You are on page 1of 11

Risenologi Okrober, 2021

p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 86

Menakar Minat Beli Komunitas He Qi Barat dari


Ragam Pemantik Merek SayurBox
Kenny1*, Rustono Farady Marta2, Halim Agung3
1,2,3Universitas Bunda Mulia, Jakarta

ABSTRACT CONTACT
Meeting the need for food at this time is changing as technology advances, not to mention hagung@bundamulia.ac.id
the COVID-19 pandemic which requires the need for the use of technology to be urgently
needed. The Sayurbox application provides a practical solution to connect buyers and sellers KEYWORDS
as partners, agents, suppliers, etc. This research was presented with the aim of knowing how Word of mouth, Brand Image,
much influence electronic word of mouth, brand image, and digital marketing have on the Dgital Marketing
interest in buying products on the Sayubox site in the West He Qi community. Relying on
Received: 22/09/2021
the constructivism paradigm with a quantitative approach, and is explanatory with a simple Revised: 04/10/2021
random sampling technique. The data collection technique was carried out by distributing Accepted: 08/10/2021
questionnaires to 93 sample respondents from the West He Qi community with bibliographic Online: 18/10/2021
sources as secondary data. Hypothesis testing was carried out in this study using a correlation Published: 26/10/2021
test, coefficient of determination, multiple regression, t test, and F test. The results showed
that brand image could not have a significant effect on buying interest, meanwhile electronic
word of mouth and digital marketing could have an influence. significant to buying interest. Risenologi is licenced under a Creative
Commons Attribution 4.0 International
ABSTRAK Public Licence (CC-BY 4.0)

Pemenuhan kebutuhan akan pangan pada saat ini berubah seiring kemajuan teknologi, belum
lagi dilanda Pandemi COVID-19 yang mengharuskan kebutuhan akan pemakaian teknologi
menjadi sangat dibutuhkan. Aplikasi Sayurbox memberikan solusi praktis untuk
menghubungkan pembeli dan penjual baik sebagai mitra, agen, pemasok, dst. Riset ini
dihadirkan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh electronic word of mouth,
brand image, dan digital marketing terhadap minat beli produk di situs Sayubox pada komunitas
He Qi Barat. Bersandar pada paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kuantitatif, dan
bersifat eksplanatif dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner terhadap 93 responden sampel
anggota komunitas He Qi Barat dengan sumber kepustakaan sebagai data sekunder.
Pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian menggunakan uji korelasi, koefisien
determinasi, regresi berganda, uji t, dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand
image tidak dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap minat beli, sementara itu electronic
word of mouth dan digital marketing dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap minat beli.

INTRODUCTION
Berseberangan dengan perkembangan teknologi, pada awal tahun 2020 Indonesia merupakan salah satu negara
yang terkena dampak akibat berkembangnya virus corona di tengah pusat kota khususnya DKI Jakarta. Namun,
dampak dari virus tersebut justru memberikan peningkatan pada penggunaan media digital. Berdasarkan survei
yang ditunjukkan oleh SEA Insights didapati bahwa sebanyak 54% responden semakin sering menggunakan media
sosial dibandingkan sebelum pandemi. Bukan hanya media sosial saja, namun juga beberapa platform online lainnya
dikarenakan aktivitas yang dilakukan selama pandemi ini lebih banyak dilakukan secara online akibat dari
pemberlakuan peraturan pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 yang membatasi masyarakat beraktivitas di luar rumah
(Herdiana, 2020; Saputra & Salma, 2020; Sohrabi et al., 2020).
Pembatasan tersebut mengakibatkan masyarakat harus melakukan kegiatan secara online dan kesulitan dalam
melakukan aktivitas di luar. Selain itu, kondisi di luar rumah pada situasi pandemi saat ini memberikan perasaan
takut dan rawan terinfeksi virus. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan secara online menjadi salah satu solusi
untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan pangan melalui perangkat elektronik,
seperti telepon genggam, laptop, maupun komputer yang dapat mengakses internet untuk melakukan transaksi
(Agung et al., 2020).
Pemenuhan kebutuhan pangan melalui perangkat elektronik ini tidak dapat dipungkiri lagi meningkat secara
signifikan dibandingkan dengan masa sebelum pandemi (Maharrani, 2021). Pada situasi pandemi demikian terdapat
beberapa brand yang naik ke muka publik di media online juga sebagai kontributor yang menyediakan bahan pangan
bagi masyarakat seperti Tanihub, Happy Fresh dan salah satunya adalah Sayurbox yang memiliki peningkatan yang
tergolong tinggi dibandingkan dengan brand yang memiliki pasar sejenis di mana bahan pangan yang disediakan

