You are on page 1of 6

Permatasari, A., Kusuma, A. P., Farisi, S. A.

Pengaruh Penerapan Model Blended learning Berbantuan Google Classroom Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa pada Materi Trigonometri
DOI 10.37640/ice.xx.xxxx-xxxx
In Proceedings of the 1st International Conference on Education (ICE 2022), pages xxx-xxx
ISBN 9XX-9XX-7XX-5XX-X / ISSN 2XXX-XXXX
Copyright © 2022 by STKIP Kusuma Negara Press. All rights reserved

Pengaruh Penerapan Model Blended Learning Berbantuan Google Classroom Terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri

Anita Permatasari1*, Arie Purwa Kusuma2, Salman Al Farisi3


1
Pendidikan Matematika, STKIP Kusuma Negara, Jakarta
*anitap18@stkipkusumanegara.ac.id

Abstrak
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan adanya pengaruh model belajar terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis siswa pada materi perbandingan trigonometri, antara siswa yang belajar menggunakan model belajar discovery
learning dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan model belajar blended learning. Metode penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design. Dalam
rancangan ini tidak diawali dengan Pretest. Untuk menentukan pengaruh dari kedua kelompok dengan diberikan perlakuan
yang berbeda, kedua kelompok tersebut diberikan posttest. Hasil posttest digunakan untuk mengetahui mana yang lebih
efektif. Sampel yang digunakan sebanyak 60 orang siswa dari kelas Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP).
Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara cluster random sampling. Berdasarkan perhitungan diperoleh data bahwa
rata-rata hasil belajar siswa melalui model blended learning memiliki rata-rata 75,83 simpangan baku 13,58 median 79,5
serta modus 83,07. Selanjutnya hasil belajar siswa yang diajar melalui model discovery learning memiliki rata-rata 67,60
simpangan baku 10,94 median 68,83 serta modus 64,10. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh t hitung sebesar 2,610 dan ttabel
pada taraf nyata α = 0,05 dan dk = 58 sebesar 2,001. Dari penelitian didapat t hitung = 2,610 > ttabel = 2,001. Jadi H0 ditolak
dan H1 diterima. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan diterimanya H1 dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penerapan model blended learning berbantuan google classroom terhadap kemampuan berpikir
kritis matematis siswa pada materi trigonometri di kelas X SMK Merah putih Kota Bekasi. Dengan demikian model
pembelajaran Blended Learning berbantuan Google Classroom ini dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa khususnya pada materi trigonometri.

Kata kunci: Berpikir Kritis Matematis, Blended Learning, Perbandingan Trigonometri.

PENDAHULUAN

Banyak negara yang terdampak Covid-19, tak terkecuali Negara Indonesia. Pemerintah Negara Indonesia
melakukan upaya dengan menerapkan sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai pencegahan
dan mengurangi penyebaran virus tersebut. Sejak ditetapkannya PSBB, sistem pendidikan yang pada mulanya
diimplementasikan secara tatap muka di sekolah digantikan pada sistem pembelajaran jarak juah atau ( daring)
dimana siswa melakukan pembelajaran dan beraktivitas di dalam rumah. Dengan diterapkan pembelajaran
daring memunculkan dampak yang membuat tidak maksimalnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa
karena pada saat pembelajaran siswa belum mampu menelaah suatu masalah yang disampaikan oleh guru. Mata
pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang wajib di sekolah karena berpengaruh besar dalam berbagai
aspek kehidupan mulai dari ilmu hitung hingga penggunaan teknologi. Matematika bersifat abstrak oleh karena
itu, matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami.
Berpikir kritis dipandang sebagai kemampuan berpikir untuk membandingkan dua atau lebih
informasi, dan dapat menyimpulkannya dengan penuh pertimbangan, kejelasan serta dapat
mengevaluasi dari apa yang telah diperoleh dari pemikiran tersebut. Berpikir kritis juga masuk kedalam
kategori kemampuan yang diperlukan dalam menghadapi revolusi 4.0. Maka dari itu, pada masa
revolusi industry 4.0 kemampuan berpikir kritis ini menjadi kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh
setiap lulusan pada setiap jenjang pendidikan. Kemampuan berpikir kritis ini sangat penting dimiliki
oleh setiap siswa. Setiap orang yang dapat berpikir kritis akan mudah untuk menganalisis suatu
permasalahan yang dihadapi, mencari dan memilih penyelesaian yang tepat, logis dan bermanfaat. Saat
siswa menghadapi suatu masalah maka mereka dapat menuntaskan masalah tersebut dengan baik. Oleh

