Professional Documents
Culture Documents
LP Dan Askan RS Pkum Bantul
LP Dan Askan RS Pkum Bantul
Disusun oleh :
Oleh :
1. Dwi Inggar Pratiwi Octavirani (1811604001)
2. M Lutfi Hidayat (1811604007)
3. Evi Sofiyan (1811604021)
4. Pramudyta Ega Wardani ( 1811604061)
Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
E. OBAT-OBATAN ANESTESI
a) Fentanil
Premedikasi Fentanyl merupakan obat analgesic yang sangat kuat berupa cairan isotonic
steril untuk penggunaan secara IV.
1) Penggunaan :
Dosis rendah : 2 µg/kgBB. Bermanfaat dalam bedah minor namun
menimbulkan rasa sakit.
Dosis sedang : 2 – 20 µg/kgBB.
Dosis tinggi : 20 – 50 µg/kgBB, bedah besar dan lama.
2) Kontraindikasi
Jangan diberikan kepada pasien yang diketahui pernah mengalami alergi pada obat
ini.
3) Efek pada system organ
Hipertensi, bradikardi
Depresi nafas dan apneu
Aliran darah otak, kecepatan metabolism otak, tekanan intracranial menurun,
pusing dan penglihatan kabur
Miosis pada mata
Mual, emesis, spasmetraktus billiaris.
b) Induksi Propofol
Propofol memiliki onset cepat dan durasi aksi pendek, memiliki akumulasi minimal,
cepat dimetabolisme serta pemulihan yang cepat.
1) Penggunaan
Dosis 2 – 2,5 mg/kgBB
Dosis 6 – 10 mg/kg/jam
Dosis sedasi untuk perawatan intensif 0,2 mg/kg.
Efek puncak 1 menit dengan lama aksi 5-10 menit
2) Indikasi
Propofol digunakan sebagai obat induksi untuk pemeliharaan anesthesia maupun
sebagai sedasi.
3) Kontraindikasi
Jangan diberikan pada pasien dengan alergi propofol
Anak-anak dibawah 3 tahun
Sedasi pada perawatan intensif dibawah umur 16 tahun
4) Efek pada system organ
Efek hypnotic 1,8 x pentothal
Depresi jalan nafas > pentothal
Efek anti emetic positif
Tidak ada efek konvulsi / kejang
c) Atracurium
Merupakan benzilisoquinolinum bisquaternan OBNM nondepolarizing. Obat ini
berkompetensi untuk reseptor kolinergik pada lempeng akhir motoric.
1) Penggunaan
Intubasi 0,3 – 0,5 mg/kgBB dengan OOA 3 – 5 menit dan DOA 30 – 45 menit,
durasi 2x lebih cepat pada suhu 25oC.
Bolus rata-rata 0,5 mg/kgBB
Infus rata-rata 0,5/kg/jam dan dihentikan 15 menit sebelum pembedahan selesai
Bayi premature 0,3 mg/kg
2) Indikasi
Sangat cocok untuk pasien-pasien anephric (obat relaksan pilihan), dengan atypical
cholinesterase, kasus-kasus singkat. Cocok untuk pembedahan SC, cardiopulmonary
bypass dengan hipotermia, keracunan organophosphorus dan miastenia gravis
3) Kontraindikasi
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap atracurium besylate.
4) Efek pada system organ
Kemerahan pada kulit
Hipotensi sementara atau bronkospasme (pengetatan otot-otot yang melapisi
saluran udara (bronkus) di paru-paru)
Miopati (gangguan otot di dalam tubuh) pada penggunaan jangka panjang.
d) Ondansetron
Ondansetron bekerja dengan menghambat ikatan serotonin pada reseptor 5HT3, sehingga
membuat penggunanya tidak mual dan berhenti muntah.
1) Penggunaan
Pasien dewasa: 4 mg melalui suntikan intravena atau intramuskular sebelum
anestesi atau sesudah prosedur operasi.
