Professional Documents
Culture Documents
Bab Iii
Bab Iii
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN
OPERASIONAL PRAKTIK PELAYANAN
62
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
tanggal penulisan dan pembuatan resep, nam dan alamat pasien, nomor
telepon pasien.
b. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi bentuk dan kekuatan sediaan,
stabilitas, dan kompatibilitas (ketercampuran obat).
c. Pertimbangan klinis meliputi ketepatan indikasi dan dosis obat;
aturan, cara, dan lama penggunaan obat; duplikasi dan/ polifarmasi;
reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,
manifestasi klinis lain); kontraindikasi; dan interaksi.
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian, maka
apoteker harus menghubungi dokter penulis resep.
2. Pemeriksaan ketersediaan Obat
Obat yang tertulis pada resep diperiksa ketersediaannya di apotek. Apabila obat
yang diminta tidak ada, maka alternatif langkah yang dapat dilakukan,
mengganti dengan obat generik atau obat dengan nama dagang lain yang
memiliki bahan aktif yang sama dengan persetujuan dokter dan atau pasien,
dilayani sesuai ketersediaan apotek dengan dibuatkan turunan resep, dicarikan
ke apotek lain.
3. Patient assesment
Saat patient assessment juga dapat ditanyakan mengenai three prime questions,
yaitu apa yang disampaikan dokter tentang obatnya, apa yang dijelaskan dokter
tentang cara pemakaian obatnya, dan apa yang dijelaskan dokter tentang hasil
yang diharapkan setelah menerima terapi obat tersebut. Dari hasil skrining
resep dan patient assessment, maka apoteker memutuskan apakah resep akan
dilayani atau tidak.
4. Menetapkan harga obat
Apoteker akan menghitung jumlah obat yang diperlukan kemudian dihitung
harganya kemudian beritahukan kepada pasien berapa total harga ang arus di
bayar. Apabila ternyata pasien tidak dapat membeli semua obat yang dituliskan
diresep, maka diberi alternatif sebagai berikut :
a Untuk mengganti obat dengan obat generik atau obat lain yang memiliki
bahan aktif sama dengan harga yang lebih murah atas persetujuan pasien
dan atau dokter.
63
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
64
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
dikemas dalam kemasan yang rapi. Etiket berisi identitas apotek, nama
apoteker, nomor resep, tanggal peracikan, nama pasien, dan cara pakai.
d. Pembuatan Salinan Resep dan Bukti Bayar (Kwitansi, Nota)
- Pembuatan salinan resep dilakukan jika obat tidak diambil
seluruhnya atau pasien meminta salinan resep dan salinan resep
harus ditandatangani oleh Apoteker. Pembuatan kuitansi/nota bagi
pasien yang minta disertai rincian obat dibaliknya.
Obat yang sudah dikemas dan diperiksa kemudian diserahkan kepada
pasien dengan tahapan sebagi berikut :
a. Memeriksa kembali obat yang akan diserahkan ke pasien meliputi:
kesesuaian nama obat, kekuatan obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis,
jumlah sediaan, aturan pakai, nama pasien (pada etiket), serta label obat
b. Pasien dipanggil sesuai nama dan alamat/nomor resepnya serta nomor
tunggunya untuk menghindari terjadinya kesalahan penyerahan obat jika
kebetulan ada pasien dengan nama yang sama. Kemudian diminta nomor
resepnya untuk dicocokkan.
c. Penyerahan obat harus disertai dengan penjelasan informasi tentang nama
obat, bentuk dan jenis sediaan, indikasi, dosis, jumlah, aturan pakai, lama
penggunaan, cara penyimpanan, efek samping yang mungkin timbul dan
cara mengatasinya, makanan dan minuman yang perlu dihindari jika ada.
