You are on page 1of 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : SURHIKMAT


Asal Institusi : SMAN 10 LUWU

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
diidentifikasi masalah

1 Rendahnya Minat dan Hasil kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
motivasi belajar Siswa dalam literatur dan hasil wawancara diketahui bahwa
Pembelajaran. 1. Riska, 2021. Analisis Belajar Fisika Peserta didik terhadap Aplikasi Edumu. penyebab munculnya masalah minat dam
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/14635-Full_Text.pdf Motivasi siswa masih rendah dalam mengikuti
Gejalanya Minat belajar adalah aspek psikologis dimana seseorang memiliki atau akan proses pembelajaran adalah :
1. Peserta didik sering izin menampakkan beberapa gejala seperti : gairah, keinginan, motivasi, perasaan, 1. Kurangnya kemampuan guru dalam
keluar untuk senang terhadap kegiatan-kegiatan yang memiliki pengaruh terhadap tingkah laku mengorganisir pembelajaran dan
menghindari yang meliputi mencari pengalaman dan pengetahuan , dengan kata lain minat mengeksplor kemampuan siswa.
pembelajaran belajar itu adalah perhatian, perasaan senang, ketertarikan seseorang (warga 2. Guru kurang inovatif menerapkan model
2. siswa hanya belajar) pada kegiatan belajar yang dijalaninya dan yang akhirnya ditampakkan pembelajaran
mengandalkan temannya seseorang melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan ketika mengikuti proses 3. Guru kurang mengintegrasikan materi Fisika
yang pintar pembelajaran. dengan kehidupan sehari-hari/kontekstual.
3. Siswa kurang 4. Siswa menganggap sulit materi fisika yang
bersemangat 2. Nurmaliza, dkk. (2021), DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR FISIKA KELAS X SMA NEGERI 3 KOTA bersifat hitungan dan abstrak.
mengerjakan soal- soal SUNGAI PENUH. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF) Jilid 17, No 1, April 2021 5. Lingkungan belajar yang kurang mendukung
fisika https://ojs.unm.ac.id/JSdPF/article/view/15559/10654 termasuk sarana dan prasarana.
1. Motivasi merupakan sebuah keinginan yang timbul dalam diri untuk melakukan
sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu ekstrinsik dan intrinsik.
a. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar namun tidak selalu
memiliki hubungan dengan aktivitas belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik
seperti belajar memenuhi kewajiban, menghindari hukuman, mendapatkan
hadiah, meningkatkan gengsi, memperoleh pujian dan belajar demi
tuntutan jabatan yang diinginkan.
b. Motivasi intrinsik merupakan motivasi belajar yang timbul murni dari diri
sendiri untuk bisa memecahkan suatu permasalahan atau mencapai suatu
tujuan. siswa yang termotivasi secara intrinsik melakukan aktivitas belajar
karena aktivitas itu sendiri, bukan karena yang lain, seperti ingin mendapat
hadiah atau karena takut akan hukuman

3. Santoso, A. (2020), THE EFFORTS TO IMPROVE MOTIVATION IN PHYSICS


LEARNING BY USING SCRAMBLE LEARNING MODEL . Ideguru: Jurnal Karya
Ilmiah Guru, Vol. 5 No. 2 (2020): Edisi November 2020
https://jurnaldikpora.jogjaprov.go.id/index.php/jurnalideguru/article/view/167/178
Rendahnya motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Ngawen ditunjukkan dengan
a. Kurangnya kemampuan bertanya,
b. Ketelitian dalam mengerjakan soal,
c. Masih mencontek,
d. Kurangnya keinginan mencari sumber belajar

