You are on page 1of 5

BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI INSTALASI

GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH INDRAMAYU

A. LATAR BELAKANG
JELASAKAN FENOMENA VARIABEL TERIKAT
Perawat adalah seseorang profesi dalam upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan

kepada pasien dengan tuntutan kerja yang bervariasi. Perawat memiliki wewenangan dan

pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain.

Tugas yang berhubungan dengan pekerjaan perawat harus memperhatikan pasien berdasarkan

kebutuhan dari pasien, dan perawat juga harus memberikan pelayanan yang bagus kepada pasien,

keluarga pasien dan lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari seorang perawat akan lebih

mudah mengalami stress apabila kurang mampu mengadaptasikan keinginan dan kenyamanan. Yang

dimana Kondisi dan beban kerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) semakin berkecamuk dan

menjadikan perawat menjadi mudah stress dan memunculkan berbagai gejala stress yaitu mudah

marah, mudah tersinggung bahkan muncul perasaan enggan untuk bertugas. Dikarenakan perawat

selalu dihadapkan banyaknya pasien yang datang dibagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) hilir

berganti, pekerjaan yang monoton, staff kurang diajak berkerja sama, ruangan kerja yang sempit dan

kuantitas petugas medis dengan jumlah pasien tidak sesuai sehingga hal semacam ini menjadikan

perawat jadi kewalahan dan cenderung menjadi mudah stress.

Purwaningsih dan Aini (2013: 54) Beban kerja berlebih dapat menyebabkan stres. Penelitian

tentang stres perawat IGD yang dilakukan di Malaysia oleh Lexshimi (2007), yang hasilnya

menunjukkan bahwa 100% perawat yang menjadi responden mengatakan pernah mengalami stres

selama bertugas di ruang IGD. Mereka mengalami keluhan sakit kepala, nyeri dada, nyeri perut,

bahkan ada yang menyampaikan kehilangan libido. Dari responden didapatkan bahwa yang

menyebabkan mereka stres diantaranya dipengaruhi oleh banyak faktor selain adalah: beban

bekerja dengan alat canggih yang sangat menegangkan, adanya ketidaknyamanan bekerjasama

dengan staff lain dan kurangnya pengalaman bekerja di ruang IGD.


Beban kerja merupakan suatu tanggung jawab yang harus dikerjakan dan merupakan tuntutan

dari lembaga terkait di mana seseorang bekerja, hanya saja kadang seseorang sering melakukan

penundaan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga jika suatu pekerjaan tersebut mendesak dan

deadline maka pegawai tersebut memacu dirinya untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut

akibatnya pegawai tersebut merasa kelelahan dan mengalami stres. Semakin tinggi beban kerja

maka semakin tinggi pula stres kerja pada perawat IGD (Instalansi Gawat Darurat) demikian pula

sebaliknya. Semakin rendah stres kerja maka semakin tinggi pula beban kerja pada perawat IGD

(Instalansi Gawat Darurat).

Beban kerja pada perawat adalah total dari waktu keperawatan yang baik secara langsung

dalam memberikan pelayanan keperawatan yang diperlukan oleh pasien dan jumlah perawat yang

diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan

perawat di tuntut tidak boleh salah dalam melakukan tindakan yang dapat menimbulkan beban kerja

dan menyebabkan stress kerja. Stres sendiri dapat berakibat pada kelelahan mental dan kelelahan

fisik dan dapat berdampak pada kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien. Berdasarkan uraian tersebut tujuan penelitian mengetahui hubungan beban kerja dengan

stress kerja pada perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Indramayu.

B. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Populasi seluruh perawat di IGD RSUD Kabupaten Indramayu dan RS Sentot Patrol sebanyak 30.
Teknik pengumpulan data menggunakan total sampling dimana semua populasi dijadikan sampel
penelitian dengan jumlah sampel yaitu 30 perawat. Adapun kriteria inklusi yaitu perawat yang
bertugas di instalasi gawat darurat, dan bersedia menjadi responden, kriteria ekslusi yaitu perawat
yang sedang cuti atau sakit, memiliki gangguan dalam berkomunikasi, memiliki gangguan kejiwaan.
Waktu penelitian di bulan Agustus 2023 di RSUD Kabupaten Indramayu dan RS Sentot Patrol.
Instrument penelitian yang digunakan kuesioner, mengisi nama, mengisi pertanyaan sebanyak 15
pertanyaan, cara mengisi dengan ceklis, instrument yang digunakan sudah valid dan reliabel telah
melewati uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji chi-square.
C. Hasil
1. Analisis Univariat
Tabel 1 distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin dan
stress kerja pada perawat di instalasi gawat darurat RSUD Kota
kotamobangu
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
(%)
Perempuan 22 73,3
Laki-laki 8 26,7