1
ICE 2022 – 1st International Conference on Education

karena itu, kemampuan berpikir kritis ini perlu diterapkan kepada siswa agar siswa terbiasa dalam
menelaah, meneliti, dan mengkaji hal-hal yang perlu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMK Merah Putih Kota Bekasi,
didapatkan hasil bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah, sekitar 25% dari 30 siswa yang
menunjukkan keaktifan dalam bertanya dan menyampaikan pendapat sisanya 75% dari 30 siswa belum
menunjukkan keaktifannya. Pertanyaan yang diajukan juga belum menunjukkan pertanyaan yang kritis.
Saat guru memberikan pertanyaan, jawaban atau tanggapan siswa belum menunjukkan jawaban
berdasarkan analisis dari pertanyaan serta kemampuan pemecahan masalah. Hal ini di perkuat dengan
adanya hasil tes kemampuan berpikir kritis yang dilakukan oleh peneliti yaitu 8 soal berupa uraian
dengan materi perbandingan trigonometri, sesuai dengan kualifikasi persentase kemampuan berpikir
kritis menghasilkan 40% dari 30 orang siswa memiliki kemampuan berpikir kritis sangat kurang, 23,3%
kurang, 16,7% cukup, 16,7% baik, dan 3,3% sangat baik. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran matematika terbilang belum maksimal. Maka
dari itu diperlukannya model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa.
Model pembelajran blended learning dianggap cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran daring
pada kondisi seperti ini. Karena dalam model pembelajaran blended learning mampu memadukan
proses sinkron dan asinkron sehingga lebih memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Proses
pembelajaran yang menerapkan blended learning lebih mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa jika dibandingkan dengan proses pembelajaran secara konvensional. Dalam penerapannya
proses pembelajaran dengan blended learning di perlukannya suatu rancangan yang matang untuk
menciptakan proses pembelajaran yang bermakna serta dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Pembelajaran model Blended Learning yang peneliti gunakan adalah Learning Management System
(LMS) berupa Google Classroom sebagai alat bantu dalam pembelajaran online. Dimana Google
Classroom merupakan aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas dalam dunia maya. Google
clasroom merupakan fitur google for education yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, baik
dalam situasi normal maupun tidak normal seperti terjadinya pandemi Covid-19 ini. Google Classroom
bisa menjadi sarana peyaluran dalam pengumpulan tugas, mengirimkan tugas hingga menilai tugas-
tugas yang dikumpulkan.
Trigonometri dapat dikatakan sebagai salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari
mengenai sudut, sisi, dan perbandingan antara sudut terhadap sisi. Secara bahasa trigonometri berasal
dari bahasa Yunani yang di terdiri dari kata Trigonon yang berarti tiga sudut, dan Metro yang berarti
mengukur. Dalam materi trigonometri kita akan lebih banyak menggunakan sifat-sifat bangun datar
segitiga. Teorema yang digunakan dalam menentukan panjang sisi segitiga adalah teorema Pythagoras.
Pythagoras adalah seorang matematikawan asal Yunani yang teoremanya sangat terkenal yaitu bahwa
sisi miring atau sisi terpanjang dalam segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya.
Dalam perbandingan trigonometri terdapat istilah matematika baru, yaitu sinus (sin), cosinus (cos),
tangent (tan atau tg), cosecan (csc atau cosec), secan (sec), dan cotangent (cot). Berdasarkan uraian
tersebut peneliti tertarik dan menganggap perlu adanya penelitian mengenai; Pengaruh Penerapan
Model Blended Learning Berbantuan Google Classroom Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Di Kelas X SMK Merah Putih Kota Bekasi”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMK Merah Putih Kota Bekasi yang beralamatkan di Jl. Ps.
Kecapi No. 2 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat, Kode Pos
17414. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 60 orang siswa yaitu kelas X OTKP 1 yang
berjumlah 30 siswa dan kelas X OTKP 2 yang berjumlah 30 siswa. Metode penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design. Bentuk ini melibatkan
dua kelompok, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ciri utamanya adalah sampel yang digunakan
untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Dalam
rancangan ini tidak diawali dengan pretest. Untuk menentukan pengaruh dari kedua kelompok cukup dengan
diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelompok tersebut diberi posttest. Hasil posttest digunakan untuk
mengetahui mana yang lebih efektif.