Anak-anak dengan berat badan lebih dari 40 kg: 4 mg melalui suntikan
intravena sebelum pemberian anestesi. Dosis maksimal adalah 4 mg.
Bayi dan anak-anak dengan berat badan kurang dari 40 kg: 0,1 mg/kgBB,
diberikan melalui suntikan intravena 1 jam sebelum
2) Indikasi
Obat premedikasi anestesi yang dapat mengurangi mual muntah.
3) Kontraindikasi
Riwayat alergi, terutama terhadap ondasentron atau obat golongan penghambat
serotonin lain, seperti granisetron.
Pasien dengan ketidakteraturan irama jantung, penyakit liver, gangguan
pencernaan, atau baru menjalani operasi perut.
e) Asam tranexamat
1) Penggunaan : Dosis 250-500 mg sehari
2) Indikasi
Untuk pendarahan abnormal selama tindakan operasi.
3) Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap zat aktif atau zat tambahan yang digunakan dalam obat.
Thrombosis vena atau arteri, gangguan ginjal berat, perdarahan subarachnoid,
riwayat konvulsi, menerima injeksi intratekal dan intraventrikular, serta intraserebral
(meningkatkan risiko serebral oedema dan konvulsi)., kondisi fibrinolisis setelah
koagulopati kecuali pada pasien dengan predominant activation dari sistem
fibrinolitik dengan perdarahan akut yang parah.
4) Efek pada system organ
Hipersensitivitas termasuk syok anafilaksis. Hipersensitivitas atau alergi pada kulit :
gatal, ruam. Gastrointestinal : mual, muntah, anoreksi, diare. Okular : defek
penglihatan warna sementara. Serta mengantuk, sakit kepala, lemas disertai
hipotensi dengan atau tanpa disertai kehilangan kesadaran (biasanya disebabkan
injeksi yang terlalu cepat), thrombosis pada arteri atau vena.
f) Tramadol
Adalaha salah satu obat analgesic yang memiliki efek samping narkotik. Tramadol
tergolong dalam opioid sintetik lemah sehingga dapat berikatan dengan reseptor morfin
pada tubuh manusia.
1) Penggunaan
Dewasa : 50-100 mg dapat diulang setiap 4-6 jam dengan dosis maksimal 400 mg
per hari. Untuk anak-anak : 1-2 mg/kgbb
2) Indikasi
Tramadol merupakan salah satu obat analgesic, biasanya obat ini diberikan setelah
pasca operasi untuk menghilangkan rasa nyeri.
3) Kontraindikasi Pada pasien hipersensitivitas dan tidak direkomendasikan untuk
anak.
4) Efek pada system organ
Mual, muntah, berkeringat, lelah, sedasi dan mulut kering, serta sindrom serotonin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI Ny.W DIAGNOSA BATU GINJAL
DENGAN GENERAL ANESTESI DI RUANG IBS RS PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.W
Umur : 52 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia-Jawa
Golongan darah :O
Alamat : Bantul
No. RM : 1012XX
Diagnosa pre operasi : Batu Ginjal Dextra
Tindakan operasi : Extended Pyelolitotomy dan URS litotripsi
Tanggal operasi : 02 maret 2021
Dokter bedah : dr. Ahmad Zulfan Hendri, Sp.U
Dokter anestesi : dr. Anwarudin Latif, Sp.An
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke rs pada tanggal 01 maret 2021. Mengeluh nyeri pada ginjal
sebelah kanan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Batu Ginjal Kanan
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan ada riwayat penyakit
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat atau makanan. Pasien
belum pernah operasi sebelumnya.