Stres Kerja
Ringan 8 26,7
Sedang 22 73,3
Total 30 100

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang paling
banyak pada kategori jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 22 responden (73,3%). Distribusi
frekuensi menurut stres kerja kategori sedang yaitu sebanyak 22 responden (73,4%).

2. Analisis Bivariat
Tabel 2 distribusi Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Pada Perawat
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota kotamobangu
Beban Kerja Stres kerja Total
Sedang Ringan P-value
N N N %
Berat 19 3 22 73,2
Ringan 1 7 8 26,7 0,000
Total 20 9 30 100%

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi antara hubungan beban kerja dengan stres
kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota kotamobangu. menunjukkan sebagian besar
dengan beban kerja ringan dan stres kerja ringan yaitu sebanyak 7 orang (87,5%), dan beban kerja
sedang 19 responden (86,4%).
D. PEMBAHASAN
Tabel 1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak
pada kategori jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 22 responden (73,3%). Distribusi frekuensi
menurut stres kerja kategori sedang yaitu sebanyak 22 responden (73,4%).
Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi antara hubungan beban kerja dengan stres kerja
perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota kotamobangu menunjukkan sebagian besar dengan
beban kerja ringan dan stres kerja ringan yaitu sebanyak 7 orang (87,5%), dan beban kerja sedang 19
responden (86,4%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square (X2), pada tingkat kemaknaan 95% (a) yaitu
0,05 didapat hasil p-value=0,000 ini berarti Ho ditolak, sehingga kesimpulannya yaitu ada hubungan
yang signifikan dan bermakna antara beban kerja dan stres kerja pada perawat di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Kota kotamobangu .
Menurut asumsi peneliti menunjukkan bahwa semakin berat persepsi beban kerja, maka
semakin tinggi tingkat stres yang di alami pada saat bekerja. Hal ini terbukti dari hasil penelitian
bahwa dari 22 responden yang mengalami stres kerja sedang terdapat 19 responden yang
mengalami beban kerja berat dan terdapat 3 responden yang menglami beban kerja ringan,
sedangkan dari 8 responden yang memglami stres kerja ringan terdapat 1 responden yang memiliki
beban kerja berat dan terdapat 7 responden yang memiliki beban kerja ringan.
Menurut Manuaba (2000), akibat beban kerja yang terlalu berat dapat mengakibatkan seorang
pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan
menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi–reaksi emosional seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana
pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton.
Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit
mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan
pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress kerja.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSU
Kabupaten Tangerang yang menyatakan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square
didapatkan nilai P-Value 0,002 (< 0,05) artinya terdapat hubungan antara beban kerja dengan tingkat
stres kerja perawat (Shieva Nur, 2019).
Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul Yogyakarta menyatakan hasil analisa data uji Kendall’s Tau
diperoleh nilai p value= 0,002 < ( α = 0.05), hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima Ho ditolak yang
artinya bahwa ada hubungan antara beban kerja perawat dengan stress kerja perawat (Hikmawati,
Maulana and ..., 2020).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Ruang IGD dan ICU RSU
GMIM Bethesda Tomohon menyatakan hasil pengujian statistilk diperoleh adanya hubungan yang
signifikan antara beban kerja dengan stres kerja perawat dengan tingkat signifikansi p-value = 0.003
(Lariwu, Marlin., Kiling A Maukel, 2017).
Beban kerja berlebih secara fisik maupun mental, yaitu harus melakukan terlalu banyak hal,
merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Unsur yang menimbulkan beban berlebih ialah
desakan waktu. Setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan
cermat. Pada saat tertentu, dalam hal tertentu waktu akhir justru dapat meningkatkan motivasi dan
menghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Namun, bila desakan waktu menyebabkan timbulnya
banyak kesalahan akan menyebabkan stres (Anoraga, 2001).

E. KESIMPULAN DAN SARAN

You might also like