You are on page 1of 28

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH MELALUI METODE

LIQUID ON SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR


DI KUBANG RAYA

PROPOSAL PENILITIAN

DISUSUN OLEH
NAMA : CITRA ATIKA MUTIARA
NIS : 2512
KELAS : XI MS

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU


SMA N PLUS PROVINSI RIAU
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul: Pemanfaatan limbah buah melalui metode liquid on sebagai pupuk organik
cair di Kubang Raya.

Nama: Citra Atika Mutiara


Kelas : XI MS 3
Nis : 2620

Menyatakan bahwa karya penelitian ini adalah asli dan bukan plagiasi. Penulis akan
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang akan terjadi.

Pekanbaru, 1 Maret 2023

Pebimbing Penelitian Peneliti

Rusnani, M.Pd. Citra Atika Mutiara


NIP 197505012006042042

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur penulis kita ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
"Pemanfaatan Limbah Buah Melalui Metode Liquid On Sebagai Pupuk Organik Cair di
Kubang Raya" tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari
cara membuat Pupuk Organik Cair di Kubang Raya dan untuk memporoleh pemahaman
masyarakat mengenai pembuatan Pupuk organik Cair ramah lingkungan ini. Pada
kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini
dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Bapak Andri Karmidi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan
bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
2. Buk Rusnani M.Pd., selaku Guru B.Indonesia yang telah mendidik dan
memberikan bimbingan selama masa pembelajaran.
3. Teman-temanku satu bimbingan penelitian proposal yang telah berjuang bersama-
sama dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
4. Huang Renjun yang telah memberi saya motivasi dan semangat untuk
menyelesaikan proposal penelitian ini.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,
penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pekanbaru, 1 Maret 2023

Citra Atika Mutiara

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
TEORI LANDASAN..................................................................................................................................4
A. Hakekat Pemanfaatan Limbah Buah................................................................................................4
1. Limbah.........................................................................................................................................4
2. Buah............................................................................................................................................6
3. Pemanfaatan Limbah Buah..........................................................................................................6
B. Hakekat Metode Liquid On.............................................................................................................7
Tabel 1. Pemanfaatan Limbah Buah melalui Metode Liquid On................................................................8
C. Hakekat Pupuk Organik Cair...........................................................................................................9
D. Kerangka Berpikir.........................................................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
METODOLOGI PENELITIAN................................................................................................................13
A. Jenis Penelitian..............................................................................................................................13
B. Objek Penelitian............................................................................................................................13
C. Populasi dan Sampel......................................................................................................................14
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................................14
Tabel 1.2 Kuisioner pertanyaan.................................................................................................................15
E. Teknik Analisis Data.....................................................................................................................16
Tabel 1.3 Interprestasi Tingkat Kesukaran................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemanfaatan Limbah Tekstil Menjadi Produk ………………………………………16


Tabel 2. Kuisioner ……………………………………………………………………………. 23

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar.1 Kerangka Berpikir Limbah Buah Belum dikelola…………………………......19

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya pemanfaatan limbah buah sebagai pupuk organik. Pemanfaatan
limbah buah dapat menjadi solusi bagi para petani dalam mengolah limbah basah tersebut
menjadi pupuk yang memiliki banyak kegunaan untuk pertumbuhan tumbuhan. Limbah
buah yang sudah tidak terpakai lagi atau busuk diolah kembali dengan metode liquid on
menjadi pupuk organik cair. Pupuk organik ini sangat membantu dalam sektor pertanian,
dimana pupuk organik dapat mempercepat pertumbuhan batang, daun, akar, dan buah
tanaman. Dengan begitu selain ramah akan lingkungan dengan mengurangi sampah,
penggunaan limbah buah yang diolah menjadi pupuk organik juga dapat mengurangi
penggunaan pupuk kimia yang tidak ramah akan lingkungan.
Pengelompokan limbah yang memiliki ragam jenis. Jenis limbah dibagi menjadi
dua, yaitu pengelompokkan limbah berdasarkan sumber dan berdasarkan jenis
senyawanya. Berdasarkan sumbernya ada banyak jenis limbah mulai dari limbah
domestic, limbah industry, limbah pertanian, limbah wisata, dan juga limbah medis.
Begitu juga dengan pengelompokan limbah berdasarkan jenis senyawanya seperti limbah
organik, limbah anorganik, dan limbah B3.
Buah-buahan dan sayuran merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam
kehidupan manusia. Setiap hari manusia tidak luput dari kebutuhan keduanya.
Masyarakat umumnya memanfaatkan buah untuk berbagai variasi, atau dimakan begitu
saja tanpa campuran dengan bahan lain, begitu pula sayuran yang tentu saja dikonsumsi
setiap hari sebagai sayuran pendamping nasi. Dari pemanfaatan buah dan sayuran
tersebut tentu menyisakan buangan berupa kulit buah atau bahan sisa buah dan sayuran
yang tidak lagi digunakan sehingga akan menjadi sampah.
Banyaknya limbah buah terbuang yang merusak lingkungan. Pada daerah kubang
raya limbah buah banyak berserakan di sekitar pinggiran jalan. Limbah itu berasal dari
sejumlah pedagang pedagang buah yang membuang buah yang telah busuk ke jalan raya.
Buah yang busuk dibiarkan berserakan menyebabkan bau tak sedap yang menguar