f. Riwayat pengobatan : tidak ada
g. Kebiasaan :
- Merokok : (-)
- Alcohol : (-)
h. Status kesehatan saat ini :
- Masalah leher pendek : tidak ada
- Batuk : tidak ada
- Kelainan tulang belakang : tidak ada
- Cemas : ya, tingkat kecemasan : sedang
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : composmetis
GCS : E4V5M6
Nadi = 80x/menit, Suhu = 360 C, TD = 140/80 mmHg, RR = 23x/menit, BB: 44 Kg
b. Status generalis
- Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : bentuk kepala : (normochepal ), kesimetrisan ( + )
- Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi : perhatikan ekspresi wajah : tegang dan rileks, edema: (-) gigi palsu (-),
gigi goyang : ( - ), kemampuan membuka mulut > 3 cm : ( + )
- Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
1) Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
2) Ekssoftalmus ( + )
3) Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis) isokor ( + )
4) Ketajaman penglihatan ( baik )
5) Pemeriksaan lapang pandang : normal
- Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi. Amati bagian telinga luar : bentuk simetris, ukuran normal,
warna kecoklatan, lesi ( - )
- Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
1) Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasal sama, tidak ada
pembengkakan )
2) Pembesaran / polip ( - )
- Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan Palpasi
1) Amati bibir : kelainan konginetal (-), warna bibir pucat, lesi (-)
2) Gigi palsu : ( - ),
3) Tonsil : T 0 ( Mallampati : II )
- Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
1) Bentuk leher (simetris), peradangan ( - ),
2) Vena jugularis : pembesaran ( - )
3) Gerak leher (+), kaku (-)
- Pemeriksaan Toraks
1) Pemeriksaan pulmo
Inspeksi : pergerakan dada dan bentuk dada simetri
Palpasi : getaran fremitus normal, gerakan dinding dada sama
Perkusi : suara paru kanan dan kiri sama, suara paru sonor
Auskultasi : bunyi nafas dasar paru normal, Suara tambahan (-)
2) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak pada ICS ke 5 Media Lineamid clavicularis
sinistra
Palpasi : Tidak terdapat pergeseran ictus cordis
Perkusi : Tidak ada pelebaran batas jantung
Auskultasi: Suara jantung s1, s2 reguler tidak ada suara tambahan
3) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : simetris , tidak acites, warna kulit sawo matang, tidak
ada lesi
Palpasi : nyeri tekan (+)
Perkusi : suara timpani
Auskultasi : suara bising usus 56x/ menit
- Pemeriksaan genetalia
Genetalia Wanita
Inspeksi : Kebersihan rambut pubis (bersih), lesi ( - ), keputihan ( - ),
peradangan (-). Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( - ), Terpasang kateter urine
- Pemeriksaan ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
Inspeksi : Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), fraktur (-)
Palpasi
Edema : ( 0 )
Lakukan uji kekuatan otat : ( 5 )
2) Ekstremitas Bawah :
Inspeksi : Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), fraktur (-)
Palpasi Edema : ( 0 )
Lakukan uji kekuatan otot : (5 )
Kekuatan otot
Kesimpulan palpasi ekstermitas :
Edema : 0 0
0 0
Uji kekuatan otot : 5 5
5 5
- Pemeriksaan vertebrata
Kekakuan leher (-), asimetris
4. Psikologis
1) Nyeri dan kenyamanan : pasien mengeluh nyeri pada bagian perut dengan skala nyeri
8, nyeri seperti tertusuk-tusuk dan hilang timbul.
2) Integritas ego : pasien mengatakan bersyukur atas anggota tubuh yang dimilikinya.