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 87

merupakan bahan segar yang berasal dari petani lokal di Indonesia. Selama pandemi startup e-commerce yang sedang
naik daun atau dikenal sebagai Sayurbox kini mengalami lonjakan pemesanan hingga mencapai lima kali lipat dari
biasanya dibandingkan dengan situasi sebelum adanya wabah virus corona (Novika, 2020). Demikian hal tersebut
menjadikan Sayurbox salah satu yang teratas dibandingkan brand sejenis lainnya. Peningkatan terjadi tidak hanya
semata dikarenakan oleh situasi, namun juga kegiatan digital marketing yang dilakukan oleh pihak Sayurbox seperti
kegiatan optimalisasi situs, promosi secara online melalui media sosial maupun tanggapan cepat dan hangat yang
aktif dilakukan oleh Sayurbox kepada konsumen ataupun calon konsumennya. Digital marketing (Tham et al., 2019)
merupakan sebuah pemasaran yang dilakukan secara digital melalui akses internet di mana jenis pemasaran (Ulfa &
Marta, 2017; Wono & Aji, 2020) yang satu ini memiliki pengaruh positif dalam memperkuat nilai sebuah brand
dengan menghilangkan kesalahpahaman brand sebagai pertukaran pendapat, ide, maupun pengalaman yang akan
mengarahkan konsumen pada minat beli yang lebih besar (Marta & Septyana, 2015). Tidak lain digital marketing yang
dilakukan untuk mempromosikan suatu brand dan juga membangun preferensi pilihan konsumen atas produk serta
untuk meningkatkan penjualan (Andrian, 2019).
Setelahnya terkait peningkatan pada jumlah pemesanan selama pandemi mengenai produk dari Sayurbox ini
secara bersamaan meningkat juga jumlah review maupun feedback dari pelanggan yang sudah pernah melakukan
transaksi terhadap produk dari brand tersebut (Gandakusumah & Marta, 2021). Informasi ulasan yang tercantum
pada jejaring sosial yang sering ditemui pada saat mengakses informasi dikenal dengan electronic word of mouth
(eWOM). Electronic word of mouth (Kietzmann & Canhoto, 2013) dikenal sebagai salah satu bentuk dari komunikasi
pemasaran yang memanfaatkan media baru untuk mengkomunikasikan suatu produk atau jasa. Electronic word of
mouth ini tidak membutuhkan banyak biaya, serta usaha yang besar, sebab pesan mengenai produk disampaikan
oleh konsumen secara langsung sebagai promotor (Wulandari & Lubis, 2017).
Konsumen lebih suka mencari review terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian (Christian & Agung, 2020;
Wibowo, 2015). Selain itu, Indonesia sendiri memiliki budaya yang di mana masyarakatnya senang untuk
bersosialisasi dan dapat dikatakan bahwa jejaring sosial menjadi tempat paling baik berkembangnya electronic word of
mouth (eWOM). Jejaring sosial termasuk sebagai tempat paling efektif dan efesien dalam menyebarkan informasi,
tulisan yang terdapat pada jejaring sosial dapat berupa apa saja, seperti dapat memuat kehidupan pribadi maupun
tanggapan mengenai suatu produk tertentu secara positif maupun negatif. Tulisan-tulisan yang diunggah oleh
pengguna internet akan terbaca dan dikomentari bahkan diteruskan kepada pencari informasi lainnya. Hal yang
terjadi demikian adalah bentuk penting dari electronic word of mouth (eWOM).
Berdasarkan ulasan yang diunggah pada jejaring sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter dan medium
sejenis yang mampu membuat kontennya sendiri (Ievansyah & Sadono, 2018; Sapoetri & Pannindriya, 2019;
Sasongko & Marta, 2018), platform ini dapat memberikan stimuli terhadap benak konsumen mengenai gambaran
brand image produk yang dimaksud, sebab nama brand dan pengalaman yang ditulis pada komentar oleh pembeli
terdahulu dapat memberikan stimuli gambaran pada pembaca di mana brand image demikian merupakan akumulasi
interpretasi yang didapatkan oleh konsumen dari berbagai informasi yang ia dapatkan (Andrianto & Fianto, 2020;
Marta & William, 2016).
Brand image (Amilia, 2017; Putra, 2021) adalah persepsi yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu merek di
mana hal tersebut tercermin dari asosiasi merek yang ada dalam benak konsumen. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap brand didasari oleh hal-hal yang menempel pada brand, seperti
atribut, manfaat, pengalaman, gambar maupun keunikan lainnya yang membuat brand menonjol.
Harapan akan brand image yang sesuai akan mendatangkan evaluasi konsumen terhadap brand dan menciptakan
kesan baik positif ataupun negatif bagi konsumen. Pengalaman dan pengetahuan konsumen yang telah
menggunakan produk dari brand akan memberikan pengaruh terhadap minat beli individu (Herlina et al., 2021;
Laksmi & Oktafani, 2016).
Melihat fenomena perkembangan signifikan yang terjadi pada Sayurbox sebagai brand termuda dan mengalami
peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan brand sejenis lainnya pada masa pandemi ini memberikan peneliti
ketertarikan dalam melihat faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli akan produk Sayurbox.