Tabel 1. Desain Penelitian

2
Pengaruh Penerapan Model Blended Learning Berbantuan Google Classroom Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri

Kelompok Perlakuan Posttest


A X O1
B - O2

Tabel 1 menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut diberikan soal tes yang sama akan tetapi
perlakuan yang diberikan berbeda. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Cluster Random Sampling. Cluster Random sampling adalah teknik sampling dimana peneliti
membentuk beberapa cluster dari hasil penyeleksian sebagian individu yang menjadi bagian dari sebuah
populasi. Beberapa cluster dari populasi tersebut ini lalu dibentuk berdasarkan sifat atau karakteristik
yang homogen atau identik di antara individu-individu tertentu dalam sebuah populasi. Dalam teknik
cluster random sampling, peneliti melakukan sampling acak dari beragam cluster di suatu populasi.
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling adalah karena tidak memungkinkan untuk
meneliti setiap individu yang menyusun suatu populasi . Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu
membuat instrumen uji berupa soal essay sebanyak 8 soal. Soal tersebut kemudian dilakukan uji coba
instrumen untuk memenuhi persyaratan tes yang baik untuk selanjutnya dijadikan soal untuk penelitian.
Persyaratan uji soal tes yang baik yaitu: uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya
beda.
Setelah dilakukan uji coba instrumen untuk menentukan soal tes yang cukup dan baik maka
dilanjutakan dengan uji prasayat analisis data yaitu uji normalitas untuk membuktikan bahwa sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji normalitas
dengan metode liliefors. Setelah melakukan uji normalitas selanjutnya melakukan uji homogenitas. Uji
homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaa pada tiap kelas atau kelompok. Setelah data
penelitian diketahui berdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji
hipotesis yang digunakan adalah kesamaan dua rata-rata: uji dua pihak (uji-t).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan data kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model Blended Learning berbantuan Google Classroom dan
model pembelajaran Discovery Learning. Data tersebut diambil dari 60 siswa kelas X SMK Merah Putih Kota
Bekasi. Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka proses analisis data dan pembahasan hasil penelitian ini
difokuskan untuk menjelaskan pengaruh penerapan model Blended Learning berbantuan Google Classroom
terhadap kemampuan berpikir kritis matematis pada materi trigonometri di kelas X SMK Merah Putih Kota
Bekasi. Deskripsi hasil dan pembahasan terdiri dari empat bagian, yaitu: uji coba instrumen, uji normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis.

Hasil Uji Coba Instrumen


Hasil uji coba instrumen mencakup uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Uji validitas
dilakukan terhadap soal dari variabel (kemampuan berpikir kritis matematis) pada materi trigonometri.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan didapat 7 soal yang valid dan 1 soal yang drop. Hasil uji
reliabilitas berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan didapat hasil perhitungan 0,756 dengan kategori
termasuk soal dengan tingkat reliabilitas tinggi. Uji taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui soal yang
mudah, sedang, atau sukar. Berdasarkan hasil perhitungan terdapat 1 butir soal dengan kategori soal mudah, 5
butir soal dengan kategori sedang dan 2 butir soal dengan kategori soal sukar. Uji daya beda dilakukan untuk
mengetahui kemampuan soal untuk membedakan tingkat kemampuan intelektual siswa yang tinggi dengan
tingkat intelektual yang rendah. Terdapat 3 butir soal yang memiliki kategori daya pembeda kurang dan 5 soal
dengan kategori daya pembeda cukup.

Hasil Uji Prasyarat Analisis Data


Uji prasyarat analisis data pada penelitian ini adalah uji normalitas menggunakan metode liliefors, uji
homogenitas menggunakan metode fisher, dan uji hipotesis menggunakan kesamaan dua rata-rata: uji dua pihak
(uji-t).