1
menggaggu masyarakat. pada akhirnya limbah buah akan membusuk dan perlahan hilang,
tetapi itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama dengan bau yang tidak sedap.
Dampak negatif yang dihasilkan limbah buah untuk lingkungan. Berdasarkan
pernyataan Kepala Perwakilan Badan Pangan PBB (FAO), Indonesia menghasilkan
sampah makanan rata-rata sebanyak 13 ton setiap tahunnya. Dampak yang ditimbulkan
dari menumpuknya sampah basah seperti limbah buah ini tidak hanya pada persoalan
kesia-siaan saja, tetapi juga berdampak bagi lingkungan beberapa diantaranya, 1)
Menyia-nyiakan lahan tanah. 2) Pencemaran udara akibat gas metana. 3) Mengancam
ekosistem keragaman makhluk hidup
Pupuk organik cair (POC) merupakan pupuk organik yang mengandalkan
organisme lokal. Pupuk organik cair juga sering disebut juga mikroorganisme lokal
(MOL). POC dapat menjadi alternatif lain sebagai usaha dalam membebaskan tanaman
dari pengaruh yang tidak baik yaitu residu kimia yang selama ini digunakan oleh
masyarakat untuk menyuburkan tanaman
Pemanfaatan pupuk organik cair sebagai media tani. sampah organik berupa sisa
buangan buah-buahan dan sayuran oleh masyarakat dibiarkan begitu saja tanpa ada
pengelolaan dengan baik, atau bahkan kadang-kadang sisa buangan tersebut dikumpul
dan dibuang di container, padahal sebenarnya limbah tersebut sangat bermanfaat jika
dikelola dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan pengolahan limbah buah-
buahan dan sayuran agar potensi yang ada pada limbah tersebut dapat dimanfaatkan dan
diberdayakan sebagai produk yang lebih bermanfaat. Pemanfaatan limbah buahbuahan
dan sayuran sebagai pupuk organik cair ini perlu dilakukan dikarenakan jika potensi
limbah buah-buahan dan sayuran bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan pupuk cair
organik tersebut maka akan dapat mengurangi jumlah volume sampah yang menumpuk.
Kandungan yang terkandung di dalam limbah buah. pada dasarnya limbah buah
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Salah satu
potensi yang bisa dilihat dari limbah buah-buahan dan sayuran adalah sebagai pupuk
organik cair karena limbah buah dan sayuran itu sendiri memiliki kandungan Nitrogen
(N), Fospor (P), Kalium (K), Vitamin, Kalsium (Ca), Zat besi (Fe), Natrium (Na),
Magnesium (Mg) dan lain sebagainya. Kandungan limbah buah-buahan dan sayuran
tersebut sangat berguna bagi kesuburan tanah, sehingga ada potensi dijadikan sebagai

2
pupuk organik cair maupun mikroorganisme lokal. Pupuk organik yang dihasilkan adalah
pupuk yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan,
senyawa-senyawa tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa
digantikan oleh pupuk kimia.
Alasan peneliti memilih judul yaitu, “Pemanfaatan Limbah Buah melalui Metode
Liquid On sebagai Pupuk Organik di Kubang Raya” karena pentingnya menjaga
lingkungan dari limbah buah yang berserakan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organic
yang meguntungkan dalam sektor pertanian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah penelitian ini adalah
“Bagaimanakah pemanfaatan limbah buah melalui metode liquid on sebagai pupuk
organik di kubang raya?”

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan proses pemanfaatan limbah buah melalui metode liquid on
sebagai pupuk organik di kubang raya.
2. Untuk mendeskripsikan hasil pemanfaatan limbah buah melalui metode liquid on
sebagai pupuk organik di kubang raya.

D. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu
1. Manfaat bagi peneliti, a) mengurangi masalah pencemaran lingkungan karena limbah
buah b) dapat membuat pupuk organic cair dari limbah buah
2. Manfaat bagi masyarakat, a) menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga
lingkungan dari limbah sampah. b) memiliki skill dalam mengolah limbah buah
menjadi pupuk organik
3. Manfaat untuk pemerintah, a) mengurangi limbah buah yang berserakan
4. Manfaat untuk peneliti selajutnya, sebagai referensi tujuan dan rumusan masalah.

3
BAB II
TEORI LANDASAN

A. Hakekat Pemanfaatan Limbah Buah

1. Limbah
Karmana (2007) Menurutnya, limbah merupakan sisa atau sampah suatu proses
programsi yang dapat menjadi bahan pencemaran atau polutan disuatu lingkungan.
Banyak kegiatan manusia yang menghasilkan limbah antara lain kegiatan industri,
transportasi, rumah tangga dan kegiatan lainnya.
Susilowarno (2007) Menurutnya, limbah juga dapat diartikan sebagai sisa atau
hasil sampingan dari kegiatan programsi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pembuangan limbah yang tidak diolah terlebih dulu sebelum dibuang ke dalam
lingkungan akan menyebabkan polusi.
Mahida (1984) Menurutnya, Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi,
dan jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan
lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Waluyo (2010) menurutnya, bahwa bahan yang sering ditemukan dalam limbah
antara lain senyawa organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa organik yang mudah
menguap, senyawa organik yang sulit terurai (Rekalsitran), logam berat yang toksik,
padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia pathogen, dan parasite.
Suharto (2011) Menurutnya, pengelompokan limbah berdasarkan bentuk atau
wujudnya dapat dibagi menjadi empat diantaranya yaitu: limbah cair, limbah padat,
limbah gas dan limbah suara.
Menurut (Damanhuri, 2010) Mengatakan, Limbah adalah semua buangan yang
dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan yang berbentuk padat, lumpur, cair maupun
gas yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Walaupun dianggap
sudah tidak berguna dan tidak di kehendaki, namun bahan tersebut kadang-kadang masih
dapat dimanfaatkan kembali dan dijadikan bahan baku.
(Latifah, 2011) mengatakan bahwa, Limbah merupakan bahan sisa yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga,

4
industri, pertambangan, dan sebagainya. Berdasarkan sifatnya limbah dibedakan menjadi
2, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang
dapat diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik aerob maupun anaerob.
Limbah organik yang dapat diurai melalui proses biologi mudah membusuk, seperti sisa
makanan, sayuran, potongan kayu, daun-daun kering, dan sebagainya. Limbah organik
dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan kecil dan berbau.
(Sucipto, 2012) Mengatakan bahwa, sampah merupakan bahan padat buangan
dari kegitan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan,
industri, puingan bahan dan besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil
sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai.
Yuwono (2010) berpendapat bahwa sampah adalah sisa usaha atau kegiatan
manusia yang berwujud padat baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat
terurai maupun tidak dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke
lingkungan.
Pernyataan lain diungkapkan World Bank (1999) Waste is an unavoidable by
product of most human activity. Artinya sampah adalah produk sampingan yang sebagian
besar diperoleh dari aktivitas manusia. Pendapat lain mengatakan bahwa sampah adalah
suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun alam yang
belum memiliki nilai ekonomis .
Widawati, dkk (2014) menyatakan bahwa sampah adalah hasil sisa dari produk
atau sesuatu yang dihasilkan dari sisa- sisa penggunaan yang manfaatnya lebih kecil dari
pada produk yang digunakan oleh penggunanya, sehingga hasil dari sisa ini dibuang atau
tidak digunakan kembali.
Wahyono dan Nano (2012: 5) memaparkan bahwa sampah adalah benda yang
tidak dipakai, disenangi atau harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia termasuk kegiatan industri namun bukan biologis dan
kebanyakan bersifat padat. 8 Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian sampah adalah hasil sisa kegiatan manusia (bukan
kegiatan biologis) yang berbentuk padat dan dianggap tidak berguna lagi karena nilai
manfaatnya berkurang atau tidak disenangi sehingga dibuang ke lingkungan.

5
Dalam bukunya (Putra, 2017) Menuliskan bahwa, pengelolaan sampah bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya.

2. Buah
(Rahayu, 2019) mengatakan bahwa Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga
yang merupakanperkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Biasanya, buah
membungkusdan melindungi biji. Namun, menurut pengertian dari lingkup pertanian,
pengertian buah tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat berasal
dari perkembangan organ lain.
(Dewi, 2020) mengatakan bahwa, dalam pengertian botani, buah dibedakan
menjadi buah sejati dan bukanbuah sejati. Untuk buah sejati merupakan perkembangan
dari bakal buahdandikonsumsi sebagai buah-buahan, contohnya mangga, rambutan, dan
lainnya. Sedangkan pengertian bukan buah sejati atau semu, merupakan buah yang
bukandari perkembangan bakal buah saja melainkan terbentuk bersama bagian
lainpadabunga dan menjadi bagian utama dari buah tersebut, contohnya apel, nangka,
nanas, dan lainnya.