Hasil kajian Wawancara


Faktor yang mempengaruhi Motivasi siswa masih rendah dalam mengikuti proses
pembelajaran
1. Guru (Sarce Palili, S.Si. Kepala Laboratorium IPA)
a. Model pembelajaran guru yang kurang inovatif
b. Tidak bisa lepas dari Gadget
c. Kebiasaan bermain Game
d. Tidak terbiasa belajar secara mandiri
2. Teman Sejawat (Rizaldy A.Bustam, S.Pd. Guru Fisika)
a. Cara mengajar yang monoton
b. Siswa tidak menyukai mata pelajaran tertentu
c. Kurangnya perhatian orang tua
3. (Drs. AKhmad, S.Pd., M.Pd Wakil Kepala SMAN 10 LUWU/KETUA MGMP
Fisika Kab.luwu)
a. Faktor intern dari dalam (kecerdasan, bakat)
b. Faktor ekstern dari luar (suasana rumah. Keadaan ekonomi dan lingkungan
sekolah)
2. Guru kurang dalam Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
mengimplementasikan model 1. Rimbawati, N., & Muchlas, M. (2015). PENGEMBANGAN MODEL literatur dan hasil wawancara diketahui bahwa
pembelajaran yang inovatif PEMBELAJARAN ADAPTIVE BLENDED LEARNING UNTUK BERBAGAI JENIS penyebab munculnya masalah Guru belum
GAYA BELAJAR SISWA MENENGAH ATAS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK terbiasa mengkombinasikan model pembelajaran
Gejalanya
STATIS. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika,Vol 1 No 2 (2015) yang inovatif dan interaktif adalah:
1. Proses pembelajaran
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpppf/article/view/7/6 1. Guru kurang melakukan pendekatan kepada
yang masih monoton
Pelajaran fisika saat ini telah banyak diberikan dengan menggunakan model siswa untuk menumbuhkan minat belajar.
2. Pada saat proses
dan media pembelajaran onlineyang variatif. Namun, dari berbagai model 2. Penerapan model pembelajaran yang kurang
pembelajaran siswa lebih
pembelajaran tersebut masih jarang yang memperhatikan gaya belajar siswa. melibatkan partisipasi siswa.
suka mengobrol dengan
Akibatnya, pembelajaran menjadi kurang maksimal dan kurang memotivasi siswa. 3. Motivasi belajar siswa rendah dan kurang
temannya
2. Susilo, A. (2020). PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN memahami materi yang bersifat abstrak.
3. Guru sering menggunkan
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI PENGUKURAN 4. Media pembelajaran yang digunakan kurang
metode ceramah
SISWA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, VOL. 3 NO. 3 (2020) menarik minat siswa.
sehingga berlangsung
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPPG/article/view/29861/17025
satu arah
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru guru kelas X
SMK ditemukan permasalahan dalam pembelajaran.
a. Guru kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajarannya seperti
kurang menggunakanmetode dalam pembelajaran.
b. Komponen RPP masih kurang lengkap dan kegiatan pembelajaran masih
didominasi oleh guru dan hanya sedikit aktivitas siswa.
Selanjutnya, dilakukan observasi saat pembelajaran berlangsung di kelas X
SMK Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa
a. Pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan menggunakan ceramah.
b. Siswa di dalam pembelajaran menjadi pasif dan hanya mendengarkan
penjelasan dari guru.
c. Siswa menjadi lebih cepat bosan, karena pembelajaran tidak menarik
bagi siswa sehingga siswa tidak konsentrasi terhadap pembelajaran.
Tidak jarang siswa melakukan kegiatan lain saat pembelajaran berlangsung
seperti mengobrol dengan temannya
3. Winarti, WT. Yuliani, H. & Rohmadi, M. & Septiana, N. (2021), Pembelajaran
Fisika Menggunakan Model Discovery Learning Berbasis Edutainment. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika, Vol 5 No 1 2021
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jipf/article/view/2789/pdf
Menurut Winarti, WT. Yuliani, H. & Rohmadi, M. & Septiana, N. (2021) hasil
observasi di beberapa Sekolah Menengah Atas di Kalimantan Tengah proses
pembelajaran fisika di kelas masih sangat monoton dan siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru yang mengampu mata pelajaran tersebut. Banyak guru yang
tidak menggunakan media apapun dalam menyampaikan materinya, dan
hanyaterfokus pada buku teks yang digunakan. pembelajaran fisika masih
menggunakan pembelajaran langsung dan monoton. Beberapa guru menjelaskan
bahwa beliau paham dan mengetahui mengenai macam-macam model pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan. Namun, guru tidak menggunakan dan
memanfaatkan model pembelajaran yang ada, karena fasilitas yang kurang memadai
di dalam kelas, serta pola pikir guru yang ingin mengajar secara mudah, karena
terbatasnya waktu yang ada.