METHODS
Paradigma yang digunakan untuk menganalisis hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dimana hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh brand image, electronic word of mouth dan digital
marketing terhadap minat beli produk di situs Sayurbox, peneliti mengandalkan paradigma positivistik untuk
mengaitkan pengaruh brand image Sayurbox melalui digital marketing dan electronic of mouth dalam aplikasi online untuk
minat beli konsumen. Penelitian ini bertumpu pada penggunaan metode kuantitatif (Lo et al., 2020; Strijker et al.,
2020) dengan uji asumsi klasik dengan software IBM SPSS Statistics 26. Penelitian ini merupakan penelitian

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 88

kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan berfokus pada suatu komunitas dalam hal ini adalah komunitas He Qi Barat yang merupakan
bagian dari Tzu Chi Indonesia dimana alasan pemilihan komunitas ini dikarenakan anggota pada komunitas ini ada
yang sedang menempuh tahap menjadi vegetarian dan terdapat anggota yang sudah menjadi vegetarian, dengan
kata lain komunitas He Qi Barat secara keseluruhan merupakan konsumen sayur maupun buah-buah dan mengenal
brand-brand sejenis yang menjual produk pangan secara online. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode simple random sampling yang termasuk dalam kelompok teknik probability sampling di mana semua anggota
memiliki kesempatan yang sama dan anggota sampel diambil secara acak tanpa memandang strata pada populasi
(Sugiyono, 2017). Metode ini digunakan apabila populasi dianggap homogen atau relatif homogen dan komunitas
He Qi Barat itu sendiri merupakan komunitas khusus turunan dari Tzu Chi Indonesia untuk bagian muda-mudi
pada daerah Jakarta Barat, serta memiliki visi misi yang selaras. Penentuan jumlah sampel dapat ditentukan peneliti
dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%. Berdasarkan perhitungan rumus Slovin, peneliti
menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 93 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis kuantitatif inferensial dengan melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah
Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, dan Uji Heteroskedastisitas (Charpentier et al., 2019).

RESULTS AND DISCUSSIONS


Berdasarkan hasil uji penelitian diketahui ada responden yang diolah dan yang masuk yang kemudian dilakukan
penyaringan kelayakan. Sebanyak 31 orang merupakan responden laki-laki dan sebanyak 62 orang merupakan
responden perempuan. Hal ini menjelaskan bahwa dalam penelitian ini mayoritas berasal dari pengguna Sayurbox
perempuan. Rentang distribusi usia responden dalam penelitian ini adalah 12 orang berusia 17-25 tahun, 56 orang
berusia 26-35 tahun, dan usia diatas 36 tahun sebanyak 25 orang. Hal ini menjelaskan bahwa dalam penelitian ini
mayoritas berasal dari pengguna Sayurbox berusia 26-35 tahun.

Mengukur Validitas Variabel

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, semua item pada setiap pertanyaan dalam kuesioner dalam penelitian
ini akan diuji validitasnya. Tabel 1 merupakan tabel ringkasan hasil uji validitas variabel brand image yang diwakili
oleh kode BI, variabel electronic word of mouth yang diwakili oleh kode EW, variabel digital marketing diwakili
oleh kode DM, dan variabel minat beli diwakili oleh kode MB dari Brand Sayurbox.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Tiga Variabel


Indikator RHitung Indikator RHitung Indikator RHitung Indikator RHitung RTabel
EW1 0,822 BI1 0,509 DM1 0,811 MB1 0,755 0,3061
EW2 0,729 BI2 0,773 DM2 0,773 MB2 0,746 0,3061
EW3 0,788 BI3 0,680 DM3 0,818 MB3 0,799 0,3061
EW4 0,720 BI4 0,671 DM4 0,597 MB4 0,788 0,3061
EW5 0,738 BI5 0,781 DM5 0,722 MB5 0,631 0,3061
EW6 0,450 BI6 0,769 DM6 0,756 MB6 0,788 0,3061
EW7 0,608 BI7 0,844 DM7 0,783 MB7 0,896 0,3061
EW8 0,411 BI8 0,804 DM8 0,821 MB8 0,757 0,3061
EW9 0,699 BI9 0,823 DM9 0,857 MB9 0,752 0,3061
EW10 0,668 DM10 0,657 MB10 0,828 0,3061
EW11 0,545 DM11 0,437 MB11 0,757 0,3061
EW12 0,569 DM12 0,580 MB12 0,715 0,3061
EW13 0,626 MB13 0,613 0,3061
EW14 0,488 MB14 0,625 0,3061
EW15 0,634 MB15 0,768 0,3061
EW16 0,692 0,3061
EW17 0,055 0,3061
EW18 0,218 0,3061
Sumber: Proses Peneliti (2021)

Untuk menguji reliabilitas masing-masing variabel dalam penelitian ini diuji menggunakan nilai Cronbach's
Alpha diatas 0,6 untuk variabel brand image, dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa nilai Cronbach's Alpha (Amirrudin et
al., 2020) adalah 0,886 yang dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan untuk mengukur variabel brand image
dinyatakan memiliki reliabilitas yang baik

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 89

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Tiga Variabel


Electronic Word of Mouth (EW) Brand Image (BI) Digital Marketing (DM) Minat Beli (MB)
Cronbach's N of Cronbach's Cronbach's N of Cronbach's N of
N of Items
Alpha Items Alpha Alpha Items Alpha Items
0.869 18 0.886 9 0.912 12 0.941 15
Sumber: Proses Peneliti (2021)

Variabel electronic word of mouth dapat dilihat pada Tabel 2, dapat dilihat nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,869
yang dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan untuk mengukur variabel electronic word of mouth dinyatakan
memiliki reliabilitas yang baik. Variabel digital marketing dapat dilihat pada Tabel 2, dapat dilihat nilai Cronbach's
Alpha sebesar 0,912 yang dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan untuk mengukur variabel digital
marketing dinyatakan memiliki reliabilitas yang baik. Variabel minat beli dapat dilihat pada Tabel 2, terlihat bahwa
nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,941 yang dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan untuk mengukur
variabel minat beli dinyatakan memiliki reliabilitas yang baik.

