You are on page 1of 41

KISI-KISI US SD KABUPATEN MALANG

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

➢ MENENTUKAN MAKNA KATA/ISTILAH PADA TEKS (1)


CONTOH:
1. SD Program Khusus akan berulang tahun. Kepala Sekolah meminta seluruh siswa untuk membersihkan lingkungan
sekolah. Siswa diharap membawa alat kebersihan seperti sapu lidi, sapu ijuk, kemoceng, dan kain pel. Setiap siswa
harus berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Makna kata bergaris bawah di dalam paragraf tersebut yaitu ....


A. merencanakan jadwal kegiatan
B. ikut serta dalam kegiatan
C. mengawasi jalannya kegiatan
D. menilai jalannya kegiatan

2. Tidur merupakan kebutuhan manusia. Saat tidur, seluruh anggota tubuh beristirahat. Mengistirahatkan tubuh dari
berbagai macam aktivitas idealnya memerlukan waktu sebanyak delapan jam. Tidur yang baik dilakukan pada pukul
21.00–22.00. Keesokan harinya, kita juga sebaiknya bangun tidur pada pagi hari sekitar pukul 05.00. Kebiasaan tidur
secara teratur dapat menyehatkan dan menyegarkan badan. Hal itu disebabkan saat malam kita
segera mengistirahatkan tubuh dan saat bangun pagi kita dapat menghirup udara segar dan bersih yang baik untuk
pernapasan.
Makna kata aktivitas dalam paragraf tersebut adalah . . . .
A. rutinitas yang dilakukan secara terus-menerus setiap waktu
B. mudah beraksi dan bereaksi
C. giat melaksanakan tugas
D. kegiatan yang dilakukan

3. Bank BRI memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah kepada para pedagang kaki lima (PKL) .Hal ini
disambut baik oleh para PKL . Adapun alasan Bank BRI meminjamkan modal tersebut adalah agar PKL mampu
mengembangkan usahanya sekaligus memiliki warung tetap.

Istilah bunga rendah dalam paragrap di atas memiliki arti… .


A. Keuntungan yang diperoleh orang yang meminjam
B. Jumlah keseluruhan peminjam yang harus dibayarkan
C. Kerugian yang diperoleh oleh pihak yang meminjamkan
D. Biaya tambahan ringan pada peminjam yang harus dibayarkan

➢ MENENTUKAN ANTONIM/SINONIM (2)


Contoh
Berikut kumpulan sinonim dan antonim kosa kata Bahasa Indonesia, (tanda = berarti sinonim kata, tanda >< berarti
antonim kata) :
1. abadi = awet, baka, daim, infinit, kekal, langgeng; >< sementara. Contoh kalimat: Akhirat dipercaya
sebagai kehidupan abadi, sedangkan dunia itu kehidupan sementara
2. abang = akang, kakak, kakanda, kakang, kanda, kangmas, mas, raka, uda; >< adik. Contoh kalimat
: Adik dan abang sama-sama ramah
3. abdi = aku, ana (cak), awak, beta, ego, hamba, kami, saya; >< kamu, juragan. Contoh kalimat : Aku tidak
seperti kamu yang menyukai dia.
4. cantik = adiwarna, adun, anggun, apas, ayu, bagus, bahari, baik, bergaya, berupa, cakap, cendayam, elok,
ganteng, geulis, gombang, hasan, indah, jambu, jangak, janguk, jelita, jombang, juita, kacak, kirana, laksmi,
majelis, manis, memesonakan, menarik hati, menawan, mentereng, molek, mongel, pantas, rancak, ranggi,
rupawan, sajak, segak, sekak, songgak, syahdu, tampan, tampan, tumandang; >< jelek. Contoh kalimat :
Baik jelek atau cantik aku akan selalu berada di sampingnya.
5. dahulu = awal, berlalu, di depan, di muka, dulu, lalu, lampau, lepas, lewat, mulamula, purba, silam, sudah-
sudah, tempo hari, waktu lalu; >< sekarang. Contoh kalimat : Dari dahulu sampai sekarang penampilannya
tetap sama.
6. daif = cacat, hina, kecil, keji, laif, lata, leceh, lemah, leta, miskin, nista, papa, remeh, rendah,
sukar; >< mulia. Contoh kalimat : Penggunaan dalil daif, akan menodai kemuliaan dalil sesungguhnya.
7. ejek, mengejek = jajat, meledek, mempermainkan, mencebik, mencela, mencemeeh, mencemek,
mencemooh, mencemuh (cak), mencibir, mengajuk, mengata-ngatai, mengecimus, mengeji, menggiat,
menggonjak, menggonyakkan, menghinakan, mengolok-olok, mengumpat, mengusik, menistakan,
menyendakan, menyepelekan, menyindir, meremehkan, merendahkan; >< memuji. Contoh kalimat :
Jadikanlah ejekan sebagai tantangan, dan pujian sebagai cobaan.
8. ekonomis = cermat, hati-hati, hemat, irit; >< boros. Contoh kalimat : belilah barang –
barang ekonomis sehingga pengeluaran tidak akan boros.
9. ekor = akhir, belakang, buntut, burit, hujung, kotek, punggung, sudut, ujung; >< kepala. Contoh kalimat : bulu
kucing itu sangat halus dari kepala hingga ekor.
10. eksak = akurat, cermat, korek, pasti, persis, saksama, tepat, tentu; >< non-eksak.
11. eksklusif = idiosinkretis, individual, istimewa, khas, khusus, privat, tunggal, unik; diskriminatif, parokial,
sektarian, terbatas, terpilih; >< inklusif.Contoh kalimat : Pribadi inklusif lebih disukai dibanding eksklusif.
12. eksplisit = akurat, definitif, gamblang, jelas, kentara, positif, spesifik, tegas, terang, terperinci,tersurat. ><
Implisit. Contoh kalimat : Beritanya seharusnya disajikan secara eksplisit, bukan implisit.
13. fana = sementara, temporer; >< baka. Contoh kalimat : kita tidak mampu memilih hidup dalam kefanaan atau
alam baka.
14. fasih = bacar, bijak, calak, cepat, galir, lancar, lincir, lincir lidah, pantas, petah, petah lidah, petes; >< gagap;
Contoh kalimat : Salah satu kriteria yang dibutuhkan saat penerimaan penyiar yaitu berbicara tidak gagap,
namun fasih.
15. gadai mempertanggungkan, mempertaruhkan, mengagunkan, menjaminkan, menyandarkan,
merungguhkan; >< menebus. Contoh kalimat : mobilnya memang ia gadaikan, sekarang ia
telah menebusnya.
16. gadis = anak dara, anak perempuan, cewek (cak), dara, dayang, inong, kenya, kuntum, lajang, nona,
pemudi, perawan, putri, teruna, upik; >< (je)jaka. Contoh kalimat :
17. hiruk = berisik, bising, damat, gaduh, gegap, gempar, gempita, heboh, hingar-bingar, ramai, ribut, riuh-
rendah; >< sunyi
18. homogen = sama, seragam, tunggal, unik; >< heterogen. Contoh kalimat: Pandangan
masyarakat heterogen dapat menjadi homogen melalui pancasila.
19. identik = analog, ekuivalen, sama, sebangun, serupa; >< berbeda. Contoh kalimat : Bunga – bunga
itu identik meskipun berasal dari induk yang berbeda.
20. ilegal = bawah tangan, gelap (ki), haram, liar, palsu, terlarang; >< legal. Contoh kalimat : Jangan memilih
kosmetik ilegal, yang aman untuk kesehatan itu legal.
21. ilmiah a keilmuan, objektif, rasional, saintifik; >< khayal. Contoh kalimat : Karya ilmiah tidak akan berasal
dari cerita khayal.
22. imitasi = artifisial, bikinan, buatan, lancung, lip-lap, palsu, selungkang, sintetis, tiruan;><asli. Contoh kalimat
: Wanita menegah kebawah lebih memilih produk imitasi dibanding asli, karena harganya lebih miring.
23. jahat = bandel, bangor, bangpak, bengal, bengis, biadab (cak), buas, busuk, curang, dengki, durjana, hina,
jahanam, jahil, jalang, jelek, kejam, keji, khianat, kotor (ki), kurang ajar, lacur, licik, nakal, pasik, rusak, sadis,
sundal, tambung, tebal hati, terkutuk; ><baik. Contoh kalimat : Sebuah drama sengaja menghadirkan kedua
karakter tokoh yaitu tokoh jahat dan tokoh baik.
24. jalang a beringas, binal, buas, galak, ganas, garang, geladak, jahat, lacur, liar, nakal, panjang mata, sundal;
>< jinak. Binatang jalang telah berhasil dijinakkan.
25. janda = balu, bujang, randa; duda. Contoh kalimat : Tetangga sebelah rumahku yang janda besok menikah
dengan seorang duda.
26. jawab = balas, balasan, elakan, jawaban, perlawanan, reaksi, respons, sahutan, sambutan, tanggapan,
tangkisan; >< tanya. Contoh kalimat : Sesi tanya dan jawab jumpa pers Syahrini akan segera berakhir.
27. kawan n bendu, dongan, kenalan, sahabat, sejawat, sobat (cak), teman; >< musuh. Contoh kalimat : dalam
politik, yang awalnya kawan dapat menjadi lawan.
28. pendahuluan = alas kata, haluan kata, introduksi, kata pengantar, mukadimah, pembukaan, pengantar kata,
pengenalan, permulaan, pimpinan, prakata, prawacana, prolog; >< penutup. Contoh kalimat
: Pendahuluan sebuah artikel itu di buat semenarik mungkin, sedangkan penutupannya biasa saja.
29. tergabung = tercampur, terhimpun, terpadu, terkumpul, terpumpun; >< terpisah. Contoh kalimat : Salah satu
sekolah tergabung ke dalam sekolah berbasis Internasional, terpisah dari kurikulum yang ditetapkan
pemerintah.
30. terikat v 1 terbalut, terbebat, terbelenggu, terbelit, terberkas, terjalin, terkait, terkebat, terkongkong, terkujut,
terkurung, terlilit, terpaut, terpikat, tersaur, tersekat, tersimpai, tersimpul, tertambat, tertawan; tergabung,
tergolong, terlibat, tersangkut; tertakluk; >< terbebas. Contoh kalimat : Hewan terikat itu ingin terbebas dari
tali temali pengikatnya.
31. kontroversi = perbalahan, perbantahan, perdebatan, polemik, silang pendapat; percederaan, percekcokan,
perselisihan, pertengkaran, pertikaian; prahara >< selaras. Contoh kalimat : Ahmad Dani memang pribadi
yang penuh kontroversi, selaras dengan ide – ide musik yang dihasilkannya.
32. konsisten = konstan, malar, persisten, stabil, taat asas, tetap; harmonis, koheren, selaras, sesuai;
>< inkonsisten. Contoh kalimat : Remaja biasanya belum konsisten dalam hal perasaan, mereka
masih inkonsisten terhadap perubahan kehidupannya.
33. konotatif = alegoris, asosiatif, figuratif, metaforis, simbolis; >< denotatif. Contoh kalimat : Pakai
kata denotatif saja, karena kata konotatif kerap membuatku kebingungan.
34. kualitas n 1 bobot, derajat, jenis, kadar,kaliber (cak), kelas, kapasitas, karakter, status, peringkat, mutu, nilai,
taraf, tingkat; atribut, ciri, karakteristik, keunikan, sifat, tanda; >< kuantitas. Contoh kalimat :
Baik kuantitas maupun kualitas produk baru ini harus unggul dibanding produk-produk lama.
35. laba = keuntungan, kelebihan, margin, profit, surplus; arti, faedah, guna, manfaat; >< rugi. Contoh kalimat :
Bukannya mendapat laba, tetapi merugi.
36. labil = goyah, goyang, temperamental; fluktuatif; >< stabil. Contoh kalimat : Tunggulah ketika ia telah stabil,
bukan sekarang saat ia labil.
37. lahir = jebol, ada, berdiri, hadir, jadi, keluar, muncul, terbentuk, timbul, tumbuh, jasmani,
keduniaan;>< meninggal, mati. Kelahiran disambut dengan tawa, kematian disambut dengan tangis.
38. lahiriah = badaniah, fisis, jasmaniah, ragawi, zahir; >< batiniah. Contoh kalimat : Kemuliaan itu terbentuk
dari kebersihan lahiriah dan kesucian batiniah.
39. laki = adam, laki-laki, lanang, lelaki, maskulin, pria; bujang, cowok (cak), jaka, jejaka, pemuda, perjaka;
jantan; junjungan, suami; >< perempuan. Contoh kalimat : Sekat laki – laki dan perempuan masa kini telah
berangsur – angsur menghilang.
40. monolog = ceramah, lektur, orasi, pidato; >< dialog.
41. mortalitas = kematian; >< natalitas. Contoh kalimat : Tahun ini angka natalitas lebih tinggi dibandingkan
angka mortalitas.
42. muda = anak muda, anom, baru, belia, bujang, enom, jejaka, kecil, lembut, mengunjung, mentah, orang
muda, pentil, peria, perjaka, rawan, remaja, teruna, yuana, yunior, yuvenil, yuwana; >< tua. Contoh kalimat :
Pertunjukan ini cocok bagi semua kalangan, baik muda maupun tua.
43. mudah = encer, enteng, gampang, gembur,lancar, lasuh, lekeh, lun-tur, murah, ringan, sederhana, senang,
sepele, suang; >< susah, sulit. Contoh kalimat : Ali mengerjakan pertanyaan yang mudah dahulu dan
mengabaikan yang sulit.
44. mujur = asian, berbahagia, berbintang terang, berkat, bernasib baik, beruntung, membujur, mendapat
habuan, mendapat laba, mendingan, menyaruk, warisan; >< sial, apes. Contoh kalimat : Pejudi hanya
mengandalkan kemujuran belaka, ketika apes bangkrut keuangannya.
45. mumpuni = ahli, cakap, lihai, mahir, >< bodoh. Contoh kalimat : Pekerjaan ini membutuhkan keahlian yang
mumpuni, tidak akan bisa dikerjakan oleh orang bodoh.
46. munafik = bermuka dua, hipokrit, inkonsisten, kepalsuan, kepura-puraan, nifak; >< jujur. Contoh kalimat :
Bersikap itu pilihan, ingin jadi orang jujur atau munafik.
47. muncul = bertambah, bertunas, hidup, kelihatan, keluar, lahir, membuntang, mencagun, mencongol,
mencuat, mengembol, menjedul, menjelma, menjengul, menjungkar, menongol, menonjol, menyembu,
menyempal, pegari, tampak, tepercul, terangkat, terbit, tersembul, timbul, tumbuh; ada, datang, hadir, masuk,
pegari, tampak, terlihat; berbentuk, berdiri, jadi, lahir, mengemuka, menjelma, tampil, tumbuh; keluar,
terbit; >< tenggelam. Contoh kalimat : Ikan koi itu kadang muncul kadang tenggelam.
48. mundur = berkurang, hanyut, hengkang, kembali, kolot, meleset, menarik langkah, mengundurkan diri,
menyusut, merosot, surut, terkebelakang, tertinggal, undur; >< maju. Contoh kalimat : Maju mundur cantik
menjadi lagu andalan Syahrini saat manggung.
49. murah = banyak, berlebih-lebih, ekonomis, gampang, limpah, melimpah, mudah; >< mahal. Contoh kalimat :
pasar tidak selalu menjual barang murah, terkadang barang mahal pun dijual disana.
50. muram = benguk, buram, guram, kabur, kecut, kelam, kucam, kusam, kusut muka, kuyu, layu, masygul,
menderita, mendung, menipu, murung, pucat, pudar, redup, sabak, sayu, sedih, sedu, suram, teduh,
udam;>< ceria; cerah; berseri. Contoh kalimat : Jangan selalu muram, nikmatilah hari ini dengan ceria.

