You are on page 1of 10

Nama : Ayu Wandira

Nim : 21106073

Matkul : Ekonomi Pembangunan

Dosen Penguji : Dr. Marto Silalahi M.Si

Prodi/Semester : Manajemen B Sore/III

UJI COBA UAS

CONTOH KASUS: " BAHAN BAKAR NABATI.

BIOETANOL DITERAPKAN TAHUN 2023"

BAB I:

I.I : Kenyataan

I.2 : Harapan

BAB II:

2.I : Analisa Ilmiah

2.2 : Pembahasan Teori

BAB III:

3.I : Simpulan

3.2 : Saran
BAB I
I.I KENYATAAN

Bahan bakar nabati yaitu Etanol dan Biodiesel adalah bahan bakar yang
diperoleh dari makhluk hidup berupa tanaman maupun binatang atau hewan. Melewati
tahap transesterifikasi, biodiesel diperoleh dari kotoran hewan, dengan kegiatan yang
timbul akibat reaksi kotoran hewan dan penggabungan alkohol kemudian dapat
menghasilkan biodiesel. Fermentasi yang dihasilkan dari tumbuhan atau tanaman akan
melewati tahap metabolisme dan menjadikannya bahan bakar nabati berupa etanol.

Biofuel seperti biodiesel minyak sawit menjadi pilihan populer untuk


menggantikan bahan bakar fosil. Biodiesel minyak sawit mencatat pengurangan emisi
CO2 sebesar 50% jika dibandingkan dengan minyak solar, sementara produksinya
hanya seperempat dari jumlah CO2. Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling
produktif bila ditanam untuk minyak nabati. Ini berarti menghasilkan minyak paling
banyak per area lahan, membutuhkan lebih sedikit pestisida dan pupuk, dan
merupakan bahan baku Biodiesel yang paling ekonomis.

Beberapa orang mengatakan bahwa kelapa sawit buruk bagi lingkungan


karena menyebabkan deforestasi. Namun industri kelapa sawit sebenarnya adalah
salah satu hal terbaik yang terjadi pada lingkungan. Ini sebenarnya mengambil
tindakan nyata untuk melindungi hutan dan melestarikan keanekaragaman hayati.
Minyak kelapa sawit adalah salah satu bahan yang digunakan orang untuk membuat
barang-barang seperti sabun dan lilin. Tetapi orang juga menggunakannya untuk
membuat barang-barang seperti mobil dan pesawat terbang. Minyak kelapa sawit
adalah sejenis minyak, dan berasal dari tanaman. Sinar Mas Agribusiness and Food
memiliki kebijakan untuk tidak menebangi hutan atau lahan gambut, dan hal ini
membantu mereka berhenti menghubungkan produksi minyak sawit dengan
deforestasi. Mereka bekerja sama dengan organisasi lain, seperti Orangutan
Foundation International, untuk membantu merehabilitasi dan melepasliarkan
orangutan kembali ke habitat aslinya.
Tidak ada satu jawaban untuk mengatasi perubahan iklim, tetapi salah satu
solusinya adalah menggunakan minyak sawit berkelanjutan untuk memproduksi
biofuel. Ini akan membantu memenuhi kebutuhan energi dunia, kebutuhan pangan,
dan kebutuhan industri. Promosi industri biofuel dapat menciptakan lapangan kerja
bagi masyarakat di pedalaman, serta meningkatkan pendapatan petani kelapa sawit.
Pasalnya, tanaman yang digunakan untuk memproduksi bahan baku biofuel, seperti
minyak sawit mentah, akan banyak diminati. Selain itu, produksi bahan bakar nabati
dalam negeri dapat membantu mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang diimpor.

Industri minyak sawit Indonesia menghasilkan residu dalam jumlah besar


dari pengolahan biofuel. Pada tahun 2020, pemerintah Indonesia memberlakukan
mandat yang disebut B30, yang mewajibkan 30% dari semua minyak sawit digunakan
untuk membuat bahan bakar solar. Langkah ini mendorong permintaan produk
minyak sawit di Indonesia, dan mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar
impor.
Biofuel adalah bagian besar dari energi terbarukan. Mereka menyumbang
70% dari pasokan energi terbarukan dan 10% dari total pasokan energi primer dunia.
Biofuel digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil di sektor pribadi, komersial
dan industri. Mereka juga membantu memenuhi kebutuhan jaringan listrik dengan
persentase energi terbarukan yang tinggi. Energi terbarukan ini bisa sangat membantu
dalam mengurangi emisi karbon.

