You are on page 1of 25

Tugas Besar Irigasi

BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian Irigasi
Irigasi adalah menyalurkan air yang perlu untuk pertumbuhan tanaman
ketanah yang diolah dan mendistribusinya secara sistematis (Sosro darsonodan
Takeda, 2003). Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air
irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan,
irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak
(PPNo.20tahun 2006 tentangIrigasi). Irigasi adalah pemberian air kepada tanah
untuk menunjang curah hujan yang tidak cukup agar tersedia lengas bagi
pertumbuhan tanaman,(Linsley,Franzini,1992).Secara umum pengertian irigasi
adalah penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam- tanaman. (Hansen,dkk,1990)
Dalam Peraturan Pemerintah(PP)No.23/1982 Ps.1, pengertian irigasi,
bangunan irigasi,dan petak irigasi telah dibakukan yaitu sebagai berikut:
1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian.
2. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan
dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian pemberian dan penggunaannya.
3. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
4. Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi.

2.2 Tujuan dan Manfaat Irigasi


Irigasi merupakan suatu komponen terpenting dalam usaha pertanian. Tujuan
irigasi pada suatu daerah adalah upaya untuk penydiaan dan pengaturan air untuk
menunjang pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan dan
mendistribusikan secara teknis dan sistematis.
Berikut ini merupakan uraian dari manfaat suatu sistem irigasi, adalah sebagai
berikut :

Eko Muharifin - 30202000061


5
Tugas Besar Irigasi

1. Membasahi tanah
Pada tanah yang basah, tanaman mampu menghisap air dari tanah tersebut.
Selain itu, air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi tanaman. Bagi
tanaman, air dapat berfungsi sebagai berikut :
 Pelarut dan medium reaksi biokimia
 Penyusun tubuh tanaman (70%-90%)
 Medium transpor senyawa
 Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan
pembelahan sel)
 Bahan baku fotosintesis
 Menjaga suhu tanaman tetap konstan
2. Untuk mengatur pembasahan tanah,yang dimaksudkan adalah agar daerah
pertanian dapat diairi sepanjang waktu, baik pada musim kemarau maupun
pada musim hujan.
3. Untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang mengandung
unsur lumpur pada darah pertanian sehingga tanah dapat menerima unur-
unsur penyubur.
4. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan
endapan lupur yang dikandung oleh air irigasi.

2.3 Jaringan Irigasi


A. Jaringan irigasi Sederhana
Di dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air tidak diukur atau diatur
sehingga air akan lebih mengalir ke selarun pembuang. Persediaan air
biasanya berlimpah dengan kemiringan berkisar antara sedang sampai
curam. Oleh karena itu hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit
untuk sistem pembagian airnya (lihat gambar 2.1).

Eko Muharifin - 30202000061


6
Tugas Besar Irigasi

Gambar 2.1. Jaringan Irigasi Sederhana


Sumber : KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi yang masih sederhana itu mudah diorganisasi tetapi memiliki
kelemahan-kelemahan yang serius. Berikut ini merupkan kelemahan-
kelemahan jaringan irigasi sederhana :
a. Ada pemborosan air dan, karena pada umumnya jaringan ini terletak di
daerah yang tinggi, air yang terbuang itu tidak selalu dapat mencapai
daerah rendah yang lebih subur.
b. Terdapat banyak penyadapan yang memerlukan lebih banyak biaya lagi
dari penduduk karena setiap desa membuat jaringan dan pengambilan
sendiri-sendiri.
c. Karena bangunan pengelaknya bukan bangunan tetap/permanen, maka
umurnya mungkin pendek.

