You are on page 1of 17
ISSN, 2955. 1917 JURNAL TAMADDUN | Jurnal Sefarah dan (ebudayaan Islam ISLAM DI ERA MODERN DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPINYA Yayat Suryatna SIS! LAIN DARITIMUR LENK (Sang Penakluk Dunia) AAH SYAFAAH KONSEP NEGARA MENURUT PEMIKIRAN KONTEMPORER SAYYID QUTHB ANWAR SANUSI ULISAN BIOGRAFI DALAM SEJARAH LOKAL DUDUNG ABDURAHMAN AM DISPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAJUAN EROPA MUNIR SUBARMAN y VERGADERING HAL ADAT CHERIBON 1915 PERUBAHAN TATANAN j ADAT MASYARAKAT DI KABUPATEN CIREBON MASA KOLONIAL MUSTAQIM ASTEJA TELAAH FILOLOGI DAN ARKEOLOGI DI SITUS PANJALU, KAWALI, DAN PANGANDARAN. 3 OPAN SAFARI 4 MENELUSURI PRILAKU PERADABAN GLOBAL . M. TATA TAUFIK JIHAD DALAM SEJARAH ISLAM INDONESIA KONTEMPORER (1945-2005) H. SUMANTA dan SARIPAH. MEMBANGUN PASAR ISLAM DENGAN WAKAF ; SEBUAH TINJAUAN HISTORIS DAN EKONOMIS ZAENAL MASDUQI * Vol. 2 No. 02, Desember 2013 TAMADDUN urnal Sejarch dar Kebudayaay lolan Tim Pengelola: Penanggung Jawab Yayat Suryatna Redaktur Jalaludin Editor Aah Syafa’ah Sekretariat Ahmad Ali Akbar Adikoro Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab Dakwah Ushuluddin IAIN Syekh Nurjati Girebon Ul. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon 45232 10231) 481264 Fax 489926. Email: spitamaddun@gmail.com / spitamaddun@ yahoo.com ‘Website: hitp:/web faincirebon.ac.id/spil dicetak CV. PANGGER JI. Mayor Sastraatmdja no. 72 Gambirlaya Utara Kasepuhan Cirebon Telp. 0231-23254 email : cirebonpublishing@yahoo.co,id SALAM REDAKSI —— iii DAFTARISI— vii ISLAM DI ERA MODERN DAN PROBLEMATIKA. YANG DIHADAPINYA ---129 Yayat Suryatna SISI LAIN DARI TIMUR LENK (Sang Penakluk Dunia)—147° ‘Aah Syafa’ah KONSEP NEGARA MENURUT PEMIKIRAN KONTEMPORER SAYYID QUTHB—163 Anwar Sanusi PENULISAN BIOGRAFI DALAM SEJARAH LOKAL—177 Dudung Abdurahman PERADABAN ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAJUAN EROPA—193 Munir Subarman VERGADERING HAL ADAT CHERIBON 1915 PERUBAHAN TATANAN ADAT MASYARAKAT DI KABUPATEN CIREBON MASA KOLONIAL—211 Mustagim Asteja - TELAAH FILOLOGI DAN ARKEOLOGI DI SITUS PANJALU, KAWALI, DAN PANGANDARAN—229 Opan Safari MENELUSURI PRILAKU PERADABAN GLOBAL —241 M, Tata Taufik JIHAD DALAM SEJARAH ISLAM INDONESIA KONSEP NEGARA MENURUT PEMIKIRAN KONTEMPORER SAYYID QUTHB Anwar Sanusi ABSTRAK Penelusuran jejak-jejak para tokoh agama merupakan objek sejarah yang menarik dan penting dilakukan. Karena itu penelitiannya harus mendahulukan persektif sejarah, yang pengembangan penelitiannya lebih lanjut dilengkapi secara metodologis dangan perangkat konsep- tual dan teoretik yang bersifat interdisipliner. Disiplin ilmu-ilmu so- sial dipandang tepat dan relevan-untuk penelitian sejarah tertentu, seperti halnya biografi para tokoh agama di Jawa Barat. Pengarahan khusus kepada penelitian biografi tersebut, dapat dilakukan berdasar- kan paradigma tentang “kontribusi aktor sejarah dalam menghadapi berbagai situasi yang terjadi pada kasus-kasus sejarah lokal”. Karena itu jejak-jejak para tokoh agama di daerah penelitian dapat dimun- culkan melalui penjelasan sejarah tentang perjuangan mereka sesuai situasi lingkungan dan zamannya, terutama dalam kurun waktu abad ke-20. Sejarah lokal Jawa Barat merupakan bingkai spasial dalam menganalisis peran-peran tokoh agama, dilengkapi dengan analisis problematik ataupun isu-isu yang menyertai perjuangan mereka da- lam bingkai temporal abad ke-20 tersebut. Kata Kunci : konsep negara, pemikiran, sayyid quthb A. PENDAHULUAN Sayyid Qutub merupakan salah satu mufassir kontemporer yang berusaha mensinergikan kekuatan penafsiran dan kebutuhan zaman atas pencerahan. Kecerdasan yang diimbangi oleh keteguhan iman membawa Sayyid Qutub pada ketajamannya menganalisa kondisi zamannya