Hasil Percobaan : 1.1 Secara Langsung.
Pupil mata merespon dengan baik, karena
pada saat pupil mata secara langsung terkena
cahaya senter, pupil mata mengecil dengan
cepat.
1.2 Melalui Sedotan.
Pupil mata mersepon dengan baik, karena
pada saat pupil mata terkena Cahaya senter
melalui lubang sedotan, pupil mata mengecil
secara lambat.
f. Kesimpulan : 1.1 Secara Langsung.
Pupil mata secara langsung terkena cahaya
senter secara tiba-tiba akan mengecil dengan
cepat.
1.2 Melalui Sedotan.
Pupil mata yang terkena cahaya senter
melalui lubang sedotan, akan mengecil secara
perlahan.
g. Daftar Pustaka : Harlan, J., (2018). Psikologi Faal. Universitas
Gunadarma.
Hall, E. J., Guyton, C. A., (2011). Guyton and
Hall Textbook of Medical Physiology (12th
ed.). Saunders - Elsevier.
Aisyah, N. S., (2014). Kuliah Psikologi Faal.
Zifatama Publisher.
2. Percobaan : Indera Penglihatan
Nama Percobaan : Percobaan Visus (Ketajaman Penglihatan)
Nama Subjek Percobaan : Laurenza Vidya Sutheno
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui ketajaman penglihatan
seseorang.
b. Dasar Teori : Menurut Mega & Nurhastuti (2018) ketajaman
penglihatan atau visus adalah kemampuan mata
seseorang untuk melihat suatu benda dengan jelas
atau detail dari suatu benda yang dilihat.
Guyton & Hall (2015) cahaya yang datang dari
sumber titik jauh, ketika difokuskan di retina
seharusnya menjadi yang sangat kecil. Namun,
karena sistem lensa mata tidak pernah sempurna,
bitnik di retina semacam itu biasanya mempunyai
diameter total kira-kira 11 μm, walaupun dengan
resolusi maksimal dari sistem optik mata yang
normal. Bintik itu paling terang di bagian sentral
dan berangsur mengabur ke arah tepi.
Sharewood (2013) jalur sel kerucut yang
terhubung pada lapisan saraf retina lain memberi
ketajaman tinggi (ketajaman, atau kemampuan
untuk membedakan antara dua titik yang
berdekatan). Karena itu, sel kerucut memiliki
penglihatan tajam dengan resolusi yang tinggi
untuk setiap perincian halus selama siang hari.
Sebaliknya jalur "perhubungan" sel batang
memberikan ketajaman yang rendah, sehingga
Anda dapat melihat pada malam hari dengan sel
batang tetapi dengan mengorbankan ketajaman.
c. Alat yang digunakan : Optotype Snellen.
d. Jalannya Percobaan : 1.1 Praktikan berdiri dengan jarak sejauh 3m dari
optotype snellen. Secara bergiliran praktikan
diminta untuk menutup salah satu bagian
mata menggunakan tangan. Lalu asisten
meminta praktikan untuk menjawab huruf
yang ditunjuk oleh asisten pada optotype
snellen tersebut.
e. Hasil Percobaan : 1.1 Ketika mata kiri ditutup hasil dari mata kanan
adalah V= 3m/30.
1.2 Ketika mata kanan ditutup hasil dari mata kiri
adalah V= 3m/15.
f. Kesimpulan : Kesimpulan tidak ada, karena setiap individu
memiliki visus yang berbeda-beda.
g. Daftar Pustaka : Iswari M., & Nurhastuti., (2018). Anatomi,
Fisiologi dan Genetik. Goresan Pena.
Hall, E. J., Guyton, C. A., (2011). Guyton and
Hall Textbook of Medical Physiology (12th
ed.). Saunders - Elsevier.
Sharewood. L., (2013). Introduction to human
physiology. United States of America
Brooks/Cole.
3. Percobaan : Indera Penglihatan
Nama Percobaan : Percobaan Membedakan Warna
Nama Subjek Percobaan : Laurenza Vidya Sutheno
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui apakah seseorang dapat
membedakan warna atau buta warna.
b. Dasar Teori : Sherwood (2013) persepsi berbagai warna dunia,
bergantung pada berbagai rasio stimulasi ketiga
jenis sel kerucut sebagai respons terhadap
bermacam-macam panjang gelombang. Pusat
penglihatan warna di korteks penglihatan primer
di lobus oksipital otak mengombinasikan dan
memproses masukan-masukan ini untuk
menghasilkan persepsi warna, dengan
menyertakan pertimbangan objek dalam
perbandingan dengan latar belakangnya.
Menurut Aisyah (2014) setiap sel kerucut
mengandung satu dari tiga pigmen terpisah yang
masing-masing dari ketiganya dipucatkan oleh
cahaya yang berbeda. Pola yang berbeda dari
respon-respon sel kerucut ini memungkinkan
warna yang berbeda dapat dibedakan.