B. Jaringan Irigasi Semi Teknis


Perbedaan satu-satunya antara jaringan irigasi sederhana dan jaringan
semiteknis adalah bahwa jaringan semiteknis ini bendungnya terletak di
sungai lengkap dengan bangunan pengambilan dan bangunan pengukur di
bagian hilirnya. Mungkin juga dibangun beberapa bangunan permanen di
jaringan saluran.
Sistem pembagian air biasanya serupa dengan jaringan sederhana (lihat
Gambar 2.2). Adalah mungkin bahwa pengambilan dipakai untuk

Eko Muharifin - 30202000061


7
Tugas Besar Irigasi

melayani/mengairi daerah yang lebih luas dari daerah layanan pada jaringan
sederhana. Oleh karena itu biayanya ditanggung oleh lebih banyak daerah
layanan. Organisasinya akan lebih rumit jika bangunan tetapnya berupa
bangunan pengambilan dari sungai, karena diperlukan lebih banyak
keterlibatan dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum.

Gambar 2.2. Jaringan Irigasi Semi Teknis


Sumber : KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi

C. Jaringan Irigasi Teknis


Salah satu prinsip dalam perencanaan jaringan teknis adalah pemisahan
antara jaringan irigasi dan jaringan pembuang/pematus. Hal ini berarti bahwa
baik saluran irigasi maupun pembuang tetap bekerja sesuai dengan fungsinya
masing-masing, dari pangkal hingga ujung. Saluran irigasi mengalirkan air
irigasi ke sawah-sawah dan saluran pembuang mengalirkan air lebih dari
sawah-sawah ke saluran pembuang alamiah yang kemudian akan diteruskan
ke laut (lihat Gambar 2.3). Cara pembagian air yang paling efisien dengan
mempertimbangkan waktu merosotnya persediaan air serta kebutuhan
pertanian merupakan prinsip dari jaringan irigasi teknis. Jaringan irigasi
teknis memungkinkan dilakukannya pengukuran aliran, pembagian air irigasi
dan pembuangan air lebih secara efisien.

Eko Muharifin - 30202000061


8
Tugas Besar Irigasi

Gambar 2.3. Jaringan Irigasi Teknis


Sumber : KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi
2.3.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi
Dalam suatu jaringan irigasi dapat dibedakan adanya empat unsur
fungsional pokok (KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi, 1986), yaitu:
1. Bangunan-bangunan utama (headworks), di mana air diambil dari
sumbernya, umumnya sungai atau waduk,
2. Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke
petak-petak tersier,
3. Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem
pembuangan kolektif, air irigasi dibagi-bagi dan dialirkan
kesawahsawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem
pembuangan di dalam petak tersier;
4. Sistem pembuang berupa saluran dan bangunan bertujuan untuk
membuang kelebihan air dari sawah ke sungai atau saluran-saluran
alamiah.
Berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi pada Kriteria Perencanaan
Jaringan lrigasi dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (KP-01
Perencanaan Jaringan Irigasi, 1986), klasifikasi sistem jaringan irigasi
berdasarkan cara pengaturan pengukuran aliran dan kelengkapan
fasilitasnya, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, antara lain :

Eko Muharifin - 30202000061


9
Tugas Besar Irigasi

Secara umum klasifikasi jaringan irigasi berdasarkan cara pengaturan


pengukuran aliran dan kelengkapan fasilitasnya, dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel 2.1. Klasifikasi Jaringan Irigasi
Klasifikasi Jaringan Irigasi
No Parameter
Teknis Semiteknis Sederhana
Bangunan Bangunan permanen Bangunan
1 Bangunan Utama
permanen atau semi permanen Sementara
Kemampuan
bangunan dalam
2 Baik Sedang Jelek
mengukur dan
mengaturdebit
Saluran Irigasi Saluran Irigasi dan Saluran Irigasi
3 Jaringan saluran dan pembuang pembuang tidak dan pembuang
terpisah sepenuhnya terpisah jadi satu
Dikembangkan Belum dikembangkan Belum ada
sepenuhnya atau densitas jaringan
4 Petak Tersier
bangunan tersier terpisah yang
jarang dikembangkan
Efisiensi secara Tinggi (50-60%) Sedang (40-50%) Kurang
5
keseluruhan (<40%)
Tidak ada Sampai 2000 ha Tidak ada 500
6 Ukuran
batasan ha
Ada keseluruh Hanya sebagian areal Cenderung
7 Jalan Usaha Tani
areal tidak ada
Kondisi Ada instansi Belum teratur Tidak ada O &
Operasiona& yang menangani P
8
Pemeliharaan (O & dan dilaksanakan
P) dengan teratur
Sumber : KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi
Pengaturan tata letak dan memungkinkan pembagian air secara efisien.