Hasil Wawancara
Faktor yang mempengaruhi Guru belum terbiasa mengkombinasikan model
pembelajaran yang inovatif dan interaktif
1. Guru (Sarce, S.Si. Kepala Laboratorium IPA)
a. Kebiasaan mengajar dengan metode konvensional
2. Teman Sejawat (Rizaldy A. Bustam. Guru Fisika)
a. Guru belum memilki metode pembelajatran yang tepat
b. Keterbatasan sarana dan prasarana
3. (Drs. AKhmad, S.Pd., M.Pd Wakil Kepala SMAN 10 LUWU/KETUA MGMP
Fisika Kab.luwu)
a. Belum memahami langkah – langkah/ sintaks dari model pembelajaran tertentu.
b. Kurang menguasai IT
Guru tersebut belum pernah mengikuti workshop tentang penggunaan model –
model pembelajaran

3 Hubungan antara orang tua Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
dan guru terkait 1. Harianto, A. (2019), PERAN ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI literatur dan hasil wawancara diketahui bahwa
pembelajaran masih terbatas. BELAJAR ANAK DAN PRESTASI SISWA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr, penyebab munculnya masalah Peran orang tua
Gejalanya VOL. 8 NO. 2 (2019) kurang dalam menyelesaikan masalah belajar
1. Siswa tidak hadir di https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/raushanfikr/article/view/4205 anaknya adalah
madrasah karena Peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak di sekolah sangatlah 1. Pekerjaan orang tua yang sibuk sehingga
membantu orang tua besar. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya kurang mengawal pendidikan anak.
bekerja di sawah atau mereka acuh tak acuh terhadap proses belajar anaknya, tidak memperhatikan sama 2. Guru kurang mengkomunikasikan
kebun sekali akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur perkembangan belajar siswa ke orang tua.
2. Siswa bermain game waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajar, tidak mau tahu
sampai larut malam bagaimana kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitanyang dialami anaknya
sehingga anak tersebut dalam belajar dan lain-lain dapat menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak
bangun kesiangan dan berhasil dalam belajarnya.
mengantuk dimadrasah 2. Angraeni, R N. Fakhriyah, F. Ahsin, M N. (2021), PERAN ORANG TUA
3. Orang tua siswa tidak SEBAGAI FASILITATOR ANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN ONLINE DI
datang mengambil raport RUMAH, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Vol 8, No 2 (2021)
saat pembagian raport https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/pendas/article/view/15464/5634
4. Orang tua siswa tidak Peran orang tua sebagai fasilitator dalam pembelajaran online meliputi orang tua
datang kesekolah jika melakukan pendampingan kepada anak, orang tua sebagai jembatan antara anak dan
diberikan surat guru, serta orang tua sebagai penyedia fasilitas yang menunjang pembelajaran
pemanggilan orang tua. online.
3. Kurniawaty, I, Faiz, A, dan Yustika, M (2022), PEMBERIAN MOTIVASI
BELAJAR PADA ANAK MELALUI PERAN ORANG TUA. Jurnal Basicedu, Vol
6, No 1 (2022)
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1869/pdf
Orang tua merupakan orang pertama yang memiliki peran sangat besar dalam
membina pendidikan anak, karena dari pendidikan itu akan menentukan masa depan
anak, terutama peran orang tua sangat penting dalam proses mendidik,
membimbing, dan memotivasi anak. kenyataan yang terjadi di lapangan kasus yang
terjadi banyak orang tua yang masih belum memahami dan menyadari perannya
dalam pendidikan anak termasuk dengan motivasi belajar anak. Orang tua
yang tidak tahu peran mereka dalam membantu anaknya sehingga
terkadang orang tua hanya mengetahui dan bertanggung jawab sekedar
menyekolahkan anaknya tetapi mengabaikan pendidikan dari orang tua itu sendiri,
termasuk dorongan dan motivasi belajar bagi anak tersebut. Padahal seperti yang
diketahui bahwa pendidikan yang pertama kali dikenal oleh anak adalah dari
keluarga dan orang tua berperan penting di dalamnya.

Hasil Wawancara
Faktor yang mempengaruhi Relasi/hubungan guru dengan siswa terkait pembelajaran
masih rendah
1. Guru (Sarce Palili, S.Si. Kepala Laboratorium IPA)
a. Kurang perhatian dari orang tua
b. Orang tua tidak memenuhi panggilan dari sekolah
2. Teman Sejawat (Rizaldi A.Bustam,S.Pd. Guru Fisika)
a. Kesibukan orang tua
3. (Drs. AKhmad, S.Pd., M.Pd Wakil Kepala SMAN 10 LUWU/KETUA MGMP
Fisika Kab.luwu)
a. Orang tua sibuk
b. Tidak memahami perannya dalam meningkatkan hasil belajar anaknya
c. Kurangnya perhatian terhadap anaknya