3. Pemanfaatan Limbah Buah


Menurut (Sriharti, 2008) didalam bukunya, terdapat banyak tanaman buah-buahan
yang tumbuh dan tersebar di seluruh Indonesia. Dalam pengolahan buah menghasilkan
limbah padat berupa kulit pisang dan bonggol pisang. Limbah kulit pisang ini masih
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk-produk yang berguna dan memberi nilai
ekonomi yang cukup tinggi, salah satunya yaitu sebagai bahan baku pembuatan kompos,
karena kulit pisang mempunyai nilai gizi yang cukup baik yaitu sebagai sumber
karbohidrat, protein, dan energi serta memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium dan
kandungan lemak yang cukup. Keuntungan pemanfaatan limbah untuk pengomposan
antara lain pengomposan berpotensi mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan
kondisi sanitasi lingkungan. Aplikasi kompos pada lahan pertanian dapat mengurangi
pencemaran karena berkurangnya kebutuhan pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.

6
B. Hakekat Metode Liquid On
Metode liquid on adalah salah satu metode pembuatan pupuk cair. Sesuai dengan
penamaan metode yakni liquid on yang berarti cair sesuai dengan pupuk organik cair
yang dihasilkan dari limbah buah. Metode ini adalah metode pengendapan yang
menggunakan bahan dasar cairan saperti air sebagai bahan utamanya. Karena itulah
metode pembuatan pupuk organik cair ini di sebut metode liquid on.
Menurut Djajakirana (2002) kompos didefinisikan sebagai campuran pupuk dari
bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan atau campuran keduanya yang telah
terlapuk sebagian dan dapat berisi senyawa-senyawa lain. seperti abu, kapur dan bahan
kimia lainnya sebagai bahan tambahan. Pengomposan adalah proses perombakan
(dekomposisi) bahan-bahan organik dengan memanfaatkan peran atau aktivitas
mikroorganisme. Melalui proses tersebut, bahan-bahan organik akan diubah menjadi
pupuk kompos yang kaya dengan unsur-unsur hara baik makro ataupun mikro yang
sangat diperlukan oleh tanaman (Yurmiati, 2008). Penambahan bioaktivator dapat
mempercepat proses pengomposan
(Parman, 2007) mengatakan bahwa secara alami limbah organik akan terurai
dengan sendirinya. Namun dengan membiarkannya begitu saja, proses pembusukan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Salah satu activator yang cukup murah adalah
larutan MOL (Mikro Organisme Lokal) Larutan MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah
larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia
setempat baik dari tumbuhan maupun hewan. Larutan MOL mengandung 21 unsur hara
mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan
organik dalam tanah perangsang pertumbuhan pada tanaman, dan sebagai agens
pengendali hama dan penyakit tanaman.
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai
komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal.
Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain
adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan
tanaman, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan
tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman. Larutan
MOL ini dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga

7
atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang,
gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain.

Tabel 1. Pemanfaatan Limbah Buah melalui Metode Liquid On


Tahapan Langkah-langkah pembuatan
Tahap awal Bahan dan alat

1. Bahan
 1 kg Limbah buah
 200 gram Gula pasir
 3 liter air

2. Alat
 Ember
 Karung

3. Khayalak sasaran
 Masyarakat anggota kelompok tani usia 15-60 tahun
Tahap pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat :
1. Penyelenggaraan penyuluhan dengan tema “Pemanfaatan
Limbah Buah melalui Metode Liquid On” yang berlokasi di
lapangan desa
2. Pemaparan tujuan penyuluhan ditujukan kepada target
sasaran yaitu masyarakat kelompok tani usia 15

Proses pembuatan pupuk organik cair :


1) Setiap pembuatan satu kilogram buah limbah dicampurkan
dengan dua ons gula pasir/ merah dan tiga liter air ke dalam
ember.
2) Masukkan limbah buah yang telah dirajang ke dalam karung.
3) Letakkan karung ke dalam ember-ember yang sudah berisi

8
campuran air dan gula pasir dan tutup rapat ember tersebut.
4) Pengadukan dilakukan setiap tiga hari sekali.
5) Pupuk telah siap di gunakan setelah satu bulan pengendapan.