terutama masyarakatnya agar tak terbawa pada arus materialisme. Kajian tentang beliau semakin menarikketika ke-anti-baratannya bukan karena Sayid Qutub tidak mengenali betul barat namun justru karena ia mengenyam pendidikan di berbagai universitas barat dan berkunjung ke berbagai belahan dunia Amerika maupun Eropa,! Pengalaman, pendidikan, serta.lingkungan dimana karakter § 1 Saiful Amin Ghofur, il Para Mi Insan Madani, 2008), hlm. eae ee Qutub dibentuk sangat mempengaruhi pemikiran radikalisme kekans Karya-karyanya terutama dalam bidang Tafsir sangat berpengaruh. Dzilal al-Quran adalah kajian Tafsir yang belum tuntas dikaji oleh berbagai kalangan dan zaman. Karena ketajaman dan ketegasan penafsirannya dalam menjawab tantangan dan penjajahan Barat terutama pada masanya.? B. BIOGRAFI SAYYID QUTHB Nama lengkapnya adalah sayyid Quthb Ibrahim Husain Syadzili. Lahir pada tanggal 9 Oktober 1906 di desa Musya, dekat kota Asyru, Mesir atas. Quthb adalah seorang kritikus sastra, novelis, pujangga, pemikiran Islam dan aktivis Islam Mesir paling terkenal pada abad ke-20. Beliau adalah anak sulung dari lima bersaudara, dengan seorang saudara laki-laki dan tiga saudara perempuan. Meskipun keadaan keuangan keluarga Quthb sedang menurun pada saat dia lahir, keluarga ini tetap berwibawa berkat status ayahnya yang berpendidikan.* Ayahnya bernama al-Hajj Quthb Ibrahim, seorang anggota al-Hizb al- Wathani (Partai Nasional), pimpinan Mushthafa Kamil, sekaligus pengelola majalah al-Liwa’, salah satu majalah yang berkembang pada saat itu. Qutb muda adalah seorang yang sangat pandai. Konon pada usianya yang relatif muda (dibawah umur 10 tahun), dia telah berhasil menghafal al-Quran di Juar kepala.* Pendidikan dasarnya dia peroleh dari sekolah pemerintah selain yang dia dapatkan dari sekolah kuttab (TPA). Pada tahun 1918, dia berhasil menamatkan pendidikan dasarnya. Pada tahun 1921 ia berangkat ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah. Kemudian, pindah ke Halwan bersama pamannya, Ahmad Husain Utsman yang merupakan seorang jurnalis. Pada tahun 1925, ia masuk ke institusi diklat keguruan, dan lulus tiga tahun kemudian. Lalu ia melanjutkan jenjang perguruannya di Universitas Dar al-Ulum hingga memperoleh gelar sarjana (Lc) dalam bidang sastra dan diploma pendidikan. Ia diangkat sebagai penilik Kementrian Pendidikan dan Pengajaran Mesir sampai menjabat inspektur.> — 2 Ibid, him. 184. 3 John L. Esposito. Ensiklopedi Islam Modern, jilid. 5. (Bandung : 2001), him. 121. © Sayyid Qutb bekerja dalam Kementrian tersebut hanya beberapa q Ta kemudian mengundurkan diri setelah melihat adanya ketidakcocokan — 4 terhadap kebijakan yang diambil pemerintah dalam bidang pendidikan karena terlalu tunduk terhadap pemerintah Inggris. Pada waktu bekerja dalam pendidikan tersebut, beliau mendapatkan kesempatan belajar ke Amerika Serikat untuk kuliah di Wilson's Teacher College dan Stanford University dan berhasil memperoleh gelar M.A dibidang pendidikan. Beliau tinggal di Amerika sclama dua setengah tahun. Sayyid Quthb adalah pemikir radikal sekaligus aktifis yang militan dalam gerakan Islam modern kontemporer. Pemikirannya telah mempengaruhi para aktifis Islam di berbagai dunia Islam lainnya. Aktivitas dan pemikirannya telah membawa Ikhwan al-Muslimin ke dalam kancah gerakan yang diperhitungkan oleh rezim Mesir dan berdirinya cabang-cabang Ikhwan di berbagai Negara.” Militansi dan idealisme Sayyid Quthb aktif dalm gerakan Ikhwanul Muslimin sampai tahun 1945, yakni Ikhwan berlawanan dengan revolusi pemerintah. ladan kelompoknya ditangkap dengan tuduhanakanmembunuh AbdNasher. Merckakemudian disiksadandijatuhihukuman 15 tahun penjara. Pada tahun 1964 Abdus Salam Arif, pemimpin Irak berupaya mendesak Abd Nasher agar membebaskan sayyid. Namun tak lama setelah keluar penjara, Sayyid di dakwa dengan tuduhan Jain yakni tuduhan melakukan konspirasi atau kudeta penggulingan kekuasaan pemerintah Mesir.