5. Pemeriksaan penunjang
1) Rontgen
- Besar cor normal
2) Pemeriksaan darah
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 10,07 12-18
Leukosit 9000 4000-11000
Trombosit 527,2 150-450
Hematokrit 31,30% 32-52
GDS 46 70-140
APTT 34,6 30-45
PPT 15,2 11-13
Segmen 74,34 50-70
Limfosit 15,66 4,5-11,0
Ureum 16,80 10-40
Kreatinin 0,62 0,6-1,1
Natrium 140 137-145
Kalium 3,7 3,5-5,1
Swab antigen Negatif Negatif
HIV screening Non reaktif Non reaktif
6. Diagnosis anestesi
- Diagnosa medis batu ginjal dextra
- Rencana operasi : extended pyelolitotomy dan URS
- Status ASA II
- Rencana anestesi : general anestesi ET
- Therapi : RL
B. PERSIAPAN PENATALAKSANAAN ANESTESI PERSIAPAN ALAT
EBV = 65 x BB = 65 x 44 kg = 2,8
Maintanance menggunakan:
- O2 : 2 lt/mnt, N2O: 2 lt/mnt dengan Sevoflurance 2%Vol
- Balance cairan operasi :
Kebutuhan cairan basal (M) = 2cc x 44 kg = 88
Pengganti puasa (PP) = 6 x 88 = 528
Stress operasi (SO) = 8 x 44 = 352
Kebutuhan Cairan :
Jam 1 = M + ½ PP + SO = 88 + 264 + 352 = 704 cc
Jam 2 = M + ¼ PP + SO = 88 + 132 + 352 = 572 cc
Jam 3 = M + ¼ PP + SO = 88 + 132 + 352 = 572 cc
Jam 4 = M + SO = 88 + 352 = 440 cc
18.35 142/80 84 98 - - -
18.40 138/78 82 98 - - -
18.45 140/82 86 100 3L + 2%Vol - Pemasangan bedsite monitor
3L - Dilakukan tindakan Premedikasi
dengan Fentanyl 250mcg
- Induksi Propofol 100mg
- Setelah pasien tertidur, dilakukan
preoksigenasi sebelum intubasi
ETT dengan Oksigen 3 Liter
selama 3-5menit + sevo 2%
- Dilakukan intubasi ETT no 7,5
- Oksigen 3L dan N2O 3L
- Dimulainya operasi pyelolitotomy
/time out
3L + 2%Vol - Diberikan Tramadol 10mg melalui
18.50 138/88 92 100
3L drip infus NaCl
3L + 2%Vol -
18.55 140/87 88 100
3L
19.00 130/80 90 100 3L + 2%Vol - Diberikan obat anti mual
mmHg 3L ondansetron 4 mg
- Pergantian cairan RL 30tpm
19.05 129/78 86 100 3L + 2%Vol -
3L
19.10 130/70 84 100 3L + 2%Vol -
3L
19.15 110/70 85 100 3L + 2%Vol - Monitoring keadaan pasien TTV
3L
19.20 112/70 82 100 3L + 2%Vol -
3L
19.25 99/76 80 100 3L + 2%Vol -
3L
19.30 106/77 86 100 3L + 2%Vol -
3L
19.35 97/70 79 100 3L + 2%Vol -
3L
19.40 96/68 76 100 3L + 2%Vol -
3L
19.45 98/70 70 100 3L + 2%Vol - Dilakukan pergantian cairan RL
3L 30 tpm
E. PENGAKHIRAN ANESTESI
DATA PENGKAJIAN
PRE ANESTESI
INTRA ANESTESI
1. DS :- Kekurangan volume cairan Kekurangan
DO: berhubungan dengan perdarahan Volume Cairan
- Jumlah suction perdarahan keluar + akibat prosedur pembedahan
600 cc
- Terpasang infus RL 20 tpm, Pasien
tampak pucat
- Urine keluar 200 cc
- TD: 112/72 mmHg, N: 70x/menit,
Spo2 100%
2 DS :- Resiko Ketidakefektifan Pola Resiko
DO: Pasien terintubasi menggunakan ET Nafas, sekunder akibat general Ketidakefektifan
dengan mode ventilator pada mesin anestesi Pola Nafas
anestesi
TD: 96/76 mmHg
N: 72x/menit
Spo2 : 99%
3. DS :- Resiko jatuh berhubungan Resiko jatuh
DO : Saat pembedahan pasien dengan dengan posisi klien
diposisikan lateral kiri
POST ANESTESI
4. DS : Pasien mengatakan nyeri pada Nyeri akut berhubungan dengan Nyeri akut
daerah yang sudah dioperasi dan skala post operasi pyelolitotomy dan
nyeri 5. URS
DO :
- Pasien terlihat meringis dan
memegang daerah post operasi.