Pengujian Distribusi Data

Peneliti melakukan serangkaian uji asumsi klasik untuk menentukan jenis sebaran data yang dilakukan dengan
tiga uji, yaitu uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas diuji dengan brand image, electronic word of mouth dan digital marketing
sebagai variabel bebas dan minat beli sebagai variabel terikat

Berdasarkan Uji Normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada Tabel 3 dapat dilihat
bahwa nilai hasil uji normalitas berdasarkan data primer yang diperoleh peneliti adalah Asymp. Tanda tangan. (2-
ekor) 0,200 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji normalitas berdistribusi normal

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Tiga Variabel


Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Asymp. Sig.
N Test Statistic
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative (2-tailed)
93 0.0000000 3.83293961 0.068 0.068 -0.039 0.059 0.200c,d
Sumber: Proses Peneliti (2021)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji korelasi antar variabel bebas dalam model regresi yang ditemukan.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan VIF dengan kriteria, jika VIF suatu variabel independen < 10 maka
dapat disimpulkan variabel independen tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian ini juga dilakukan dengan
menggunakan Tolerance dengan kriteria, jika Tolerance suatu variabel independen > 0,1 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel independen tersebut tidak terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan Tabel 4, hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai
toleransi kurang dari 0,10 dan juga tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Tiga Variabel
Collinearity Statistics
Variable
Tolerance VIF
Electronic Word of Mouth (EW) 0.618 1.618
Brand Image (BI) 0.450 2.221
Digital Marketing (DM) 0.524 1.909
Sumber: Proses Peneliti (2021)

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Agatha et al., 2019). Demikian yang dicari pada uji ini adalah
model regresi yang baik dikenal dengan tidak terjadinya heteroskedastisitas dengan cara melihat titik-titik pada
grafik scatterplot terlihat menyebar secara merata tanpa membentuk pola tertentu.

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 90

Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Proses Peneliti (2021)

Berdasarkan pada gambar 1 hasil olahan data SPSS di atas tidak ditemukannya sebuah pola tertentu yang
menyebabkan terjadinya heteroskedastisitas di mana hal ini dapat dilihat pada titik-titik pada grafik scatterplot tidak
membentuk pola dan menyebar secara merata, Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Analisis korelasi diartikan sebagai sebuah bentuk analitis data yang dilakukan pada penelitian untuk melihat atau
mengetahui bentuk arah hubungan pada variabel independen terhadap variabel dependennya di mana hubungan
dapat berupa sangat lemah, lemah, sedang, kuat dan sangat kuat.

Gambar 2. Hasil Uji Korelasi (EW – MB, BI – MB dan DM – MB)


Sumber: Proses Peneliti (2021)

Berdasarkan hasil uji korelasi yang dilakukan, terlihat pada gambar 2 bahwa antara variabel electronic word of mouth
(EW) dan minat beli (MN) memiliki nilai Sig diketahui sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga
menandakan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan. Kedua variabel juga memiliki
korelasi positif yang menjelaskan keterikatan antara kedua variabel tersebut di mana kedua hubungan variabel
tersebut searah. Jika variabel electronic word of mouth meningkat, maka variabel Minat Beli juga akan mengalami hal
yang sama. Nilai Koefisien korelasi diketahui sebesar 0,559 yang menjelaskan hubungan kedua variabel dinyatakan
masuk dalam tingkatan sedang di mana interval 0,400 – 0,599 merupakan kategori sedang.

Selain itu pada gambar 2 juga terlihat bahwa antara variabel brand image (BI) dan Minat Beli (MN) memiliki Nilai
Sig diketahui sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga menandakan bahwa kedua variabel tersebut
memiliki hubungan yang signifikan. Kedua variabel juga memiliki korelasi positif yang menjelaskan keterikatan
antara kedua variabel tersebut di mana kedua hubungan variabel tersebut searah. Jika variabel brand image
meningkat, maka variabel Minat Beli juga akan mengalami hal yang sama. Nilai Koefisien korelasi diketahui sebesar

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 91

0,618 yang menjelaskan hubungan kedua variabel dinyatakan masuk dalam tingkatan kuat di mana interval 0,600 –
0,799 merupakan kategori kuat.