Contoh soal dan pembahasan materi antonim/sinonim


1. Saat malam kita segera mengistirahatkan tubuh dan saat bangun pagi kita dapat menghirup udara segar
dan bersih yang baik untuk pernapasan
Sinonim kata yang bercetak miring pada paragraf tersebut adalah . . . .
A. membiarkan
B. mendiamkan
C. memberikan
D. memanaskan
2. Siang itu sampah berserakan di halaman sekolah.
Persamaan kata bergaris bawah di dalam kalimat tersebut yaitu ....
A. beterbangan
B. mengonggok
C. berhamburan
D. bertebaran
3. Bank BRI memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah kepada para pedagang kaki lima (PKL)
.Hal ini disambut baik oleh para PKL . Adapun alasan Bank BRI meminjamkan modal tersebut adalah agar PKL
mampu mengembangkan usahanya sekaligus memiliki warung tetap.
Antonim kata mengembangkan dalam paragraf di atas adalah..
A. Menyempitkan
B. Meluaskan
C. Merosot
D. Menambahkan

➢ MENGGALI INFORMASI TERSURAT TEKS ( 3 dan 31 )


Contoh
MENGGALI INFORMASI TERSURAT TEKS
Bacaan atau paragraf memuat informasi tersurat dan tersirat. Informasi tersurat adalah informasi yang tertulis
secara jelas dalam bacaan. Informasi tersirat adalah informasi yang tidak tertulis secara jelas/tersembunyi.
Pokok-pokok informasi terangkum dalam rumus 5W + 1H. Dalam bahasa Indonesia, pokok-pokok informasi itu dapat pula disingkat
dengan ADIKSIMBA (Apa, DI mana, SIapa, Mengapa, BAgaimana) .
Langkah-langkah menentukan pertanyaan/jawaban sesuai isi teks.

1. Bacalah dengan cermat kutipan teks.


2. Pahamilah isi teks dengan benar.
3. Tentukan pertanyaan/jawaban sesuai dengan isi teks.

Berikut kalimat pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan berkaitan isi teks.
a. Apa (what) peristiwanya?
Jawaban sesuatu/perihal peristiwa dalam bacaan
b. Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu?
Jawaban: Pihak (subjek) yang diinformasikan
c. Di mana (where) terjadinya peristiwa itu?
Jawaban: tempat terjadinya peristiwa
d. Kapan (when) terjadinya peristiwa itu?
Jawaban: Waktu terjadinya peristiwa
e. Mengapa (why) peristiwa itu terjadi?
Jawaban: alasan/penyebab terjadinya peristiwa
f. Bagaimana (how) proses peristiwanya?
Jawaban: kondisi atau proses terjadinya peristiwa

Contoh soal dan pembahasan


1. Bersepeda merupakan olahraga yang menyehatkan tubuh. Olahraga ini dapat dilakukan oleh siapa saja.
Dengan mengayuh sepeda, otot perut, kaki, tangan, dan jantung akan bergerak. Otot organ tubuh yang bergerak
akan merangsang keluarnya keringat. Semakin banyak keringat yang keluar semakin banyak pula lemak yang keluar
dari dalam tubuh. Semakin sedikit tumpukan lemak semakin lancar peredaran darah kita.
Kalimat tanya yang sesuai dengan isi paragraf di atas adalah ....
A. Bagaimanakah cara bersepeda yang baik?
B. Mengapa bersepeda dapat menyehatkan tubuh?
C. Sepeda apa yang baik digunakan untuk berolahraga?
D. Siapa saja yang dapat melakukan olahraga bersepeda?

2. Humus si Penyubur Tanah


Apakah humus itu? Humus adalah bunga tanah. Bunga tanah merupakan bahan makartan untuk tanaman.
Humus berasal dari tumbuhan dan hewan yang membusuk.
Jika ingin tanahmu subur, kamu dapat membuat hurnus sendiri. Caranya kumpulkan sampah daun-daunan.
Kernudian, timbun sampah-ssunpah itu dalam lubang. Sebaiknya. lubang dibuat di dawah pohon yang rindang.
Alasannya, karena udara lembab akan mempercepat pembusukan.
Setelah beberapa lama, daun-daun itu akan membusuk. Bentuknya berupa gumpalan-gumpalan hitam yang
bercampur dengan tanah. Itulah yang disebut humus. Tanah yang berhumus ini terasa berminyak jika kita pegang.
Jika humus tadi dicampur dengan tanah padat, tanah padat tersebut akan menjadi gembur. Tanah gembur
sangat subur. Di dalamnya tersedia banyak makanan untuk tanaman. Tanah gembur juga memudahkan
akar mencari makanan untuk pertumbuhannya.
Bagaimana cara membuat humus?
A. Masukkan sampah ke datam lubung lalu bakar sampai jadi abu.
B. Campur sampah dengan tanah padat kemudian diaduk.
C. Sampah daun-daunan ditimbun di dalam lubang hingga membusuk.
D. Sampah dari tumbuhan dicampur dengan tanah gembur.

➢ MENENTUKAN UNSUR TEKS (KALIMAT UTAMA/PENJELAS) (4)

MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DAN KALIMAT PENJELAS (UNSUR TEKS)


Kalimat utama merupakan kalimat berisi ide pokok. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik.
Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas.
Kalimat penjelas yaitu kalimat yang isinya memperjelas, menguraikan, atau berupa rincian-rincian tentang kalimat
utama.
Kalimat utama dapat ditemukan di awal, di tengah, di akhir, di awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
Ciri kalimat utama di antaranya:
1. mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut;
2. biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
3. mempunyai arti jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain;
4. dapat dibentuk tanpa kata sambung transisi; dan
5. dalam paragraf induktif, kalimat utama sering ditandai kata-kata kunci, seperti jadi atau dengan demikian.
Sedangkan kalimat penjelas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik

BANGUN PARAGRAF BAHASA INDONESIA


Drs. Suladi, M.Pd.
Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jakarta
Kalimat Topik
memberitahu pembaca tentang apa yang diperbincangkan dalam paragraf itu
memberi arah/pengendali terhadap permasalahan yangg akan dibicarakan
sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu menjadi titik tolak dari kalimat pengembang

Berdasarkan posisi kalimat topic


1. Deduktif : gagasan utama diletakkan pada bagian awal paragraph.
2. Induktif: gagasan utama diletakkan pada bagian akhir paragraph.
3. Deduktif-Induktif: gagasan utama terletak pada bagian awal dan diulang lagi pada bagian akhir.
4. Ineratif: gagasan utama terdapat di tengah paragraf
5. Menyebar: gagasan utama berupa simpulan dari setiap kalimat yang membangun paragraf itu.

1.Contoh Paragraf Deduktif:


Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja
tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja
yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu
menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar
diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap
loyal, disiplin, dan jujur.

2. Contoh Paragraf Induktif


Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa
putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dingginnya semakin hari
menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri
matahari terbit.

3. Contoh Paragraf Deduktif-Induktif


Pencemaran udara, air, dan tanah saling berhubungan. Asap pabrik dan asap kendaraan mencemari udara.
Polusi udara tertiup ke berbagai tempat. Hujan membawa polusi ke dalam air dan tanah. Saluran air dan sungai sering
tercemar oleh sampah. Pupuk buatan untuk pertanian dapat merusak tanah. Tanaman disemprot dengan pestisida
untuk membunuh hama. Namun, pestisida meracuni binatang dan manusia. Hujan mengalirkan pestisida dan pupuk
dari tanah ke sungai. Akibatnya, air juga terkena polusi. Jadi, semua polusi saling berkaitan.

4. Contoh Paragraf Ineratif


Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur
juga meletus. Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-
tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang
sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun
jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak ditanaman dan dihasilkan
di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung.
5. Contoh Menyebar
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar
matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun
semilir terasa menyejukkan hati.

Contoh soal dan kunci jawaban

1. Perhatikan bacaan berikut!


Cairan daun pepaya dapat meredakan perut kembung. Cairan itu juga dapa melancarkan peredaran darah.
Daun pepaya memang memiliki banyak manfaat. Bahkan enak juga dimakan sebagai sayuran.

Kalimat utama paragraf di atas adalah ....


A. Cairan daun pepaya dapat meredakan perut kembung.
B. Cairan itu juga dapat melancarkan peredaran darah.
C. Daun pepaya memang memiliki banyak manfaat.
D. Bahkan enak juga dimakan sebagai sayuran

2. Bacalah teks berikut.


Nasib elang jawa sungguh memprihatinkan. Burung endemis Jawa ini tergolong hewan terancam punah
dengan status genting. Menurut data BirdLife International, saat ini populasi elang jawa di alam diperkirakan hanya
tersisa sekitar 300–500 individu dewasa. Salah satu penyebab elang jawa terancam punah, yaitu semakin
menyusutnya luas hutan alami di Jawa. Sebagai pulau dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia, kebutuhan
lahan untuk permukiman dan pertanian di Jawa semakin meningkat dari tahun ke tahun. Akibatnya, banyak hutan
yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian maupun permukiman. Saat ini, hutan alami yang tersisa di Jawa
diperkirakan hanya sepuluh persen.

Kalimat utama pada paragraf tersebut adalah . . .


A. Nasib elang jawa sungguh memprihatinkan.
B. Saat ini, hutan alami yang tersisa di Jawa diperkirakan hanya sepuluh persen.
C. Banyak hutan yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian maupun permukiman.
D. Semakin menyusutnya luas hutan alami di Jawa merupakan salah satu penyebab kepunahan elang jawa
terancam punah.

➢ MENENTUKAN IDE POKOK TEKS (5)

Ide pokok atau gagasan pokok adalah gagasan utama atau gagasan yang paling penting dalam paragraf. ide pokok
terdapat dalam kalimat utama. Ide pokok dan kalimat utama berfungsi memberitahu pembaca tentang apa yg
diperbincangkan dalam paragraf itu dan menjadi sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu.
Langkah-langkah menentukan ide pokok adalah sebagai berikut.

1. Menentukan kalimat utama dalam paragraf


Cara menentukan kalimat utama dalam paragraf, yaitu dengan membandingkan kalimat-kalimat dalam paragraf.
Ciri kalimat utama dalam paragraf sebagai berikut.
a. memberitahu pembaca tentang apa yg diperbincangkan dalam paragraf itu;
b. memberi arah/pengendali terhadap permasalahan yang akan dibicarakan;
c. sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu menjadi titik tolak dari kalimat pengembang

2. Menentukan inti kalimat dari kalimat utama


Untuk menemukan ide pokok paragraf kita harus memahami inti kalimat utama. Inti kalimat adalah satuan proporsi
singkat yang terbentuk di dalam sebuah kalimat yang kompleks. Umumnya inti kalimat dibentuk oleh pasangan fungsi
gramatik minimal yaitu subjek dan predikat; atau subjek, predikat, dan objek pada kalimat dengan verba transitif.
Contoh
Kalimat utama: Sikap kritis masyarakat terhadap layanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga medis masih sangat
diperlukan
Inti kalimat:
a. Sikap kritis terhadap layanan kesehatan diperlukan. atau
b. Sikap kritis diperlukan terhadap layanan kesehatan.

3. Mengubah inti kalimat yang ditemukan menjadi frasa


Contoh
Inti kalimat: sikap kritis diperlukan terhadap layanan kesehatan
Ide pokok : perlunya sikap kritis terhadap layanan kesehatan

Contoh soal dan kunci jawaban

1. Bacalah teks berikut.


Tak hanya habitatnya yang dirusak, elang jawa juga kerap ditangkap dan diperjualbelikan sebagai satwa
peliharaan. Padahal, elang jawa merupakan burung yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta diperkuat lewat Kepres No.
4/1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Elang jawa juga termasuk salah satu dari 14 satwa prioritas untuk
diselamatkan berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 132/2011. Jika perdagangan dan alih fungsi hutan tidak dihentikan,
bukan tidak mungkin suatu saat nanti elang jawa hanya dapat dilihat dalam bentuk foto atau hanya dikenang sebagai
burung yang identik dengan simbol negara, yaitu garuda.
Ide pokok paragraf kedua pada teks tersebut adalah . . .
A. Perlindungan elang jawa diatur dalam Undang-Undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
B. Penyebab kepunahan elang jawa adalah alih fungsi hutan menjadi permukiman dan lahan
pertanian.
C. Keberadaan elang jawa dapat dilestarikan dengan menghentikan perdagangan dan alih fungsi hutan.
D. Elang jawa identik dengan simbol negara, yaitu garuda.

2. Bacalah teks berikut

Air laut pasang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya kawasan Jakarta Utara. Naiknya air laut di
kawasan tersebut sudah berlangsung selama sepekan. Tingginya kenaikan permukaan air dikhawatirkan akan
membuat kawasan tersebut tergenang.
Ide pokok paragraf tersebut adalah
A. Air laut pasang terjadi di kawasan Jakarta Utara
B. Naiknya air laut sudah berlangsung selama sepekan
C. Pasangnya air laut dikhawatirkan membuat Jakarta Utara tergenang
D. Pasangnya air laut di beberapa wilayah di Indonesia sangat mengkhawatirkan

➢ MENENTUKAN INFORMASI TERSURAT PADA KARYA SASTRA (6)


Menentukan Isi Pantun

1. Pengertian Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri atas empat larik. Dua larik pertama merupakan sampiran dan dua larik
berikutnya merupakan isi. Pantun memiliki pola rima akhir a-b-a-b.