4 Kemampuan siswa untuk Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
menyelesaikan soal-soal 1. Damanik, Fenny Cloudya (2020), Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Hots literatur dan hasil wawancara diketahui bahwa
HOTS masih rendah. (Higher Order Thinking Skill) Bentuk Pilihan Ganda Berdasarkan Taksonomi penyebab munculnya masalah Sebagian besar
Bloom Revisi Pada Materi Gelombang Bunyi. siswa tidak dapat menyelesaikan soal HOTS
Gejalanya
http://digilib.unimed.ac.id/42095/ adalah
1. Pendidik lebih sering
Permasalahan yang sering terjadi di sekolah, soal-soal cenderung lebih banyak 1. Guru jarang mengembangkan soal HOTS
membuat soal yang
menguji aspek ingatan yang kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi secara mandiri.
simpel yang didapatkan
peserta didik, kemampuan berpikir anak Indonesia secara ilmiah dianggap masih 2. Guru kurang melatih siswa dalam
dari internet
rendah, salah satu faktor penyebabnya antara lain karena peserta didik di Indonesia menyelesaikan soal HOTS
2. Kurangnya pemahaman
kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal yang mengukur HOTS, dan masalah 3. Guru jarang mengajak siswa berpikir analisis
konsep siswa untuk
yang dihadapi oleh guru adalah kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen dalam memecahkan masalah.
menganalisis narasi dan
asesmen HOTS masih kurang dan belum tersedianya instrumen asesmen yang 4. Kurangnya pemahaman konsep siswa untuk
perhitungan pada soal
didesain khusus untuk melatih HOTS, sehingga perlu dikembangkan instrumen menganalisis narasi dan perhitungan pada
HOTS
asesmen HOTS. Pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik soal HOTS
akan menghasilkan: kemahiran peserta didik dalam strategi pemecahan masalah
menjadi baik, tingkat keyakinan peserta didik dalam fisika meningkat, dan prestasi
belajar peserta didik pada masalah non-rutin yang menuntut keterampilan berpikir
tingkat tinggi meningkat.
2. Kusuma (2021), ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA
VARIABEL. Jurnal Saintika Unpam, Vol 3, No 2 (2021)
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jsmu/article/view/8674/6049
Faktor-faktor penyebab siswa kesulitan dalam mengerjakan soal HOTS yaitu :
kurangnya pemahaman konsep yang digunakan dalam perhitungan, tidak mampu
memahami soal berupa narasi, dan salah dalam mendeskripsikan pertanyaan dari
soal.
3. Yusuf, I. Widyaningsih, SW. (2018), PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA
DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS DI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS PAPUA. Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 2, No 1 (2018)
https://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/view/63/61
Hal yang menyebabkan masih rendahnya skor HOTS dipengaruhi oleh bentuk
instrumen yang sebagian besar berjenis tes pilihan ganda, sehingga membuat
jawaban siswa menjadi terbatas dan kurang memfasilitasi mereka untuk
mengutarakan pendapat, mengungkapkan dengan bebas apa yang mereka ketahui
dan solusi seperti apa yang hendak mereka berikan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada pada soal.
Hasil Wawancara
Faktor yang mempengaruhi Sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan soal
HOTS
1. Guru (Sarce Palili, S.Si. Kepala Laboratorium IPA)
a. Siswa menegrjakan soal yang mudah
b. Siswa lama mengerjakan soal hots
2. Teman Sejawat (Rizaldy A.Bustam,, S.Pd. Guru Fisika)
a. Penguasaan materi dan konsep yang kurang
b. Siswa tidak memahami materi yang diajarkan guru
3. Pakar (Akhmad, S.Pd., M.Pd Wakil Kepala SMAN 10 LUWU/KETUA MGMP
Fisika Kab.luwu)
a. Soal hots adalah soal yang membutuhkan penalaran tinggi .
b. Kurangnya pemahaman konsep yang digunakan dalam perhitungan
c. Tidak mampu memahami soal berupa narasi
d. Salah mendeskripsikan pertanyaan dari soal
e. Kurang berlatih dalam menyelesaikan soal hotts
5 Guru belum maksimal dalam Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
memanfaatkan TIK/inovasi 4. Fitri, E. A. ., Karyadi, B. ., & Johan, H. . (2023). ANALISIS KEBUTUHAN: literatur dan hasil wawancara diketahui bahwa