Terlihat juga pada gambar 2 antara variabel digital marketing (DM) dan Minat Beli (MB) memiliki Nilai Sig
diketahui sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga menandakan bahwa kedua variabel tersebut
memiliki hubungan yang signifikan. Kedua variabel juga memiliki korelasi positif yang menjelaskan keterikatan
antara kedua variabel tersebut di mana kedua hubungan variabel tersebut searah. Jika variabel digital marketing
meningkat, maka variabel Minat Beli juga akan mengalami hal yang sama. Nilai Koefisien korelasi diketahui sebesar
0,776 yang menjelaskan hubungan kedua variabel dinyatakan masuk dalam tingkatan kuat di mana interval 0,600 –
0,799 merupakan kategori kuat

Gambar 3. Hasil Uji Korelasi EW, BI dan DM – MB


Sumber: Proses Peneliti (2021)

Sehingga dapat disimpulkan pada gambar 3 bahwa didapati bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,801 yang
menunjukkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen termasuk dalam korelasi
hubungan kuat, sebab nilai koefisien korelasi 0,801 berada pada interval 0,800 sampai 1 yang termasuk dalam
kategori sangat kuat. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa arah hubungan antara variabel independen, yakni
electronic word of mouth, brand image, dan digital marketing dengan variabel dependen minat beli adalah hubungan yang
sangat kuat.

Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi atau dikenal sebagai “R square atau kuadrat” berupa presentase
untuk mengetahui seberapa mampu suatu variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen dengan
hasil akhir dari koefisien determinasi.

Gambar 4. Hasil Uji Determinasi EW, BI dan DM – MB


Sumber: Proses Peneliti (2021)

Hasil Koefisien determinasi yang dapat dilihat pada gambar 4 terlihat bahwa untuk variabel electronic word of mouth
(EW), brand image (BI), dan digital marketing (DM) diketahui sebesar 0,629 yang berarti ketiga variabel independen
secara simultan berkontribusi terhadap minat beli (MB) sebesar 0,629 x 100% = 62,9%. Maka dapat disimpulkan
bahwa ketiga variabel independen memberikan kontribusi sebesar 62,9% terhadap minat beli (MB) dan 37,1%
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Konfirmasi dari Dugaan Penelitian Awal

Analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel terikat dan
faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu variabel bebas. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengukur
keberadaan lebih dari 2 variabel independen terhadap 1 variabel dependen, dimana variabel independen dalam
penelitian ini adalah electronic word of mouth (EW), brand image (BI), dan digital marketing (DM) dan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah minat beli (MB). Hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 5.

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 92

Gambar 5. Hasil Analisis Linier Berganda


Sumber: Proses Peneliti (2021)

Dari Gambar 4 dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta minat beli (MB) adalah sebesar 2,829 apabila variabel
electronic word of mouth (EW), brand image (BI), dan digital marketing (DM) sama dengan nol, maka nilai minat beli (MB)
sebesar 2,829. Sementara itu, diketahui juga bahwa angka koefisien pada variabel electronic word of mouth (EW) adalah
sebesar 0,226, variabel brand image (BI) adalah sebesar 0.137, variabel digital marketing (DM) adalah sebesar 0,812,
maka nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa hubungan yang dimiliki antara electronic word of mouth (EW), brand
image (BI), dan digital marketing (DM) dengan minat beli (Y) termasuk hubungan searah. Oleh karena hubungan
searah yang dimiliki akan mendorong variabel lainnya untuk meningkat maupun menurun bersama, dalam artian
apabila variabel electronic word of mouth (X1) naik satu-satuan maka variabel minat beli (Y) juga akan mengalami
kenaikan sebesar 0,226, variabel brand image (X2) naik satu-satuan maka variabel minat beli (Y) juga akan mengalami
kenaikan sebesar 0.137, variabel digital marketing (X3) naik satu-satuan maka variabel minat beli (Y) juga akan
mengalami kenaikan sebesar 0,812. Berdasarkan variabel bebas dan variabel terikat yang telah ditentukan
sebelumnya, maka model persamaan regresi berganda adalah Y = 2,829 + 0,226 EW + 0.137 BI + 0,812 DM

Uji T dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel independen apakah memiliki pengaruh atau
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya dengan cara melakukan perbandingan nilai statistik
uji t dengan teliti dan kritis (Ghozali, 2016). Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial
antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependennya apakah memiliki pengaruh nyata atau tidak.
Jika ditemukan nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan yang diharuskan maka hipotesis alternatif dapat
diterima.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:


Hipotesis 1 :
Ha : Terdapat pengaruh antara electronic word of mouth dengan minat beli produk di situs Sayurbox.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara electronic word of mouth dengan minat beli produk di situs Sayurbox.

Hipotesis 2 :
Ha : Terdapat pengaruh antara brand image dengan minat beli produk di situs Sayurbox.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara brand image dengan minat beli produk di situs Sayurbox.

Hipotesis 3 :
Ha : Terdapat pengaruh antara digital marketing dengan minat beli produk di situs Sayurbox.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara digital marketing dengan minat beli di situs produk Sayurbox.

Hipotesis 4 :
Ha : Terdapat pengaruh antara electronic word of mouth, brand image dan digital marketing dengan minat beli produk
di situs Sayurbox.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara electronic word of mouth, brand image dan digital marketing dengan minat beli
produk di situs Sayurbox.