Uji Normalitas
Hasil pengujian terhadap sampel penelitian digunakan untuk menyimpulkan apakah populasi yang diamati
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak maka digunakan

3
ICE 2022 – 1st International Conference on Education

uji distribusi liliefors dengan sampel dari masing-masing kelompok akan diuji hipotesis nol (H 0) dengan
hipotesis pembanding (H1). Dengan ketentuan sebagai berikut: jika Lobs < Ltabel, maka data berdistribusi normal.
Jika Lo > Ltabel, maka data tidak berdistribusi normal. Untuk kelas eksperimen, berdasarkan perhitungan didapat
Lobs = 0,1514 sedangkan Ltabel untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,161. Keputusan terima H 0
karena Lobs < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol,
berdasarkan perhitungan didapat Lobs = 0,0847 sedangkan Ltabel untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah
0,161. Keputusan terima H0 karena Lobs < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 2. Uji Normalitas


Kelas N α Lobs Ltabel Kategori
Eksperimen 30 0,05 0,1514 0,161 Normal
Kontrol 30 0,05 0,0847 0,161 Normal

Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa kedua data kelas tersebut berdistribusi normal karena
keduanya memiliki nilai Lobs < Ltabel, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak.

Uji Homogenitas
Uji kesamaan varians atau uji homogenitas populasi kedua kelompok, dilakukan dengan menggunakan uji
Fisher. Dari hasil pengujian homogenitas diperoleh variansi skor kelas eksperimen sebesar 184,36 dan variansi
skor kelas kontrol sebesar 119,62 maka dengan menggunaka rumus Fhitung:

Vb
F=
Vk
Dari hasil perhitungan pada lampiran didapat nilai Fhitung sebesar 1,541. Harga Fhitung tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan dk penyebut n – 1 dan dk pembilang n – 1. Jadi dk
pembilang 29 dan dk penyebut 29 dengan α = 0,05. Berdasarkan tabel F maka harga F 0,05(29,29) = 1,86
dan F(0,95)(29,29) = 0,54. Ternyata Fhitung terletak diantara nilai Ftabel atau 0,54 < 1,541 < 1,86. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa varians data yang akan dianalisis homogen.

Uji Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh penerapan model Blended
Learning berbantuan Google Classroom terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada materi
trigonometri di kelas X SMK Merah Putih Kota Bekasi. Proses pengujian hipotesis penelitian dilakukan
menggunakan uji kesamaan dua rata-rata: uji dua pihak melalui uji-t. Dari hasil perhitungan pada lampiran, maka
thitung dapat diperoleh dengan rumus:

x A −x B

√ 1 1
t=
S +
n A nB

Sebelum mencari harga thitung maka dicari terlebih dahulu S (Standar deviasi) gabungan dengan
rumus:

2 2
(n¿ ¿1−1) S1 +(n2−1) S2
S2 = ¿
n1+ n2−2

Dari perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,610 dan ttabel pada taraf nyata α = 0,05 dan dk = 58
sebesar 2,001. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah terima H 0 jika
−t 1 < thitung <
t 1 atau
(1− ) (1− )
2α 2α

4
Pengaruh Penerapan Model Blended Learning Berbantuan Google Classroom Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri

– 2,001 < thitung < 2,001 dimana α = 0,05 dan


t 1 didapat dari daftar distribusi t dengan dk = 58.
(1− )

Untuk harga-harga lainnya H0 ditolak dan H1 diterima. Dari penelitian didapat t hitung = 2,610 > ttabel =
2,001 dan ini jelas tidak ada dalam daerah penerimaan. Jadi H0 ditolak dan H1 diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian uji-t diperoleh thitung = 2,610 dan ttabel yaitu 2,001 dengan taraf
signifikan 0,05. Dari penelitian didapat thitung = 2,610 > ttabel =2,001 dan ini jelas tidak ada dalam daerah
penerimaan. Jadi H0 ditolak dan H1 diterima.Dengan diterimanya H1 dari hasil pengujian hipotesis dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model blended learning berbantuan google classroom terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada materi perbandingan trigonometri di kelas X SMK Merah putih
Kota Bekasi. Dengan demikian model pembelajaran Blended Learning berbantuan Google Classroom ini dapat
membantu dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada materi trigonometri.