Pasien juga akan diberi lembar informasi pasien jika diperlukan. Untuk
resep yang diambil sebagian, dianjurkan segera diambil sebelum obat
habis, terutama untuk antibiotika. Perlu disampaikan juga terapi non obat
yang dapat dilakukan untuk menunjang kesembuhan penakit.
d. Untuk obat yang dikirim ke rumah maka dilakukan penyerahan dengan
memberikan catatan khusus untuk penjelasan obat dan dicantumkan nomor
telepon apotek bila pasien masih ada pertanyaan tentang obat yang
dikonsumsi. Pengiriman obat disertai dengan buku pengiriman obat yang
berisi nama dan alamat pasien serta keterangan jumlah uang yang harus
dibayar, tanda tangan penerima obat.
e. Rekam Pengobatan Pasien (Patient Medication Record atau PMR)
65
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
66
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
67
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
68
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
69
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
RESEP
Pemeriksaan keabsahan
resep oleh APA atau Tidak
Resep tidak dilayani
APING Sah
Sah
Jelas
Pasien disarankan kembali
Ke dokter
Tidak bisa diatasi Bisa diatasi dengan Bisa diatasi Tidak bisa diatasi
dengan dengan dengan
swamedikasi
swamedikasi swamedikasi swamedikasi
Saran pemeriksaan ke
Dokter/RS
71
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
72
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
73
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
74
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
1. Quality (menjamin sediaan aktif farmasi dan pilihan produk sediaan farmasi
yang pasti benar dan terbaik untuk diberikan/disampaikan kepada penderita)
2. Efficacy (menjamin sediaan aktif farmasi sampai pada target obat sehingga
efektif melalui informasi dan Care-Plan)
3. Safety (menjamin aman sesuai kondisi penderita)
75
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
3.2.2 Input
Tugas care plan untuk pasien dengan gangguan rinitis alergi. Resep
didapatkan dari arsip yang terdapat di apotek sehingga tidak berkesempatan untuk
melakukan assessment terhadap pasien secara langsung, tetapi sudah dilakukan
assessment terhadap pasien melalui telepon. Berikut adalah resep gangguan rinitis
alergi yang ditebus di Apotek PERMATA Kota Batu:
Dari: Dr.xxxxxx
Dibuat tanggal: xxxxx
Untuk: An.xxxx
Almat:xxxxx
Ex copy R/:xxxxxx
R/ Tremenza
Ventolin
Intrizin
Asvex
m.f.pulv.dtd No XV
S 3dd1
-----------------------------------------------det
R/ Intifen 1 tab
m.f.pulv dtd No VII
S 3dd1
-----------------------------------------------det
PCC
76
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
77
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
78
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
79
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
setelahnya dan late phase allergi reaction atau reaksi alergi fase lambat
(RAFL) yang berlangsung 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam (fase
hiperaktivitas) setelah pemaparan dan dapat berlangsung 24-48 jam.
Gambar 1 Patofisiologi alergi (rhinitis, eczema, asma) paparan alergen
pertama dan selanjutnya (Benjamin, Coico, Sunshine., 2000)
Pada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi, makrofag atau monosit
yang berperan sebagai sel penyaji (Antigen Presenting Cell / APC) akan
menangkap alergen yang menempel di permukaan mukosa hidung. Setelah
diproses antigen akan membentuk fragmen pendek peptide dan bergabung
dengan molekul HLA kelas II membentuk komplek MHC kelas II (Major
Histocompatibility Complex) yang kemudian dipresentasikan pada sel T helper
(Th0). Kemudian sel penyaji akan melepas sitokin seperti interleukin 1 (IL-1)
yang akan mengaktifkan Th0 untuk berproliferasi menjadi Th1 dan Th2. Th2 akan
menghasilkan berbagai sitokin seperti IL-3, IL-4, IL-5 dan IL-13.