Gambar 6. Hasil Uji T

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 93

Sumber: Proses Peneliti (2021)

Berdasarkan pengujian uji T yang telah dilakukan dan dapat dilihat pada gambar 6 diketahui nilai t hitung
variabel EW sebesar 2,400 > t tabel 1,662 dengan signifikansi (Sig) 0,018 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel electronic word of mouth (EW) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap
Minat Beli (MB). Dapat dilihat juga bahwa nilai t hitung variabel BI sebesar 0,821 < t tabel 1,662 dengan signifikansi
(Sig) 0,414 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti variabel brand image (BI)
tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap Minat Beli (Y) dan diketahui nilai t hitung variabel DM
sebesar 7.128 > t tabel 1,662 dengan signifikansi (Sig) 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti variabel digital marketing (DM) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap Minat Beli (MB).

Uji F dilakukan untuk mengetahui secara simultan variabel-variabel independen apakah memiliki pengaruh atau
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Derajat kepercayaan pada uji F sama dengan uji T,
yakni sebesar 0,05 dan jika nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F pada tabel, maka hipotesis
alternatif dapat diterima.

Gambar 6. Hasil Uji F


Sumber: Proses Peneliti (2021)

Berdasarkan pada gambar 6 yang memuat data ANOVA dapat diketahui F hitung sebesar 53,089 > dari F tabel,
yakni 2,15 dengan signifikansi (Sig) 0,000 < dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bawah variabel independen yang
terdiri dari electronic word of mouth (EW), brand image (BI), dan digital marketing (DM) secara simultan mempengaruhi
variabel dependen minat beli (MB). Demikian dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatif yang di mana penelitian ini tidak menaruh
perhatian mendalam terkait kedalaman data dan memiliki tujuan untuk menjelaskan masalah yang akhirnya dapat
digeneralisasi, serta meneliti keterikatan antara variabel X dengan variabel Y, baik keterikatan hubungan atau
pengaruh. Pertama hasil penelitian terkait uji F (simultan) pada penelitian ini memperoleh hasil bahwa variabel
independen, yang terdiri dari electronic word of mouth (EW), brand image (BI), dan digital marketing (DM) secara bersama-
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli produk di situs Sayurbox tersebut. Namun, pada hasil
pengujian uji t (parsial) secara parsial terdapat salah satu variabel yang diketahui tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat beli produk yang akan dijelaskan selanjutnya.

Berdasarkan hasil yang diperoleh saat uji t (parsial) dilakukan di mana pertama peneliti akan membahas terkait
variabel independen brand image dan digital marketing terhadap minat beli, diketahui data menunjukkan bahwa kedua
variabel tersebut tidak memiliki hasil yang sama di mana brand image diketahui tidak berpengaruh signifikan,
sedangkan digital marketing diketahui memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli produk yang dapat
dikatakan Ha diterima pada variabel DM terhadap MB dan Ha ditolak pada variabel BI terhadap MB.

Besarnya nilai koefesien determinasi BI terhadap MB dan DM terhadap MB diketahui sebesar 37,6% dan 59,8%
secara berurutan. Berhubungan dengan teori yang digunakan yang menjelaskan kedua variabel tersebut, yakni
Information Integration Theory, maka dapat menjelaskan bahwa brand image memiliki valensi positif berdasarkan
mayoritas jawaban responden mengatakan setuju akan citra yang ditampilkan oleh Sayurbox, namun tidak memiliki
dampak yang besar sehingga tidak memiliki pengaruh atas berubahnya sikap individu terhadap objek, terlihat pada
hasil pada pengolahan data diketahui BI terhadap MB hanya sebesar 37,6% yang mengindikasikan bobot yang
cukup kecil dibandingkan digital marketing. Hal ini menjelaskan pengaruh atas keyakinan individu tidak berpengaruh
signifikan.

Pada digital marketing sama halnya dengan brand image yang juga memiliki valensi positif berdasarkan mayoritas
jawaban responden yang mengatakan setuju akan promo-promo maupun pemasaran yang dilakukan oleh Sayurbox,
namun perbedaannya adalah terletak pada dampak yang dapat dikatakan lebih besar. Berdasarkan hasil uji t (parsial)
pada variabel DM terhadap MB diketahui memiliki pengaruh yang signifikan di mana terlihat pada hasil pengolahan

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 94

data diketahui DM terhadap MB sebesar 59,8%. Hal tersebut mengindikasikan bobot yang cukup besar
dibandingkan dengan brand image yang juga menjelaskan adanya pengaruh atas keyakinan individu terhadap objek.

