Professional Documents
Culture Documents
Bab Iii Kajian Kebijakan Terkait
Bab Iii Kajian Kebijakan Terkait
Bab III
KAJIAN KEBIJAKAN TERKAIT
III -
1
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
manusianya yang memiliki kepribadian dan aklaq mulia, berkualitas dengan tingkat
pendidikan yang tinggi yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan daya cipta rasa
dan karsanya dalam mensikapi berbagai tantangan kehidupan. Kualitas SDM secara
universal diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/ Human Development Index
(HDI), yaitu pengukuran indeks komposit dari harapan hidup, melek huruf, lama
pendidikan dan standar hidup. HDI ini dipakai oleh negara-negara di seluruh dunia dan
digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara
berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Ditinjau dari aspek kependudukan indikator kemajuan antara lain ditandai dengan
pertumbuhan penduduk yang lebih kecil dan dengan derajat kesehatan penduduk yang
lebih tinggi, yang tercermin dari semakin tingginya angka harapan hidup serta tingginya
kualitas pelayanan sosial.
Ditinjau dari aspek ekonomi kemajuan antara lain ditandai dengan semakin
tingginya tingkat kemakmuran dan pemerataannya. Keterpaduan berbagai unsur ekonomi
yang mampu menghasilkan multiplier dalam mendorong semakin majunya perekonomian
daerah, disamping semakin tertata dan berfungsinya dengan baik berbagai lembaga dan
pranata ekonomi dalam mendukung kemajuan dan stabilitas perekonomian.
Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang baik, kemajuan juga ditandai
dengan semakin mantapnya sistem dan kelembagaan politik termasuk hukum. Selain itu
semua kemajuan juga ditandai dengan tingginya tingkat partisipasi masyarakat termasuk
pengarusutamaan gender dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara; tingginya kualitas infrastruktur; mantapnya keamanan dan ketertiban
masyarakat serta menurunnya tingkat pelanggaran hak asasi manusia;
Sejahtera dalam hal ini memiliki dimensi lahir maupun batin, dimana sejahtera lahir
diartikan terpenuhi segala kebutuhan sandang, pangan dan papan, terpenuhinya
kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, dan tersedianya lapangan kerja
sehingga dapat meningkatan pendapatan perkapita serta kemampuan daya beli.
Sedangkan untuk sejahtera batin diartikan sebagai terpenuhinya kebutuhan rohaniah dan
kehidupan keagamaan sesuai dengan keyakinan masyarakat masing-masing dengan
tingkat toleransi yang tinggi.
Untuk mewujudkan visi pembangunan di atas ditempuh melalui misi sebagai
berikut:
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas Sumber daya manusia yang
berkualitas ditandai antara lain dengan semakin tingginya rata-rata tingkat
pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat, semakin tingginya kemampuan dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berdaya saing tinggi yang
dilandasi oleh semakin tingginya nilai-nilai moralitas masyarakat sebagai cermin
masyarakat berbudaya dan berakhlaq mulia sesuai nilai-nilai falsafah Pancasila yang
berlandaskan kepada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum Peran dan fungsi pemerintahan
daerah adalah meningkatkan mutu pelayanan umum di berbagai aspek kehidupan
III -
2
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
3
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
4
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Konsep Solo sebagai Kota Budaya juga bermakna bahwa
Solo Masa Depan yang mempunyai Solo Masa Lalu (Solo’s Future is Solo’s Past).
Pengembangan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya memiliki dimensi utama yaitu
secara individu mampu menjunjung tinggi moralitas dan perilaku terpuji, budi pekerti
luhur dan secara sosial memiliki budaya komunikasi yang baik, kekerabatan yang akrab
dan wawasan budaya yang luas. Selain itu diupayakan pelestarian budaya dalam arti
melestarikan, mempertahankan dan mengembangkan seni dan budaya yang telah ada
serta melindungi cagar-cagar budaya.
Misi Walikota dan Wakil Walikota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015 adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan
sektor riil, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK)
dengan fasilitasi kredit, menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program revitalisasi
pasar tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar serta
mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang.
2. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya Jawa melalui ranah
pendidikan, keteladanan, penyelengaraan event-event dan program-program
pendukung lainnya.
3. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi Jawa dan melestarikan aset-aset
budaya, baik yang tangible (bendawi) maupun intangible (tak bendawi).
4. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang pendidikan,
antara lain dengan program sekolah gratis, sekolah plus, bantuan pendidikan
masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas
tenaga pendidik dan kependidikan.
5. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang kesehatan, di
antaranya melalui program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS),
meningkatkan kualitas kesehatan bersertifikasi ISO, makin memberdayakan Posyandu
Balita dan Lansia, perbaikan gizi masyarakat serta menekan angka kematian ibu dan
bayi.
6. Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik berat pada menciptakan
wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan, bantuan permodalan dan
membangun jejaring pemasaran produk.
7. Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi yang makin
kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang aman dan damai.
8. Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan jembatan, transportasi,
air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH), penertiban hunian tak berizin, pengembangan ruang terbuka hijau dan
pengelolaan persampahan
9. Pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan wisata,
budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf nasional dan
internasional.
III -
5
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
Tujuan yang akan dicapai dalam dokumen RPJM Daerah Tahun 2010-2015 yang
pada dasarnya merupakan penjabaran dari setiap misi yang lebih spesifik dan terukur
sebagai upaya untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, adalah
sebagai berikut:
Tujuan dari Misi Ke-1 [Ekonomi Kerakyatan]
1. Mengembangkan sektor riil pada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi
(UMKMK) untuk semua sektor usaha.
2. Mengembangkan lembaga pembiayaan Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMM).
3. Menata Pedagang Kaki Lima (PKL).
4. Merevitalisasi pasar tradisional.
5. Menyelenggarakan promosi pedagang dan pasar tradisional.
6. Semakin berkembangnya potensi ekonomi mikro masyarakat.
Tujuan dari Misi Ke-2 [Budi Pekerti, Tata Krama dan Nilai Budaya]
1. Mengembangkan budi pekerti, tata krama, dan perilaku berlandaskan filosofi
pengajaran tata nilai Budaya Jawa melalui pendidikan formal, informal dan non formal.
2. Mengembangkan budi pekerti dan tata krama berlandaskan filosofi pengajaran tata
nilai Budaya Jawa melalui keteladanan perilaku pejabat dan masyarakat pada
umumnya.
3. Melestarikan dan mengembangkan pengenalan karakter Budaya Jawa dalam adat dan
seni budaya di masyarakat mulai dari kelurahan.
4. Mengembangkan dan melestarikan penggunaan Bahasa Jawa dalam komunikasi secara
intensif.
5. Mengembangkan produk Budaya Jawa sebagai daya tarik wisata kota.
Tujuan dari Misi Ke-3 [Karakter Kota]
1. Memperkuat karakter kota dengan Aksentuasi Jawa.
2. Melestarikan aset-aset budaya.
3. Menjaga dan melestarkan situs-situs Kebudayaan Jawa.
4. Merumuskan peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum dalam
melestarikan budaya.
Tujuan dari Misi Ke-4 [Pelayanan dan Akses Pendidikan]
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
2. Memperluas akses masyarakat di bidang pendidikan dan berkeadilan gender.
3. Meningkatkan partisipasi pihak swasta (Corporate Social Responsibility/ CSR) dalam
pendanaan pendidikan, terutama untuk pendidikan warga miskin.
Tujuan dari Misi Ke-5 [Pelayanan dan Akses Kesehatan]
III -
6
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
3.3 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 - 2031
3.3.1.Tujuan penataan Ruang Wilayah Kota
Tujuan penataan ruang wilayah kota adalah untuk mewujudkan kota sebagai kota
budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis
industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga.
III -
7
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
8
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
d. membangun sistem park and ride dengan mengembangkan lahan parkir di pinggir
kota maupun lokasi transfer moda untuk melanjutkan perjalanan dengan
menggunakan angkutan umum menuju ke tengah kota.
Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi:
1. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung; dan
2. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya.
Kebijakan pengembangan kawasan lindung melalui kelestarian fungsi lingkungan
hidup, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup untuk mendukung
pembangunan kota yang berkelanjutan.
Strategi pengembangan kawasan lindung meliputi:
a. menjaga dan mengembalikan fungsi kawasan lindung dari dampak kerusakan
lingkungan;
b. menyediakan RTH kota minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota;
c. membatasi perkembangan dan memulihkan secara bertahap kawasan lindung yang
telah berubah fungsi dan/atau menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya;
d. membatasi pemanfaatan dan mencegah pencemaran air tanah bagi kegiatan industri
kreatif, perhotelan, perdagangan dan kegiatan budidaya lainnya;
e. merevitalisasi kawasan cagar budaya sebagai pusat kegiatan pariwisata, sejarah,
budaya, dan ilmu pengetahuan; dan
f. mencegah pengembangan prasarana di sekitar kawasan lindung dalam rangka
menghindari tumbuhnya kegiatan budidaya yang dapat mendorong alih fungsi
lindung menjadi budidaya.
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi :
a. mewujudkan ruang kawasan budidaya yang terintegrasi antar nilai budaya dan
lingkungan (Eco-Cultural);
b. meningkatkan keterkaitan antara kota dengan kabupaten sekitarnya, antar PPK
dengan SPK, antar SPK, dan antar SPK dengan PL;
c. mengembangkan kawasan terbangun kota ke bagian utara wilayah kota;
d. meningkatkan kualitas lingkungan hidup di bagian selatan wilayah kota; dan
e. meningkatkan fungsi kawasan dan pertahanan dan keamanan negara.
Strategi mewujudkan ruang kawasan budidaya yang terintegrasi antar nilai budaya
dan lingkungan (Eco-Cultural) meliputi:
a. mengembangkan kegiatan budidaya yang tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan sesuai potensi dan karakteristik kawasan sehingga mempunyai
daya saing kompetitif dan komparatif berskala regional, nasional, dan internasional;
III -
9
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
10
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
11
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
3. kawasan cagar budaya seluas 81 (delapan puluh satu) ha, dengan sebaran lokasi
sebagai berikut:
Kawasan I seluas 57 (lima puluh tujuh) ha yang tersebar di Kecamatan
Laweyan seluas 4 ha dan Kecamatan Pasarkliwon seluas 53) ha;
Kawasan II seluas 15 ha, yang tersebar di Kecamatan Banjarsari; dan
Kawasan VI seluas 9 ha yang tersebar di Kecamatan Banjarsari.
III -
12
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
3.3.5.Kawasan Strategis
Kota Surakarta termasuk dalam kawasan strategis :
a. Kawasan strategis nasional meliputi Kota Surakarta yang merupakan kawasan PKN.
b. Kawasan strategis provinsi yaitu wilayah Kawasan Perkotaan Surakarta – Boyolali –
Sukoharjo – Karanganyar – Wonogiri – Sragen – Klaten (Subosukawonosraten).
c. Kawasan strategis kota meliputi:
1. kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek ekonomi merupakan kawasan
terpadu yang meliputi :
koridor Jalan Jend. Gatot Subroto dan sebagian ruas Jalan Dr. Rajiman
(Coyudan) Kelurahan Kemlayan-Kecamatan Serengan; dan
koridor rencana jalan lingkar Utara yang melewati Kelurahan Mojosongo-
Kecamatan Jebres, Kelurahan Nusukan, Kelurahan Kadipiro dan Kelurahan
Banyuanyar-Kecamatan Banjarsari.
2. kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek sosial budaya diarahkan di
kawasan Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, dan Taman Sriwedari.
III -
13
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
3. kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan di kawasan Solo
Techno Park.
4. kawasan strategis kota dari sudut kepentingan lingkungan di Kawasan Satwa Taru
Jurug.
III -
14
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
15
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
16
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
17
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
18
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
19
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
20
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
21
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Kajian Potensi Kerjasama Daerah Kota Surakarta
III -
22