C. Hakekat Pupuk Organik Cair


Susetya ( 2004) menyatakan bahwa pupuk adalah senyawa kimia yang memiliki
unsur hara yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk umumnya pupuk sering
dicampur dengan media tanam atau langsung dikenakan pada tanaman sehingga, nutrisi
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat optimal. Fungsi pupuk juga
sebagai suplai unsur hara untuk mengatasi kekurangan unsur hara pada media tanam.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak seperti Phospor, Nitroge, dan
Kalium, sedangkan untuk unsur Kalsium, Magnesium, Besi, Tembaga, Boron, dan Seng
dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
Supartha (2012). menyatakan pupuk organik merupakan hasil dekomposisi
bahan-bahan organik baik tumbuhan kering (humus) maupun limbah dari kotoran ternak
yang diurai (dirombak) oleh mikroba hingga dapat menyediakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik
sangat penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan.
Lestari (2015) menyatakan .pupuk organik dapat meningkatkan anion-anion
utama untuk pertumbuhan tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat,dan klorida serta
meningkatkan ketersediaan hara makro untuk kebutuhan tanaman dan memperbaiki sifat
fisika, kimia dan biologi tanah. Ketimbang merusak tanah pupuk organik lebih aman
digunakan karena ramah lingkungan. Kandungan mikroorganisme yang terdapat didalam
pupuk organik membuat tanah subur dan tanaman semakin cepat brkembang dan
berkualitas dan juga sehat.
Indriani ( 2004) mengatakan pupuk organik adalah pupuk yang berperan dalam
meningkatkan aktivitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan
baik untuk pertumbuhan tanaman. Dengan pembuatan yang bersifat alami menyebabkan
pupuk yang mengandung mikroorganisme memiliki peran penting dalam struktur tanah.

9
Pemakaian pupuk organik pada tanah tidak akan menimbulkan pencemaran tanah
dikarenakan pupuk organik akan memberikan banyak unsur hara pada tanah. Pupuk yang
telah di aplikasikan ke tanah akan membuat tanaman disekitar tempat penyebaran pupuk
tumbuh subur dan segar.
Menurut Murbandono,( 1990) .Pupuk organik terdapat dalam bentuk padat dan
cair. Kelebihan pupuk organik cair adalah unsur hara yang terdapat di dalamnya lebih
mudah diserap tanaman. ) mrengatakan bahwa pupuk organik cair adalah cairan hasil
pengomposan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan unsur hara lebih dari satu
jenis. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara
makro dan mikro esensial .
Hadisuwito (2007) mengatakan pupuk organik cair dapat dibuat dari beberapa
jenis sampah organik yaitu sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan,
ayam, kulit telur, sampah buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain. Karena itu
limbah limbah basah rumah tangga dapat dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang
berguna ketimbang dibuang sembarangan. Pembuatan pupuk organik cair menggunakan
limbah rumah tangga dapat juga memiliki nilai ekonomis apabila diproduksi.
Menurut Huda (2013) Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang
banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun
yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,
Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya
dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat
meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan
daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan cabang produksi,
meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga,
dan bakal buah.
Hadisuwito, (2012 ) mrengatakan bahwa pupuk organik cair adalah cairan hasil
pengomposan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan unsur hara lebih dari satu
jenis. Pupuk organik cair dapat dibuat dari bahan organik yang terdapat di alam maupun
dari limbah yang ada di lingkungan seperti limbah kulit bawang merah, kulit bawang
putih, bawang merah busuk, bawang putih busuk, kulit kacang hijau, dan tauge busuk.

10
Pupuk ini diolah dengan cara pengomposan sehingga, tidak menimbulkan efek samping
bagi lingkungan.
Menurut Pratama (2020) manfaat pupuk organik cair antara lain; mampu
memperbaiki struktur tanah dengan bahan bahan alami yang tidak akan merusak
komponen tanah walaupun apabila terjadi pemakaian berlebihan. Selain itu, pupuk
organik cair membantu pertumbuhan tanaman karena mikroorganisme yang terkandung
di dalamnya dibanding pupuk kimia. Pupuk organik cair juga mampu memperbaiki
kualitas tanaman.