Guyton & Hall (2014) semua teori mengenai
penglihatan warna berdasarkan pada observasi
yang telah dikenal secara baik, yakni bahwa mata
manusia sebenarnya dapat mendeteksi hampir
semua gradasi warna bila cahaya monokromatik
dan warna merah, hijau, dan biru dipersatukan
dalam bermacam-macam kombinasi.
c. Alat yang digunakan : Benang wol berbagai warna.
d. Jalannya Percobaan : 1.1 Asisten akan menyediakan 2 gumpalan
benang wol dalam berbagai warna. Gumpalan
yang satu akan dipegang oleh asisten dan
yang satu lagi akan diberikan kepada
praktikan.
1.2 Kemudian asisten akan meminta praktikan
untuk mengeluarkan lima warna benang wol
yang sesuai dengan benang wol yang
dikeluarkan satu persatu oleh asisten secara
cepat.
e. Hasil Percobaan : 1.1 Warna pertama asisten mengeluarkan benang
wol berwarna biru, dan praktikan juga
mengeluarkan warna yang sama yaitu biru.
1.2 Warna kedua asisten mengeluarkan benang
wol berwarna merah, namun praktikan
mengeluarkan warna yang berbeda yaitu
pink.
1.3 Warna ketiga asisten mengeluarkan benang
wol berwarna merah maroon, dan praktikan
juga mengeluarkan warna yang sama yaitu
merah maroon.
1.4 Warna keempat asisten mengeluarkan
benang wol berwarna hijau tosca, namun
praktikan mengeluarkan warna yang berbeda
yaitu hijau.
1.5 Warna kelima asisten mengeluarkan benang
wol berwarna oren, dan praktikan juga
mengeluarkan warna yang sama yaitu oren.
f. Kesimpulan : Praktikan mengeluarkan 3 benang wol dengan
tepat dan 2 benang wol dengan tidak tepat.
Artinya praktikan mampu membedakan warna
dengan baik.
g. Daftar Pustaka : Sharewood. L., (2013). Introduction to human
physiology. United States of America
Brooks/Cole.
Aisyah, N. S., (2014). Kuliah Psikologi Faal.
Zifatama Publisher.
Hall, E. J., Guyton, C. A., (2011). Guyton and
Hall Textbook of Medical Physiology (12th
ed.). Saunders - Elsevier.
4. Percobaan : Indera Penglihatan
Nama Percobaan : Percobaan Buta Warna
Nama Subjek Percobaan : Laurenza Vidya Sutheno
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami
buta warna atau tidak.
b. Dasar Teori : Sharewood (2013) keadaan buta warna dimana
seseorang tidak memiliki sel kerucut jenis
tertentu, sehingga penglihatan warna mereka
adalah produk sensitivitas diferensial hanya dua
jenis sel kerucut.
Menurut Aisyah (2014) Semua orang normal
memiliki tiga reseptor warna yang masing-
masing sensitif terhadap panjang gelombang
tertentu. Akan tetapi pada orang-orang tertentu,
ia dapat tidak memiliki satu dari tiga reseptor
tersebut. Akibatnya, ia hanya dapat
mencocokkan berbagai rentang warna dengan
menggunakan campuran dua warna. Kelainan ini
disebut dikromat. Ada pula orang-orang tertentu
yang tidak memiliki dua reseptor dari tiga
reseptor tersebut. Akibatnya, ia hanya dapat
menyesuaikan intensitas cahaya tunggal. Bila
pada penderita dikromat memiliki kelemahan
dalam membedakan panjang gelombang, maka
pada penderita monokromat tidak mampu
membedakan Panjang gelombang sama sekali.
Guyton & Hall (2014) orang yang tak
mempunyai sel kerucut merah disebut protano-
pia, seluruh spektrum penglihatannya akan
memendek secara nyata pada akhir panjang
gelombang yang panjang karena kurangnya sel
kerucut merah mi. Penyandang buta warna yang
tidak mempunyai sel kerucut hijau disebut
deuteranopia, orang ini mempunyai lebar
spektrum panjang gelombang yang benar-benar
normal sebab tersedia sel kerucut merah untuk
mendeleksi panjang gelombang warna merah
yang panjang.
c. Alat yang digunakan : Kartu / buku uji Stilling Isihara dan Stilling
Isihara 1.
d. Jalannya Percobaan : 1.1 Praktikan diminta untuk menebak dan
mengikuti pola yang terdapat dibuku Stilling
Isihara.
e. Hasil Percobaan : 1.1 Praktikan dapat mengikuti pola yang ada
dibuku Stiling Isihara dengan baik.
1.2 Praktikan dapat menebak angka 2 pada buku
Stiling Isihara.
1.3 Praktikan dapat menebak angka 16 pada buku
Stiling Isihara.
1.4 Praktikan dapat menebak angka 35 pada buku
Stiling Isihara.
1.5 Praktikan dapat menebak angka pada buku
Stiling Isihara.
f. Kesimpulan : Praktikan dapat mengikuti pola dan menebak
angka yang ada pada buku Stiling Isihara dengan
benar tanpa ada salah satupun. Dan praktikan
dinyatakan tidak buta warna.
g. Daftar Pustaka : Sharewood. L., (2013). Introduction to human
physiology. United States of America
Brooks/Cole.
Aisyah, N. S., (2014). Kuliah Psikologi Faal.
Zifatama Publisher.
Hall, E. J., Guyton, C. A., (2011). Guyton and
Hall Textbook of Medical Physiology (12th
ed.). Saunders - Elsevier.
BUKTI TEORI

You might also like