Eko Muharifin - 30202000061


10
Tugas Besar Irigasi

Petak tersier harus terletak berbatasan langsung dengan saluran sekunder


atau saluran primer, kecuali apabila petak-petak tersier tidak secara
langsung terletak disepanjang jaringan saluran irigasi utama. Petak tersier
mempunyai batas-batas yang jelas misalnya : parit, jalan, dan batas desa.

2.3.2 Bangunan Irigasi


Berdasarkan Kriteria Perencanaan Perencanaan Jaringan Irigasi (KP-01
Perencanaan Jaringan Irigasi, 1986), bangunan irigasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
2.3.2.1 Bangunan Utama
Bangunan utama (head works) dapat didefinisikan sebagai
kompleks bangunan yang direncanakan di dan sepanjang sungai
atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan saluran
agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi. Bangunan utama terdiri
dari bendung dengan peredam energi, satu atau dua pengambilan
utama pintu bilas kolam olak dan (jika diperlukan) kantong lumpur,
tanggul banjir pekerjaan sungai dan bangunanbangunan pelengkap.

Gambar 2.4. Bangunan Utama


Sumber : KP-02 Bangunan Utama

Eko Muharifin - 30202000061


11
Tugas Besar Irigasi

a. Bendung, Bendung Gerak


Bendung (weir) atau bendung gerak (barrage) dipakai untuk
meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang
diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluranBendung gerak
adalah bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang dapat
dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi banjir besar dan
ditutup apabila aliran kecil. Di Indonesia, bendung adalah
bangunan yang paling umum dipakai untuk membelokkan air
sungai untuk keperluan irigasi.
b. Bendung karet
Bendung karet berfungsi meninggikan muka air dengan cara
mengembangkan tubuh bendung dan menurunkan muka air
dengan cara mengempiskan tubuh bendung yang terbuat dari
tabung karet dapat diisi dengan udara atau air.
c. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai
yang mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa
mengatur tinggi muka air di sungai.
d. Pengambilan dari Waduk
Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada
waktu terjadi surplus air di sungai agar dapat dipakai sewaktu-
waktu terjadi kekurangan air. Jadi, fungsi utama waduk adalah
untuk mengatur aliran sungai.
e. Stasiun pompa
lrigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan
secara gravitasi temyata tidak layak dilihat dari segi teknis
maupun ekonomis.
2.3.2.2 Bangunan Bagi dan Sadap
Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan
pintu dan alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi
sesuai jumlah dan pada waktu tertentu.

Eko Muharifin - 30202000061


12
Tugas Besar Irigasi

a. Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada


suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua
saluran atau lebih.
b. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau
sekunder ke saluran tersier penerima.
c. Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi satu
rangkaian bangunan.
d. Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk dua
saluran atau lebih (tersier, subtersier dan/atau kuarter).

Gambar 2.5. Saluran sekunder dengan bangunan pengatur dan sadap


ke berbagai arah
Sumber : KP-02 Bangunan

2.3.2.3 Bangunan Pengukur dan Pengatur


Untuk menyederhanakan operasi dan pemeliharaan, bangunan ukur
yang dipakai di sebuah jaringan irigasi hendaknya tidak terlalu
banyak, dan diharapkan pula pemakaian alat ukur tersebut bisa
benar-benar mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani.
Berikut ini merupakan bangunan ukur yan dianjurkan
pemakaiannya :
a. Di hulu saluran primer
Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk
pengukuran dan pintu sorong atau radial untuk pengatur.

