You are on page 1of 11

Nama : Iwan Setiawan, S.

Pd
No. UKG : 201501876632
Unit Kerja : SMKS Pasundan Jatinangor
Lembar Kerja : LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Fase E : Kelas X
Elemen: MENYIMAK
CP: Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan,
pikiran, perasaan, pandangan, arahan, atau pesan yang akurat dari menyimak cerita
(fiksi non fiksi)
No. Masalah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab
yang Telah Masalah
Diidentifikasi
1 Motivasi Literatur: Berdasarkan hasil eksplorasi
siswa kelas X Menurut Sudaryanto dalam Naibaho (2021), penyebab permasalahan melalui
dalam faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa studi literatur, wawancara, dan
belajar adalah: (a) Faktor internal, yaitu faktor yang diskusi, maka analisis eksploratif
Bahasa berasal dari diri siswa itu sendiri, seperti kondisi yang menyebabkan adanya
Indonesia di jasmani dan rohani, cita-cita atau cita-cita, permasalahan adalah, yaitu:
SMKS kemampuan siswa, dan perhatian mereka; (b)
Pasundan Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari • Pengaruh adanya faktor
Jatinangor luar siswa seperti lingkungan, unsur dinamis pada internal seperti kondisi jasmani
saat pembelajaran, dan usaha guru dalam dan rohani siswa;
mengelola kelas. • Pengaruh kehadiran faktor
eksternal seperti lingkungan
https://journal.ipts.ac.id/index.php/Math dan upaya guru dalam
Edu/article/download/2596/1769 pengelolaan kelas;
• Strategi dan metode yang
Menurut Hamdani (2011) untuk mengembangkan digunakan guru belum
prestasi siswa, guru harus maksimal;
memperhatikan kondisi internal dan eksternal • Guru kurang maksimal dalam
siswa. Sumber daya internal meliputi kesehatan, menggunakan media yang
keterampilan, kemampuan, dll. Kondisi eksternal menarik;
meliputi kebersihan ruang kelas, sarana dan • Siswa mempunyai aktivitas lain
prasarana, dll. di luar pembelajaran di kelas;
(Hamdani, 2011. Strategi Belajar dan Mengajar) • Siswa mempunyai aktivitas
atau aktivitas selain sekolah.
Wawancara:
Nasum Teman Sejawat
Nama: Hj. Kania, S.Pd, M.Pd
Tanggal: 20 Novermber 2023,

Hasil wawancara dengan teman sejawat dapat


disimpulkan bahwa beberapa faktor penyebab
rendahnya motivasi siswa dalam belajar Bahasa
Indonesia (tidak fokus) di SMKS Pasundan
Jatinangor, yaitu:
• Siswa sudah kelelahan karena kegiatan
ekstrakurikuler (aktif berorganisasi, persiapan
lomba)
• Puas di bengkel/Lab, siswa lebih antusias
mengerjakan proyek (latihan);
• Siswa merasa jenuh ketika mendengarkan
materi, lebih antusias mengerjakan tugas
praktek (proyek);
• Metode mengajar guru masih monoton;
• Tidak berminat belajar (mengatakan karena
petanya tidak produktif);
• Tidak tertarik dengan materi yang diajarkan;
• Siswa kurang bersemangat karena
penggunaan Gadget/Hp.

Diskusi:
• Siswa hanya bermain dengan ponselnya;
• Kurangnya perhatian dari guru dan orang
tua.

2 Literatur: Berdasarkan hasil eksplorasi


Menurut Sudaryanto dalam Naibaho (2021), penyebab permasalahan melalui
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa studi literatur, wawancara, dan
adalah: (a) Faktor internal, yaitu faktor yang diskusi, maka analisis eksploratif
berasal dari diri siswa itu sendiri, seperti kondisi yang menyebabkan adanya
jasmani dan rohani, cita-cita atau cita-cita, permasalahan adalah, yaitu:
kemampuan siswa, dan perhatian mereka; (b)
Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari 1. Tidak ada kolaborasi semua
luar siswa seperti lingkungan, unsur dinamis pada pihak dan kerjasama dalam
saat pembelajaran, dan usaha guru dalam Pendidikan peserta didik.
mengelola kelas. 2. Menggunakan media yang
banyak digunakan atau
https://journal.ipts.ac.id/index.php/Math dikuasai oleh peserta didik.
Edu/article/download/2596/1769 3. Mengenali setiap individu
peserta didik.

