You are on page 1of 8

MAKALAH TENTANG KEARIFAN LOKAL(SOSIOLOGI)

TEMA:ADAT DAN TRADISI SUKU DAYA SEBERUANG

KELAS:XII MIPA

MAPEL:SOSIOLOGI

DI

OLEH:STEVANUS ABI

SMA KARYA BUDI PUTUSSIBAU

ANGKATAN TAHUN AJARAN 2021-2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak dan ibu guru,terutama
untuk bapak yang membuat dan membimbing saya,Bapak paskalis membuat sebuah makalah
dengan mengambil tema adat dan tradisi suku dayak seberuang.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.Penulis sadar makalah ini belum lah sempurna dan
memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangatdibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan semua pihak.

COVER………………………………………………………………………………………….....
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian………………………………………………….........................

B. pembahasan………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………..

B. Saran………………………………………………………………………

BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dayak atau Daya’ adalah kumpulan berbagai sub etnis Austronesia yang dianggap sebagai
penduduk asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang memiliki budaya
sungai. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan “perhuluan” atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama
kekeluargaannya.

Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan
budaya yang mirip, merujuk pada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat,
budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut Dayak, mendiami
daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap pemukiman mereka.

Suku Dayak mendiami seluruh provinsi di Pulau Kalimantan, salah satunya adalah adalah
Provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan Barat merupakan PUSAT SENI DAN BUDAYA
DAYAK KALIMANTAN BARAT sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Pontianak.
Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu
Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan
kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih
merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana
jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dirumuskan diatas, maka ada beberapa
permasalahan yang ingin penulis ketahui jawabannya melalui penelitian, yaitu :

1. Apa isidan tujuan Perjanjian Perkawinan menurut Adat Dayak SEBERUANG?

2. Bagaimana proses pembentukan Perjanjian Perkawinan menurut Adat Dayak SEBERUANG?

3. Bagaimana kedudukan Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju menurut Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahuiisi dan tujuan dari perjanjian perkawinan menurut Adat Dayak Ngaju
Kalimantan Tengah.

2. Untuk mengetahui proses pembentukanPerjanjian Perkawinan menurut Adat Dayak Ngaju.

3. Untuk mengetahui kedudukan dari Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju Kalimantan
Tengah menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

BAB II
A.PENGERTIAN

Suku Dayak Seberuang adalah sub- suku Dayak dari rumpun Iban yang terdapat di Kabupaten
Sintang, Kalimantan Barat.
Suku Dayak Seberuang dalam kelompok besar menetap di:

1. Kecamatan Sepauk, Sintang


2. Kecamatan Tempunak, Sintang
Suku Dayak Seberuang merupakan suatu kelompok suku Ibanik Group yang merupakan salah
satu mayoritas suku yang mendiami wilayah di Kabupaten Sintang.
Menurut sejarah, raja yang pertama memerintah di Kerajaan Sintang berasal dari hulu sungai
Sepauk tepatnya di daerah bukit Kujau di hulu sungai Sepauk dan Tempunak. Selain suku Dayak
Seberuang, di daerah Sepauk khususnya berdiam pula suku Dayak Sekujam dan suku Dayak
Sekubang. Kedua suku Dayak ini diyakini menetap lebih awal di kawasan ini yang kemudian
karena ada perpindahan secara berkelompok oleh suku Dayak Seberuang yang berasal
dari Tampun Juah maka hampir seluruh kawasan di sepanjang sungai Sepauk dan sungai
Tempunak ditempati oleh orang Dayak Seberuang. Selain itu, Seberuang juga merujuk pada satu
kecamatan yang berada di kabupaten Kapuas Hulu yaitu Seberuang, Kapuas Hulu.

B.PEMBAHASAN
Kebudayaan Daerah Kapuas Hulu terdiri dari dua etnis besar yaitu Dayak dan Melayu yang
memiliki tradisi seni dan budaya serta peninggalan sejarah purbakala yang mempunyai daya tarik
tersendiri sebagai salah satu obyek wisata dan juga sebagai unsur penunjang terciptanya Sapta
Pesona Industri Pariwisata.

Keunikan seni budaya masyarakat Dayak dan Melayu yang tumbuh dan berkembang secara
tradisional yang mempunyai karakteristik tersendiri yang masih bersifat alami, namun di sisi lain
adanya beberapa nilai tertentu yang mengalami kondisi krisis akibat pengaruh arus globalisasi
dan budaya asing tetapi tidak mengurangi dari norma-norma adat istiadat budaya kedua etnis
tersebut.
Adapun jenis-jenis budaya Dayak dan Melayu yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu yang
dapat di jadikan sebagai obyek wisata antara lain :

1. Atraksi seni yang dikelola oleh 69 buah sanggar dengan jumlah seniman sebanyak
1.223 Orang terdiri dari: Seni Musik, Seni Teater, Seni Sastra, Seni Rupa, Seni
Kriya Dayak dan Melayu baik tradisional maupun non-tradisional.
2. Upacara adat/ritual adat baik dari suku Dayak maupun suku Melayu yang sangat
unik yaitu :
1. Dari suku Melayu berupa : Tarian Jepin, Syair, Pantun, Qasidah dan Hadrah yang sering
digunakan pada Upacara Adat dalam menyambut tamu tertentu baik itu pejabat negara
maupun daerah serta juga di gunakan pada saat upacara adat pesta perkawinan.
2. Dari suku Dayak berupa :

1. Baranangis dari suku Dayak Embaloh.


2. Nyonjoan dari suku Dayak Embaloh.
3. Mandung dari suku Dayak Taman.
4. Bejande, Betimang dan Bedudu dari suku Dayak Kantuk.
5. Dange’ dari suku Dayak Kayan mendalam.
6. Ngajat dan Sandauari dan Gawai Kenalang dari suku Dayak Iban.
7. Desa kerajinan/ sentra seni rupa yang terdapat hampir di semua kecamatan seperti: Tenun
Ikat Tradisional, Anyam-Anyaman, Manik-manik, Ukir-Ukiran, Tameng, Lukisan dan
Pandai Besi.
8. Perkampungan tradisional dengan ciri khas rumah tinggal yang masih tradisional berupa
Rumah Adat Betang Panjang serta pemukiman tradisional masyarakat Melayu Kapuas
Hulu :

Rumah Adat Betang Panjang yang masih Unik dari Suku Dayak antara lain :

1. Rumah Adat Betang Panjang Malapi Patamuan.


2. Rumah Adat Betang Panjang Semangkok.
3. Rumah Adat Betang Panjang Sungai Uluk Palin.
4. Rumat Adat Betang Panjang Bukung.

BAB III

A.KESIMPULAN

Budaya dalam Hukum Adat, dapat implementasikan sebagai bahan pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dengan model teks deskripsi dan teks prosedur,pada teks deskripsi.
Kemampuan pemahaman siswa akan lebih terarah jika penelitian mengenai Budaya dalam
Hukum Adat dijadikan sebagai teks pemodelan, karena teks tersebut merupakan gambaran
kehidupan budaya dan tradisi yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
B.SARAN

Harapan peneliti untuk penelitian selanjutkan agar dapat diterima dengan baik sebagai referensi
bagi penelitian sejenisnya dan peneliti menyarakan untuk peneliti selanjutnya dapat
menggunakan ide baru yaitu komputeriasi linguistik agar menambah lema pada kamus KBBI.
peneliti juga menyarakan adanya peneltianlanjutan mengenai leksikon dalam bahasa Dayak
Kantuk.

You might also like