* Pada tahun 1965, Sayyid Qutb divonis hukuman mati. Sebelum dilakukan eksekusi Gamal Abd Nasher pernah meminta Sayyid Qutb untuk meminta maafatas tindakannya yang hendak dilakukannya, namun permintaan tersebut ditolak oleh Sayyid Quthb? C. KARYA-KARYA SAYYID QUTHB e Karya-karya beliau selain beredar di Negara-negara Islam, juga beredar 6 Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufassir al-Quran, Loc. Cit, hl 7 Didin saefuddin. Pemikiran Modeern dan Post Modern Islam _ Grasindo , Anggota Tkapi 2003), hlm. 111-112, » Negara Menurut Pemikiran Ko di kawasan Eropa, Afrika, Asia dan Amerika, Dimana terdapa pengikut Ikhwan al-Muslimin, hampir dipastikan disana ada b Quthb, karena beliau adalah tokoh Jkhwan terkemuka. Diantara Karya- karyanya adalah: Muhimmat al-Sya'ir fil Hayyawa Syi Jail al-Hadir 1933, Nagd Mustaqbal ats-Tsaqafah fi Mishr 1939, at-Tashwir al-Fanni fi al-Quran. 1945, Masyahid al-Qiyamah fi al-Quran, Fi Zhilal al-Qurlan 1953, Malalim fith-Thariq, Asywak 1947, al-Adalah al-Ijtima’iyah fi al-Islam dan Ma'rakah al-Islam wa ar-Ra’ al-Maliyyah’, as-salam al-Islami wa al-Islam 1951, Hadza ad-Din, al-Mustagbal li Hadza ad-Din, Khasais at-Tasawwur al-Islami qa Mugawwimatihi Islam wa Musykilah al-Hadarah,” Kutub wa Shakhsiyat, al-Adalah al-Ijtima ‘iyyah fi'l Islam, Tifl min al-Qaryah, dan Masyahid al- Qiyamah fi al-Quran. 1. Konsep Negara menurut Sayyid Qutb 2. Konsep Pemerintahan Supra Nasional 3. Hanyaada satu bentuk Negara yang bisa menopang pemerintahan Islami, yaitu negara Islam (Dar al-Islam). Negara Islam diperuntukkan bagi orang yang mau menerima syariat Islam sebagai tatanan, meski ia bukan seorang muslim. Islam tidak didasarkan pada hubungan tanah kelahiran, kesukuan, keturunan, pernikahan, kabilah ataupun kerabat. Islam tidak akan tegak jika tidak dikendalikan oleh Islam dan syariatnya." 4, Hanya ada dua alternatif: Islam atau Jahiliyah. Tidak ada pilihan lain, “setengah Islam, setengah jahiliyah”. Islam memiliki kepribadian, konsepsi, dan aturan main. Islam akan mewujudkan semua cita-cita ialami umat manusia tidak akan terobati hanya dengan reformasi kecil-kecilan dalam beberapa bagian kecil dari berbagai sistem dan aturan main.” kemanusian dan aturan mainnya. Keterpurukan yang selama i Sayyid Quthb memiliki suatu konsep tentang pemerintahan yang ideal dalam Islam. Menurutnya, pemerintahan yang paling bagus adalah pemerintahan Supra Nasional. Dalam sistem ini, wilayah Negara meliputi 10 Nuim Hidayat, Sayyid Quehb Biografi dan kejernian pemikirannya, Gema Insani 2005), him, 21-24, ne a : 11 Black Antony,. Pemikiran Politik Islam Dari Masa Nabi Hingga (Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta : 2006), hm. 121, . 12 Quthb, Sayyid, Keadilan Sosial Dalam Islam Sjadzali, H. 2 dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran. () ndonesia : 2003), him. 321. seluruh dunia Islam dengan sentralisasi kekuasaan Pada pemerintah pusat, Yang dikelola atas prinsip persamaan penuh antara semua umat Islam yang terdapat di seluruh penjuru dunia Islam, tanpa adanya fanatisme ras dan kedaerahan, Tentang pemanfaatan potensi pendapatan yang dimiliki oleh daerah, diutamakan untuk kepentingan daerah itu sendiri, dan apabila masih ada lebihnya, maka akan disetorkan ke bait al-mal atau bendahara Pemerintah pusat sebagai milik bersama yang akan dipergunakan untuk kepentingan bersama,"? Persamaan hak antara para pemeluk berbagai agama, Dalam hal ini negara Islam akan menjamin penuh hak-hak dzimmi dan musyrikin yang terikat perjanjian dengan kaum muslimin, hak-hak mereka akan ditegakkan