80
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
IL-4 dan IL-13 dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limfosit B,
sehingga sel limfosit B menjadi aktif dan akan memproduksi immunoglobulin E
(IgE). IgE disirkulasi darah akan masuk kejaringan dan diikat oleh reseptor IgE di
permukaan sel matosit atau basophil (sel mediator) sehingga kedua sel ini menjadi
aktif. Proses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan sel mediator yang
tersensitasi. Bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar alergen yang sama,
maka kedua rantai IgE akan mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi
(pecahny dinding sel) matosit dan basofil dengan akibat terlepasnya mediator
kimia yang sudah terbenti (performed mediators) terutama histamin. Selain
histamin juga dikeluarkan Newly Formed Mediators antara lain prostaglandin D2
(PGD2), Leukotrien D4 (LT D4), Leukotrien C4 (LT C4), bradikinin, Platelet
Activating Factor (PAF), berbagai sitokin (IL-3, IL-4, IL-5, IL-6, GM-CSF
(Granulocyte Macrophage Colony Stimulating Factor). Inilah yang disebut
sebagai Reaksi Alergi Fase Cepat (RAFC).
Pada RAFC, sel matosit juga akan melepaskan molekul kemotaktik yang
menyebabkan akumulasi sel eosinophil dan netrofil di jaringan target. Respon ini
tidak berhenti sampai disini saja, tetapi gejala akan berlanjt dan mencapai puncak
6-8 jam setelah pemaparan. Pada RAFL ini ditandai dengan penambahan jenis dan
jumlah sel inflamasi seperti eosinophil, limfosit, netrofil, basofil dan matosit di
mukosa hidung serta peningkatan sitokin seperti IL-3, IL-4, IL-5 dan Granulocyte
Macrophage Colony Stimulating Factor (GM-CSF) dan ICAM 1 pada sekret
hidung. Timbulnya gejala hiperaktif atau hiperresponsif hidung adalah akibat
peranan eosinophil dengan mediator inflamsi dari granulnya seperti Eosinophilic
Cationic Protein (ECP), Eosinophilic Derived Protein (EDP), Major Basic
81
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
d Gejala
Gejala rhinitis alergi yang khas adalah terdapatnya serangan bersin berulang.
Sebenarnya bersin merupakan gejala yang normal terutama pada pagi hari
atau bila terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. Hal ini merupakan
mekanisme fisiologi yaitu proses membersihkan sendiri (self cleaning
process). Bersin dianggap patologi, bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap
serangan sebagai akibat dilepaskannya histamin (Soepardi, Iskandar., 2004).
Gejala lain adalah keluarnya ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung
tersumbat, hidung dan mata gatal yang kadang-kadang disertai dengan
banyak air mata yang keluar (lakrimasi) (Bousquet, Cauwenberge, Khaltev,
ARIA Workshop Group. WHO., 2001).
e Diagnosis Rinitis Alergi
Riwayat kesehatan termasik gejala, faktor lingkungan dan paparan alergen,
hasil terapi penggunaan obat-obatan, pernah operasi hidung dan riwayat
keluarga.
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan hidung untuk melihat jumlah
eosinofil. Jumlah eosinofil mungkin meningkat tapi tidak spesifik
Pengujian alergi yang dapat membantu menentukan apakah rinitis
disebabkan oleh respon imun alergen. Melakukan radioallergosorbent test
(RAST) untuk mendeteksi antibody IgE dalam darah yang spesifik untuk
diberikan sebagai antigen.
f Penatalaksanaan Penyakit Rinitis Alergi
Penyakit alergi disebabkan oleh mediator kimia seperti histamin yang
dilepaskan oleh sel mast yang dipicu oleh adanya ikatan alergen dengan Ig E
spesifik yang melekat pada reseptonya di permukaan sel tersebut (6,10)
Tujuan pengobatan rinitis alergi adalah :
1. Mengurangi gejala akibat paparan alergen, hiperaktifitas nonspesifik dan
inflamasi.
2. Perbaikan kualitas hidup penderita sehingga dapat menjalankan aktifitas
sehari-hari.