- TD : 130/80, N : 111x/menit
- RR : 20x/mnt, Spo2: 100%
Tujuan Intervensi
PRE ANESTESI
1. Ansietas b/d prosedur Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Kaji tingkat ansietas klien
invasive selama 1x10 menit diharapkan ansietas berkurang 2. Berikan penjelasan mengenai
dengan kriteria hasil : tindakan operasi yang akan
- Ansietas berkurang dijalani klien
- Rasa nyaman pasien terpenuhi 3. Berikan kenyamanan dan
- Klien mengetahui mengenai prosedur dengan ketentraman hati klien dengan
general anestesi mendampingi klien
- TTV dalam batas normal 4. Pelihara rasa empati (misalnya
TD : 110/70mmHg – 120/80 mmHg, Nadi : 60- dengan menggengam tangan
100x/menit, SpO2: 98%-100% pasien,berbicara)
2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Kaji PQRST
trauma jaringan dan selama 1x10 menit diharapkan nyeri akut teratasi 2. Posisikan klien senyaman
spasme otot dengan kriteria hasil : mungkin
- Skala nyeri berkurang menjadi 0 3. Ajarkan teknik distraksi dan
- TTV klien normal relaksasi
TD = 110/60 mmHg - 120/80 mmHg, 4. Kolaborasikan pemberian obat
Nadi = 60-100 x / menit analgetik
- Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang 5. Berikan oksigen 3L
INTRA ANESTESI
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Identifikasi kebutuhan
berhubungan dengan selama 1x30 menit, risiko jatuh teratasi dengan keamanan pasien sesuai kondisi
dengan posisi klien kriteria hasil : fisik dan riwayat penyakit klien
- Klien terbebas dari resiko jatuh 2. Pasang tali pengaman sesuai
- Klien terpasang tali pengaman posisi klien
3. Berikan bantal untuk
mengganjal
2. Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Observasi tanda tanda vital klien
Ketidakefektifan Pola selama 1x15 menit diharapkan ketidakefektifan melalui bedside monitor
Nafas, sekunder pola jalan nafas berkurang dengan kriteria hasil : 2. Pertahankan hidrasi yang
akibat general - Pasien tidak mengalami aspirasi adekuat
anestesi - Pola nafas pasien normal 3. Atur posisi pasien untuk
- Tidak ada suara nafas tambahan mencegah aspirasi
TD : 110/70mmHg – 120/80 mmHg, Nadi : 60-
100x/menit, SpO2: 98%-100%
3. Kekurangan Volume Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Pantau kondisi pasien
Cairan b/d selama 1x30 menit diharapkan Kekurangan 2. Berikan asupan cairan klien (RL
perdarahan selama Volume Cairan teratasi dengan kriteria hasil : 30 tpm)
operasi - TTV pasien dalam batas normal : 3. Pantau keadaan urine pasien
TD = 110/60 mmHg - 120/80 mmHg, dan pantau adanya tanda
Nadi = 60-100 x / menit hipovolemia pada klien
Suhu = 36,5-37,5 oC, SpO2: 98%-100%
- Tidak ada tanda-tanda hipovolemia
- Cairan pasien tercukupi
POST ANESTESI
1. Risiko jatuh b/d post Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Identifikasi kebutuhan
op dengan general selama 1x30 menit, risiko jatuh teratasi dengan keamanan pasien sesuai kondisi
anestesi kriteria hasil : fisik dan riwayat penyakit klien
- Klien terbebas dari resiko jatuh 2. Pasang side rail tempat tidur
- Klien paham untuk tidak melakukan banyak 3. Pasang tali pengaman
pergerakan di RR
2. Hipotermia b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Kaji kondisi pasien