2. Ciri-Ciri Pantun
a. Terdiri atas empat larik dalam satu bait.
b. Terdiri empat sampai dengan enam kata dalam satu larik.
c. Terdiri atas delapan sampai dengan dua belas suku kata.
d. Larik pertama dan kedua merupakan sampiran dan larik ketiga dan keempat merupakan isi.
e. Larik pertama dan ketiga mempunyai akhir yang sama. Larik kedua dan keempat juga mempunyai akhir
yang sama. Dengan kata lain, rima akhir larik bersajak a-b-a-b atau bersajak silang.
Contoh pantun

Asam kandis asam gelugur


Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

Isi pantun terdapat pada baris ketiga dan keempat. Isi pantun tersebut adalah penyesalan orang yang sudah
meninggal karena saat hidup di dunia tidak sembahyang.

3. Jenis Pantun Dilihat dari Isinya


a. Pantun Anak-Anak
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

b. Pantun Orang Muda/Berkasih-Kasihan


Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua

c. Pantun Orang Tua/Pantun Nasihat


Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

d. Pantun Jenaka
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

e. Pantun Teka-Teki
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
f. Pantun Agama
Contoh
Kalau Menegakkan Benang Basah
Aib Malu Orang Sekampung
Kalau Menegakkan Agama yang Salah
Hidup Mengerang Mati Menanggung

B. Menentukan Isi Syair


Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI - CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)


Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)


Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

Isi syair tersebut adalah mengisahkan sebuah kerajaan yang dipimpin raja yang bijaksana sehingga
rakyatnya hidup sejahtera.

C. Menentukan isi puisi baru


Puisi baru adalah puisi yang tidak lagi terikat oleh jumlah baris dan persajakan dalam setiap baitnya. Dengan kata
lain, jumlah baris dalam setiap baitnya tidak memiliki jumlah tertentu dan persajakannya tidak memiliki rumus pasti.

Contoh puisi baru


Lingkungan Desa
Lingkungan desa
Kau sangat indah
Bersih tanpa sampah
Penuh rasa damai
Pada waktu matahari terbit
Orang-orang berombongan
Pergi ke pasar
Anak-anak ke sekolah

Isi puisi tersebut adalah tentang lingkungan desa memiliki pemandangan yang indah. Lingkungannya bersih tanpa
sampah. Keadaan seperti itu menciptakan rasa damai bagi hati dan pikiran.

Contoh soal dan kunci jawaban

1. Perhatikau syair berikut!


Ingat selalu kepada Tuhan
Jernihkan hati kuatkan iman
Supaya hidup menjadi ringan
Tetap berserah tanpa beban
Maksud syair di atas adalah ....

A. hidup akan damai jika kita bisa menjadi beban


B. badan kita akan kuat jika hati ringan beriman
C. hidup akan damai jika berserah kepada Tuhan
D. hidup akan tenteram jika hati kita memiliki beban

2. Perhatikan puisi berikut


Tanyaku
Tuhan...
Ke mana udara bersih itu?
Semua telah bercampur asap dan polusi
Hanya menyesakkan dada
Tuhan...
Ke mana kesejukan pepohonan?
Semua berganti bangunan kokoh
Merusakkan bumi kami
Tuhan...
Maafkanlah kami...
Beri kami kesempatan
Untuk memelihara bumi kami
Oleh: Dessy Fitriani Putri
(Sumber: Bobo Tahun XL Nomor 30, 1 November 2012)
Isi puisi di atas adalah ... .
A. Pertanyaan kepada Tuhan tentang keindahan alam yang ada di bumi
B. Pertanyaan dan permohonan maaf kepada Tuhan atas kerusakan di bumi
C. Pernyataan terima kasih karena telah menciptakan dunia yang indah
D. Permintaan maaf kepada Tuhan karena selama di bumi telah berbuat dosa

#MENENTUKAN INFORMASI TERSURAT PADA KARYA SASTRA (PROSA)#


A. Pengertian Prosa
Istilah prosa berasal dari bahasa latin oratio provorsa yang berarti ucapan langsung bahasa percakapan sehingga
prosa berarti bahasa bebas, bercerita, dan ucapan langsung. Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose yang
berarti bahasa tertulis atau tulisan.
Aminuddin ( 2002) menyatakan bahawa prosa Fiksi adalah kisahan atau ceritera yang diemban oleh palaku-pelaku
tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu ceritera.
B. Macam-macam Prosa
Secara umum prosa terbagi atas prosa lama dan prosa baru.
1. Prosa Lama
a. Ciri-ciri Prosa Lama
Adapun circiri prosa lama adalah sebagai berikut.
1) Di pengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
2) Ceritanya anonim “tanpa nama”
3) Milik bersama.
4) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
5) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”

b. Jenis-Jenis Prosa lama


1) Mite
Mite atau mitos berasal dari bahasa Yunani, mythos yang berarti cerita tentang dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan
yang dipuja-puja. Mitos adalah cerita tentang dewa-dewa suci yang mendukung sistem kepercayaan atau agama
(religi), contohnya adalah cerita-cerita yang menerangkan asal usul dunia, kehidupan manusia dan kegiatan-
kegiatan hidup seperti bercocok tanam, misalnya tentang kepercayaan Dewi Sri atau adat istiadat yang lain (Suripan
Sadi Hutomo, 1991 : 63).

2) Legenda
Legenda adalah cerita yang mengisahkan asal-usul satu tempat atau peristiwa zaman silam. Hutomo (1991)
menyatakan bahwa legenda merupakan cerita-cerita yang dianggap masyarakat pemiliknya sebagai peristiwa-
peristiwa sejarah. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa legenda adalah sejarah rakyat. Legenda
merupakan cerita yang mencerminkan kehidupan dan kebudayaan masyarakat setempat.

Contoh legenda adalah Candi Roro Jonggrang, Tangkuban Perahu, Danau Toba, dan sebagainya. Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa legenda merupakan suatu cerita yang dianggap terjadi dan pelakunya
adalah orang yang terkemuka atau manusia yang memiliki kesaktian dan betul-betul pernah hidup di masa lampau.

3) Dongeng
Dongeng Menurut Sudjiman (1986:15) adalah cerita tentang makhluk khayalan. Makhluk khayalan yang menjadi
tokoh-tokoh cerita semacam itu biasanya ditampilkan sebagai tokoh yang memiliki kebijaksanaan untuk mengatur
masalah manusia dengan segala macam cara. Bascom dalam Danandjaja ( 2007: 50) menyatakan bahwa dongeng
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita, dan dongeng tidak
terikat oleh waktu maupun tempat. Dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi terutama pada zaman
dahulu.
2. Prosa Baru
a. Ciri-ciri Prosa Baru
Adapun ciri-ciri prosa baru adalah sebagai berikut.
1) Tertulis.
2) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
3) Dipengaruhi pengarangnya.
4) Dipengaruhi sastra barat.
5) Bentuk novel,cerpen,drama.

b. Jenis-Jenis Prosa Baru


1) Cerita pendek
Cerita pendek atau sering disingkat cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Berapa ukuran panjang atau
pendek yang dimaksud memang tidak ada aturan baku yang dianut maupun kesepakatan diantara pengarang dan
para ahli. Edgar Allan Poe dalam Nurgiantoro (1995: 11) menyatakan bahwa cerita pendek adalah sebuah cerita
yang selesai dibaca sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah jam sampai dua jam.

2) Novel
Novel sebenarnya merupakan salah satu jenis fiksi. Novel dan cerita pendek merupakan dua bentuk karya sastra
yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan
fiksi. Dengan demikian, pengertian fiksi juga berlaku untuk novel (Burhan Nurgiantoro, 1995: 9).

Herman J. Waluyo (2002: 37) mengemukakan bahwa novel mempunyai ciri: (1) ada perubahan nasib dari tokoh
cerita; (2) ada beberapa episode dalam kehidupan tokoh utamanya; (3) biasanya tokoh utama tidak sampai
meninggal.

Sumber:
Contoh soal dan pembahasan

1. Suatu hari di sebuah lembah, Monyet bertemu dengan Burung Pipit yang sedang mencari biji- ijian. “Hai Burung
Pipit, kau sedang mencari biji-bijian lagi, ya? Pantas saja kau tidak bertambah besar, yang kau makan bijinya, bukan
buahnya“, ejek Monyet. Burung Pipit hanya diam dan terus mengumpulkan biji-biji apel yang dibuang oleh Monyet.
Suatu hari, hujan turun dengan deras selama berhari-hari. Lembah itu pun tertutup oleh air. Semua hewan
mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di atas bukit. Mereka kedinginan dan kelaparan. Ketika hujan berhenti,
mereka turun kembali ke lembah untuk mencari makanan. Tetapi, semua pohon telah tumbang tersapu air hujan.
Tidak ada lagi buah-buahan untuk dimakan. Saat berjalan menyusuri lembah untuk mencari makan, Monyet bertemu
lagi dengan Burung Pipit.
Burung Pipit iba dengan kondisi Monyet. Burung Pipit mengajak Monyet ke atas bukit. Betapa terkejutnya Monyet,
melihat bukit yang penuh buah-buahan. Ternyata, Burung Pipitlah yang menanam pohon buah-buahan itu. Itulah
sebabnya kenapa Burung Pipit selalu mengumpulkan biji buah-buahan yang dibuang.
Mengapa Burung Pipit mengumpulkan biji-bijian?
A. Burung Pipit tahu akan turun hujan deras dan banjir yang menumbangkan pepohonan.
B. Monyet kehabisan makanan karena pepohonan di lembah tersapu banjir.
C. Burung Pipit menanam biji-bijian tersebut di atas bukit.
D. Burung Pipit adalah burung pemakan biji-bijian.

2. Perhatikan teks di bawah ini


Pada suatu malam Kek Jamali sembahyang Isya di Masjid, selepas sembahyang ia sempatkan untuk membaca Al-
Qur’an, hingga pukul sembilan malam. Dia pulang dengan berjalan kaki di tengah hujan rintik-rintik kecil. Saat dalam
perjalanan pulang ia melihat seorang pengemis yang meminta-minta dari rumah orang yang miskin dan yang
membuat Kek Jamali terketuk hatinya ialah ketika dia tahu bahwa orang miskin tersebut mau memberikan sesuatu
untuk si pengemis.

Apa yang membuat Kakek Jumali terketuk hatinya?

A. Ia membaca al-Quran hingga pukul sembilan malam


B. Ia pulang dengan berjalan kaki di tengah hujan rintik-rintik kecil.
C. Ia melihat seorang pengemis yang meminta-minta
D. Ia tahu bahwa orang miskin akan memberikan sesuatu untuk si pengemis
#MENENTUKAN INFORMASI TERSURAT PADA KARYA SASTRA (DRAMA) #
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak’. Jadi drama bisa
berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang
terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (acting), dan ketegangan pada para pendengar.
Menurut Krauss (1999: 249) dalam bukunya Verstehen und Gestalten, drama adalah suatu bentuk gambaran seni
yang datang dari nyanyian dan tarian adat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisasi dialog
dramatis, sebuah konflik dan penyelesaiannya digambarkan di atas panggung.
Dalam perkembangan selanjutnya yang dimaksud drama adalah bentuk karya sastra yang berusaha
mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak percakapan di atas panggung ataupun suatu karangan
yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat yang dipentaskan.
Namun, yang dapat digolongkan karya sastra adalah naskah drama atau teks drama. Teks drama yang ditulis
menggambarkan kehidupan dengan menampilkan tikaian atau konflik dan emosi melalui lakuan dan dialog. Naskah
ini ditulis untuk pementasan. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat
untuk dipertunjukkan atau dipentaskan.
Oleh karena itu, dalam naskah drama selain percakapan pelaku berisi pula petunjuk gerak atau penjelasan mengenai
gerak-gerik dan tindakan pelaku, peralatan yang dibutuhkan, penataan pentas atau panggung, musik pengiring, dan
sebagainya.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog,
pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan pantas untuk diucapkan
di atas panggung. Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan
ragam bahasa tulis, melainkan bahasa tutur.
Pilihan kata (diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan dengan irama
lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan
lakon. Dialog dalam sebuah drama pun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan bahasa. Namun, nilai estetis
tersebut tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu, dialog harus hidup. Artinya,
dapat mewakili tokoh yang dibawakan.

1. Perhatikan teks drama berikut.


Candra: "Andaikata keadaan rumahku tidak seperti ini, tentu aku tidak akan mendapat masalah."
Rusdi : "Ada apa Can? Katakanlah, mungkin aku dapat membantumu! Ayolah, bicara saja!"
Candra : "Begini Rus! Aku belum membayar buku karena orang tuaku belum mempunyai uang untuk melunasi.
Padahal, aku sudah berjanji hari ini akan melunasi."
Rusdi : "Begini ... kita harus berani! Nanti kita berdua menghadap kepala sekolah setelah pelajaran selesai, kemudian
kita mengatakan sejujurnya tentang keadaanmu. Bagaimana?"
Candra : "Ya itu ide baik sekali. Terima kasih, Rus."

1. Bagaimana kondisi Candra sebelum mendapat saran dari Rusdi?


A. Kacau.
B. Risau.
C. Bimbang,
D. Marah.

2. Mengapa Candra mengatakan "Ya. itu ide yang baik sekali." pada akhir teks?
A. Rusdi meminta Candra untuk berkata jujur.
B. Rusdi berjanji akan membantu Candra untuk melunasi buku.
C. Kepala Sekolah membebaskan uang buku Candra.
D. Rusdi menemukan jalan keluar yang baik.

➢ MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK KARYA SASTRA (TOKOH, LATAR DAN WATAK TOKOH)( 7,8 &9)
A. Unsur Intrinsik Prosa
Unsur intrinsik (intrinsik) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah
yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang yang secara faktual akan dijumpai jika
orang membaca karya sastra. Unsur yang dimaksud misalnya peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut
pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (Burhan Nurgiantoro, 2007).
Pembahasan terhadap unsur-unsur intrinsik pembangun cerita pendek/novel diuraikan sebagai berikut.
1. Tema
Tema merupakan makna yang dikandung oleh sebuah cerita Senada dengan pengertian tersebut, Hartoko
dan Rahmanto (dalam Burhan Nurgiyantoro (2007) menyatakan bahwa tema merupakan gagasan dasar umum yang
menopang sebuah karya. Tema menjadi pengembangan seluruh cerita sehingga bersifat menjiwai keseluruhan
cerita. Senada dengan pengertian tersebut, Tarigan (1983) menyatakan bahwa tema adalah gagasan utama atau
pikiran pokok.
Tema suatu karya sastra letaknya tersembunyi dan harus dicari sendiri oleh pembacanya. Pengarang karya
sastra tidak semata-mata mengatakan apa yang menjadi inti permasalahan hasil karyanya walaupun kadang-kadang
ada atau terdapat kata-kata, kalimat kunci dalam salah satu bagian karya sastra, dari kalimat kunci pengarang
seolah-olah merumuskan apa yang sebenarnya menjadi pokok permasalahan.
Ada beberapa cara untuk menafsirkan tema menurut Stanton dalam Nurgiayantoro (2007) yakni (1) harus
memperhatikan detil yang menonjol dalam cerita rekaan, (2) tidak terpengaruh oleh detil cerita yang kontradiktif, (3)
tidak sepenuhnya tergantung oleh bukti-bukti implisit, tetapi harus yang eksplisit, (4) tema itu dianjurkan secara jelas
oleh cerita yang bersangkutan.

2. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur dalam cerita yang menggambarkan keadaan lahir maupun batin
seseorang atau pelaku. Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda. Karena cerpen/novel pada
dasarnya adalah menceritakan manusia dalam berhubungan dengan dengan lingkungannya, maka setiap tokoh
dalam cerita akan memiliki watak yang berbeda-beda antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Melalui
karakter tokoh cerita pembaca mengikuti jalannya cerita, sehingga maksud cerita akan menjadi lebih jelas.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat
dan sikap para tokoh. Penokohan dan karakterisasi sering disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan.
Penokohan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.
Senada dengan pendapat di atas Panuti Sudjiman (1988: 16-23) berpendapat tokoh ialah individu yang
mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Watak berarti tabiat, sifat kepribadian.
Sedangkan penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.
Jadi yang dimaksud penokohan atau karakteristik adalah ciri-ciri jiwa seseorang tokoh dalam suatu cerita.
Seluruh pengalaman yang dituturkan dalam cerita kita ikuti berdasarkan tingkah laku dan pengalaman yang dipelajari
melalui pelakunya. Melalui perilaku ilmiah pembaca mengikuti jalannya seluruh cerita dan berdasarkan karakter,
situasi cerita dapat dikembangkan.

3. Plot atau Alur


Plot atau alur adalah urutan peristiwa yang merupakan dasar terciptanya sebuah cerita. Alur bisa tampak
apabila pengarang dalam menyusun cerita antara tema pesan dan amanat saling berhubungan.
Cerita bergarak dari peristiwa yang lain, masing-masing peristiwa itu disusun secara runtut, utuh dan saling
berhubungan. Plot merupakan unsure fiksi yang penting, bahkan banyak orang menganggap sebagai unsur yang
terpenting. Plot dapat mempermudah dalam memahami suatu cerita. Tanpa adanya plot pembaca akan kesulitan
dalam memahami suatu cerita.
Plot karya fiksi yang kompleks sulit dipahami hubungan sebab akibat antarperistiwanya, menyebabkan
ceritanya sulit dipahami. Dalam suatu cerita biasanya dituliskan berbagai peristiwa dalam urutan tertentu. Peristiwa
yang diurutkan itulah yang disebut alur atau plot. Adapun pengertiannya menurut Panuti Sudjiman (1998: 30) adalah
jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu, lalu ia juga memberikan batasan bahwa alur
adalah rangkaian peristiwa yang dijalin dan direka secara seksama yang menggerakkan jalan cerita melalui rumusan
ke arah klimaks dan penyelesaian.
Penahapan plot dapat diuraikan sebagai berikut.
Tahapan plot: Awal-tengah-akhir. Tahap awal sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Tahap ini berisi
informasi-informasi penting yang berhubungan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan berikutnya. Tahap tengah
atau tahap pertikaian menampilkan konflik atau pertentangan yang sudah mulai dimunculkan pada tahap
sebelumnya. Adapun tahap akhir atau tahap peleraian menampilkan adagan tertentu akibat klimaks. Pada bagian ini,
dimunculkan akhir dari cerita. (b) Tahapan plot menurut Richard Summers.Richard Summers membagi plot menjadi
lima tahapan yaitu tahap situation (tahap penyituasian) yaitu tahap yang berisi pengenalan tokoh serta situasi yang
ada dalam cerita, tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik), tahap rising action (tahap peningkatan
konflik), tahap climax (klimaks) yaitu titik intensitas puncak konflik yang dialami tokoh, tahap denouement (tahap
penyelesaian).
Dari uraian pendapat yang telah dikemukakan, dapat dinyatakan bahwa plot mengandung indikator-indikator
berikut: (a) plot adalah kerangka atau struktur cerita yang merupakan jalin-menjalinnya cerita dari awal sampai akhir,
(b) dalam plot terdapat hubungan kausalitas (sebab akibat) dari peristiwa-peristiwa, baik dari tokoh, ruang, maupun
waktu. Jalinan sebab akibat itu bersifat logis (masuk akal/dapat diterima akal sehat/mungkin terjadi), (c) jalinan cerita
dalam plot erat kaitannya dengan perjalanan cerita tokoh-tokohnya, (d) konflik batin pelaku adalah sumber terjadinya
plot dan berkaitan dengan tempat, dan waktu kejadian cerita, dan (e) plot berkaitan dengan perkembangan konflik
antara tokoh antagonis dengan tokoh protagonist.
4. Latar (setting)
Latar atau biasa disebut dengan setting merujuk pada pengertian tempat¸ hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar memberikan kesan realistis kepada pembaca. Latar dibedakan
dalam tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu dan sosial. Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa, latar
waktu berhubungan dengan masalah kapan peristiwa terjadi dan latar sosial menyaran pada hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat dalam cerita.
Latar adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung yang mencakup tempat dan dalam waktu serta
kondisi psikologis dari semua yang terlibat dalam kegiatan (Henry Guntur Tarigan, 1984: 187). Sesuai pendapat
tersebut, Sudjiman (1988: 44) mengatakan bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan
waktu, ruang, suasana terjadinya peristiwa dalam karya sastra membangun latar cerita. Sedangkan menurut Kenney
(1966: 40) latar meliputi penggambaran lokasi geografis, termasuk topografi, pemandangan, sampai kepada
perincian sebuah ruangan, pekerjaan atau kesibukan sehari-hari tokoh, waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya,
musim terjadinya, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial dan emosional para tokoh.
5. Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang atau point of view adalah cara dan atau pandang yang dipergunakan pengarang sebagai
sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya
fiksi kepada pembaca (Abrams, dalam Burhan Nurgiantoro, 1995: 248). Dengan demikian, sudut pandang pada
hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan
dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi, memang milik pengarang, pandangan hidup dan
tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh,
lewat kaca mata tokoh cerita (Burhan Nurgiantoro, 1995: 248).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pada hakikatnya pembagian jenis point of view mempunyai
kesamaan yakni: (1) pengarang sebagai aku (gaya akuan), dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai omnicient (serba
tahu) dan dapat juga sebagai limited (terbatas), (2) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan), dalam hal ini ia
dapat bertindak sebagai omniscient (serba tahu) dan dapat juga dapat bertindak limited (terbatas), (3) point of view
gabungan, artinya pengarang menggunakan gabungan dari gaya bercerita pertama dan kedua.
6. Gaya
Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang dalam bercerita atau gaya bahasa yang digunakan pengarang
dalam karyanya. Keduanya saling berhubungan, yaitu gaya seorang pengarang dalam bercerita akan terlihat juga
dalam bahasa yang digunakannya (Jabrohim, 1986: 528).
Gaya bahasa adalah ekspresi personal keseluruhan respon pengarang terhadap persitiwa-peristiwa melalui
media bahasa seperti: jenis bahasa yang digunakan, kata-katanya, sifat atau ciri khas imajinasi, struktur, dan irama
kalimat-kalimatnya.
Menurut Waluyo dan Nugraheni (2008) gaya pengarang satu dengan yang lainnya berbeda. Oleh karena itu, bahasa
karya sastra bersifat ideocyncratic artinya sangat individual. Perbedaan gaya itu disebabkan karena perbedaan
pemikiran dan kepribadian. Gaya bercerita juga berfungsi untuk membentuk kesatuan (unity) dari karya sastra.
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Hal ini tercermin dalam cara pengarang menyusun dan
memilih kata-kata, tema, memandang tema, atau meninjau persoalan, pendeknya gaya mencerminkan pribadi
pengarang. Hal ini sesuai dengan pendapat yakob Sumardjo (1984: 37) yang menyatakan bahwa hasil karya sastra
adalah potret pengarangnya. Gaya pengarangnya adalah kaca bening jiwanya. Pengarang yang religious akan
tampak pada karya sastranya. Pengarang yang matang pengalaman akan menampakkan pandangannya yang
matang tentang kehidupan ini. Dengan mempelajari gaya pengarang akan dapat memahami pribadi pengarang
daripada membaca biografi yang ditulis orang lain.
Gaya pengarang termasuk di dalamnya pilihan kata, majas, sarana retorik, bentuk kalimat, bentuk paragraf,
panjang pendeknya, serta setiap pemakaian aspek bahasa oleh pengarang. Namun, gaya bahasa (majas) dapat
diartikan penggunaan kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk melukiskan suatu maksud guna
membentuk plastik bahasa. Gaya bahasa dapat dibagi menjadi bahasa perbandingan, penegas, pertentangan, dan
pertautan/sindiran. Jadi, gaya bahasa itu merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan suatu pengertian dalam
kata, kelompok kata, dan kalimat.
7. Amanat
Amanat adalah suatu ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang. Panuti Sujiman (1988: 51)
menyatakan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca. Menurut Suharianto (1982: 71) amanat dapat disampaikan secara tersurat dan tersirat. Tersurat,
artinya pengarang menyampaikan langsung kepada pembaca melalui kalimat, baik itu berupa keterangan pengarang
atau pun berbentuk dialog pelaku. Seorang pengarang dalam karyanya tidak hanya sekedar ingin memgungkapkan
gagasannya tetapi juga mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Pesan tertentu itulah yang disebut amanat.
Amanat dalam sebuah karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang
bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan berbagai hal yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca. Amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan hal tertentu
yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca.
Berdasarkan uraian mengenai amanat di atas, jelas bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan kepada
pembaca yang terdapat dalam karya fiksi baik secara tersurat maupun tersirat.

B. Unsur Intrinsik Drama


Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak’. Jadi drama bisa
berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang
terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (acting), dan ketegangan pada para pendengar.
Menurut Krauss (1999: 249) dalam bukunya Verstehen und Gestalten, drama adalah suatu bentuk
gambaran seni yang datang dari nyanyian dan tarian adat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisasi
dialog dramatis, sebuah konflik dan penyelesaiannya digambarkan di atas panggung.
Dalam perkembangan selanjutnya yang dimaksud drama adalah bentuk karya sastra yang berusaha
mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak percakapan di atas panggung ataupun suatu karangan
yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat yang dipentaskan.
Unsur-unsur intrinsik drama adalah berbagai unsur yang secara langsung terdapat dalam karya sastra yang berwujud
teks drama, seperti: plot, tokoh, karakter, latar, tema, dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk dialog.
1. Tema
Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu cerita harus mempunyai tema atau dasar, dan dasar inilah
yang paling penting dari seluruh cerita. Cerita yang tidak memiliki dasar tidak ada artinya sama sekali atau tidak
berguna (Lubis, 1981: 15). Tema sebagai central idea and sentral purpose merupakan ide dan tujuan sentral
(Stanton, 1965: 16). Tema dapat timbul dari keseluruhan cerita, sehingga pemahaman antara seorang penikmat
dengan penikmat lain tidak sama (Jones, 12968: 31). Ada pula yang berpendapat bahwa tema merupakan arti dan
tujuan cerita (Kenny, 1966: 88).
Menurut Nurgiyantoro (1995: 70), tema dapat dipandang sebagai gagasan dasar umum sebuah karya novel.
Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang dan dipergunakan untuk
mengembangkan cerita. Dengan kata lain cerita harus mengikuti gagasan utama dari suatu karya sastra.
Pendapat di atas dapat menggambarkan simpulan bahwa: (1) tema merupakan dasar suatu cerita rekaan;
(2) tema harus ada sebelum pengarang mulai dengan ceritanya; (3) tema dalam cerita atau novel tidak ditampilkan
secara eksplisit, tetapi tersirat di dalam seluruh cerita; dan (4) dalam satu cerita atau novel terdapat tema dominan
atau tema sentral dan tema-tema kecil lainnya.
2. Plot
Plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk dalam tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita
yang utuh. Plot disusun tidak lepas dari tema. Jalan cerita yang disusun atau dijalin tidak boleh meloncat ke lain
tema. Tiap-tiap kejadian akan berhubungan sehingga seluruh cerita merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
Lubis (1981: 18) menyampaikan cara memulai dan menyusun cerita yang disampaikan oleh Tasrif yang
dibagi menjadi lima tahapan, yakni penggambaran situasi awal (exposition), peristiwa mulai bergerak menuju krisis
diwarnai dengan konflik-konflik (complication), keadaan mulai memuncak (rising action), keadaan mencapai puncak
penggawatan (klimaks), kemudian pengarang memberikan pemecahan atau jalan keluar permasalahan sehingga
cerita berakhir (denouement). Cara memulai dan menyusun cerita seperti di atas dinamakan plot atau dramatic
conflict.