Eko Muharifin - 30202000061


13
Tugas Besar Irigasi

b. Di bangunan bagi bangunan sadap sekunder


Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk
mengukur dan mengatur aliran. Bila debit terlalu besar, maka
alat ukur ambang lebar dengan pintu sorong atau radial bisa
dipakai seperti untuk saluran primer.
c. Di bangunan sadap tersier
Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn
atau jika fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur
Crump-de Gruyter. Di petak-petak tersier kecil di sepanjang
saluran primer dengan tinggi muka air yang bervariasi dapat
dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa
sederhana, di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk
ambang sebaiknya dipasang alat ukur parshall atau cut throat
flume. Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang panjang,
presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya, alat ukur cut throat
flume lebih pendek dan mudah pembacaannya
2.3.2.4 Bangunan Pengatur Muka Air
Bangunan-bangunan pengatur muka air mengatur/ mengontrol
muka air di jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang
diperlukan untuk dapat memberikan debit yang konstan kepada
bangunan sadap tersier.

Gambar 2.6. Bangunan pengatur


Sumber : KP-02 Bangunan

Eko Muharifin - 30202000061


14
Tugas Besar Irigasi

2.3.2.5 Bangunan Pembawa


Bangunan-bangunan pembawa membawa air dariruas hulu ke ruas
hilir saluran. Aliran yang melaluibangunan ini bisa superkritis atau
subkritis.
a. Bangunan pembawa dengan aliran superkritis
1. Bangunan terjun
Bangunan terjun dibuat bilamana kemiringan medan lebih
besar daripada kemiringan saluran rencana.
2. Bangunam got miring
Bangunan got miring merupakan saluran dengan pasangan
yang mempunyai kemiringan sangat besar. Bangunan ini
digunakan untuk menghindari banyaknya bangunan terjun.

Gambar 2.7. Got Miring


Sumber : KP-02 Bangunan

Eko Muharifin - 30202000061


15
Tugas Besar Irigasi

b. Bangunan pembawa dengan aliran subkritis


1. Gorong-gorong
Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran
lewat di bawah bangunan (jalan, rel kereta api) atau apabila
pembuang lewat di bawah saluran. Aliran di dalam gorong-
gorong umumnya aliran bebas.
2. Talang
Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas
saluran lainnya, saluran pembuang alamiah atau cekungan dan
lembah-lembah. Aliran di dalam talang adalah aliran bebas.

Gambar 2.8. Talang


Sumber : KP-02 Bangunan

3. Sipon
Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan
menggunakan gravitasi di bawah saluran pembuang,
cekungan, anak sungai atau sungai. Sipon merupakan

Eko Muharifin - 30202000061


16
Tugas Besar Irigasi

saluran tertutup yang direncanakan untuk mengalirkan air


secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan.

Gambar 2.9. Sipon


Sumber : KP-02 Bangunan

4. Jembatan sipon
Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas
dasar tinggi tekan dan dipakai untuk mengurangi ketinggian
bangunan pendukung di atas lembah yang dalam.
5. Flum (Flume)
 flum tumpu (bench flume), untuk mengalirkan air di
sepanjang lereng bukit yang curam
 flum elevasi (elevated flume), untuk menyeberangkan
air irigasi lewat di atas saluran pembuang atau jalan air
lainnya
 flum, dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of
way) terbatas atau jika bahan tanah tidak cocok untuk
membuat potongan melintang saluran trapesium biasa.

Eko Muharifin - 30202000061


17
Tugas Besar Irigasi

Gambar 2.10. Flum tumpu


Sumber : KP-02 Bangunan

6. Saluran tertutup
Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka
melewati suatu daerah di mana potongan melintang harus
dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-Iereng tinggi
yang tidak stabil.
7. Terowongan
Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomi/anggaran
memungkinkan untuk saluran tertutup guna mengalirkan air
melewati bukit-bukit dan medan yang tinggi. Biasanya aliran
di dalam terowongan adalah aliran bebas.

2.3.2.6 Bangunan Lindung


Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari
luar.