situasional atau selama 1x15 menit diharapkan hipotermia teratasi 2. Berikan selimut ke pasien
lingkungan dengan kriteria hasil : 3. Berikan penghangat tubuh
- Suhu tubuh klien normal S = 36,5-37,5 oC
- Klien terjaga kenyamanannya
3. Hipotensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Monitor TTV pasien
berhubungan dengan selama 1x50 menit diharapkan hipotensi teratasi 2. Berikan cairan RL 30 tpm
perdarahan intra dengan kriteria hasil : 3. Berikan epedrin jika tekanan
operasi - TTV pasien dalam batas normal : darah semakin menurun
TD = 110/60 mmHg - 120/80 mmHg,
Nadi = 60-100 x / menit
Suhu = 36,5-37,5 oC, SpO2: 98%-100%
- Cairan pasien tercukupi
4. Nyeri akut b/d post Setelah dilakukan tindakan keperawatan anestesi 1. Kaji PQRST
pembedahan selama 1x10 menit diharapkan nyeri akut teratasi 2. Posisikan klien senyaman
pyelolitectomy dengan kriteria hasil : mungkin
- Skala nyeri berkurang menjadi 0 3. Ajarkan teknik distraksi dan
- TTV klien normal relaksasi
TD = 110/60 mmHg - 120/80 mmHg, 4. Kolaborasikan pemberian obat
Nadi = 60-100 x / menit analgetik
5. Berikan oksigen 3L
IV. Pelaksanaan
Nama : Ny.W No. CM : 1012XX
Umur : 52 th Dx : Batu ginjal kanan
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : Al Araf
Anestesi)
PRE ANESTESI
1 Selasa, 02 Ansietas Pukul 18.15 WIB Inggar
maret 2020 1. Mengkaji tingkat ansietas klien
2. Memberikan penjelasan mengenai tindakan
operasi yang akan dijalani klien
3. Memberikan kenyamanan dan ketentraman hati
klien dengan mendampingi klien
4. Memelihara rasa empati (misalnya dengan
menggengam tangan pasien,berbicara)
2. Selasa, 02 Nyeri akut Pukul 18.20 WIB Ega
maret 2020 1. Mengkaji PQRST
2. Memposisikan klien senyaman mungkin
3. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi
4. Mengkolaborasikan pemberian obat analgetik
5. Memberikan oksigen 3L
INTRA ANESTESI
1. Selasa, 02 Resiko jatuh Pukul 19.45 WIB Ega
maret 2020 1. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien
sesuai kondisi fisik dan riwayat penyakit klien
2. Memasang tali pengaman sesuai posisi klien
3. Memberikan bantal untuk mengganjal
2. Selasa, 02 Resiko Pukul 20.15 WIB Inggar
maret 2020 Ketidakefektifan Pola 1. Mengobservasi tanda tanda vital klien melalui
Nafas bedside monitor
2. Mempertahankan hidrasi yang adekuat
3. Mengatur posisi pasien untuk mencegah
aspirasi
3. Selasa, 02 Kekurangan Volume Pukul 20.20 WIB Ega
maret 2020 Cairan 1. Memantau kondisi pasien
2. Memberikan asupan cairan klien (RL 30 tpm
dan terapi cairan gelafusal jika diperlukan)
3. Memantau keadaan urine pasien dan Pantau
adanya tanda hipovelumia pada klien
POST ANESTESI
1. Selasa, 02 Resiko jatuh Pukul 21.00 WIB Ega
maret 2020 1. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai
kondisi fisik dan riwayat penyakit klien
2. Memasang side rail tempat tidur
3. Memasang tali pengaman
V. Evaluasi
Nama : Ny.W No. CM : 1012XX
Umur : 52 th Dx : Batu ginjal kanan
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : Al Araf
No Problem Evaluasi
(Masalah )
PRE ANESTESI
1 Ansietas Selasa, 02 maret 2020
Pukul 18.15 WIB
S : Pasien mengatakan merasa paham mengenai tindakan operasi dengan