atas dasar kemanusiaan, tanpa membedakan pemeluk agama Yang satu dengan pemeluk agama yang lain pada persoalan kebutuhan } manusia, Negara Islam memberikan jaminan persamaan matlak kepada | masyarakat, dan merealisasikan kemanusiaan dalam peribadatan dan sistem kemasyarakatan," D. RADIKALISME: PEMERINTAHAN TANPA SYARIAT ISLAM | ADALAH JAHILIYAH Substansi akidah yang menjadi pokok pembicaraan Quthb adalah pengabdian total (ibadah), kepada Allah. Bahwa manusia harus mengetahui tuhan mereka yang benar, kemudian menyerahkan diri secara total semata- mata kepada-Nya, dan mengeliminasi semua “ketuhanan” manusia, Allah bukan semata-mata penguasa alam semesta tetapi juga pemilik kedaulatan; sehingga pengakuan “tiada tuhan selain Allah” bermakna bahwa hanya Alllah sajalah penguasa sesungguhnya, hanya Allah pemegang kedaulatan dan mempraktikkan hukum-hukum-Nya.* Hilangnya makna-makna ini dalam kehidupan merupakan indikasi Jahiliyah, dalam pandangan Qutb. Kejahiliyahan pada prinsipnya berporos “penuhanan” atau penyembahan kepada selain Allah untuk menentukan 13 Effendy, Bahtiar, Teologi Baru Politik Islam. Pertautan Agama, Negara dan Demokrasi. (Jakarta : Galang Press : 2001), him. 221. 14 Roy, Oliver, The Failure of Political Islam, Harvard 1996, telah diterjemabke Gagainya Politik Islam, (Acch : Serambi : 2002), him. 312. d 15 Qutb, Sayyid, Petunjuk Jalan. Maalim Fi at-Tharig. (Jakarta: Geman "Press: 2001), him. 131, bs N Vol 2 No. 02, Detember 2013 ‘Pemikiran Kontemporer Sayyid Quthb rundangan, sistem dan solusi. Praktisnya ahan kepada manusia mencakup sisi- bentuk pemerintahan sekuler yang penekanan Quthb adalah pada sisi - Konsep Negara Menurut Konsepsi dan nilai, peraturan dan pe dalam pemahaman tentang penyemb sisi penerimaan konsepsi ideologi sampai menentang syariah. Atau secara teologis, hakimiyah dari uluhiyah Allah SWT.® Pada penilainnya masyarakat jahiliyah di era modern ini mencakup hampir seluruh dunia, baik di Baratatau Timur, bahkan termasuk masyarakat muslim kontemporer. Parameter utama indikasi kejahiliyahan itu adalah tidak adanya praktek penegakkan kedaulatan Allah di dalam kehidupan mereka. Bagi Quthb, antara Islam dan jahiliyah adalah oposisi biner yang tidak dapat dipersatukan, Kalau tidak Islam pasti jahiliyah. Jika jahiliyah maka tidak Islam.” Kemunculankelompokimanimerupakan basispembangunanmasyarakat Islam, sebuah masyarakat yang berbeda secara total dengan masyarakat jahiliyah. Metodologi penegakan masyarakat Islam (melalui kelompok pionir itu) haruslah metodologi yang Islami. Metode itu sudah ada di dalam Islam. Dengan demikian Islam tidak sekedar ajaran atau risalah tetapi juga adalah meiode (manhaj) untuk menegakkan risalah itu. Dalam pertumbuhannya masyarakat Islam akan selalu berkonfrontasi dengan masyarakat jahiliyah. Konfrontasi antara jahiliyah dan Islam tidak hanya berlangsung dalam konfrontasi pemikiran maupun moral, tetapi berlangsung pula secara praksis. Metode yang digunakan jahiliyah dalam menyerang Islam tidak semata serangan dalam bentuk pemikiran tetapi juga (dan ini utamanya) dalam bentuk praksis penggunaan kekuatan. Sehingga dalam menghadapi jahiliyah ini, Islam menghadapinya juga tidak semata-mata menggunakan persuasi pemikiran tetapi juga menggunakan metode yang praksis. Dalam proses konfrontasi ini jihad merupakan metode yang merefleksikan karakter praksis dari metode (manhaj) Islam." Dalam refleksinya terhadap bertahapnya legislasi perintah jihad hingga mencapai puncak pada fase ofensif, Quthb menyebutkan beberapa karakter uutama, Pertama adalah ini adalah metode praktis, realis. Jahiliyah membentuk Indonesia (Surabaya : Terra : 2001), him. SS nr Svs dirinya dalam bentuk yang praktis. Sehingga langkah menghadapinya fags mesti praktis. Kedua, problem