REFERENSI

Akbar G, W. S. Penggunaan Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas
VIII Di SMPN 38 Surabaya. Jurnal Must, Vol.3, No.2, 10, 2015.
Arikunto, S. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2018.
Budiyono, Statistika untuk Penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2013.
Cahyadi, e. a. Penerapan Blended Learning Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Xi Ipa 4 Putra SMA RSBI Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Sukoharjo. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol.4, No.1, 2012.
Dewi S.P, Ariani, D and Handoko, H. Mozaik Teknologi Pendidikan E-Lyaiearning. Jakarta: kencana, 2013.
Ernawati. Pengaruh Penggunaan Aplikasi Google Classroom Terhadap Kualitas Pembelajaran dan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2018.
Fisher, Alec, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta: Erlangga, 2008.
Ghiffar, M. A. Model Pembelajaran Berbasis Blended Learning Dalam Meningkatkan Critical Thinking Skills
Untuk Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Cakrawala pendas, Vol.5, No.2, 2018.
Gunawan, F. I., & Sunarman, S. G. Pengembangan Kelas Virtual Dengan Google Classroom Dalam
Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Topik Vektor Pada Siswa Smk Untuk Mendukung
Pembelajaran. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Etnomatnesia. Journal Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa, 2018.
Hakim, A. B. Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom Dan Edmodo. I-STATEMENT:
Information System and Technology Management, International Journal Of Technology And Business,
Vol.2, No.1, 4, 2016.
Husamah. “Pembelajaran Bauran (Blended learning)”. Terampil Memadukan Keunggulan Pembelajaran Face-
To-Fac, E-learning Offline-Online dan Mobile Learning, Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta, 2014.
Ibrahim dan Suparni. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Sukses Offset, 2008.
Indonesia. Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional “Himpunan Peraturan Perundang-
undangan. Bandung: Fokusmedia, 2009.
Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis”, Opini, Jurusan Pgsd Universitas Hamka, Jurnal Pendidikan Dasar,
Vol.3, No.5, 2012.
Librero, A. H. Greater Learning Opportunities Through Distance Education: Experiences in Indonesi and the
Philippines. Southeast Journal of Education, 2002.
Manurung, Rusmi. Menggunakan Model Kepala Bernomor Struktur Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika, Jurnal Global Edukasi, Vol. 3, No. 6, 2020.
Mason dalam Ary Woro Kurniasih, Penjenjangan Kemampuan Berpikir kritis dan Identifikasi Tahap Berpikir
Kritis Mahasiswa prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika. Tesis 2010.

5
ICE 2022 – 1st International Conference on Education

Muhadjir. Filsafat Ilmu: Positivisme, Post Positivisme, dan Post Modernisme (Edisi II). Yogyakarta:
Rakesarasin, 2001.
Putri, Sri Diana, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Dalam
Problem-Based learning, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, Vol.6, No. 1, 2017.
Ratnanigsih, Nani, Membangun Keterampilan Berpikir Kritis Matematik Mahasiswa Melalui Pengembangan
Media Pembelajaran Interaktif Pada Teori Group, Jurnal Siliwangii, Vol.2, No.2, 2016.
Rusman, Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Rajawali Pers, 2013.
Sappaile, Nursiah. Evaluasi proses Pembelajaran dan Remediasi Belajar Matematika. Jakarta: STKIP Kusuma
Negara, 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2019.
Sumarmo, dkk. Kemampuan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif Matematika (Eksperimen terhadap
Siswa SMA Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think talk Write). Jurnal
Pengajaran MIPA, Vol.17, No.1, 2012.
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian Konsep Statistika yang Lebih Komprehensif, Jakarta : Change
Publication, 2013.
Susandi, Ari. “The Influence Model Blended Learning of Social Sciences Subjects Respecting Indonesian Ethnic
and Cultural Diversity To Increasing Activity and Learning Outcomes of Grade V Students in Elementary
School 1 Purwohajo Banyuwangi Distric Year 2015/2016”, Jurnal Pancaran Pendidikan, Vol.6, No.3, 2017.
Susanti, Yuliana. Penggunaan Strategi Murder Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jurnal
Pendidikan dan Sains, Vol. 2, No. 2, 2020.
T, Thamrin. Analisis dan Manfaat Model Pembelajaran Analisis and Benefits of Learning Models.
AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam. Vol.4, No.2, 2017.
Wicaksono, V. D., & Rachmadyanti, P. Pembelajaran Blended Learning Melalui Google Classroom di Sekolah
Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa, 2017.
Zedhoa, Hammi. Implementasi Google class room pada kelas XI IPA MAN 2 Kudus. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang, 2017

You might also like