Eko Muharifin - 30202000061


18
Tugas Besar Irigasi

1. Bangunan Pembuang Silang


Yang termasuk bangunan pembuang silang adalah gorong-
gorong, sipon, dan overchute.
2. Pelimpah (Spillway)
Pengatur pelimpah diperlukan tepat di hulu bangunan bagi, di
ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-tempat
lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan. Bangunan
pelimpah bekerja otomatis dengan naiknya muka air.
3. Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)
Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan
sedimen sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi
persilangan dengan sungai.
4. Bangunan Penguras (Wasteway)
Untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan.
5. Saluran Pembuang Samping
Untuk menampung air buangan yang mengalir disamping
saluran irigasi ke bangunan pembuang silang atau, jika debit
relatif kecil dibanding aliran air irigasi, ke dalam saluran irigasi
itu melalui lubang pembuang.
6. Saluran Gendong
Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan
saluran irigasi, berfungsi mencegah aliran permukaan (run off)
dari luar areal irigasi yang masuk ke dalam saluran irigasi.

2.3.2.7 Jalan dan Jembatan


Jalan dan jembatan dibangun untuk keperluan inspeksi dan
pemeliharaan saluran irigasi oleh Dinas Pengairan. Selain sebagai
jalan inspeksi, masyarakat juga dapat menggunakannya untuk
keperluan-keperluan tertentu saja.

Eko Muharifin - 30202000061


19
Tugas Besar Irigasi

2.3.2.8 Bangunan Pelengkap


Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang
saluran meliputi:
1. Pagar, rel pengaman dan sebagainya, guna memberikan
pengaman sewaktu terjadi keadaan-keadaan gawat;
2. Tempat-tempat cuci, tempat mandi ternak dan sebagainya,
untuk memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa
merusak lereng;
3. Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan
(sipon dan gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang
hanyut;
4. Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi
penduduk.
5. Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani, dan
antara petani dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan
penyelesaian permasalahan yang terjadi di lapangan.

2.3.3 Saluran Irigasi


2.3.3.1 Jaringan Saluran Irigasi Utama
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yan diari.batas ujung saluran
primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak
tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas saluran
sekunder adalah pada bangunan sadap terakhir.
Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan
sumber yang memnberi air pada bangunan utama) ke jarinan irigasi
primer.
Salluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke
petak tersierlainnya.

Eko Muharifin - 30202000061


20
Tugas Besar Irigasi

2.3.3.2 Jaringan saluran Irigasi Tersier


Saluran irigasi teersier membawa air dari bangunan sadap tersier
di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu di saluran kuarter.
Batas ujung saluran ini adalah box bagi kuarter yang terakhir.
Saluran kuarter membawa air dari box bagi kuarter melalui
bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah.
2.3.3.3 Jaringan Saluran Pembuang Utama
Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran
pembuang sekunder yang keluar dari daerah irigasi. Saluran
pembuan primer seringberupa saluran pembuan alam yang
mengalirkan kelebihan air ke sungai, anak sungai atau ke laut.
Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan
pembuang tersier dan membuang air teersebut ke pembuang
primer atau langsung ke pembuang alam dan keluar daerah irigasi.
2.3.3.4 Jaringan Saluran Pembuang Tersier
Saluran pembuang tersier terletak di dan diantara petak-petak
tersier yang termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama, baik
dari pembuangan kuarter maupun dari sawah-sawah. Air tersebut
dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder.
Saluran pembuang sekunder menerima buangan air dari saluran
tersier yang menampung air langsung dari sawah.

2.3.4 Standar Tata Nama


Nama-nama yang diberikan untuk saluran-saluran irigasi dan pembuang,
bangunan-bangunan dan daerah irigasi harus jelas dan logis. Nama yang
diberikan harus pendek dan tidak mempunyai tafsiran ganda (ambigu).
Nama-nama harus dipilih dan dibuat sedemikian sehingga jika dibuat
bangunan baru kita tidak perlu mengubah semua nama yang sudah ada( KP
– 01 Perencanaan Jaringan Irigasi, 1986).
a. Daerah Irigasi
Nama yang diberikan sesuai dengan daerah setempat, atau desa terdkat
dengan jaringan bangunan utama atau sungai yang airnya diambil untuk

Eko Muharifin - 30202000061


21
Tugas Besar Irigasi

keperluan irigasi. Apabila ada dua pengambilan atau lebih maka daerah
irigasi tersebtu sebaiknya diberi nama sesuai dengan desa terdekat
didaerah layanan setempat.
b. Jaringan irigasi utama
Saluran irigasi primer diberi nama sesuai dengan daerah irigasi yang
dilayani. Saluran irigasi sekunder diberi nama sesuai dengan nama desa
yang terletak di petak sekunder. Petak sekunder sebaiknya diberi nama
sesuai dengan nama saluran sekundernya.