D. Kerangka Berpikir
Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan untuk menjaga lingkungan tetap
besih dari sampah limbah buah yang berserakan dimana-mana, tetap saja limbah buah
tetap menjadi permasalahan karena limbah tersebut merupakan limbah rumah tangga
yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari. Untuk itu cara mengatasi pengurangan
limbah buah salah satunya mengolah limbah buah menjadi pupuk organik cair yang
bermanfaat dalam sektor pertanian juga memiliki daya ekonomi.
Pengolahan limbah buah menjadi pupuk organik cair dapat dilakukan dengan
metode liquid on yang tahapan pengerjaannya terdiri dari pengumpulan limbah buah
yang kemudian dicampurkan dengan gula juga air, kemudian limbah buah dirajang dan
diendapkan hingga sempurna di dalam ember yang terutup rapat selama 1 bulan yang
diselingi pangadukan setiap tiga hari sekali.
Pengendapan selama 1 bulan mengahasilkan pupuk organik cair yang siap
digunakan, sebelum itu pentingnya untuk menguji pupuk organik cair yang telah dibuat.
Pupuk di siramkan kepada sebuah tanaman jagung untuk menguji keefektivitasannya
dalam menyuburkan tanaman.

11
Limbah buah belum dikelola dengan baik

Cara mengatasi

Metode Liquid On

Pengumpulan bahan Pengadukan bahan dan Tahap uji coba pupuk


pembuatan pupuk pengendapan selama 1 organik cair
organik cair bulan

Limbah telah di kelola dengan baik

Gambar 1. Peta Konsep

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut Sugiono (2010 :
9), penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti ditempatkan sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan
analisis data bersifat induktif. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data
yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara dan observasi. Dalam
Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai cara untuk melakukan
pengamatan langsung pada individu dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
untuk mendapatkan data yang digalinya.
Dasar pemikiran digunakannya metode ini karena penelitian ini adalah karena
penelitian ini ingin mengetahui, laboratoris, atau eksperimen. Dia samping itu, karena
peneliti perlu untuk langsung terjun ke lapangan bersama objek penelitian sehingga
jenis penelitian kualitatif deskriptif kiranya lebih tepat untuk digunakan.
Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu
pemanfaatan limbah buah dengan metoade liquid on di Kubang Raya, maka peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan data yang diteliti
sebagai hasil suatu penelitian. Dengan menggunakan metode ini, maka peneliti akan
mendapatkan data secara utuh dan dapat dideskripsikan dengan jelas sehingga hasil
penelitian ini benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

B. Objek Penelitian
Lokasi penelitian berada di lingkungan Kubang Raya, Kampar. Dimana lokasi ini
kondisinya sudah mulai mengkhawatirkan dengan banyaknya limbah sampah
berserakan, terutama limbah buah. Karena belum adanya upaya untuk mengurangi
atau mengelola sampah tersebut, peneliti berupaya membuat cara untuk mengelola
limbah buah yang berserakan menjadi barang yang berguna dalam sektor pertanian.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Februari hingga tanggal 21 Maret.


Kemudian akan diujikan pada tanggal 22-29 Maret.

13
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh individu yang akan dikenai sasaran generalisasi
dari sampel yang diambil dalam suatu penelitian 63 2 (Sutrisno Hadi, 1987:10).
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Masyarakat Kubang Raya
Pada penelitian ini, penulis menjadikan limbah organik sebagai bahan utama
pembahasan. Limbah organik adalah bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup
seperti sisa aktivitas manusia, hewan ataupun tumbuhan. Limbah organik jenisnya
banyak dan sangat beragam. Namun lebih spesifiknya, untuk kalangan rumah tangga,
limbah organik ini terdiri dari sisa-sisa makanan, sayur-sayuran, daging, tulang, dan
buah-buahan. Di kalangan industri, limbah organik terdiri dari sisa serbuk kayu,
potongan kertas, dan ampas tahu. Limbah organik kalangan pemenuhan kebutuhan
rumah tangga, seperti limbah sisa makanan dan bahan masakan.
Dikarenakan cakupan dari limbah organik yang bergitu luas, peneliti memilih
limbah buah sebagai sampel penelitian. Limbah buah adalah sisa-sisa buah yang telah
membusuk dan terbuang berakhir menjadi sampah, pada waktu tertentu dan tempat
tertentu yang mungkin masih dimanfaatkan pada proses dan waktu yang berbeda.

D. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metode triangualasi, triangulasi data merupakan
teknik pengumpulan data yang sifatnya menggabungkan berbagai data dan sumber
yang telah ada. Menurut Wijaya (2018:120-121), triangulasi data merupakan teknik
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatata
terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Adapun data yang
diperoleh dari observasi pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
a) Situasi dan kondisi jalan Kubang Raya, Kampar
b) Jumlah limbah buah dan dampaknya bagi lingkungan
c) Aktivitas masyarakat yang terganggu akibat banyaknya sampah buah
d) Teknik pemanfaatan limbah buah melalui pengolahan

14
2. Metode Dokumen
Metode ini dapat diartikan sebagai cara pengumpulan data dengan
cara memanfaatkan data-data berupa buku, catatan (dokumen). Dokumen
adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu
yang lalu. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:
a) Alat dan bahan pembuatan pupuk
b) Tahapan pembuatan pupuk organik cair
c) Metode pembuatan pupuk organik cair
d) Tahap uji coba perbandingan pupuk organik car dan pupuk kimia.