Selanjutnya hasil pengujian t (parsial) pada variabel electronic word of mouth (EW) terhadap minat beli (MB)
mendapati hasil bahwa variabel EW berpengaruh signifikan terhadap variabel MB. Hal ini menjelaskan sesuai
dengan teori CMC yang mengkaji terkait dampak yang dihasilkan akibat komunikasi berupa pertukaran informasi,
berbagi pengalaman yang terjadi pada perangkat komputer yang terhubung internet atau disebut saja sebagai
platform media saat ini, diketahui bahwa terjadi perubahan sikap terhadap suatu objek, yakni Sayurbox. Demikian
terjawabnya keempat hipotesis pada penelitian ini di mana hipotesis pertama diketahui terdapat pengaruh antara
electronic word of mouth (EW) terhadap minat beli (MB), hipotesis kedua diketahui tidak terdapat pengaruh antara
brand image (BI) terhadap minat beli (MB), hipotesis ketiga diketahui terdapat pengaruh antara digital marketing (DM)
terhadap minat beli (MB) dan hipotesis keempat diketahui terdapat pengaruh antara electronic word of mouth (EW),
brand image (BI) dan digital marketing (DM) terhadap minat beli (MB).

CONCLUSIONS
Sayurbox berperan sebagai marketplace, yaitu penyedia berbagai produk bahan pangan yang dihadirkan kepada
masyarakat Indonesia dengan mengandalkan sejumlah stimulus. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi kesan Brand
Image Sayurbox yang dalam hal ini direpresentasikan dalam Brand Image (BI). Selanjutnya, informasi teknik digital
marketing dihadirkan di berbagai halaman aplikasi, dalam hal ini diwakili oleh Digital Marketing (DM) dan kuatnya
pengaruh electronic Word of Mouth, dalam hal ini diwakili oleh EW pada bagian review maupun feedback dari masyarakat.
Pada gilirannya, hipotesis penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap Minat Beli (MB). Hanya
saja Brand Image Impression Sayurbox belum berpengaruh signifikan terhadap minat beli jika tidak diinformasikan
melalui teknik digital marketing dan electronic word of mouth.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan referensi bagi berbagai pemangku kepentingan khususnya
terkait implementasi komunikasi pemasaran melalui saluran bisnis digital, yang dalam hal ini dibahas dalam bentuk
Brand Sayurbox. Popularitas merek tertentu tidak lagi menjadi primadona dalam merumuskan strategi komunikasi
pemasaran berbasis online, namun digital marketing dan electronic word of mouth sendiri memegang peranan yang sangat
signifikan.

ACKNOWLEGDEMENTS
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penelitian kami ini terutama
bagi Universitas Bunda Mulia yang telah memberikan kami kesempatan dan support sampai penelitian ini selesai
dilakukan.

REFERENCES
Agatha, C., Tumbel, A., & Soepeno, D. (2019). Pengaruh Brand image dan Electronic word of mouth terhadap
Minat Beli Konsumen Oriflame di Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 7(1). https://doi.org/10.35794/emba.v7i1.22291
Agung, H., Christian, M., & Loisa, J. (2020). Perilaku Pengguna Shopee Terhadap Pembelian Multiproduk dengan
Pendekatan Theory of Reasoned Action. Go-Integratif : Jurnal Teknik Sistem Dan Industri.
https://doi.org/10.35261/gijtsi.v1i01.4005
Amilia, S. (2017). Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone
Merek Xiaomi di Kota Langsa. Jurnal Manajemen Dan Keuangan Unsam.
Amirrudin, M., Nasution, K., & Supahar, S. (2020). Effect of Variability on Cronbach Alpha Reliability in Research
Practice. Jurnal Matematika, Statistika Dan Komputasi. https://doi.org/10.20956/jmsk.v17i2.11655
Andrian. (2019). Digital Marketing dan Ragam Produk pada Minat Beli Konsumen Toko Online Shopee (Studi
Kasus pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Angkatan
2016). Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 3(1), 14–24.
Andrianto, N., & Fianto, A. Y. A. (2020). Brand Image Among The Purchase Decision Determinants. Jurnal Studi
Komunikasi (Indonesian Journal of Communications Studies), 4(3), 700. https://doi.org/10.25139/jsk.v4i3.2546
Charpentier, A., Ka, N., Mussard, S., & Ndiaye, O. H. (2019). Gini regressions and heteroskedasticity. Econometrics.