Gambar 2.11. Standar sistem tata nama untuk skema irigasi

Eko Muharifin - 30202000061


22
Tugas Besar Irigasi

Gambar 2.12. Standar system nama untuk skema irigasi


Sumber : KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi
c. Jaringan irigasi tersier
Petak tersier diberi nama sesuai dengan bangunan sadap tersier di
jaringan utama.
Ruas-ruas saluran tersier dibri nama sesuai dengan nama box yang
trletak diantara kedua box. Box tersier diberi kode T, lalu diikuti nomor
urut menurut arah jarum jam.
Petak kuarter diberi nama sesuai dengan petak rotasi, diikuti dengan
nomor urut.diberi kode A,B,C, dst.
Box kuarter diberi kode K, diikuti nomor urut. Misal : K1, K2, K3, dst.
Saluran kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang dilayani
tetapi dengan huruf kecil (a1, a2, a3, dst).

Eko Muharifin - 30202000061


23
Tugas Besar Irigasi

Gambar 2.13. Sistem tata nama petak rotasi dan kuarter


Sumber : KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi
d. Jaringan pembuang
Pembuang sekunder pada umumnya berupa sungai atau anak sungai
yang lebih kecil. sungai/anak sungai tersebut akan ditunjukkan dengan
sebuah huruf bersama-sama dengan nomor seri. Nama-nama ini akan
diawali dengan huruf d (d = drainase).

Gambar 2.14. Sistem tata nama jaringan pembuang


Sumber : KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi
2.3.5 Peta Petak
Peta Petak adalah peta yang menggambarkan atau menunjukkan segala
informasi, lokasi dan arah saluran pembawa / pembuang, bangunan utama /
pelengkap, jalan batas petak primer, sekunder dan tersier yang dapat dialiri

Eko Muharifin - 30202000061


24
Tugas Besar Irigasi

berdasarkan keadaan topografi daerah tersebut, dalam skala 1 : 5000 atau 1


: 10000 dan seterusnya.
Petak Primer adalah suatu petak yang merupakan gabungan beberapa petak
tersier, pengambilan airnya melalui saluran primer.
Petak Sekunder adalah suatu petak yang merupakan gabungan beberapa
petak tersier, pengambilan airnya melalui saluran sekunder yang
bersangkutan.
Petak Tersier adalah suatu petak yang merupakan gabungan beberapa petak
kuarter, merupakan kumpulan sawah-sawah yang mendapat air dari saluran
tersier / kuarter melalui bangunan bagi atau sadap. Luas areanya antara 75
sampai 150 Ha, tergantung dari topografi nya.
Petak Kuarter adalah gambaran dari petak-petak sawah dengan luas area ≤
15 Ha tergantung dari topografi.

2.3.6 Kebutuhan dan Pembagian Air


1.) Kebutuhan air untuk Irigasi
Kebutuhan air untuk Irigasi dipengaruhi oleh :
 Kebutuhan air di petak-petak sawah
 Efisiensi Jaringan Irigasi
 Kebutuhan-kebutuhan lainnya

2.) Pembagian air


Pada Irigasi teknis, cara operasi pembagian air dilaksanakan dengan
beberapa cara yang tergantung dari besar kecilnya debit air yang
tersedia.
Cara-cara pembagian air tersebut ialah :
a. Pemberian air terus-menerus
Pada cara ini semua areal irigasi diberi air terus-menerus. Cara ini
dapat dilaksanakan bila debit air (Q) yang tersedia > 80% dari Q
yang dibutuhkan.
b. Pemberian air bergiliran atau rotasi