3. Metode kuisioner
Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
kuesioner atau angket tertutup, karena responden hanya tinggal memberikan
tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar. Adapun daftar
pertanyaan untuk memperoleh data dari penelitian ini adalah:

Tabel 1.2 Kuisioner pertanyaan


No. Pernyataan SS S KS TS
(4) (3) (2) (1)

1. Penggunaan pupuk organik cair lebih efektif


dibandingkan pupuk kimia

2. Penggunaan pupuk organik cair lebih ramah


lingkungan

3. Penggunaan briket serbuk kayu dapat


meningkatkan jiwa kewirausaan dibidang

15
ekonomi kreatif masyarakat

4. Pengolahan limbah buah praktis untuk


diterapkan
5. Penggunaan limbah buah dapat mengurangi
permasalahan sampah yang ada

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya
dikembangkan pola hubugan tertentu. Adapun langkah-langkah yang harus dilalui
dalam analisis data adalah redusi data, display data, dan coclusion drawing atau
verification.

Berikut adalah pembahasan mengenai empat tahapan analisis dalam penelitian


kualitatif:

1. Pengumpulan data

Hal pertama yang perlu dilakukan peneliti tentunya mengumpulkan data


berdasarkan pertanyaan atau permasalahan yang sudah dirumuskan. Data
kualitatif bisa dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara mendalam, kajian
dokumen, atau focus group discussion.

2. Reduksi dan kategorisasi data

Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya ialah mereduksi data.


Menurut Miles, reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
data-data lapangan.Usai direduksi, peneliti harus mengkategorikan data sesuai
dengan kebutuhan. Misalnya, data dikelompokkan berdasarkan tanggal,
karakteristik informan, atau lokasi penelitian. Dalam tahap ini, dibutuhkan

16
kemampuan interpretasi data yang baik agar data tersebut tidak salah masuk
kategori.

3. Penampilan data

Display atau penampilan data merupakan tahap yang perlu dilakukan


setelah mereduksi dan mengkategorisasi data. Menurut Miles, display data
adalah analisis merancang deretan dan kolom sebuah metriks untuk data
kualitatif. Berdasarkan rancangan tersebut, peneliti dapat menentukan jenis serta
bentuk data yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak metriks. Penampilan data
bisa dilakukan dalam bentuk naratif, bagan, flow chart, dan sebagainya.

4. Validasi
Validasi adalah kegiatan untuk mengukur sejauh mana perbedaan skor
yang mencerminkan perbedaan sebenarnya antar individu, kelompok, atau situasi
menyangkut karakteristik yang diukur, atau mengukur sejauh mana kesalahan
sebenarnya pada individu, kelompok yang sama dari satu situasi ke situasi yang
lain (Hendri, 2009).
Untuk menentukan validitas data penulis menggunakan skala Likert. Skala
Likert merupakan skala untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat
seseorang/kelompok terhadap suatu peristiwa/fenomena sosial, sesuai dengan
definisi operasional yang telah ditentukan oleh peneliti.
Dalam skala likert responden diminta untuk melengkapi kuesioner yang
mengharuskan mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap
serangkaian pertanyaan. Pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam
penelitian ini biasanya disebut dengan variabel penelitian.
Skala Likert adalah salah satu bentuk skala yang dilakukan untuk
mengumpulkan data demi mengetahui atau mengukur data yang bersifat kualitatif
maupun kuantitatif. Data tersebut diperoleh untuk mengetahui pendapat, persepsi,
ataupun sikap seseorang terhadap sebuah fenomena yang terjadi.
Menurut skala Likert maka setiap jawaban dari responden akan diberikan
poin sebagai berikut:
1. Jawaban “sangat setuju/ (SS)” (skor 4)