3. Penokohan dan perwatakan


Esten (dalam Kelan, 2005: 14) menyatakan bahwa penokohan adalah permasalahan bagaimana cara
menampilkan tokoh: bagaimana membangun dan mengembangkan watak tokoh-tokoh tersebut dalam sebuah karya
fiksi? Jadi antara pengertian tokoh dan penokohan memiliki makna yang berbeda. Tokoh berbentuk suatu individu,
sedangkan penokohan adalah proses menampilkan individu tersebut dalam cerita.
Dalam proses penciptaan pemeranan, sang aktor atau aktris harus memunyai daya cipta yang tinggi untuk
mencoba semaksimal mungkin menjadi tokoh yang diperankan. Ia harus sanggup menjiwai peran yang dipegangnya,
sehingga ia (seperti) benar-benar merupakan sang tokoh dengan apa adanya dalam pementasan lakon tersebut.
Pada penampilan imajinasinya, tokoh juga dibantu oleh laku, pakaian yang dikenakan, dan rias. Semua unsur tidak
bisa dipisah-pisahkan, bahkan harus saling mendukung, sehingga mampu mewujudkan karakter dari tokoh seperti
yang dikehendaki dalam lakon yang bersangkutan.
Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut. (1)
Teknik analitik: karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang; (2) Teknik dramatik, yaitu teknik karakter
tokoh dikemukakan melalui: (a) penggambaran fisik dan perilaku tokoh; (b) penggambaran lingkungan kehidupan
tokoh; (c) penggambatran ketatabahasaan tokoh; (d) pengungkapan jalan pikiran tokoh; dan (e) penggambaran oleh
tokoh lain. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Waluyo (2009: 30) yang menuliskan bahwa penggambaran watak tokoh
mempertimbangkan tiga dimensi watak, yaitu dimensi psikis (kejiwaan), dimensi fisik (jasmaniah), dimensi sosiologis
(latar belakang kekayaan, pangkat, dan jabatan)

4. Amanat
Amanat merupakan unsur cerita yang berhubungan erat dengan tema. Amanat akan berarti apabila ada
dalam tema, sedangkan tema akan sempurna apabila di dalamnya ada amanat sebagai pemecah jalan keluar bagi
tema tersebut. Sudjiman (dalam Alwi, 1998: 08) manyatakan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
oleh pengarang. Amanat terdapat pada sebuah karya sastra secara implisit atau eksplisit. Amanat dinyatakan secara
implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku menjelang cerita berakhir. Sementara itu,
amanat dilukiskan secara eksplisit apabila pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran,
peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya.
Pengertian amanat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan
yang disampaikan pengarang, baik secara implisit atau eksplisit kepada pembaca. Di dalam drama, ada amanat yang
langsung tersurat, tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat dalam naskah drama yang
bersangkutan. Hanya penonton yang profesional yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.
Sumber
Wibowo, Hari. dkk. 2017. Teori dan Genre Sastra Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa

Contoh soal dan kunci jawaban


Bacalah kutipan teks drama berikut untuk menjawab soal nomor 1 - 3!
Berani Jujur
Candra: "Andaikata keadaan rumahku tidak seperti ini, tentu aku tidak akan mendapat masalah."
Rusdi : "Ada apa Can? Katakanlah, mungkin aku dapat membantumu! Ayolah, bicara saja!"
Candra : "Begini Rus! Aku belum membayar buku karena orang tuaku belum mempunyai uang untuk melunasi.
Padahal, aku sudah berjanji hari ini akan melunasi."
Rusdi : "Begini ... kita harus berani! Nanti kita berdua menghadap kepala sekolah setelah pelajaran selesai, kemudian
kita mengatakan sejujurnya tentang keadaanmu. Bagaimana?"
Candra : "Ya itu ide baik sekali. Terima kasih, Rus."

1. Sifat tokoh Rusdi dalam teks drama tersebut adalah ....


A. penyayang
B. lembut
C. tegas
D. penolong

2. Latar tempat pada teks drama tersebut adalah ....


A. di rumah
B. di kelas
C. di lapangan
D. di jalan

3. Tokoh utama dalam drama di atas adalah ....


A. Candra
B. Rusdi
C. orang tua
D. Kepala Sekolah

Bacalah kutipan teks drama berikut untuk menjawab soal nomor 4 - 5!


Suatu hari di sebuah lembah, Monyet bertemu dengan Burung Pipit yang sedang mencari biji- ijian. “Hai Burung Pipit,
kau sedang mencari biji-bijian lagi, ya? Pantas saja kau tidak bertambah besar, yang kau makan bijinya, bukan
buahnya“, ejek Monyet. Burung Pipit hanya diam dan terus mengumpulkan biji-biji apel yang dibuang oleh Monyet.
Suatu hari, hujan turun dengan deras selama berhari-hari. Lembah itu pun tertutup oleh air. Semua hewan
mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di atas bukit. Mereka kedinginan dan kelaparan. Ketika hujan berhenti,
mereka turun kembali ke lembah untuk mencari makanan. Tetapi, semua pohon telah tumbang tersapu air hujan.
Tidak ada lagi buah-buahan untuk dimakan. Saat berjalan menyusuri lembah untuk mencari makan, Monyet bertemu
lagi dengan Burung Pipit.
Burung Pipit iba dengan kondisi Monyet. Burung Pipit mengajak Monyet ke atas bukit. Betapa terkejutnya Monyet,
melihat bukit yang penuh buah-buahan. Ternyata, Burung Pipitlah yang menanam pohon buah-buahan itu. Itulah
sebabnya kenapa Burung Pipit selalu mengumpulkan biji buah-buahan yang dibuang.

4. Sifat tokoh Burung Pipit dalam cerita tersebut adalah . . . .


A. rajin tetapi sombong
B. rajin dan suka menolong
C. baik hati dan pemalu
D. suka menolong dan disiplin

5. Latar tempat dalam cerita tersebut adalah . . . .


A. pegunungan
B. pedesaan
C. perkotaan
D. pantai

➢ MENENTUKAN MAKNA KATA/SIMBOL/KIAS (10)

Kata berlambang/simbol/kias adalah kata-kata tertentu yang mewakili suatu hal yang ingin disampaikan.
Macam-Macam Kata Berlambang
Kata berlambang dalam karya sastra, khususnya puisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Lambang benda
Perhatikan contoh berikut.
Burung dara jantan
Yang dulu kau pelihara
Kini telah terbang menemui jodohnya
(WS Rendra)
Baris burung dara jantan merupakan lambang/simbol yang berarti anak laki-laki.
b. Lambang warna
Pada contoh di bawah ini lambang warna hitam digunakan untuk mengungkapkan perasaan duka.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi
Salemba
(Karangan Bunga karya Taufik Ismail)
c. Lambang bunyi
Lambang bunyi berarti makna khusus bunyi alat musik atau perpaduan bunyi-bunyi tertentu.
Seruling di pasir ipis, merdu
Antara gundukan pohonan pina
Tembang menggema di dua kaki
Burangrang-Tangkubanperahu
(Priangan Si Jelita karya Ramadhan K.H.)
d. Lambang suasana
Lambang suasana berarti menggambarkan suatu peristiwa atau keadaan dengan hal lain. Perhatikan contoh berikut.
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-Mu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
(Doa karya Chairil Anwar)
Pada baris yang ditandai dengan garis bawah, penyair mencoba mengungkapkan suasana kegelisahan karena jauh
dari Tuhan. Kegelisahan itu dilambangkan dengan mengembara di negeri yang asing
Contoh soal dan pembahasan

1. Perhatikan puisi berikut.

Rindu Pelangi
Karya: Nur R.
Semusim ini aku selalu menunggu kehadiranmu
Saat hujan meneteskan rintiknya satu per satu
Hingga usainya pun tak kulihat dirimu
Indahmu selalu kurindu
Warnamu selalu membayang di mataku
Meski kau tak kunjung ingin aku temu
Akan aku nanti disetiap usai hujan selalu

Makna kata yang bercetak miring pada syair tersebut adalah . . . .


A. pernah
B. suram
C. terang
D. hidup

2. Perhatikan puisi berikut.


Sepuluh November
Saat itu
Api yang membakar dadamu
Mengukuhkan semangat juangmu
Saat ini
Meskipun jasmanimu cacat
Jiwamu, pahlawan
Memihak yang benar
Semangat yang benar
Semangat itu bergemuruh di dada
Di hati para pemuda

Makna kata yang dicetak tebal dalam


puisi di atas adalah . . . .
A. semangat
B. zat yang panas
C. suara
D. perjuangan

3. Perhatikan puisi berikut

Sahabat

Saat aku mulai mengerti hidup


Aku butuh seorang sahabat
Yang selalu ada di dekatku
Saat jantung berdetak
Sampai mata tertutup
Aku akan tertawa dan menangis bersama
Tak ada kata putus
Meski masa akan terhapus
Yakinlah hati kita tetap menyatu

Sumber : Bravo, vol. 4/no. 54/Juli 2011

Kata mata tertutup dalam puisi di atas bermakna …


A. Tidur
B. Mengantuk
C. Meninggal
D. Pergi
➢ MENGGALI INFORMASI TERSIRAT DALAM KARYA SASTRA (MENYIMPULKAN/ MEMAKNAI BAGIAN
TEKS) (11 dan 13)
Informasi tersirat adalah informasi yang tersembunyi. Menggali informasi tersirat dalam karya sastra artinya
mencari dan menentukan informasi yang tidak tertulis dengan jelas atau tersembunyi dalam teks sastra.
Contoh soal dan pembahasan
1. Perhatikan teks cerita berikut.
Fahima murid kelas VI SD Mutiara. Ia tergolong anak rajin. Sepulang sekolah, ia membantu ibu
membersihkan rumah. Sekalipun banyak pekerjaan di rumah, ia tidak pemah lupa menyelesaikan tugas sekolah.
Prestasi Fahima di sekolah juga tetap memuaskan. Itu sebabnya, Fahima sering mendapatkan pujian dari guru dan
disukai oleh teman-teman.

Simpulan cerita tersebut adalah ....


A. Semua pekerjaan berat dapat diselesaikan oleh Fahima.
B. Anak yang suka membantu orang tua akan berprestasi di sekolah.
C. Fahima dipuji karena ia rajin dan berbakti kepada orung tua.
D. Anak yang memiliki banyak tugas akan mendapat pujian.

2. Perhatikan teks cerita berikut.


Raden Abimanyu terkepung prajurit Korawa. Kesatria Pandawa itu bertempur tanpa bala bantuan. Raden Abimanyu
terdesak dan gugur di medan Kurusetra. Dewi Subadra terdiam dengan tatap matu sendu saat mendengar kabar
anak semata wayangnya itu.

Maksud kalimat bercetak miring adalah ....


A. Dewi Subadra bergembira karena kematian bala tentara Korawa.
B. Dewi Subadra hendak maju berperang melawan Korawa.
C. Dewi Subadra bersedih karena kematian anak tunggalnya.
D. Dewi Subadra menatap prajurit Korawa yang berjumlah ribuan.

3. Perhatikan teks cerita berikut.


Seorang pengemis datang ke rumah kepala desa untuk meminta makan dan sedikit uang. Bukannya memberi
makan, sang kepala desa justru mengusir pengemis itu. Keesokan harinya, saat bangun tidur, kepala desa yang kikir
itu merasakan tangannya lumpuh dan tidak dapat digerakkan. Ia pun membuat sayembara. Siapa pun yang dapat
menyembuhkannya, akan diberi setengah dari kekayaannya. Pengemis yang kemarin diusirnya datang, “Hai, orang
kaya! Ini adalah akibat dari sifat sombong dan kikirmu! Hanya ada tiga hal yang dapat
menyembuhkanmu! Pertama, kau harus mengubah sifat sombong dan kikirmu. Kedua, bertapalah di sebuah batu
cekung di Gunung Karang selama tujuh hari tujuh malam. Ketiga, jika kau sembuh, penuhilah janjimu. Bagikan
setengah harta kekayaanmu kepada orang-orang tidak mampu!”
Kepala desa yang kaya itu pun melakukan hal-hal yang disebutkan oleh pengemis. Ia pergi ke
Gunung Karang dan melewati perjalanan yang melelahkan. Ia bertapa dan berdoa selama tujuh hari tujuh malam
melewati berbagai cobaan. Pada hari ketujuh, tiba-tiba batu cekung itu menyemburkan sumber mata air panas. Sang
kepala desa itu segera mandi. Secara ajaib, ia pun sembuh dari kelumpuhannya. Ia kembali ke desa dan memenuhi
janjinya, mendermakan hartanya kepada orang-orang tidak mampu. Akhirnya, kepala desa yang kaya raya itu dikenal
sebagai orang yang dermawan. Warga pun sangat menyayanginya.
Maksud pernyataan yang bercetak miring dalam cerita tersebut adalah . . .
A. Kepala desa memberikan setengah dari harta kekayaannya kepada pengemis yang diusirnya waktu itu.
B. Kepala desa segera kembali ke desa dan merayakan kesembuhannya dengan mengundang
orang-orang ke rumahnya.
C. Setelah sembuh, kepala desa mengingkari janjinya untuk memberikan setengah hartanya kepada orang-orang
tidak mampu.
D. Setelah kepala desa sembuh, ia menepati janjinya dengan memberikan setengah dari harta kekayaannya
kepada orang-orang tidak mampu.

4. Bacalah cerita berikut dengan saksama!


Ciung Wanara tumbuh menjadi seorang pemuda yang sangat tampan. Suatu hari, ia ingin sekali pergi ke Kerajaan
Galuh untuk mengembara. Awalnya, aki dan nini tidak menginjinkan. Tetapi, Ciung Wanara terus memaksa. Sebelum
ia berangkat ke Kerajaan Galuh, ia bertanya kepada aki dan nini siapa ayah dan ibu kandungnya. Awalnya, aki dan
nini tidak mau menceritakan kebenarannya. Namun, Ciung Wanara terus bertanya. Aki menjelaskan bahwa ayah
kandungnya adalah seorang raja dari Kerajaan Galuh. Ibunya diasingkan di dalam hutan belantara. Mendengar
penjelasan tersebut. Akhirnya, Ciung Wanara berangkat ke Kerajaan Galuh dengan membawa ayam jantan
kesayangannya.
Kesimpulan cerita tersebut adalah . . .
A. Ayah dan ibu kandung Ciung Wanara berasal dari Kerajaan Galuh.
B. Ciung Wanara memaksa aki dan nini untuk menceritakan tentang ayah dan ibunya.
C. Ciung Wanara tidak ingin berangkat ke Kerajaan Galuh sebelum mengetahui asal-usul ayah dan ibu kandungnya.
D. Ciung Wanara mengetahui jati diri ayah dan ibunya, kemudian berangkat ke Kerajaan Galuh membawa
ayam jantan kesayangannya.

➢ MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK KARYA SASTRA (KONFLIK, AMANAT, TEMA) (12)


➢ pembahasan sebagain ada di (Menentukan unsur intrinsik karya sastra (tokoh, latar dan watak tokoh)
7,8 dan 9 )
Unsur Intrinsik Puisi
Puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irima dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata yang kias. Puisi dibentuk oleh dua unsur, yaitu unsur bentuk dan unsur isi.
Unsur bentuk puisi sebagai berikut
1. Diksi (pilihan kata)
2. Unsur wujud, yaitu unsur puisi di bentuk dari susunan kata, baris, bait hingga membentuk puisi.
3. Unsur pertautan antar baris, atau antar bait yang bersifat logis imajinatif.
4. Unsur musikalitas yang berwujud irama dan rima. Rima merupakan persamaan bunyi. Irama berhubungan
berhubungan dengan pengulangan bunyi,kata, frasa dan kalimat.
5. Unsur gaya dan bahasa.

Unsur isi puisi sebagai berikut.


1. Tema, yaitu gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisi. Tema bersifat khusus, objektif dan
lugas.
2. Amanat yaitu kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi
berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal.
3. Nada dan Suasana puisi. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Suasana menyangkut
pengungkapan sikap penyair
4. Perasaan menyangkut hal yang diungkapkan penyair.