Wawancara:
NASUM AHLI
Nama: Hartanto, S.Pd, M.Pd
Tanggal: 21 November 2023
Hasil wawancara dengan nara sumber (ahli)
Penyebab dan cara menyingkapi rendahnya
motivasi peserta didik kelas X SMKS Pasundan
Jatinangor malu atau kurang percaya dalam
pembelajaran, adalah:
Pertanyaan:
1. Menurut pendapat Bapak apa penyebab akan
rendahnya motivasi peserta didik dalam
pembelajaran?
2. Bagaimana meningkatkan literasi ditengah
berkembangnya IT?
Jawaban:
1. Kurangnya kolaborasi dan kerjasama setiap
aspek yang berpengaruh pada peserta didik
2. Menggunakan media yang banyak digunakan
atau dikuasai oleh peserta didik.
3. Mengenali setiap individu peserta didik.

3 Wawancara:
NASUM PENGAWAS SMK
Nama: Rahman, S.Pd, M.Pd)
Tanggal: 21 Noveember 2023

1. Pertanyaan:
“Menurut hemat Bapak, Faktor apa saja yang
menyebababkan rendahnya motivasi siswa
dalam pembelajaran dan belajar
Bahasa Indonesia?”

Jawab:
“Faktor internal : (1) Salah satunya adalah
kecenderungan peserta malas utk membaca baik
itu berhubungngan dgn wacana dll; (2) Penyebab
selanjutnya keinginan siswa utk sulit berpikir
berkenaan mata pelajaran(karya sastra) shg
siswa berpikir bhs indo beranggapan
mapel yg menjenuhkan.”

2. Pertanyaan:
“Bagaimana meningkatkan Lierasi peserta didik
dimana pada sat ini perkembangan IT sudah
berkembang pesat dan langkah apa saja yang
harus kita ambil untuk mengatasi pengaruh
negatifnya pada peserta didik?”

Jawab:
“Dengan mengaitkan literasi dengan mengaitkan
literasi dengan perkembangan jaman sekarang
contohnya, disatuan Pendidikan anak cenderung
lebih asyik dengan games nya. Berarti ketika kita
memberikanpengajaran harus mengaitkan
pembelajaran tersebut dengan hoby dan minat
anak. Walaupun ada hal negatifnya tapi kita
harus memberikan arahan yang baik sehingga
anak mau belajar dengan optimal.”

3. Pertanyaan:
“Langkah apa yang harus diambil untuk
mengatasi factor penyebab yang bapak
sebutkan tadi?”

Jawab:
“Apa yang lagi tren dikalangan anak sehingga
kita bias mengaitkann pembelajaran tersebut
dengan minat anak sehingga anak mau belajar.”

Pertanyaan:
“Menyingkapi orang tua (kebetulan wilayah
industry) yang memberikan sfirit pada anaknya
yang penting mendapat ijazah agar bisa
melamar kerja di pabrik. Langkah kolaborasi
apa yang harus kita ambil agar orang tua
memberikan semangat untuk belajar, karena itu
juga berdampak akan motivasi
anak dalam belajar?”

