Professional Documents
Culture Documents
Uji Coba UAS Ayu Wandira
Uji Coba UAS Ayu Wandira
Nim : 21106073
BAB I:
I.I : Kenyataan
I.2 : Harapan
BAB II:
BAB III:
3.I : Simpulan
3.2 : Saran
BAB I
I.I KENYATAAN
Bahan bakar nabati yaitu Etanol dan Biodiesel adalah bahan bakar yang
diperoleh dari makhluk hidup berupa tanaman maupun binatang atau hewan. Melewati
tahap transesterifikasi, biodiesel diperoleh dari kotoran hewan, dengan kegiatan yang
timbul akibat reaksi kotoran hewan dan penggabungan alkohol kemudian dapat
menghasilkan biodiesel. Fermentasi yang dihasilkan dari tumbuhan atau tanaman akan
melewati tahap metabolisme dan menjadikannya bahan bakar nabati berupa etanol.
I.2 HARAPAN
Ketika banyak bahan bakar minyak yang diimpor, perekonomian Indonesia
sangat sensitif terhadap perubahan harga minyak. Itu bisa membuat rekening giro
negara (yang melacak berapa banyak uang yang dibelanjakan dan diperoleh
pemerintah dari dunia luar) turun, dan nilai rupiah Indonesia (mata uang negara) bisa
melemah.
Pemerintah sedang berusaha mencari bahan bakar alternatif untuk
menggantikan bahan bakar berbasis fosil yang diimpor. Salah satunya adalah
mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) berbasis kelapa sawit, seperti biodiesel
dan bahan bakar biohidrokarbon.Kelapa sawit merupakan sumber daya alam yang
dapat digunakan untuk membuat bahan bakar terbarukan. Bahan bakar ini bisa lebih
ramah lingkungan dan membantu mengurangi penggunaan bahan bakar lain yang
lebih berbahaya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 memuat
proyek yang disebut "Pengembangan Energi Terbarukan Berbasis Kelapa Sawit".
Proyek ini dirancang untuk membantu meningkatkan porsi energi terbarukan dalam
bauran energi negara. Pada tahun 2025, targetnya adalah agar pangsa ini mencapai
23%. Keputusan Presiden yang dikeluarkan pada tahun 2015 menyebutkan bahwa
pemerintah menginginkan minyak sawit digunakan untuk memproduksi bahan bakar
nabati jenis biodiesel. Dana sawit siap membantu proyek ini, dan BPDPKS adalah
salah satu organisasi yang akan menggarapnya.
Dulu Indonesia banyak mengekspor gula, tapi sekarang harus impor dalam
jumlah besar karena orang di sini mau makan dan pakai di pabrik. Presiden RI
menyampaikan bahwa pemerintah harus berusaha mencari varietas tebu terbaik di
dunia, agar Indonesia dapat menghasilkan gula yang lebih berkualitas. Jokowi ingin
menjadikan Indonesia mandiri dalam ketahanan pangan, maka ia mengajak para
petani gula dan pabrik untuk bersinergi dan memperbaharui mesin mereka. Jika target
itu bisa dicapai dengan menanam 700.000 hektare gula, Indonesia tidak perlu lagi
mengimpor gula dari negara lain.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pada 2021 akan dilakukan kajian oleh Tim
Kajian Bioetanol ITB untuk melihat apakah ethanol 5% bisa dicampurkan ke dalam
Pertalite (RON 90). Kajian tersebut sejalan dengan kajian yang dilakukan PT
Pertamina terkait pencampuran etanol 5% dengan pertalite RON 90.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Sekretaris Negara, Wakil Menteri
BUMN I, Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati Mojokerto, Dirjen EBTKE, Dirut PT
Pertamina (Persero) dan jajarannya. Direktur Utama PTPN III hadir dalam kunjungan
kerja Presiden Jokowi ke Jawa Timur.
3.2 SARAN
Giorgio Budi Indarto, Wakil Direktur Yayasan Madani Lestari, menyadari
secara ekonomi sawit lebih unggul namun pengelolaan perkebunan ini menyisakan
banyak masalah seperti deforestasi, konflik lahan, perkebunan ilegal, masalah
perburuhan, dan lain-lain. Dikatakannya, penerapan biofuel ini perlu dalam lingkup
kecil atau lokal, misalnya di satu desa atau dusun. Seperti keberadaan mini PLTD
(diesel generator) di desa dalam memenuhi kebutuhan listrik dan bahan bakar
masyarakat sehari-hari. Berbicara tentang perubahan iklim, katanya, Indonesia perlu
berpikir di luar pilihan energi terbarukan lainnya karena Indonesia memiliki peluang
yang besar. Ke depan, kata dia, kebutuhan energi akan terus meningkat, terutama dari
sektor transportasi. Edi menegaskan, pemerintah terbuka jika ada pengembangan
energi terbarukan selain sawit. Ia menyadari bahwa minyak sawit yang digunakan
sebagai minyak goreng bersinggungan dengan kebutuhan pangan masyarakat. Tanpa
dukungan kebijakan politik yang menyertainya, kata Giorgio, diversifikasi ini tidak
akan pernah terjadi.
Daftar Pustaka
https://ebtke.esdm.go.id
https://repository.ipb.ac.id
https://ekonomi.bisnis.com
https://www.bpdp.or.id
https://www.kompas.id