Eko Muharifin - 30202000061


25
Tugas Besar Irigasi

Cara ini dilakukan bila cara pengairan terus-menerus tidak dapat


dilakukan lagi atau Q yang tersedia ≤ 80% dari Q yang dibutuhkan.
Pada cara ini, suatu areal irigasi dibagi-bagi menjadi golongan yang
tergantung dari:
 Lokasi atau letak bangunan bagi / sadap
 Luas areal masing-masing bangunan
 Fluktuasi debit
2.3.7 Tahapan Perencanaan
Untuk memenuhi urutan kegiatan perencanaan irigasi, baik yang bersifat
baru maupun rehabilitasi, perlu dilakukan penelitian apakah proyek
tersebut feasible, atau tidak baik secara teknis maupun ekonomis. Dibawah
ini akan disinggung secara garis besar tahapan design dan informasi lain
yang diperlukan dalam perencanaan.

Syarat Pemilihan Lokasi


Dalam pemilihan irigasi baru perlu beberapa persyaratan, setidaknya harus
dipenuhi beberapa faktor yang dominan, antara lain :
- Keadaan Tanah
Tanah pada daerah lokasi tersebut pemilihannya harus cocok untuk
pertanian sesuai dengan jenis yang direncanakan. Ini bisa dilakukan
penyelidikan kesesuaian tanah pada lokasi yang akan direncanakan.
- Ketersediaan Air
Penelitian air perlu dilakukan agar mengetahui seberapa banyak air
tersedia serta kualitasnya, apakah air tersebut cocok untuk pertanian
atau tidak.
Hasil penelitian maupun penyelidikan ini diambil dari data debit
maupun data hujan, serta langsung dari lapangan baik data harian,
bulanan maupun tahunan dari hasil perhitungan tersebut dapat
mengetahui berapa areal yang bisa dialiri dan pembagian pola
tanamnya, sesuai dengan ketersediaan air setiap bulannya, begitu juga
untuk kualitasnya.

Eko Muharifin - 30202000061


26
Tugas Besar Irigasi

- Penduduk
Keadaan penduduk baik jumlah maupun kebudayaan dan sosial
ekonomi perlu diketahui hal ini penting jangan sampai penduduk
yang tidak senang bertani dipaksa untuk bertani sehingga bisa
mengakibatkan hasilyang kurang maksimal, jumlah penduduk perlu
diketahui agar bisa memproyeksi kebutuhan penggarap untuk areal
pertanian tersebut, membuat program pendatangan penduduk baru
(transmigrasi).

- Daerah Banjir
Untuk daerah yang berpotensi banjir seyogyanya tidak diprioritaskan,
karena hal ini memerlukan biaya yang cukup besar.
- Status Tanah
Status kepemilikan tanah perlu dilakukan penelitian, hal ini perlu
jangan sampai setelah proyek dibangun, rencana untuk pertanian tidak
bisa berjalan akibat pemilik tanah masih ada sengketa dan lain-lain.
- Pasar
Adanya lokasi pemasaran sangat memegang peranan penting, hasil
yang didapat oleh petani harus dapat segera dipasarkan sehingga roda
ekonomi bisa berjalan.
- Jalan Masuk
Jalan masuk ke lokasi perlu mendapat perhatian, agar proses penjualan
hasil pertanian maupun kegiatan ekonomi lainnya berjalan lancar.
2.3.8 Tata Letak Saluran dan Bangunan
a.) Kriteria pemilihan Letak saluran
Dalam setiap saluran Irigasi, pada tiap daerah diperlukan perhitungan
tertentu. Saluran Induk, sedapat mungkin bisa menjangkau semua areal
yang telah direncanakan. Selain itu, efisiensi kerja dan biaya juga
harus diperhitungkan.
Maksudnya, dalam pelaksanaan pekerjaan, waktu dan biaya harus
dapat ditekan seminimal mungkin. Disamping itu, pertimbangan
kehilangan air pada saluran induk perlu diusahakan sampai batas