I.2 HARAPAN
Ketika banyak bahan bakar minyak yang diimpor, perekonomian Indonesia
sangat sensitif terhadap perubahan harga minyak. Itu bisa membuat rekening giro
negara (yang melacak berapa banyak uang yang dibelanjakan dan diperoleh
pemerintah dari dunia luar) turun, dan nilai rupiah Indonesia (mata uang negara) bisa
melemah.
Pemerintah sedang berusaha mencari bahan bakar alternatif untuk
menggantikan bahan bakar berbasis fosil yang diimpor. Salah satunya adalah
mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) berbasis kelapa sawit, seperti biodiesel
dan bahan bakar biohidrokarbon.Kelapa sawit merupakan sumber daya alam yang
dapat digunakan untuk membuat bahan bakar terbarukan. Bahan bakar ini bisa lebih
ramah lingkungan dan membantu mengurangi penggunaan bahan bakar lain yang
lebih berbahaya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 memuat
proyek yang disebut "Pengembangan Energi Terbarukan Berbasis Kelapa Sawit".
Proyek ini dirancang untuk membantu meningkatkan porsi energi terbarukan dalam
bauran energi negara. Pada tahun 2025, targetnya adalah agar pangsa ini mencapai
23%. Keputusan Presiden yang dikeluarkan pada tahun 2015 menyebutkan bahwa
pemerintah menginginkan minyak sawit digunakan untuk memproduksi bahan bakar
nabati jenis biodiesel. Dana sawit siap membantu proyek ini, dan BPDPKS adalah
salah satu organisasi yang akan menggarapnya.

Program biodiesel adalah seperangkat aturan dan regulasi yang mewajibkan


bahan bakar solar dicampur dengan suatu jenis biodiesel. Program tersebut dimulai
pada tahun 2008 dengan campuran biodiesel yaitu 2,5% biodiesel. Campuran tersebut
secara bertahap ditingkatkan menjadi 7,5% pada tahun 2010, dan kemudian 10% pada
tahun 2011-2015. Pada tahun 2016, campuran tersebut ditingkatkan menjadi 20%
(B20). Presiden Joko Widodo meresmikan penggunaan B30 pada 23 Desember 2019.

BPDPKS mendukung dan berpartisipasi dalam program mandatori biodiesel,


termasuk pemberian dana insentif biodiesel. Dukungan tersebut meliputi dukungan
dana dan fasilitasi untuk percepatan program B20 menjadi B30, baik dalam uji coba
kendaraan maupun bidang lainnya. Terakhir, BPDPKS memberikan dukungan riset
untuk industri biodiesel.
BAB II
2.I ANALISA ILMIAH
Joko Widodo, presiden Indonesia, telah mengumumkan bahwa mereka
memulai program baru yang disebut Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan
Energi. Program ini akan membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada
bahan bakar minyak impor yang menjadi masalah besar bagi mereka karena memakan
banyak biaya.
Presiden Jokowi ingin memulai program bioetanol dengan persentase kecil
etanol dalam bahan bakar, dan kemudian secara bertahap meningkatkan jumlahnya
dari waktu ke waktu. Program Bioetanol Tebu merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produksi bioetanol nasional yang diproyeksikan meningkat dari 40.000
kiloliter pada tahun 2022 menjadi 1,2 juta kiloliter pada tahun 2030. Hal ini
menjadikan etanol sebagai bahan campuran potensial bahan bakar jenis bensin. Jika
tebu berhasil, maka B30 sawit bisa ditingkatkan lagi, memperkuat ketahanan energi di
Indonesia.
Kementerian ESDM telah mengumumkan bahwa mulai 1 Februari 2023
Biodiesel akan dicampurkan ke dalam solar sebagai bagian dari program B35 BBN.
Keputusan ini sebagai respons terhadap harga minyak dunia yang terus meningkat dan
kebutuhan untuk mengurangi impor solar. Pemerintah sedang mengerjakan Peraturan
Presiden baru yang akan membantu mempercepat tujuan negara menjadi swasembada
gula. Bioetanol yang merupakan produk turunan dari tebu merupakan salah satu
produk yang akan dibuat dengan peraturan baru ini.