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 95

https://doi.org/10.3390/econometrics7010004
Christian, M., & Agung, H. (2020). Urban Consumer Behavior On Buying Multi-Products On Shopee Using
Technology Acceptance Model (TAM). Widyakala: Journal of Pembangunan Jaya University.
https://doi.org/10.36262/widyakala.v7i2.337
Gandakusumah, B., & Marta, R. F. (2021). Visualisasi Elemen Pembentuk Consumer Brandscape Melalui Oposisi
Biner Semiotika Pemasaran Xing Fu Tang (幸福堂) dan Xi Bo Ba (喜悦). Jurnal Bahasa Rupa, 4(2).
https://doi.org/10.31598/bahasarupa.v4i2.808
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Herdiana, D. (2020). Implementasi Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Sebagai Upaya
Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Decision: Jurnal Administrasi Publik.
https://doi.org/10.23969/decision.v2i2.2978
Herlina, H., Loisa, J., & Mulyana, T. M. S. (2021). Dampak Flash Sale Countdown Timer di Marketplace Online
pada Keputusan Pembelian dengan Minat Beli Sebagai Intervening. Digismantech (Jurnal Program Studi Bisnis
Digital), 1(1). https://doi.org/10.30813/digismantech.v1i1.2616
Ievansyah, I., & Sadono, T. P. (2018). Personal Branding Dalam Komunikasi Selebritis (Studi Kasus Personal
Branding Alumni Abang None Jakarta Di Media Sosial “Instagram”). Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi,
4(02), 149. https://doi.org/10.30813/bricolage.v4i02.1658
Kietzmann, J., & Canhoto, A. (2013). Bittersweet! Understanding and Managing Electronic word of mouth. Journal
of Public Affairs, 13(2). https://doi.org/10.1002/pa.1470
Laksmi, A. A., & Oktafani, F. (2016). Pengaruh Electronic word of mouth (eWOM) Terhadap Minat Beli Followers
Instagram Pada Warunk Upnormal. Jurnal Computech & Bisnis, 10(2).
Lo, F. Y., Rey-Martí, A., & Botella-Carrubi, D. (2020). Research methods in business: Quantitative and qualitative
comparative analysis. In Journal of Business Research. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.05.003
Maharrani, A. (2021). Panen Sayur di Lapak dari daring. https://lokadata.id/artikel/panen-sayur-di-lapak-daring
Marta, R. F., & Septyana, V. (2015). Semiotika Pemasaran pada Brand Value Melalui Sign Berupa Layout Berita
dan Iklan Ibadah Haji (Studi Komparasi pada Harian Pos Kota dengan Rakyat Merdeka). Semiotika : Jurnal
Komunikasi.
Marta, R. F., & William, D. M. (2016). Studi Terpaan Media Pemasaran Melalui Posting Instagram Terhadap
Ekuitas Merek Pelanggan Sumoboo! (Analisis Eksplanatif pada Komunitas Food Blogger #WTFoodies).
Jurnal Komunikasi. https://doi.org/10.24912/jk.v8i1.50
Novika, S. (2020). Pesanan Sayurbox Naik 5 Kali Lipat Sejak WFH. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-4976034/pesanan-sayurbox-naik-5-kali-lipat-sejak-wfh
Putra, I. G. W. S. (2021). Evaluasi Pengaruh Product Quality, Product Innovation dan Marketing Promotion
Terhadap Brand Image IKEA [Evaluation of the Influence of Product Quality, and Product Innovation
Marketing Promotion for the IKEA Brand Image]. Digismantech, 1(1), 1–10.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30813/digismantech.v1i1
Sapoetri, A., & Pannindriya, S. T. (2019). Geliat Interaksi Sosial Dokter Masa Kini Melalui Media Sosial Instagram.
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 5(02), 121. https://doi.org/10.30813/bricolage.v5i2.1884
Saputra, H., & Salma, N. (2020). Dampak PSBB dan PSBB Transisi di DKI Jakarta dalam Pengendalian COVID-
19. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. https://doi.org/10.30597/mkmi.v16i3.11042
Sasongko, Y. P. D., & Marta, R. F. (2018). Ekspresi Identitas Melalui Relasi Ayah Dan Anak Pada Iklan Youtube
Grab Official. Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 4(02), 118.
https://doi.org/10.30813/bricolage.v4i02.1656
Sohrabi, C., Alsafi, Z., O’Neill, N., Khan, M., Kerwan, A., Al-Jabir, A., Iosifidis, C., & Agha, R. (2020). World
Health Organization declares global emergency: A review of the 2019 novel coronavirus (COVID-19). In
International Journal of Surgery. https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2020.02.034

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254
Risenologi Okrober, 2021
p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571 96

Strijker, D., Bosworth, G., & Bouter, G. (2020). Research methods in rural studies: Qualitative, quantitative and
mixed methods. Journal of Rural Studies. https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2020.06.007
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In Metodologi Penelitian. Alfabeta.
Tham, K. W., Dastane, O., Johari, Z., & Ismail, N. B. (2019). Perceived Risk Factors Affecting Consumers’ Online
Shopping Behaviour. The Journal of Asian Finance, Economics and Business, 6(4), 246–260.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2019.vol6.no4.249
Ulfa, R., & Marta, R. F. (2017). Implementasi Komunikasi Pemasaran Terpadu Pada Yayasan Nurul Ibad Jakarta
Timur. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 2(02), 1–11. https://doi.org/10.30813/bricolage.v2i02.835
Wibowo, A. (2015). Pengaruh Elektronik Word Of Mouth dan Brand Image Terhadap Purchase Intention Pada
Konsumen Smartphone Samsung Yang Berbasis Android. Jurnal Ilmu Manajemen, 12(1).
https://doi.org/10.21831/jim.v12i1.11743
Wono, H. Y., & Aji, I. D. K. (2020). Preferensi Komunikasi Pemasaran Terpadu Perguruan Tinggi Di Surabaya
Pada Era Posmoderen. Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 6(02), 171.
https://doi.org/10.30813/bricolage.v6i02.2146
Wulandari, F., & Lubis, E. E. (2017). Hubungan Komunikator dalam Electronic word of mouth dengan Keputusan
Pembelian Followers Akun Instagram Kulinerku. JOM FISIP, 4(1), 1–15.

10.47028/j.risenologi.2021.61b.254

You might also like