Contoh soal dan pembahasan


1. Bacalah kutipan teks drama berikut untuk menjawab soal nomor
Berani Jujur
Candra: "Andaikata keadaan rumahku tidak seperti ini, tentu aku tidak akan mendapat masalah."
Rusdi : "Ada apa Can? Katakanlah, mungkin aku dapat membantumu! Ayolah, bicara saja!"
Candra : "Begini Rus! Aku belum membayar buku karena orang tuaku belum mempunyai uang untuk melunasi.
Padahal, aku sudah berjanji hari ini akan melunasi."
Rusdi : "Begini ... kita harus berani! Nanti kita berdua menghadap kepala sekolah setelah pelajaran selesai, kemudian
kita mengatakan sejujurnya tentang keadaanmu. Bagaimana?"
Candra : "Ya itu ide baik sekali. Terima kasih, Rus."
Amanat yang terkandung dalam teks drama tersebut adalah ....
A. Hendaknya kita peduli terhadap teman yang sedang kesulitan.
B. Agar tidak menyerah dalam menghadapi kesusahan.
C. Agar saling membantu antara anggota keluarga.
D. Bantulah teman tetapi tidak melampaui kemampuan diri.
2. Bacalah teks berikut.
Pak Badu seorang petani yang rajin. Setiap hari dia pergi ke sawah. Jarak sawah yang jauh tak menghalangi langkah
kaki Pak Badu untuk bekerja. Matahari pagi membuat dia bersemangat. Panas matahari siang juga membuat dia
semakin giat bergelut dengan lumpur sawah. Saat Sinar matahari mulai meredup, Pak Badu baru duduk beristirahat
di pematang sawah.
Tema bacaan di atas adalah
A. mencari kerja
D. mendapatkan pekerjaan
C. rajin bekerja
D. sawah pertanian
3. Bacalah pantun berikut !
Kemumu di dalam semak,
Jatuh melayang selarahnya.
Meski ilmu setinggi tagak,
Tidak sembahyang apa gunanya.

Pesan yang terkandung dalam pantun tersebut adalah ...


A. Kita harus rajin sembahyang agar memiliki ilmu yang tinggi.
B. Ilmu yang tinggi tidak akan berguna jika kita tidak pernah bersembahyang.
C. Raihlah ilmu setinggi-tingginya untuk bekal hidupmu.
D. Seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi tidak perlu melakukan sembahyang..

4. Bacalah kutipan cerpen di bawah ini!


(1) Ketika aku mau menyiramkan racun pembunuh tikus ke sudut rumahku, terutama lubang-lubang
persembunyiaannya, ada keraguan di hatiku.(2) Sebelum aku melangkah, dari lubang bermunculan anak-anak tikus
(3) Sekujur tubuhku menggigil (4) Aku pun lemas dan merasa bersalah.
Konflik yang muncul pada kutipan cerpen tersebut adalah.........
A. Aku menyiram pembunuh tikus
B. Dari dalam lubang bermunculan anak-anak tikus
C. Kebimbangan tokoh aku untuk membunuh tikus
D. Banyak lubang persembunyaian tikus di rumahku.

➢ MEMPREDIKSI KEJADIAN BERDASARKAN ISI CERITA (15)

Memprediksi kejadian berdasarkan isi cerita artinya memperkirakan peristiwa yang akan terjadi berdasarkan isi
cerita.

Kejadian-kejadian dalam cerita tidaklah berdiri sendiri. Dengan kata lain, kejadian-kejadian itu saling berkaitan yang
kemudian membentuk alur/plot. Kejadian-kejadian itu biasanya memiliki hubungan sebab akibat. Kejadian satu dapat
menjadi sebab bagi peristiwa berikutnya.
Soal dan kunci jawaban

1. Setiap hari Akbar terlambat datang ke sekolah. Ia tidak suka memakai seragam dengan rapi.
Berulang-ulang Akbar mendapat peringatan. Akbar pun sering mendapat bimbingan dari guru
konseling. Akan tetapi, Akbar belum bisa mengubah kebiasaan buruknya. Hingga suatu hari orang tua Akbar
dipanggil ke sekolah. Setelah mengetahui perbuatan Akbar,…

Peristiwa yang mungkin terjadi adalah…


A. orang tua Akbar naik emosinya.
B. orang tua Akbar minta maaf pada guru.
C. orang tua Akbar sangat malu.
D. orang tua Akbar mengajak pulang Akbar.

2. Endah murid kelas VI SD Mutiara. Ia tergolong anak rajin. Sepulang sekolah, ia membantu ibu membersihkan
rumah. Sekalipun banyak pekerjaan di rumah, ia tidak pemah lupa menyelesaikan tugas sekolah. Prestasi Endah di
sekolah juga tetap memuaskan. Itu sebabnya, ….

Peristiwa yang mungkin terjadi adalah….


A. Teman-temannya sering mengganggu Endah.
B. Endah disukai oleh guru dan teman-temannya.
C. Teman-temannya tidak menyukai Endah.
D. Endah dijauhi oleh teman-temannya.
➢ MENENTUKAN NILAI-NILAI CERITA (16)

NILAI-NILAI DALAM KARYA SASTRA


Karya sastra (yang baik) senantiasa mengandung nilai (value). Nilai adalah "sesuatu" yang dapat memperkaya
wawasan dan/atau meningkatkan harkat hidup. Nilai dalam karya sastra ada yang bersifat edukatif, menambah
pengetahuan, memberikan hiburan, atau dapat memanusiakan manusia sehingga berguna bagi manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, dalam karya sastra ada sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Nilai dalam karya sastra dikemas dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur, latar,
tokoh, tema, dan amanat atau di dalam larik, rima, dan irama.
Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra , antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah laku.
2. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat.
3. Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.
4. Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari tidak baik ke
baik (pengajaran).
5. Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang enarik/menyenangkan (rasa seni).
6. Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.
7. Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
8. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
9. Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-nilai ini ada yang
bersifat ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif, humoris, dan sebagainya.
Nilai cerita yang sering ditanyakan dalam soal antara lain nilai moral.

Contoh soal dan kunci jawaban

1. Bacalah teks berikut.

Anggi baru pulang sekolah siang itu. la bergegas ke kamar, berganti baju lalu makan siang. Setelah makan, ia harus
segera mencuci kedelai untuk dibuat tempe. Barulah kemudian dia bisa beristirahat. Pukul 15.00 W1B dia
melaksanakan kegiatan yang lain yaitu belajar kelompok bersama Sabrina, Nayla, dan Winda. Sekalipun lelah, ia
melakukannya dengan bersemangat. Ia tidak pernah melalaikan tugas, baik tugas sekolah maupun tugas membantu
orang tua.

Nilai moral positif pada cerita tersebut adalah ....


A. bertanggung jawab
B. berdemokrasi
C. kepedulian
D. tenggang rasa

2. Raja Kahuripan mempunyai dua orang putra, yaitu Raden Panji dan Raden Anom. Raden Anom lebih cerdas
daripada Raden Panji. Selain cerdas, Raden Anom juga dikenal ramah. Raden Panji merasa iri hati melihat
kecerdasan Raden Anom. Karena itu ia ingin mencelakakan saudaranya. Dia menyuruh pembantunya agar
membubuhkan racun ke dalam makanan Raden Anom.

Nilai moral positif yang bisa kita ambil dari cerita di atas adalah....
A. Ramah
B. Suka menolong
C. Menghormati orang lain
D. Penurut

➢ MENENTUKAN KETELADANAN TOKOH CERITA (17)

Keteladanan seorang tokoh merupakan sifat/perilaku baik yang layak ditiru. Misalnya sifat jujur, tanggung jawab,
adil, perilaku suka menolong, bekerja keras, dan sebagainya.
Contoh teks cerita dan keteladanan tokoh
Nama asli Pangeran Diponegoro adalah Raden Mas Ontowiryo. Beliau termasuk garis keturunan Sultan
Hamengku Buwono III. Ketika sultan ingin mengangkatnya menjadi raja, beliau menolak dan memilih meninggalkan
keraton. Hal ini disebabkan beliau merasa tidak berhak sebagai anak dari seorang selir, bukan permaisuri. Hal ini
berbeda dengan kebanyakan orang pada umumnya yang menginginkan menjadi raja walaupun bukan haknya.
Diponegoro juga lebih tertarik pada kehidupan religius dan merakyat sehingga lebih suka tinggal di Tegalrejo,
kediaman nenek buyutnya, Ratu Ageng Tegalrejo, permaisuri HB I. Lebih dari itu, Pangeran Diponegoro juga tidak
suka akan campur tangan Belanda yang terlalu besar dalam keratin.
Sikap yang patut diteladani dari tokoh tersebut adalah … kehidupannya yang merakyat
Contoh soal dan pembahasan
1. Bambang Pamungkas adalah sosok striker nomor satu di timnas. Ia menekuni profesi sebagai pesepakbola
memang sedari kecil. Ia bukan dari keluarga yang berkecukupan, namun karena kegigihannya berlatih, sekarang ia
menjadi tulang punggung di garis depan tim sepakbola Indonesia.
Hal yang patut diteladani dari tokoh dalam kutipan biografi tersebut adalah . . . .
A. Menekuni profesi dengan giat berlatih
B. Menekuni profesi sebagi pesepakbola
C. Menjadi striker utama di timnas
D. Mengorbankan keluarga untuk meniti karir

2. Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi
Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia.
Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan
yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa).
Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan

, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar
Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki Hajar
Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan
hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan
Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.
Hal yang patut diteladani dari tokoh dalam kutipan biografi tersebut adalah . . . .
A. aktif berorganisasi
B. pendiri Taman Siswa
C. pernah menjadi menteri
D. pahlawan pendidikan

➢ MELENGKAPI KALIMAT/TEKS DENGAN ISTILAH/KATA/UNGKAPAN/PERIBAHASA (18,19dan 20)

Melengkapi kalimat/teks dengan istilah/kata/ungkapan/peribahasa adalah mengisi bagian yang rumpang kalimat/teks
dengan istilah/kata/ungkapan/peribahasa yang tepat.

A. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau
sifat yang khas dalam bidang tertentu (https://kbbi.web.id/istilah)

Contoh
Setiap siswa harus … dalam kegiatan tersebut.
Kata/istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah berpartisipasi.
Berpartisipasi: ikut serta dalam kegiatan

B. Ungkapan
Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna unsur-unsurnya
sering kali menjadi kabur); (https://kbbi.web.id/ungkap)

Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur
yang membentuknya. (https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Ungkapan)

Contoh:
-tinggi hati : 'sombong'
-ringan kepala : 'mudah belajar'
-darah daging : 'anak kandung'
-dingin hati : 'tidak bersemangat
-uang panas : 'uang tidak halal'
-panas rezeki : 'sukar mencari rezeki'

Contoh
Memang tidak tahu diri anak itu. Sudah disoraki penonton masih tertawa juga. Bahkan, ia tampak sangat percaya diri.
Padahal penampilannya jauh dari kata menarik. Ah, benar-benar … anak itu.

Ungkapan yang tepat melengkapi teks tersebut adalah …


Tebal muka: tidak punya rasa malu.

C. Peribahasa
Peribahasa adalah 1 kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu
(dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan); 2 ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi
perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku

Contoh
Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua. ( Budi baik itu tidak akan dilupakan orang).

Seperti air dengan tebing.(persahabatan yang kokoh dan tolong-menolong).

Contoh
Peter seorang pelajar yang pandai, bahkan ia pernah meraih medali emas tingkat internasional di Bali dalam lomba
fisika. Namun, ia tidak sombong dengan kepandaiannya itu. Ia selalu sopan dan baik kepada siapa saja. Ia memiliki
prinsip hidup…

Peribahasa yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah…


Seperti ilmu padi kian berisi kian runduk.

Contoh soal dan pembahasan

1. Perhatikan teks berikut.


Udara di lingkungan kami sangat kotor terkena polusi. Polusi udara itu disebabkan oleh asap pabrik dan asap
kendaraan bermotor. Masyarakat berusaha mengurangi polusi dengan ... . Hal itu diharapkan dapat mengurangi
polusi udara dan memperindah pekarangan rumah.
Istilah yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas adalah ....
A. pembibitan
B. penghijauan
C. pembenihan
D. penanaman

2. Perhatikan teks berikut.


Santosa murid kelas VI. Ia selalu ingin membeli aneka mainan di sekolahnya. Karena uangnya tidak cukup, ia sering
meminjam uang kepada teman- temannya. Padahal setiap hari ia diberi saku Rp 5.000,00 oleh ayahnya, sedangkan
harga mainan yang ia beli seharga Rp 9.000,00. Sikap Santosa bagaikan ….
Peribahasa yang tepat untuk melengkapi teks tersebut atas adalah . . . .
A. Besar pasak dari pada tiang.
B. Tong kosong berbunyi nyaring.
C. Air tenang menghanyutkan.
D. Air beriak tanda tak dalam.
3. Perhatikan teks berikut.
Budi anak dari keluarga yang kaya. Ia pandai di sekolahnya. Namun, ia tidak sombong dan mau berteman
dengan siapa saja. Sikap Budi tersebut membuat teman- temannya suka kepadanya. Budi memang anak yang ….
Ungkapan yang sesuai untuk melengkapi teks tersebut adalah . . . .
A. besar hati.
B. rendah hati.
C. besar kepala.
D. hati emas.

➢ MENYUSUN PEMBUKAAN TEKS PIDATO DAN MELENGKAPI BERBAGI JENIS PIDATO (21 dan 22)

Pidato merupakan kegiatan berbicara. Berpidato bisa dilakukan berdasarkan teks/naskah pidato (yang sudah
disiapkan sebelumnya), berdasarkan catatan tentang garis besar isi pidato, ada pula yang serta merta, tanpa teks. Bagi
pemula, dalam berpidato sebaiknya menggunakan teks/naskah pidato agar lancar. Kerangka pidato adalah catatan
tentang pokok-pokok isi pidato yang disusun sesuai dengan urutan yang dikehendaki.
Naskah pidato disusun berdasarkan langkah-langkah berikut.

1. Menentukan tema atau pokok pembicaraan.


Tema disesuaikan dengan peristiwa yang melatarbelakangi pidato. Misalnya, untuk acara perpisahan, kamu bisa
menyampaikan tema “Berterima kasih kepada Bapak-bapak/Ibu-ibu Guru”.
2. Mendaftar pokok-pokok isi yang akan disampaikan dalam pidato.
3. Menentukan tujuan pidato.
Tujuan pidato bermacam-macam, misalnya untuk mengemukakan atau menyampaikan sesuatu, menghibur,
menjelaskan sesuatu atau mempengaruhi pendengar.
4. Menyusun kerangka pidato.
Kerangka pidato terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup.

a. Pendahuluan, berisi: salam pembuka, ucapan syukur kepada Tuhan, ucapan terima kasih kepada berbagai pihak
yang terkait, dan tujuan pidato.
b. Isi. Isi pidato berisi uraian materi pidato. Isi pidato harus sesuai dengan tema.
c. Penutup, berisi kesimpulan, saran, kritik, harapan-harapan, ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan salam
penutup.
5. Mengembangkan kerangka pidato menjadi naskah pidato.