Eko Muharifin - 30202000061


27
Tugas Besar Irigasi

timbunan. Karena, dikhawatirkan akan terjadi kebocoran atau mudah


dicuri.
Perlu juga direncanakan tata letak atau lay out, agar dalam
pembuatannya nanti tidak mengalami kesulitan dan pemeliharaannya
jangan sampai menghabiskan biaya melebihi yang direncanakan.Maka,
perencanaan harus benar-benar dilakukan dengan cermat dan teliti.
b.) Kriteria penempatan bangunan bagi dan sadap
Bangunan sadap adalah bangunan yang digunakan untuk menyadap
atau mengambil air dari sungai / waduk melalui saluran induk jaringan
irigasi tersebut.
Bangunan sadap direncanakan untuk mengalirkan air yang debit nya
dapat diatur sesuai dengan luas daerah yang akan dialiri.
Konstruksinya dibuat sedemikian rupa agar dapat mencegah adanya
kotoran / benda yang hanyut atau masuk dan mencemari saluran irgasi
tersebut.
Penempatan bangunan sadap primer pada tempat terjadinya belokan,
diletakkan pada sisi sebelah luar. Karena dengan demikian, air dapat
lebih mudah masuk ke banguan sadap dibandingkan penempatannya
pada sisi sebelah dalam belokan.

2.3.9 Penentuan Petak dan Luas Areal Serta Nomenklatur


1. Kriteria pembagian areal menjadi petak tersier
Luas suatu petak tersier yang baik adalah 75-150 Ha. Bila suatu petak
tersier luasnya lebih dari 150 Ha, maka sebaiknya petak tersier itu dibagi
menjadi 2 sehingga luasnya menjadi kira-kira 75-150 Ha.
Berdasarkan pada hasil pembagian petak tersier dan kuarter di dalam
petak dan kontur prarencana, maka dapat direncanakan areal saluran
baik saluran pembawa maupun saluran saluran pembuang dalam areal
tersebut.
Bangunan yang memerlukan kemiringan saluran, disesuaikan dengan
kemiringan di lapangan. Dengan ketentuan, kecepatan air yang mengalir
di saluran tersebut dalam batas yang diijinkan. Panjang maksimum

Eko Muharifin - 30202000061


28
Tugas Besar Irigasi

saluran kuarter adalah 500 m. Sedangkan jarak maksimumnya adalah


300 m.
2. Pengukuran dan perhitungan luas petak
Dari gambar rencana yang telah dibuat serta batasan-batasan jarak
tersiernya, perlu dilakukan perhitungan luas petak tersier yang telah
ditentukan, selanjutnya bisa ditentukan debit sekundernya.
3. Nomenklatur ( pemberian nama, singkatan dan nomor )
Tiap-tiap perencanaan dari petak tersier harus dilengkapi dengan suatu
data penjelasan nomenklatur. Pemberian nama ini memuat secara
lengkap keterangan yang berhubungan dengan perencanaan petak tersier
yang bersangkutan, antara lain :
 Pembagian petak tersier dan luas areal masing-masing.
 Saluran-saluran bangunan yang harus dibuat.

Pemberian nomenklatur ini berfungsi untuk mengetahui letak saluran


bangunan yang akan dikerjakan. Nomenklatur ini cukup ditulis
sesingkat mungkin, tetapi jelas dalam pembacaannya.
Berdasarkan perencanaan tata letak saluran dan bangunan serta
nomenklatur maka dibuat perencanaan dimensi saluran irigasi dengan
menggunakan tabel irigasi dan rumus strikler :
V = k. R2/3. I1/2
Q = V. A
A = b. h + m. h2

P = b +2h √𝑚 + 1

R =

Keterangan :
Q = Debit Rencana (m3/dt) V = Kecepatan Aliran (m/dt)
A = Luas Basah (m2) m = Kemiringan Talud
h = Kedalaman Air (m) b = Lebar Saluran (m)
k = Koefesien Strikler R = Jari-Jari Hidrolis (m)
I = Kemiringan Saluran (m) P = Keliling Basah

Eko Muharifin - 30202000061


29

You might also like