yang dihadapi masyarakat dalam proses pertumbuhannya ini berlangsung secara bertahap. Oleh karenanya metode pemecahan masalah tidak dalam bentuk teoritis tetapi berangsur-angsur sesuai kebutuhan praktisnya,"® Ketiga, agama ini membutuhkan metode yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip fundamental dan tujuannya. Keempat, basis legal bagi interaksi antara komunitas muslim dengan yang lain. Pada puncaknya Proses jihad adalah ofensif. Mekanisme pembelaan diri yang diberikan oleh sebagian tokoh yang menyatakan jihad pada dasarnya adalah proses defensif, dinilai Quthb sebagai cara inferior (kalah mental) semata-mata.” E. KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN SAYYID QUTHB Pemikiran Sayyid Quthb dianggap radikal karena Mesir, di bawah Pemerintahan Gamal Abd Naser. Selain itu, pemiliran Sayyid Quthb dipengaruhi al-Maududi, Quthb tidik pernah menikah, hidup dipenjara dan menulis di penjara, sehingga tulisan-tulisan Quthb lebih radikal, karena menulis dalam kondisi yang tertekan oleh penguasa! Xonsep hhakiriyah dipengaruhi oleh pemikiran al-Maududi. Konsep Jahiliyah dielaborasi secara lebih radikal dari pemikiran Abul Hasan an- Nadwi dan al-Maududi. Sayyid Quthb sendiri memberikan apresiasinya terhadap pemikiran an-Nadwi dalam kata pengantar buku an-Nadwi, Kerugian Dunia Karena Kemunduran Umat Islam. Apresiasi terhadap an- Nadwi juga terdapat dalam kutipan-kutipan dari an-Nadwi yang tersebar dalam buku-buku Sayyid Quthb.” Pengaruh besar al-Maududi dapat dilacak dalam kutipan panjang Quthb terhadap risalah Jihad al-Maududi ketika Quthb menafsirkan surat al-Anfal dalam Zhilal. Buku-buku al-Maududi yang lain, yakni Prinsip-prinsip Islam, Islam dan Jahiliyyah, Empat Terminologi al-Qur'an seringkali dirujuk oleh 19 Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrast Negara, him. 20.. 20 Sayyid Quthb, al-‘Adalah al-ljimaiyyah fi al-Islam, ke-16, him. 78. 21 TIM ICCE UIN Jakerta, Pendidikan Kewarga Negaraan Demokrasi, HAM _.dan Masyarakat Madani (Jakarta: Renada Media, 2003), hlm. 110-111... "22 Mashkuri Abdillah, Derokrasi di Persimpangan Makna: Respon Muslim Indonesia Terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993) (Yogyé ‘Wacana, 1999), hlm. 73-74.. ‘TAMADDUN Vol. 2 No, 02, Desember 2013 Konsep Negara Menurut Pemikiran Kontemporer Sayyid Quthb eee Sayyid Quthb dalam karya-karyanya. Pemikiran-pemikiran Quthb banyak yang bersifat wtopis, dan idealis, sementara Quthb sendiri ada yang belum sepenuhnya mempraktekkan bagaimana teori yang sempurna itu dibangun, kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan bernegara.” Sayyid Quthb dalam pemikirannya bersifat utopis, seperti kedaulatan ditangan Tuhan bukan ditangan Rakyat, teorinya sudah bagus, namun itu perlu lagi untuk diinterpretasikan dalam praktek-praktek yang lebih kongkrit, makanya pemikiran Sayyid Quthb kadangkala tidak kongrit, karena Quthb sendiri relatif banyak hasil pemikirannya yang belum dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, Seperti Quthb yang menolak demokrasi tapi menerima musyawarah, sebab bagi Quthb kedaulatan itu berada ditangan Tuhan, sementara demokrasi berada dalam tangan rakyat. Teori ini tentu lebih matang dari konsep dan teori yang sudah dimatangkan, kemudian ketika diterapkan dalam dunia nyata yang lebih kongkrit ketemu, seperti voting dan trias politica, adalah hasil perenungan dan pemikiran yang sudah lama artinya tidak muncul tiba-tiba saja, dan mampu diintegrasikan dalam kondisi nyata dari teori kemudian dipraktekkan dalam kondisi nyata” Pemikiran Quthb tentang kedaulatan berada di tangan Tuhan, tidak begitu sebenarnya perlu untuk diimplementasikan dalam praktek yang sesunguhnya dan butuh terjemahan.” Berbeda dengan Fazlur Rahman yang