dalam pembelajaran. PEMANFAATAN TEKNOLOGI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJAR FISIKA BAGI penyebab munculnya masalah Guru masih
Gejalanya PESERTA DIDIK DI PULAU ENGGANO. Jurnal Pendidikan Tambusai, VOL. 7 belum optimal dalam penggunaan teknologi
1. Guru belum mahir dalam NO. 1 (2023): APRIL 2023 dalam pembelajaran adalah
pembuatan Media https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/5487/4600 1. Keterbatasan guru dalam menguasai
Pembelajaran misalnya jika dalam proses pembelajaran fisika tidak menggunakan alat bantu atau suatu teknologi untuk digunakan dalam
PPT ataupun video media dalam mempelajarinya, maka peserta didik akan kesulitan mengamati dan pembelajaran fisika terutama dalam
pembelajaran memahami fenomena yang sedang dipelajari. Peserta didik juga kurang termotivasi menyiapkan media pembelajaran berbasis IT.
2. Sumber belajar masih untuk melakukan pembelajaran karena sering kali media yang digunakan 2. Guru kurang aktif dalam mempelajari
menggunakan buku dianggap membosankan. penggunaan teknologi lebih lanjut di internet
3. Siswa mencari referensi 5. Yusriani Yusriani,Muhammad Arsyad, et all (2019), Kesulitan Guru Dalam ataupun teman sejawat.
materi tanpa Mengimplementasikan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Mata Pelajaran 3. Terbatasnya media pembelajaran berbasis
menggunakan sumber Fisika Di Sma Negeri Kota Makassar. Seminar Nasional Fisika,Vol 2 (2019) teknologi yang digunakan dalam
terpercaya atau referensi https://ojs.unm.ac.id/semnasfisika/article/view/14378/8858 pembelajaran.
lain atau hanya pada Menurut Yusriani Yusriani,Muhammad Arsyad, et all (2019). 4. Sarana dan prasarana masih kurang
situs teratas pada mesin a. Kesulitan guru dalam model inovatif pembelajaran berbasis proyek yakni,
pencarian 1) Alokasi waktu yang dibutuhkan melampaui jam pelajaran,
4. Guru jarang melakukan 2) Ketersediaan alat dan bahan terbatas,
praktikum dengan 3) Guru masih asing dengan sintaks model pembelajaran berbasis proyek dan
mengunakan media 4) Guru kurang dapat menentukan proyek yang sesuai dengan model
praktikum virtual lab pembelajaran berbasis proyek.
b. Adapun faktor-faktor penghambat yakni:
1) Membutuhkan biaya yang cukup banyak,
2) Guru tidak pernah mendapatkan pelatihan terkait model pembelajaran
berbasis proyek,
3) Tidak tersedia LKPD berbasis proyek,
4) Guru merangkap jabatan,
5) Administrasi guru banyak, siswa tidak mandiri, dan penilaian menghabiskan
banyak waktu.
6. Nurayommila TU. Nyeneng, DP. Abdurrahman (2015), PENGARUH
KETERAMPILAN PENGGUNAAN MEDIA TIK PROGRAM LATIHAN TERHADAP
HASIL BELAJAR FISIKA Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 3, No 3 (2015)
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/view/8590/5324
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika di SMA Yadika
Bandar Lampung menyebutkan bahwa untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa
pada suatu materi pelajaran guru biasanya memberikan latihan-latihan berupa
soalsoal. Latihan-latihan soal yang digunakan biasanya menggunakan soal-soal yang
telah tersedia di LKS, selain itu juga guru membuatnya sendiri yang tertuang dalam
selembar kertas atau beberapa kertas. Selanjutnya siswa mengerjakannya, hal
tersebutlah yang selama ini terjadi. Hal tersebut belum dapat memperlihatkan
peningkatan prestasi belajar pada pelajaran fisika di SMA Yadika Bandar Lampung
secara optimal

Hasil Wawancara
Faktor yang mempengaruhi Guru masih belum optimal dalam penggunaan teknologi
dalam pembelajaran
1. Guru (Sarce Palili, S.Si Kepala Laboratorium IPA)
a. Tidakm mengupdate informasi
b. Fasilitas seolah
c. Motivasi untuk blajar teknologi
d. Hanya berharap fada fasilitas sekolah
2. Teman Sejawat (Rizaldy. ABustam, S.Pd. Guru Fisika)
a. Terbatasnya sarana dan prasaran
b. Pelarangan siswa membawa gadget ke sekolah
3. (Akhmad, S.Pd., M.Pd Wakil Kepala SMAN 10 LUWU/KETUA MGMP Fisika
Kab.luwu)
a. Kurang memilkim kompetensi
b. Tidak ada kemauan memanfatkan TIK
c. Sarana prasarana tidak memadai

You might also like