You are on page 1of 5

Nama : Tiya Desty Pratiwi

NIM : 200810824
Kelas : 33F

UAS PSIKOLOGI BELAJAR

1. Jelaskan konsep dan penerapan teori Vigotsky dalam kehidupan pembelajaran sehari – hari
Jawab :
Konsep dan penerapan teori Vigotsky dalam kehidupan pembelajaran sehari-hari melibatkan
pengakuan akan peran penting interaksi sosial dan bahasa dalam pengembangan kognitif
individu.
Adapun penerapannya dalam pembelajaran sehari – sehari adalah sebagai berikut :
a. Zona Perkembangan Proksimal (ZPD): Konsep utama dalam teori Vigotsky adalah ZPD.
ZPD mengacu pada jarak antara apa yang dapat dilakukan seseorang secara mandiri dan
apa yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari,
penerapan ZPD dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan, dukungan, dan
tantangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan individu. Misalnya, seorang guru
atau orang tua dapat memberikan tugas yang sedikit di atas kemampuan seorang anak
dan memberikan bantuan dan bimbingan saat anak itu mencoba menyelesaikan tugas
tersebut. Dengan demikian, anak tersebut dapat mengembangkan kemampuan baru
melalui kolaborasi dan bimbingan.
b. Peran Bahasa dalam Pembelajaran: Vigotsky menekankan pentingnya bahasa dalam
pembelajaran dan perkembangan kognitif. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi
juga alat untuk berpikir dan memahami dunia. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan
konsep ini dapat dilakukan dengan mendorong percakapan, diskusi, dan interaksi bahasa
yang kaya di antara individu. Misalnya, dalam kelompok pembelajaran, siswa dapat
didorong untuk berdiskusi, berbagi pendapat, dan saling menjelaskan konsep-konsep
yang dipelajari. Dalam konteks ini, guru berperan sebagai mediator yang membantu
memfasilitasi diskusi dan memperkaya pemahaman siswa melalui bahasa.
c. Kolaborasi dan Interaksi Sosial: Teori Vigotsky menekankan pentingnya interaksi sosial
dalam pembelajaran. Kolaborasi dengan orang lain dapat membantu individu
memperoleh pengetahuan baru dan memperluas pemahaman mereka. Dalam
kehidupan sehari-hari, penerapan konsep ini dapat dilakukan dengan mendorong siswa
untuk bekerja dalam kelompok, melakukan proyek kolaboratif, atau berpartisipasi dalam
diskusi kelas. Melalui interaksi sosial ini, siswa dapat saling membantu, berbagi ide, dan
memperoleh pemahaman yang lebih dalam melalui perspektif orang lain.
d. Peran Mediator: Dalam teori Vigotsky, pendidik berperan sebagai mediator yang
membantu memfasilitasi pembelajaran dan perkembangan individu. Mediator ini dapat
memberikan bimbingan, dukungan, dan tantangan yang sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat perkembangan siswa. Penerapan konsep ini dapat dilakukan dengan memberikan
arahan yang jelas, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan menyediakan sumber
daya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran siswa.

2. Sebutkan teori perkembangan moral Korlberg dan evaluasi diri kalian ada pada tahapan mana
Jawab :
Teori perkembangan moral Kohlberg, yang dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg, menjelaskan
tahapan perkembangan moral individu. Adapun tahapan-tahapan dalam teori perkembangan
moral Kohlberg adalah :
1. Tahap Prekonvensional:
a. Tahap 1: Hukum dan Ketertiban Moralitas - Individu mengikuti aturan untuk
menghindari hukuman fisik.
b. Tahap 2: Moralitas yang Berorientasi pada Manfaat Sendiri - Individu bertindak
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan memperoleh manfaat pribadi.
2. Tahap Konvensional:
a. Tahap 3: Moralitas Hubungan Antar Pribadi - Individu mengikuti norma sosial
dan mempertahankan hubungan baik dengan orang lain melalui perilaku yang
diharapkan secara sosial.
b. Tahap 4: Moralitas Sistem Sosial - Individu memahami pentingnya mematuhi
hukum dan menjaga kepentingan masyarakat.
3. Tahap Postkonvensional:
a. Tahap 5: Moralitas Kontrak Sosial - Individu menyadari adanya perspektif yang
berbeda-beda dan mempertimbangkan perbedaan pandangan dalam
pembentukan norma sosial.
b. Tahap 6: Moralitas Universal Etika - Individu bertindak berdasarkan prinsip etika
universal dan nilai-nilai moral abstrak yang diinternalisasi.
Pada aspek evaluasi diri, saya melihat diri saya ada pada tahapan postkonvensional, dimana
dalam kehidupan sehari – hari saya bertindak berdasarkan prinsip etika universal dan nilai – nilai
moral abstrak yang diinternaliasi.
3. Jelaskan maksud teori Bruner Penguatan Konfirmasi
Jawab :
Teori Penguatan Konfirmasi, yang dikembangkan oleh Jerome Bruner, mengacu pada proses
pembelajaran di mana konsep dan pemahaman seseorang diperkuat melalui pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan. Dalam teori ini, pembelajaran dianggap sebagai konstruksi
pengetahuan yang berpusat pada pemahaman dan interpretasi individu terhadap informasi yang
diterima. Maksud dari teori ini adalah bahwa konfirmasi positif dan penguatan akan membantu
memperkuat pemahaman individu terhadap materi atau konsep tertentu. Hal ini dapat dicapai
melalui berbagai cara, seperti memberikan umpan balik positif, penghargaan, atau pengalaman
langsung yang relevan dengan materi yang dipelajari.