BELAJAR BERPIDATO DENGAN BAIK

Ada berbagai macam cara berpidato, yaitu membaca naskah, menghafalkan naskah, menggunakan kerangka pidato,
dan tanpa naskah. Pada pelajaran ini, kamu akan belajar berpidato dengan membaca naskah. Kamu mungkin pernah
mendengarkan seseorang yang berpidato. Ada yang berpidato dengan menarik, ada pula yang tidak. Agar kamu dapat
berpidato dengan baik, bacalah dan pahami naskah pidato dengan baik. Persiapan yang baik sebelum berpidato akan
mengurangi rasa gugupmu ketika berpidato sehingga kamu pun dapat berpidato dengan baik. Hal-hal yang harus
diperhatikan ketika berpidato menggunakan naskah adalah sebagai berikut:

1. Sebelum berpidato, bacalah naskah untuk memahami isinya.


2. Mengetahui hal-hal penting (tujuan, nama acara, dan undangan yang hadir) dalam naskah.
3. Ketika berpidato, gunakan intonasi yang tepat.
4. Pandangan mata jangan selalu terarah pada naskah. Sesekali mata diarahkan pada hadirin.
Contoh Pidato:

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Selamat siang untuk semuanya.
Bapak Kepala Sekolah yang saya hormati,
Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
Para orang tua murid Kelas VI yang saya hormati,
Kakak-Kakak Kelas VI yang saya cintai.
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt. atas semua limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita
semua dapat berkumpul pada hari ini untuk mengikuti acara perpisahan Kelas VI.

Pada kesempatan ini, saya selaku ketua panitia penyelenggara acara perpisahan ini ingin mengucapkan terima
kasih pada guru-guru kita tercinta yang telah banyak membantu persiapan acara ini. Tidak lupa, saya juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah bersedia menjadi pengisi acara ini hingga acara ini dapat
terlaksana.

Acara ini bertujuan sebagai acara perpisahan dan peringatan hari kelulusan para siswa Kelas VI. Saya ucapkan
selamat bagi Kakak-Kakak Kelas VI yang telah lulus. Semoga semua cita-cita Kakak dapat tercapai. Kami berharap
setelah. Kakak lulus dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kakak tidakmelupakan sekolah kita tercinta
ini. Di sekolah inilah, kita belajar banyak dari para guru dan teman-teman kita. Selamat jalan Kakak-Kakakku.
Hadirin yang saya hormati, meskipun acara ini sudah kami susun dan rancang sebaik-baiknya, mungkin saja masih
ada kekurangannya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas semua kekurangan dan ketidaksempurnaan ini.

Akhir kata, saya beserta semua teman-teman panitia acara mengucapkan

selamat menikmati semua rangkaian acara yang telah kami persiapkan.

Sekian sambutan dari saya.

Terima kasih.

CONTOH SOAL
1. Bacalah kutipan pidato berikut.
……..

Untuk menghadapi situasi saat ini, kita harus selalu waspada. Sehubungan dengan isu penculikkan dan pembunuhan
di daerah kita ini, diharapkan orang tua khususnya para wali murid serta para anak-anak tidak perlu merasa
cemas. Bukankah belum ada bukti yang nyata ? Namun, kita harus tetap waspada.
Kalimat pembuka yang tepat untuk melengkapi pidato di atas adalah. …

A. Bapak-bapak, Ibu-ibu wali murid, serta anak-anak


B. Mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa
C. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf
D. Assalamu’alaikum wr. wb. Salam sejahtera bagi kita semua

2. Tiga bagian utama dalam pidato, yakni...


A. Pembuka,isi,akhir
B. Pembuka,isian,penjelas
C. Pembuka,akhir,isi
D. Pembuka,isi,penutup

➢ MELENGKAPI KALIMAT/TEKS DENGAN KATA BENTUKAN (23)

A. Kata Dasar dan Kata Bentukan


Dalam bahasa Indonesia secara umum bentuk kata itu terdiri atas dua macam, yaitu kata dasar dan kata
bentukan. Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum mendapat imbuhan apa pun. Kata
bentukan merupakan kata yang sudah dibentuk dari kata dasar dengan menambahkan imbuhan tertentu.
Pembentukan kata adalah proses membentuk kata dengan menambahkan imbuhan atau unsur lain pada kata dasar.
Dalam bahasa Indonesia, pembentukan kata dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai cara. Cara yang dimaksud adalah sebagai berikut.
(1) Pengimbuhan
(2) Penggabungan kata dasar dan kata dasar
(3) Penggabungan unsur terikat dan kata dasar
(4) Pengulangan
(5) Pengakroniman
Pada bagian ini akan dibahas pembentukan kata dengan cara pengimbuhan dan kata berimbuhan.

B. Pengimbuhan
Pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar.
Sehubungan dengan itu, imbuhan yang lazim digunakan sebagai unsur pembentuk kata dalam bahasa Indonesia,
paling tidak, terdiri atas empat macam, dan masing-masing diberi nama sesuai dengan posisinya pada suatu kata.
Pertama, imbuhan yang terletak pada awal kata lazim disebut awalan (prefiks). Kedua, imbuhan yang terletak pada
akhir kata lazim disebut akhiran (sufiks). Ketiga, imbuhan yang terletak pada tengah kata lazim disebut sisipan
(infiks). Keempat, imbuhan yang terletak pada awal kata dan akhir kata sekaligus lazim disebut gabungan imbuhan
(konfiks). Beberapa contoh imbuhan itu dapat diperhatikan di bawah ini.

a. Awalan
meng- menulis, melamar, memantau
di- ditulis, dilamar, dipantau
peng- penulis, penyanyi, peramal
ber- berkebun, bermain, bermimpi
ter- terpaksa, terpadu, tersenyum
se- serupa, senada, seiring
b. Akhiran
-an tulisan, tatapan, tantangan
-i temui, sukai, pandangi
-kan tumbuhkan, sampaikan, umumkan
c. Sisipan
-el- geletar, geligi, gelantung
-em- gemuruh, gemetar
-er- gerigi
d. Gabungan Imbuhan
meng-...-kan menemukan, meratakan
meng-...-i memandangi,
mengunjungi
peng-...-an pendidikan, pemandian
ke-...-an kehujanan, kemajuan
se-...-nya seandainya, sebaiknya
per-...-an peraturan, persimpangan
C. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan baik awalan, sisipan, akhiran, maupun
gabungan imbuhan.
Dalam bahasa Indonesia secara umum bentuk kata itu terdiri atas dua macam, yaitu kata dasar dan kata bentukan.
Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum mendapat imbuhan apa pun. Dalam proses pembentukan
kata, kata dasar dapat diartikan sebagai kata yang menjadi dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas. Dalam
pengertian ini, kata dasar lazim pula disebut sebagai bentuk dasar, kata asal, dan ada pula yang menyebutnya
sebagai dasar kata. Terkait dengan itu, untuk menghindari penyebutan yang berbeda -beda, dalam buku ini kata
yang menjadi dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas disebut kata dasar.
Berbeda dengan itu, kata bentukan merupakan kata yang sudah dibentuk dari kata dasar dengan menambahkan
imbuhan tertentu. Kata bentukan seperti ini lazim pula disebut dengan beberapa istilah yang berbeda-beda, misalnya
ada yang menyebutnya sebagai kata turunan, kata berimbuhan, dan ada pula yang menyebutnya kata jadian.
Sumber
Mustakim. 2014. Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Contoh Soal dan Kunci Jawaban

1. Buku itu … ayahku sebelum ia meninggal dunia.


Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah ….
A. ditulis
B. tulisan
C. menulis
D. tertulis

2. Hampir seluruh rakyat...kepada pejabat itu.


Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah ….
A. dukungan
B. pendukung
C. mendukung
D. dukungannya

➢ MENUNJUKKAN KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN (25)


Menujukkan artinya memperlihatkan; menyatakan; menerangkan (dengan bukti dan sebagainya) (jaan adalah kaidah-
kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca;
Menujukkan kesalahan penggunaan ejaan artinya menyatakan atau menerangkan kata, kalimat, dan sebagainya
yang tidak sesuai dengan kaidah atau pedoman. Aturan atau kaidah mengenai ejaan terdapat dalam pedoman umum
ejaan bahasa Indonesia (PUEBI) sesuai dengan permendikbud nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia.
Contoh soal dan kunci jawaban

1. Penulisan kata depan yang tidak tepat terdapat dalam kalimat …


A. Kemarin Aira Aftani bertamasya ke Pulau Buton.
B. Ia pulang dari Jakarta.
C. Ayah berangkat keluar negeri.
D. Tikus itu bersembunyi di bawah meja.

Pembahasan: keluar negeri seharusnya ditulis ke luar negeri (kata depan ditulis terpisah dengan kata lain)

2. Bacalah teks berikut.

(1) Kegiatan pramuka diadakan pada hari sabtu pukul 13.00. (2) Kegiatan pramuka ini dimulai dengan upacara
pembukaan. (3) Upacara dilakukan di halaman sekolah. (4) Setelah upacara, anggota pramuka kembali ke kelas
untuk mendapat pengarahan dari pembina pramuka.

Kalimat yang terdapat kesalahan penulisan ejaan adalah kalimat bernomor…


A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

Pembahasan: kata sabtu seharusnya ditulis Sabtu (nama hari ditulis dengan huruf kapital pada awal kata)

RINGKASAN MATERI

A. Penulisan Kata Depan


Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.

B. Pemakaian Huruf Kapital

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.


Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan
ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna “anak dari”,
seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
"Besok pagi," kata dia, "mereka akan berangkat."
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta

Agung Permana, Sarjana Hukum


Irwansyah, Magister Humaniora
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi,
serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau
yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf
awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Sungai Musi Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama
jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan
tarian Sulawesi Selatan.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna)
dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia
dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam
judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di,
ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau
sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
(Permendikbud nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

➢ MENUNJUKKAN KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA (26)


Menujukkan artinya memperlihatkan; menyatakan; menerangkan (dengan bukti dan sebagainya) Tanda baca adalah
tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua)
Menunjukkan kesalahan penggunaan tanda baca artinya memperlihatkan, menyatakan, atau menerangkan tanda
yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua).

Contoh soal dan kunci jawaban


1. Cermatilah kutipan berikut.
Yth: Bapak Joko Sarwono, S. H.

Di tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan diadakannya perpisahan kelas VI, kami mengundang Bapak/Ibu dalam rapat persiapan
acara tersebut.
Tanda baca yang tidak tepat dalam kutipan tersebut adalah…
A. titik dua (:) setelah singkatan Yth
B. koma (,) setelah kata Joko Sarwono
C. titik (.) pada singkatan S.H.
D. koma (,) setelah kata kelas VI

Pembahasan: tanda baca yang tepat setelah singkatan Yth adalah titik (.)

➢ MENGGUNAKAN EJAAN (28)


Menggunakan artinya memakai atau melakukan sesuatu dengan). Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca;
Menggunakan ejaan artinya memakai kaidah-kaidah kebahasaan (ejaan) dalam kegiatan berbahasa (menyusun kata,
kalimat, paragraf, dan sebagainya.

Contoh soal dan kunci jawaban

1. Penggunaan ejaan yang tepat terdapat pada kalimat ....

A. Dika membeli obat sesak napas di apotek.


B. Dika membeli obat sesak nafas di apotek.
C. Dika membeli obat sesak napas di apotik.
D. Dika membeli obat sesak nafas di apotik.
2. Bacalah paragraf rumpang berikut!

Ketahuilah, bahwa kebiasaan ramah lingkungan dapat dilakukan di rumah. Misalnya, saat memasak sayuran. Potong
bahan makanan menjadi bagian-bagian kecil, gunakan panci kecil dengan air secukupnya, dan gunakan penutup
panci saat mendidihkan air. Ini akan membantu mempersingkat waktu memasak, sehingga gas yang digunakan juga
lebih sedikit. Hal ini menjadi cara yang . . . . untuk mengatasi pemborosan energi di rumah.

Kata baku yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah . . . .

A. higienis
B. efektif
C. kreatif
D. aman

RINGKASAN MATERI

A. Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak baku
adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia ini lebih dikenal
sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Selain itu, kamus bahasa Indonesia juga menjadi salah satu
rujukan dalam penentuan baku atau tidaknya suatu kata.

Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya pada pidato atau ketika
berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari,
misalnya dengan teman atau anggota keluarga. Kata tidak baku dapat dikenali salah satunya dari penulisannya.

B. Ciri-Ciri Kata Baku dan Tidak Baku


Beberapa penentuan kata baku dapat dilihat dari ciri-cirinya.

Ciri ciri kata baku antara lain:


1. Kata baku tidak dapat berubah setiap saat
2. Tidak terpengaruh bahasa daerah
3. Bukan bahasa percakapan sehari-hari
4. Tidak terpengaruh bahasa asing
5. Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat
6. Kata baku tidak mempunyai arti yang rancu
7. Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan)
8. Pemakaian imbuhan pada kata baku secara eksplisit
Ciri-ciri kata tidak baku antara lain:
1. Dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
2. Terpengaruh oleh perkembangan zaman
3. Digunakan pada percakapan santai
4. Dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya

C. Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

No. Kata Baku Kata Tidak Baku


1 Abjad abjat
2 Advokat adpokat
3 Afdal afdol
4 Akhlak ahlak
5 Aktif aktip
➢ MEMPERBAIKI KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN (29)

Memperbaiki artinya membetulkan kesalahan atau kekeliruan. Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca;

Memperbaiki kesalahan penggunaan ejaan artinya membetulkan kesalahan atau kekeliruan penggunaan kaidah-
kaidah kebahasaan/ejaan. Kesalahan pengguanaan ejaan dapat terjadi pada pembentukan kata, kalimat, dan
paragraf.

Contoh soal dan pembahasan

1. Perhatikan cuplikan laporan berikut !

Laporan Kunjungan ke Museum Kereta Api

Pada hari Sabtu, 3 November 2012 kami mengadakan kunjungan ke Museum Kereta Api. Museum tersebut berada
di kawasan Kota Ambarawa. Kami tidak sekedar melakukan kunjungan, tetapi juga belajar banyak hal tentang
perlengkapan sarana transportasi Kereta Api. Kami sangat senang sekali dikarenakan kami dapat mengetahui
berbagai macam perlengkapan sarana transportasi Kereta Api.