82
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Drug Factor
I. Terapi
1. Farmakologi
Antihistamin
Antihistamin merupakan pilihan pertama untuk pengobatan rinitis
alergi (14). Secara garis besar dibedakan atas antihistamin H1
klasik dan antihistamin H1 golongan baru. Antihistamin H1
klasih seperti diphenhydramine, tripolidine, chlorpheniramine.
Sedangkan antihistamine generasi baru seperti terfenadine,
loratadine, desloratadine.
Dekongestan hidung
Obat-obatan dekongestan hidung menyebabkan vasokontriksi
karena efeknya pada reseptor -adrenegik. Efek vasokontriksi
terjadi dalam 10 menit, berlangsung selama 1 sampai 12 jam.
Pemakaian topical sangat efektif menghilangkan sumbatan
hidung, tetapi tidak efektif untuk keluhan bersin dan rinore.
Pemakaiannya terbatas selama 10 hari. kombinasi antihistamin
dan denkongestan oral dimaksud untuk mengatasi obstruksi
hidung yang tidak dipengaruhi oleh antihistamin.
Kortikosteroid
Kortikosteroid oral sangat efektif dalam mengurangi gejala rinitis
alergi terutama dalam episode akut (19).
Antikolinergik
83
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
ventolin tab, intrizin tab, asvex tab dengan signa 3 dd 1 serta obat puyer
intifen 1 tab dengan signa 1 dd 1. Berikut ini adalah informasi obat yang
diresepkan tersebut :
Tremenza tab
Kandungan : Pseudoefedrin HCl 60 mg, Tripolidine HCl 2,5 mg
Pabrik : Sanbe
Mekanisme kerja : relaksasi bronkial paru-paru dan antihistamin
Indikasi : alergi konjungtiva dan nasal kongestif
Kontraindikasi : Glaukoma, diabetes
Efek samping : mual, muntah, insomnia
Dosis : 6-12 tahun tab
Interaksi Obat :
Perhatian : ibu hamil dan ibu menyusui, anak-anak < 2 tahun
Ventolin tab
Kandungan : Salbutamol sulfat
Pabrik : GlaxoSmithKline Pharmaceuticals
Mekanisme kerja : Sebagai bronkodilator dengan cara relaksasi otot polos
bronkial melalui stimulasi dari reseptor β-2
Indikasi : Meredakan bronkospasme pada bronkial asma, bronchitis
kronik dan emfisema
84
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Intrizin tab
Kandungan : cetrizin
Pabrik : Interbat
Mekanisme kerja : antihisatamin yang merupakan antagonis kuat terhadap
histamin perifer H1-reseptor.
Indikasi : Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria; dan
urtikaria kronik idiopatik.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap cetirizine, hydroxyzine, atau
komponen lain dari formulasi.
Efek samping : sakit kepala, susah tidur, mulut kering, nyeri perut.
Dosis : 5 – 10 mg/ hari.
Interaksi Obat :-
Perhatian : untuk kehamilan termasuk kategori B, dieksresi melalui air
susu.
Asvex tab
Kandungan : Tipepidin hibenzat
Pabrik : Tanabe Indonesia
Mekanisme kerja : penekan saraf batuk
Indikasi : untuk batuk non produktif dan bisa sebagai expektoran
Kontraindikasi :-
Efek samping :-
85
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Intifen tab
Kandungan : Ketotifen hydrogen fumarat
Pabrik : Interbat
Mekanisme kerja : Ketotifen fumarat merupakan selective non-competitive
histamine H1-receptor antagonist dan mast-cell stabilizer,
yang mencegah pelepasan mediator yang menyebabkan
reaksi hipersensitifitas, juga mencegah chemotaxis dan
aktivasi eosinofil.
Indikasi : Pencegahan asma bronkial jangka panjang, terapi allergic
rhinitis dan conjuctivitis
Kontraindikasi : serangan asma akut dan hipersensitif terhadap ketotifen atau
komponen lain dalam formulasi (pengawet benzalkonium
klorida).