4. Jelaskan konsep teori Boles dan aplikasinya dalam pembelajaran


Jawab :
Teori Boles, yang dikembangkan oleh Carolyn Boles, adalah teori yang menekankan pentingnya
penggunaan strategi pengajaran yang variatif untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Konsep
utama dalam teori ini adalah "strategi strategi" yang melibatkan penggunaan berbagai strategi
pengajaran untuk memfasilitasi pemahaman dan penerapan konsep-konsep pembelajaran.
Dalam penerapannya dalam pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pendekatan yang
beragam, seperti penggunaan cerita, studi kasus, eksperimen, permainan peran, dan sebagainya.
Tujuannya adalah untuk memperkaya pengalaman belajar siswa, mengaktifkan berbagai
kemampuan dan kecerdasan yang berbeda, dan meningkatkan pemahaman yang mendalam dan
berkelanjutan.

5. Jelaskan konsep dan teori Ester dan aplikasinya di pembelajaran


Jawab :
Teori Ester berdasarkan pada psikologi feminis yang merupakan salah satu pendekatan dalam
psikologi yang menyoroti peran gender dan kekuasaan dalam membentuk pengalaman dan
identitas individu. Teori dan konsep dalam psikologi feminis berusaha untuk mengatasi
ketimpangan gender dan memberikan perspektif yang lebih inklusif dalam memahami individu
dan masyarakat.
Salah satu konsep utama dalam psikologi feminis adalah "gender sebagai konstruksi sosial".
Konsep ini menyatakan bahwa gender bukanlah sifat yang intrinsik atau bawaan, melainkan
merupakan konstruksi sosial yang dibentuk oleh norma-norma, nilai-nilai, dan peran-peran yang
ditetapkan oleh masyarakat. Psikologi feminis menekankan bahwa gender bukanlah hanya
tentang perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, tetapi juga melibatkan unsur-unsur
sosial, budaya, dan politik yang memengaruhi bagaimana individu memahami dan mengalami
diri mereka sebagai pria atau wanita.

Dalam konteks pembelajaran, aplikasi psikologi feminis dapat membantu menciptakan


lingkungan yang inklusif dan adil untuk semua individu. Beberapa contoh aplikasinya adalah:
1. Mengeksplorasi stereotip gender: Psikologi feminis mendorong pengajar untuk
memahami stereotip gender yang ada dalam kurikulum dan mempromosikan
pemahaman yang lebih kritis tentang peran gender dalam pendidikan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menghadirkan materi yang menampilkan berbagai model peran
gender, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengkritisi dan memahami
peran gender dalam kehidupan mereka sendiri.
2. Mengatasi ketidakadilan gender: Psikologi feminis dapat membantu mengidentifikasi
ketidakadilan gender dalam pengalaman belajar dan memberikan pemahaman tentang
dampaknya terhadap kesejahteraan siswa. Dengan memperhatikan perbedaan
pengalaman dan kebutuhan siswa berdasarkan gender, pendidik dapat mengadopsi
pendekatan yang lebih inklusif dan memperhatikan keadilan gender dalam strategi
pembelajaran.
3. Menyediakan peran model yang beragam: Dalam konteks pendidikan, penting untuk
menyediakan peran model yang beragam, termasuk perempuan yang sukses dalam
berbagai bidang, termasuk sains, teknologi, olahraga, seni, dan lainnya. Hal ini dapat
membantu menginspirasi dan memotivasi siswa perempuan untuk mengeksplorasi
minat dan aspirasi mereka tanpa terbatas oleh stereotip gender.
4. Menggalang partisipasi aktif: Psikologi feminis menekankan pentingnya memberdayakan
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pendidik dapat menciptakan
lingkungan di mana siswa merasa didengar, dihargai, dan memiliki pengaruh terhadap
proses pembelajaran. Ini dapat melibatkan kolaborasi, diskusi terbuka, dan pemberian
ruang bagi berbagai perspektif untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa.
5. Mendorong kritis terhadap struktur sosial: Psikologi feminis mendorong siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap struktur sosial yang memengaruhi
kehidupan mereka. Ini melibatkan mempertanyakan ketidakadilan gender, merangsang
diskusi tentang peran gender dalam masyarakat, dan memotivasi siswa untuk
mengambil tindakan yang berkelanjutan untuk mempromosikan kesetaraan gender.

You might also like