sangat jelas, ketika berfikir Negara Islam. Fazlur Rahman berani dan bertangung jawab yang mengatakan bahwa Islam tidak memerintahkan dan juga tidak mengajarkan secara jelas mengenai mengenai sistem ketatanegaraan tetapi mengakui pendapatnya sejumlah tata nilai dan etika dalam al-Qur’an. Kendatipun Nabi Muhammad tidak pernah mengatakan bahwa dirinya sebagai pemimpin Negara sebagai sebuah alat bagi Negara Islam untuk menyebarkan dan mengembangkan Islam. Namun posisi Fazlur Rahman dengan tegas mengatakan bahwa “antara agama dan politik tidak ale. 23 George Sorensen, Democracy and Democratization, Processes an World (San Fransisco: Westview, 1993), him, Hukum dan Pi mengatakan bahwa Islam memerintahkan bahwa persoalan- muslimin ditangulanggi melalui syura atau konsultasi timbal balik. Selama: saya mengetahui bahwa syura merupakan salah satu perintah Tuhan kepad orang muslim untuk menyelesaikan persoalan umat yang terdapat dalam banyak ayat di dalam al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad. Nilai ! etika dalam prinsip syura ini telah dijadikan sebagai dasar penyelenggaraan Negara oleh Fazlur Rahman.” Pemikiran Fazlur' Rahman yang mengatakan bahwa kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan kritik konstruktif yang ditujukan kepada pemerintah dianggap sebagai tugas agama. Praktek ini yang menurut saya konkrit dijalan kan oleh Sayyid Quthb yang waktu itu selalu mengkritik penguasa yaita Gamal Abd Naser di Mesir, ketika pemikirannya yang terlalu radikal yang bisa mengancam kedaulatan Negara, maka dipenjara oleh rezim berkuasa saat itu, ketika Quthb disuruh untuk menarik pemikirannya yang radikal, namun Quthb tidak mau menarik pemikirannya, schingga Quthb akhirnya meninggal di tiang gantungan.#* Kewajiban untuk mendirikan Negara Islam tidak ada perintah dalam al- Qur'an, sehingga punya pandangan yang berbeda dengan Quthb yang bagi Quthb Negara Islam harus ada yang teraktualisasi dalam bentuk-simbol- simbol Negara Islam. Karena sampai sekarang saya belum menemukan Negara yang benar dan berani mengatakan bahwa negaranya adalah Negara Islam, Makkah sendiri menurut saya tidak bisa dikatakan sebagai Negara Islam, karena banyak terjadi disana pelanggaran HAM dan ketidak-adilan, prinsip Negara Islam hal di atas adalah persoalan yang subtansial.* Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ahmad Syaf'i Maarif dalam bukunya 26. Sebagaimana dikutip oleh Mashkuri Abdillah, Demokrasi di Persimpangan Makna, Respon Intelektual Muslim Indonesia terhadap Konsep Demokrasi (1966- 1993) (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), hlm, 71-72. 27 John L. Esposito, Islam dan Demokrasi: Warisan Sejarah dan Konteks Global, dalam Bernard Lewis et. al, Islam Liberalisme Demokrasi (Jakarta: Paramading 2002), Cet. ke-1, hlm. 355. 28 Koentjoro Poerbopranoto, Sistim Pemerintahan, him. 11, 29 A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan: fasy 162. Islam dan Masalah Kenegaraan bahwa al-Qurian tidak pernah menyebt nyebut Negara Islam, dan sampai pada sebuah kesimpulan, tidak ada Negara Islam, Namun tetap ada cita-cita ada Negara yang mempraktekkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Negara Islam. Radikalime pemikiran Quthb adalah pengaruh yang dominan bukan pada al-Maududi, tapi bagimana ia hidup di Mesir di bawah rezim yang otoriter, tidak memberikan Quthb berfikir dan bebas, sehingga keinginan Quthb untuk menegakkan syariat Islam ketika itu karena Quthb merasakan betul ketika penguasanya membungkam aktifitas dan pemikiran untuk mendirikan negara Islam. Pemikiran Quthb, bagaimana revolusi- untuk mengembalikan kedaulatan Tuhan, inilah yang kemudian juga menginspirasi Quthb yang mengatakan menjalankan pemerintahan Negara tanpa syariat Islam sama dengan jahiliyah, pemikiran yang sangat radikal sekali, sehingga Quthb digantung karena melawan penguasa Gamal Abd Naser yang jahiliyah karena memerintah tidak berdasarkan pada kedaulatan Tuhan.