17
2. Jawaban “setuju/ (S)” (skor 3)
3. Jawaban “kurang setuju/ (KS)” (skor 2)
4. Jawaban “tidak setuju/ (TS)” (skor 1)
Rumus perhitungannya : T x Pn
• T = Total responden
• Pn = Pilihan angka skor Likert
Cara menghitung kuesioner penelitian skala likert selanjutnya harus
mendapatkan hasil interpretasi. Penilaiannya dengan rumus berikut ini:
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden, maka 4 x jumlah responden
X = skor terendah likert x jumlah responden, maka 1 x jumlah responden
Kemudian diperoleh total skor sebelumnya, maka perhitungan hasilnya menjadi:
-Rumus Index % = Total Skor/Y x 100
Namun sebelum memasukkan pada rumus, perlu dihitung interval dan
interpretasi persen untuk mengetahui penilaian menggunakan metode Interval
skor persen (I), dengan rumus:
I = 100 / Skor tertinggi
Hasil (I) merupakan interval jarak 0% sampai 100%
Jadi didapatkan kriteria interpretasi skor berdasarkan interval yang sudah
dicari tersebut, yaitu:
 0% – 24,99% : Sangat tidak setuju
 20% – 49,99% : Tidak setuju
 60% – 75,99% : Setuju
 80% – 100% : Sangat setuju
Penyelesaian akhirnya menjadi Total skor / Y x 100.

1) Uji Validitas Instrumen


Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk (Construct Validity). Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar
2010:163) validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding
dengan validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk

18
validitas isi dan validitas kriteria. Uji Validitas digunakan rumus korelasi
Product Moment sebagai berikut.
n( XY )  ( X )( Y )
rxy 
n( X 2
)  (  X ) 2 n(  Y 2 )  (  Y ) 2 

Dimana:
rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek
X = skor suatu butir/item
Y = skor total (Arikunto, 2005: 72)
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari
rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan
sebaliknya.

2) Uji Reliabilitas
Dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

 k    b 
2

r11   1  
 k  1  Vt 2 
(Arikunto, 1999: 193)
Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varian butir/item
= varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.

3) Taraf Kesukaran (TK)


Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
B
P
JS (Arikunto, 2005: 208)
19
Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya remaja yang menjawab pernyataan ‘sangat setuju’
JS = Jumlah seluruh s peserta tes

Dengan Interprestasi Tingkat Kesukaran sebagaimana terdapat dalam


Tabel berikut:

Tabel 1.3 Interprestasi Tingkat Kesukaran


Tingkat Kesukaran Interprestasi atau
(TK) Penafsiran TK
TK < 0,30 Sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah

Setelah data skor hasil uji coba diperoleh, diurutkan dari yang
terbesar sampai terkecil. Kemudian dari mulai urutan teratas diambil 27%
sebagai kelompok atas dan dari urutan paling bawah diambil 27% sebagai
kelompok bawah. Sehingga banyak pendapat kelompok atas = banyaknya
pendapat kelompok bawah yaitu na = nb = 5 pendapat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Chumaidy, M. (2019, February 14). Academia Edu. Retrieved from Academia Edu Web site:
https://www.academia.edu/12313925/pupuk_organik_cair

Setroyini, Diah dkk. 2022. Pupuk organik dibuatnya mudah, hasil tanam melimpah. Bogor : Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Arsa M. 2011. “Kandungan Natrium dan Kalium Larutan Isotonik Alami Air Kelapa (Cocos nucifera)
Varietas Eburnia, Viridis dan Hibrida”. [Magister Thesis]. Denpasar: Universitas Udayana.

Asroh, A. 2010. Pengaruh takaran pupuk kandang dan interval pemberian pupuk hayati terhdap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccacharata Linn). Agobisnis 2 (4): 1-6.

Azizah, N. N. AL-Baarri. S. Mulyani. 2012. “Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol,
Ph, dan Produksi Gas Pada Proses Fermentasi Bioetanol Dari Whey Dengan Subtitusi Kulit Nanas”.
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Vol. 1 No. 2.

Budiono, D. P. 2004. Multiplikasi In Vitro Tunas Bawang Merah (Allium ascalonicum L) pada
Berbagai Taraf Konsentrasi Air Kelapa. Jurnal Agonomi 8 (2) : 75-80.

Dalimartha, S., Mooryati, S., BR. A., 2008, Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan Diet Suplemen,
Trubus Agiwidya, Semarang, 1-8.

Debmandal M, Mandal S. “Coconut (Coconut nucifera L.:Arececeae): in Health Promotion and


Disease Prevention”. Aian-Pasifik Journal of Tropical Medicine 2011:241-7.

Djaja, W. 2008. “Langkah Jitu Membuat Kompos Ternak dan Sampah”. Agomedia Pustaka,
Jakarta.

Djamaan, Djanifah. 2006. “Pengaruh Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada
(Lactuca sativa. L)”. Balai Pengkajian Tenkologi Pertanian. Sumatra Barat.

Fei Ng Yan and Swee Ngin Tan. Yong, Jean W. H., Liya Ge.,, 2009. Chemical Compotition and
Biological Properties of Coconut (Cocos nucifera L) Water. Nanyang University, Singapore.

21
22

You might also like