Perbaikan kata yang dicetak miring dalam laporan di atas adalah . . . .

A. sekedar, sangat senang sekali, dikarena.


B. sekadar, sangat senang, karena.
C. sekadar, senang sekali, sebabnya.
D. sekedar, sangat senang, karena

2. Bacalah paragraf berikut!


setelah lulus dari sd adiluhung tessa berencana melanjutkan pendidikan ke smp putra bangsa.
Tessa rajin mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah, agar dapat lolos seleksi masuk sekolah.
Tessa ingin sekali membahagiakan kedua orang tuanya dengan masuk ke SMP favorit di kotanya
tersebut.
Perbaikan penulisan ejaan pada kalimat yang bercetak miring adalah . . .
A. Setelah lulus dari sd Adiluhung, tessa berencana melanjutkan pendidikan ke SMP Putra Bangsa.
B. Setelah lulus dari SD Adiluhung , Tessa berencana melanjutkan pendidikan ke SMP putra bangsa
C. setelah lulus dari SD Adiluhung , Tessa berencana melanjutkan pendidikan ke SMP putra bangsa.
D. Setelah lulus dari SD Adiluhung, Tessa berencana melanjutkan pendidikan ke SMP Putra Bangsa.

➢ MEMPERBAIKI KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA (30 dan 35)

Memperbaiki artinya membetulkan kesalahan atau kekeliruan. Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem
ejaan (seperti titik, koma, titik dua)

Memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca artinya membetulkan kesalahan penggunaan tanda yang dipakai
dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua). Kesalahan penggunaan tanda baca dapat terjadi antara lain saat
menyusun kalimat atau paragraf.

Contoh soal dan kunci jawaban


1. Perhatikan penggalan surat berikut!

Mengharap kehadiran orang tua murid dalam acara

Rapat Persatuan Orang Tua Murid dan Guru SD Negeri 1 Jetis pada:

hari, tanggal : Kamis, 15 Februari 2018

waktu : 13.00 sd 15.00 WIB


Perbaikan penulisan singkatan kata yang bergaris bawah dengan menggunakan tanda baca yang tepat adalah ....

A. s/d
B. s-d
C. s.d
D. s.d.

2. Cermatilah kalimat berikut.

Besok pagi kata dia mereka akan berangkat.

Perbaikan tanda baca yang tepat kalimat di atas adalah …

A. “Besok pagi kata dia mereka akan berangkat.”


B. “Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”
C. “Besok pagi,” kata dia, “Mereka akan berangkat.”
D. “Besok pagi,” Kata dia, “Mereka akan berangkat.”

RINGKASAN MATERI

Tanda Baca pada Kalimat Langsung

Pemakaian tanda baca pada kalimat langsung antara lain sebagai berikut.

1. Tanda petik (“…”) dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan.

Misalnya:

"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.

"Kerjakan tugas ini sekarang!" perintah atasannya. "Besok akan dibahas dalam rapat."

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau
kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.

➢ MENYUSUN BERBAGAI TEKS (DESKRIPSI, NARASI) (32)

A. Teks Deskripsi

Deskripsi adalah teks yang bertujuan memberikan gambaran atau kesan kepada pembaca/pendengar terhadap
objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Dengan teks
ini, pembaca/pendengar dapat dibuat seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau terlibat dalam peristiwa
yang diuraikan penulis/pembicara baik secara indera, logika, maupun emosi.

Contoh

Ia terlentang seharian di atas trotoar panas itu. Tubuhnya yang tinggal tulang terbalut kulit itu tertutup oleh pakaian
kotor dan dekil yang telah robek di sana sini, sehingga perutnya yang kempis itu menyeringai dari sela-sela baju. Bau
anyir menyeruak dari borok di borok di kedua kakinya yang melebar dengan warna merah
B. Teks Narasi

Narasi adalah teks yang bertujuan mengisahkan atau bercerita. Dalam teks ini peristiwa biasanya disusun menurut
urutan waktu ( kronologis), memiliki tokoh, dan terdapat konflik.

Contoh

Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil. Kemudian, kami memasuki gang kecil.
Beberapa waktu kemudian, kami sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya.

Contoh soal dan kunci jawaban

1. Perhatikan ilustrasi berikut.

Deskripsi yang sesuai dengan gambar binatang tersebut adalah ....


A. Punggungnya memiliki penutup tubuh berupa cangkang agar tidak mudah tenggelam dan dapat menarik kepala
untuk menangkap mangsa.
B. Punggungnya memiliki penutup tubuh berupa cangkang agar memudahkan berenang di air dan memiliki tulang
yang kuat di mulutnya.
C. Punggungnya memiliki penutup tubuh berupa cangkang yang keras sebagai pelindung dari ancaman
pemangsa.
D. Punggungnya memiliki penutup tubuh berupa cangkang untuk melindungi dirinya dan memiliki leher panjang untuk
menangkap mangsa.

2. Perhatikan gambar berikut!

Paragraf yang sesuai dengan gambar tersebut adalah . . . .


A. Pak Khoirudin sedang memberikan pelajaran Bahasa Indonesia tentang cerita anak. Para siswa
mendengarkan cerita yang disampaikan oleh Pak Khoirudin dengan saksama. Hal itu disebabkan Pak
Khoirudin bercerita dengan menarik dan menjiwai apa yang diceritakan.
B. Minggu yang lalu, Siswa-siswi mengikuti Ujian Nasional di sekolahan. Mereka berhasil
meraih yang terbaik tingkat Semarang. Oleh karenanya, Pak Rifa’i memberi hadiah buku
yang sangat tebal. Buku itu berisi cara-cara meraih kesuksesan pada masa yang akan datang.
C. Seorang direktur sedang memberikan pengarahan kepada para karyawan tentang pentingnya
keselamatan dalam bekerja. Supaya pekerjaan bisa terlaksana dengan baik, seluruh karyawan
harus bekerja dengan maksimal.
D. Para siswa bersedih setelah menyimak pengumuman hasil try out UN yang tidak
memuaskan. Mereka berjanji akan beruasah lebih baik bahkan mejadi yang terbaik di tingkat
kecamatan.
➢ MENYUSUN BERBAGAI PETUNJUK (MENGGUNAKAN/MEMBUAT SESUATU) (33)
Teks yang berisi petunjuk menggunakan atau membuat sesuatu disebut dengan teks prosedur.

A. Pengertian Teks Prosedur

Teks prosedur adalah teks yang berisikan tujuan dan langkah melakukan atau membuat sesuatu dengan urutan-
urutan tertentu.

B. Ciri-Ciri Teks Prosedur

Ciri-ciri teks prosedur antara lain sebagai berikut.


1. Umumnya menggunakan kalimat perintah atau imperatif.
2. Memakai kata kerja aktif.
3. Adanya penggunaan konjungsi guna mengurutkan kegiatan, seperti kemudian, setelah itu, kemudian, dan
selanjutnya.
4. Ada istilah tentang waktu, tempat, dan cara secara akurat.
5. Teks prosedur terdiri dari 3 bagian yaitu bagian tujuan teks prosedur / mekanisme, material, dan langkah-
langkah
C. Struktur Teks Prosedur Kompleks

Teks prosedur memiliki tiga struktur sebagai berikut.


1. Bagian tujuan, berisikan tujuan dari pembuatan teks prosedur tersebut atau hasil akhir yang akan dicapai jika
kita melakukan tahapan pada teks prosedur tersebut.
2. Bagian bahan dan alat/material, berisikan bahan-bahan, alat-alat, atau material yang diperlukan. Bagian ini
bersifat opsional.
3. Bagian langkah-langkah, bagian ini berisikan langkah-langkah yang urut dan harus ditempuh untuk
memperoleh hasil sesuai dengan tujuan teks prosedur.

D. Langkah-Langkah Melengkapi Teks Prosedur


1. Cermati jenis teks dan tujuan teks. Teks prosedur teks yang berisikan tujuan dan langkah melakukan atau
membuat sesuatu dengan urutan-urutan tertentu.
2. Cermati isi kalimat sebelum dan sesudah bagian yang rumpang. Isi kalimat pada teks prosedur adalah urutan
langkah-langkah melakukan atau membuat sesuatu.
3. Pilihlah kalimat yang berhubungan dengan kalimat sebelum dan sesudah bagian yang rumpang. Kalimat-
kalimat tersebut pada umumnya menunjukkan urutan logika berpikir.

E. Mengurutkan Kalimat Acak Menjadi Teks Prosedur.

Kalimat acak adalah kalimat lepas yang dapat dijadikan paragraf yang padu dengan cara kalimat utama kemudian
diikuti kalimat penjelas yang diurutkan secara logis dan berhubungan satu dengan yang lain.
Dalam teks prosedur langkah yang paling mendasar diletakkan pada urutan pertama kemudian diikuti langkah
berikutnya yang berhubungan dengan langkah sebelumnya.
Langkah-langkah mengurutkan kalimat acak menjadi paragraf padu adalah sebagai berikut.
1. Bacalah dengan cermat.
2. Pilihlah data yang bersifat umum dan memuat gagasan utama. Gunakan data tersebut sebagai kalimat
utama kemudian diikuti kalimat penjelas.
3. Perhatikan penanda wacana atau kata penghubung seperti pertama, lalu, setelah itu, kemudian, dan
akhirnya. Kata pertama biasanya berada di awal teks, sedangkan kata akhirnya berada di akhir teks.
4. Susun data atau kalimat yang disajikan menjadi paragraf padu
Contoh soal dan pembahasan

1. Perhatikan kalimat-kalimat berikut.


Petunjuk Menyalakan Televisi
(1)Tekan tombol on/off pada remote.
(2) Tekan tombol power pada monitor.
(3) Hubungkan kabel TV dengan stop kontak.
(4) Pilih stasiun TV yang diinginkan.

Urutan petunjuk tersebut yang benar yaitu ....


A. (1), (3), (4), (2)
B. (2). (3), (1), (4)
C. (3), (2), (1), (4)
D. (3), (1), (2), (4)

2. Perhatikan teks berikut.


Cara Menyemir Sepatu
1) Bersihkan sepatu menggunakan kain lap!
2) Sikatlah secara perlahan, jangan terlalu keras!
3) Poleskan semir secukupnya!
4) ...
5) Setelah mengkilap berhentilah menggosok sepatu.

Kalimat yang tepat untuk melengkapi petunjuk nomor 4 adalah ....


A. Percikkan air secukupnya pada sepatu yang akan disemir!
B. Jemurlah sepatu itu di tempat panas hingga benar-benar kering.
C. Bersihkan sepatu dengan menggunakan air dan deterjen secukupnya!
D. Gosoklah sepatu yang telah dipoles semir menggunakan sikat halus!

Bacalah petunjuk penggunaan barang di bawah ini

3. Petunjuk Penggunaan Auto Teller Machine

1. Ambil uang yang keluar dari mesin


2. Masukkan kartu Auto Teller Machine ke dalam mesin
3. Pilih menu penarikan tunai tabungan
4. Masukkan PIN kartu Auto Teller Machine
5. Ambil kembali kartu Auto Teller Machine yang keluar dari mesin

Urutan petunjuk penggunaan Auto Teller Machine yang benar adalah . . . .


A. 2-4-3-5-1
B. 2-4-3-1-5
C. 4-2-3-1-5
D. 4-2-3-5-1

4. Pahami urutan petunjuk berikut !


Cara Membuat Agar-Agar
1) Masak agar-agar tersebut di atas kompor hingga mendidih.
2) Masukkan air 3 gelas ke dalam panci, 1 bungkus agar-agar, dan 100 gram gula pasir.
3) Agar-agar siap disantap.
4) Angkat dan tuangkan agar-agar ke dalam cetakan.
5) Tunggu agar-agar hingga dingin dan mengeras.
Urutan petunjuk membuat agar-agar yang tepat adalah . . . . .
A. 2)-1)-4)-5)-3)
B. 2)-4)-1)-5)-3)
C. 4)-1)-5)-2)-3)
D. 4)-2)-1)-5)-3)
➢ MEMPERBAIKI TATA KALIMAT DALAM PARAGRAF (34)

Memperbaiki tata kalimat dalam paragraf artinya mengubah tata letak/posisi kata-kata dalam suatu kalimat sesuai
dengan letak/posisi yang benar berdasarkan fungsi/jabatan kata-kata dalam kalimat. Kata-kata dalam kalimat dapat
menduduki fungsi sebagai subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), atau keterangan (K).
Contoh-contoh pola kalimat dalam bahasa Indonesia.

1. Para karyawan // sedang bekerja.


S P
2. Mereka // sering berdiskusi.
S P
3. Para karyawan // sedang mengerjakan // sesuatu.
S P O
4. Mereka // sering mendiskusikan // masalah itu.
S P O
5. Negara kita // berdasarkan // Pancasila.
S P Pel.
6. Beliau//menjadi//kepala sekolah.
S P Pel.
7. Kepala sekolah // memberi // saya // tugas baru.
S P O Pel.
8. Beliau // mencarikan // dia // pekerjaan yang layak.
S P O Pel.
9. Sejumlah pejabat // sedang menghadiri // sidang // di DPR RI.
S P O K
10. Menteri // memberikan // keterangan pers // kemarin.
S P O K

MEMPERBAIKI KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA (35)


Contoh soal dan pembahasan

Bacalah kutipan paragraf berikut!


Setiap hari Selasa, Kang Emil menerapkan hari tanpa rokok. Rokok yang merusak terhadap polusi udara dan
menyebabkan kesehatan bertujuan mengajak masyarakat Bandung agar waspada bahaya hal ini. Selain program
Selasa Tanpa Rokok, Kang Emil juga tidak menghendaki adanya iklan rokok di sepanjang jalan Kota Bandung. Untuk
itu beliau meminta kepada jajaran pemerintah Kota Bandung untuk menertibkan, serta membongkar segala bentuk
iklan rokok yang masih menghias di sepanjang jalan Kota Bandung.
Perbaikan tata kalimat yang tepat untuk kalimat yang bercetak miring adalah . . .
A. Bahaya rokok yang merusak kesehatan masyarakat Bandung menyebabkan polusi udara.
B. Waspada bahaya terhadap rokok bertujuan mengajak masyarakat Bandung agar merusak kesehatan dan
menyebabkan polusi udara.
C. Masyarakat Bandung diminta waspada akan bahaya rokok, sehingga mengajak untuk merusak kesehatan dan
meningkatkan polusi udara.
D. Hal ini bertujuan mengajak masyarakat Bandung agar waspada terhadap bahaya rokok yang merusak
kesehatan dan menyebabkan polusi udara.

You might also like