Jawab:
“Memberikan motivasi baik itu kpd ank maupun
orgtua bhw bekerja itu adlh suatu yg
memberikan dmpk yg bgs baik utk ank dan klrg.
Apalagi kalau sklh kita sdh bekerjasama dgn
DUDI shg penyaluran ank bs lbh di optimalkan
4 Siswa merasa Literatur: Berdasarkan hasil eksplorasi
tidak percaya Andayani dalam jurnal Factors of Self-Confidence penyebab permasalahan melalui
diri untuk in Learning Speaking Skills menegaskan bahwa studi literatur, wawancara, dan
bercerita kemampuan berbicara adalah kemampuan diskusi, maka analisis eksploratif
tentang mengungkapkan isi pikiran dan perasaan yang menyebabkan adanya
Hikayat yang seseorang dalam bentuk bunyi bahasa. Mencapai permasalahan yaitu:
pernah target berbicara • Faktor keterbacaan meliputi
dibaca di dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya kesesuaian tuturan, pemilihan
depan adalah faktor basah dan tidak basah. diksi, dan sasaran pembicara
teman- Faktor kefasihan meliputi: (a) kesesuaian tuturan, yang masih fasih;
temannya. (b) ketepatan penempatan tekanan, nada, dan • Faktor non bahasa antara lain
durasi, (c) pilihan diksi, dan (d) kesesuaian sasaran perasaan gelisah, kaku, bicara
pembicara. Faktor nonverbal meliputi: (a) sikap kurang lancar, daya nalar
wajar, tenang, dan tidak kaku, (b) pantomim dan kurang, dan pengetahuan
pantomim, (c) ketelitian, (d) hormat kepada tentang topik juga kurang.
pembaca, (e) kelancaran, (f) daya nalar, dan • Kemampuan siswa yang sangat
(g) pengetahuan tentang topik tersebut. (Maidar baik dalam berbicara Bahasa
dan Mukti, 1998: 87). Indonesia;
• Bahasa Indonesia yang dikuasai
https://core.ac.uk/download/pdf/267 siswa adalah Bahasa Indonesia
087156.pdf yang luas dan kasar;
• Siswa merasa takut melakukan
Tarigan (2011) dalam Pengajaran Analisis kesalahan di depan kelas.
Kesalahan Linguistik menjelaskan bahwa guru
harus mengoreksi kesalahan siswa dengan cara
yang bijaksana dan lembut dengan penuh rasa
hormat atau hormat, terutama dalam pekerjaan
lisan yang dilakukan di depan kelas, di depan
orang lain. siswa.
Menurut Walz (1982) dalam Tarigan, tata cara
koreksi kesalahan berbahasa digolongkan menjadi
tiga kategori utama, yaitu:
1. Koreksi diri Anda dengan bantuan guru;
2. Mengoreksi bersama teman;
3. Koreksi langsung oleh guru.
(Tarigan. 2011. Analisis Kesalahan Pengajaran
berbicara)

Wawancara:
Nasum: Agustian, S.Pd dan Siswa kelas X TKJ
20 Nov 2023
Dari hasil wawancara dengan sesama guru, rekan
MGMP, dan beberapa siswa, dapat disimpulkan
bahwa beberapa faktor yang menyebabkan siswa
kelas X SMKS Pasundan Jatinangor malu atau
kurang percaya diri untuk bercerita, adalah:
• Pengetahuan kosa kata yang tidak mendukung
 Bahasa Indonesia nya banyak dipengaruhi oleh
Bahasa daerah;
• Sulit memilih kata-kata yang sesuai dengan
konteks atau cerita yang ingin disampaikan;
• Siswa merasa takut melakukan kesalahan
dalam menggunakan Bahasa Indonesia.

Diskusi:
• Siswa lebih sering menggunakan Bahasa
Daerah dalam kehidupan sehari-hari;
• Faktor internal karena siswa merasa malu
(kurang percaya diri);
• Bahasa Daerah yang biasa digunakan
siswa adapun menggunakan Bahasa
Indonesia memakai bahasa tidak baku
• Bahasa Indonesia gaul dan cenderung tidak
baku
5 Rendahnya Kajian Literatur Setelah dilakukan kajian
minat a. Menurut Citra Pratama Sari (2018), rendahnya literatur dan wawancara
membaca minat membaca siswa disebabkan oleh faktor mengenai masalah rendahnya
siswa internal dan eksternal. Faktor internal minat membaca siswa, faktor
penyebab masalahnya yaitu
rendahnya minat membaca siswa yaitu
sebagai berikut.
kemampuan membaca siswa dan kurangnya 1) Siswa tidak membiasakan
kebiasaan membaca. Faktor eksternal diri untuk gemar membaca.
rendahnya membaca siswa yaitu lingkungan 2) Peran perpustakaan
sekolah yang kurang mendukung, peran sekolah belum maksimal.
perpustakaan sekolah belum maksimal, 3) Budaya membaca di
keterbatasan buku/bahan bacaan, lingkungan lingkungan keluarga masih
keluarga kurang yang mendukung, dan rendah
4) Rendahnya kesadaran pen-
pengaruh menonton televisi dan bermain
tingnya membaca.
games di handphone
5) Pengaruh handphone dan
televisi.
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/p
gsd/article/download/13875/13400\
b. Menurut Wirda Shofia, dkk. (2021), faktor yang
mempengaruhi minimnya minat membaca
siswa disebabkan oleh faktor internal yakni
faktor gender. Siswa perempuan suka
membaca dibanding siswa laki-laki. Selain
gender, faktor internal lain diantaranya:
keinginan membaca dari dalam diri, lebih suka
bermain HP/menonton televisi, dan prestasi
siswa. Faktor eksternal juga dapat
mempengaruhi minimnya minat membaca
siswa. Faktor tersebut yaitu peran guru dan
orangtua.
Wawancara
a. Teman Sejawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan Dede
komarudin, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia),
rendahnya minat membaca siswa disebabkan oleh
kurangnya motivasi orangtua terhadap siswa
untuk membaca, kurangnya kesadaran siswa
pentingnya membaca buku, ketersediaan buku
bacaan di perpustakaan.