Dulu Indonesia banyak mengekspor gula, tapi sekarang harus impor dalam
jumlah besar karena orang di sini mau makan dan pakai di pabrik. Presiden RI
menyampaikan bahwa pemerintah harus berusaha mencari varietas tebu terbaik di
dunia, agar Indonesia dapat menghasilkan gula yang lebih berkualitas. Jokowi ingin
menjadikan Indonesia mandiri dalam ketahanan pangan, maka ia mengajak para
petani gula dan pabrik untuk bersinergi dan memperbaharui mesin mereka. Jika target
itu bisa dicapai dengan menanam 700.000 hektare gula, Indonesia tidak perlu lagi
mengimpor gula dari negara lain.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pada 2021 akan dilakukan kajian oleh Tim
Kajian Bioetanol ITB untuk melihat apakah ethanol 5% bisa dicampurkan ke dalam
Pertalite (RON 90). Kajian tersebut sejalan dengan kajian yang dilakukan PT
Pertamina terkait pencampuran etanol 5% dengan pertalite RON 90.

Etanol tebu menciptakan ketahanan energi dengan mengurangi ketergantungan kita


pada bahan bakar minyak impor, dan juga menciptakan sumber energi terbarukan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Sekretaris Negara, Wakil Menteri
BUMN I, Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati Mojokerto, Dirjen EBTKE, Dirut PT
Pertamina (Persero) dan jajarannya. Direktur Utama PTPN III hadir dalam kunjungan
kerja Presiden Jokowi ke Jawa Timur.

2.2 PEMBAHASAN TEORI


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sedang mengerjakan rencana
untuk mencampur 5 persen etanol dan 95 persen bensin. Rencana ini dijadwalkan
dimulai di Surabaya, Jawa Timur pada 2023. Kementerian berupaya mencari formula
harga terbaik untuk campuran ini agar pasar bisa berkembang dan menemukan harga
yang menguntungkan. Pengaturan penggunaan bioetanol rumit karena sulit
mendapatkannya dan biayanya lebih mahal untuk membeli bensin yang terbuat dari
bioetanol murni.
Edi Wibowo adalah Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Ia
mengatakan bioetanol saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
Surabaya. Pasokan tersebut berasal dari PT Enero dan PT Molindo masing-masing
sebanyak 30.000 dan 10.000 kiloliter. Edi mengatakan proyek akan dimulai pada
waktu tertentu, namun dia tidak bisa mengatakannya secara pasti. Namun, proyek
tersebut akan melibatkan koordinasi dengan bisnis lain, perusahaan minyak Indonesia
PT Pertamina, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Nama produk
bensin yang akan digunakan oleh setiap bisnis akan bergantung pada kapan proyek
tersebut benar-benar dimulai.
VP Planning & Commercial Development Strategy, Portfolio and New
Ventures Pertamina Ary Kurniawan mengatakan, layanan tersebut menunggu
kebijakan dari pemerintah sebelum dapat beroperasi di Surabaya. Ini termasuk hal-hal
seperti harga dan kebutuhan untuk perbaikan infrastruktur.

Direktur PT Enero Dimas Eko Prasetyo mengatakan produsen siap memulai


pilot project penjualan bensin E5. Yang tersisa hanyalah agar pelanggan siap. PT
Enero Dimas Eko Prasetyo memiliki pabrik di Jawa Timur yang merupakan wilayah
yang paling siap menjadi percontohan.
Nanti dikatakan target produksi bioetanol akan meningkat dari E5 menjadi E10 dan
seterusnya. Jadi, implementasi rencana ini akan dimulai dengan peningkatan produksi
di satu area terlebih dahulu.

Biofuel seperti bioetanol lambat berkembang karena harga pencampurannya


dengan bensin selalu berdasarkan pasar. Dimas berpikir bahwa kita perlu bekerja sama
untuk mengatasi masalah ini, karena semua orang setuju bahwa kita ingin mengurangi
ketergantungan kita pada bahan bakar impor.

Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (Ikabi) Tatang Hernas


Soerawidjaja berharap pemerintah mengambil langkah-langkah penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan ekonomi, seperti duduk bersama antara Kementerian ESDM,
Kementerian Keuangan, dan Pertamina.
BAB III
3.I KESIMPULAN

Indonesia memiliki banyak tumbuhan yang dapat digunakan untuk membuat


biofuel. Kita perlu membantu mendorong pengembangan jenis sumber energi nabati
lainnya agar tidak hanya bergantung pada kelapa sawit. Beberapa orang percaya
bahwa minyak sawit adalah jenis biodiesel terbaik untuk digunakan karena sudah siap
untuk diubah menjadi bahan bakar. Namun, pendapat ini tidak bulat. Beberapa peneliti
percaya bahwa kita juga perlu mencari sumber biodiesel lainnya.

Dikatakannya, Indonesia memiliki banyak potensi biofuel karena memiliki


berbagai jenis tanaman dan hewan. Ada cara lain untuk mendapatkan makanan selain
dari tanaman yang menghasilkan biji yang dapat dimakan atau minyak yang dapat
dimakan. Misalnya, minyak sawit digunakan sebagai minyak goreng. Saat krisis
energi 2008, ia melirik tanaman yang bisa dijadikan biofuel dari Indonesia. Tumbuhan
ini bernama pohon nyamplung, dan sangat istimewa karena sangat hemat dalam
menggunakan energi dari matahari. Saya rasa tanaman ini bisa membantu Indonesia
menjadi lebih mandiri dalam hal energi.

Ilmuwan mengatakan bahwa nyamplung memiliki karakteristik yang dapat


bersaing dengan tanaman lain dan lebih lestari. Dikatakannya, dengan silvikultur yang
lebih intensif, kandungan minyak pada nyamplung bisa mencapai 50%, dan dalam dua
tahun bisa berbuah. Dia juga mengatakan bahwa tanaman ternak ini dapat ditanam di
lahan kritis dan gambut, dan akan menghasilkan dua ton makanan per hektar.

Untuk menghasilkan bioenergi, Anda perlu memastikan kesinambungan


prosesnya - Anda perlu memastikan selalu tersedia cukup bahan mentah. Ini akan
menghasilkan produksi bioenergi yang sangat baik yang tersedia sepanjang tahun,
terutama di musim puncak.

Nyamplung merupakan jenis tanaman yang dapat ditumpangsarikan dengan tanaman


lain atau menjadi bagian dari sistem agroforestri. Ini juga dapat digunakan sebagai
bahan baku biofuel. Dalam waktu dekat, mereka akan bekerja sama dengan komunitas
pekebun untuk membuat sistem agroforestri di lahan seluas 2.000 hektar. Sistem ini
akan mencakup pohon nyamplung dan malapari. Lahan tersebut akan dikelola oleh
masyarakat dalam skema perhutanan sosial, seperti hutan rakyat dan hutan desa.

3.2 SARAN
Giorgio Budi Indarto, Wakil Direktur Yayasan Madani Lestari, menyadari
secara ekonomi sawit lebih unggul namun pengelolaan perkebunan ini menyisakan
banyak masalah seperti deforestasi, konflik lahan, perkebunan ilegal, masalah
perburuhan, dan lain-lain. Dikatakannya, penerapan biofuel ini perlu dalam lingkup
kecil atau lokal, misalnya di satu desa atau dusun. Seperti keberadaan mini PLTD
(diesel generator) di desa dalam memenuhi kebutuhan listrik dan bahan bakar
masyarakat sehari-hari. Berbicara tentang perubahan iklim, katanya, Indonesia perlu
berpikir di luar pilihan energi terbarukan lainnya karena Indonesia memiliki peluang
yang besar. Ke depan, kata dia, kebutuhan energi akan terus meningkat, terutama dari
sektor transportasi. Edi menegaskan, pemerintah terbuka jika ada pengembangan
energi terbarukan selain sawit. Ia menyadari bahwa minyak sawit yang digunakan
sebagai minyak goreng bersinggungan dengan kebutuhan pangan masyarakat. Tanpa
dukungan kebijakan politik yang menyertainya, kata Giorgio, diversifikasi ini tidak
akan pernah terjadi.

Daftar Pustaka
https://ebtke.esdm.go.id
https://repository.ipb.ac.id
https://ekonomi.bisnis.com
https://www.bpdp.or.id
https://www.kompas.id

You might also like