Efek samping : Mengantuk, mulut kering, pusing, meningkatkan nafsu
makan dan berat badan.
Dosis : Anak > 3 th : dosis ketotifen fumarat setara dengan 1 mg
ketotifen dua kali sehari
Interaksi Obat : Obat penekan sistem saraf pusat (sedatif, hipnotik,
antihistamin, alkohol) : meningkatkan efek sedatif
Perhatian :-
86
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Berdasarkan hasil assessment obat yang diberikan oleh dokter telah sesuai dengan
gejala yang dialami oleh pasien. Dosis obat yang diberikan oleh dokter juga telah
sesuai dengan umur dan kondisi pasien.
Identifikasi DTP
ADR (Adverse Drug Reaction): mengantuk, mual, muntah
Develop a care plan
Dari pengobatan yang diterima pasien, ditemukan adanya masalah yang
berkaitan dengan obat (Drug Theraphy Problem). Berikut adalah tabel yang
menunjukkan adanya DTP, Monitorng dan rencana tindakan profesi yang
dilakukan:
Drug Therapy Monitoring (Mx) Rencana Tindakan
Problem Profesi (Ax)
Adverse Drug Setelah dilakukan - Untuk efek samping
Reaction monitoring penggunaan mual dan muntah
obat pasien melalui kemungkinan dapat
telepon pasien mengeluh disebabkan oleh
mual, muntah dan tremenza sehingga
mengantuk. perlu diberitahu untuk
menggunakan setelah
makan pada saat KIE.
- Memberikan KIE
kepada pasien
87
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Apotek Permata
Ruko Perumahan Sedati
APA : Arif Kurniawan Prakoso. S.Farm, Apt.
SIPA : xxxxxxxxxxxxxxxxxx
An xxx
Sehari 3 kali 1 bungkus setelah makan
Nama obat: Racikan Jumlah:15 bungkus
arif
Apotek Permata
Ruko Perumahan Sedati
APA : Arif Kurniawan Prakoso. S.Farm, Apt.
SIPA : xxxxxxxxxxxxxxxxxx
arif
89
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
90
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Pelayanan obat pada Program Rujuk Balik dilakukan oleh apotek atau depo
farmasi yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dengan cara peserta
menyerahkan resep dari Faskes tingkat pertama dan SRB atau Buku Kontrol
Peserta. Apotek merupakan salah satu apotek yang ikut bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dan menerima pelayanan obat Program Rujuk Balik. Dalam
meningkatkan pelayanan obat pada peserta Program Rujuk Balik, mengetahui
pola penyakit peserta Program Rujuk Balik BPJS Kesehatan di daerah sekitar
Apotek merupakan hal yang penting. Karena dengan mengetahui hal tersebut kita
dapat mengevaluasi pengadaan serta pelayanan obat bagi pasien sehingga dapat
memenuhi kebutuhan obat pasien dengan maksimal.
91
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
3.3.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penyakit peserta
Program Rujuk Balik BPJS Kesehatan di daerah sekitar Apotek sehingga dapat
memenuhi kebutuhan obat pasien dengan maksimal.
3.3.4 Manfaat
Mendapatkan informasi mengenai pola penykait peserta Program Rujuk
Balik BPJS Kesehatan di daerah sekitar Apotek sehingga dapat dijadikan
pertimbangan dalam penggadaan obat dan meningkatkan pelayanan obat.
Prosentase
Jenis Penyakit
Penderita
Hipertensi 67%
Jantung 4%
Gagal Jantung 1%
Asma 0%
93
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
PPOK 0%
Epilepsi 0%
Stroke 0%
Skizoprenia 0%
94 schizoprenia
stroke
epilepsi
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
95
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Lampiran Brosur :
96
Practice Business Plan Apotek PERMATA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
97