° Apakah Sayyid Quthb menyadari implikasi pemikiran yang digagasnya, Fenomena radikalisme keagamaan, kekerasan, maupun teror yang terjadi di dunia Islam sekarang ini dipandang oleh banyak pakar memiliki latar pemikiran sebagaimana yang difahami oleh Quthb, pada sebagian kasusnya. Yang perlu dipahami adalah bahwa sebuah pemikiran ketika muncul dalam masyarakat, terdistribusi dalam jaringan sosialnya memiliki implikasi atau efek sosial yang tidak selalu sesuai dengan intensitas, keinginan atau harapan pemikirnya2! Di satu sisi kita tidak dapat menyerahkan semua tanggung jawab fenomena yang muncul sekarang ini kepada Quthb sebagai pemikir yang dirujuk sebagai referensi ideologis banyak radikalisme, bahkan oleh John L. Esposito disebut sebagai godfather radikalisme Islam. Pada sisi lain kita perla memahami konteks sosial politik yang melahirkan ideologi radikalisme itu. Yusuf Qardawi dalam Prioritas Gerakan Islam menyatakan bahwa la ide yang memuduh fasik, talfir dan yang semacamnya dibantu oleh su mencekam yang dialami gerakan Islam dimana para da’inya tere gantungan, penjara dan penindasan, sementara pintu pihak yang sekularis, Sosialis, komunis yang memusuhi Islam terbuka lebar. Pada situasi seperti inilah pemikiran Quthb mendapatkan momentumnya, dipengaruhi dan mempengaruhi situasi yang ada.” Pemikiran Sayyid Quthb yang sangat radikal dan fundamental adalah seperti lenin, mendukung gerakan bawah tanah bersenjata: Signposts inspirasi teoritis bagi kelompok Islam yang siap mengunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka di Timur Tengah. Alat yang digunakan dalam perjuangan tergantung pada keadaan, dan bagaimana musuh jahiliyah bertindak, taktik utama adalah dakwah; baru ketika sudah beralih ke ajaran Islam yang benar, negara Islam dapat didirikan. Selama kebebasan berbicara tidak terancam, metode damai harus tetap harus digunakan. Baru ketika umat dikekang, jihad fisik meski dilakukan? Semua masyarakat Islam, hanya dapat dibangun menurut ajaran- ajaran syariat. Hanya syariatlah yang mampu menjamin kemerdekaan dan keadilan bagi semua orang beriman. Bagi Quthb selama terdapat orang atau kelompok yang membuat perundangan bagi orang lain, persamaan mutlak dan martabat tidak dapat dilaksanakan. Syariat bagi pandangan Quthb tidak terlepas dari perintah-perintah, hukum-hukum dan prinsip-prinsip pemerintahan. Syariat ‘Tuhan berarti segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Tuhan untuk mengatur kehidupan Manusia, Syariat mencakup pokok- pokok moralitas iman, pokok-pokok pengelolaan keadilan, pokok-pokok moralitas dan perilaku manusia maupun pokok-pokok pengetahuan. Syariat juga menyangkut tentang semua aspek sosial, ekonomi, politik, etika, intelektual maupun estetika kehidupan.™ Quthb tidak mengemukakan pokok-pokok tentang pemikirannya bentuk Negara Islam. Ia hanya menekankan bahwa Negara Islam itu harus demokratis berdasarkan pada prinsip syura (musyawarah) seperti yang digambarkan al-Quran: ays ge}, 259 lah wae US ES 5 I cad 52 a5 eS 32. Effendy, Bahtiar, Teologi Baru Politik Islam. Pertautan Agama, Negara c Demokrasi. Op. cit., him. 152.. 33. Roy, Oliver, The Failure of Political Islam, Harvard 1996, telah di . Gagalnya Politik Islam, Op. cit, him. 144. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah ine ae lemah lembut terhadap mereka .Sckiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar ,tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu -Karena itu ma‘afkanlah mereka, mehonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.