Wawancara
Kepala Sekolah
Nama Nunung Kurnia, S.T, M.Pd
faktor penyebab rendahnya minat membaca siswa
yaitu: 1 ) kebiasaan siswa bermain handphone, 2)
siswa tidak menyadari pentingnya membaca buku,
3) fasilitas buku di perpustakaan sekolah kurang
memadai, 4)kurangnya peran Orang tua dalam
membudayakan membaca di lingkungan rumah.

6 Guru emiliki Kajian Literatur Setelah dilakukan kajian literatur


kendala alam a. Menurut Indah Fajar Friani, dkk. (2017), kendala dan wawancara mengenai masalah
menerapkan guru dalam menerapkan model pembelajaran guru memiliki kendala dalam
model inovatif yaitu sebagai berikut. 1) Siswa memiliki menerapkan model pembelajaran
pembelajara inovatif, faktor penyebab
karakteristik yang berbeda sehingga guru
n inovatif masalahnya yaitu sebagai berikut.
mengalami kesulitan bekerja sama dengan siswa 1) Perbedaan karakteristik
dalam pembelajaran. 2) Guru kurang memahami
model-model pembelajaran inovatif. 3) Perbedaan siswa
tingkat kecerdasan siswa dalam mengikuti 2) Guru kurang memahami
pembelajaran dengan menggunakan model model-model pembelajaran
pembelajaran inovatif. inova-tif.
3) Terbatasnya waktu dalam
menyiapkan/ menerapkan
4) Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam model pembelajaran inova-
mengikuti pembelajaran dengan tif.
menggunakan model pembelajaran inovatif. 4) Sarana dan prasarana
Kendala Guru dalam Menerapkan Model sekolah belum memadai.
Pembelajaran pada Pembelajaran
Tematik berdasarkan Kurikulum 2013 di SD Negeri
2 Kota Banda Aceh
https://media.neliti.com/media/publications/188
143-ID-kendala-guru-
dalammenerapkan-model-pembe.pdf
b. Menurut Farida Yusrina (2019), hambatan guru
dalam menerapkan model
pembelajaran yaitu sebagai berikut. 1) Guru belum
mendapatkan metode
pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam
pembelajaran. 2) Guru
belum memahami langkah-langkah model
pembelajaran yang diterapkan. 3)
Guru kurang menguasai materi karena merangkap
dua posisi di sekolah. 3)
Pemahaman guru mengenai model pembelajaran
inovatif masih terbatas.
Hambatan Guru dalam Menerapkan Model
Pembelajaran Inovatif pada Mata
Pelajaran Sejarah di SMP Negeri 3 Magelang
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/arti
cle/view/34597
c. Menurut Siti Remeja, dkk. (2019)
mengemukakan bahwa dalam menerapkan
model pembelajaran berbasis saintifik, ada
beberapa hambatan yang dialami
guru yaitu sebagai berikut. 1) Materi yang sulit
tidak sesuai dengan
pengetahuan awal siswa. 2) Siswa kurang percaya
diri dalam menyampaikan
pendapat. 3) Guru kesulitan mengatur alokasi
waktu.
Hambatan Guru dalam Menerapkan Model-Model
Pembelajaran Berbasis
Saintifik di Kelas IV SDN Unggul Lampeuneurut
Aceh Besar
https://jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/13324
wawancara teman sejawat
nama: Hj. Kania, S.Pd, M.Pd

kendala yang dialami guru dalam menerapkan


pembelajaran inovatif yaitu sebagai berikut. 1)
Media pembelajaran kurang tepat. 2) Sarana dan
prasarana sekolah kurang memadai.

You might also like