general anestesi yang akan dilakukannya, pasien mengatakan lebih tenang
O:
- Pasien berdoa sebelum dilakukan tindakan
- Tingkat ansietas sedang
- Pasien sudah paham dengan prosedur yang akan dijalaninya dengan
general anestesi
- Nadi = 82x/menit, TD = 132/85 mmHg, Spo2 = 99%
A : Masalah ansietas teratasi
P : Hentikan intervensi
Inggar
2. Nyeri akut Selasa, 02 maret 2020
Pukul 18.30 WIB
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang tidak seperti nyeri tadi sebelum
dikasih obat
- P : Terdapat batu pada ginjal
- Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- R : Didaerah abdomen, tidak menjalar
- S : Skala nyeri 2
- T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat lebih tenang
TD :130/78 mmHg, N : 98x/menit, Spo2 : 100%
P: Hentikan intervensi
Ega
INTRA ANESTESI
1. Resiko jatuh Selasa, 02 maret 2020
Pukul 19.50 WIB
S:-
O: Pasien terpasang tali pengaman dengan baik dan pasien diposisikan
lateral kiri
A: Masalah resiko jatuh teratasi
P : Hentikan intervensi
Ega
2. Ketidakefektifan Selasa, 02 maret 2020
pola nafas Pukul 20.25 WIB
S:-
O : TD 108/70 mmHg, N 83 x/mnt, SPO2 100%, Pasien tidak mengalami
aspirasi, pasien tampak lebih nyaman. Tidak ada suara nafas tambahan, pola
nafas pasien normal
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi
P : Hentikan Intervensi
Inggar
3. Kekurangan Selasa, 02 maret 2020
Volume Cairan Pukul 20.45 WIB
S: -
O: Pasien tampak tidak pucat lagi. Pasien tidak terdapat tanda tanda
hipovolemia. Pasien diberikan RL dan pergantian cairan RL 30 tpm.
- TD: 105/78 mmHg, N: 83x/menit, Spo2 100%
A: Masalah Kekurangan Volume Cairan teratasi
P: Hentikan Intervensi
Ega
POST ANESTESI
1. Resiko jatuh Selasa, 02 maret 2020
Pukul 21.08 WIB
S: Pasien mengatakan merasa aman setelah dipasang side rail
O: Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, terpasang side rail dan tali
pengaman
A: Masalah resiko jatuh teratasi
Ega
2. Hipotermia Selasa, 02 maret 2020
Pukul 21.15 WIB
S: Pasien mengatakan tidak merasa mengigil lagi dan lebih nyaman setelah
diberi selimut dan penghangat
O: Pasien terlihat tidak mengigil
TD : 92/64 mmHg, N : 66 x/mnt, SPO2 : 100%, S : 36,5 derajat celcius
A: Masalah Hipotermia teratasi
P: Hentikan intervensi
Inggar
3. Hipotensi Selasa, 02 maret 2020
Pukul 20.10 WIB
S: -
O: Pasien tampak tidak pucat lagi. Pasien diberikan RL dan pergantian
cairan RL 30 tpm. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi
TD: 94/60 mmHg, N: 68 x/menit, Spo2 100%
A: Masalah hipotensi teratasi
P: Hentikan Intervensi
Ega
4. Nyeri akut Selasa, 02 maret 2020
Pukul 21.12 WIB
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang tidak seperti nyeri tadi sebelum
dikasih obat
- P : Terdapat luka post op pyelolithotomy dan urs
- Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- R : Didaerah abdomen yang dioperasi, tidak menjalar
- S : Skala nyeri 2
- T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat lebih tenang, tidak memegang daerah yang dioperasi
TD :130/78 mmHg, N : 98x/menit, Spo2 : 100%
P: Lanjutkan pemantuan kondisi pasien sampai 21.30 wib di ruang
pemulihan sampai pasien siap dipindahkan ke bangsal
Ega
Penilaian Score Aldrete Score Pasca General Anestesi