* Tetapi karena syariat tidak menetapkan suatu cara tertentu, apakah hal itu tergantung pada pendapat kaum muslim seluruhnya, atau pemimpin yang menguasai soal-soal Negara, maka cara pengambilan konsensus diserahkan kepada umat Islam agar sesuai dengan perkembangan zaman. ara Islam berprinsip bahwa Negara Islam harus berperan pasi dalam proses pengambilan keputusan, ini tidak boleh Selain itu N dan berparti dilanggar.”” Menurut Sayyid Quthb pemerintah demokrasi pada hakikatnya adalah pemegang amanat rakyat untuk menjalankan syariah. Pemimpin dipilih oleh rakyat yang paham Islam dengan cara voting. Meskipun seperti demokrasi Sayyid Quthb tidak setuju dengan demokrasi sepenuhnya. Demokrasi harus tertetap berada di bawah tuntunan syariat. Pemikiran Sayyid Quthb, ada persamaannya dengan al-Maududi dalam hal hakimiyah, yaitu teori kedaulatan, ia berpendapat bahwa kedaulatan sepenuhnya milik Tuhan, oleh karena itu perhambaan total manusia harus kepada Tuhan semata. Kaum muslimin harus bertindak dan bekerja di dalam batas-batas wahyu al-Quran seperti diajarkan oleh Nabi Muhammad, yang peranannya sebagai pemandu perhambaan manusia kepada Tuhan.*® 35 Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya. 36 Al-Qur‘an Surat Ali Imron Ayat 159. 37 Musdah Mulia, Negara Islam: Pemikiran Politik DAFTAR PUSTAKA Abdillah, Mashkuri, Demokrasi di Persimpangan Makna: Respon Intelektual ‘Muslim Indonesia Terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993). Yogya- Karta: Tiara Wacana. 1999. A. Apter, David. Introduction to Political Analysis. Cambridge and Massachu- setts: Winthrop Publisher Inc. 1977. Al-Khalidi, Shalah Abdul Fatah. Pengantar Memahami Tafsir fi Zhilal al- Qur‘an. Penj: Salafuddin Abu Sayyid. Surakarta: Era Intermedia. 2001.A.1, Kamaruzzaman, dalam bukunya, Relasi Islam dan Negara. Perspektif Modernis & Fundamentalis. Indonesia Terra. 2001. Antony, Black. Pemikiran Politik Islam Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini. Jakarta: PT Serambi IImu Semesta. 2006. Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrahman, Ulumul Quran. Penj: Amirul Hasan M. Halabi. Yogyakarta: Titian Olahi Pres. 1996. Effendy, Bahtiar. Teologi Baru Politik Islam Pertautan Agama, Negara dan Demokrasi. Galang Press. 2001. Esposito, John L. Ansiklopedi Islam Modern, jilid 5. Bandung: Mizan. 2001. ---. Islam dan Demokrasi: Warisan Sejarah dan Konteks Global. Dalam Bernard Lewis; etall. Islam Liberalisme Demokrasi. Jakarta: Paramadina. 2002. Fahullah, Mahdi. Titik Temu Agama dan Politik-Analisis Pemikiran Sayyid Qutb dalam Sayyid Qutb. al-Athfyul Arb@ah. Jakarta: Ramandhani. 1991. Ghofur, Saiful Amin. Profil Para Mufassir al-Qurian. Yogyakarta: Pustaka In- san Madani. 2008. Hidayat, Nuim. Sayyid Quthb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya. Gema Insani. 2005. Mahfud MD, Moh. Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi. Y tik Islam. Serambi. 2002. Saefuddin, Didin. Pemikiran Modern dan Post-Modern Grasindo (Anggota Ikapi). 2003. ’ Qardhawi, Yusuf. Ijtihad Kontemporer. Penj: Abu Barzani, Surabaya: Ri Gusti. 1995, Quthb, Sayyid. Tafsir fi Dzilal al-Qurian (Di bawah Naungan al-Quran. 1. Jakarta: Gema Insani Press. 2000. ---. Maalim fi al-Tarig. Beirut : Dar al-Shurug. T.T. ---Keadilan Sosial Dalam Islam. Sjadzali, H. Munawir. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran. Jakarta: Penerbit Uni- versitas Indonesia. 2003. = Sets -Petunjuk Jalan. Maialim fi at-Thariiq. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Sorensen, George. Democracy and Democratization, Processes and Prospects in a Changing World. San Fransisco: Westview. 1993. Tim ICCE UIN Jakarta. Pendidikan Kewarga Negaraan Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: Renada Media. 2003.

You might also like